Anda di halaman 1dari 376

Pilar I

Menjadikan Jemaat Keluarga Berpola Keluarga Allah


Pilar I Keluarga Imamat Rajani menyatakan kebenaran Kristen
tentang Keluarga yang merupakan implikasi dari Pola Allah Bapa, Allah
Anak dan Roh Kudus.
Dalam pilar I kita akan menemukan pelajaran khusus tentang
kehendak Allah bagi keluarga kita, dan apa yang harus kita lakukan bagi
keluarga kita. Prinsip-prinsip keluarga ini merupakan dasar dalam membangun
semua hubungan yang ada di dunia ini, karena dari dalam keluarga-lah segala
sesuatu bermula.
Mengingat pentingnya keluarga dan nilai-nilai yang terkandung
dalam hubungan keluarga yang telah Allah rancangkan pada mulanya, maka
menjadi tugas kita sebagai Gereja dan seluruh pelayan Tuhan serta seluruh
orang percaya untuk mempertahankan keluarga kita dalam kebenaranNya.
Kebenaran sejati yang tertulis hanya dari Alkitab-lah yang menjadi patokan
kita dalam menyingkapi setiap permasalahan yang ada dalam keluarga.
Pilar I Keluarga Imamat Rajani menjadi bagian pertama yang digarap
melalui berbagai program, kegiatan dan target atau sasaran serta salah satu
warna gereja. Harapan kami, melalui pembahasan materi yang ada di Pilar I,
dapat membantu kita semua dalam memahami apa yang harus kita lakukan
demi membawa keluarga kita kembali kepada rencana dan berkat Allah.

KELUARGA YANG BERPOLA KELUARGA ALLAH

Di tengah alam semesta yang begitu luas bahkan tidak terukur, Tuhan
meletakkan sebuah planet yang memiliki kehidupan dan merupakan bayangan
dari apa yang Ia ciptakan di dimensi yang tidak kelihatan. Di planet kecil
inilah Tuhan membentuk sebuah pemerintahan yang merupakan gambaran
dari apa yang di Sorga. Sesungguhnya Tuhan menciptakan bumi dan seisinya
sebagai bayangan (image) dari apa yang telah Ia ciptakan di alam sorgawi,
untuk menggenapkan seluruh rencana- Nya. Ketika Tuhan menciptakan bumi
dan seisinya, Tuhan menjadikannya dengan sebuah tujuan abadi. Ia
membentuk ciptaan di alam kelihatan sebagai bayangan dari Kerajaan Sorga
yang berada di alam yang tidak kasad mata. Demikian hal-nya yang terjadi
untuk keluarga yang ada di bumi.
Keluarga adalah karya Allah, dan karya Allah adalah sesuatu
yang kudus, mulia, besar dan dahsyat. Karya Allah bertujuan untuk
keselamatan jiwa-jiwa sampai seluruh bumi penuh dengan kemuliaanNya.
Untuk mencapai tujuan yang besar dan mulia, masing-masing kita harus
kembali pada rencana dan pola Allah yang ditetapkan bagi kita.
Pengertian Keluarga
Menurut Wikipedia kata Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta:
"kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota" , yang mana keluarga
adalah lingkungan yang terdiri dari beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah
individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban,
tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga

juga adalah unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.


Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua
atau lebih dari dua pribadi yang tergabung

karena hubungan darah,

hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah


tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing- masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Jenis-jenis Keluarga
Ada beberapa jenis keluarga, yakni:
1.

Keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anakanak,

2.

Keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan


ayah) dan anak-anak mereka, di mana terdapat interaksi dengan
kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.

3.

Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis
keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi
hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.

Peranan Keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,


sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
1.

Ayah sebagai suami dari isteri dan ayah dari anak-anaknya, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
3

serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota


masyarakat dari lingkungannya.
2. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3.

Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat


perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f.

Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

g.

Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih


luas.

h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.


Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak.

Fungsi

Sosialisasi

anak

dilihat

dari

bagaimana

keluarga

mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi


anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif


merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga
saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan
dalam keluarga.

Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan


mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan
lain setelah dunia.

Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari


penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang


menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama,
bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.

Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan


keturunan sebagai generasi selanjutnya. Memberikan kasih sayang,
perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga.

Bentuk keluarga
Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan
diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas

Berdasarkan lokasi
Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang
suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman
kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediaman kaum kerabat istri;
Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat
suami;
Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami
istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri;
Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa
tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu
pula (bergantian);
Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak
berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri;
Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang
suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu
(avunculus) dari pihak suami;
Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan
istri masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga
tinggal

di

sekitar

pusat

kaum

kerabatnya

sendiri

Berdasarkan pola otoritas


Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki- laki
tertua, umumnya ayah)

Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan


(perempuan tertua, umumnya ibu)
Equalitarian, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.
Subsistem sosial
Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suamiistri, subsistem orang tua-anak, dan subsitem sibling (kakak-adik). Subsistem
suami-istri teerdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama
dengan tujuan eksplisit dalam membangun keluarga. Pasangan ini
menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun
sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari gangguan yang
ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan dari subsistem-subsistem
lain.
Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran seorang anak
dalam keluarga, subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan
pengenalan akan tanggungjawab terkait dengan relasi orang tua dan
anak.
Pengertian Pola
Untuk memahami arti kata pola kita juga perlu melihat dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata pola itu sendiri salah satunya berarti;
model; System; cara kerja: permainan; pemerintahan; Bentuk (struktur) yang
tetap. Merujuk dari kata itu yang tidak jauh berbeda dengan pengertian
gambar atau rupa yang digunakan dalam Alkitab, dapat disimpulkan bahwa
pola Allah mengandung pengertian bahwa manusia diciptakan menurut
Model, yaitu Allah sendiri, sehingga manusia kelihatannya seperti atau
menyerupai Allah (bukan sama persis), yang memiliki cara kerja, otoritas,
bentuk/struktur hidup yang bersosialisasi sehingga melalui manusia, ciptaan
yang lain dapat mengenal Allah dan
7

menyembahNya. Manusia hanya model atau karya yang menggambarkan


penciptaNya. Bagaimana manusia mampu menggambarkan betapa besar dan
baiknya Allah, ditentukan bagaimana manusia membangun hidupnya dan
keluarganya bersama Allah.
Perlu diingat bahwa telah begitu sering dari kita berusaha
menemukan dalam Alkitab tentang apa yang menjadi rencana Allah bagi
manusia, dan Alkitab berkata bahwa manusia diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah. (Kej 1:26-27). Dari awalnya manusia diciptakan sesuai
dengan peta atau teladan Allah. Dalam Perjanjian Lama kata gambar (peta)
berasal

dari

kata

Tselem

yang

berarti:

gambar, bayangan,

gambarnya dan kata Rupa berasal dari kata d@muwth yang berarti:
menyerupai, serupa, rupa, kelihatan, Kelihatannya, berbentuk,
seperti.
Dalam Perjanjian
Metamorphoo

Baru

kata

Gambar

menunjuk

pada

kata

yang berarti: berubah rupa, berubahlah, gambar-Nya,

seperti yang ditulis dalam II Korintus 3:18, Dan kita semua mencerminkan
kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena
kemuliaan itu datanganya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah
menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang senmakin
besar, dan
digunakan juga kata eikon yang berarti : gambaran, rupa, dan hakekat
, seperti yang digunakan dalam Kolose

3:10, dan telah mengenakan

manusia baru yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh


pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. Hal ini menunjukan
bahwa manusia yang mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
akan senantiasa diperbaharui dari hari ke hari, sehingga semakin memahami
tentang hakekat keserupaan dengan

Allah,

dan

mengalami

perubahan

yang nyata yang meliputi


8

perubahan paradigma yang pada akhirnya membawa (pemulihan) untuk


menyatakan kemuliaan Allah, yang mana hal itu merupakan salah satu tujuan
Allah menjadikan manusia.
Dengan memahami bahwa kita diciptakan oleh Allah dengan tujuan
Allah, maka setiap kita harus ada dimana Allah ada, berjalan bersama
Allah dengan terus melakukan kehendakNya untuk mencapai tujuan Allah.
Hal yang sama berlaku bagi setiap keluarga. Dari mulanya, manusia
diciptakan berpasangan (Kej 1:27-28), dan Allah berkata Tidak baik, kalau
manusia itu seorang diri saja, sehingga Allah menciptakan seorang
penolong yang sepadan bagi manusia pertama. (Kej
2:18). Keluarga adalah kehendak dan karya Allah sendiri. Oleh sebab itu
selayaknya, manusia yang adalah buatan tangan Allah harus benar-benar
bergantung dan mengikuti kehendak Allah dalam hal membangun
keluarganya.
Masing-masing keluarga tidak lepas dari tantangan dan masalah dan
ketika

manusia

tidak

mampu

menyingkapi

masalah-masalah tersebut

dengan benar, maka kehancuran-lah yang terjadi. ketidakmampuan manusia


dalam menyingkapi masalah yang datang dalam keluarga dikarenakan
kehidupan manusia tidak berjalan selaras dengan kehendakNya. Manusia
mengambil jalannya sendiri dan memutuskan

apa yang terbaik bagi dirinya

dan keluarganya, tanpa Tuhan. Di dalam tanganNya, masalah yang datang


bukan untuk menghancurkan melainkan memurnikan dan mendewasakan kita.
Kehidupan

yang

murni

dan

dewasa

merupakan

kapasitas

yang

diperlukan untuk menerima sesuatu yang besar dari Allah pula. Firman Allah
berkata; sampai kita semua telah mencapai kesatuan

iman dan

pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh,

dan

tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga


kita bukan lagi anak-anak, yang
9

diombang-ambingkan

oleh

rupa-rupa

angin

pengajaran,

oleh

permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,


tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita
bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat
menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar
pekerjaan tiap-tiap anggota-menerima pertumbuhannya dan membangun
dirinya dalam kasih. (Efesus 4:13-16). Dalam pelayanan, kedewasaan
rohani merupakan syarat pemakaian Tuhan dalam skala yang besar. Dalam
keluarga, kedewasaan rohani masing- masing
menjadi

penggerak

untuk

anggota

keluarga

akan

sebuah terobosan hidup dan akhirnya

mencapai Tanah Perjanjian, yaitu janji


Tuhan.
Belajar dari kesalahan manusia pertama di Taman Eden, yang
mengakibatkan pasangan suami istri pertama akhirnya diusir dari sana,
hendaknya semua itu membuat kita sadar bahwa ketidaktaaatan kita pada
kehendak Allah (firmanNya) berakibat fatal. Oleh sebab itu marilah kita
kembali kepada Allah Bapa, memohon kemurahanNya dan anugerah
untuk hidup sesuai dengan kehendakNya, serta bersama dengan Allah kita
membangun keluarga kita sesuai dengan rencanaNya, gambarNya atau
polaNya sehingga apa yang Allah rencanakan, yaitu perkara-perkara yang
besar dan dahsyat bagi keluarga menjadi bagian
kita.
Oleh sebab itu, marilah kita melihat lebih lanjut apa yang sebenarnya
Allah harapkan dari masing-masing pribadi dalam keluarga ketika

Allah

menciptakan laki-laki dan perempuan yang sekaligus menjadi pasangan


suami istri pertama di bumi. Kita perlu memahami arti

10
10

penciptaan dan peran laki-laki sebagai suami, perempuan sebagai istri bahkan
anak-anak dalam keluarga, sesuai dengan pola Allah.
A. Suami dengan pola atau teladan Allah.
Dalam Perjanjian Lama
1) Dari kata laki-laki yaitu Zakar
Seorang suami diciptakan dari debu tanah dan hidup dari hembusan
nafas

Allah,

yang

mengandung

makna

bahwa

laki-laki sebelum

kejatuhannya diciptakan dengan kemampuan hidup dalam dua dimensi.


Manusia mampu berinteraksi dengan dimensi yang kelihatan, yaitu realita
dan juga memiliki kemampuan berinteraksi atau akses dengan dimensi
Sorga. Pada mulanya, manusia adalah makhluk roh dalam tubuh jasmani
yang memiliki kemampuan akses dengan dimensi sorga yang memberikan
kepadanya mandat dan otoritas untuk memerintah di bumi. Melalui
pemerintahan manusia di bumi, Tuhan menghadirkan kerajaan sorga di bumi.
Kodrat ilahi yang ada dalam diri manusia itulah yang memampukan mereka
hidup dengan sebuah akses ke sorga sementara mereka hidup di bumi.
Kodrat yang luar biasa ini diberikan kepada pria (suami) yang selanjutnya
diturunkan kepada wanita (istri) dan keturunannya, namun sejatinya
kodrat itu berada dalam diri sang pria.
Kata

laki-laki

dalam

Kejadian

27

Maka

Allah

mencipatakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah


diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Kata laki-laki dalam ayat di atas berasal dari kata Zakar yang berarti:
mengingat, tak putus-putusnya

terkenang, mempersembahkan

korban

peringatan. Dalam pengertian tersebut kita dapat melihat tentang tujuan


Allah terhadap laki-laki pada mulanya. Adam sebagai manusia pertama
berkewajiban mengingatkan Hawa akan perjanjian
antara Allah dengan bumi. Dan Adam

yang

telah

dibuat

haruslah

menjadi

peringatan

itu

sendiri

dengan

senantiasa

berada

bersama dengan Hawa, secara terus menerus atau tak putus-putusnya


mengingatkan ketetapan atau peraturan Allah tentang buah pengetahuan
yang baik dan jahat kepada Hawa, bahwa memakannya adalah kematian.
Adam berkewajiban berada di depan memimpin Hawa dalam melaksanakan
semua ketetapan Tuhan. Sebaliknya, jika tidak melaksanakan tugas tersebut,
Adam menjadi penyebab secara tidak langsung ketidaktaatan Hawa.
Alkitab menceritakan kepada kita komunikasi Hawa dan ular tentang
ketetapan Allah, saat Hawa menjadi ragu akan ketetapan Allah, kita tidak
menemukan cerita yang menyatakan bahwa Adam memperingati Hawa untuk
tidak melanggar perintah Tuhan. Alkitab berkata bahwa setelah makan buah
yang dilarang Tuhan, Hawa memberikan buah itu kepada Adam suaminya,
dan Adam memakannya juga !. Adam bukan hanya tidak mengingatkan
Hawa untuk taat pada perintah Tuhan, melainkan ikut dalam dosa yang sama,
yang merupakan gambaran pemberontakan manusia terhadap Tuhan. Itulah
pelajaran yang dapat kita petik dari peristiwa ini. Jika kita tidak mengingatkan
hal yang baik dan benar atau yang seharusnya kepada orang lain, maka kita
bukan hanya membiarkan kesesatan terjadi pada orang itu melainkan akhirnya
kita ikut terjerumus dalam dosa yang sama!
Itu

sebabnya,

manusia

perlu

seseorang

yang

senantiasa

mengingatkan tentang Tuhan, secara terus menerus, akan pribadi Tuhan yang
Maha Dahsyat, kuasaNya, kasihNya, ketetapan atau hukum- hukumNya,
jalan-jalan dan perjanjianNya kepada segenap isi bumi, sehingga semuanya
berjalan sesuai dengan maksud dan tujuan Ilahi. Seorang suami tidak boleh
lalai dalam mengingat firmanNya, ketetapan, hukum-hukum Tuhan dan
perjanjianNya bagi dirinya dan bagi keluarganya. Dengan cara bagaimana?
Dengan melihat akar kata Zakar

yang digunakan dalam Kejadian 1:27 yaitu; menyebut atau menceritakan,


seorang suami harus senantiasa menyebut firman Tuhan dan menceritakan
firman Tuhan itu setidaknya kepada keluarganya, kepada istri dan anakanaknya

secara

terus

menerus.

Seorang suami bertanggung

jawab

memperkenalkan ketetapan Tuhan dan jalan-jalan Tuhan kepada seisi


rumahNya dan membawa mereka meraih janji Tuhan yang telah disediakan
dalam firmanNya.
Dengan mengingat secara terus menerus ketetapan Tuhan, maka kita
senantiasa berhati-hati menjaga langkah kita dari kemurtadan atau dosa,
akibatnya keberhasilan dan keberuntungan menjadi bagian umatNya. Sama
halnya yang dikatakan Tuhan kepada Yosua: Hanya, kuatkan dan
teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati
sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperuntukan kepadamu oleh
hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya
engkau beruntung, kemanapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa
memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan
malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang
tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil
dan engkau akan beruntung (Yos
1:7-8). Mazmur Daud mengatakan hal yang sama, tetapi yang kesukaannya
ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan
malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air yang
menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa
saja yang diperbuatnya berhasil (Maz 1:2-3). Demikianlah yang berlaku
bagi suami yang hidup sesuai dengan pola Allah, yaitu ia akan mampu
membawa keluarganya meraih kebahagiaan, kemakmuran dan keberhasilan.

Sebaliknya, kata laki-laki

dalam ayat ini (Kej 1:27) juga

mengandung makna bahwa jika suami tidak dapat melaksanakan tanggung


jawab tersebut di atas dengan benar, maka akan terjadi pencemaran dan
kekotoran dalam keluarga dan apapun yang dihasilkan dalam

keluarga,

termasuk makanan yang masuk ke dalam tubuh menjadi cemar. Dengan


kata lain, ketika sang suami menjalankan tugasnya untuk senantiasa
mengingatkan keluarganya kepada Tuhan, maka akan terciptalah kekudusan
hidup yang Tuhan kehendaki. Bukan atas usaha kita semata, karena
kekudusan adalah hasil dari suatu kehidupan yang sejalan dengan perintah
Tuhan.
Dengan demikian seorang suami harus berpadanan kepada Kristus
dalam membawa keluarganya mengenal dan menyembah Allah Bapa dalam
nama Yesus Kristus. Diperlukan sikap melayani yang sungguh- sungguh
memberi diri seperti Kristus mengasihi jemaat dan menyerahkan diriNya bagi
mempelaiNya (Ef 5:25). Suami harus dengan rendah hati melakukan
firman itu sendiri, menjadi contoh di depan keluarganya atas apa yang Tuhan
perintahkan. Dengan demikian menjadi pelaku firman dan menjadi teladan
yang benar tentang Tuhan, karena ia meneladani Tuhan.
2) Dari kata Laki-laki yaitu Iysh
Selanjutnya mari kita lihat makna hidup seorang laki-laki atau suami
dari ayat-ayat yang lain dalam Alkitab. Firman Tuhan berkata, Lalu
berkatalah manusia itu: Inilah dia, tulang dari tulangku dam daging dari
dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.
Sebab itu

seorang laki-laki

akan meninggalkan ayah dan ibunya dan

bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging (Kej


2:23-24). Kata lakilaki dalam ayat-ayat ini menggunakan kata iysh yang mengandung
14
14

pengertian; prajurit, tentara atau pahlawan, yang berasal dari kata


enowsh yang juga memiliki pengertian yang sama, untuk menjadi
pemelihara hidup orang banyak. Referensi dari kata laki-laki di ayat tersebut
berasal dari referensi kata anaperos (Ana : berdua-dua; peros : cacat/timpang).
Laki-laki diciptakan berpasangan, jika tidak maka laki- laki dapat dikatakan
cacat atau timpang.
Laki-laki sebagai seorang prajurit atau pahlawan, menjadi sebuah
pelajaran yang luar biasa bagi kita. Mari kita melihat beberapa
pengertian prajurit yang berlaku di tengah masyarakat pada masa sekarang
ini. Prajurit memiliki dua definisi, pertama adalah prajurit
secara umum dan kedua adalah prajurit dalam TNI. Berikut beberapa definisi
prajurit secara umum;
Prajurit adalah anggota angkatan perang atau angkatan
bersenjata suatu negara yang tidak memandang pangkat dan jabatan. Mulai
dari pangkat terendah hingga pangkat tertinggi semuanya disebut prajurit.
Prajurit merupakan orang yang memiliki keahlian dalam berperang dan
mempertahankan keamanan suatu negara. Prajurit juga disebut Tentara dan
berstatus Militer.
Prajurit yang berjumlah banyak atau sekumpulan prajurit, baik
sebagian

maupun

secara

menyeluruh

disebut

pasukan.

Pasukan

beranggotakan prajurit. Misalnya, pasukan majapahit beranggotakan prajurit


majapahit, pasukan singhasari beranggotakan prajurit singhasari, pasukan TNI
beranggotakan prajurit TNI, dan sebagainya. Julukan prajurit hanya diberikan
kepada anggota angkatan perang atau angkatan bersenjata. Semua angggota
TNI baik angkatan darat, angkatan laut maupun angkatan udara mulai dari
pangkat terendah hingga pangkat tertinggi disebut Prajurit atau Tentara.
Dalam Perjanjian Baru kata prajurit menggunakan kata
stratiotes yang jika dilihat dari asal katanya berarti keras, teguh, kuat,
15
15

padat dan tak tergoyahkan, seperti yang tertulis dalam Lukas 7:8, Sebab aku
sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika
aku berkata kepada salah seorang prajurit

itu: Rasul Paulus menulis

dalam suratnya kepada Timotius, Ikutlah menderita sebagai seorang


prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit

yang sedang

berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya,


supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya II Timotius
2:3-4.
Dengan memahami pengertian prajurit atau pahlawan di atas, kita
dapat mengambil pelajaran penting tentang fungsi seorang suami dalam
keluarganya, di antaranya;
Seorang prajurit harus bersedia masuk dalam latihan-latihan yang
telah

ditentukan

untuk

mengasah

kecakapan

dan

kekuatannya.

Maksudnya, seorang suami bukanlah orang yang serba bisa atau memiliki
kemampuan super sebagai kepala keluarga. Masuk dalam pernikahan
pada awalnya tentu saja berarti memikul beban besar karena menyangkut
tanggung jawab penuh untuk memimpin keluarganya dengan baik dan
benar.
Berbuat salah pada awalnya mungkin dapat dimaklumi, namun
tetap berbuat salah, itu yang salah dan harus diperbaiki. Cara
memperbaikinya adalah dengan senantiasa melatih diri, melatih
kepekaan, melatih kemampuan sebagai suami dan sebagai seorang ayah,
sebagai seorang kekasih yang romantis, sebagai sahabat yang sejati,
sebagai pemimpin yang handal dan dapat diandalkan, sebagai seorang
patner

kerja

yang

menyenangkan

dan

supporter

terbaik dalam

keluarga. Mungkin masih banyak lagi hal-hal yang harus dilatih untuk
menjadi seorang suami yang baik dan benar bagi keluarganya, yang tentu
saja, memerlukan perjuangan dan kerja keras. Semuanya
16
16

terjadi tidak instan, memerlukan proses dan latihan yang teratur.

Seorang prajurit harus memiliki jiwa Patriotisme. Patriotisme berasal


dari kata Patriot, yang artinya adalah: pecinta dan pembela tanah air.
Sedangkan Patriotisme maksudnya adalah semangat cinta tanah air.
Pengertian Patriotisme adalah sikap Untuk selalu mencintai atau
membela tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang bangsa yang
mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia sudi
mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan,
kejayaan dan kemakmuran tanah air.
Hal yang sama berlaku dalam membangun keluarga. Seorang
suami harus memiliki jiwa patriot terhadap keluarganya. Yang selalu
mencintai keluarganya, membela keluarganya, mengorbankan segalagalanya bahkan jiwanya demi kebahagiaan keluarganya. Zaman sekarang
dunia dilanda sifat egosentris, yang menjadikan diri sendiri sebagai titik
pusat pemikiran (perbuatan); berpusat pada diri sendiri (menilai segalanya
dari sudut diri sendiri). Akibatnya terbentuknya perilaku egoisme, yaitu
tingkah laku yang didasarkan atas dorongan untuk keuntungan diri sendiri
daripada untuk kesejahteraan orang lain.
Cukup banyak persoalan besar terjadi dalam keluarga ketika
masing-masing anggota keluarga hidup dalam keegoisan, terutama suami.
Suami adalah pemimpin keluarga, yang menentukan arah dan masa
depan keluarganya. Sebagai pemimpin, seorang suami yang juga
seorang prajurit, harus terus berjuang dan berjuang demi kebahagiaan
keluarganya. Perjuangan membutuhkan pengorbanan, dan pengorbanan
mewajibkan seseorang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal
penghidupannya supaya dengan demikian
komandannya. Seorang suami yang

ia berkenan

kepada

mau hidup berkenan di hadapan Komandannya yaitu Allah Bapa di


Sorga, harus berfokus pada tujuan pertandingan, yaitu membawa seluruh
keluarganya dalam kemenangan di dalam Tuhan. Jiwa keluarganya
diselamatkan, kebutuhan jasmani keluarganya terpenuhi dan pada
akhirnya kehidupan keluarganya menjadi berkat dan memuliakan Tuhan.
Seorang suami harus memiliki semangat dalam mengasihi
keluarganya, mengerjakan apa yang terbaik dan benar dengan segenap
hatinya

untuk

kebahagiaan

keluarganya.

Tidak

lagi menuntut

pelayanan dan penghormatan dari keluarganya, karena suami yang hidup


benar dan menjalankan tugasnya di hadapan Tuhan akan dengan
sendirinya memiliki otoritas penuh atas keluarganya. Dengan tanggung
jawab dan kasih sayang yang diwujudkan dengan pengorbanan yang tulus
dari seorang suami, menjadikannya orang yang pertama mendapat pujian
dan penghormatan dari istri dan anak-anaknya.

Seorang prajurit adalah seorang bawahan dari seorang komandan.


Sebab aku sendiri seorang bawahan Lukas 7:8. Dalam I Korintus
11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini,
Kepala

dari

tiap-tiap

laki-laki

ialah

Kristus, kepala

yaitu
dari

perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.


Seorang prajurit memiliki Komandan sebagai
pemimpinnya.
Sebagai seorang prajurit berkewajiban untuk tunduk pada
Pemimpinnya. Alkitab dengan jelas berkata bahwa Kepala dari tiap lakilaki ialah Kristus, dengan demikian berarti seorang suami harus tunduk
dan taat pada Kristus. Jika seorang istri harus tunduk pada suaminya,
seorang suami juga harus tunduk pada otoritas tertinggi

18
18

dalam keluarga, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Hal ini berarti apa saja
yang Tuhan perintahkan harus menjadi tanggung jawab suami untuk
melakukannya dengan sungguh-sungguh, karena dalam hal ini, suami
adalah bawahan dari Komandan Agung yaitu Kristus.
Ketidakmampuan suami untuk taat pada Kristus menjadikan
seorang suami kehilangan otoritas sebagai pemimpin dalam keluarganya.
Seorang suami yang tidak tunduk atau taat pada Kristus menjadikan
keluarganya hidup tanpa atap atau perlindungan Ilahi, sehingga menjadi
sasaran dari berbagai serangan iblis. Itulah sebabnya banyak
timbul

karena

kebocoran

atau

celah

persoalan

dalam keluarga, isteri yang

tidak menghormati suami, anak-anak yang liar dan tak terkendali,


kehidupan financial yang sulit, sakit penyakit yang datang silih berganti,
ikatan hutang piutang atau pola hidup seperti gali lobang dan tutup
lobang, pekerjaan yang kacau dan akhirnya tidak dapat melayani Tuhan
dengan efektif.
Meskipun kelihatan sederhana, namun tunduk pada Kristus
merupakan pekerjaan yang sukar bagi daging. Kuasa dosa yang
menguasai dunia dan daging ini menjadikan kita cenderung untuk hidup
tanpa kendali atau control. Akibatnya manusia cenderung ingin hidup
bebas, tanpa aturan dan mengejar kesenangan semata.

Itu sebabnya

dalam melakukan kehendakNya kita perlu bergantung pada Roh Kudus


semata. Rasul Paulus menasihatkan jemaat Tuhan yang ada di Galatia
dalam

hal

perjuangan

mereka

melawan kehendak daging,

Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh maka kamu tidak akan menuruti
keinginan daging Galatia 5:16. Kata tidak dalam ayat tersebut dilihat
dari bahasa aslinya mengandung pengertian, menolak, tidak pernah, tidak
boleh, sesungguhnya tidak, sekali-kali tidak, jangan. Berdasarkan hal itu,
kita mendapat sebuah pengertian bahwa ketika kita hidup dalam Roh
19
19

maka kita pasti menolak, tidak pernah, tidak boleh, sesungguhnya tidak,
sekali-kali tidak akan menuruti keinginan daging.
Seorang suami yang tunduk pada Kristus memberikan diri
menjadi milik Kristus Yesus, berarti ia telah menyalibkan daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Galatia 5:24. Seorang suami
yang tunduk pada Kristus memiliki akses untuk membawa Hadirat Allah
dalam keluarganya dan lingkungan komunitasnya, baik dalam pekerjaan,
pelayanan maupun area pergaulannya, sehingga semua

yang

diperbuatnya dijadikan Tuhan berhasil. Tanpa hidup yang tunduk


pada Kristus dan kehendakNya maka seorang suami tidak ada otoritas
dalam mendatangkan Kerajaan Allah dalam hidup dan keluarganya,
akibatnya kehendak kerajaan dunia yaitu iblis yang akhirnya berlaku.
Dapat saja terjadi pertikaian yang terus menerus, isteri dan anak-anak
yang hidup dalam pemberontakan, ketidak percayaan satu dengan yang
lain, pengkhianatan, ketidak-kudusan dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, sebagai mana kehendak Allah bagi suami yang
takut akan Tuhan, tunduklah kepada Allah dan lawanlah iblis,
maka ia akan lari dari padamu! Yakobus 4:7. Dengan tunduk kepada
Allah, maka kita mendapatkan otoritas untuk melawan tipu muslihat iblis.
Otoritas inilah yang menjadikan suami mampu menjalankan tugasnya
dengan maksimal baik di tengah keluarganya terlebih di hadapan Allah,
dimana ia harus mempertanggung jawabkan tugasnya kelak. Seorang
suami digambarkan sebagai seorang prajurit, dan salah satu kewajiban
seorang prajurit yang baik adalah tunduk pada pimpinannya dengan jalan
taat pada apapun yang diperintahkan komandannya. Itu sebabnya,
penundukan diri adalah dasar yang mutlak dimiliki oleh setiap orang
percaya, khususnya dalam panggilan sebagai suami yang

20
20

sekaligus pemimpin di dalam keluarga, yang menentukan keselamatan


dan masa depan keluarganya. Dengan tunduk pada kehendak Kristus,
seorang suami dapat menyelamatkan keluarganya dari segala yang jahat,
membawa anggota keluarganya memiliki karakter ilahi serta menciptakan
generasi yang kokoh dan diberkati oleh Tuhan.
Suami adalah pahlawan keluarganya.
Dalam konteks pemerintah, pahlawan adalah mereka yang menyerahkan
seluruh

jiwa

merebut

dan

raga

untuk kepentingan bangsa dan negara dalam

mempertahankan

kemerdekaan.

http://guraru.org/guru-

berbagi/ciri_ciri_pahlawan/.

Amsal 16:32 berkata; orang yang sabar melebihi seorang


pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut
kota.

