Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perubahan global yang terjadi hampir pada seluruh

aspek kehidupan, perhatian terhadap pentingnya kewirausahaan hampir

dirasakan oleh setiap orang dan setiap bangsa. Hidup di era reformasi,

rekonstruksi organisasi, perampingan struktur, dan perkembangan

teknologi, telah berdampak pada perubahan cara pandang manajemen

dalam mengelola organisasi yang lebih terpusat pada pengimplementasian

organisasi yang padat modal.

Untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas

perusahaan, manajemen lebih berfokus pada penerapan teknologi terkini

dibandingkan dengan investasi pada tenaga kerja. Dalam konteks

kompetisi industri yang terjadi di negara-negara berkembang, di Indonesia

kebijakan dan cara pandang seperti ini, telah menimbulkan kebijakan

pemutusan hubungan kerja yang berujung pada bertambahnya jumlah

penduduk pengangguran. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar

serta ketersediaan lapangan kerja yang sangat terbatas serta kondisi

ekonomi yang belum pulih sebagai dampak krisis mata uang dan krisis

ekonomi di penghujung tahun 1997, telah menimbulkan kesengsaraan

bangsa yang berlarut-larut.

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,

mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut

bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan

1
sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru

yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh

Richard Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di

Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan

unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di

beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-

an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen

usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat

memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan

dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi

tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya

krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan

formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat

kewirausahaan menjadi berkembang.

Dengan bertolak dari dasar pemikiran tersebut maka jelas peran

pemerintah dan seluruh lembaga yang ada di masyarakat harus ditujukan

pada upaya untuk menciptakan benih manusia-manusia Indonesia yang

unggul, yaitu sosok manusia Indonesia yang memiliki mental dan

semangat wiraswasta atau yang sekarang lebih populer dengan sebutan

wirausaha.

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut

wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan

(entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada

2
umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan

emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai

manusia unggul.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu kewirausahaan?

2. Apa saja ruang lingkup dari kewirausahaan?

3. Apa saja tahap-tahap kewirausahaan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kewirausahaan

2. Untuk mengetahui ruang lingkup dari kewirausahaan

3. Untuk mengetahui tahap-tahap kewirausahaan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses

mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam

kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih

baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah

penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau

ketidakpastian. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar

para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan

penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan

kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).

Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu

dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.

Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi

risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut

Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-

peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein

(1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk

menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum

terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi

produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker,

kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut

4
wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan

(entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada

umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan

emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai

manusia unggul.

B. Ruang Lingkup Kewirausahaan

1. Lapangan agraris

Mencakup berbagai kegiatan kewirausahaan yang ada pada sektor

pertanian, perkebunan dan kehutanan. Misalnya yaitu para petani yang

menanam padi sehingga padi tersebut dapat diperjualbelikan. Atau

juga, para pengusaha perkebunan yang menanam berbagai tanaman

yang dapat dipanen dan kemudian dapat diperjualbelikan seperti teh,

kopi dan kelapa sawit.

2. Lapangan perikanan

Semua kegiatan kewirausahaan tentu saja berhubungan dengan

ikan. Ada usaha pemeliharaan ikan dan penetasan ikan, contohnya

budidaya lele atau ikan hias. Ada pula usaha makanan ikan yaitu

pembuatan pakan ikan seperti pelet. Kemudian, usaha pengangkutan

ikan pun tercakup dalam ruang lingkup ini.

3. Lapangan peternakan

Ruang lingkup kewirausahaan ini mencakup semua usaha dalam

sektor peternakan. Misalnya saja usaha pengembangbiakkan burung

5
atau unggas, dan ada juga usaha peternakan bangsa binatang menyusui

seperti kambing dan sapi.

4. Lapangan perindustrian dan kerajinan

Dalam ruang lingkup yang satu ini, ada empat kategori berbeda

yang bisa disebutkan. Pertama yaitu industri besar, dan kedua ada

industri menengah yang diikuti oleh industri kecil. Kemudian, untuk

kategori terakhir, pengrajin, dibagi menjadi beberapa usaha yaitu

pengolahan hasil pertanian seperti beras, perkebunan seperti teh,

perikanan seperti ikan, peternakan seperti ayam dan kehutanan seperti

pembuatan mebel.

