Anda di halaman 1dari 25

AKDR

(ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)


ATAU IUD
(INTRA UTERINE DEVICES)
KELOMPOK :
DWI FITRIYANI AHMAD
NURLITA KARTIKA SARI
PUTLY TRIXIE A.A
RIANI RAHAYU
SANIYAH U
PENGERTIAN AKDR ATAU IUD
• AKDR adalah suatu usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung
secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim
(Prawirohardjo, 2005)
• AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari
plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung
hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai
benang (BKKBN,2003)
JENIS-JENIS AKDR
• AKDR Non-hormonal
a. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi
1) Bentuk terbuka (oven device)
2) Bentuk tertutup (closed device)
b. Menurut Tambahan atau Metal
1) Medicated IUD
2) Un Medicated IUD
LANJUTAN ...
• IUD yang mengandung hormonal :
a. Progestasert-T = Alza T
b. LNG-20
MEKANISME KERJA
• 1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai
benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau
seperma. Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga dalam konsentrasi kecil yang
dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang
mengeluarkanhormon juga menebalkan lender sehingga menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo, 2005).
• 2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa
AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat
menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan – perubahan pada pemakaian
AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-
penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian AKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga
ini disebabkanoleh meningkatnya kadar prostaglandindalam uterus pada wanita (Wiknjoastro, 2005).
LANJUTAN...
• 3. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah transportasi
tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai
kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki
mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur
yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim
• 4. Menurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR membuat sperma sulit ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus
EFEKTIVITAS IUD
• 1. Efektivitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuition rate) yaitu beberapa lama IUD tetap tinggal dalam uteri tanpa:
a. Ekspulsi
b. Terjadinya kehamilan
c. Pengangkatan/pengeluaran karena alasa-alasan medis atau pribadi.
• 2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tegantung pada:
a. IUD-nya: ukuran, bentuk kandungannya
b. Akseptor: Umur, parietas, frekuensi senggama.
c. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan parietas diketahui :
1) Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD
2) Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan /pengeluaran IUD.
KEUNTUNGAN DAN
KERUGIAN AKDR ATAU IUD
Keuntungan :
• Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T 380A):
1) Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan
dalam 1 tahun pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan)
2) AKDR dapat efektf segera setelah pemasangan
3) Metode jangka panjang
4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5) Tidak mempengaruhi hubungan sexual
6) Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
10) Dapat digunakan sampai menopause
11) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
• b. Keuntungan IUD hormonal adalah:
1) Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe
2) Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh
synechiae(Asherman’s Syndrome)
Kerugian
• a. Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:
1) Perubahan siklus haid
2) Haid lebih lama dan banyak
3) Perdarahan(spotting) antarmenstruasi
4) Disaat haid lebih sakit
5) Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
6) Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)
7) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
8) Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti
pasangan
9) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
10) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal.
LANJUTAN...
• b. Kerugian IUD hormonal:
• 1) Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD
• 2) Harus diganti setelah 18 bulan
• 3) Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak(spotting)
• 4) Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi
• c. Efek samping dan komplikasi IUD hormonal dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
• 1) Pada saat insersi
• a) Rasa sakit atau nyeri
• b) Muntah, keringat dingin
• c) Perforasi uterus
LANJUTAN...
• 2) Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari:
• a) Rasa sakit dan perdarahan
• b) Infeksi
• c) Kehamilan intra-uterine
• d) Kehamilan ektopik
• e) Ekspulsi
INDIKASI PEMAKAIAN AKDR ATAU
IUD
• 1. Yang dapat menggunakan AKDR/IUD dan Progestasert
• a. Usia reproduktif
• b. Keadan nullipara
• c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
• d. Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
• e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
• f. Resiko rendah dari IMS
• g. Tidak menghendaki metode hormonal
• h. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
• i. Perokok
LANJUTAN...
• j. Sedang memakai antibiotika atau antikejang
• k. Gemuk ataupun yang kurus
• l. Sedang menyusui
• 2. Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu T-380A):
• a. Penderita tumor jinak payudara
• b. Epilepsi
• c. Malaria
• d. Tekanan darah tinggi
• e. Penyakit tiroid
• f. Setelah kehamilan ektopik
• g. Penderita DM
KONTRAINDIKASI PEMAKAIAN
AKDR
• a. Sedang hamil
• b. Perdarahan vagina yang tidak diketaui
• c. Sedang menderita infeksi genetalia
• d. Penyakit trifoblas yang ganas
• e. Diketahui menderita TBC velvik
• f. Kanker alat genital
• g. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm
CARA PEMASANGAN AKDR/IUD
1. Persiapan alat yang digunakan dalam
pemasangan AKDR/IUD