Ayat ini menyatakan bahwa seorang pahlawan memang adalah

pribadi yang luar biasa, namun lebih dari itu, seorang yang sabar dan
menguasai dirinya dikatakan lebih dari pahlawan. Seorang suami tidak
hanya dituntut untuk menyerahkan dirinya demi kepentingan keluarga,
namun seorang suami adalah seorang yang tunduk pada kehendak
Pemimpinnya (seperti pada point sebelumnya), yang berarti taat pada perintah
termasuk dalam hal mampu menguasai dirinya dan tetap sabar.
Seorang

laki-laki

pada

umumnya

terkenal

karena

kegarangannya dan kekerasannya. Seorang laki-laki dikatakan tidak boleh


cengeng, dan jangan diinjak-injak harga dirinya. Harus melakukan segalanya
untuk menjadi pahlawan. Itu pendapat umum, tetapi sebagai anak Tuhan,
Firman Tuhan mengatakan bahwa jika kita mampu menguasai diri dengan
kesabaran, maka kita lebih dari semua itu. Seorang suami yang dikehendaki
Allah untuk mempimpin keluarganya adalah

seorang suami yang mampu mengendalikan dirinya untuk tunduk pada


kehendak Kristus. Untuk menjadi seorang pahlawan, suami tidak hanya
cukup memenangkan ekonomi demi keluarganya, namun dapat memenangkan
hati seluruh anggota keluarganya dengan tahu cara untuk melayani
keluarganya. Jika naluri laki-laki adalah menguasai orang lain, maka bersama
dengan Tuhan mulai belajar untuk menguasai diri sendiri dalam segala hal,
baik dalam keadaan baik dan diberkati untuk tidak jatuh dalam kesombongan,
atau saat kondisi sedang berat atau terpuruk sehingga
tindakan-tindakan

tercela,

yang

tidak melakukan

merugikan bahwa mengorbankan

keluarganya, seperti yang sedang marak terjadi saat-saat ini di sekitar kita.
Penguasaan diri itu penting karena merupakan hasil kehidupan
dalam Roh. Seorang suami harus tegas dalam memimpin keluarganya
untuk hidup dalam kebenaran, namun hal itu tidak berarti harus dengan
kekasaran. Tegas bukan kasar, melainkan berhubungan dengan prinsip.
Seorang suami dapat tetap hidup dengan prinsip yang benar namun dengan
penuh kesabaran. Ketika harus berhadapan dengan masalah, dengan
kesalahan atau kelemahan isteri maupun anak-anak, tetap sabar dan kuasai
diri. Itulah prestasi yang luar biasa, yang sanggup membawa Anda dan
keluarga hidup dalam kemenangan di dalam Tuhan.
Dalam Perjanjian Baru
1) Kata laki-laki yaitu arrhen
Kata yang digunakan untuk laki-laki dalam PB adalah arrhen yang
berasal dari kata airo yang berarti memikul, mengangkat, merebut
atau digunakan

juga

untuk

menyatakan

membiarkan

orang hidup

kebimbangan. Dalam pengertian kata ini dapat dilihat bahwa seorang lakilaki:

Memiliki kekuatan untuk melakukan hal-hal yang sangat berat, yaitu


memikul atau mengangkat beban. Kita tahu bersama bahwa laki-laki
diciptakan dengan kemampuan fisik yang lebih dibandingkan dengan
wanita. Dengan kemampuan ini diharapkan laki-laki mampu melakukan
banyak pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Seorang laki-laki
diciptakan untuk bekerja, dan dia diberikan kemampuan

untuk

itu,

untuk melakukan pekerjaan yang sangat berat sekalipun.


Namun akibat dosa, kekuatan laki-laki banyak diabdikan untuk
melakukan hal-hal yang jahat, kotor dan membinasakan. Itu sebabnya seorang
laki-laki yang takut akan Tuhan akan menyerahkan kekuatannya kepada
Allah, untuk menjadi alat di tangan Tuhan dalam menolong dirinya dan
keluarganya, maupun orang lain, untuk melindungi dirinya dan keluarganya,
untuk bekerja dan memenuhi kebutuhannya dan keluarganya, sehingga
kehadiran laki-laki di muka bumi ini menjadi berarti dan berkat, serta menjadi
alat yang dahsyat di tangan Tuhan.
Dapat merebut atau merampas. Seorang laki-laki berarti dapat
merebut dan merampas. Seseorang yang memiliki kapasitas untuk
merebut atau merampas adalah tentara. Ia diperlengkapi dengan
kemampuan merebut apa yang menjadi miliknya yang telah di tawan
musuh dan merampas atau menjarah apa yang menjadi milik musuh dan
dijadikan miliknya.
Demikian

dalam

kehidupan

seorang

laki-laki,

kekuatannya

memampukannya meraih apa yang menjadi bagiannya. Seorang laki-laki


tidak pasrah pada keadaannya, namun ia diciptakan untuk merebut kembali
apa yang hilang dalam hidupnya dan menjarah kekuatan musuh

sehingga musuh takluk pada kuasanya. Tanpa Tuhan kekuatan laki-laki yang
seperti ini sangat berbahaya. Seolah-olah ia memiliki kekuasaan untuk
merebut atau menjarah, namun sesungguhnya hidupnya sudah direbut dan
dijarah oleh kuasa dunia ini, sehingga menjadi budak perbuatan daging,
merebut dan menjarah miliki orang lain, miliki Negara, milik generasi yang
akan dating dan akibatnya adalah kehancuran dan kebinasaan.
Seorang laki-laki diciptakan dengan tujuan yang dahsyat, untuk
menaklukan kekuatan musuh dan merebut kembali apa yang hilang, apa yang
Tuhan telah berikan bagi manusia. Untuk mencapai tujuan ini, seorang lakilaki harus berjuang, harus bertempur atau berperang, bukan dengan cara
duniawi seperti yang Rasul Paulus katakan; Memang kami masih

hidup

di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi. Karena senjata


kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawai, melainkan senjata
yang

diperlengkapi dengan

kuasa

Allah,

yang

sanggup

untuk

meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan


merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk
menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan
menaklukannya kepada Kristus. II
Korintus 10:3-5. Medan pertempuran yang harus dikuasai terlebih dahulu
adalah pikiran kita. Pikiran harus diperbaharui dengan diisi oleh Firman
Allah, sehingga masing-masing kita khususnya kaum laki-laki memiliki
pengenalan akan Allah yang memampukannya menang dalam menghadapi
setiap siasat atau tipu muslihat iblis.
Hanya dengan senantiasa bersama dengan Yesus, kita dapat
mengalahkan musuh, karena kuasa Yesus melebihi segala kuasa manapun
yang ada di dalam dunia ini. Yesus berkata; apabila seorang yang

kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka


amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya
menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas
perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan
rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak
mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan. Lukas 11:2123. Demikianlah hendaknya setiap laki-laki yang diberi kekuatan khusus
harus bersama dengan Yesus dan akhirnya dapat mengumpulkan jarahan
yaitu berkat yang disediakan karena kemenangan yang Tuhan berikan bagi
kita.
Dapat membiarkan orang dalam kebimbangan. Laki-laki diciptakan
dengan kemampuan untuk mengambil keputusan. Tanpa laki-laki dunia
akan hidup dalam kebimbangan dan ketidakpastian. Mungkin inilah salah
satu pengertian dari kata airo ini. Bahwa laki-laki dianungerahi
kedudukan sebagai pemimpin dalam keluarga. Dalam keluarga-lah
dimulai segala sesuatu, baik benar maupun salah. Dan semua yang kita
lakukan adalah hasil dari keputusan yang kita ambil. Keterlibatan emosi
yang banyak dialami oleh kaum wanita menjadikan wanita rentan
dalam menghasilkan keputusan yang kurang tepat atau salah, yang dapat
berakibat fatal bagi banyak pihak.
Itu sebabnya kehadiran laki-laki menjadi tidak tergantikan khususnya
dalam keluarga, karena tanpa keputusan yang benar dari laki- laki semua akan
berada dalam ketidakpastian dan kebimbangan. Para laki-laki harus kembali
pada tujuan atau pola Allah, hiduplah dalam

kehendak Allah senantiasa dan bergaul dengan firmanNya, Karena firman


Tuhan itu menjadikan kita lebih bijaksana, lebih berakal budi dan lebih
berpengertian (Mazmar 119:98-100), untuk melahirkan keputusan yang tepat
dan bijaksana yang menjadi arahan bagi dunia yang gelap ini.
2) Kata suami yaitu aner.
Kita telah melihat beberapa pengertian tentang arti dari laki-laki
menurut Perjanjian Baru. Berikut kita akan melihat arti dari kata suami yang
digunakan dalam Alkitab, yaitu; Aner. Kata tersebut berasal dari kata
anthropos yang menunjuk pada keberadaan manusia itu sendiri.
Seorang suami sesuai bahasa aslinya menunjuk pada keberadaan manusia
sebagai subjek atau pelaku kehidupan di dunia ini. Suami ditentukan
sebagai kepala untuk memimpin keluarganya. Untuk menjadi seorang
Pemimpin yang benar dalam keluarganya, seorang suami harus tunduk
kepada Kristus sebagai Kepala segala sesuatu. Tetapi aku mau, supaya
kamu mengetahui hal ini, yaitu kepada dari tiap-tiap laki-laki ialah
Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus
ialah Allah. (I Kor 11:3).
Seperti yang telah kita bahas berulang kali, seorang suami tidak hadir
begitu saja atau tiba-tiba di muka bumi. Allah menciptakan laki- laki yaitu
Adam sebagai manusia pertama di bumi sebelum Hawa Isterinya, dengan
cara yang berbeda dengan penciptaan Hawa, semua dengan tujuan yang jelas.
Adam sebagai pemimpin dunia, namun tanpa Hawa Isterinya, keadaan Adam
dikatakan Tuhan tidak baik, alias mengalami ketimpangan atau cacat. Oleh
sebab itu harus senantiasa diingat bahwa, letak kesuksesan seorang laki-laki
atau suami sangat dipengaruhi oleh kehidupan isteri atau caranya sang
suami memperlakukan isterinya.

Oleh sebab itu, dengan berpegang pada janjiNya bahwa Ia akan


memulihkan segala sesuatu, termasuk kehidupan pernikahan anak-anak
Tuhan, maka bagian kita adalah belajar dan terus belajar untuk melangkah
maju memperbaiki kehidupan keluarga kita. Pemulihan dimulai dari diri kita
sendiri, baik itu kehidupan kita sebagai suami, isteri maupun anak. Untuk
lembih memahaminya, berikut kita akan mengupas tentang sikap yang
seharusnya dimiliki oleh suami yang memahami kehenda Allah, di antaranya
sebagai berikut:
a. Suami yang menempatkan dirinya sebagai imam yang benar.
Karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah
kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh Efesus 5:23. Kata
tubuh dalam ayat ini menggunakan kata soma (Band Luk 11:36 dan Luk
12:22). Kata Soma menunjuk pada pengertian bahwa tugas suami sebagai
imam dalam keluarganya akan membawa terang dan memberi kemantapan
iman untuk hidup bebas dari kekuatiran. Seorang suami yang menjalankan
tugasnya di hadapan Allah akan memancarkan terang Tuhan, sehingga
keluarganya tidak akan tinggal dalam kegelapan.
melangkah karena

arahan

Tidak

salah dalam

sang pemimpin yang tepat, terbebas dari

kesesatan. Demikian dalam hal kehidupan sehari-hari, seorang suami yang


benar dalam tugasnya sebagai imam mampu menumbuhkan iman yang
teguh bagi isteri dan anak- anaknya untuk terus mempercayai Tuhan dalam
segala sesuatu, sehingga mereka tidak takut maupun bimbang akan hidup
mereka maupun masa depan mereka. Suami yang mengenal Allahnya dengan
benar, menjalankan kehidupan yang benar sehingga seluruh anggota
keluarganya hidup dalam kebenaran.
Suami yang baik adalah menjadi Imam buat isteri dan anak-

anaknya. Ia bertanggung jawab untuk menumbuh-kembangkan kerohanian


isteri dan anak-anaknya. Dengan kerohaniannya ia akan menjadi cermin
hidup yang akan diteladani isteri dan anak-anaknya. Kesalehannya seumpama
sabun hidup, dan air rohani yang memandikan, membersihkan kehidupan istri
dan anak-anaknyanya. Jika suatu saat ada yang bertanya kepada anakanaknya; "Siapa pemimpin rohani, mentor yang bisa kamu teladani?" Si anak
akan menjawab jelas: "AYAHKU".
Jika ada yang bertanya kepada isterinya; "Siapa pria yang paling
berpengaruh di hidupmu." Sang istri akan menjawab dengan jelas:
"SUAMIKU". Ia adalah seorang imam, ia harus menjadi teladan dalam
semua aspek untuk Rumah Tangganya. Tanggungjawab rohani dan jasmani
ada di pundaknya. Selanjutnya terlihat hasil tanggung jawab rohani yang
diteladankan Kristus bagi suami adalah terdapat di dalam ayat 27-30;
Sama seperti Kristus membawa gerejanya menjadi tidak bercela, cemerlang,
sempurna di hadapan Bapa; demikianlah suami yang baik. Suami yang baik
adalah suami yang terus-menerus meningkatkan kualitas rohaninya dan
kualitas itu akan dia impartasikan kepada isteri dan anak-anaknya.
Dari ayat ini kita bisa menilai bahwa pesyafaat itu adalah inisiatif
Yesus. Sebagai aplikasinya maka suami yang baik akan memotivasi, menjadi
inisiator doa dalam keluarganya. Di dalam ayat ini juga dikatakan
"memandikan gerejaNYA dengan "air dan firman" artinya adalah bahwa
suami yang baik adalah suami yang mencintai Firman TUHAN, Ia kuat
dan segar akan Firman. Ia cintai Firman TUHAN, Ia hidup dan menghidupi
Firman TUHAN. Dan Firman TUHAN yang ia hidupi itu ia bagikan kebada
isteri dan anak-anaknya. Ia menjadi guru yang memperdengarkan dan
meneladankan Firman TUHAN kepada keluarganya. Suami yang baik akan
menegakkan panji-panji kebenaran dalam rumah tangganya, dia akan menjaga
kesucian keluarganya.

b. Suami yang memiliki sikap hati yang benar


Efesus 5:25 berkata; hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya.
Seorang suami yang dimaksud dalam ayat ini adalah;

Suami aner (band. Mat 7:24 dan Mat 7:26) - yang terus
memperjuangkan masa depanya.
Suami yang memiliki dasar yang benar yaitu firman Allah dalam

seluruh kehidupannya, sehingga ia mampu mendirikan rumahnya dengan


kokoh. Saat masalah datang ia tidak goncang dan masa depannya terjamin.
Tetapi sebaliknya, suami yang tidak memiliki dasar yang benar (firman
Tuhan), masalah adalah akhir dari segala-galanya. Ia tidak mampu
bangkit lagi apalagi menata masa depan keluarganya di tengah masalah.
Seorang suami yang memiliki hati yang benar di hadapan Tuhan, akan
mampu bertahan lewati apapun sehingga dengan penuh kemantapan mampu
terus berjuang untuk masa depannya dan keluarganya. Ia kuat karena
pengenalannya akan firman Tuhan. Tetapi umat yang mengenal Allahnya
akan tetap kuat dan bertindak.
Daniel 11:32b.
Berani memberikan nyawanya - agapao (Band. Yoh 10:17; Mat
19:19; Mat 22:39)
Kata kasihilah dalam Efesus tersebut memiliki beberapa pengertian;
mengasihi dengan penuh pengorbanan untuk mendapatkannya kembali
(autos) seperti Kristus mengasihi jemaat demikianlah suami kepada isterinya.
Mengasihi dengan total hingga akhir hidupnya. Seorang suami yang memiliki
sikap hati yang benar mampu mengasihi dengan kasih yang benar seperti
kasih Kristus.

Pengertian mengasihi juga berarti menghormati, yang berlaku juga


untuk hubungan antara seorang anak kepada orangtuanya. Seorang anak,
meskipun telah menikah tetap harus menghormati dan mengasihi orang
tuanya. Hal ini berarti seorang isteri tidak boleh memisahkan suaminya dari
orangtuanya dan seorang suami tidak boleh memisahkan isterinya dari orang
tuanya. Masing-masing

pihak baik

suami maupun isteri harus saling

mendukung dalam hal memperhatikan dan mengasihi orang tua mereka.


Kehidupan yang demikianlah yang diberkati oleh Kristus. Firman Allah
berkata; Hormatilah ayahmu dan ibu, seperti yang diperintahkan
kepadamu oleh TUHAN Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik
keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu
Ulangan 5:16. Yesus berkata; Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu
dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti
dihukum mati Matius 15:4. Surat Paulus kepada jemaat di Efesus juga
berkata; Hormatilah ayahmu dan ibumu ini adalah suatu perintah
yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia
dan panjang umurmu di bumi. Efesus 6:2-3.
Banyak luka atau permasalahan terjadi di dalam keluarga dikarenakan
hubungan anak dengan orang tua rusak setelah menikah karena tidak
mendapat dukungan dari pasangan masing-masing. Sang isteri tidak ingin
diduakan sehingga akhirnya berusaha memisahkan suami dari orang tuanya,
demikian juga sebaliknya. Menghormati orang tua adalah perintah Tuhan bagi
kita yang percaya kepadaNya. Melanggarnya berarti kita berdosa, dan upah
dosa adalah maut. Maut tidak langsung berarti kematian secara fisik, namun
kematian dalam bidang yang lain seperti ekonomi, kesehatan, keharmonisan
ataupun kebahagiaan. Menghormati tidak berarti bahwa kita bertanggung
jawab sepenuhnya

30
30

sehingga orang tua berhak menuntut apa saja dari sang anak yang telah
menikah, namun

menghormati

yang dimaksud lebih

kepada

sikap

memperhatikan, menyayangi, tidak menyia-nyiakan, tidak menelantarkan,


menghormati dalam segala nasihat yang diberikan, sikap yang santun dan
jauh dari sikap durhaka. Itulah kasih yang Allah kehendaki bagi kita,
termasuk bagi suami.
c. Suami yang memiliki kehidupan doa yang berkualitas.
Doa bukan hanya tugas seorang isteri. Firman Tuhan dengan jelas
berkata tentang doa kepada seorang suami; Demikian juga kamu, hai
suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang
lebih lemah! Hormatilah mereka sebagi teman pewaris dari kasih karunia,
yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang I Petrus 3:7.
Di awal pembahasan kita, kita telah mengetahui bahwa suami
bertugas mengingatkan isterinya tentang Allah. Dan suami adalah imam yang
berarti memiliki hubungan yang dekat dengan Allah lewat doa- doanya.
Masing-masing kita memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, ada harapan
dan impian, semuanya harus di bawa dalam doa di hadapan Allah. Tetapi
dalam hal ini, ada hal yang menyebabkan doa suami tidak didengar atau
terhalang. Doa yang terhalang merupakan sebuah masalah yang besar, jika
Allah tidak mendengar doa kita hal itu dapat berarti Allah tidak berkenan
mendengarnya. Oleh sebab itu, para suami harus senantiasa belajar
memahami, apa yang dikehendaki Allah, sehingga doa tidak lagi terhalang,
melainkan langsung tepat pada sasaran. Akibatnya, mujizat Allah terjadi bagi
hidup kita dan keluarga kita.

Agar doa Suami tidak terhalang a)


Memiliki hati yang bijaksana
Memiliki hati yang bijaksana, dapat ditunjukan dengan sikap
suami yang:
i.

Memperhatikan apa yang sedang ia lakukan.


Demikian juga I Petrus 3:7 (homoios; sama seperti, band. Luk

6:31; Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat


kepadamu, perbuatlah juga demikian homoios - kepada mereka). Kata
ini mengandung beberapa pengertian; dalam hal ini berarti bijaksana
dalam hal memperhatikan apa yang sedang ia lakukan. Prinsipnya adalah, apa
yang kita harapkan dalam hal hubungan dengan orang lain, lakukan hal yang
demikian kepada orang lain, dan apa yang tidak ingin kita terima, jangan
lakukan hal tersebut kepada orang lain.
Sikap kita, dalam hal ini suami, kepada orang lain, termasuk isteri,
menentukan kualitas doa kita. Jangan harap doa kita didengarkan, jika kita
menimbulkan syak di hati orang lain. Firman Tuhan berkata; sebab itu, jika
engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau
teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
tinggalkan persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai
dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan
persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau
bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan
menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau
kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar

dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.


Matius
26.
ii.

5:23-

Memperhatikan apa yang ia tabur


Kata homoios, juga terdapat dalam Markus 4:16-17; Demikian juga

yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang- orang yang


mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi
mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang
penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera
murtad. Dari sini, dapat diambil pengertian bahwa orang yang menerima
jawaban doa adalah ia yang hidup bijaksana dengan cara; memperhatikan apa
yang ia tabur. Hidup ini adalah tuaian dari apa yang kita tabur. Itulah
sebabnya diperlukan sikap yang bijaksana, untuk senantiasa memperhatikan
bagaimana kita hidup. Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana
kamu hidup, janganlah seperti orang bebal,tetapi seperti orang arif
Efesus 5:15. Dan lagi, Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya
dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan
dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai
kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan
menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Galatia 6:7-8.
Oleh sebab itu, selama masih ada kesempatan mari kita menabur
apa yang baik dan benar, khususnya bagi pekerjaan Tuhan. taburan tidak
hanya dituai oleh kita yang hidup saat ini, tetapi juga bagi generasi kita, anakanak kita di masa yang akan datang. Orang yang bijaksana senantiasa
mempertimbangkan setiap langkahnya dengan cermat, karena ia tahu bahwa
kehidupan itu berdampak dan berkelanjutan dari generasi ke generasi. Suami
yang takut akan Allah, memperhatikan apa yang ia

tabur, karena ia menginginkan hasil tuaian yang terbaik bagi dia dan
keluarganya, maka sedapat mungkin ia akan menabur yang terbaik. Dan
dengan sikap yang demikian, doanya menjadi sebuah hal yang menyenangkan
hati Tuhan.
iii. Memihak kepada isteri
hai suami-suami ..hiduplah (Sunoikeo) I Petrus 3:7. Kata
sunoikeo berasal dari kata; sun yang berarti memihak dan oikeo yang
berarti hidup.

Seorang suami yang memiliki doa berkualitas, akan

berusahan menjaga sikapnya dalam segala hal untuk menyatakan


keberpihakannya kepada isterinya. Hal itu dapat ditunjukan dengan
sikap yang senantiasa menjaga isterinya dari berita negatie, isu-isu, maupun
perkataan tidak bertanggung jawab tentang isterinya. Suami yang selalu
menjadi sahabat untuk mendukung dalam segala situasi yang dihadapi
isterinya, sebagai wujud dari cintanya yang lahir dari hubungan yang benar
kepada Kristus. Suami yang mempercayai isterinya sebagai wanita terbaik
dalam hidupnya, menghargai dan menghormati isterinya sebagai rekan
pewaris kehidupan yang diberikan dari Sorga. Sikap yang demikian akan
menjaga hati suami dari semua godaan yang ditawarkan dunia

untuk

menyakiti atau mengkhianati isterinya. Suami yang memihak kepada


isterinya akan berusaha turut merasakan apa yang dirasakan isterinya, meski
tidak 100% benar, setidaknya ia telah berusaha untuk memberikan
kebahagiaan kepada isterinya. Dengan demikian hati isterinya kuat, untuk
berdoa baginya dan anak-anak, kuat dan melakukan semua tugas rumah
tangga dengan penuh sukacita dan bukan keterbpaksaan, akhirnya, isteri
diberkati dan suami juga pasti di berkati, karena doa dan hidupnya berkenan
di hadapan Allah.

b) Mampu melihat jauh ke depan


Kata selanjutnya adalah

sebagai kaum yang lebih

lemah

(asthenes => keadaan sebenarnya adalah sthenoo yang berarti; menguatkan,


mengokohkan). Seorang suami yang memiliki kehidupan doa berkualitas
mampu melihat jauh ke depan tentang hidupnya maupun keluarganya.
Termasuk dalam hal bersikap terhadap isterinya. Isteri bukanlah makhluk
yang

lemah

dalam

arti

sesungguhnya,

isteri adalah penolong yang

dijadikan Allah dengan keistimewaan khusus untuk melayani keluarga dan


menjadikan suami berhasil mencapai rencana Allah. Harus diketahui oleh
suami bahwa suatu hari kelak, keadaan akan berubah, dan isteri harus
dipersiapkan sedemikian rupa untuk mengemban suatu tanggung jawab
yang besar dengan cara yang benar.
Kelak, dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan hormon
yang menjadikan isteri akan terlihat perkasa dari suami. Di sinilah salah
satu saat dimana suami akan menerima balasan dari isteri akan apa
yang pernah ia lakukan terhadap isterinya. Pada masa itu suami akan terlihat
lebih feminim karena pengaruh hormon estrogen, dan lebih tidak berdaya
dari

sang

isteri.

itu sebabnya

banyak

kejadian

di

sekitar kita

mempertontonkan sikap bagaimana sang oma menganiaya opa, atau


opa-opa diperlakukan tidak sopan oleh oma-oma. Masa tua ditentukan
oleh sikap kita di waktu muda. Oleh sebab itu, suami yang memiliki
kehidupan doa yang baik, akan paham tentang hal ini, sehingga dengan
sebijaksana mungkin menjaga sikapnya terhadap isterinya sejak mereka
masih muda. Hukum tabur tuai berlaku juga di sini, jika Anda suami, ingin
disayang oleh isteri dan anak-anak kelak dimasa yang akan datang,
perlakukan mereka dengan baik setiap hari, maka masa tua Anda pun akan
bahagia.
Untuk para isteri, sikap suami yang tidak terpuji di masa lalu,
tidak menjadikan itu alasan bagi Anda untuk balas dendam. Karena jika

sang oma-oma bertindak tidak terpuji dan berdosa kepada suaminya yang
sudah tua, maka sang oma akan mendapat proses langsung dari para
menantu atau pun anak cucu nya. Hal ini menunjukan bahwa, tidak ada
alasan bagi kita untuk mengijinkan perbuatan dosa dilakukan kepada
mereka yang telah menyakiti kita, pembalasan adalah hak Tuhan. Bagian
kita adalah lakukan firman Tuhan selama kita hidup. Khusus untuk para
suami, yang rindu melihat hal yang baik terjadi di hari yang akan datang,
minta tuntunan Tuhan untuk dapat bersikap benar hari ini, sehingga doa
kita tidak terhalang, melainkan mendapat jawaban dengan tepat.
c) Taat pada hukum yang mengikat
Kata selanjutnya dalam I Petrus 3:7 adalah hormatilah/ aponemo
yang berasal dari kata aponomos (berasal dari hukum perkawinan; band.
Roma 7:2). Hukum perkawinan tidak mengikat salah satu pihak,
melainkan keduanya. Hukum perkawinan merupakan perjanjian yang
dibuat antara manusia di bumi dengan Allah di Sorga. Oleh sebab itu,
dikatakan firman Tuhan, karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah
tidak boleh diceraikan manusia. Markus 10:9. Suami dengan
kehidupan doa yang berkualitas akan menjaga perkawinannya kudus di
hadapan Allah, dengan setia kepada satu-satunya wanita, yaitu isterinya yang
sah. Jika tidak, hidup dan doa suami adalah kekejian bagi Allah, dan
akibatnya dikatakan doanya terhalang.
Kasus perselingkuhan yang demikian merebak saat ini menjadi
sebuah wabah atau virus yang harus kita waspadai, karena dapat menyerang
siapa saja. Kehidupan yang jauh dari Allah, tidak lagi sungguh- sungguh
hidup benar di hadapan Allah adalah celah dimana virus dosa itu masuk
dalam kehidupan orang percaya. Salah satu dampaknya adalah tidak adanya
ketaatan pada hukum perkawinan yang telah mengikatnya
36
36

seumur hidup. Sebagai orang percaya, hukum perkawinan adalah hal


yang sangat serius. Melanggarnya berarti berhadapan langsung dengan Allah,
yang mana semua orang, khususnya suami sebagai pemimpin keluarga harus
mempertanggung jawabkan di hadapan Allah.
d) Memiliki sikap yang cerdas
Suami yang cerdas disini bukan tentang IQ, melainkan sikap di
hadapan Allah dalam mengasihi isterinya. Firman Tuhan berkata bahwa isteri
adalah teman pewaris kasih karunia yaitu kehidupan. Kasih karunia adalah
kemampuan dari Tuhan, yang memampukan suami dapat bertindak dengan
benar dalam segala situasi, karena hidup takut akan Allah.
e) Suami yang memiliki warisan iman untuk anak-anaknya.
Kehidupan doa yang berkualitas, menjadikan sang suami memiliki
pengalaman pribadi berjalan bersama dengan Tuhan. Perjalanan bersama
dengan Tuhan merupakan pengalaman sekolah iman yang harus diwariskan
kepada anak-anak atau generasi selanjutnya. Kehidupan dunia ini hanya
bisa dikalahkan oleh iman kita di hadapan Allah. Itulah sebabnya betapa
iman itu merupakan hal yang terpenting bagi orang yang percaya, tanpa
iman tidak mungkin kita berkenan kepada Allah, termasuk dalam hal doa.
Suami harus memperkenalkan anak-anaknya kepada Tuhan, bertumbuh dalam
iman dan mampu mempertahankan imannya apapun yang kelak mereka
hadapi. Orang tua yang baik meninggalkan warisan bagi anak-anaknya, dan
warisan terbaik adalah iman kepada Kristus.

Pelajaran dari Efesus 5:29-32 tentang suami yang baik;


Suami yang menggembalakan Isterinya.
Efesus 5:29 mengatakan: "Sebab tidak pernah orang membenci
tubuhnya sendiri, tetapi MENGASUHnya dan MERAWATIinya,

sama

seperti Kristus terhadap jemaat". Suami dan istri sudah dipersatukan.


Tugas suami yang baik adalah menjaga istrinya dan merawat serta
mengasuhnya. Suami yang baik adalah suami yang dewasa. Sebagai seorang
pria yang dewasa ia akan lebih banyak
mengalah dibanding isterinya. Karena ayat ini memiliki nilai "pastoring",
artinya adalah bernilai "Penggembalaan". Pria sejati akan mementoring
isterinya, menuntunnya bila perlu menggendongnya. Mengapa? Ayat ini
mengatakan "MENGASUH-nya"; maka di sana akan ada unsur-unsur
penggembalaan atas rumah tangganya. Itulah kitat menentang KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga) apapun alasannya. Karena tugas pria
sejati, suami yang baik adalah merawat, menjaga, mengasuh isterinya bukan
memukul, melukai, mencederai atau menyakiti isteri ataupun anak-anaknya.
Pria sejati itu lembut ketika ia menjadi GEMBALA bagi keluarganya dan
tegas ketika ia berperan sebagai PEMIMPIN. Pria sejati adalah pria yang
Lembut sebagai GEMBALA, tegas saat MEMIMPIN.
Suami yang Independent, visioner dan leadershipnya kuat
Suami yang baik adalah suami yang membangun 'KERAJAANNYA'
sendiri. Efesus 5:31 "Sebab itu laki-laki akan MENINGGALKAN ayahnya
dan ibunya dan BERSATU dengan isterinya, sehingga keduanya

itu

menjadi satu daging". Makna ayat ini sungguh


fleksibel. Suami yang baik memiliki tekad yang bulat di dalam hatinya bahwa
rumah tangga yang di bangunnya adalah rumah tangga yang

independent, tidak bergantung kepada siapapun termasuk orangtuanya,


mertuanya, saudaranya, sahabat-sahabatnya. Tentunya dengan pertimbangan
dan penilaian atas kemampuannya. Ia tahu kapan ia akan memutuskan ia akan
berjalan hanya dengan isterinya dan anak-anaknya. Di dalam ini juga ada
unsur LEADERSHIP dalam rumah tangganya; dia menjadi pemimpin untuk
sebuah perjalanan keluarganya menuju pulau kebahagiaan dekat
ALLAH.

Itulah

tujuannya.

Ia

memiliki

VISI yang

kepada

jelas

untuk

keluarganya. Suami yang baik dengan bijak ia akan lebih mengutamakan


isteri dan anak-anaknya daripada yang lain. Karena Ayat ini mengatakan ia
akan meninggalkan ayahnya dan ibunya untuk bersatu dengan isterinya. Ia
akan menghapus semua pertanyaan dalam sebuah lagu: "ENTAH KE MANA
DIBAWA HUBUNGAN KITA?" Ia akan menjelaskan tujuan rumah
tangganya dan membawa rumah tangganya melewati 'race' yang mereka akan
jalani. Ia akan mengayomi rumah tangganya selama mereka menjalaninya.
Suami yang membangun komunikasi yang baik
Suami yang baik adalah suami yang membangun KOMUNIKASI
yang baik dengan isterinya. Efesus 5:32 "Rahasia ini besar, tetapi yang aku
maksudkan ialah HUBUNGAN Kristus dan jemaat". Pasti setiap pria
menginginkan menjadi pria yang dikasihi, pria sejati. Saya akan
memberikan

rahasia

yang

besar

yang

tersembunyi

dan

sekarang

disingkapkan. Sama seperti Kristus membangun HUBUNGAN yang baik


untuk gereja demikianlah suami yang baik berjuang membangun hubungan
yang baik dengan isterinya. Ia akan berjuang untuk menciptakan komunikasi
yang sehat dengan istri dan anak-anaknya.

