Anda di halaman 1dari 7

Proposisi Majemuk Lembar Kerja Mahasiswa

Ir. Galih Wasis Wicaksono, M.Cs 1/1/21 Logika & Komputasi


MATERI IV: PROPOSISI MAJEMUK

A. PRETEST
1. Buatlah tabel kebenaran dari proposisi berikut, berdasarkan akhiran NIM, kerjakan soal
dibawah ini:
a. A Ʌ ¬ (¬A → A)
b. (A → B) ↔ (B → A)
c. (A → B) → ((A → ¬B) → ¬A)
d. ¬(¬A Ʌ A) V A
e. (A ↔ B) → (B ↔ A)
f. (¬A → B) → ((¬A → ¬B) → A)
2. Buatlah tabel kebenaran dari proposisi berikut berdasarkan akhiran NIM, kerjakan soal
dibawah ini (ex: NIM 100 (genap), NIM 101 (ganjil):
Genap:
Jika Budi pergi bermain bola, maka Wati tidak bermain lompat tali dan Wati menanak nasi,
jika dan hanya jika, jika Wati bermain lompat tali maka Budi tidak bermain bola.
Ganjil:
Jika Ani berangkat kekampus jika dan hanya jika Adi mengendarai sepeda motor, maka Adi
mengendarai sepeda motor atau Ali tidak mengerjakan tugas.

B. SKEMA
Skema merupakan suatu cara untuk menyederhanakan suatu proposisi majemuk yang rumit
dengan memberi huruf tertentu untuk menggantikan satu subekspresi atau sub-subekspresi.

Contoh 1:
P = (A Ʌ B) dan Q = (A V B), maka (P → Q) = ((A Ʌ B)→(A V B))
Sehingga :
1. Ekspresi apa saja berbentuk (¬P) disebut negasi.
2. Ekspresi apa saja berbentuk (P Ʌ Q) disebut konjungsi.
3. Ekspresi apa saja berbentuk (P V Q) disebut disjungsi.
4. Ekspresi apa saja berbentuk (P → Q) disebut implikasi.
5. Ekspresi apa saja berbentuk (P ↔ Q) disebut biimplikasi.
Sekarang perhatian aturan berikut:
1. Semua ekspresi atomic adalah fpe (fully parenthesized expression).
2. Jika P adalah fpe, maka (¬P) juga fpe.
3. Jika P dan Q adalah fpe, maka (P Ʌ Q), (P V Q), (P → Q), dan (P ↔ Q).
4. Tidak ada fpe lainnya.
Ekspresi – ekspresi logika yang dijelaskan diatas disebut well formed formulae (wff), sehingga wff
adalah fpe, demikian juga sebaliknya.

Contoh 2:
1. A → (B → (¬A V ¬B)) (wff dan fpe)
2. A → (B → ¬A V ¬B)) (bukan wff dan fpe)
3. A → (B → (¬A V ¬B) (bukan wff dan fpe)
Jika ada suatu ekspresi logika (¬P), maka P disebut skop negasi, sedangkan ¬ (negasi) disebut
dengan perangkai utama. Jika terdapat proposisi majemuk (P V Q), (P Ʌ Q), (P → Q), (P ↔ Q),
maka P disebut skop kanan, Q disebut skop kiri sedangkan perangkainya {V, Ʌ, →, ↔} disebut
perangkai utama.
Berdasarkan contoh 1, maka dapat dibentuk:

P→Q

(Skop kiri) (perangkai utama) (skop kanan)

((A Ʌ B) → (A V B))

C. ANALISIS PROPOSISI MAJEMUK


Analisis proposisi majemuk dapat dilakukan dengan menggunakan Teknik parsing yang
menghasilkan parse tree.
Contoh 3:
1. Jika Dewi lulus sarjana teknik informatika, orang tuanya akan senang, dan dia dapat segera
bekerja, tetapi jika dia tidak lulus sarjana teknik informatika, semua usahanya akan sia-sia.

Berdasarkan pembagian skop kiri dan skop kanan maka diperoleh pembagian ekspresi sebagai
berikut:
1.1. Jika Dewi lulus sarjana teknik informatika, orang tuanya akan senang dan dia dapat segera
bekerja.
dengan
1.2. Jika dia tidak lulus sarjana teknik informatika, semua usahanya akan sia – sia

Kedua skop diatas masih berupa proposisi majemuk. Sehingga dapat dipecah lagi untuk masing
– masing skop:
1.1.1. Jika Dewi lulus sarjana teknik informatika,
dengan
1.1.2. Orang tuanya akan senang, dan dia dapat segera bekerja

Kalimat skop kanan masih berbentuk proposisi majemuk sehingga masih dapat dipisah menjadi:
1.1.2.1. Orang tuanya akan senang,
dengan
1.1.2.2. Dia dapat segera bekerja

Kalimat diatas tidak dapat dipecah lagi, sehingga tinggal skop kanan (1.2) yang perlu untuk di
urai:
1.2.1. Dia tidak lulus sarjana teknik informatika,
dengan
1.2.2. Semua usahanya akan sia – sia.

