Anda di halaman 1dari 13

Miskonsepsi

Materi Garis
dan Sudut
Nama Kelompok :



(SMP)
Annisa Aulia (18184202003)
Ubit Kandi Ariwiji (18184202005)
M. Choiron (18184202013)
• Anis Fitriyah (18184202026)
• Denti Kurnia Puspita (18184202037)
Garis dan Sudut
Pada domain geometri, salah
satu topik yang perlu untuk
dipelajari siswa adalah topik garis
dan sudut. Topik-topik tersebut
merupakan komponen penting
dalam geometri karena topik
tersebut dibutuhkan untuk topik-
topik lain dalam geometri seperti
pada topik perbandingan,
kesebangunan, kongruensi,
bangun datar, bangun ruang,
trigonometri, dan yang lainnya.
Namun faktanya masih ditemukan
kesulitan yang dialami siswa pada
Miskonse
psi yang
Sering
Dialami
Siswa
Terkait dengan topik sudut dan
pasangan sudut dalam garis-garis 1
sejajar ditemukan bahwa siswa masih
kesulitan dalam memahami hubungan
antar
Soal 1.1sudut seperti sudut sehadap atau
sudut bersebrangan

Pada Soal 1.1 terlihat siswa menjawab


A1 dan B6 sehadap. Siswa menganggap
bahwa disebut sudut sehadap jika sudut
tersebut berhadapan. Hal tersebut
terjadi karena siswa kurang memahami
istilah dan bahasa yang ada pada topik
Siswa belum memahami konsep pasangan sudut dan kesulitan

2 dalam mengkontruksi garis bantu untuk menyelesaikan soal yang


diberikan. Perhatikan pertanyaan berikut :

Soal 1.2
2

 Dari jawaban ini terlihat bahwa siswa dapat


menemukan ukuran sudut yang ditanyakan.
tetapi dengan kekeliruan pada prosesnya. Siswa
mengkontruksi sebuah ruas garis dari titik B ke
titik D sehingga membentuk segitiga.
Berdasarkan hal tersebut siswa diduga telah
mengetahui prinsip jumlah ukuran sudut pada
segitiga. Namun, siswa keliru di dalam
menentukan ukuran-ukuran sudut eksterior pada
segitiga tersebut. Siswa menganggap bahwa dari
kontruksi garis tersebut akan membentuk dua
buah sudut siku-siku yang berukuran 90.
Pembahasan sudut dalam segitiga:

3 Pembahasan :
P:“Menurutmu sudut lancip tuh apa dek pengertiannya?”
S: “Sudut yang besarnya lebih dari 90˚.”
P: “Kamu bisa yakin banget gitu dek, emang tau kayak gini dari
mana?”
S: “Yakin nhu mbak, ini kan pelajaran sebelumnya dulu”
P: “Pas pelajaran sering disuruh menentukan jenis segitiga gitu
gak?” S: “Enggak sih mbak, cuma sekali”
Dalam petikan 7 diketahui penyebab miskonsepsi yang terjadi
karena konsepsi siswa tentang segitiga lancip yang salah. Menurut
siswa, materi tentang macam-macam segitiga ini juga tidak terlalu
banyak dibahas.
4

Pembahasan:
P: “ Mana yang merupakan sudut siku-siku dek?”
S : “ Ini mbak, yang B mbak.”
P : “ Kok bisa siku-siku gimana?”
S : “ Lha ini mbak.” (sambil menunjuk sudut siku-siku pada
gambar segitiga B)
P:”Emng ini apa dek?”
S: “Siku-sikunya mbak”
P: “Besar sudut siku-siku berapa dek, tau gak?”
S: “Tau mbak, 90˚ kan?”
Dalam petikan 8 diketahui bahwa siswa mengerti bahwa
segitiga siku-siku memiliki sudut siku-siku. Siswa melihat
berdasarkan tanda siku-siku pada gambar. Tapi siswa juga
tahu bahwa besar sudut siku-siku adalah 90˚.
Pembahasan :

5 P: “Ya. Kalau segitiga siku-siku memiliki berapa buah sudut yang


besarnya 90˚?”
S: “Satu mbak”
P: “Kalau misal sudut siku-sikunya dua buah, berarti termasuk
segitiga siku-siku gak?”
S: “Emm, gimana ya mbak aku bingung.”
P: “Lha gimana dek, coba digambar atau dibayangin aja”
S: (diam sejenak) “Bentuk segitiganya seperti apa ya mbak kalau
sudut siku-sikunya dua buah?”
P: “Seperti apa ya? Hehe. Lha bisa terbentuk segitiga gak dek?” S:
“Menurutku bisa mbak, cuma aku belum kebayang bentuknya.”
Dalam petikan 9 siswa paham definisi segitiga siku-siku. Namun
siswa mengalami miskonsepsi terkait besar sudut dalam sebuah
segitiga. Menurut siswa ada kemungkinan sebuah segitiga memiliki
dua buah sudut siku-siku. Di sini siswa kurang memperhatikan
konsep lain yang berkaitan.
Pembahasan :
P: “Pengertian sudut tumpul menurutmu apa dek?” 6
S: “Sudut yang besarnya kurang dari 90˚ mbak”
P : “ Kamu tau gitu dari mana dek tentang yang aku tanyain
tadi?” S : “Setauku ya gitu mbak.”
P: “Setaumu dari buku, dari guru, atau darimana?”
S: “Ya dari pelajaran, trus dari materi sebelumnya juga”
Dari petikan 13 diketahui bahwa terdapat prakonsepsi yang
salah yaitu tentang sudut tumpul. Hal ini mengakibatkan
terjadi miskonsepsi siswa pada definisi segitiga tumpul.
Prakonsepsi yang salah didapatkan siswa berdasarkan
pemahaman yang dia peroleh dari berbagai sumber belajar.
 
2 Hal ini menunjukan bahwa siswa
tersebut masih berada pada level
visualisasi karena memandang bentuk
geometri hanya dari penampakan
visualnya saja tanpa melihat sifat-sifat
yang ada pada bangun geometri
tersebut. Selain itu, berdasarkan
jawaban siswa tersebut juga terlihat
Oleh
bahwa karena itu, memahami
siswa belum dalam proses
notasi
pembelajaran
yang dapat berupa guru istilah
juga (bahasa)
perlu
memperhatikan
ataupun lambangcara berkomunikaasi
(simbol).
dengan peserta didik. Haruslah
menggunakan bahasa yang sesuai
dengan level berpikir siswanya agar
apa yang ingin disampaikan dapat
tersampaikan dengan baik.
Dapat disimpulkan bahwa salah satu
alasan miskonsepsi siswa dalam
memahami materi tentang garis dan
sudut adalah
1. Kurangnya pemahaman siswa
mengenai rumus atau definisi.
2. Pembelajaran yang dimulai dari
penjelasan konsep tanpa memberi
kesempatan pada anak untuk
melakukan aksi sendiri melalui
proses pencarian dan eksplorasi
sama artinya dengan
menghilangkan situasi aksi yang
merupakan bagian penting dari
proses belajar.
3. Bahan ajar yang digunakan guru
pada saat pembelajaran harus
Thanks
!

Anda mungkin juga menyukai