Compliment
Ada satu point yang tidak terdapat di dalam Efesus 5 namun ini
sangat penting. Suami yang baik adalah seorang yang memberi MAAF
dan mau MEMINTA MAAF. Pertanyaannya mengapa Efesus tidak
mencatat sehingga kita bisa terberkati olehnya. Karakter memaafkan ada
padaNya.

Dia

pengampun

dan

pemaaf.

Dia

mengampuni

dan

melupakan. Namun adakah lelaki yang sempurna seperti Kristus? Jawabannya


tidak. Jika anda sadar anda adalah seorang suami yang berpotensi melakukan
kesalahan; maka sadarilah kalimat: "Maafkan saya, saya bersalah kepadamu."
Biasakan dengan kalimat itu, mungkin asing untuk pria tapi itu adalah rahasia
SUAMI YANG BAIK.
B. Isteri sesuai dengan pola atau teladan Allah.
Isteri yang sesuai dengan pola Allah diciptakan dengan tujuan
Allah. Isteri yang memiliki rencana Allah dalam hidupnya. Banyak
persoalan terjadi karena isteri hidup di luar tujuan atau rencana Allah, dan
tentu saja persoalan isteri berdampak pada seluruh anggota keluarga,
khususnya dalam hubungan dengan suami. Isteri-isteri di dunia ini ditentukan
Allah untuk menerima berkat dan menjadi berkat, itu sebabnya para
isteri harus mengalami pemulihan dari Allah sehingga berkat itu sampai
kepada mereka. Berikut kita akan melihat, criteria dari isteri yang akan
mengalami pemulihan dari Allah, diantaranya:
Isteri yang akan mengalami pemulihan dari Kristus adalah;
Efesus 5:22-24, Hai Isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada
Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sana seperti Kristus adalah
kepala

jemaat.

Dialah

yang

menyelamatkan

tubuh.

Karena

itu

sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus,


40
40

demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.


a.

Isteri yang memiliki sikap hati yang benar terhadap dirinya (Ef
5:22). Untuk mengalami pemulihan, isteri harus memiliki sikap yang
benar terhadap dirinya, yang dapat dipancarkan dengan beberapa sikap,
yaitu:

Tidak menyia-nyiakan kesempatan/ anugerah dari Tuhan.


Kata hai isteri (gune) dalam Efesus 5:22, band dengan Lukas 4:26.

Dalam Lukas, kata tersebut menunjuk tentang kisah seorang janda di


Sarfat di tanah Sidon, pada masa pelayanan nabi Elia. Janda ini seorang yang
sederhana, namun ketika Elia datang dia melayani dengan sebaik- baiknya,
bahkan di saat ia sangat kekurangan. Melayani Elia, sebagai hamba Allah
menjadi kesempatan dan anugerah yang terbaik bagi janda itu di tengah
masalah yang di hadapinya. Hal itulah yang menjadi pelajaran bagi kita
sebagai wanita Allah, atau seorang isteri. Apapun masalah yang sedang kita
hadapi sebagai isteri, jangan mengaburkan pandangan kita bahwa persoalan
bukanlah alasan bagi kita untuk tidak melayani Allah.
Janda yang ada di Sarfat, di tengah persoalan ia bersedia melayani
Elia yang merupakan gambaran dari pelayanan kepada Allah. Pada umumnya,
di saat mengalami banyak masalah dalam hidup ini, wanita atau isteri sering
mengasihani diri sendiri, merasa paling menderita dan tidak ada hal yang baik
atau penting yang menjadikannya lasan untuk bertahan, apalagi melayani
Tuhan dan orang lain. Masalah bagi seorang isteri

kadang

membuat

langkahnya terhenti, terintimidasi, bahkan memiliki pandangan yang salah


tentang dirinya. Ketika masalah rumah tangganya belum pulih, ketika
suaminya belum pulih, ketika anak- anaknya belum pulih atau ketika
keuangan maupun kesehatannya terganggu atau kacau, paling sering
seorang isteri atau wanita memilih

mundur, mengasingkan diri, merasa tak layak, sehingga menyia-nyiakan


kesempatan untuk melayani Tuhan yang sering datang dalam berbagai bentuk
dan kesempatan. Tetapi Janda di Sarfat, mampu melihat kesempatan dan
anugerah Tuhan yang datang melalui nabi Elia, di saat masalah kekurangan
makan, Elia datang meminta makanan, itulah berkatnya. Ketika selesai
melayani Elia, dan dia berpikir untuk mati, janda ini mengalami mujizat
Tuhan dalam hidupnya. Mujizat itu bukan hanya untuknya tetapi juga bagi
anak-anaknya, bagi seisi rumahnya.
Seorang isteri yang mampu mengenal dirinya dengan benar,
karena pengenalannya yang benar akan Allah, akan mengalami mujizat dan
pemulihan, sekalipun badai sedang mengamuk dalam hidupnya. Tuhan pasti
menolong kita. Persoalannya adalah, apakah kita mampu melihat tangan
Tuhan melalui kesempatan yang datang ketika masalah datang? Jika belum,
kita harus bangkit dan menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan, untuk
mengenal Dia lebih dalam dan memahami caraNya menolong kita. Tuhan
Yesus selalu punya cara yang ajaib untuk menolong kita. Jangan takut,
percaya saja.

Isteri yang rendah hati Menjadikan Yesus lebih dari


segalanya.
Kata isteri (gune) bandingkan dengan Lukas 7:44. Dalam Lukas kata
gune menunjuk pada wanita yang membasuh kaki Yesus dengan air matanya
dan menyekanya dengan rambutnya dan minyak wangi yang sangat mahal.
Bagi seorang perempuan lain di zaman sekarang, minyak harum adalah hal
yang biasa. Namun di masa Yesus, minyak wangi yang digunakan oleh
wanita dalam Lukas 7 memiliki makna yang berbeda. Minyak itu sangat
mahal bagi wanita itu, harganya merupakan tabungan perempuan itu
berbulan-bulan. Namun dalam waktu sekejap minyak itu ditumpahkan untuk

42
42

Yesus, itulah hal berharga yang dimiliki wanita itu dan hal itu untuk
menunjukkan betapa perempuan itu mengasihi dan

43
43

menghormati Yesus dengan caranya. Meskipun murid-murid Yesus tidak tahu


maksud wanita itu, Yesus memahaminya.
Seperti halnya dengan wanita tersebut, ia melayani Yesus dengan
segala kerendahan hati. Apa yang dilakukannya saat itu menunjukkan bahwa
ia menjadikan Yesus pribadi yang special dan terhormat, dan ia hanyalah
seorang hamba/ budak. Ia tidak pernah menyadari bahwa apa yang
dilakukannya akan dicatat, ia melalukannya dengan tulus, karena kasihnya
kepada Yesus. Meskipun ia seorang yang berdosa, namun pertemuannya
dengan Yesus mengubah segalanya, secara khusus mengubah pandangannya
tentang dirinya. Ia menyadari bahwa ia adalah hamba dan Yesus adalah
Tuhannya, yang layak untuk dilayani dan dihormati, dan menerima segala
yang terbaik yang ia miliki. Itulah wujud dari penyembahan sejati. Hati
yang menyembah di hadapan Allah didasari dengan kesadaran bahwa kita
adalah hamba dan Yesus adalah Tuhan. hati yang menyembah adalah hati
yang rendah hati.

Semakin sering kita menyembah Tuhan seharusnya

semakin rendah hati kita di hadapan Allah. Penyembahan mengajarkan kita


untuk mengikat hidup kita hanya kepada Tuhan.
Demikianlah halnya dengan kita saat ini, kesediaan kita untuk
memberikan yang paling berharga dari diri kita kepada Yesus, menunjukkan
bahwa Yesus-lah yang paling berharga bagi kita. Dan itulah pandangan yang
seharusnya kita miliki sebagai wanita Kristus. Jangan ijinkan hati kita
terikat dengan apapun, selain dengan Tuhan. Karena segala sesuatu di
dunia dapat berubah, kecuali Tuhan. kebenaranNya, kasihNya, janjiNya,
kuasaNya dan segalanya dari Allah tidak pernah berubah, tidak pernah
tergoncangkan dengan apapun juga, sehingga ketika kita tinggal di dalam Dia,
kita tidak akan tergoncangkan meskipun di tengah badai yang besar. Kita
akan tetap kuat dan tidak hancur.
Wanita Kristus yang memiliki pandangan yang benar tentang

dirinya, akan memahami bahwa hidup yang sebenarnya adalah bersama


Yesus, melayaniNya dengan sungguh-sungguh dan dengan kualitas yang
terbaik.

Isteri yang menghargai arti pengampunan


Kata gune dalam Lukas 7:50, menunjuk pada wanita yang menerima

pengampunan

dosa

dari Yesus.

Sebagai orang yang berdosa kita

membutuhkan pengampunan, dan Yesus telah memberikannya kepada siapa


saja yang percaya kepadaNya dan sungguh-sungguh bertobat serta berbalik
dari jalannya yang jahat, termasuk kepada kita. Sebagai wanita atau isteri,
kita harus menyadari bahwa Tuhan telah mengampuni kita dan membebaskan
kita dari perbudakan dosa. Seperti cerita tentang wanita yang melayani Yesus
dalam Lukas 7 ini, ia memperoleh pengampunan atas dosanya yang besar,
sehingga ia mampu melakukan perbuatan kasih yang besar. Yesus berkata,
bahwa orang yang menerima banyak akan pengampunan akan melakukan
kasih yang lebih kepada orang lain, yang sedikit menerima kasih maka akan
sedikit juga melakukan kasih. Jika kita telah menerima kasih yang besar dari
Allah, maka wujud dari penghargaan kita akan Kasih Bapa adalah
dengan hidup dalam kasih, kepada Tuhan maupun kepada sesama serta tidak
hidup dalam dosa lagi. Saat kita berhadapan dengan kesalahan orang lain
termasuk suami maupun anak-anak atau keluarga besar kita, lepaskan
pengampunan.

Isteri yang tidak rela kehilangan sesuatu yang berharga


Kata Gune dalam Lukas 15:8 menunjuk pada wanita dan dirham dan

dirham yang hilang. Wanita ini mencari dengan cermat hingga ia


mendapatkannya. Demikian diharapkan Tuhan dari kita sebagai seorang isteri
yang rindu mengalami pemulihan bertindak. Apa yang berharga

buat kita saat ini, Tuhan dan keluarga kita, biarlah itu merupakan hal
yang benar di hadapan Tuhan, dan pertahankan dengan sebaik-baiknya.
Jangan biarkan dicuri oleh musuh kita tetapi cari dan temukan, meskipun
dengan pengorbanan.
Tuhan mengaruniakan kepada kita Roh Kudus untuk menolong
kita dalam segala sesuatu, biarlah kita senantiasa berjalan bersamaNya
sehingga kita dapat bertindak benar dalam setiap proses, bahkan di saat kita
kehilangan dirham kita. Wanita dengan pandangan yang benar tentang
dirinya,

akan

memahami

mana

yang

benar-benar

berharga untuk

dipertahankan dan mana yang tidak. Sesuatu yang berharga adalah


tentang Kerajaan Allah dan kebenaranNya, carilah itu lebih dulu, maka
semuanya akan ditambahkan kepadamu. (Mat 6::33).
b. Isteri yang memiliki sikap hati yang benar terhadap
suaminya (Ef 5:22)
Sikap yang benar harus dimiliki seorang isteri bukan hanya
kepada dirinya melainkan kepada suaminya. Penundukan diri seorang
isteri itu penting, karena merupakan tatahan atau sistem Kerajaan Allah. Isteri
yang melakukannya akan diberkati dan mendapat perlindungan, dan yang
tidak sebaliknya. Allah Bapa mengasihi kita sebagai isteri, itu sebabnya Ia
mau kita diberkati dan bahagia, karena penundukkan diri kepada suami
bermakna;

Penundukan diperintahkan karena kita mampu


Kata tunduklah (idios) menunjuk pada Matius 25:15 yaitu

kesanggupannya. Penundukan diri seorang isteri kepada suami memang


sukar, namun bukan hal yang mustahil. Allah memerintahkan hal ini,
sesuai kesanggupan seorang isteri. Allah tahu, isteri dapat melakukannya,
yaitu tunduk kepada suami. Allah Bapa memerintahkanNya, karena itu

Ia akan memberikan kita kemampuanNya kepada kita, sehingga kita dapat


melakukan perintah itu dengan benar. Hasilnya kehidupan kita akan diberkati
dan berhagia. Tunduklah kepada suami demi Kristus, karena kita mengasihi
Kristus. Maka kasih Yesus akan memenuhi hati kita dan kita akan merasakan
damai sejahtera dan sukacita yang melimpah.
Isteri yang suka menuntut suaminya merupakan perwujudan dari isteri
yang tidak sempurna
Kata idios juga terdapat pada Lukas 6:41, yaitu matamu sendiri. Hal
ini berbicara tentang prinsip kesempurnaan. Kehidupan rumah tangga penuh
warna. Permasalahan yang silih berganti sebenarnya membantu kita untuk
memperbaiki hal-hal yang memang perlu diperbaiki, agar kita menjadi
pasangan yang tepat bagi pasangan kita. Pernikahan bukanlah tentang
mencari pasangan yang tepat, melainkan menjadi pasangan tepat dan juga
menjadi orang tua yang tepat bagi anak-anak. Namun kenyataannya, keadaan
diperumit ketika masing-masing menuntut pasangannya untuk menjadi
sempurna seperti keinginannya. Pelajaran ini bagi kita sebagai isteri yang
rindu mengalami pemulihan dari Tuhan, yang harus memiliki pandangan
yang benar terhadap suaminya, yaitu jangan menuntut suami menjadi
sempurna. Tuntutan justru akan menyatakan bahwa isteri merupakan pribadi
yang tidak sempurna. Sebagai isteri yang rindu menjadi sempurna bagi
suaminya, terimalah kelemahan suami Anda dan jadilah penolong yang baik
untuk membantunya keluar dari kelemahan dan melatih kelebihannya
sehingga suami Anda menjadi berhasil di tangan Anda, karena itulah salah
satu tujuan isteri diciptakan, menjadi penolong.
Dengan tidak menuntut suami, menunjukkan kesempurnaan sang
isteri. karena sang isteri memahami, bersama dengan Tuhan, ia akan sanggup
berjalan bersama suaminya dengan menjadikan suaminya lebih

baik dan lebih sempurna untuk dirinya. Bukan dengan tuntutan, tetapi dengan
kasih melalui penerimaan dan kesalehannya. Suami berubah bukan karena
omelan dan tekanan dari tuntutan, melainkan karena kasih dan kuasa
Tuhan yang bekerja melalui kehidupan seorang isteri yang luar biasa.

Tidak tunduk menyebabkan isteri hidup dalam kebingungan


Kata idios selanjutnya terdapat pada Matius 10:16. Kata idios pada

kata ini dihubungkan dengan kata seperti, yang menunjuk pada sikap
kebingungan karena harus hidup seperti di tengah-tengah serigala. Isteri yang
tidak tunduk, berarti melanggar otoritas, berhadapan langsung dengan
serigala

dan

menghadapi

banyak

kesulitan.

Itu

sebabnya mengapa

seorang isteri harus tunduk, ia harus berada di bawah otoritas yang ditetapkan
Allah untuk tetap selamat dan terlindung dari bahaya musuh, yang
menyebabkan kebingungan, dan tidak mampu memiliki tujuan hidup yang
jelas. Pemimpin keluarga sebagai penentu masa depan telah menerima
mandat dari Allah untuk membawa keluarganya pada tujuan Allah. Tidak
tunduk pada suami, berarti tidak tidak ada masa depan.
c. Isteri yang menjadikan ukuran perkawinannya sama dengan kasih
Kristus (Ef 5:24)
Kata tunduk pada kesempatan ini menggunakan kata hupataso yang
dalam istilah militer digunakan untuk mengatur divisi pasukan dalam
busana militer di bawah komando seorang pemimpin. Isteri yang tidak
tunduk, seperti orang yang memakai seragam militer, tetapi tidak taat pada
komando. Atributnya adalah seorang yang taat, namun tindakannya tidak taat
(kemunafikan). Dalam hal ini, apapun profesi kita di luar rumah, pretasi
yang mungkin gemilang, tanpa sikap tunduk

kepada suami, hal itu sia-sia belaka. Yang terpenting dari seorang isteri
adalah tunduk pada suami seperti kepada Kristus. Ukuran pernikahan adalah
hubungan Kristus dengan jemaat. Jika kita mengaku penyembah Kristus,
hamba Allah atau murid Yesus, nyatakan hal itu di rumah kita dengan tunduk
pada suami. Melanggarnya berarti melawan kepemimpinan Kristus.
d. Isteri yang memahami arti penciptaannya
Allah menciptakan wanita dengan tujuan ilahi, yang harus isteri
laksanakan dengan benar di hadapan Allah. Beberapa tujuan penciptaan isteri
dalam firman Allah adalah:
Isteri yang membawa suaminya dekat dengan Tuhan (Kej 2:21)
Firman

Tuhan

berkata;

Lalu

TUHAN

Allah

membuat

manusia itu tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari
padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Kata rusuk
menggunakan kata tsela

yang menunjuk pada rusuk mezbah,

bandingkan dengan Keluaran 25:12-15; 27:7. Dilanjutkan dengan Dan


dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah
seorang perempuan, lalu dibawaNya kepada manusia itu Kejadian 2:22.
Seorang perempuan diciptakan dari rusuk (tsela) yang menunjuk pada rusuk
mezbah dimana fungsi rusuk mezbah adalah tempat penyangga atau kayu
pengusung agar mezbah dapat dipikul atau diangkat, dan kayu tersebut harus
tetap di dalam gelang dan tidak boleh dicabut.

Rusuk membuat mezbah

dapat diangkut ke tempatnya, yaitu Ruang Maha Kudus dimana Tuhan hadir
di situ. Dengan demikian kita dapat melihat bahwa Tuhan mempunyai
rencana yang indah bagi kaum hawa, yaitu membawa kehidupan suaminya,
berada di ruang Maha kudus, dekat dengan Allah, menjadi imam bagi
keluarganya.

Kehadiran seorang isteri seharusnya membawa dampak yang


nyata bagi kehidupan rohani seorang suami. Keberadaan isteri harus
dapat menentramkan suaminya dengan kasih dan kelembutannya, harus dapat
menyatakan siapa Tuhan yang hebat kepada suami dan anak- anaknya.
Menjadi penolong bagi suami untuk senantiasa dapat berdiri di hadapan
Tuhan sebagai imam, yang mengcover kehidupan rohani keluarga dengan
doa-doanya. Oleh sebab itu, sebagai seorang isteri, sepatutnya kita kembali
kepada firman Tuhan, jika kita rindu mengalami pemulihahan dalam keluarga
kita. Ambil tanggung jawab di hadapan Tuhan untuk senantiasa berdiri bagi
suami, dan membawanya semakin dekat dengan Tuhan. Hal itu tidak terjadi
dengan serentetan omelan atau tuntutan kita, tetapi dengan doa-doa kita. Oleh
sebab itu, jika kita rindu melihat dan membawa suami dekat kepada Tuhan,
mulailah dari diri kita lebih dahulu. Mulailah kita mendekat kepada Tuhan,
menjadikan saat- saat bersama Tuhan dalam doa adalah waktu yang special
yang terbaik
dan terindah yang tidak akan kita lewatkan selama kita hidup.
Isteri yang menjadikan suaminya kuat dan tidak mudah menyerah
(Kej 2:23)
Lalu berkatalah manusia itu: Inilah dia, tulang dari tulangku
dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil
dari laki-laki. Kata tulang berasal dari kata etsem yang berarti kekuatan
dan akar katanya adalah atsam yang berarti puncak kekuasaan, bandingkan
dengan Yesaya 58:11. Seorang isteri diciptakan untuk menjadi kekuatan
bagi suami, sehingga suami dapat mencapai puncak kesuksesan atau
keberhasilan. Selain itu isteri adalah daging dari dagingku, demikian kata
Adam. Daging berasal dari kata basar yang berarti menyampaikan kabar
baik, atau kabar yang menyegarkan. Jadi, seorang isteri yang benar di
hadapan Tuhan akan
49
49

senantiasa menyegarkan hati suaminya dengan berita-berita yang baik dan


menyegarkan, ia akan menjaga hati suaminya dari hal-hal yang dapat
melemahkan suaminya. Akibatnya, suaminya mampu menjalani kehidupan
dan tanggung jawabnya dengan hati yang benar dan bersih, ketenangan dan
kesegaran dari seorang isteri membuatnya kuat menghadapi apapun, tidak
mudah menyerah sehingga ia mampu meraih
puncak kesuksesan.
Isteri yang menjadi rekan yang handal bagi suaminya (Kej 2:24)
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan
ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging. Kata laki-laki berasal dari kata iysh yang juga berarti prajurit atau
tentara.

Referensi dari

kata iysh

adalah anaperos yang mengandung

pengertian bahwa laki-laki diciptakan berpasangan, jika sendirian atau tidak


berpasangan maka dapat dikatakan cacat atau timpang. Band. Lukas 10:1.
Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa, isteri adalah rekan yang handal bagi
suami, sehingga suaminya tidak bercacat atau timpang. Seorang penolong
yang baik, dapat melengkapi suaminya
sehingga suaminya dapat menjalani kehidupan dengan sempurna.
Isteri yang menjadikan suaminya sang juara (Kej 2:25)
Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi
mereka tidak merasa malu.
ishshah

Kata isteri dalam ayat tersebut adalah

dari kata iysh : suami/ prajurit/ tentara dan enowsh : dikontrak

untuk juara, pengertian keseluruhannya menyatakan bahwa seorang isteri


dikontrak untuk menjadikan suaminya menjadi juara. Dalam hal ini, isteri
memiliki tanggung jawab untuk melatih suami dalam meraih predikat juara.
Sebagai penolong, seorang isteri diberi kasih karunia untuk

50
50

melakukan banyak hal yang dapat menjadikan suaminya orang yang hebat.
Melalui isteri, Allah menetapkan bahwa suami akan dapat tampil menjadi
pemenang dalam setiap pertandingan yang dihadapinya, termasuk saat
berhadapan dengan kelemahannya sendiri. Isteri adalah pelatih yang setia
mendampingi suami mengatasi masa-masa yang sulit, dengan pembelajaran
dan nasihat yang penuh kasih, serta dukungan yang menjadikan

suaminya

hebat dan terkenal di pintu-pintu gerbang. Terkenal karena kebaikan,


terkenal karena prestasi, terkenal karena hidup yang mengasihi Allah,
dan lain sebagainya, terkenal karena memiliki seorang isteri yang luar
biasa. Bukan karena sang isteri selalu berada di depan memimpin, justru
karena isteri bersedia berada di belakang suami, di tempat yang tidak
terlihat, namun bekerja lebih keras dan sungguh-sungguh dalam mengasihi
suaminya, merawat keluarga, melayani dan terus berjuang bersama suami,
hingga impian mereka di dalam Tuhan terpenuhi.
Isteri yang tidak lagi mementingkan dirinya sendiri, menuntut ini
dan itu, tetapi yang dengan sukarela menjadikan suaminya juara dalam
menggapai janji Tuhan yang diberikan bagi mereka sekeluarga.
C. Anak sesuai dengan pola atau teladan Allah.
Anak adalah upah yang diberikan Tuhan dalam sebuah keluarga.
Anak adalah pemberian atau hadiah dari Allah kepada setiap keluarga di
bumi, TUHAN Allahmu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam
segala pekerjaanmu, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu
dan dalam hasil bumimu, sebab TUHAN, Allahmu, akan bergirang
kembali karena engkau dalam keberuntunganmu, seperti Ia bergirang
karena nenek moyangmu
berkata,

dahulu,

Ulangan

30:9

dan

Daud

Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada


TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. Mazmur
127:3. Anak adalah berkat dari Allah, dan setiap kelahirannya ada dalam
rancangan Allah. Allah yang membentuk setiap kehidupan manusia sejak
masih dalam kandungan, Sebab Engkaulah yang membentuk buah
pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur
kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kau
buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.

Tulang-tulangku

tidak

terlindung bagiMu, ketika aku dijadikan di tempat tersembunyi, dan aku


direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat
selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari
yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya. Mazmur 139:1319.
Anak hadir sebagai generasi penerus dari suatu keluarga atau
bangsa, yang akan menyelesaikan apa yang tidak diselesaikan oleh generasi
sebelumnya, menggapai sesuatu yang belum dicapai oleh generasi
sebelumnya. Mengingat besarnya tanggung jawab anak di masa yang
akan datang, sebagai Gereja Tuhan kita perlu mengenal dengan benar apa
yang harus kita kerjakan bagi mereka sedini mungkin. Yang dimulai dari
dalam keluarga, gereja, sekolah dan pergaulan mereka di masyarakat,
kita harus memastikan bahwa mereka, yaitu anak-anak kita bertumbuh
dengan cara atau pola yang benar.
Oleh sebab itu, kita perlu kembali kepada Firman-Nya, apa yang
Tuhan katakan tentang anak-anak sebagai generasi penerus, dan dengan cara
bagaimana seharusnya mereka tumbuh dan berkembang. Pada pembelajaran
kita kali ini, kita belajar dari Tuhan Yesus Kristus, apa yang Tuhan Yesus
ajarkan tentang hidup sebagai anak Allah, dimana Dia

menjadi

Pelaku

dari

sistem

yang

telah

Allah

tetapkan

dalam

kerajaanNya. Menjadi seorang anak yang bertumbuh dengan cara yang benar,
akan menghasilkan kehidupan dewasa yang berkualitas, dimana ia akan
mampu mendidik generasi selanjutnya dengan cara yang benar pula,
demikian seterusnya, dari generasi ke generasi.
Pusat pembelajaran kita adalah Kristus, untuk kita mari kita melihat
beberapa prinsip yang Tuhan Yesus ajarkan tentang kehidupan seorang anak
sesuai dengan tatanan atau pola Kerajaan Allah, yang mana harus kita
pandang dalam hubunganNya dengan Bapa di Sorga. Artinya, sebelum
memahami kehidupan seorang anak, kita perlu mengetahui bagaimana
kehidupan pribadi Bapa yang sesuai dengan pola
Allah atau pola Kerajaan Allah.
Pribadi seorang ayah/ bapak yang sesuai Pola Allah
Pelajaran pertama dapat kita ambil dari cerita dua orang anak, di
dalam Lukas 15:11-32 terdapat kisah perumpamaan tentang anak yang hilang.
Prinsip tentang seorang ayah dalam perikop tersebut yaitu bahwa seorang
ayah adalah harapan bagi anak-anaknya. Dalam pengertiannya seorang ayah
memiliki kemampuan dalam mengelola hidup termasuk berkat-berkat yang
Tuhan percayakan. Sehingga, ketika anaknya yang bungsu bangkrut dan
telah menghabiskan warisan yang diberikan ayahnya, keadaan ayahnya tetap
teguh dan tidak ikut tergoncang. Sang ayah masih kaya dan memiliki harta
yang banyak untuk mengadakan pesta penyambutan dan ucapan syukur
kembalinya anak yang hilang yaitu si bungsu, ayahnya tetap mampu
menghidupi anak-anaknya dan seluruh pegawai-pegawainya.
Oleh sebab itu, sebagai seorang ayah, biarlah kita senantiasa teguh di
dalam Tuhan dan dalam segala hikmat mendidik dan membesarkan anakanak menjadi pribadi yang benar, takut akan Allah, dan
53
53

bertanggung jawab. Seorang tidak seharusnya berharap kepada anakanaknya, ia harus dapat menjadi harapan, dimana anak-anaknya dapat datang
kepadanya memohon nasihat maupun dukungan hidip jasmani
dan rohani.
Pribadi Ibu yang sesuai dengan Pola Allah
Pertama, Prinsip tentang seorang ibu dapat kita lihat dalam Roh
Kudus di Yohanes 14:16, Aku akan minta kepada Bapa, dan IA
akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya
Ia menyertai kamu selama-lamanya.

Dikatakan bahwa Roh Kudus

adalah Penolong untuk menyertai semua anak-anak Tuhan sampai selamalamanya. Prinsip dari kebenaran ini adalah bahwa sebagai penolong, yang
juga merupakan gambaran seorang isteri, dalam hal ini seorang ibu, adalah
pribadi yang setia menyertai anak-anaknya. Dengan penuh kesabaran
menolong anak-anak dalam pertumbuhannya, sehingga anak-anaknya tumbuh
optimal.
Kedua, tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan
diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala
sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah
Kukatakan kepadamu. Yohanes
14: 26. Seorang ibu adalah pembawa sukacita dan kasih sayang di rumah. Ibu
bertugas mengajarkan segala sesuatu tentang Yesus kepada anak- anaknya,
yaitu membawa anak-anaknya mengenal Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat, dan menemani mereka (anak-anak) dalam perjalanan iman
bersama dengan Allah, baik itu suka maupun duka. Secara khusus, seorang
ibu bertugas untuk membawa anak-anaknya mengenal dan menghormati ayah
mereka. Dengan kehadiran seorang ibu, anak-anak akan belajar respect pada
ayah mereka. Ibu membawa citra suami di depan anak-anaknya. Jadi, mampu
atau tidak anak-anak menghormati

ayahnya, tergantung dari bagaimana sang ibu mengajarkannya. Pengajaran


yang dimaksud bukanlah pengajaran lewat kata-kata semata, melainkan
lewat contoh atau teladan dari sang ibu yang lebih dulu respect dan
menghormati suaminya.
Seperti yang kita ketahui bahwa suami atau ayah adalah otoritas
(payung) yang memberi perlindungan bagi keluarganya, jika seluruh anggota
keluarga tunduk pada otoritas tersebut. Jika tidak tunduk, sama halnya
dengan keluar dari perlindungan yang telah Allah tetapkan dalam masingmasing keluarga, maka akibatnya adalah TIDAK ADA PERLINDUNGAN.
Anak-anak yang tidak tunduk dan menghormati orang tua, isteri yang tidak
tunduk pada suami, sama-sama melakukan dosa yang sama, yaitu dosa
pemberontakan. Dosa merupakan akses bagi Iblis untuk masuk dan
menguasai hidup manusia, ketika manusia melakukan dosa maka hal itu
menyatakan bahwa iblis memiliki hak penuh atas hidup manusia. Dan bisa
dipastikan, iblis datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan.
Di saat iblis berkarya, maka dapat dipastikan pasti ada KEKACAUAN dan
KEHANCURAN dimana-mana. Demkian halnya dengan dosa dalam
keluarga, sehingga betapa kita harus menjaga hidup kita sedemikian rupa,
apakah kita adalah seorang anak, atau isteri, apapun masalahnya, berusahalan
untuk menghormati suami atau ayah. Bukan demi kesenangan suami atau
sang ayah, melainkan demi keselamatan seluruh anggota keluarga kita. Jika
payungnya rusak, tambal dan minta Tuhan mengubahnya menjadi baru, apa
saja jika sudah berada di tangan Allah, pasti dapat dipulihkan.
Di sinilah hal penting dari tugas seorang ibu, dari sedemikian banyak
tugas yang telah kita ketahui, yaitu sang ibu membawa citra dari suami
sehingga dengan demikian sang ibu harus dapat menjaga hidupnya dengan
benar di hadapan Allah, demi anak-anaknya.

Anak dengan pola Kerajaan Allah


Pertama, dalam hal kebergantuangan dengan ayahnya. Cerita
Yesus tentang anak yang bungsu dalam Perumpamaan (Luk 15)
memberi pelajaran bagi kita sebagai anak, yaitu kita harus:

Senantiasa Tinggal Bersama Dengan Bapa.