• a. Bivale speculum • f. Bengkok larutan antiseptic


• g. Sarungtangan steril atau sarung tangan DTT
• b. Tanekulum(penjepit portio) • h. Kasa atau kapas
• c. Sounde uterus(untuk mengukur • i. Cairan DTT
kedalaman uterus) • j. Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan
servik
• d. Forsep • k. AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang
masihbelum rusak dan terbuka
• e. Gunting • l. Aligator(penjepit AKDR)
LANJUTAN...
2. Cara pemasangan AKDR atau
Progestasert-T
• Pemasangan AKDR sewaktu haid dan mengurangi rasa • d. Sambil menarik servik dengan cunan servik, masukkanlah sounde
sakit dan memudahkan insersi melalui servikalis. uterus untuk menentukan arah sumbukanalis dan uterus, panjang kavum
uteri, dan posisi osteum uteri internum. Tentukan arah ante atau retroversi
• a. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan uterus. Jika sounde masuk kurang dari 5 cm atau kavumuteri terlalu
bentuk, ukuran dan posisi uterus sempit, insersi AKDR jangan dilakukan

• b. Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi • e. Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui
kanalis servikalis sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu
velvik pemasangan sounde. Kadang-kadang terdapat tahanansebelum fundus
• c. Servik dibersihkan beberapa kali dengan larutan uteri tercapai. Dalam hal demikian pemasangan diulangi
antiseptik • f. AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik
Iinspekulum, servik ditampilkan dan bibir depan servik keluar tabung penyalur atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke
dijepit dengan cunan servik, penjepit dilakukan kira-kira dalamkavumuteri, cara pertama agaknya dapat mengurangi perforasi oleh
2cm dari osteum uteri externum, dengan cunan bergerigi AKDR
Saturday • g. Tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDR
ditinggalkan 2-3cm.
LANJUTAN ....
3. Cara pencabutan AKDR
• a. Mengeluarkan AKDR lebih • c. Jika filamen tak tampak atau putus, AKDR
mudah jika dilakukan sewaktu haid dapat dikeluarkan ddengan mikro kuret. Kadang-
kadang diperlukan anastesi paraservikal untuk
• b. Inspikulo filamen ditarik perlahan- mengurangi rasa nyeri
lahan,jangan sampai putus AKDR-nya • d. Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan
akan ikut keluar perlahan-lahan. Jika dengan dilator atau tabung laminaria
AKDR tidak ikut keluar dengan • e. AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan seara
mudah, lakukan sounde uterus, berkala, jika posisinya baik, tidak ada efek
samping, dan pasien masih mau memakainya.
sehingga osteum uteri internum AKDR tersebut dibiarkan saja intra uteri. Hanya
terbuka. Sounde diputus 900 perlahan- AKDR tembaga perlu dikeluarkan dan digant
lahan. Selanjutnya AKDR dikeluarkan secara periodik(2-3tahun), sedang Progestasert-T
1-2 tahun.
seperti di atas
EFEK SAMPING
• MENORAGIA
• DISMENORE
• AMENORE
• FLUOR ALBUS
• PERADARAHAN POST SEKSUAL
• PERUBAHAN SIKLUS MENSTRUASI
• SPOTTING
Alat dan Masa Pemakaian AKDR
Alat Masa Penggunaan
Multiload 3 Tahun
Multiload CU250 Pendek 3 Tahun
Multiload CU375 5 Tahun
Flexi- T 300 5 Tahun
Nova T 380 5 Tahun
T Safe 380A 8 Tahun
GyneFix 5 Tahun
DAFTAR PUSTAKA
• Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
Hartanto Hanafi. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia
Sari
• Prawirohardjo, Sarwono. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: YBP-SP
• Saefuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
• Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepsi Dan Seksual Reproduksi. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai