Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LOGIKA MATEMATIKA

DOSEN MATA KULIAH


Dr. Saleh Haji, M.Pd

Disusun Oleh
A. Naashir M. Tuah Lubis

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
BENGKULU
2016
BAGIAN I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa logika, penalaran dan
argumentasi sangat sering digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari.. Topik ini sangat penting
karena dapat meningkatkan daya nalar kita dan dapat diaplikasikan di dalam kehidupan nyata.
Di dalam matematika, hukum-hukum logika menspesifikasikan makna dari pernyataan
matematis. Hukum-hukum logika tersebut membantu kita untuk membedakan antara argumen yang
valid dan tidak valid. Logika juga digunakan untuk membuktikan teorema-teorema di dalam
matematika
Oleh karena itu, kompetensi yang hendak dicapai adalah agar para mahasiswa memiliki
kemampuan dan keterampilan dalam hal mengembangkan dan memanfaatkan logika yang dimiliki
serta menambah pengetahuan tentang materi ini.
B. TUJUAN
Makalah ini disusun dengan maksud untuk memberikan tambahan pengetahuan sekaligus
sebagai tugas mata kuliah Matematika Sekolah.

1
BAGIAN II
TEORI

A. Pengertian Logika Matematika


Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa Matematika,
yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan
universal/dapat dipakai dimana-mana.
B. Pernyatan
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar
dan salah (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian
antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya. Istilah-istilah lain dari pernyataan
adalah kalimat matematika tertutup, kalimat tertutup, kalimat deklaratif, statement atau proposisi.
Perhatikan beberapa contoh berikut!
1. Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam
2. 4 + 3 = 8
3. Rapikan tempat tidurmu!
Contoh nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan keduanya adalah
pernyataan. Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai benar atau salah, sehingga bukan pernyataan.

Kalimat Terbuka adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat terbuka
biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan konstanta
dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan.
Variabel (Peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu dalam semesta
pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang menunjukkan anggota tertentu dalam
semesta pembicaraan. Pengganti variabel yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan
yang bernilai benar, disebut selesaian atau penyelesaian. Contoh kalimat terbuka
1. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2. x + 2 = 8
Suatu kalimat selain dibedakan atas pernyataan dan bukan pernyataan, kalimat juga
dibedakan pula atas pernyataan tunggal dan pernyataan majemuk. Pernyataan tunggal atau
pernyataan sederhana adalah pernyataan yang tidak memuat pernyataan lain atau sebagai
bagiannya, sedangkan pernyataan majemuk dapat merupakan kalimat baru yang diperoleh dengan
cara menggabungkan beberapa pernyataan tunggal.

2
Dua pernyataan tunggal atau lebih dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat baru yang
merupakan pernyataan majemuk, sedangkan tiap pernyataan bagian dari pernyataan majemuk
disebut komponen-komponen pernyataan majemuk. Komponen-komponen dari pernyataan
majemuk itu tidak selamanya harus pernyataan tunggal, tetapi mungkin saja pernyataan majemuk.
Namun yang terpenting adalah bagaimana menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal menjadi
pernyataan majemuk.

C. Operasi Dalam Logika dan Tabel Kebenaran


Operasi dalam matematika yaitu menggabungkan peryataan-pernyatan tunggal yang
menghasilkan pernyataan majemuk. Operasi-operasi yang dapatakan kita temui berupa kata
sambung logika (connective logic). Berikut ini adalah operasi dalam logika:

1. Ingkaran atau Negasi


Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh dengan
menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran dari
suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila peryataan
p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya. Jika p adalah pernyataan tunggal,
maka ~p adalah pernyataan majemuk.
Definisi: Suatu pernyataan dan negasinya mempunyai nilai kebenaran yang berlawanan.
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:

p ~p
B S
S B

Contoh:
p : Jakarta ibukota negara Republik Indonesia
~p : Jakarta bukan ibukota negara Republik Indonesia

2. Konjungsi (p ˄ q)
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan tunggal
dengan memakai kata perangkai “dan” disebut konjungsi. Adapun kata perangkai yang lain yaitu
kata tetapi, maupun, dll .Operasi konjungsi dilambangkan dengan “  “
Definisi: Sebuah konjungsi bernilai benar jika komponen-komponennya bernilai
benar, dan bernilai salah jika salah satu dari komponennya bernilai salah