Teknik parsing diatas menghasilkan proposisi atomic. Hasil parsing dapat diwujudkan dalam
bentuk parse tree seperti berikut:

Dari parse tree diatas, setiap node daun merupakan proposisi atomic. Kecuali untuk node 1.2.1
bukan proposisi atomic baru karena merupakan negasi dari node 1.1.1. Dalam hal ini pasangan
atomic dan negasinya dikenal dengan istilah literal.
Untuk mengubah parse tree menjadi ekspresi logika menjadi symbol, adalah menggunakan fpe
seperti berikut ini:
A = Dewi lulus sarjana teknik informatika (1.1.1)
B = orang tua Dewi senang (1.1.2.1)
C = Dewi bekerja (1.1.2.2)
D = Usaha Dewi sia – sia. (1.2.2)
Dengan demikian dapat diperoleh ekspresi :
(A → (B Ʌ C)) Ʌ ((¬A) → D)

D. ATURAN PENGURUTAN
Hirarki pengurutan perangkai pada sebuah ekspresi logika dapat dilihat dari table dibawah ini:
Hirarki Simbol Nama
1 ¬ Negasi
2 Ʌ Konjungsi
3 V Disjungsi
4 → Implikasi
5 ↔ Biimplikasi
Contoh 4:
1. A Ʌ B V C harus dibaca ((A Ʌ B) V C)
2. ¬A Ʌ B harus dibaca (¬A) Ʌ B
Contoh 5:
1. A → B → C harus dibaca (A → B) → C, model ini disebut left associative artinya operator
sebelah kiri yang didahulukan.
E. TAUTOLOGI
Jika pada table kebenaran, untuk semua pasangan nilai variable proposisi (hasil operasi logika)
menunjukkan semua nilai benar, maka kondisi tersebut disebut tautology.

Contoh 6:
Buktikan ¬(A Ʌ B) V B adalah tautology ?
A B A Ʌ B ¬(A Ʌ B) ¬(A Ʌ B) V B
F F F T T
F T F T T
T F F T T
T T T F T

F. KONTRADIKSI
Kontradiksi adalah kebalikan dari tautology, yakni jika semua pasangan nilai variable (hasil
operasi logika) menunjukkan semua bernilai salah.
Contoh 7:
Buktikan ((A V B) Ʌ ¬A) Ʌ ¬B adalah kontradiksi?
A B ¬A ¬ B A V B ((A V B) Ʌ ¬A) ((A V B) Ʌ ¬A) Ʌ ¬B
F F T T F F F
F T T F T T F
T F F T T F F
T T F F T F F

G. CONTINGENT
Continget merupakan formula campuran yang menghasilkan nilai benar dan salah
Contoh 8:
A B A Ʌ B ¬(A Ʌ B) ¬(A Ʌ B) Ʌ B
F F F T F
F T F T T
T F F T F
T T T F F

H. BENTUK ARGUMEN
Terdapat beberapa bentuk argumen yang dapat digunakan dalam logika proposisional sebagai
berikut:
1. Silogisme Hipotetis
Contoh 9:
Jika Budi belajar dengan rajin, maka Budi lulus ujian. Jika Budi lulus ujian, maka Orang Tua budi
senang. Dengan demikian, jika Budi belajar dengan rajin maka Orang tuan budi senang.
A = Budi belajar dengan rajin
B = Budi lulus ujian
C = Orang Tua Budi senang
Selanjutnya dibentuk ekspresi argumen sebagai berikut:
1) A → B
2) B → C
3) A → C
2. Silogisme Disjungtif
Contoh 10:
Program komputer mempunyai bug, atau input program salah. Input program tidak error.
Dengan demikian, program komputer mempunyai bug.
A = Program komputer mempunyai bug
B = Input program salah.
Selanjutnya dibentuk ekspresi argumen sebagai berikut:
1) A V B
2) ¬B
3) A

3. Modus Ponens
Contoh 11:
Jika lampu lalu lintas menyala merah, maka kendaraan yang melintas berhenti. Lampu lalu lintas
menyala merah. Dengan demikian, kendaraan yang melintas berhenti.
A = Lampu lalu lintas menyala merah
B = kendaraan yang melintas berhenti
Selanjutnya dibentuk ekspresi argumen sebagai berikut:
1) A → B
2) A
3) B

4. Modus Tollens
Contoh 12:
Jika Ahmad belajar dengan rajin, maka Ahmad lulus ujian. Ahmad tidak belajar dengan rajin.
Dengan demikian, Ahmad tidak lulus ujian.
A = Ahmad belajar dengan rajin
B = Ahmad lulus ujian
Selanjutnya dibentuk ekspresi argumen sebagai berikut:
1) A → B
2) ¬A
3) ¬B
I. POSTTEST
1. Tentukan fpe dan wff dari ekspresi logika berikut:
a. A Ʌ B Ʌ C → D
b. A V B V C ↔ ¬D
c. ¬A Ʌ B → ¬C V D
d. A → B ↔ ¬C → ¬D
e. A V B Ʌ C → A Ʌ B V C

2. Tentukan ekspresi berikut menggunakan table kebenaran apakah tautologi, kontradiksi atau
contigent:
a. A → (B → A)
b. (B → A) → A)
c. ¬(¬A → A)
d. (¬A → ¬B) → (B → A)
e. (A → (B → C)) → ((A → B) → (A → C))

Anda mungkin juga menyukai