5. Lapangan pertambangan dan energy

Semua kegiatan kewirausahaan dilakukan dalam sektor

pertambangan dan energi. Sebagai contohnya yaitu pengusaha yang

beroperasi dalam tambang batu bara, minyak bumi, dan masih banyak

contoh yang lainnya.

6. Lapangan perdagangan

Lapangan perdagangan dibagi menjadi tiga kategori yaitu sebagai

pedagang besar, sebagai pedagang menengah, dan sebagai pedagang

kecil seperti pengusaha toko kelontong atau lainnya.

7. Lapangan pemberi jasa

Dalam ruang lingkup ini, ada beberapa kategori yang tercakup.

Ada pedagang perantara, koperasi, pengusaha angkutan, pemberi

kredit atau perbankan, pengusaha biro jasa travel pariwisata,

6
pengusaha hotel dan restoran,pengusaha asuransi, perbengkelan, tata

busana, pergudangan, dan lain sebagainya.

Dalam bukunya Ir. Hendro 2011 jika diuraikan secara lebih detail, ruang

lingkup kewirausahaan mencakup:

1. Rang lingkup internal

a. Untuk kehidupan sehari-hari: keluar dari kesulitan, untuk tetap

berusaha hidup dan mengawasi keterbatasan.

b. Untuk bekerja: meraih kesuksesan dalam karir.

c. Untuk keluarga: menjadi lokomotif ekonomi keluarga.

2. Ruang lingkup eksternal

a. Dalam dunia usaha: menjadi wirausahawan yang sukses.

b. Dalam dunia masyarakat: menjadi contoh orang yang sukses dan

menjadi teladan bagi lingkungan, RT, RW dan juga membantu

orang lain mendapatkan nafkah bagi keluarganya.

c. Dalam kehidupan bernegara: membantu program pemerintah

dalam mengurangi tingkat pengangguran yang tinggi dan

membantu mengatasi pengentasan kemiskinan, serta menjadi

lokomotif kemajuan ekonomi.

C. Tahap-tahap kewirausahaan

1. Tahap Imitasi dan duplikasi (imitating & duplicating)

Pada tahap ini, para wirausaha meniru ide-ide orang lain, baik dari

segi teknik produksi, deasain, proses, organisasi usaha dan pola

pemasaranya.

7
2. Tahap duplikasi dan pengembang (duplicating & developing)

Pada tahap ini, para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide

barunya, walaupun masih dalam perkembangan yang lambat dan

cenderung kurang dinamis.

3. Tahap menciptakan sendiri produk baru yang berbeda (creating new

and different)

Pada tahap ini, para wirausaha sudah dimulai berfikir untuk

mencapai hasil yang baik lagi, dengan cara menciptakan produk yang

baru dan berbeda. Hal ini didasarkan secara karena wirausaha sudah

dimulai bosan dengan proses produksi yang ada, keingintahuanya dan

ketidakpuasanya terhadap hasil yang sudah ada.

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha sebagai berikut:

1. Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat

peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru,

melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga

memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian,

industri, atau jasa.

2. Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek

yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan,

SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana

8
mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan

evaluasi.

3. Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai

melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti

sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

4. Tahap mengembangkan usaha

Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau

mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha

menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Untuk mamulai menjadi wirausaha akan dihadapkan pada tiga ketakutan, yaitu

(Drs Daryanto, 2012):

1. Takut rugi. Memang benar usaha apapun akan selalu beresiko untuk rugi

tetapi juga berpeluang untuk untung.

2. Takut terhadap ketidakpastian, terutama ketidakpastian dalam penghasilan.

3. Takut mencoba. Sebenarnya takut mencoba tersebut dapat disamakan dengan

takut tenggelam.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti :

pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah

beranidan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja,

berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang

berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau

berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,

menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan

operasinya serta memasarkannya.

Ruang lingkup kewirausaaan ada dari factor internal dan eksternal.

Tahap tahap kewirausahaan ada 3 yaitu : imitasi, duplikasi, dan

menciptakan sendiri produk baru.

B. Saran

Alhamdulilah berkat kesempatan yang diberikan Allah SWT

makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktunya. Demikian yang dapat

kami sampaikan dan tulisan dalam makalah ini, jika ada kekurangan maka

kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar besarnya serta besar

harapan kami untuk mendapatkan saran-saran yang bermanfaat.

10

Anda mungkin juga menyukai