Permasalahan yang dihadapi oleh anak yang bungsu terjadi

ketika ia berada jauh dari bapanya. Ia memilih hidup bebas tanpa pengaruh
atau aturan yang dibuat di rumah ayahnya. Keinginannya untuk bebas
dari ikatan sang ayah, justru menjadikannya terikat dengan dosa. Di rumah
ayahnya ia menikmati berkat yang berlimpah, namun ketika ia jauh dari
ayahnya, berapapun banyaknya harta yang ia bawa, seluruhnya habis.
Akhirnya hidupnya terlunta-lunta dan sangat menderita. Demikian halnya
dengan kita sebagai seorang anak di hadapan Allah. Jangan pernah jauh dari
Bapa, dan jangan pernah keluar dari Hadirat Allah, karena di luar Hadirat
Allah iblis telah siap untuk menghancurkan hidup kita. Hal tersebut juga
berlaku secara fisik, seorang anak akan aman bersama ayah, meski
dengan aturan-aturan

yang mungkin

saja tidak

mengenakkan

bagi

kebebasan kita, semuanya itu baik adanya. Jangan pernah keluar dari
rumah hanya demi kesenangan dari dunia ini yang menjanjikan kebebasan
padahal sesungguhnya kebebasan yang dimaksud adalah keterikatan dengan
dosa, dan perampokan berkat Allah dari hidup kita. Jangan main-main di
dalamnya.

Senantiasa Dekat dan Menyatu dengan Bapa


Pelajaran dari anak yang sulung, ia berada dekat bapanya,

tinggal bersama namun tidak memahami apa yang diinginkan ayahnya. Ia


bekerja kepada ayahnya hanya demi upah, ia bekerja sesuai upah. Menurut si
sulung, bahwa apa saja yang akan ia terima dari ayahnya,

harus didasari karena ia melakukan sesuatu terlebih dahulu. Perlakuan yang


khusus akan mendapatkan hal yang khusus, itulah opini anak sulung.
Sehingga untuk mendapatkan semua yang ia inginkan, si sulung merasa
bahwa ia harus bekerja dengan baik, bersikap dengan baik dan dengan tekun
mengikuti semua peraturan yang berlaku. Hal itu tidak salah, namun
sebenarnya hal itu berlaku untuk hubungan anntara atasan dan bawahan,
bukan antara ayah dan anak.
Itulah sebabnya ia merasa tidak terima ketika melihat adiknya yang
bukannya bekerja membantu ayahnya, menghasilkan sesuatu, tetapi justru
menghabiskan harta ayahnya, namun sang ayah mengadakan suatu pesta
yang meriah ketika sang anak yang tidak baik itu akhirnya pulang dalam
keadaan miskin dan hidupnya berantakan. Firman Tuhan menuliskan
demikian, Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk.
Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab
ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belun
pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa
memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabatsahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah
harta

kekayaan

bapa

memboroskan

bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka

bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya
kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira
karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan
didapat kembali. Lukas 15:28-32.
Anak sulung hidup bersama ayahnya, namun hatinya tidak menyatu
dengan ayahnya. Ia tidak memahami apa yang ada di dalam

hati seorang ayah, yaitu mengasihi anak-anaknya. Seorang anak merupakan


anggota keluarga utama yang selayaknya mendapat perhatian dan kasih
sayang

penuh

kewajiban

dari

orangtuanya.

orangtua.

Sebagai

Dan

ayah,

mengasihi anak-anak

apa

adalah

yang dilakukan bapa kepada

anak yang bungsu adalah hal yang luar biasa namun hal itu wajar, karena
demikianlah hubungan orangtua dan anak dalam keluarga. Di dalam keluarga,
kesalahan apapun tentu dapat dimaklumi dan selalu ada tempat untuk pulang
bagi yang tersesat. Keluarga dalam pola Kerajaan Allah tidak diatur oleh
perasaan manusia, pandangan

manusia

atau

pendapat-pendapat

dari

berbagai ahli yang ada di dunia, melainkan standar kasih Allah yang tanpa
syarat. Menahan pengampunan bagi yang berhak menerimanya berarti kita
menahan pengampunan dari Allah yang seharusnya menjadi bagian kita.
dan ampunilah kami kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami; karena jikalau kamu mengampuni
kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan
mengampuni kesalahanmu Matius 6:12, 14,15. Itulah yang dilakukan bapa
kepada anak yang bungsu, dan mengapa hal itu tidak dapat diterima oleh
anak yang sulung? Karena mentalnya adalah seorang upahan, bukan seorang
anak. Seorang anak tidak perlu dibayar untuk apa yang ia lakukan bagi
orangtuanya, seorang

anak tidak memiliki batasan dalam hal menikmati

berkat yang disediakan orangtuanya, sehingga apa yang dimiliki orangtua juga
adalah

milik

anak,

hanya

untuk

pengaturannya

diserahkan

pada

kepemimpinan orangtua.
Untuk dapat menikmati berkat dari orangtua, sang anak harus
benar-benar mengenal orangtuanya, dalam hal ini ayah. Harus paham akan
apa yang menjadi kehendak sang ayah. Itulah sebabnya, meskipun

58
58

dalam kehancuran, sang bungsu memahami bahwa apa yang dikehendaki


ayahnya adalah pulang kembali, dan ia pun melakukannya, sehingga ayahnya
berkenan akan dia.

Senantiasa berharap dan datang kepada Bapa


Prinsip hidup seorang anak, adalah senantiasa berharap kepada

bapanya. Anak bukanlah penentu dalam keluarga, melainkan seorang bapa.


Belajar dari anak bungsu dalam Lukas 15, ia membutuhkan ayahnya dan
ia datang kepada ayahnya. Alkitab menceritakan apa yang ada dalam hati si
bungsu ketika ia jatuh dan hancur, Aku akan bangkit dan pergi kepada
bapa dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga
dan

terhadap bapaMaka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya.

Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya


oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul
dan mencium dia. Lukas 15:18, 20. Ketika membutuhkan pertolongan
ayahnya, anak bungsu datang kepada ayahnya terlebih dahulu, setelah itu
merupakan bagian ayahnya datang dan melawatnya.
Kebanyakan yang terjadi di dalam keluarga, dengan alasan demikian
menyayangi anaknya, sang ayah rela melakukan apa saja kepada anaknya,
bahkan rela menuruti keinginan anaknya meskipun ia tidak ingin
melakukannya. Seorang bapa adalah tempat dimana anak- anaknya berharap,
jangan dibalik, seorang ayah tidak boleh berharap pada sang anak, tetapi
seorang ayah harus dapat menjadi harapan bagi anak-anaknya. Seorang ayah
tidak turun kepada anaknya untuk mengikuti keinginan sang anak, melainkan
sang anak harus datang kepada ayahnya. Ayah tetaplah berada pada
posisinya, anak-lah yang bertekad untuk datang kepada ayahnya. Dan
ketika dan ketika sang

anak masih jauh, ayahnya telah melihatnya dengan belas kasihan,


merangkulnya dan menciumnya. Itulah yang Yesus katakan dalam
perumpamaan tersebut. Hal tersebut berlaku bagi hubungan kita dengan ayah
di dunia, maupun dengan Bapa di Sorga. Bagian kita sebagai anak adalah
datang kepadaNya, Ia sanggup melihat hati kita dari jauh, dan mengerti apa
yang kita butuhkan, maka selanjutnya adalah bagian Bapa untuk melawat
hidup kita.
Jika Anda seorang ayah, ajarkan pada anak Anda apa yang menjadi
tanggung jawabnya, dan Anda lakukan apa yang menjadi tanggung jawab
Anda. Jangan turun dari posisi Anda demi kesenangan Anak, Anda adalah
Bapa, seorang pemimpin dan penentu dalam keluarga. Jangan berharap
pada anak Anda, tetapi biarlah Anda sebagai seorang ayah, yang menjadi
harapan bagi anak-anak Anda. Maka Anda bukan hanya dapat menolong
mereka saat itu, tetapi juga untuk masa- masa yang akan datang.
Kedua, dalam hal pekerjaan. Yesus berkata, Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari
diriNya sendiri jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakan; sebab apa yang
dikerjakan Bapa itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi
AnakNya dan Ia menunjukkan

kepadaNya

segala

sesuatu yang

dikerjakanNya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepadaNya


pekerjaan- pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan
itu, sehingga kamu menjadi heran.Tetapi Aku mempunyai suatu
kesaksian yang lebih penting

dari

pada

kesaksian Yohanes, yaitu

segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada- Ku,

supaya

Aku

melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang

60
60

Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku,


bahwa Bapa yang mengutus Aku. Yohanes 5:19-20,
36. Perkataan Yesus ini mengandung prinsip tentang menjadi seorang
anak, yaitu bahwa anak tidak dapat mengerjakan segala sesuatu sendiri, jika
tidak

melihat Bapa

mengerjakannya.

Seorang

Anak

hanya

dapat

melakukan sesuatu, jika bergantung kepada Bapa. Seorang anak hanya


melakukan apa yang diperintahkan atau dikehendaki oleh bapanya. Anak
mewarisi apa yang dikerjakan oleh bapanya. Oleh sebab itu, seorang ayah
harus memperhatikan dan menjaga hidupnya dengan benar untuk diwariskan
kepada anak-anaknya, dan anak-anak harus bergantung sepenuhnya dengan
bapanya, dan hanya untuk menyelesaikan tugas dari bapanya, karena bapa
yang baik dan benar menjadikan anaknya lebih besar dan hebat dari sang
ayah, dan demikian mempermuliakan Bapa di
Sorga.
Selanjutnya kita akan masuk dalam point-point yang terdapat di Pilar
I, yaitu tentang bagaimana mencapai prinsip-prinsip keluarga yang berpola
keluarga Allah tersebut di atas melalui suatu pemahaman yang benar dari
tentang prinsip yang ada di dalam keluarga, yaitu
Point 1. Mengenal Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus

Allah Bapa
Dalam Kekristenan, Allah disebut "Bapa" dalam pengertian yang
tidak pernah dikenal sebelumnya, selain sebagai Pencipta dan Pemelihara
ciptaan, dan Pelindung bagi anak-anak-Nya, umat-Nya. Bapa dikatakan
mempunyai hubungan yang kekal dengan Anak Tunggal-Nya, Yesus .
Hubungan gereja Tuhan Dengan Allah dianalogikan seperti hubungan Bapa
kepada anaknya yang memiliki suatu hubungan yang sangat dekat dan
harmonis. Dan itu merupakan gambaran nubungan kita dengan
61
61

Tuhan kita yang kita sapa jugan dengan sebuta Bapa kita di sorga.
Karakter dan Sifat Allah Bapa
Allah kita adalah Allah yang Tritunggal, yaitu Allah yang satu,
namun memiliki 3 peranan. Dan kita pun tidak asing memanggil Tuhan
kita dengan sebutan Bapa. Meskipun begitu, banyak anak anak Allah yang
belum memahami

karakter Bapanya

sehingga

masih

mengalami

kekecewaan, sakit hati, bahkan sudah tidak percaya dengan Bapa di


Surga. Lalu apa sajakah karakter Bapa Surgawi itu ?
Berikut adalah sifat sifat Bapa Surgawi yang disebutkan dalam
Alkitab dan bisa kita kenal:
1.

Ia Bapa yang Kekal (Yesaya 9:5)

2. HatiNya lebih baik dari bapa jasmani (Matius 7:11)


3. Bapa Surgawi menghargai jiwa anakNya (Lukas 15)
4. Bapa Surgawi murah hati (Lukas 6:36)
5. Bapa Surgawi masih bekerja hingga saat ini, rajin (Yohanes 5:17)
6. Bapa Surgawi selalu setia dan selalu menyertai (Yohanes 16:32; Ibrani
13:15)
7. Bapa Surgawi penuh kasih sayang (Mazmur 103:13)
8. Bapa Surgawi maha pengampun (I Yohanes 1:9)
9. Bapa Surgawi adalah pemelihara, pribadi yang bertanggung jawab
(Matius 6:26)
10. Bapa Surgawi senantiasa penuh perhatian (Matius 6:32)
11. Bapa Surgawi memberikan pengayoman (Matius 10:29-31)
Bapa bukan berarti gender atau sosok pria tapi Bapa berarti sebagai
fungsi, bahkan yang belum menikahpun bisa di fungsikan sebagai Bapa. Bapa
yang di Alkitab bukan Bapa sebagai laki laki tapi di artikan
62
62

fungsi, hanya saja Allah Bapa sebagai Roh di wujudkan sebagai laki laki.
1 Korintus 4 : 15, umat di Korintus ini adalah umat yang profesional akan
pengertian Tuhan tapi hanya sebagai instruktur saja, tapi paulus memberikan
pandangan bahwa kita perlu Bapa untuk merangkul, memeluk bukan hanya
untuk memerintah.
7 karakter Bapa yang ada di dalam Alkitab :
1. Menebus dan Mengampuni (Yesaya 63 : 16 ; Matius 6 : 14)
Sebelum ada bumi dan langit Allah kita adalah Allah penebus.
Bahkan di Matius di ceritakan bahwa Bapa kita yaitu Yesus Kristus adalah
Bapa yang penuh mengampuni.
2. Melindungi (Mazmur 68 : 6)
Alkitab menganalogikan bahwa anak yatim dan para janda perlu di
lindungi. Allah juga dapat di gambarkan sebagai batu karang yang kokoh
untuk melindungi umatNya dari goncangan dunia.
3. Murah Hati dan Memberi (Lukas 6 : 36 ; Matius 7 : 11)
Hendaklah kamu murah hati karena BapaMu murah hati. Bapa yang
di sorga juga mengajarkan kita dalam hal memberi, lebih baik memberi
dalam keadaansukar dari pada memberi dalam keadaan melimpah. Mother
Theresa punmengajarkan orang memberi tapi belum tentu mempunyai kasih
tapi orang yangmempunyai kasih pasti akan memberi.
4. Bertanggung Jawab (Matius 6 : 25 26)
Tuhan bertanggung jawab terhadap kehidupan kita, oleh sebab itu
kita jangan khawatir akan hidup kita.

5. Memutuskan / Menentukan (Lukas 22 : 29)


Tuhan Yesus memutuskan / menentukan hidup kita. Bapa yang di
dunia pun memutuskan suatu hal yang penting dalam kehidupan keluarganya.
6. Menyayangi dan Mendidik (Mazmur 103 : 13 ; Ibrani 12 : 5-6)
Bapa di sorga menyayangi dan mendidik kita sebagai anakNya, bapa
di duniapun harus menyayangi dan mendidik anak anaknya. Mendidik
tanpa menyayangi bisa menimbulkan sakit hati bahkan sebaliknya
menyayangi tanpa mendidik itupun tidak baik oleh karena itu dalam hal ini
harus seimbang antara mendidik dan menyayangi.
7. Membentuk dan Mendewasakan (Yesaya 22 : 21; Yesaya 64)
Tuhan membentuk kita dan mendewasakan kita dengan didikanNya.
Dewasa dalam arti mampu menjadi Bapa buat orang lain.
Peran Bapa atau Ayah dalam keluarga
Sebagai Imam (Ayb 1:5) dalam keluarga di hadapan Allah.
Sebagai Nabi (1 Ptr 2:9) yang menjadi pemimpin/penentu arah. Sebagai Raja
(1 Ptr 2:9) yang memimpin keluarga dalam otoritas Allah.
Dampak hidup tanpa figur Bapa

Pemberontak

Merasa tertolak

Sulit percaya pada orang lain

Tidak mau menerima kasih dari orang lain

Sulit bergaul

Sering menjadi trouble maker/biang kerusuhan

Mudah tawar hati

Putus asa

Sulit mengasihi orang lain

Suka mengkritik

Tidak mau tunduk pada otoritas

Pesimis

Tidak percaya diri

Selalu merasa gagal

Frustasi
Ingin bunuh diri

Anak yang mengalami figur Bapa


1.

Mudah menerima kasih dari orang lain

2. Memiliki rasa aman dalam dirinya


3. Suka member pujian dan apresiasi
4. Memiliki visi dan semangat hidup
5. Memiliki jiwa berani dan kepemimpinan
6. Optimis
7. Tunduk pada otoritas
8. Mudah bergaul
9. Mudah percaya diri
10. Memiliki masa depan
BAGAIMANA KITA DAPAT MENGALAMI KASIH BAPA?
Akui kekecewaan maupun luka yang ada dalam hati kita
terhadap figur ayah atau bapak atau orangtua kita. Menyadari bahwa Tuhan
kita adalah kasih adanya dan kasihNya jauh lebih besar dan sempurna.
Mengizinkan Roh Kudus bekerja dalam hati hingga kasih Bapa itu dapat
mengalir memenuhi bejana yang kosong dan mengalami kasih

Bapa Surgawi. Hidup terus dalam pengenalan akan Bapa setiap hari
melalui doa dan perenungan Firman Tuhan.
Mengalami Pemulihan Citra Diri Dan Mengenal Allah
1. Pemulihan terjadi ketika berjumpa dengan Tuhan
2. Menyadari bahwa tidak ada yang terjadi secara kebetulan dalam
hidup kita
3. Tuhan telah menetapkan kita semenjak dalam kandungan dan
Kejadian kita adalah dasyat dan ajaib
4. Tuhan mengatakan bahwa kita adalah biji mata-Nya
Allah Anak (Tuhan Yesus Kristus)
Memahami Pribadi Tuhan Yesus Kristus
Untuk dapat memahami pribadi Kristus bukanlah suatu tugas
yang mudah, tetapi ada kesepakatan umum mengenai sebagian besar aspek
dari sifat Kristus dan kepribadian-Nya. Lima gelar Yesus mencerminkan
sesuatu yang penting tentang pribadi dan/atau karya-Nya. Nama Yesus (yang
identik dengan Yosua

dan berarti "Allah adalah Juruselamat") menegaskan

peranan-Nya sebagai Juruselamat umat-Nya (Mat. 1:21). Kristus adalah


padan kata dalam Perjanjian Baru untuk Mesias, sebuah kata Ibrani yang
berarti "orang yang diurapi" (band. Kis. 4:27;
10:38). Gelar ini menegaskan bahwa Yesus ditunjuk oleh Allah untuk
menjalankan misi-Nya, bahwa la mempunyai hubungan resmi dengan
Allah Bapa-yaitu, la mempunyai tugas yang harus dilakukan dan peran untuk
dilaksanakan sesuai dengan ketetapan Bapa.
Anak Manusia adalah gelar yang hampir selalu dipakai oleh Yesus
sendiri (bdg. Mat. 9:6; 10:23; 11:19). Ada yang berpendapat bahwa Ia
menggunakan gelar tersebut

karena itu dengan

jelas membedakan

Kemesiasan-Nya dari gagasan-gagasan yang keliru pada masa itu. Gelar


66
66

Anak Allah juga digunakan pada Yesus dalam pengertian resmi atau
kemesiasan (bdg. Mat. 3:4, 6; 16:16; Luk. 22:70; Yoh. 1:49). Gelar tersebut
menekankan bahwa Ia adalah salah satu oknum dari ketritunggalan
Allah, yang dilahirkan secara adikodrati sebagai manusia.
Gelar Tuhan digunakan berganti-ganti untuk Yesus sebagai gelar
yang sederhana (artinya hampir seperti "Tuan"), sebuah gelar kekuasaan atau
kepemilikan, atau (kadang-kadang) sebuah petunjuk dari kesetaraan-Nya
dengan Allah (mis., Mrk. 12:36-37; Luk. 2:11; Mat. 7:22).
Saat ini orang percaya bahwa Yesus adalah Allah dan manusia - yaitu
Ia

mempunyai

dua

sifat

terpisah

yang

dipadukan

secara

"tidak

membingungkan, tidak berubah, tidak dapat dibagi, dan tidak terpisahkan"


dalam satu kepribadian-Nya (Pengakuan Iman Chalcedon,
451
M)
Doktrin ini tidak dibangun atas dasar nalar manusia, tetapi atas
wahyu alkitabiah. Ada banyak catatan kitab suci yang membuktikan
bahwa Yesus bersifat ilahi. Alkitab menyebutkan bahwa hanya ada satu Allah
dan tidak ada allah-allah lain yang kurang penting (bdg. Kel. 20:3-4; Yes.
42:8; 44:6), namun Alkitab menegaskan bahwa Yesus adalah Allah (mis.
Yoh. 1:1; Rm. 9:5; Ibr. 1:8). Alkitab melaporkan bahwa Yesus disembah
sesuai dengan perintah Allah (Ibr. 1:6), sementara makhluk-makhluk roh
yang kurang penting menolak untuk disembah (Why. 22:8-9) karena
penyembahan

hanya

dapat

diberikan

kepada

Allah.

Hanya

Sang

Pencipta ilahi yang patut disembah oleh makhluk ciptaan-Nya. Akan tetapi,
Yesus Kristus, Anak Allah, adalah mitra pencipta bersama dengan Bapa-Nya
(Yoh. 1:3; Kol. 1:16; Ibr. 1:2): karena itu kedua-Nya harus disembah.
Sekali

lagi,

Alkitab

menyatakan

bahwa

Yesus

adalah Juruselamat

umat-Nya (Mat. 1:21), sekalipun Yehova adalah satu-satunya Juruselamat

bagi umat-Nya (Yes. 43:11; Hos. 13:4). Alkitab menyatakan bahwa Bapa
sendiri telah menyebut Yesus Allah (Ibr. 1:8).

Alkitab juga mengajarkan bahwa Yesus memiliki kemanusiaan sejati.


Kristus di Perjanjian Baru bukan ilusi atau hantu; Ia adalah manusia
seutuhnya. Ia menyebut diri-Nya manusia, seperti yang dilakukan orang lain
(mis. Yoh. 8:40; Kis. 2:22). Ia hidup dalam tubuh manusia (Yoh. 1:14; I
Tim. 3:16; I Yoh. 4:20). Ia mempunyai tubuh dan pikiran manusia (Luk.
23:39; Yoh. 11:33, Ibr. 2:14). Ia pernah mengalami kebutuhan dan
penderitaan manusia (Luk. 2:40, 52; Ibr. 2:10, 18; 5:8). Bagaimanapun,
Alkitab menekankan bahwa Yesus tidak ambil bagian dalam dosa yang
menjadi ciri-ciri semua manusia biasa yang lain (bdg. Luk. 1:35, Yoh. 8:46;
Mr. 4:15).
KEPERIBADIAN
KRISTUS

YESUS

Kristus mempunyai dua sifat yang nyata tetapi satu pribadi, bukan
dua pribadi di bawah satu kulit. Ia adalah Logos yang kekal (Firman ilahi),
oknum kedua dari Trinitas, namun la menerima sifat manusia sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi perubahan mendasar dalam sifat keilahian- Nya.
Kita dapat berbicara dengan Kristus dalam doa dengan menggunakan
gelar yang menunjukkan sifat kemanusiaan dan keilahian, meskipun sifat
keilahian-Nya

adalah

dasar

utama

penyembahan

kita.

Penjelmaan

menyatakan Allah yang Tritunggal (tiga dalam satu) dengan cara


menunjukkan kepada kita hubungan antara Bapa, Anak, dan Roh (bdg. Mat.
3:16-17; Yoh. 14:15-26; Rm. 1:3-4; Gal. 4:4-5; I Ptr. 1:1-12). Karena Yesus
adalah satu Pribadi, dan karena kesatuan kehidupan pribadi-Nya mencakup
seluruh karakter dan semua kekuatan-Nya, Alkitab berbicara tentang diri-Nya
sebagai ilahi dan manusiawi. Alkitab menghubungkan perbuatan dan sifat
ilahi dengan Kristus, Anak Allah yang kekal (Kis.
20:28).

KEDUDUKANNY
A
Sang Anak mengesampingkan keagungan ilahi-Nya dan mengambil
sifat manusia. Ia menyerahkan diri-Nya terhadap semua penderitaan
kehidupan-Nya di dunia, termasuk juga kematian. Ia melakukan hal ini guna
melaksanakan rencana Allah untuk menebus manusia dari dosa.
Ketika Firman yang ilahi menjadi manusia, Ia tidak berhenti menjadi
Allah, yaitu keadaan-Nya yang sebelumnya. Dengan demikian, penjelmaan
sebagaimana adanya - yaitu, keberadaan Firman itu secara fisik - terus
berlangsung ketika Ia duduk di sebelah kanan Allah.
Kristus dikelilingi oleh dosa. Iblis berulang-ulang menyerang Dia. Umat-Nya
sendiri membenci Dia dan menolak untuk percaya bahwa Ia adalah
Juruselamat. Musuh-musuh-Nya menganiaya Dia. Akhirnya, pada akhir
dari kehidupan-Nya di dunia, Ia memikul seluruh kemarahan Allah terhadap
dosa. Tidak ada orang lain yang pernah menderita begitu hebat seperti yang
dialami Yesus.
Allah Bapa memuliakan Kristus dengan membangkitkan-Nya dari
antara orang mati, mengangkat-Nya ke surga, dan mendudukkan-Nya di
sebelah kanan-Nya. Kristus akan kembali dari tempat terhormat itu untuk
menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
JAWATAN KENABIAN-NYA
Perjanjian Lama menggambarkan seorang nabi sebagai seseorang
yang menerima Firman (wahyu) Tuhan dan menyampaikannya kepada umatNya. Untuk menjadi seorang nabi, seseorang harus menerima Wahyu
yang jelas dari Allah. Ia berdiri sebagai pengganti Allah di hadapan umat itu;
Allah menggunakan mulutnya untuk menyampaikan apa yang ingin
disampaikan-Nya.

Perjanjian Lama menjanjikan seorang nabi besar yang akan


menyampaikan Firman Allah secara meyakinkan kepada umat-Nya (Ul.
18:15). Yesus adalah nabi tersebut (Kis. 3:22-24). Ia bertindak sebagai nabi,
bahkan sebelum Ia datang ke dunia sebagai manusia, karena Ia berbicara
melalui para penulis Perjanjian Lama (I Ptr. 1:11). Selama masa pelayananNya di dunia, Ia mengajarkan kepada para pengikut-Nya tentang Allah,
dengan perkataan dan perbuatan. Sekarang Ia meneruskan pekerjaan
kenabian-Nya dari surga melalui Roh Kudus.
JAWATAN
NYA

KEIMAMAN-

Sementara nabi Perjanjian Lama mewakili Allah di hadapan


umat, imam mewakili umat di hadapan Allah. Demikianlah Kristus mewakili
umat-Nya di hadapan Bapa (Ibr. 3:1; 4:14).
Alkitab mengatakan kepada kita bahwa seorang imam harus diangkat
oleh Allah. Ia harus bertindak atas nama manusia dalam hal-hal yang
berhubungan dengan Allah. Sebagai contoh, Ia harus mempersembahkan
kurban dan persembahan karena dosa, memohon doa syafaat bagi umat yang
diwakilinya, dan memberkati mereka (Ibr. 5: 1; 7:25; bdg. Im. 9:22).
Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban keimaman.
Kurban-kurban

Perjanjian

Lama

mengerjakan

penebusan

(karena

"menghapus" dosa sehingga mengembalikan si penyembah kepada berkat dan


hak istimewa yang dimaksudkan Allah bagi dia) dan dilakukan demi orang
lain (karena kehidupan orang lain dan bukan kehidupan si penyembah yang
dipersembahkan karena dosa). Kurban Kristus yang dipersembahkan sekali
untuk selama-lamanya itu mengerjakan penebusan dan dilakukan demi
orang lain, dan itu mendatangkan keselamatan abadi bagi umat-Nya.
Kristus memperdamaikan orang berdosa dengan Allah. Allah
menunjukkan kasih-Nya kepada umat manusia dengan mengutus Kristus
70
70

untuk menebus kita dari dosa-dosa kita (Yoh. 3:16). Apa pun yang terjadi,
Allah berusaha untuk membawa makhluk ciptaan-Nya kembali kepada- Nya.
Jadi, ketika Kristus datang ke dunia, tidak ada perubahan pada diri Allah,
hanya terjadi perubahan dalam hubungan-Nya terhadap orang berdosa.
Pengorbanan Kristus menutup kesalahan yang berada di antara orang berdosa
dan Allah.
Kristus juga memohon doa syafaat bagi umat-Nya (Ibr. 7:25). Ia
memasuki Tempat yang Kudus di surga dengan mempersembahkan
kurban sempurna yang memadai yang Ia persembahkan kepada.Bapa. Dengan
demikian, Ia mewakili semua orang yang menaruh iman kepada- Nya dan
mengembalikan

mereka

kepada

kedudukan

mereka

yang dahulu di

hadapan Bapa (Ibr. 9:24).


Di hadapan Allah, sekarang Kristus menjawab tuduhan Iblis yang
terus-menerus dilancarkan terhadap orang percaya (Rm. 8:33-34). Doa
dan pelayanan kita telah ternoda oleh dosa dan ketidaksempurnaan: Kristus
menyempurnakannya dalam pandangan Bapa, serta tak henti- hentinya
Kristus berbicara kepada Bapa demi kepentingan kita. Akhirnya, Kristus
berdoa bagi orang percaya. Ia memohon keperluan-keperluan yang kita
tidak sebutkan dalam doa-doa kita - hal-hal yang kita abaikan, remehkan, atau
yang tidak kita lihat. Ia melakukan ini untuk melindungi kita dari bahaya dan
menyanggah iman kita hingga pada akhirnya kita mencapai kemenangan. Ia
juga berdoa bagi mereka yang belum percaya. Ia terus-menerus melakukan
pekerjaan sebagai pendoa syafaat ini.
JAWATAN
NYA

KERAJAAN-

Sebagai oknum kedua dari Trinitas, sesama pencipta dengan


Bapa, Kristus adalah raja yang kekal atas segala sesuatu. Sebagai
Juruselamat, Ia adalah raja suatu kerajaan rohani - itu berarti, Ia

memerintah di dalam hati dan hidup umat-Nya. Karena martabat


kerajaan rohani-Nya, Kristus disebut "Kepala" gereja (Ef. 1:22).
Kristus

mengatur

dan

memerintah

segala

sesuatu

untuk

kepentingan gereja-Nya. Ia tidak akan mengizinkan maksud-Nya digagalkan


pada akhirnya. Kristus menerima jabatan raja semesta alam ini ketika Allah
meninggikan Dia ke tempat yang mulia. di surga. Ia akan menyerahkan
kerajaan ini kepada Bapa setelah Ia mencapai kemenangan terakhir atas
Iblis (I Kor. 15:24-28), yaitu setelah Ia menghancurkan seluruh tata dunia ini
dan membaharuinya. Kemudian alam semesta seperti yang kita ketahui ini
tidak ada lagi. Tidak ada lagi raja-raja manusia atau kekuatan-kekuatan jahat
yang mampu memerintah. Hanya Kristus dan kerajaan-Nya yang akan kekal
selama- lamanya.
KARAKTER
ALLAH

DAN

SIFAT

Karakter Kristus - Sifat Positif vs Sifat Negatif


1.

Kejujuran (Truthfulness) vs Penipuan (Deception)

2. Ketaatan (Obedience) vs Keras Hati/ Kaku (Willfulness)


3.
Tulus
(Hypocrisy)

(Sincerity)

vs

Munafik

4. Saleh (Virtue) vs Najis (Impurity)


5. Berani (Boldness) vs Ketakutan (Fearfulness)
6. Pengampunan (Forgiveness) vs Penolakan (Rejection)
7. Mempengaruhi (Persuasiveness) vs Debat (Contentiousness)
8. Kewaspadaan (Alertness) vs Acuh tak acuh (Unawareness)
9. Keramahtamahan (Hospitality) vs Penyendiri/kesepian (Loneliness)
10.
Kemurahan
(Stinginess)

hati

(Generosity)

vs

Kikir

11. Sukacita (Joyfulness) vs Mengasihi diri sendiri (Selfpity)

12.
Penyesuaian diri sendiri (Flexibility) vs Keras adat
(Resistance)
13.
Kesediaan
centeredness)

(Avaibility)

vs

Egois

(Self-

14. Ulet/ tabah (Endurance) vs Putus asa (Giving up)


15. Penguasaan diri (Self control) vs Sesuka hati/ikut-ikutan (Self
indulgence)
16. Sikap hormat/menghargai (Reverence) vs Meremehkan (Disrespect)
17. Rajin (Dilligent) vs Malas (Slothfulness)
18. Cermat (Thoroughness) vs Ceroboh/ lalai (Incompleteness)
19. Dapat dipercaya/handal (Dependability) vs Mangkir/ tidak konsisten
(Inconsistency)
20. Rasa aman (Security) vs Cemas/ kuatir (Anxiety)
21. Sabar (Patience) vs Kegelisahan/ terburu-buru (Restlesness)
22. Hikmat (Wisdom) vs Pikiran dunia (Natural inclination)
23. Ketajaman mengamati (Discerment) vs Menghakimi (Judgement)
24. Iman (Faith) vs Curiga (Presumption)
25. Penuh pertimbangan/Bijaksana (Discretion) vs Tanpa pertimbangan/
konyol/ naif (Simple mindedness)
26. Murah hati (Benevolence) vs Egois (Selfishness)
27. Kreatif (Creativity) vs Tidak kreatif/ penikmat (under-achievement)
28. Antusias (Enthusiasm) vs Apatis (Apathy)
29. Bisa mendayagunakan/ penggagas (Resourcefullness) vs Membuang
dengan percuma/ penghambat (Wastefulness)
30. Hemat (Thiftiness) vs Boros/berlebihan (Extravagance)
31. Kepuasan (Contentment) vs Tamak/serakah (Covetousness)
32. Tepat waktu (Punctuality) vs Sering terlambat (Tardiness)
33. Tenggang rasa/Toleransi (Tolerance) vs Prasangka buruk (Prejudicess)
34. Penuh pertimbangan/ hati hati (Cautiousness) vs Ceroboh (Rashness)
35. Tahu berterima kasih (Gratefulness) vs Tidak tahu Berterima kasih
(Unthankfulness)
36. Teratur/tertib (Oderliness) vs Berantakan (Disorganization)
37. Inisiatif (Initiative) vs Tidak tanggap (Unresponsiveness)

38. Tanggung jawab (Responsibility) vs Lalai/ tidak dapat diandalkan


(Unreliability)
39. Rendah hati (Humility) vs Sombong (Pride)
40. Tegas (Decisiveness) vs Ragu-ragu/ plin plan (Doublemindedness)
41. Keteguhan hati/ gigih (Determination) vs Patah semangat (Faint
heartedness)
42. Setia (Loyalty) vs Tidaksetia (Unfaithfulness)
43. Penuh perhatian (Attentiveness) vs Mengabaikan (Unconcern)
44. Kepekaan terhadap perasaan (Sensitivity) vs Tak berperasaan
(Callousness)
45. Keadilan (Justice) vs Curang (Fairless)
46. Belas kasihan/ kepedulian (Compassion) vs Acuh (Indifference)
47. Lembut (Gentleness) vs Kasar (Harshness)
48. Kesopanan/rasa hormat (Deference) vs Kasar (Rudeness)
49. Kepatuhan (Meekness) vs Geram (Anger)
PERAN YESUS KRISTUS
1. SEBAGAI MESIAS ATAU JURUSELAMAT MANUSIA ( YOH
14:6, YOH
3:16).
2. SEBAGAI PEMBEBAS DARI IKATAN KUTUK DAN KUASA
KEGELAPAN.

(YES

53:4)

TERJEMAHAN

TULAH

DALAM

TERJEMAHAN LAMA ADALAH KUTUK


3. SEBAGAI PENYEMBUH (YES 53:3, 1 PET 2:24)
4. SEBAGAI GURU AGUNG/RABBI (MAT 4:18-22, MAR 9:5, YOH
1:49)
KETELADANAN YESUS
1.

Ketaatan-Nya Kepada Bapa-Nya (Yoh 4:34 )

2. Pengorbanan-Nya (Yoh 3:16)

3. Ia datang Untuk Melayani dan Bukan Di Layani (Hati Hamba) (Mat


20:28,
10:45)

Mar

4. Kasih-Nya bagi manusia (Yoh 3:16,


5. Kehidupan Doa Yesus
MENJADI MEMPELAI KRISTUS
1. Gereja Dipanggil Untuk Bertumbuh (Efesus 4:13-15)
2. Menjadi Mempelai Adalah Panggilan Tertinggi Yang Harus Di Raih
( Wah 19:7, Mat 25 :1-13). Kita mengetahui bahwa setiap orang
percaya adalah anak-anak-Nya. Namun tahukah saudara bahwa tujuan
utama Allah bukan hanya sebatas kita dipanggil untuk menjadi anakanak-Nya melainkan yang paling dirindukan Allah adalah kita dapat
bertumbuh dewasa dan menjadi mempelainya Kristus. Alkitab memberi
gambaran dalam Matius 25:1-13 supaya kita siap menjadi mempelai
yang menyambut kedatangan-Nya (mempelai laki-laki)
3. Menjadi mempelai Kristus Berarti Siap Di Proses (Yak 1:2-4,
Ayub 42:5). Menjadi beja yang siap dipakai, dibutuhkan proses,
mulai dari tanah yang diaduk-aduk, dijemur dan setelah kering dibakar,
dan seterusnya. Demikian pula hidup kita, untuk

menjadi murid

Kristus, harus rela mengalami proses melalui percobaan


4. Sikap

Sebagai

Mempelai

Kristus

Dalam

Menghadapi

Penderitaan Dalam Ssegala Situasi Kehidupan ( 1 Per 2:2021). Dalam Surat 1 Petrus 2:19 dikatakan: "Sebab adalah kasih karunia,
jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan
yang tidak harus ia tanggung." Ayat tersebut di atas telah dilakukan
dengan sempurna oleh Yesus sendiri dan kemuliaan menjadi milik-Nya
selamanya. Anda dan saya dipanggil untuk menjadi

mempelai Kristus untuk memahami penderitaan yang seharusnya


tidak kita tanggung. Sebagai mempelai Kristus, kita harus rela menerima
panggilan tersebut.
5. Menjadi Mempelai Kristus Berarti Bersedia Mengikut Visi
Bapa Surgawi ( Yoh 4:34, Luk 4:18-19, Yoh 9 :4). Yesus menjadi
manusia dengan maksud tertentu yang harus dilakukan-Nya. Yesus
memiliki satu-satunya alasan untuk datang ke dunia. Alasan satusatunya yang perlu kita miliki juga. Anda dilahirkan di dunia ini bukanlah
karena kebetulan melainkan karena kehendak Bapa Sorgawi. Anda adalah
murid Yesus yang dipilih untuk menjadi mempelai-Nya. Sebagai
mempelai, anda harus mengikuti visi hidup- Nya, yaitu melakukan
kehendak Bapa-Nya
6. Menjadi Mempelai Kristus Yang Hidup Dalam Kekudusan (1
Pet1:14, Gal 5:19-21, Efe 5:8, Ro 13:13). Orang-orang percaya adalah
anak-anak Allah yang diperintahkan untuk hidup berkenan kepada-Nya.
Namun demikian, seperti diperingatkan dalam 1 Petrus
1:14 bahwa setiap kita diperingatkan untuk tidak hidup dalam masa
kebodohan (hidup dalam dosa). Menjadi mempelai Kristus berarti kita
harus semakin membenci dosa dan semakin hidup dalam kekudusan. Mari
melakukannya menjelang semakin dekatnya hari kedatangan- Nya.
7. Menjadi Mempelai Kristus Berarti Bersedia Untuk Menderita
Bersama-Nya. (Roma 8:29, Filipi 1:9, Roma 8:17, Matius
12:30). Panggilan menjadi seperti Kristus adalah panggilan bagi
mempelai-Nya. Mari kita meneladani Kristus dalam setiap aspek
kehidupan kita, dan berani menderita bersama-Nya, supaya semakin hari
kita semakin menjadi seperti Kristus. Hal ini berarti, untuk menjadi
mempelai Kristus kita juga harus berani menderita bersama-Nya

Allah Roh Kudus


Pribadi Roh Kudus
Tuhan Yesus, yang telah bangkit dari antara orang-orang mati,
yang telah naik ke sorga serta dipermuliakan disebelah kanan Allah, ialah
yang mengutus Roh Kudus agar tinggal di dalam hati orang-orang saleh. Roh
Kudus itu tidak mempunyai tubuh bagi dirinya sendiri, kecuali orang- orang
yang ditebus oleh Kristus menyerahkan tubuhnya kepada-Nya untuk
menjadi tempat kediaman roh itu. Pada hari Pentakosta Roh Kudus mulai
tinggal di dalam hati orang-orang yang ditebus oleh Kristus, yaitu yang
menjadi tubuh Kristus dan jemaat-Nya. Pelajaran mengenai Roh Kudus
penting sekali bagi jemaat Kristus. Marilah kita menyelidiki hal itu.
Roh Kudus bukan suatu kuasa yang tidak memiliki kepribadian,
dan bukan hanya suatu gerakan, Roh Kudus ialah satu pribadi yang pasti. Hal
ini diajarkan dalam Alkitab seperti berikut:
A. Sebutan Ia dan Dia dipakai untuk Roh Kudus
Sebelum Ia dan Dia biasa dipakai hanya kepada suatu pribadi, dan
dalam Yohanes 14:16,17; 15:16; 16:7-14; dua perkataan itu dipakai untuk
Roh Kudus, yang membuktikan bahwa Ia adalah satu pribadi yang pasti.
B. Sifat-sifat suatu pribadi ada pada Roh Kudus

Roh Kudus mempunyai pengetahuan - 1Korintus 2:10,11.

Roh Kudus berkehendak - 1Korintus 12:11.

Roh Kudus mempunyai kasih - Roma 15:30.

Roh Kudus mempunyai pikiran - Roma 8:27.


Nyata bahwa sifat-sifat penting yang ada pada satu pribadi dimiliki
oleh Roh Kudus.

C. Perbuatan Roh Kudus yang menyatakan Ia adalah satu


pribadi

Roh Kudus menyelidiki segala sesuatu yang tersembunyi dalam diri


Allah 1Korintus 2:10.

Roh Kudus dapat berkata-kata kepada manusia - Wahyu 2:7; Kisah


13:2; 21:11.

Roh Kudus bersaksi tentang Kristus - Yohanes 15:26.

Roh Kudus memohon untuk kita - Roma 8:26.

Roh Kudus mengajarkan segala kebenaran - Yohanes 14:26; 16:12,14.

Roh Kudus memimpin orang-orang saleh - Kisah 16:6; Roma 8:14.

Roh Kudus memerintah - Kisah 16:6,7.

Roh Kudus memanggil manusia serta memberi jabatan kepada


mereka Kisah 13:2; 20:28.
Roh Kudus telah melakukan banyak hal yang hanya dapat dilakukan oleh
satu pribadi.
D. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh manusia terhadap Roh
Kudus
Roh Kudus dapat didukacitakan dan didurhakai - Kejadian 6:3;
Yesaya 63:10; Kisah 7:51; Efesus 4:30. Roh Kudus dapat diolok-olok Ibrani
10:29. Kepada Roh Kudus orang dapat berdusta - Kisah 5:3. Roh Kudus
dapat diterima atau disambut - Yohanes 20:22; Kisah 19:2. Roh Kudus
dapat dihujat - Matius 12:31-32.
E. Roh Kudus Menggantikan Tuhan Yesus di atas Bumi ini
Memang Tuhan Yesus adalah satu pribadi, dan ketika Ia di dunia ini
orang-orang mengakui bahwa Ia adalah satu pribadi. Oleh sebab Tuhan
Yesus mengutus Roh Kudus untuk menggantikan Dia (Yohanes

14:16-18), maka hal itu membuktikan bahwa Roh Kudus adalah satu
pribadi; sebab hanya satu pribadi yang dapat menggantikan Tuhan Yesus.
Roh Kudus bukan hanya satu kuasa yang melaluinya Allah bekerja,
melainkan Ia adalah satu pribadi yang pasti. Satu pribadi mempunyai
pengetahuan, kehendak dan niat dalam dirinya. Tuhan Yesus telah
mengatakan bahwa Roh Kudus sebagai satu pribadi akan mengajarkan segala
perkara kepada kita serta menyaksikan tentang Yesus Kristus. Kita patut
menganggap Roh Kudus sebagai satu pribadi sama seperti kita memikirkan
Tuhan Yesus adalah satu pribadi.
KETUHANAN
KUDUS

ROH

Roh Kudus adalah Pribadi ilahi; Ia adalah Allah. Ini adalah ajaran
Alkitab. Roh Kudus adalah salah satu Pribadi dari Allah Tritunggal.
A. Sifat-sifat Ketuhanan ada pada Roh Kudus
Roh Kudus Kekal - Ibrani 9:14. Roh Kudus Mahatahu - Yohanes
14:26; 16:13; 1Korintus 2:10. Roh Kudus Mahakuasa. Hal ini dapat dilihat
dalam hal Maria mengandung Yesus Kristus oleh kuasa Roh Kudus - Lukas
1:35. Roh Kudus Mahahadir - Mazmur 139:7-10. Sifat-sifat ini merupakan
sifat-sifat ilahi dan sifat-sifat itu ada juga pada Roh Kudus.
B. Pekerjaan-pekerjaan ilahi dikerjakan oleh Roh Kudus
Roh Kudus berkuasa menciptakan -- Ayub 33:4; Mazmur 104:30
Roh Kudus berkuasa menghidupkan, yaitu Ia memberi hidup kepada manusia
- Yohanes 6:63; Roma 8:2,11 Melalui ilham ilahi Roh Kudus memakai
para nabi dan rasul untuk bernubuat -- 2Samuel 23:2,3; 2Petrus
1:21. Roh Kudus melahirkan kembali orang-orang yang percaya kepada

Yesus Kristus -- Yohanes 3:58.

C. Nama Roh Kudus disebut bersama-sama dengan nama-nama


Allah dan nama Kristus
Nama Roh Kudus disamakan dengan Nama Kristus dalam
Amanat Agung Kristus, Matius 28:19. Nama Roh Kudus disamakan dengan
Nama Allah dan dengan Nama Anak Allah dalam doa nikmat, 2Korintus
13:13; dan dalam menjalankan pekerjaan jemaat - 1Korintus 12:4-6.
Berdasarkan semuanya itu patutlah kita juga mengaku bahwa Roh Kudus
adalah Allah.
D. Roh Kudus disebut Allah dan Tuhan
Dalam Kisah 5:3 Petrus memberitahukan kepada Ananias bahwa ia
telah berdusta kepada Roh Kudus; dan dalam ayat yang berikutnya Petrus
berkata kepadanya bahwa ia telah berdusta kepada Allah. Nyata bahwa Roh
Kudus sesuai dengan Allah dan Ia adalah Allah. Dan di dalam
2 Korintus 3:17,18 Tuhan dan Roh Kudus disamakan dan dipakai bergantiganti.
E. Sebutan-sebutan dalam Perjanjian Lama yang jelas ditujukan kepada
Tuhan dalam Perjanjian Baru ditunjukan kepada Roh Kudus.
Bandingkanlah Yesaya 6:8-10 dengan Kisah 28:25-27. Ayat-ayat
tersebut juga dikenakan kepada Tuhan Yesus. Jadi rupanya Yesaya 6:3
juga ditujukan kepada Allah Tritunggal, sebab ayat tersebut dapat dikenakan
pada tiap pribadi dari Allah Tritunggal itu, masing-masing dikenakan kepada
Tiga Pribadi yang menjadi Allah yang Esa. Bandingkanlah Keluaran 16:7
dengan Ibrani 3:7-9 dan Mazmur 95:8-11. Oleh karena hal-hal ini dinyatakan
dalam Perjanjian Baru maka nyatalah bahwa Roh Kudus adalah Allah.

80
80

F. Roh Kudus berbeda dengan Allah Bapa dan Allah Anak


Walaupun Roh Kudus adalah Allah, kita harus ingat bahwa Ia
adalah satu Pribadi yang berbeda dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Hal
ini nyata dari ayat-ayat yang berikut: Lukas 3:21,22; Matius 28:19;
Yohanes 14:16; 16:7; Kisah 2:33.
G. Roh Kudus mentaati perintah Allah Bapa dan Allah Anak
Dalam Alkitab jelas dikatakan bahwa Roh Kudus dengan sukarela
mentaati perintah Allah Bapa dan Allah Anak. Kita dapat membaca dari ayatayat yang berikut: Yohanes 14:26; 15:26; 16:13,14.
NAMA-NAMA ROH KUDUS
Nama-nama Roh Kudus penting sekali sebab nama-nama itu
menyatakan sifat-Nya dan pekerjaan-Nya. Berikut ini adalah beberapa nama
yang terdapat dalam Alkitab.
A. Nama-nama Roh Kudus yang menyatakan hubungan-Nya dengan
Allah Bapa

Roh Allah yang hidup - 2Korintus 3:3.

Roh Allah - 1Korintus 3:16.

Roh-Mu - Mazmur 104:30.

Roh Tuhan - Yesaya 11:2; 61:1.

Roh - Yohanes 3:6-8.

B. Nama-nama Roh Kudus yang menyatakan hubungan-Nya dengan


Yesus Kristus

Roh Kristus - Roma 8:9.

Roh Anak-Nya - Galatia 4:6.

Roh Yesus Kristus - Filipi 1:19.

Roh Yesus - Kisah 16:7.


Dengan demikian jelas bahwa Roh Kudus diutus oleh Allah Bapa dan

Allah Anak (Yohanes 14:26; 15:26). Patutlah kita ingat bahwa "Ketika Roh
Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta itu, maka Ia telah datang sebagai Roh
Tuhan Yesus yang telah dipermuliakan, yaitu Roh Kristus yang menjelma
menjadi manusia, disalibkan, dan dipermuliakan, yang bukan membawa
kehidupan Allah kepada kita, melainkan kehidupan yang ada pada Pribadi
Yesus Kristus." (Andrew Murray).
C. Nama-nama Roh Kudus yang menyatakan perangai dan
pekerjaan-Nya

Roh Kudus - Lukas 11:13.

Roh Kekudusan - Roma 1:4.

Roh yang mengadili dan yang membakar - Yesaya 4:4. Nama ini
menyatakan bahwa Ia menyelidiki, menghukum, dan menyucikan dengan
api.
Roh

Kebenaran

Yohanes

14:17; 15:26; 16:13.

Roh

Kudus

adalah kebenaran, dan Ia bersaksi tentang kebenaran itu, dan


memberitakan kebenaran itu.
Roh Kudus yang dijanjikan - Efesus 1:13. Ialah yang dijanjikan oleh Bapa
dan Anak, Lukas 24:49; Kisah 1:4.

Roh yang memberi hidup_ - Roma 8:2.

Roh kasih karunia - Ibrani 10:29. Ialah yang memberitakan anugerah


Allah.

Roh kemuliaan - 1Petrus 4:14.


9:14.

Roh yang kekal - Ibrani

Penghibur - Yohanes 14:26; 15:26; 16:7. Perkataan yang


diterjemahkan
"Penghibur" mempunyai arti lebih daripada itu.
Memang perkataan itu berarti "orang yang mendampingi", yaitu
orang yang berdiri di sisi kita untuk membela kita. Dalam 1Yohanes 2:1,
perkataan itu diterjemahkan "Pengantara". Roh Kuduslah yang dipanggil ke
sisi kita untuk menolong dan membela kita. Itulah nama yang mengandung
kasih yang besar. Baiklah kita selalu ingat bahwa Roh Kudus senantiasa ada
di dekat kita untuk menolong dan membela kita dalam segala kesusahan,
pencobaan, bahaya atau apapun. Kita wajib mengenal Roh Kudus menurut
sifat-sifat yang dijelaskan dalam setiap nama-nama itu.
D. Tanda-tanda Roh Kudus
Ada beberapa benda atau hal-hal lain yang dipakai dalam
Alkitab untuk menandakan Roh Kudus, yaitu burung merpati, air, api, angin,
air anggur dan minyak.
Burung merpati menandakan Roh Kudus sebab burung itu dipakai pada waktu
Yesus Kristus dibaptiskan. Matius 3:16; Markus 1:10; Lukas 3:22; Yohanes
1:32; Kejadian 1:2; 8:8-12. Pada burung merpati terdapat sifat-sifat seperti
berikut: kasih, tulus hati, suka berdamai, lemah lembut dan tidak menyakiti.
Merpati tidak mempunyai empedu, dan tidak mau berkelahi. Roh Kudus
dapat didukacitakan tetapi Ia tidak menjadi marah.
Air menandakan Roh Kudus sebab air menyucikan. Yesaya 44:3;
Wahyu

22:17;

Yohanes

4:14;

Yohanes

7:38,39.

Air

menandakan

pembaharuan, kepuasan dan kepenuhan. Roh Kudus melakukan hal itu di


dalam kita.
Api

menandakan

Roh

Kudus sebab api

itu menyelidiki,
83
83

menyucikan, dan menerangi. 1Raja 18:38; Kisah 2:3; Yesaya 6:6,7;


Matius

84
84

3:11,12; Lukas 3:16,17. Api itu menandakan kehadiran Allah, kuasa Allah,
dan bagaimana Allah menyucikan.
Angin menandakan Roh Kudus sebab angin itu menyatakan
kehidupan dan gerakan. Yohanes 3:3-8; Kisah 2:2; Kejadian 2:7; Yohanes
20:22. Ini menyatakan dua pekerjaan Roh Kudus di dalam manusia, yaitu
melahirkan kembali dan membaptiskan dengan Roh Kudus. Angin membawa
kehidupan dan menumbuhkan segala tanaman; begitu juga Roh Kudus
bekerja di dalam kita.
Air anggur menandakan Roh Kudus sebab air anggur membuat orang
menjadi berani dan bersemangat, Efesus 5:18; Kisah 2:13. Kehendak Allah
ialah supaya Roh Kudus saja yang dapat membuat orang menjadi
bersemangat; tetapi Iblis telah menipu manusia supaya mereka mencari kedua
hal itu dalam air anggur.
Minyak menandakan Roh Kudus sebab Ia yang mengurapi,
menguasai, dan menerangi manusia. 1Samuel 16:13; Keluaran 30:23-33;
Mazmur 92:11; Yesaya 61:1-3; Mazmur 23:5; Kisah 10:38; Yakobus 5:14;
1Yoh
2:20,27. Roh Kudus mengurapi dan menguasai kita dalam melakukan
pekerjaan dan dalam kehidupan kita, dan Ia juga menerangkan hati kita.
Untuk mengakhiri pasal ini kami kutip perkataan dari Andrew
Murray: "Roh Kudus ada di dalam saya sebagai suatu kuasa atau satu Pribadi,
yang mempunyai kehendak dan maksud terhadap saya. Saya menyerahkan
seluruh pribadi saya kepada Roh Kudus, dan kepribadian saya

tidak

dihilangkan melainkan dibaharui dan dikuatkan. Alangkah baiknya melihat


bagaimana Roh Kudus menguasai hal-hal yang sebelumnya diperintah oleh
keinginan tubuh.
BERDOSA ATAU
KUDUS

BERSALAH

KEPADA

ROH

84
84

Hal ini patut direnungkan baik-baik oleh orang-orang Kristen maupun


orang-orang yang belum percaya, sebab dosa kepada Roh Kudus

85
85

membawa akibat-akibat yang berat sekali. Ada dua bagian, yaitu dosa- dosa
kepada Roh Kudus yang diperbuat oleh orang-orang yang tidak percaya
dan yang diperbuat oleh orang-orang yang sudah percaya.
A. Berdosa atau bersalah kepada Roh Kudus yang diperbuat oleh orangorang yang tidak percaya
Dalam

Kisah

7:51-57

diterangkan

bagaimana

orang-orang

melawan Roh Kudus yang sedang menarik hati mereka untuk datang kepada
Tuhan Yesus. Dosa ini dilakukan oleh banyak orang di dalam dunia pada
waktu ini. Dalam Ibrani 10:29 dikemukakan tentang dosa orang-orang yang
menghina (menginjak-injak) Roh Kudus. Bandingkan dengan Lukas 18:32.
Kalau seseorang menolak kesaksian Roh Kudus dari hal Kristus maka
orang itu menghina Roh Kudus.
Dalam Matius 12:31-32 ditulis tentang dosa karena menghujat Roh
Kudus. Itulah dosa yang terbesar, sebab Tuhan Yesus berkata bahwa dosa itu
tidak dapat diampuni. Rupanya dosa itu dilakukan bila seseorang
mengatakan bahwa pekerjaan yang sebenarnya dilakukan oleh Allah dengan
kuasa Roh Kudus itu dilakukan oleh Iblis. Lihat Matius 12:24,27,28.
B. Dosa atau kesalahan kepada Roh Kudus yang diperbuat oleh orangorang yang percaya
Dalam Efesus 4:30,31 kita diminta agar tidak mendukacitakan Roh
Kudus. Lihat Yesaya 63:10; Efesus 5:4; dan Galatia 5:17-21. Kalau orangorang Kristen mengatakan hal-hal yang sia-sia atau jenaka (Efesus 5:4), atau
kalau kita melakukan sesuatu seperti yang disebut dalam Galatia
5:17-21, mendukacitakan Roh Kudus. Janganlah kita mendukacitakan Dia
supaya tidak terjadi atas kita apa yang disebut dalam Yesaya 63:10.
Dalam Kisah 5:3,4 diceritakan tentang seorang Kristen yang
berdusta kepada Roh Kudus. Seringkali orang Kristen berkata, "Aku
85
85

menyerahkan semuanya kepada Tuhan", padahal kenyataannya tidak, jadi itu


adalah dusta. Ananias menginginkan supaya orang-orang menganggap ia
telah menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Bandingkanlah dengan pasal
Yosua 7:1-26 dan 2Raja 5:20-27.
Dalam 1Tesalonika 5:19 kita diminta agar jangan memadamkan
Roh Kudus. Itu berarti jangan memadamkan pekerjaan Roh Kudus di
dalam hati kita sendiri, misalnya bila Roh Kudus mengajak serta
memimpin kita di dalam kesucian. Juga dalam pelayanan kita untuk Tuhan,
kalau kita tidak menurut perintah-Nya kepada kita maka kita memadamkan
Roh Kudus. Janganlah kita menyalahkan pekerjaan orang lain dalam ladang
Tuhan, sebab dengan demikian seringkali kita memadamkan Roh Kudus.
PEKERJAAN
KUDUS

ROH

I. PEKERJAAN ROH KUDUS SEBAGAI SALAH SATU DARI ALLAH


TRITUNGGAL
Alkitab mengajarkan bahwa dalam tiap-tiap pekerjaan Allah, maka
Bapa, Anak dan Roh Kudus bekerja bersama-sama. Di dalam pekerjaan
menciptakan alam ini beserta isinya, di dalam menebus manusia, dan di
dalam menyelamatkan manusia kita melihat pekerjaan daripada tiap-tiap
Tritunggal sebagai berikut: dalam tiap-tiap pekerjaan Allah, maka kuasa
untuk menciptakan berasal dari Bapa; kuasa untuk mengatur berasal dari
Anak; dan kuasa untuk menyelenggarakan atau menyempurnakan berasal dari
Roh Kudus. Oleh sebab itu dalam tiap-tiap pekerjaan Allah, bagian atau tugas
Roh Kudus ialah menggenapkan apa yang dimaksudkan oleh Bapa dan yang
diatur atau dilaksanakan oleh Anak- (Roma 11:36; 1Korintus 8:6).
"Dinyatakan dalam Alkitab bahwa segala pekerjaan berasal
daripada Bapa, dengan melalui Anak, dan oleh Roh Kudus. Dan dalam

86
86

hal manusia berbalik kepada Allah oleh jalan tebusan, manusia selalu
menuju kepada Bapa, dengan melalui Anak, oleh Roh Kudus, (Efesus 2:18)"
- Hodge.
II. PEKERJAAN ROH KUDUS DI DALAM ALAM
SEMESTA
Dalam Alkitab nyata bahwa masing-masing mendapat satu bagian
dalam pekerjaan penciptaan, yaitu: Allah Bapa - Kejadian 1:1. Allah Anak Kolose 1:16; Ibrani 11:3. Allah Roh Kudus - Mazmur 33:6; 104:30.
Dalam pekerjaan penciptaan terlihat tiga kuasa yang bekerja, yaitu kuasa yang
mengadakan, yang datang dari Bapa; kuasa yang mengatur dan membentuk,
yang datang dari Anak; dan kuasa yang menyempurnakan dan menggenapkan
yang datang dari Roh Kudus.
Pekerjaan istimewa dari Roh Kudus dalam penciptaan yaitu
"membawa segenap kejadian kepada tujuannya yaitu mempermuliakan
Allah". Kuyper. Dengan perkataan lain, pekerjaan Roh Kudus ialah
memelihara dan menyempurnakan kehidupan, membawa peraturan, kebaikan
dan keelokan di dalam alam ini. Roh Kudus telah mengatur angkasa raya,
Ayub 26:13; Mazmur 33:6; Yesaya 40:12,13.
Apakah pekerjaan Roh Kudus dalam alam ini hanya berhubungan
dengan penciptaan-Nya yang sudah selesai, atau apakah Ia masih bekerja
sampai sekarang? Alkitab menyatakan bahwa Ia masih bekerja dalam alam
ini. Roh Kudus membaharui muka bumi dan makhluk-makhluk yang
hidup dipelihara oleh-Nya (Mazmur 104:30). Roh Kudus memelihara
tumbuh-tumbuhan (Mazmur 104:10-13). Roh Kudus memelihara binatangbinatang (Mazmur 104:11, 12, 14, 21, 27). Dunia yang telah menjadi kacau
diperbaiki oleh Roh Kudus (Kejadian 1:2,3; 2:7). Dalam segala kejadian
yang dikerjakan oleh Roh Kudus, rupanya kejadian itu terjadi menurut

87
87

tingkatan yang makin lama makin tinggi. Pertama-tama yang terjadi


adalah terang, yang tidak mempunyai kehidupan, lalu rumput dan

88
88

tumbuh-tumbuhan, lalu binatang, lalu manusia, dan kemudian anak Manusia,


yaitu Kristus, pada waktu Ia dikandung oleh kuasa Roh Kudus. Dalam hal ini
terlihat kemajuan, tetapi bukan kemajuan sebagaimana yang dikatakan dalam
pengajaran yang sesat yaitu pengajaran evolusi (evolution).
III. PEKERJAAN
ALKITAB

ROH

KUDUS

DALAM

Dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Baru, ada pekerjaan Roh


Kudus yang penting sekali.
Roh Kudus telah menyatakan Wahyu; yaitu kebenaran baru yang
tidak dapat diterima oleh pikiran manusia tanpa pertolongan Roh Kudus.
Segenap Alkitab perlu diilhamkan untuk menyatakan kebenaran yang baru
ataupun yang lama kepada manusia (2Timotius 3:16). Lihat juga ayat ini
dalam terjemahan dari Firman Allah Yang Hidup dan Kabar Baik Masa Kini.
Bukan berarti bahwa segenap Alkitab adalah suatu penyataan kebenaran yang
baru, sebab dalam Alkitab terdapat juga kenyataan sejarah. Akan tetapi
segenap Alkitab itu diilhamkan, baik bagian sejarahnya maupun bagian yang
merupakan kebenaran baru yang manusia tidak dapat menerimanya tanpa
pertolongan Roh Kudus. Perlu sekali segenap Alkitab diilhamkan oleh Allah
supaya kebenaran yang dihadapkan kepada manusia tidak ada yang salah.
Lihat 2 Samuel 23:1,2; Yohanes 14:26; 15:26. Roh Kudus juga menerangi,
yaitu Ia menerangi pikiran kita supaya dapat mengerti kebenaran yang
diilhamkan oleh Tuhan.
Tanpa pertolongan Roh Kudus kita tidak dapat mengerti hal-hal
tentang Allah (1Korintus 2:10-16; Efesus 1:17,18). Roh Kudus juga
menjelaskan dan menempelak hati kita melalui pelajaran Alkitab. Oleh sebab
itu kita mendapat berkat rohani dan bertambah-tambah secara rohani oleh
sebab Firman Allah.