3
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:

p q p˄q
B B B
B S S
S B S
S S S
3. Disjungsi (p ˅ q)
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
tunggal dengan memakai kata perangkai atau disebut disjungsi. Operasi disjungsi dilambangkan
dengan “  “
Definisi: Sebuah disjungsi inklusif bernilai benar jika paling sedikit salah satu komponennya
bernilai benar, sedangkan disjungsi eksklusif bernilai benar jika paling sedikit
komponennya bernilai benar tetapi tidak kedua-duanya.
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:

Disjungsi Inklusif: Disjungsi Eksklusif:


p q p˅q p q p˅q
B B B B B S
B S B B S B
S B B S B B
S S S S S S

4. Implikasi (p → q)
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan tunggal
dengan memakai kata perangkai Jika...maka...disebut implikasi. Operasi implikasi dilambangkan
dengan “ → “
Definisi: Sebuah pernyataan implikasi hanya salah jika antesedennya benar dan konsekwennya
salah, dalam kemungkinan lainnya implikasi bernilai benar.
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:

p q p→q
B B B
B S S
S B B
S S B

4
5. Biimplikasi atau Bikondisional (p ↔ q)
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
tunggal dengan memakai kata perangkai …… jika dan hanya jika …… disebut biimplikasi. Operasi
biimplikasi dilambangkan dengan “ ↔ “
Definisi: Sebuah pernyataan biimplikasi bernilai benar jika komponen-koponennya mempunyai
nilai kebenaran sama, dan jika komponen-koponennya mempunyai nilai kebenaran tidak
sama maka biimplikasi bernilai salah.
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:

p q p↔q
B B B
B S S
S B S
S S B
D. Bentuk-Bentuk Pernyataan
Bentuk-bentuk pernyataan dalam logika dapat dibedakan dalam
1. Kontradiksi, suatu bentuk pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya salah dalam segala
hal tanpa memandang nilai kebenaran dari komponen-komponennya.
2. Tautologi, suatu bentuk pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya benar dalam segala
hal tanpa memandang nilai kebenaran dari komponen-komponennya.
3. Kontingensi, suatu bentuk pernyataan majemuk yang bukan kontadiksi maupun tautologi.
4. Ekivalen, dua atau lebih pernyataan majemuk yang memiliki nilai kebenaran yang sama.
Pernyataan yang ekivalen dinotasikan dengan “≡” atau “≈”
Contoh:
1. (p ˄ q) ˄ ~(p ˅ q) adalah kontradiksi

p q p˄q p˅q ~(p ˅ q) (p ˄ q) ˄ ~(p ˅ q)


B B B B S S
B S S B S S
S B S B S S
S S S S B S
2. p ˅ ~ (p ˄ q) adalah tautologi
p q p˄q ~(p ˄ q) p ˅ ~(p ˄ q)
B B B S B
B S S B B
S B S B B
S S S B B
3. ~(p ˄ q) dan ~p ˅ ~q adalah kontingensi
5 1
p q p˄q ~(p ˄ q) p q ~p ~q ~p ˅ ~q
B B B S B B S S S
B S S B B S S B B
S B S B S B B S B
S S S B S S B B B
4. Pada contoh nomor 3, kedua pernyataan tersebut adalah ekivalen. Hal tersebut dapat kita
lihat dari nilai kebenaran yan diperoleh.
E. Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari pernyataan berbentuk implikasi dapat kita turunkan pernyataan-pernyataan baru yang
disebut invers, konvers, dan kontraposisi.
 Jika suatu bentuk implikasi p  q diubah menjadi q  p disebut konvers
 Jika suatu bentuk implikasi p  q diubah menjadi ~ p  ~ q disebut invers
 Jika suatu bentuk implikasi p  q diubah menjadi ~ q  ~ p disebut kontraposisi
Skema konvers, invers dan kontraposisi dapat dilihat sbb:

pq Konvers qp

Invers Kontraposisi Invers

~p  ~q Konvers ~q  ~p

Tabel kebenaran implikasi, konvers, invers, dan kontraposisi.


Implikasi Konvers Invers Kontraposisi
p q ~p ~q
pq qp ~p  ~q ~q  ~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B

Contoh:
Implikasinya yaitu “ Jika binatang itu bertubuh besar maka binatang itu disebut gajah “
Konvers : Jika binatang itu disebut gajah maka binatang itu bertubuh besar
Invers : Jika binatanag itu tidak bertubuh besar maka binatang itu bukan gajah
Kontraposisi: Jika binatang itu bukan gajah maka binatang itu tidak bertubuh besar

F. Menarik Kesimpulan (Inferensi) 6


1. Premis dan Argumen
Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut premis,
sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah
dibuktikan sebelumnya.
Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau
lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini
selayaknya (supposed to) diturunkan dari premis-premis.
2. Aturan Penyimpulan
a. Modus Ponen
Premis 1 :pq
Premis 2 :p
Konklusi :q

Contoh :
Jika 20 habis dibagi 2, maka 20 adalah bilangan genap
20 habis dibagi 2
20 adalah bilangan genap
b. Modus Tolen :
Premis 1 :pq
Premis 2 :~q
Konklusi :~p
Contoh:
Jika n bilangan ganjil, maka n2 bernilai ganjil
n2 bernilai genap
n bukan bilangan ganjil
c. Silogisma :
Premis 1 :pq
Premis 2 :qr
Konklusi :pr
Contoh :
Jika seorang laki-laki adalah bujangan, maka ia tidak bahagia
Jika seorang laki-laki tidak bahagia, maka ia berumur pendek
 Para bujangan berumur pendek
d. Silogisma Disjungtif
7
Premis 1 :pq
Premis 2 :~q
Konklusi :p
Contoh :
Saya belajar dengan giat atau saya menikah tahun depan
Saya tidak belajar dengan giat
Saya menikah tahun depan

e. Konjungsi
Premis 1 :p
Premis 2 :q
Konklusi :pq
Artinya : p benar, q benar. Maka p  q benar.
Contoh :
Jono mengambil kuliah Analisis Real
Jono mengulang kuliah Matematika Diskrit
 Jono mengambil kuliah Analisis Real dan mengulang kuliah Matematika Diskrit
f. Tambahan (Addition)
Premis 1 :p
Konklusi :pq
Artinya : p benar, maka p  q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang
dimiliki q).
Contoh :
Jini mengambil kuliah Analisis Real
 Jini mengambil kuliah Analisis Real dan mengulang Statistik Pendidikan
g. Simplifikasi :
Premis 1 :p˄q
Konklusi :p
Contoh :
Tika adalah mahasiswa UNIB dan mahasiswa UI. Karena itu, Tika adalah mahasiswa
UNIB”

Menggunakan simplifikasi, dapat juga ditulis dengan cara:


8
Tika adalah mahasiswa UNIB dan mahasiswa UI.
 Tika adalah Mahasiswa UNIB.
Simplifikasi berikut juga benar:
Tika adalah mahasiswa UNIB dan mahasiswa UI
Tika adalah mahasiswa UI
G. Hukum-Hukum logika Proposisi
1. Hukum Identitas 2. Hukum null/dominasi
a. p ˅ S ≡ p a. p ˄ S ≡ S
b. p ˄ B ≡ p b. p ˅ T ≡ T
3. Hukum Negasi 4. Hukum Idempoten
a. p ˅ ~p ≡ B a. p ˅ p ≡ p
b. p ˄ ~p ≡ S b. p ˄ p ≡ p
6. Hukum Penyerapan (absorpsi)
5. Hukum Involusi (Negasi Ganda)
a. p ˅ (p ˄ q) ≡ p
 ~(~p)≡p
b. p ˄ (p ˅ q) ≡ p
7. Hukum Komutatif 8. Hukum Asosiatif
a. ( p  q ) ≡ ( q  p ) a. ( p ˅ q ) ˅ r ≡ p ˅ ( q ˅ r )
b. ( p ˅ q ) ≡ ( q ˅ p ) b. ( p  q )  r ≡ p  ( q  r )
9. Hukum Distributif 10. Hukum De Morgan
a. ( p ˅ q ) r ≡ ( p  r ) ˅ ( q  r ) a. ~ ( p  q ) ≡ ~ p ˅ ~ q
b. ( p  q )˅ r ≡ ( p ˅ r )  ( q ˅ r ) b. ~ ( p V q ) ≡ ~ p  ~ q

Bukti hukum penyerapan: p ˄ (p ˅ q) ≡ p


Penyelesaian :
p ˄ (p ˅ q) ≡ (p ˅ S) ˄ (p ˅ q) (Hukum Identitas)
≡ p ˅ (S ˄ q) (Hukum Distributif)
≡p˅S (Hukum Null)
≡p (Hukum Identitas)

Anda mungkin juga menyukai