IV. PEKERJAAN
KRISTUS

ROH

KUDUS

DALAM

Roh Kudus telah melakukan satu pekerjaan yang pasti dan


penting di dalam Yesus Kristus. Kesaksian-kesaksian tentang kedatangan
Kristus telah diberitahukan oleh Roh Kudus (1Petrus 1:10-12; Wahyu 19:10).
Roh Kudus juga ikut campur dalam pekerjaan Kristus sewaktu Ia di atas bumi
ini, dan Ia juga ikut mengambil bagian dalam pekerjaan-Nya sekarang di
sebelah kanan Allah.
A. Hubungan Roh Kudus dengan pekerjaan Kristus sewaktu Ia di atas
bumi ini
Yesus Kristus telah dilahirkan oleh anak dara dengan kuasa Roh
Kudus, Matius 1:20; Lukas 1:35. Yesus Kristus dibaptiskan oleh Roh Kudus,
Matius 3:16,17; Markus 1:9-11; Lukas 3:21. Yesus Kristus diurapi oleh Roh
Kudus untuk melakukan pekerjaan-Nya, Kisah 10:38; Yesaya 61:1; Lukas
4:14,18. Yesus Kristus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk
dicobai oleh Iblis, Matius 4:1-11; Lukas 4:1-13.
Roh Kudus ada di dalam Yesus Kristus untuk pekerjaan-Nya, yaitu
mengabarkan Injil, menyembuhkan orang-orang sakit, dan mengusir
setan,Matius 12:28; Lukas 4:16-22; Kisah 10:38. Oleh Roh Kudus Tuhan
Yesus mati di atas kayu salib serta menyerahkan diri-Nya kepada Allah,
Ibrani
9:14. Yesus Kristus dibangkitkan oleh kuasa Roh Kudus, Roma 8:11;
1Timotius
3:16. Roh Kudus menyertai Kristus dalam pekerjaan-Nya sesudah Ia
dibangkitkan, Kisah 1:2.
B.

Hubungan

Roh

Kudus

sekarang di sebelah kanan Allah

dengan

pekerjaan

Yesus

Kristus

Roh Kudus telah dicurahkan atas jemaat oleh sebab doa Kristus
dan sebab pekerjaan-Nya, Yohanes 15:26; Kisah 2:33; Efesus 4:8. Roh
Kudus hadir di dalam jemaat sebagai wakil Kristus, Yohanes 14:16-18. Roh
Kudus di

dalam Jemaat, dan Kristus di dalam sorga bekerja bersama-sama dalam


berdoa bagi kita, Roma 8:26,27,34. Doa Roh Kudus dan Mempelai
Perempuan yaitu supaya Kristus segera kembali, Wahyu 22:17.
C. Nasihat berkenaan dengan pekerjaan Roh Kudus dalam
Kristus
Yesus Kristus sungguh-sungguh seorang manusia. Ia telah hidup,
berpikir, mengajar, menaklukkan dosa, dan mencapai kemenangan bagi Allah
dengan kuasa Roh Kudus, yaitu kuasa yang kita semua boleh menerimanya.
Kita juga harus bersandar pada Roh Kudus. Kalau Tuhan Yesus, Anak
Tunggal Allah, telah melakukan semua yang disebut di atas dengan kuasa
Roh Kudus, terlebih lagi kita harus bersandar sepenuhnya kepada Roh Kudus.
Kesempatan baik, keberhasilan, berkat, dan kemenangan ada pada
kita sekalian oleh karena Roh Kudus. Roh Kudus, yang oleh kuasa- Nya
Kristus dilahirkan, dapat juga melahirkan kita kembali yang mati dalam dosa.
Roh Kudus yang telah menolong Yesus Kristus menyerahkan diri-Nya
dengan tidak bercela kepada Allah, boleh diterima juga oleh kita, supaya kita
menyerahkan diri kita kepada Allah dengan tidak bercela. Begitu pula Roh
Kudus yang telah mengurapi Yesus Kristus dapat mengurapi kita semua.
Yesus Kristus ialah teladan kita (1Yohanes 2:6), anak sulung dari antara
banyak saudara. Segala sesuatu yang telah dicapai oleh Yesus Kristus
oleh kuasa Roh Kudus, boleh juga dicapai oleh kita semua. Kalau kita
menjunjung tinggi Roh Kudus maka Roh Kudus akan menghormati kita.
Apakah kita juga mengutamakan Roh Kudus dalam pekerjaan kita?

90
90

V. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM ORANG-ORANG


YANG TIDAK PERCAYA
Sebelum kita menyelidiki pekerjaan Roh Kudus di dalam jemaat,
baiklah kita memperhatikan pekerjaan-Nya di dalam orang-orang di luar
jemaat Kristus. Ada orang yang berkata bahwa Roh Kudus tidak bekerja di
dalam orang-orang di luar jemaat Kristus, tetapi itu tidak benar. Sudah jelas
dalam Alkitab bahwa ada tiga macam pekerjaan Roh Kudus di antara
orang-orang yang ada di luar jemaat:
1.

Roh Kudus menahan kejahatan sehingga kehendak Allah digenapkan


dalam dunia ini. Ialah yang "menahan" dan tidak membiarkan kejahatan
digenapkan sampai si pendurhaka menyatakan dirinya (2Tesalonika 2:7).

2. Roh Kudus menempelak isi dunia ini tentang dosa, dan kebenaran dan
hukuman (Yohanes 16:8-11). Roh Kudus terutama menempelak orangorang tentang dosa yang membawa kebinasaan, yaitu dosa menolak
Yesus Kristus. "Akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya
kepada-Ku".

Sesudah

Tuhan

Yesus

naik

kepada

Bapa-Nya,

kehidupan-Nya yang tidak bercela dihadapan orang-orang tidak lagi dapat


menempelak mereka akan kejahatan mereka. Sebab itu Roh Kudus telah
datang supaya Ia dapat menempelak isi dunia. "Akan kebenaran, karena
Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi". Juga kenaikan
Tuhan Yesus telah membuktikan bahwa perkataan-Nya tentang diri-Nya
adalah benar, dan hal itupun dapat menempelak orang-orang dari hal
kejahatan. Jikalau orang-orang tetap mengikuti Iblis, penguasa dunia
ini,

tentu

mereka

akan mendapat hukuman yang serupa dengan

hukuman Iblis, yaitu dicampakkan ke dalam lautan api. Oleh sebab itulah
Roh Kudus "menempelak akan penghakiman, karena penguasa dunia
ini telah

dihukum". Roh Kudus menginsafkan akan dosa, yaitu dosa manusia; akan
kebenaran, yaitu kebenaran kepunyaan Kristus; dan akan hukuman, yaitu
hukuman bagi Iblis.
3.

Roh Kudus menyaksikan tentang kebenaran yang ada dalam Yesus


Kristus, serta menyatakan kebenaran pengabaran Injil dan kesaksian
tentang Kristus (Yohanes 15:26,27; 14:16,17; Kisah 5:30-32). Kesaksian
ini bukan hanya ditujukan kepada orang yang percaya saja, melainkan
juga kepada orang berdosa. Rupanya Roh Kudus bekerja di dalam orangorang berdosa dengan perantaraan orang-orang yang sudah percaya. Oleh
sebab itu patut kita berhati-hati supaya kita masing- masing menjadi alat
dalam tangan Roh Kudus dan supaya tidak ada dosa dalam diri kita
sehingga menjadi penghalang bagi pekerjaan Roh Kudus. Tugas kita ialah
mengabarkan Injil dan berharap kepada Roh Kudus agar Ia menempelak
hati orang-orang yang mendengar. Lihat Kisah 2:4,37.

VI. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM JEMAAT KRISTUS


Roh Kudus ada di dalam jemaat Kristus - perhimpunan orang- orang
yang percaya. Jemaat yang mula-mula telah menjadi saksi yang menyiarkan
terang di dalam dunia yang tidak mengenal Allah ini. "Dalam jemaat yang
mula-mula terlihat dua sifat yang utama, yaitu: (1) Kasih satu kepada yang
lain antara orang-orang Kristen. (2) Kasih kepada yang memusuhi mereka.
Kasih itu nyata dalam hal kesabaran dan dalam hal menanggung aniaya.
Dengan semangat yang berkobar-kobar mereka memberitakan Injil; dan
mereka dikuatkan serta disucikan oleh iman mereka." - H.T. Sell.
Apa yang telah dimulai dalam jemaat yang mula-mula oleh Roh
Kudus, Ia lanjutkan dan sempurnakan di dalam kita.

1. Pada hari Pentakosta Roh Kudus telah mengadakan serta membangunkan


tubuh Kristus, yaitu jemaat-Nya. Roh Kudus telah dicurahkan pada hari
Pentakosta. Hari raya itu terjadi lima puluh hari sesudah hari raya
Perjamuan Buah Bungaran. Pada hari raya Buah Bungaran biasanya
seorang Imam Israel mempersembahkan gandum (padi) yang pertamatama masak (dipotong). Maka pada hari Pentakosta di negeri Yerusalem,
yaitu pada hari ketika imam sedang mempersembahkan dua buah roti
unjukan kepada Allah, Roh Kudus telah turun ke atas jemaat itu,
membangunkan dan mempersatukan mereka dan mempersembahkan
jemaat itu kepada Allah sebagai satu perhimpunan orang-orang yang
percaya - yaitu suatu perhimpunan orang-orang yang penuh dengan kuasa
dan kehidupan Roh Kudus sendiri (Kis 2:1-4; Ef 1:22,23).
2. Roh Kudus memiliki jemaat, yaitu Bait Allah. Lukisan mengenai
bangunan ini baik sekali. Tiap-tiap orang yang percaya dibangunkan di
atas alasan nabi-nabi dan rasul-rasul, dan Yesus Kristus adalah batu
penjuru, dan segenap bangunan itu menjadi tempat kediaman Allah oleh
Roh Kudus (Efesus 2:19-22).
3. Roh Kudus adalah kepala yang memimpin jemaat ke dalam segenap
kehendak Allah. Kami tidak membicarakan golongan dan aliranaliran

orang-orang

Kristen.

Kami

hanya

membicarakan tentang

orang-orang yang sungguh-sungguh percaya dari segenap golongan dan


aliran. Mereka yang sungguh-sungguh percaya dipersatukan dengan
kepala, yaitu Yesus Kristus. Mereka yang menjadi tubuh Kristus dan
menjadi jemaat yang sejati. Jemaat yang sejati itu dikepalai oleh Roh
Kudus serta dipimpin oleh-Nya. Dalam pasal Kisah 15:1-41 diterangkan
bagaimana Roh Kudus menjadi kepala jemaat di atas bumi ini, serta
mengatur segala pelaksanaan-Nya. Pada waktu itu orang-orang yang
percaya berkumpul di Yerusalem untuk berunding

tentang bangsa asing yang sudah percaya. Tuhan Allah dengan Roh
Kudus telah memimpin persidangan itu sehingga diputuskan bahwa
bangsa-bangsa asing yang telah percaya memiliki hak dan kebebasan
yang sama seperti orang-orang Yahudi yang telah percaya. Alangkah
baiknya kalau tiap-tiap perhimpunan jemaat mau menyerahkan diri
sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus.
Walaupun begitu Allah sudah dan tetap menyelenggarakan jemaatNya; dan Roh Kudus setia dalam memimpin jemaat itu ke dalam
kehendak Allah.
4. Roh Kudus masih membangun Tubuh Kristus dengan cara memanggil
suatu kaum bagi nama Kristus. Maksud Allah bagi jemaat bukannya
untuk mengkristenkan segenap dunia, melainkan untuk mengabarkan Injil
kepada segenap dunia serta memilih satu kaum bagi Kristus yang menjadi
milik-Nya, yang terdiri dari segala bangsa di dunia ini. Sesudah
kebangkitan-Nya Tuhan Yesus menerangkan kepada murid- murid-Nya
bahwa Allah tidak bermaksud supaya mereka mengetahui segala masa
dan ketika yang ditetapkan oleh-Nya, melainkan supaya mereka
mengerjakan tugas yang diserahkan kepada mereka, yaitu bersaksi. Dan
kalau mereka hendak melakukan tugas itu dengan sebaik-baiknya
haruslah mereka menantikan Roh Kudus yang telah dijanjikan (Kisah 1:18; 15:14-18).
Kelengkapan Roh Kudus bagi Jemaat
Karena itu mereka pergi ke segala tempat untuk mengumpulkan
orang-orang dari segala bangsa agar menjadi mempelai perempuan
Kristus, dan menggenapi apa yang dikatakan dalam Wahyu 5:9,10. Dalam
Perjanjian Lama, Eliezer, hamba Abraham yang pergi mencari mempelai
perempuan untuk Ishak, melukiskan hal itu.
Roh Kudus telah melengkapi jemaat-jemaat-Nya sehingga jemaat

itu dapat melakukan dan menggenapkan maksud Allah (Efesus 4:7,8,11,12).


Kalau kesucian jemaat

tidak nyata di dalam kesaksiannya, maka

kesaksian itu tidak akan berhasil. Oleh sebab itu Roh Kudus melengkapi
jemaat dengan jalan mengeluarkan buah-buahan Roh Kudus dalam mereka
itu. Dari segala buah-buah Roh, kasihlah yang terutama (Galatia
5:22,23)
.
Disamping buah-buah Roh itu, Roh Kudus juga memberikan karuniakarunia (1Korintus 12:1-11). Hanya oleh kelengkapan Roh Kudus itu dapatlah
jemaat menggenapkan pekerjaan yang diamanatkan kepadanya. "Buah-buah
dan karunia-karunia Roh tidak sama. Buah- buah Roh adalah untuk sikap
dan sifat kita; karunia-karunia yaitu perlengkapan kuasa. Karunia-karunia
diberikan menurut

kedaulatan kehendak Allah; buah-buah Roh itu

menyatakan kehidupan yang halus dan merupakan suatu proses. Karuniakarunia berguna untuk pekerjaan pengabaran Injil; buah-buah Roh berguna
untuk perangai yang halus. Karunia-karunia adalah untuk pelayanan
istimewa; buah-buah Roh adalah
diberikan;

buah-buah

sifat

kehidupan.

Karunia-karunia

Roh adalah suatu kenyataan sifat. Karunia-karunia

dapat diberikan sekaligus; buah-buah Roh harus di tanam dan bertumbuh


perlahan-lahan. Jadi ada hubungan antara karunia-karunia Roh dan buah-buah
Roh walaupun keduanya tidak sama.
"Segenap buah Roh termuat dalam kasih, tetapi kasih tidak termasuk
dalam daftar karunia. Tidak semua orang yang percaya dapat bernubuat,
tetapi semuanya harus mengasihi sesamanya. Kita boleh merindukan karuniakarunia, yang semata-mata ada di dalam kuasa Roh Kudus, tetapi
mengeluarkan buah-buah Roh diwajibkan kepada kita. Karunia-karunia Roh
tidak dapat menggantikan buah-buah Roh." Samuel Chadwick.

VII. PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM PENGABARAN INJIL


Dengan ringkas kita dapat menyatakan pekerjaan Roh Kudus di
dalam jemaat, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan pengabaran Injil.
1.

Roh Kudus memilih pengabar Injil - Kisah 13:2.

2. Roh Kudus mengutus pengabar Injil - Kisah 13:4.


3. Roh Kudus memberi kuasa kepada pengabar Injil untuk mengabarkan
Injil - Kisah 13:9.
4. Roh Kudus menguatkan pengabar Injil pada waktu mereka dianiaya
Kisah 13:52.
5. Roh Kudus menyaksikan dan memeteraikan pekerjaan pengabar Injil Kisah 15:8.
6. Roh Kudus memimpin dalam mengatur pekerjaan pengabaran Injil Kisah 15:28.
7. Roh Kudus menahan para pengabar Injil agar tidak masuk ke ladangladang yang belum dibuka oleh Tuhan - Kisah 16:6,7.
VIII. PEKERJAAN ROH KUDUS DI DALAM ORANG
YANG PERCAYA
Pekerjaan Roh Kudus dalam orang yang percaya merupakan
pekerjaan yang besar dan luas. Dalam sepanjang kehidupan Kristen, Roh
Kudus tetap bekerja di dalam kita, dari permulaan sekali, dalam tiap-tiap
kemajuan rohani, sampai kepada kesempurnaan. Roh Kudus (seperti Kristus)
tentu ikut ambil bagian dalam tiap-tiap pekerjaan keselamatan untuk kita,
yaitu dalam hal pertobatan, dilahirkan kembali, pengudusan dan kepenuhan
Roh Kudus, dan dalam segala kemajuan rohani. Semuanya itu akan
dibahas

dalam,

pasal

mengenai

ASAS

PELAJARAN

TENTANG

KESELAMATAN. Dalam pasal ini kita hanya mempelajari sebagian dari


pertolongan dan pekerjaan Roh Kudus dalam orang yang

percaya, tetapi bukan khusus mengenai hubungannya dengan pekerjaan


keselamatan kita. Selanjutnya kita akan menyelidiki pekerjaan Roh Kudus
yang terbesar di dalam kita, yaitu dipenuhi dengan Roh Kudus.
Beberapa pekerjaan Roh Kudus di dalam orang yang percaya
Roh Kudus itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita ini
anak-anak Allah, Roma 8:16. Paulus tidak berkata dalam ayat ini
"menyaksikan kepada Roh kita", melainkan "bersaksi bersama-sama dengan
roh kita". Artinya ada dua oknum yang menyaksikan bahwa kita anak Allah:
pertama, roh kita menyaksikan bahwa kita anak Allah; kedua, Roh Kudus
menyaksikan beserta dengan roh kita bahwa kita anak Allah. Bagaimanakah
Roh Kudus menyaksikan hal ini? Lihat Galatia 4:6.
Roh Kudus menguatkan dengan kuat kuasa-Nya dalam batin orang
yang percaya, Efesus 3:16. Hasil kekuatan ini terlihat dalam ayat Efesus
3:17-19. Dalam ayat-ayat ini dinyatakan kuasa Roh Kudus bukan hanya
dalam hal Ia memberikan kemenangan melainkan juga dalam hal:

kita.

Kristus mendiami
Kita beralas dan berakar dalam kasih.

Kita bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami


betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih
Kristus yang melampaui segala pengetahuan. Semuanya ini adalah
hasil yang nyata bila kita mendapat segala kelimpahan atau kepenuhan
Allah.
Roh Kudus itu membawa orang yang percaya kepada seluruh
kebenaran, Yohanes 16:13. Perjanjian ini mula-mula diberikan kepada
rasul-rasul tetapi sesungguhnya meliputi semua orang yang percaya
(1Yohanes 2:20,27). Memang kita semua akan memperoleh kesempatan

97
97

untuk diajar oleh Allah. Dan tiap-tiap orang yang percaya tidak bergantung
kepada seorang guru manusia - "Karena itu tidak perlu kamu

98
98

diajar oleh orang lain". Ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu belajar
dari orang-orang lain yang sudah diajar oleh Roh Kudus. Jikalau Yohanes
berpikir bahwa kita tidak perlu belajar dari orang lain tentu ia tidak
menulis surat ini untuk menjadi pelajaran bagi orang lain. Hal ini juga
tidak berarti bahwa kalau kita sudah diajar oleh Roh Kudus maka kita tidak
perlu lagi memperdulikan Firman Allah. Sebab Roh Kudus justru akan
memimpin kita semua kepada Firman Tuhan, dan itulah yang selalu dipakai
oleh Roh Kudus dalam mengajar murid-murid-Nya yaitu kita (Efesus 6:17;
Yohanes 6:63; Efesus 5:18,19; Bandingkan Kolose 3:16). Walaupun kita
belajar banyak dari manusia tetapi kita tidak dapat bergantung sematamata kepada manusia, sebab kita telah memiliki Guru Ilahi yaitu Roh Kudus.
Kita tidak akan dapat mengetahui kebenaran dengan sesungguhnya
sebelum kebenaran itu diajarkan kepada kita oleh Roh Kudus. Siapa pun
juga yang menjadi guru kita, ataupun kita belajar banyak dari Alkitab dalam
bahasa aslinya, kita tidak dapat mengerti kebenaran itu kalau kita tidak
diajar oleh Roh Kudus. Orang yang diajar oleh Roh Kudus, walaupun ia tidak
tahu bahasa aslinya, akan lebih mengetahui Firman Allah daripada orang
yang tidak diajar oleh Roh Kudus, meskipun ia pandai dalam bahasa
aslinya.
Roh Kudus mengadakan buah-buah rohani di dalam orang-orang
yang percaya, supaya mereka mencerminkan budi pekerti Kristen, Galatia
5:22,23. Segala sifat yang baik, sikap dan perbuatan yang sama seperti
Kristus, semua itu adalah pekerjaan Roh Kudus dan buah Roh Kudus.
Dalam ayat-ayat itu dikemukakan tentang suatu kehidupan yang mulia dan
indah. Tiap-tiap perkataan dari ayat itu patut direnungkan baik- baik.
Kasih-sukacita-damai sejahtera-kesabaran-kemurahan-kebaikan- kesetiaankelemahlembutan-penguasaan diri. Bukankah kita semua rindu mencapai
kehidupan ini yang seperti kehidupan Kristus? Tetapi kehidupan
98
98

ini bukanlah kehidupan yang memang ada pada kita, dan tidak dapat dicapai
melalui usaha diri sendiri. Kehidupan yang memang ada pada kita diterangkan
dalam Galatia 5:19-21. Pada saat kita menyadari bahwa kehendak tubuh
adalah jahat dan kita tidak dapat melakukan apa-apa yang baik oleh kuasa
tubuh, artinya pada waktu kita putus asa terhadap kuasa

tubuh

atau

kekuatan diri sendiri, lalu kita menyerahkan diri kepada Roh Kudus
supaya Ia tinggal dan bekerja di dalam kita, maka pada waktu itu barulah Roh
Kudus menyatakan buah-buah-Nya dalam hidup kita. Maukah saudara
memiliki buah-buah Roh dalam perangai dan

kehidupan

saudara?

Hendaklah saudara menyangkali diri sendiri untuk mendapatkan kesucian,


lalu biarlah Roh Kudus memerintah saudara untuk mengeluarkan buahbuah-Nya dalam hidup saudara. Pelajaran ini sesuai dengan yang diajarkan
dalam Galatia 2:20.
Roh Kudus itu mengingatkan perkataan-perkataan Kristus kepada
kita, Yohanes 14:26. kalau kita telah menaruh Firman Tuhan dalam hati kita,
serta menghafalkannya, tentu Roh Kudus akan mengingatkan kepada kita
ayat-ayat yang perlu bagi kita pada waktu kita ada dalam kesusahan,
dukacita, takut, atau dalam keadaan apa saja. Dan Ia pun akan
memperingatkan ayat-ayat yang perlu bilamana kita sedang membawa
seseorang kepada Kristus.
Dalam 1 Korintus 2:9-14 dikemukakan dua bagian pekerjaan Roh
kudus:
1. Roh Kudus menyatakan kepada kita hal-hal yang tersembunyi dalam
diri Allah, dan berkata-kata tentang karunia Allah dengan perkataan yang
bukan diajarkan oleh hikmat manusia, yang merupakan kebodohan bagi
manusia duniawi.
2. Roh Kudus menjelaskan pernyataan-Nya, yaitu memberikan kuasa
untuk mengerti, mengetahui dan menerima pengajaran yang diajarkan- Nya.
Roh kudus ialah pemberi ilham untuk Firman Allah yang dituliskan,

dan Ia juga yang menulis dan menegaskan Firman itu. Kita akan dapat
mengerti sebuah kitab dengan lebih mudah apabila si penulis itu ada di
samping kita untuk menerangkan ini kitab itu. Begitu pun halnya kalau kita
mempelajari Alkitab, Penulisnya, yaitu Roh Kudus ada di samping kita
sambil menerangkan isi kitab itu kepada kita. Dengan pertolongan Roh
Kudus semuanya menjadi jelas. Patut kita selalu berdoa seperti Daud dalam
Mazmur 119:18. Kita tidak hanya perlu berpegang pada Alkitab yang
sudah diilhamkan Allah, tetapi kita perlu juga mendapat penjelasan dalam
batin kita mengenai isi kitab itu, yaitu dengan pertolongan Roh Kudus.
Banyak orang telah tersesat sebab mereka mencoba memahami pernyataan
yang rohani ini dengan pikiran jasmani saja.
Roh Kudus menolong orang yang percaya supaya ia dengan penuh
kuasa dapat meneruskan kepada orang-orang lain kebenaran yang
diajarkan oleh Roh Kudus kepadanya (1Korintus 2:1-5; 1Tesalonika 1:5;
Kisah
1:8). Di sini kita mendapat kesimpulan:
1. Kita perlu pernyataan kebenaran dari Roh Kudus, dan
2. Kita perlu penjelasan tentang kebenaran dari Roh Kudus, dan
3. Kita perlu kuasa dari Roh Kudus untuk memberitakan kebenaran yang
telah dijelaskan-Nya itu kepada kita.
Kita selalu memerlukan pertolongan Roh Kudus. Yang menyebabkan
gagalnya pekerjaan banyak pemberita Injil dan pekerja Kristen ialah karena
mereka

mencoba

mengajarkan Firman Tuhan "Dengan perkataan budi

yang membujuk orang", yaitu dengan ilmu-ilmu manusia dan dunia ini.
Padahal kita perlu "keterangan dan kuasa Roh
kudus".
Roh Kudus itu memimpin serta memberi kuasa kepada orang yang
percaya dalam berdoa, Yudas 1:20; Efesus 6:18. Rasul-rasul tidak tahu

1001
0010

bagaimana mereka harus berdoa, oleh sebab itu mereka meminta Tuhan
Yesus mengajar mereka bagaimana harus berdoa, lihat Lukas 11:1 dan

1011
0110

Roma 8:26. Roh Kuduslah yang mengajar kita berdoa. Dan doa yang
berkenan kepada Tuhan yaitu doa di dalam Roh Kudus, yaitu Roh Kudus
sendiri yang berdoa di dalam kita. Bilamana kita menghadap Takhta
anugerah Tuhan kita patut mengakui bahwa kita tidak tahu bagaimana berdoa
dengan sepatutnya, lalu kita meminta Roh Kudus agar memimpin doa kita
menurut kehendak-Nya.
Kalau kita menghadap hadirat Tuhan dengan tidak memikirkan
apa yang hendak kita minta, hal itu berarti kita tidak berdoa dalam Roh
Kudus. Doa yang diilhamkan oleh Roh Kudus, atau yang dinaikkan oleh
Roh Kudus sendiri di dalam kita, tentu didengar oleh Allah Bapa.
Memuji dan mengucap syukur, Efesus 5:10-20. Dalam hal ini nyata bahwa
Roh Kudus bukan hanya mengajar kita berdoa, tetapi juga mengajar kita
mengucap syukur. Hal ini sangat penting bagi orang yang dipenuhi
dengan Roh Kudus. Lihat Kisah 2:4,11 dan Efesus 2:18.
Roh Kudus menolong kita menyembah Allah, Filipi 3:3. Berdoa lain
daripada

menyembah:

mengucap syukur lain daripada menyembah.

Menyembah menyatakan persekutuan kita dengan Allah, atau kasih kita


kepada Allah, atau rasa hormat kita terhadap Allah, atau cara kita
mempermuliakan Dia dalam hati kita. Di dalam doa kita mengutamakan
keperluan kita; dalam pengucapan syukur kita mengutamakan segala
berkat-berkat kita; tetapi dalam penyembahan kita mengutamakan pribadi
Allah Bapa sendiri. Doa yang sejati dilakukan oleh Roh Kudus di dalam hati
kita, lihat Yohanes 4:23. Ingatlah bahwa seringkali orang menyembah
menurut keinginan daging yang sebenarnya merupakan kebencian bagi Allah.
Tidak semua penyembahan, meskipun dilakukan dengan ketulusan hati,
dipimpin oleh Roh Kudus atau berkenan kepada Allah. Orang yang
menyembah Allah harus menyembah Dia menurut pimpinan Roh kudus.
Roh Kudus memanggil orang-orang serta mengutus mereka untuk

melakukan pekerjaan yang ditentukan-Nya, Kisah 13:2,4. Roh kudus


menghendaki supaya tiap-tiap orang Kristen bersaksi bagi Kristus, namun Ia
juga memanggil orang-orang untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Ada orang yang bertanya, "Di mana saya harus bekerja, di Kalimantan, atau
di Irian, atau di Sumatra?" Sebetulnya hanya Roh Kudus yang menentukan.
Tidak setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi utusan Injil. Tuhan
sendiri mengetahui siapakah yang Ia panggil dan Ia tentu menyatakan
kehendak-Nya kepada orang yang dipanggil-Nya itu.
Bagaimana Roh kudus memanggil seseorang? Dalam Kisah 13:2,4
hal itu tidak dijelaskan. Mungkin hal itu sengaja tidak dijelaskan agar orangorang tidak beranggapan bahwa Tuhan memanggil seseorang hanya
dengan satu cara. Yang penting dalam ayat ini, ialah Roh Kudus akan
menyatakan kehendak-Nya dengan jelas dan pasti kepada orang- orang yang
dipanggil-Nya.

Memang

seharusnya

Roh

Kudus

yang mengutus

seseorang, bukan kehendak orang itu. Bagaimana kita mengetahui panggilan


Roh Kudus? Kita patut membuka hati untuk mendengar panggilan-Nya dan
kita harus taat bila Tuhan memanggil.
Roh Kudus itu memimpin kita sehari-hari dalam tiap-tiap hal, ke
mana kita harus pergi dan apa yang harus kita lakukan, Kisah 8:27-29;
16:6,7. Memang kita perlu mendapat pimpinan yang jelas dan tegas dari Roh
Kudus dalam tiap-tiap perkara baik yang besar ataupun yang kecil.
Umpamanya dalam hal membawa jiwa kepada Kristus. Tentunya Filipus telah
melalui banyak orang dalam perjalanan ke Gaza sebelum Roh Kudus
menyuruh dia naik ke dalam kereta itu. Dari peristiwa itu nyata bahwa Roh
kudus mau memimpin kita dalam segala perkara kehidupan kita, dalam
berdagang, bekerja, belajar, dan dalam setiap hal Tuhan mau memberikan
hikmat-Nya kepada kita. Marilah kita melihat perjanjian yang jelas dan
tegas dalam Yakobus 1:5-7:
Bagaimana kita mendapatkan hikmat itu? Ada lima langkah:

1.

Kita harus menyadari bahwa kita "kekurangan hikmat", yaitu bahwa kita
ada kekuatan di dalam diri kita. Kekuatan diri sendiri harus dihilangkan.

2. Kita harus rindu mengetahui jalan Allah serta Rindu melakukan kehendak
Allah. Kalau kita sungguh-sungguh merindukannya, pasti kita akan
memintanya dengan sungguh-sungguh. Hal ini penting. Dengan demikian
jelas mengapa seringkali orang Kristen tidak dapat mengetahui kehendak
Allah dan tidak mendapat pimpinan Roh Kudus. Hal itu disebabkan
mereka tidak sungguh-sungguh mau melakukan apa yang dinyatakan oleh
Roh Kudus kepada mereka. Tuhan akan menunjukkan jalan-Nya kepada
orang yang lembut hati, lihat Mazmur 25:10. Dari Yohanes 7:17 kita
dapat mengetahui bahwa orang

yang

sungguh-sungguh

"mau

melakukan" kehendak Allah, Tuhan akan memberitahukannya.


3. Kita harus meminta dengan tekun supaya kita dipimpin oleh Tuhan.
4. Kita harus yakin dalam hati bahwa tentu kita akan dipimpin oleh
Tuhan (Lihat Yakobus 1:6,7).
5.

Kita harus mengikuti pimpinan itu langkah demi langkah. bagaimana


pimpinan itu dinyatakan kepada kita tidak diberitahukan lebih
dahulu, tetapi kita mengetahui bahwa Tuhan akan memimpin kita.
Seringkali pimpinan itu hanya diberikan langkah demi langkah setiap
saat. Sebetulnya satu langkah saja yang perlu kita ketahui, dan
sesudah langkah itu dituruti, maka barulah kita akan mengetahui
yang berikutnya. Ada orang yang bimbang sebab tidak mengetahui
pimpinan Tuhan baginya untuk minggu depan, atau bulan depan, atau
tahun depan. Bila saudara sudah mengetahui langkah yang di depan
saudara, itu sudah cukup. Turutlah langkah itu dan Tuhan akan
menunjukkan langkah yang berikutnya. Periksalah Bilangan

9:17-23. Pimpinan dari Tuhan adalah pimpinan yang tegas dan jelas,
lihat Yohanes 1:5.
Banyak orang yang bimbang dan kuatir apakah kalau pimpinan
yang diperolehnya berasal dari Tuhan atau bukan. Tetapi kita berhak untuk
mengetahuinya dengan pasti. Kita dapat menghadap takhta anugerah Allah
untuk menyerahkan diri kita kepada Allah dan memberitahukan bahwa kita
mau dan akan menurut pimpinan Tuhan asal pimpinan itu jelas kepada kita.
Kita harus mengatakan demikian kepada Tuhan. "Ya Tuhan, jelaskanlah
kiranya kehendak-Mu kepada hamba, hamba akan menurutinya" Tentu Tuhan
mau menyatakan kehendak-Nya kepada kita, dan janganlah kita berbuat
sesuatu kalau kehendak Allah belum jelas kepada kita.
Tidak sepatutnya kita memberi saran kepada Allah tentang jalan yang
harus dipakai-Nya untuk memimpin kita; misalnya, menuntut suatu tanda,
atau dengan sembarangan saja menunjuk salah satu ayat dalam Alkitab. Kita
harus minta hikmat dan pimpinan dari Tuhan, tetapi tidak patut bagi kita
untuk menyuruh Tuhan memakai cara kita untuk menunjukkan kehendakNya kepada kita. Lihat 1Korintus 12:11. Setelah kita membaca semua
yang sudah dikatakan di atas, ada dua hal yang nyata tentang pekerjaan Roh
kudus dalam orang yang percaya. Pertama: Kita semata-mata bergantung
kepada Roh Kudus dalam segenap kehidupan kita.
Kedua: Betapa sempurna perlengkapan Tuhan bagi kehidupan
dan pelayanan kita, dan betapa besar kesempatan yang diberikan kepada
orang saleh melalui pekerjaan Roh Kudus di dalamnya. Kepandaian
kita, pengetahuan kita, kerohanian kita, semua itu tidak penting, melainkan
apa yang dapat dilakukan oleh Roh kudus di dalam kita kalau kita memberi
kesempatan kepada-Nya, itulah yang bagi kita. Seringkali
memilih orang yang tidak memiliki bakat

Roh

Kudus

(kecakapan dan kepandaian) untuk memakai orang itu lebih daripada orang
yang cakap dan yang pandai. Kehidupan Kristen tidak berada dalam
kuasa diri sendiri, dan pelayanan Kristen itu tidak dikerjakan dengan
kekuatan diri sendiri atau kepandaian diri sendiri, tetapi kehidupan
Kristen itu ada di dalam kuasa Roh Kudus, begitu pula pelayanan Kristen.
Roh kudus menghendaki dan rindu untuk menyempurnakan pekerjaan-Nya di
dalam kita. Ia akan melakukan semua yang kita izinkan bagi Dia untuk
bekerja di dalam kita.
BAPTISAN
KUDUS

ROH

A. Apakah baptisan Roh Kudus itu?


Di dalam Perjanjian Baru ada beberapa perkataan yang dipakai untuk
menerangkan baptisan Roh Kudus: "Dibaptis dengan Roh Kudus", "Penuh
dengan Roh Kudus", "turunlah Roh Kudus ke atas semua orang", "Roh
Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga", "Aku mengirim
kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku", "Terimalah Roh Kudus",
"Kekuasaan dari tempat tinggi", dan "Roh Kudus telah mengurapi". Semua
perkataan di atas menerangkan satu pekerjaan atau pengalaman, yaitu
berkenaan dengan menyambut Roh Kudus. Lihat Kisah 1:5; 4:8; 10:44-46;
11:15-17; 19:2-6; Lukas 4:18; 24:49. Menyambut satu pribadi adalah
satu
pengalaman yang jelas dan pasti. Jadi orang yang mengalami itu dapat
mengetahui apakah ia sudah menerima-Nya atau belum. Lihat Kisah 19:1,2
dan bandingkan dengan Kisah 8:12,15,16. Istilah "penuh dengan Roh Kudus"
maupun "Dibaptis dengan Roh Kudus", sesungguhnya yang dimaksud adalah
"dipenuhi dengan Roh Kudus".
Memang Roh Kuduslah yang melahirkan kembali orang-orang
yang percaya kepada Yesus Kristus, Yohanes 3:3-5. Orang itu dibaptiskan
1051
0510

ke dalam tubuh Kristus. Dengan demikian Roh Kudus ada pada tiap-tiap
orang yang sungguh-sungguh percaya akan Kristus; akan tetapi itu bukan

1061
0610

berarti bahwa tiap-tiap orang Kristen sudah dibaptiskan dengan Roh


Kudus. Jelas dari Kisah 19:1,2 bahwa baptisan dengan Roh Kudus adalah
pekerjaan Roh Kudus yang berbeda dengan kelahiran kembali sebagai
kelanjutan dari kelahiran kembali itu. Baptisan Roh Kudus adalah suatu
puncak gerakan yang pasti dan penting dalam kehidupan orang-orang yang
sudah dilahirkan kembali. Dalam kelahiran kembali kita menerima hidup
baru oleh pekerjaan Roh Kudus, yaitu diselamatkan, tetapi dalam hal
dibaptiskan dengan Roh Kudus kita menerima kuasa untuk hidup dalam
kesucian dan kuasa yang melengkapi kita untuk melayani Tuhan. Berikut ini
kita menyelidiki beberapa hal dalam Kisah para Rasul:
1.

Pada hari Pentakosta Roh Kudus telah turun ke atas sekelompok


orang

yang

sudah

dilahirkan

kembali

(Tuhan

Yesus

sudah

mengatakannya dalam Yohanes 15:3 dan Yohanes 13:10) tetapi baru pada
hari Pentakosta mereka itu dibaptiskan dengan Roh Kudus.
2.

Jelas dari Kisah 8:12 bahwa

orang-orang Samaria

itu sudah

diselamatkan, tetapi dalam ayat Kisah 8:15,16 diterangkan bahwa


sesudah rasul-rasul tiba di sana, rasul-rasul mendoakan mereka lalu
mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus. Nyatalah bahwa mereka dibaptis
dengan Roh Kudus sesudah mereka dilahirkan kembali.
3.

Orang-orang dalam rumah Kornelius telah percaya akan Tuhan Yesus,


lalu mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus sehingga mereka dapat
berkata-kata dalam berbagai-bagai bahasa. Di sini kita melihat dua hal
yang dilakukan oleh Roh Kudus yaitu Roh Kudus membuat seseorang
percaya dan dilahirkan kembali, dan orang itu dibaptiskan dengan Roh
Kudus.

4. Ketika orang-orang di Efesus baru percaya, mereka tidak dibaptiskan


dengan Roh Kudus. Mereka hanya dibaptiskan dengan baptisan
Yohanes, yaitu baptisan pertobatan, tetapi Paulus telah meminta

mereka agar dibaptiskan dalam nama Tuhan Yesus lalu Paulus


mendoakan mereka supaya mereka menerima Roh Kudus.
"Dari Kitab Kisah para Rasul kita dapat mengetahui bahwa Allah
bekerja menurut kedaulatan-Nya sendiri, dan tidak menurut aturan- aturan
asas pelajaran manusia. Meskipun demikian ada empat hal yang tegas:
1.

Kelahiran kembali dan menerima Roh Kudus adalah dua pengalaman


yang berbeda dan tidak sama.

2. Seseorang dapat diselamatkan tanpa dibaptis oleh Roh Kudus.


3. Adakalanya seseorang langsung dibaptis oleh Roh Kudus pada waktu ia
percaya (dilahirkan kembali).
4. Seringkali Roh Kudus disambut sesudah seseorang diselamatkan Dr.
Pardington.
Hati kita tidak layak dan kurang bersih untuk menerima Roh Kudus.
Itulah sebabnya kita harus menerima Tuhan Yesus agar disucikan oleh darahNya, baru kita siap untuk menerima Roh Kudus dengan kepenuhan-Nya dan
Kuasa-Nya.
Tuhan menghendaki supaya tiap-tiap orang Kristen dibaptiskan
dengan Roh Kudus, dan terlebih baik kalau hal itu terjadi langsung setelah
mereka dilahirkan kembali. Sayang sekali tidak banyak orang yang
menyelidiki hal ini dalam jemaat sebagaimana yang dilakukan oleh rasulrasul. Lihat Kisah 8:15; 19:1,2. Dari semua itu jelas bahwa orang-orang harus
diselamatkan serta menyambut Yesus Kristus menjadi Juruselamatnya,
barulah ia dapat menerima Roh Kudus.
Baptisan Roh Kudus tidak lain adalah menyambut satu pribadi
yang hidup, yaitu Roh Kudus sendiri. Kita wajib menerima Dia sama seperti
kita telah menerima Tuhan Yesus Kristus.
Kewajiban setiap orang Kristen untuk menerima Roh Kudus telah
nyata pada hari Pentakosta itu. Pada hari itu Roh Kudus telah turun ke

atas jemaat, yaitu Tubuh Kristus, tetapi Ia juga masuk ke dalam tiap-tiap
orang yang berhimpun di situ. Lidah api itu hinggap di atas tiap-tiap
orang, dan bukan satu lidah api di atas semua orang (Kisah 2:3).
Tidak cukup kalau seorang Kristen hanya menyadari bahwa Roh
Kudus telah datang ke atas seluruh jemaat, tetapi setiap orang Kristen
wajib mengalami hal itu untuk dirinya sendiri. Janganlah kita hanya
mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh Tuhan di dalam kita, melainkan
kita wajib mengalaminya. Kewajiban ini juga dilukiskan dalam lukisanlukisan dalam Perjanjian Lama. Imam-imam diurapi dengan minyak (Imamat
8:12) yang mengibaratkan baptisan dengan Roh Kudus atas tiap-tiap hamba
Allah. Dalam hal menyucikan orang yang sakit kusta (pasal Imamat 14:145) ada suatu lambang bahwa Roh Kudus memeteraikan tiap-tiap orang yang
telah dilahirkan kembali. Perhatikanlah bahwa darah yang dipercikkan
lebih

dahulu melambangkan pekerjaan keselamatan, lalu minyak yang

dicurahkan melambangkan pekerjaan Roh Kudus dalam menyucikan kita.


Orang Israel yang menyeberangi Sungai Yordan mengibaratkan orangorang saleh yang memasuki Kanaan, yaitu kehidupan yang suci dan
tempat perhentian. Bagi orang-orang Israel dan bagi kita sekarang, peristiwa
ini merupakan sesuatu yang penting sekali. Dari Ibrani 4:1-11 nyata bahwa
negeri

Kanaan

bukan

melambangkan

sorga,

melainkan

kehidupan

kemenangan dalam Roh Kudus.


B. Roh Kudus sudah dijanjikan kepada kita
Kita didorong untuk melaksanakan kewajiban ini oleh perjanjianperjanjian Tuhan. Tuhan Yesus sendiri telah berjanji akan mencurahkan
Roh Kudus di dalam kita (Yohanes 7:37-39; 14:16; 16:7; Kisah 1:8).
Rasul Petrus telah menjanjikan perjanjian ini serta mengajak orang-orang
untuk menerimanya. Kisah 2:39; 5:32. Rasul Paulus juga memberitakannya
serta

mengajak orang-orang agar menerima Roh Kudus, Kisah 19:1,2.


C. Perintah Tuhan Yesus tentang Roh Kudus
Tuhan Yesus sendiri telah mewajibkan serta memerintahkan agar kita
menerima Roh Kudus. Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya menunggu
di Yerusalem untuk menerima Roh Kudus, Lukas 24:49. Hal itu juga
diperintahkan kepada kita dalam Efesus 5:18. Ayat ini sama seperti ditujukan
kepada murid-murid, tetapi juga ditujukan kepada kita sekarang. Dalam
Yohanes 20:22 Tuhan bersabda, "Terimalah Roh Kudus". Ini menyatakan
tugas manusia untuk menerima atau menyambut Tamu Sorgawi. "Tuhan mau
mengaruniakan Roh Kudus kepada kita dan kita wajib menyambut Dia yang
Tuhan ingin berikan kepada kita. Bila kita telah siap untuk menyambut Dia,
maka Roh Kudus bersedia datang. Pada zaman dahulu, rasul-rasul dan orangorang lain menyediakan hatinya untuk menyambut Roh Kudus itu dengan
iman pada hari Pentakosta. Tuhan bersedia memberi dan kita hanya
menerima saja, demikianlah caranya kita menyambut Roh Kudus." Dr. Elder
Cumming.
D. Maksud Tuhan dalam memberikan Roh Kudus kepada kita
Roh Kudus diberikan kepada kita untuk menjadi wakil Allah yang
mengerjakan di dalam kita kekudusan yang telah dikerjakan oleh Kristus pada
kayu salib; dan supaya kita dikuasai oleh kuasa Roh Kudus untuk mencapai
kemenangan atas dosa, dunia, kedagingan, dan setan; dan supaya

kita

mendapat kuasa yang melengkapi kita untuk melayani Tuhan. Pada


pokoknya Roh Kudus diberikan kepada kita untuk kesucian dan kuasa, kuasa
untuk menjalani kehidupan Kristen dan untuk melaksanakan pekerjaan
Tuhan.
Dalam Matius 3:11,12 kita membaca, "Ia akan membaptiskan kamu
dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia
1091
0910

akan

membersihkan

tempat

pengirikan-Nya

dan

mengumpulkan

gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar- Nya
dalam api yang tidak terpadamkan." Ayat ini sama dengan yang disebutkan
dalam Maleakhi 3:2, Roh Kudus adalah seperti api tukang pemurni
logam.

Ia

dengan

api

membersihkan

orang-orang

yang menerima

Dia,"Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. "Ini
tidak berarti bahwa ada dua pembaptisan, satu dengan Roh dan yang satu
dengan api, melainkan api itu menerangkan betapa besarnya kuasa
pembaptisan Roh Kudus. Artinya, jiwa yang dibaptiskan dengan Roh Allah
adalah bagaikan satu jiwa yang menyala-nyala sebagai api.

Api

lebih

berkuasa daripada zat-zat yang lain, khususnya api itu melambangkan


Roh Kudus.
"Api memurnikan dan memisahkan segala sanga daripada emas,
menghanguskan debu jerami, dan membersihkan segala macam kotoran. Api
mengibaratkan pekerjaan Roh Kudus yang menyucikan jiwa daripada segala
sanga dosa. Roh Kudus adalah seperti pemurni perak yang seolah- olah
diletakkan di atas untuk menyucikan segala kenajisan, sehingga kita, seperti
perak yang bersih, dapat memancarkan rupa Tuhan Yesus yang tidak
bercacat, dan kita akan dikeluarkan dari dalam api itu bila pekerjaan-Nya
sudah genap. Tuhan ingin agar kehidupan kita memancarkan Yesus Kristus
kepada semua orang (2Korintus 3:18), yaitu supaya orang-orang dapat
melihat Yesus Kristus di dalam kita. Kita wajib menjadi gambaran Tuhan
Yesus Kristus di dalam dunia yang jahat ini.
"Api juga melindungi daripada bahaya. Binatang buas tidak
berani mendekat kepada kawanan domba pada malam hari, kalau gembala
sudah memasang api di tempat mereka, Zakharia 2:5. Roh Kudus itu
melindungi dari kuasa kejahatan. Hati yang menyala-nyala dengan api Roh
Kudus akan mengalahkan beribu-ribu pencobaan. Kalau air dituangkan ke
atas besi yang panas sekali, maka air itu akan langsung
1101
1011

mendidih dan dengan cepat pergi dari tempat itu. Begitu pula hati orang yang
dipenuhi dengan Roh Kudus dilindungi terhadap pencobaan, dosa, dukacita,
dan penyakit. "Dr. A.B. Simpson.
"Sesudah kita dibaptiskan dengan Roh Kudus maka pekerjaan Roh
Kudus itu memberi kuasa dan memimpin kita ke dalam kehidupan yang
berkemenangan atas dunia, kedagingan dan Iblis, dan ini adalah hal yang
penting sekali." Dr. R.A. Torrey. Roh Kudus senantiasa menyatakan dan
menekankan kemenangan Kristus untuk kita.
Segenap kesucian berasal dari Yesus Kristus yang telah mati di atas
kayu salib, tetapi Roh Kudus yang mengerjakan di dalam kita. Nama Roh
Kudus sudah menyatakan pekerjaan-Nya. Jadi kita tidak dapat mencapai
kehidupan yang suci kalau tidak dibaptiskan dengan Roh Kudus. Dan
kalau kita sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus mau tak mau kita sudah
mencapai kehidupan yang suci itu, jikalau kita tetap berjalan dengan Roh
Kudus. Buah-buah Roh Kudus diberikan di dalam kehidupan kita yang
suci itu, Galatia 5:22,23.
Di samping itu baptisan Roh Kudus diberikan kepada kita supaya kita
dilengkapi untuk pekerjaan Tuhan, untuk memberitakan nama Tuhan,
untuk melayani Dia. Hal itu nyata dalam ayat-ayat yang berikut: Kisah 1:5-8;
Lukas 24:29; Kisah 2:4; 9:17,20; 1Korintus 12:4-14. Melalui baptisan Roh
Kudus karunia-karunia diberikan supaya si penerima itu dilengkapi untuk
melaksanakan pekerjaan Tuhan.
E. Bagaimanakah kita menerima baptisan Roh Kudus?
Sebelum membahas persoalan ini kami berharap para pembaca ingat
bahwa baptisan itu perlu sekali bagi tiap-tiap orang Kristen. Dalam Kisah
2:38,39 dinyatakan bahwa baptisan Roh Kudus itu bagi setiap orang
Kristen
.

Untuk menerima baptisan Roh Kudus seseorang perlu bertobat

lebih dahulu serta percaya akan Tuhan Yesus Kristus (Kisah 2:38), yaitu
wajib diselamatkan lebih dahulu. Dalam Kisah 5:32 Rasul Petrus
menerangkan bahwa Roh Kudus diberikan kepada orang-orang yang
"mentaati Dia". Untuk menerima baptisan Roh Kudus seseorang harus
menyerahkan

kehendak

dirinya

sendiri

dan

segenap

kehidupannya

kepada Tuhan. Ia harus mati terhadap kehendaknya sendiri (Roma 6:13).


Dalam Roma 12:1,2 Rasul Paulus mengajak orang-orang Kristen untuk
mempersembahkan tubuhnya kepada Tuhan. Memang kita tidak dapat
menyucikan diri kita sendiri, tetapi kita dapat menyerahkan diri kita kepada
Allah yang suci. Menyerahkan diri dan mempersembahkan diri kita
kepada Tuhan adalah bagian kita, atau pekerjaan kita untuk menerima
baptisan

Roh

Kudus.

Penyerahan ini

harus

dengan

kerelaan hati,

merupakan penyerahan seluruhnya dan untuk selama-lamanya. Pembaptisan


mengibaratkan kematian dan kebangkitan.
Dalam hal ini kita dibaptiskan ke dalam kematian Kristus dan
dibangkitkan

kepada

hidup

baru,

artinya

kita

menyerahkan

dan

mempersembahkan diri kita kepada Tuhan kepada Roh Kudus dapat


hidup dalam kita. Kita harus mati terhadap kehidupan diri sendiri lalu
menerima segenap kehendak Tuhan bagi kita. Dalam Lukas 11:13 Tuhan
Yesus menyatakan bahwa Allah Bapa rindu sekali untuk memberikan Roh
Kudus kepada orang yang meminta kepada-Nya. Ini menyatakan bahwa kita
harus percaya akan perjanjian Tuhan dan harus menyambut Roh Kudus
dengan iman kepada perjanjian Allah. Seperti kita telah menyerahkan diri
kita kepada Tuhan dengan kepastian yang mantap untuk suatu hal tertentu,
demikian pun kita harus dengan kepastian yang mantap untuk menyambut
Roh Kudus dengan iman kepada Allah. Dan jangan kuatir, tentu Tuhan
akan melakukan bagian-Nya (pekerjaan- Nya), yaitu memberi Roh Kudus
serta menguduskan kita.
Yang wajib diperbuat oleh orang Kristen supaya memperoleh

baptisan Roh Kudus adalah seperti berikut:


1.

Menyerahkan diri seluruhnya kepada Tuhan, yaitu menyerahkan


segenap diri, baik tubuh, roh dan kehendak kepada Tuhan, Kisah 5:32;
Roma 12:1-3. Penyerahan itu harus disertai dengan pengakuan dosa
kepada Tuhan dan permintaan ampun. Janganlah ada dosa yang
tidak diakui. Semua dosa harus dibenci dan dibuang, juga segala
kuasa gelap dan jimat.

2. Meminta dengan pasti dari Tuhan supaya Roh Kudus diberikan, Lukas
11:13. Kalau kita bersikap pasti dan mantap dihadapan Tuhan, tentu
Tuhan akan bersikap pasti dan mantap juga terhadap kita. Yang terpenting
ialah, apakah kita sungguh-sungguh rindu dipenuhi dengan Roh Kudus?
Apakah kita mau berdoa sehingga Tuhan mempersiapkan kita untuk
menyambut Roh Kudus?
3. Menyambut dengan yakin, ini merupakan pekerjaan iman, Lukas 11:13;
Yohanes 14:13-16. Bila kita telah menggenapi semua tuntutan Tuhan ini
tentu

Tuhan

sudah

mengerjakan

bagian-Nya

di

dalam

kita

(1Tesalonika 5:24), lalu kita wajib berbuat sesuai dengan keyakinan


kita, yaitu yakin bahwa Tuhan sudah melaksanakan bagian-Nya di dalam
kita.
"Jikalau Tuhan melihat dalam kita suatu penyerahan diri yang
sungguh-sungguh kepada kehendak Tuhan, dan ketaatan terhadap perintah
dan pimpinan Roh Kudus, kita boleh yakin bahwa baptisan Roh Kudus tidak
akan ditahankan daripada kita. Tuhan memanggil kita agar kita membenci
kehidupan yang mementingkan diri sendiri, itu merupakan panggilan untuk
menyerahkan jiwa kita dan kehendak kita kepada kematian, supaya jiwa kita
mendapat kehidupan yang baru yang dipimpin oleh Roh Kudus. Kalau hal
ini belum dilaksanakan, maka itu berarti

bahwa

kita

belum

mati

terhadap diri kita sendiri dan kebijaksanaan diri sendiri, jadi kita tidak
mengetahui dan mengalami

kebergantungan kepada Roh Kudus, yang memang amat penting dalam


kehidupan rohani. Andrew Murray.
Apabila ketiga hal yang disebut di atas dilaksanakan pasti Tuhan
akan memberi keyakinan dan kesaksian di dalam hati kita bahwa kita
dipenuhi dengan Roh Kudus. Keyakinan dan kesaksian di dalam hati
timbul pada waktu kita membaca Alkitab, atau pada saat kita berdoa, atau
bersaksi bagi Tuhan Yesus dan di dalam kita taat kepada-Nya dan berjalan
dengan Roh Kudus.
Sesudah kita dibaptiskan dengan Roh Kudus niscaya ada kemenangan
atas dosa (Galatia 5:16). Kita patut tetap mentaati segala perintah Tuhan
kepada kita (Efesus 4:30; 1Tesalonika 5:19), dan memakai kuasa Roh Kudus
itu untuk bersaksi bagi Tuhan supaya pada waktu kita membagikannya
kepada orang lain, Tuhan tetap mencurahkan ke dalam kita kepenuhan Roh
Kudus itu. Kita tidak diperkenankan mabuk oleh air anggur, melainkan kita
hendaknya penuh dengan Roh Kudus setiap hari, Efesus 5:18. Setiap hari kita
patut mengalami kepenuhan Roh Kudus, sehingga hal itu akan menjadi
kebiasaan dalam hidup kita. Dan untuk setiap pekerjaan yang baru dan yang
besar bagi Tuhan, kita memerlukan lebih banyak kepenuhan Roh Kudus.
Bejana kita patut diisi dengan minyak Roh Kudus setiap hari, lalu kita
salurkan lagi sebagai berkat kepada orang lain. Hal ini dilukiskan dengan
indah dalam cerita perempuan janda, dalam 2Raja 4:1-7.
Baptisan Roh Kudus berhubungan erat dengan kekudusan kita
dan sebenarnya tidak dapat dipisahkan daripada kekudusan kita yang dibahas
dalam Pasal mengenai Asas Pelajaran tentang Keselamatan. Baiklah saudara
membandingkannya.

KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS


A. Karunia-karunia Roh Kudus berasal dari Tuhan yang telah naik
ke surga
Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah
Bapa, lalu Ia memberikan karunia-karunia-Nya pada hari Pentakosta untuk
melengkapi jemaat-Nya dengan kuasa dalam melakukan pekerjaan-Nya.
Karunia-karunia ini merupakan kuasa Allah sendiri, bukan kecakapan
manusia. Dalam jemaat di Korintus terdapat banyak orang yang salah
mengerti bagaimana karunia-karunia ini patut dipakai di dalam jemaat. Begitu
pula pada waktu ini ada banyak salah pengertian mengenai karunia-karunia
ini.

Ada

banyak orang dalam jemaat pada masa ini yang tidak mau

mengakui adanya mujizat-mujizat di


mengakui

tanda-tanda

dalam

jemaat

dan

tidak

mau

yang menyatakan kuasa Allah. Pada pihak lain di

luar jemaat ada banyak orang yang bertenung (spiritisme) (1Samuel 28:7),
yang melakukan hal-hal yang ajaib dengan kuasa Iblis untuk menipu banyak
orang. "Hal-hal yang berlebih-lebihan, kefanatikan dan kesesatan daripada
orang-orang Kristen yang pada dasarnya jujur dan bermaksud baik,
berhubungan erat dengan manifestasi-manifestasi

kuasa

Iblis

dalam

Spiritisme. Sebab itu, orang Kristen yang bermaksud baik itu masuk ke
dalam bahaya, yaitu mereka akan
kuasa

ilahi,

dan

meragu-ragukan

menerima

tipuan

ganti

manifestasi

dengan demikian mereka menyebabkan orang lain

realitas kuasa Allah yang sejati. Pada satu pihak ada

bahayanya menganut kepercayaan mutlak pada naturalisme yang menolak


segala sesuatu yang tidak dapat diterangkan dalam ilmu pengetahuan. Pada
pihak lain ada bahaya supernaturalisme yang palsu, yang memalsukan dan
meniru pekerjaan kuasa Allah atau menggantikannya dengan pekerjaan kuasa
Iblis, dan hal ini merupakan salah satu tanda utama dari akhir zaman.
"Jaminan satu-satunya bagi keseimbangan dari dua keadaan yang

ekstrim ialah jangan bersikap masa bodoh mengenai karunia-karunia rohani,


melainkan mengerti dengan benar kuasa Allah yang sejati serta memakainya
dan menyatakan kepada dunia sesuai dengan Firman Allah, serta
menghindari hal-hal yang ekstrim dan berlebih-lebihan dari kesesatan
manusia dan penipuan si Iblis." Dr. A.B. Simpson.
B. Karunia-Karunia Roh Kudus
Dalam pasal-pasal 1Korintus 12:1-14:40 Rasul Paulus memberikan
pelajaran dan nasihat bagaimana karunia-karunia ini patut dipakai. Karunia
yang pertama (1Korintus 12:8) adalah berkata-kata dengan hikmat. Ini
berarti menyelidiki segala sesuatu serta mengetahui bagaimana harus
bertindak dalam hal itu. Arti karunia itu ialah penuh dengan akal budi Allah
dalam segala masalah karunia yang berikutnya yaitu berkata-kata dengan
pengetahuan. Ini berbeda dengan hikmat; karunia ini berhubungan dengan
kebenaran atau perkataan yang menerangkan tentang kebenaran, berhubungan
dengan

pikiran,

sedangkan

hikmat

berhubungan

dengan

tindakan.

Pengetahuan ini menolong untuk menerapkan Firman Allah di dalam segala


hal. Kedua hal ini melengkapi seseorang untuk melaksanakan pelayanan
yang baik bagi
Tuhan.
Berikutnya yaitu karunia iman. Ini bukan berarti iman yang
mendatangkan keselamatan, melainkan iman untuk melakukan pekerjaan
Kristus,

iman

yang

memungkinkan

jawaban

atas

doa

kita. Dapat

dikatakan juga bahwa itu adalah iman untuk melakukan perkara- perkara
besar. Kemudian karunia untuk menyembuhkan. Ini berarti menyembuhkan
orang seperti dalam Kisah 4:30 dan Yakobus 5:14-16. Lalu kuasa untuk
mengadakan mujizat (tanda ajaib). Menyembuhkan orang dan mengadakan
mujizat tidak sama, sebab tidak semua penyembuhan adalah

mujizat.

Contoh-contoh mujizat ialah kebutuhan yang dialami


1161
1611

Elimas, kekebalan Paulus ketika ia digigit ular berbisa, atau kematian Ananias
ketika ia berada di hadapan Petrus. Hal itu merupakan kejadian yang di luar
hukum alam ini, suatu hukum sorgawi yang berlaku di dunia ini, seperti pada
waktu Tuhan Yesus masuk ke dalam rumah padahal segala pintu dan jendela
tertutup. Kedua hal itu, yaitu penyembuhan dan mujizat, wajib ada di dalam
jemaat Kristus. Selanjutnya adalah karunia bernubuat.

Karunia

ini

berkenaan dengan penyampaian Firman dari


Allah.
Ada kalanya karunia bernubuat mengandung unsur memberitahukan
hal-hal yang akan terjadi tetapi pada umumnya artinya ialah menyampaikan
Firman dari Allah. Seorang nabi mendapat pesan dari Allah lalu ia
meneruskannya kepada orang banyak. Ia juga seorang yang menerangkan
tentang Firman Tuhan kepada orang-orang. Ia dapat mengetahui pesan Allah
untuk satu generasi. Lalu menyampaikannya kepada orang-orang itu. Dalam
1Korintus 14:3 diterangkan lebih jauh bahwa pekerjaan seorang nabi ialah
meneguhkan iman, memberikan nasihat, dan

memberikan

penghiburan.

Nabi itu berkata-kata dengan kuasa Roh Kudus, dan perkataannya adalah
pesan dari Allah untuk manusia. Paulus mengutamakan karunia ini di atas
segala-galanya (1Korintus 14:19).
Kemudian karunia membedakan bermacam-macam roh. Ini perlu
sekali untuk dapat mengetahui apakah karunia-karunia itu berasal dari Roh
Kudus atau hanya dari manusia, atau dari Iblis asalnya. Iblis sendiri sering
datang kepada orang-orang saleh seperti malaikat terang, dengan maksud
untuk menipu orang-orang pilihan juga, 2Korintus 11:14; Matius
24:24. Orang yang memiliki karunia ini akan tahu dan dapat
membedakan apakah kuasa itu berasal dari Tuhan atau dari si Iblis.
Pada hari Pentakosta orang banyak mendengar karunia bahasa lidah
dalam bahasa mereka masing-masing, kemungkinan besar mujizat

itu terjadi dalam pendengaran orang-orang itu. Dalam jemaat di Korintus


nyata bahwa karunia lidah bukanlah suatu bahasa yang pasti atau yang
diketahui orang, melainkan bahasa roh yang perlu ditafsirkan. Ada
kalanya karunia lidah sering dibuat-buat orang sehingga membawa kekacauan
di dalam jemaat. Kita mau menerima karunia itu kalau karunia itu sesuai
dengan yang dikatakan dalam pasal 1Korintus 14:1-40. Di dalam jemaat
Korintus ada orang-orang yang memegahkan diri oleh sebab karunia
lidah, padahal Rasul Paulus mendaftarkan karunia itu pada urutan yang
paling akhir. Karunia menafsirkan bahasa lidah itu perlu supaya dapat
dimengerti oleh jemaat, dan jemaat dapat dibangunkan. Dua karunia yang
terakhir ini mengherankan tetapi faedahnya kurang sekali bila dibandingkan
dengan karunia-karunia lain.
Ada beberapa orang Kristen yang berkata bahwa karunia lidah adalah
tanda istimewa, dan orang yang berkarunia lidah menandakan bahwa

ia

sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus. Mereka berpendapat bahwa hanya


karunia itu saja yang menjadi tanda seseorang dibaptiskan dengan Roh
Kudus. Sesungguhnya tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang
menerangkan bahwa

hanya

karunia lidah yang menandakan bahwa

seseorang sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus. Paulus menerangkan bahwa


segala karunia ini dapat dijadikan tanda bahwa seseorang dibaptiskan dengan
Roh kudus. Dalam Kisah para Rasul ditulis tentang sejarahnya dan dalam
Korintus ditulis tentang asas pelajarannya, kedua hal itu perlu diperhatikan.
Penjelasan tentang

karunia

lidah dibahas oleh penulis buku ini dalam

Tafsiran Surat Korintus yang pertama pasal empatbelas (1Korintus 14:1-40),


dengan judul "Uraian tentang karunia lidah" dan "Kesimpulan dari hal karunia
lidah".
C. Karunia-karunia ini di bawah perintah Roh Kudus
Segala karunia roh ada di bawah perintah Roh Kudus, dan Ialah

yang mengerjakan karunia-karunia ini dalam jemaat dan di dalam anggotaanggotanya. Oleh sebab itu tidak boleh seseorang memegahkan dirinya oleh
sebab karunia-karunia yang diberikan kepadanya (Lihat
1Korintus 12:11). Semuanya dikerjakan semata-mata oleh kuasa Roh Kudus.
Tuhan Yesus berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan
di atas bumi ... Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu". Tuhan yang
mempunyai kuasa dan Ia menyertai kita. Sebab itu segala pujian patutlah
dipersembahkan

kepada-Nya.

Dan

jikalau

seseorang

memegahkan

dirinya sebab karunia-karunia yang ada padanya, berarti ia menghina Tuhan.


Kita tidak mempunyai kuasa apa-apa kalau Roh Kudus tidak menyertai
kita. Kesombongan telah menyebabkan malaikat-malaikat jatuh, oleh sebab
itu patut kita berjaga-jaga.
"Kita boleh meminta kepenuhan kuasa Roh Kudus asal hal itu dipakai
untuk kemuliaan Tuhan. Orang-orang yang memakai kuasa itu dengan akal
budinya akan mengalami bahwa kuasa itu terlipat ganda, tetapi orang-orang
yang tidak mau memakai kuasa itu untuk kemuliaan Tuhan akan disalahkan
oleh Tuhan sehingga kuasa itu diambil daripadanya". Dr. A.B. Simpson.
Orang-orang Kristen yang memiliki karunia-karunia yang penting
tidak patut mengangkat dirinya lebih tinggi daripada orang-orang yang
memiliki karunia-karunia yang kurang penting. Dalam pasal 1Korintus 12:131 dikemukakan bahwa satu anggota tubuh tidak boleh memegahkan dirinya
lebih tinggi daripada yang lain, sebab semuanya sama pentingnya. Begitu
pula dalam jemaat Kristus. Di dalam tubuh kita tiap-tiap anggota bekerja
sama, maka demikian pula seharusnya dalam jemaat Kristus, yang satu
menabur, yang lain menuai. Begitu juga orang-orang yang mempunyai
karunia-karunia yang kurang penting tidak patut merasa iri kepada orang lain
yang memiliki karunia yang lebih penting.
Satu hal yang nyata bahwa pekerjaan Roh Kudus tidak akan

membawa kekacauan di dalam jemaat. Segala sesuatu di dalam jemaat patut


dilakukan dengan sopan santun dan dengan teratur, 1Korintus
14:26,40
.
D. Kita hendaknya merindukan karunia-karunia yang lebih tinggi,
yang lebih berfaedah
Tidak salah kalau kita merindukan karunia-karunia Roh Kudus, tetapi
hendaknya kita merindukan karunia-karunia yang akan lebih berguna untuk
meneguhkan iman orang-orang di dalam jemaat, lihat
1Korintus 12:31 dan 1Korintus 14:1. Kita harus ingat bahwa kita tidak boleh
memerintah Roh Kudus dalam menentukan karunia mana yang akan Ia
berikan kepada kita. Kalau kita memakai suatu karunia dengan benar maka
Tuhan akan menambahkan karunia-karunia yang lain.
PERAN ROH
PERCAYA :

KUDUS

DALAM

D IR I

ORANG

Allah Roh Kudus adalah Allah yang berdiam di dalam diri kita (1
Kor 3:16). Peranan Roh Kudus di dalam orang percaya tidak lepas dari
pribadinya sebagai Allah yang berkuasa memelihara dan memerintah di
dalam kita. Apakah yang dilakukan-Nya di dalam kita?
1.

Roh Kudus yang mengerjakan pembaharuan di dalam kita (Titus 3:5).

2. Mengingatkan firman dan mengajar kita (Yoh 14:26).


3. Memberikan kepada kita hikmat dan wahyu (Ef 1:17-18).
4. Memimpin hidup kita sebagai anak-anak Allah (Rom 8::14-16 ).
5. Menolong mematikan perbuatan-perbuatan daging dan memberikan
kepada kita buah Roh (Rom 8:13; Gal 5:22-23).
6. Menolong kita di dalam berdoa yang benar (Roma 8 :26).
7. Menjadi meterai dan jaminan bagi orang percaya ( Ef 1:13-14 ).
1201
2012

8. Memberi kepada kita kuasa untuk menjadi saksi-Nya ( Kis 1: 8 ).

1211
2112

9. Memberi keadilan (Yes 4:4).


10. Menyertai orang percaya (Yoh 14:17).
11. Menjadi penghibur orang-orang percaya (Yoh 14:6).
12. Memberi kemerdekaan (2 Kor 3:17).
13. Mengubah orang percaya menjadi seperti Kristus (2 Kor 3:18).
14. Menjadikan kita anak-anak Allah (Roma 8:15).
Dan masih banyak lagi yang dapat diungkapkan oleh Alkitab apa
yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sebagai Penolong yang memimpin kita
kepada seluruh kebenaran-Nya (1 Sam 10:6).
Point 2. Therapeia
Pengertian therapeia; therapeia berasal dari bahasa Yunani, yang
berarti:

Membentuk kembali (Yoel 2:25)

Menyembuhkan orang-orang ( Lukas 9:11)

Menyembuhkan suatu situasi atau keadaan ( Wahyu 22:2)

Faktor faktor tercapainya therapeia dalam keluarga

Menempatkan Allah di atas segalanya ( Matius 22:37)

Memberi Pengampunan ( Matius 6:12)

Memberi Kasih ( Matius 5:43-46)

Memberi perhatihan tepat pada waktunya ( Matius 24:45)

Bersikap Setia dan Bijaksana (Matius 5:27-30, Lukas 12:42)

Saling menerima ( Lukas 9:11)

Beberapa hal yang harus dipahami dalam penerapan Therapeia

Memahami temperamen masing-masing


Temperamen adalah kombinasi pembawaan yang kita warisi dari
orangtua kita dimana temperamen juga merupakan bahan dasar yang
membentuk karakter dan akhirnya kepribadian kita.Setiap anggota
keluarga

memiliki

temperamen

yang

berbeda-beda

,dan agar

tercapainya therapeia dalam keluarga dengan perbedaan temperamen


maka

diperlukanlah

kasih

dalam

setiap

anggota keluarga ( 1

Korintus 13:4 7)

Memahami kebutuhan masing masing


Setiap

anggota

keluarga

memiliki

kebutuhan

yang

berbeda

beda.Dengan demikian setiap anggota bersikap untuk saling memahami


kebutuhan setiap anggota keluarga dan ,misalnya suami memahami apa
yang istri dan anak-anak inginkan juga istri memahami apa yang suami
dan anak-anak inginkan ,begitu juga orangtua memahami apa yang
anak-anak inginkan serta anak-anak memahami apa yang orangtua
inginkan.Ditengah kebutuhan yang berbeda-beda itu akan timbul
pengertian dan saling memahami sehingga Setiap anggota keluarga tetap
saling membantu dan mengasihi ( Yohanes 13:34-35).

Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu faktor utama untuk menciptakan
keluarga ideal dan rohani,kehendak hati seseorang tercapai lewat
komunikasi yang memimpin pendengarnyakepada pengertian yang baik
sehingga

tercipta

keluarga

yang

baik.Komunikasi

yang

membutuhkan kata-kata yang tepat,sederhana dan lembut (Kolose


4:6) dan tepat pada waktunya untuk dikatakan ( Yakobus 1:9)

baik

Saling memberi dan menerima


Setiap anggota keluarga harus saling bisa memberi dan menerima.Dengan
adanya rasa saling memberi dan menerima maka kehidupan keluarga
dapat berjalan dengan baik,dimana suami menerima kekurangan istrinya
dan memberi kasih kepada istrinya (Efesus
keberadaan

suami

dan

5:25),istri

menerima

mengasihi suaminya dengan tunduk kepada

suami ( Efesus 5:22-24) dan anak- anak menerima keberadaan orang tua
dan memberi kasih kepada orangtua dengan menaati orang tua (Efesus
6:1-4).
Mampu merespon setiap proses yang terjadi dalam keluarga
Menangani setiap proses dalam keluarga dengan cara Allah dan bukan cara
manusia ( 1 Petrus 3:1-6). Menangani setiap proses dalam keluarga dengan
tujuan kesatuan dan bukan pemecah belah ( 1 Petrus 3:8). Menangani
masalah dengan nasehat:

Berbelas kasihan satu dengan yang lain, penyayang, rendah hati ( 1


Petrus 3:8)

Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan ( 1 Petrus 3:9)

Menjaga lidah dari kejahatan ( 1 Petrus 3:10)

Melakukan yang baik dan menguitamakan damai ( 1 petrus 3:11)

3:12)

Senantiasa berdoa ( 1 Petrus

Memahami faktor faktor penghambat therapeia


o Sikap mengabaikan Tuhan
Tanpa Tuhan Keluarga tidak dapat berbuat apapun ( Yohanes
15:5).Therapeia akan terhambat

bila dalam keluarga tidak melibatkan

Tuhan untuk menjalani kehidupan sebab tidak ada yang dapat kita lakukan

selain didalam Tuhan Keluarga bahagia harus mengutamakan Tuhan (


Mazmur 127:1).Therapeia tidak akan berlangsung dengan baik bila

setiap keluarga tidak mengijinkan Tuhan terlibat dalam keluarga.


o Sikap ketidakperdulian
Seorang Bapak diajarkan untuk tidak membangkitkan amarah di hati
anak-anaknya(Efesus 6:4).Ketidak perdulian seorang bapak terhadap anakanak akan membuat keluarga tidak bahagia dan tidak ada pemulihan.
Para ibu yang tidak melakukan tugasnya sebagai seorang ibu
akan membuat keluarga tidak bahagia dan hancur padahal seharusnya
seorang ibu harus mempersiapkan makanan bagi seisi rumahnya ( Amsal
31:15),sikap yang tidak peduli inilah yang menghalangi keluarga bahagia
dan meraih pemulihan.
Para anak-anak yang tidak menghormati orangtua akan membuat
keluarga hancur dan berantakan padahal anak-anak diminta untuk hormat
kepada orangtua ( Keluaran 20:12, Efesus 6:2)
o Sikap kehidupan bebas
Kehidupan bebas membuat kita kepada berbagai tindakan kejahatan
yang menghancurkan keluarga sebab lewat kehidupan bebas itu kita akan
merusak

keluarga

dan

keluarga

jauh

dari

pemulihan bahkan

menghancurkan keluarga ( 1 Yohanes 3:12)


Contoh Peran anggota keluarga dalam pemulihan keluarga;
Peran Pemuda Dalam Pemulihan Keluarga
Memberi sukacita kepada orangtua.
Pemuda merupakan generasi penerus dan berperan penting dalam
mencapai kemajuan termasuk dalam lingkungan keluarga. Pemasalahan yang
sering terjadi antara pemuda dan orang tua dalam keluarga adalah perbedaan
pemahaman.Keluarga terdiri dari ayah yang

1241
2412

ingin membuat keputusan dengan cepat, ibu yang selalu banyak pertimbangan
dan saudara yang mementingkan diri sendiri. Kondisi seperti inilah pemuda
berperan penting sebagai pribadi yang dapat

memberi sukacita dan

ketentraman kepada keluarga ( Amsal 29:17) dengan mengolah segalah


perbedaan yang ada untuk menciptakan keindahan semua anggota keluarga
lewat keunikan masing-masing.
Memberi dampak bagi keluarga
Pemuda diharapkan dapat tampil sebagai pemimpin dalam keluarga
dan mampu memberi dampak bagi setiap anggota keluarga.Pemuda memiliki
pergumulan sendiri tetapi dengan pemuda menjadi generasi muda yang
berhikmat (Pengkhotbah 4:13)
maka

pemuda

dapat

dan mau terus

memiliki

hati

belajar (Amsal 22:15)

yang benar-benar tertuju pada

kepentingan keluarga serta memberi dampak bagi keluarganya.


Membawa keluarga dalam persekutuan
Pemuda yang memberi sukacita bagi orangtua dan dampak
posituf dalam keluarga akan mampu menciptakan terjadinya persekutuan
indah dalam keluarga.Persekutuan yang pemuda ciptakan bukan sekedar
persekutuan biasa tetapi persekutuan yang dtetapi apat saling hidup bersama
dan bertumbuh bersama ( 1 Petrus 3:8-9) .Dengan menciptakan persekutuan
dalam keluarga pemuda tidak hanya dapat meredam konflik tetapi keluarga
akan diberkati.
Menjadi pemuda yang bertanggung jawab dalam keluarga
Pemuda berperan dalam pemulihan keluarga selain pemuda harus
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri tentunya kepada keluarga
juga.Pemuda merupakan bagian dari anggota keluarga

1251
2512

sehingga pemuda juga bertanggung jawab terhadap keluarga, misalnya:


merawat rumah, mengajari adik belajar dan lain-lain. Pemuda berperan dalam
memulihkan keluarga untuk menjadi keluarga bahagia dengan mengasihi dan
membantu di keluarga seperti Yesus Kristus menasehati murid-muridNya
untuk saling mengasihi dan membantu ( Yohanes 13:3435)
Menjadi pemuda yang dapat dipercaya
Untuk

menjadi

keluarga

yang

mengalami

pemulihan

dan

keluarga bahagia tidak lepas dari peran pemuda yang dapat menjadikan
dirinya menjadi pribadi yang dapat dipercaya.Pemuda haruslah menjadi
pemuda yang dapat memberi bukti lewat perbuatannya yang baik dan
benar.Pemuda harus dapat membuktikan bahwa pribadinya bertanggung
jawab melalui perbuatanya yang mengasihi Allah ( Matius
22:37-39),memberi ketentraman
pendidikan terbaik ( Amsal

bagi orangtua( Amsal 29:17),merahi

4:7)

dan menjadi pemuda yang menjaga

hatinya bagi keluarga ( Amsal 27:19).


Point 3. Saling Mengasihi
Dalam kehidupan kekristenan Allah memberikan hukum untuk
mengatur umatNya baik secara pribadi, keluarga dan masyarakat ( 2
Tawarikh 7:14 ), dan hukum yang terbesar adalah kasih (Matius 22:37-39).
Jika dalam keluarga ada kasih maka setiap anggota keluarga akan dikuatkan
.Kasih akan membuat setiap anggota keluarga merasa aman dan tenang
berada di dalam rumah sehingga tidak akan ada yang dapat merusak dan
menghancurkan keluarga.Kasih akan memberi kekuatan dalam menghadapi
masalah,memikul tugas dan tanggung jawab bagi setiap anggota keluarga.
Oleh karena itu orang Kristen hendaklah

saling mengasihi
1261
2612

(Yohanes 13:34-35; I Korintus 13:4-7) - Aku memberikan perintah


baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti
Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
(Yohanes13:34).
Bagi kehidupan keluarga Kristen, hidup dalam kasih dan
mengasihi adalah sebuah keharusan / sebuah perintah yang mau tidak mau
harus dilakukan. Tidak perduli karakter kita pendiam, periang, tegas, bahkan
keras sekalipun, tetap kita harus punya kasih. Bila dalam hidup kita orang
Kristen, sama sekali tidak ada kasih, maka sudah dapat dipastikan bahwa
kita

bukan orang

Kristen, sekalipun

KTPnya

Kristen, identitasnya

Kristen.Di dalam Yohanes 13:35 Tuhan Yesus berkata : Dengan


demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid- murid-Ku, yaitu
jikalau kamu saling mengasihi." Dengan kata lain, ayat ini berkata: kalau
kamu tidak mengasihi, kamu bukan murid-Ku dan kalau kita memiliki
kehidupan yang hidup dalam kasih maka kita ini murid- murid Yesus Kristus
yang menjalani kehidupan dengan hidup di dalam kasih.
Memahami arti kasih
Kehidupan saat ini berada di tengah dunia yang jahat dan
menawarkan banyak hal. Di dunia ini banyak hal yang akan membuat
rusaknya

kehidupan

baik

bagi

pribadi,masyarakat,gereja

dan

juga

keluarga.Kehidupan di dunia ini bukan hanya merusak komunitas orang yang


tidak Kristen tapi juga orang Kristen.Dalam kekristenan Allah memberikan
hukum untuk mengatur umatNya baik secara pribadi,keluarga maupun
masyarakat (2 Tawarikh 7:14). Dan hukum yang terbesar dalam kehidupan
Kristen adalah kasih (Matius 22:37-39).

Apa itu arti kasih?


Kasih itu sabar (1 Korintus 13:4). Sikap sabar adalah sikap yang
sangat efektif dalam penyelesaian berbagai persoalan. Sikap sabar bukanlah
sikap lambat tetapi sikap yang bijak, tahu kapan waktu yang tepat untuk
berbicara, untuk menegur. Orang yang sabar tidak muda terpicu oleh emosi.
Mereka cenderung berfikir jernih dalam penyelesaian setiap masalah. Orang
sabar sesungguhnya adalah orang yang dapat mengasihi sesamanya, sekalipun
itu pernah mengecewakan
Kasih tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak
mencari keuntungan diri sendiri (I Korintus 13:5). Bila kita memperhatikan
urutan prioritas darti ajaran kasih Tuhan Yesus,maka Tuhan Yesus ajarkan
urutan demikian:kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu,dam
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Dari ajaran Tuhan ini kita
melihat urutan pertama yang harus kita kasihi adalah Tuhan,urutan kedua
adalah sesama kita dan yang ke tiga adalah diri kita. Jadi di dalam
kasih,orang lain harus kita prioritaskan, baru diri kita.
Kasih itu tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan
orang lain (1 Korintus 13:5). Fakta menunjukkan bahwa otak kita memeang
lebih mudah merekam hal hal yang negative dari pada hal hal yang bersifat
positif. Hal positif yang dilakukan orang lain kepada kita sering kita lupakan
tetapi sebaliknya hal hal negative sulit kita lupakan, sedangkan Tuhan kita
yang sangat tahu kesalahan kita saja melupakan semua kesalahan kita.
Kasih itu menutupi segala sesuatu (1 Korintus 13:7). Ketika
ada orang yang bersalah, maka kasih berusaha untuk menjaga nama baik
orang yang bersalah itu.Kasih tidak mau mencemarkan nama baik orang
lain,kasih tidak mau mempermalukan orang. Di dalam kasih ada teguran
yang bersifat pribadi, teguran di bawah 4 mata .Orang yang

bersalah, dirangkul kembali, diterima apa adanya dan dituntun dalam


jalan yang benar. Itulah kasih sejati.
Kasih itu tidak berbuat jahat jahat terhadap sesama
manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Roma
13:10). Kasih itu mengajarkan untuk mengasihi sehingga kita memenuhi
hukum Taurat dan melaksanakan hukum Taurat dengan sempurna.
Memahami alasan perlunya kasih dan mengasihi.
Ada banyak cara bagaimana orang dapat mengenal kita sebagai orang
Kristen,misalnya melalui perhiasan yang kita pakai, stiker yang tertempel
dikendaraan kita,melalui doa yang sering kita lakukan atau dengan seringnya
kita pergi ke gereja. Tuhan Yesus mengajarkan kasih kepada setiap kita dan
menginginkan setiap kita akan dikenal oleh orang-orang sebagai murid
Yesus Kristus melalui saling mengasihi di antara kita, sebab dalam Yohanes
13:35 Tuhan Yesus berkata : Dengan demikian semua orang akan
tahu,bahwa kamu adalah murid- muridku, yaitu jikalau kamu saling
mengasihi.

Dengan kata lain, ayat ini berkata: kalau kamu tidak

mengasihi,maka kita bukan muridNya.Jadi kasih dan saling mengasihi sangat


penting dalam setiap kehidupan sebab Yesus Kristus sendiri membei
teladan

yang

baik

bagi setiap kita betapa perlunya kasih dan saling

mengasihi.
Kasih dan saling mengasihi sangat diperlukam dalam kehidupan agar
kehidupan setiap kita penuh dengan sukacita (Yohanes 14:11) baik bagi
yang dikasihi maupun yang mengasihi, kasih memberi dorongan bagi setiap
orang untuk saling mengenal dan memahami orang lain dengan lebih
mendalam (Filipi 1:9), sehingga tidak hanya mengetahui kekurangan orang
lain tetapi juga kelebihannya.
Kasih dan saling mengasihi sangat diperlukan sebab kasih memberi
semangat dalam menjalani dan bertahan dalam kehidupan serta
1291
2912

membuat mampu bertahan dan keluar dari berbagai krisis. Dengan kasih dan
saling mengasihi ada dalam kehidupan menandakan kita anak-anak Allah.
Bapa kita adalah kasih, Yesus yang kita sembah mengasihi sampai kesudahan
kasih ( Yohanes 13:1). Kasih merupakan tanda bahwa kita sudah lahir
baru ( 1 Yohanes 4:7) sehingga orang yang sudah beriman kepada Yesus
Kristus pasti memiliki kasih dan mengasihi kasih seperti Yesus
Kristus
.
Kasih dan mengasihi sangat diperlukan dalam kehidupan sebab Allah
yang kita sembah adalah kasih. 1 Yohanes 4:8 mengatakan Barang siapa
tidak mengasihi ,ia tidak mengenal Allah,sebab Allah adalah kasih. Oleh
sebab itu orang yang mengenal Allah harus mengasihi. Jadi kasih dan saling
mengasihi tidak dapat dipisahkan dari pengenalan akan Allah.
Memahami alasan orang sulit mengasihi
Kita semua sadar bahwa tidak mudah untuk saling mengasihi di
dalam gereja Tuhan. Ada banyak alas an mengapa hal itu menjadi sulit.
Kesulitan itu seringkali membuat kita tidak melakukan apa yang Tuhan
inginkan. Mengapa terjadi kesulitan orang dalam mengasihi?
Apabila kita mengasihi semata-mata berdasarkan apa yang kita
rasakan atau perasaan kita, maka kita sulit sekali untuk bisa terlibat di dalam
saling mengasihi di dalam gereja. Karena orang-orang yang ada di dalam
gereja tidak semua kita kenal. Kenal merupakan hal yang amat penting di
dalam kasih menurut perasaan! Belum lagi ada orang-orang yang kita kenal,
tetapi kita kurang dapat menerima orang-orang tersebut dengan pelbagai
alasan. Alkitab dengan konsisten menempatkan kasih pada konteks perintah
Tuhan, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

1301
3013

Hal ini memberikan pengertian kepada kita bahwa kasih adalah


sesuatu yang harus ditaati sepenuhnya apapun perasaan dan situasi yang kita
alami. Artinya kasih bukan didasarkan kepada perasaan kita, melainkan
kepada komitmen kehendak kita untuk mengasihi. Kasih yang seperti ini
memungkinkan kita untuk mengasihi musuh kita. Apakah kasih seperti ini
adalah kasih yang munafik? Kasih yang munafik bukanlah kasih, karena
memiliki bersifat ketidaktulusan. Kasih di dalam konteks perintah Tuhan
tidak demikian, melainkan kasih yang dilakukan karena hendak menaati
Tuhan dan dengan kesungguhan agar kasih yang dinyatakan sesuai juga
dengan apa yang terjadi dalam batin kita.
Apabila kita mengasihi semata-mata hanya melihat siapa yang kita
kasihi, maka kita sulit sekali untuk saling mengasihi. Setiap orang pasti adalah
kelemahan dan kekurangan, bahkan meskipun orang tersebut tidak
sesuatu

yang

salah

sekalipun, tidak selalu

hal

berbuat

itu menjadikan kita

dapat akrab dengan orang tersebut. Masalahnya adalah setiap kita memiliki
citarasa tersendiri di dalam bergaul. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia
memberikan perintah baru! "Baru" karena ada sebuah teladan yang sempurna
yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib bagi kita, itulah yang
disebut dengan "sebagaimana Aku telah mengasihi kamu" Ketika mata kita
tertuju kepada apa yang telah Kristus perbuat bagi kita, maka pengalaman
dikasihi oleh Tuhan Yesus dan teladan Kristus memberikan suatu dorongan
yang amat besar untuk kita mampu saling mengasihi tanpa suatu syarat
apapun.
Apabila kita mengasihi berdasarkan kekuatan kita sendiri, maka kita
sulit sekali untuk hidup saling mengasihi. Perintah baru Tuhan Yesus
didasarkan atas karya Kristus di kayu salib dan melalui karya tersebut setiap
orang percaya menerima Roh Kudus. Perintah baru ini bukan berdasarkan
kekuatan diri sendiri, melainkan berdasarkan pekerjaan Roh Kudus di dalam
diri setiap orang percaya. Ketaatan adalah pintu terbuka

bagi keleluasaan Roh Kudus bekerja dan menghasilkan buah Roh Kudus
dengan heran.
Bagaimana mengalami pemulihan hati
Kata Ibrani dalam Perjanjian Lama bagi "Pemulihan" Adalah
"Shalam", yang berarti mengembalikan sesuatu yang tercuri atau yang
dipinjam, arti lain adalah membentuk kembali. (Yoel 2:25). Kata "pemulihan"
dalam bahasa Ibrani dalam Perjanjian Lama, Shalam adalah sama dengan
kata di Kidung Agung untuk gadis Sulam (Kidung Agung
6:13) dan juga dari perkataan ini nama Salomo diambil. Nama Salomo
adalah bentuk jantan dan gadis Sulam adalah bentuk feminim.
Kata Gerika dalam Perjanjian Baru bagi "Pemulihan" ialah
apokathistemai, yang berarti membentuk sesuatu kembali kepada bentuk
semula, bentuk awal, permulaan atau asal. Penting sekali bagi kita untuk
memahami arti kata "Pemulihan". Kata Yunani APOKATASTASIS TIDAK
TERDAPAT DIMANAPUN DI DALAM PERJANJIAN BARU SELAIN
DI DALAM Kisah Para Rasul 3:21, Tetapi kata kerja yang termasuk dalam
rumpun yang sama terdapat di dalam delapan ayat lainnya, dan setiap kali
diterjemahkan menjadi "memulihkan" (restore).
Kita mengerti bahwa tidak ada sesuatu apapun yang dapat dibentuk
kembali selain dari sesuatu yang telah diambil, dipisahkan atau dipecah.
Tidak ada suatu apapun yang dapat dibentuk kembali, selain sesuatu yang
telah kehilangan sebagian unsurnya. Biasanya apabila kita meminta resep
atau menu dari seorang koki terkenal, mungkin ia akan memberikannya
kepada kita, tetapi mungkin sudah dikurangi satu bahan penting.
Karena tidak adanya bahan itu, hidangan saudara tidak akan pernah
selezat hidangan koki itu. Dibanyak toko orang dapat membeli bubuk atau
tepung sari jeruk. Untuk membuat bubuk atau tepung sari

jeruk, airnya dibuang sehingga yang tertinggal adalah intisari yang


dibekukan. Intisari adalah jeruk murni dikurangi satu bahan penting yaitu: air!
Kita bisa menambahkan air kembali, dan saudara sudah memperoleh orange
juice yang dibuat kembali. Suatu perusahaan dapat mengeluarkan airnya,
kemudian menaruhnya kembali, dan menyebutnya " orange juice yang
dibentuk kembali", serta menjualnya dalam botol atau galon dengan harga
yang

lebih

tinggi

sebagai

imbalan atas

jasa.

Pemulihan

adalah

pengembalian keposisi semula dengan memperbaharui atau mengembalikan


sesuatu yang sudah diambil atau hilang. Pemulihan berarti pembentukan
kembali dan pembentukan kembali segala sesuatu berbicara tentang
pembentukan kembali segala sesuatu kembali kedalam kesatuan, keselarasan
dan keutuhan yang dimiliki di dalam Tuhan pada awal mulanya sewaktu
segala sesuatu diciptakan di dalam Kristus Yesus.Dengan Pemulihan hati
yang sungguh sungguh akan membuat orang memiliki kasih di dalam
hidupnya.
Faktor Luka Hati
Kehidupan yang serba sulit dan penuh dengan kenikmatan yang
duniawi tawarkan sering membuat timbulnya persaingan-persaingan, yang
pada akhirnya akan timbul luka hati atau sakit hati. Luka hati ini lah
membuat sulitnya orang memiliki kasih dalam kehidupannya, terlebih lebih
mengasihi orang yang sudah menyakiti. Adapun faktor yang menyebabkan
luka hati adalah saat seseorang berada dalam kondisi tidak diperhatikan,
merasa tidak diperdulikan, merasa kesepian, merasa ditolak disaat kanakkanak maupun saat sudah dewasa.
Cara Pulih Dari Luka Hati
Peristiwa peristiwa kehidupan dimasa anak-anak dan juga di saat
sudah dewasa merupakan penyebab luka hati dalam diri ada dan

membuat terganggunya hubungan dengan Tuhan,sesama dan juga diri sendiri


sebab tidak adanya kasih dalam diri.Salah satru hal terburuk dari luka hati ini
menyebabkan hilangnya kasih dalam diri sehingga luka hati ini menjadi
kepahitannkepahitan sendiri tidak akan berakhir begitu saja bahkan akan
semakin memburuk jika dibiarkan begitu saja.Mula mula memang hanya luka
hati

biasa

saja

,tetapi

benih

luka

hati

tadi

akan

tumbuh

dan

berbahaya,Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari


kasih karunia Tuhan, agar jangan tumbuh akar pahit yang menimbulkan
kerusuhan dan mencemarkan banyak orang ( Ibrani 12:15).
Cara pulih dari luka hati yang terjadi maka:
1. Terbuka ( 1 Yohanes 1:7, Yakobus 5:16),yaitu: dengan bersikap terbuka
kepada Tuhan dan saudara seiman yang membangun tentang luka hati yang
sedang di alami
2. Mengampuni
dengan

Matius

18:21-22,

Matius

18:34-35),

yaitu:

mengampuni orang yang sudah menyebabkan luka hati kita dengan


mengampuni seperti Yesus Kristus mengampuni.Dengan mengampuni seperti
Yesus Kristus yang telah mengampuni setiap kesalahan kita yang sudah
melukai Tuhan Yesus Kristus.
Dampak kasih bagi keluarga,gereja dan masyarakat
Keluarga adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak- anak.
Inilah yang disebut dengan keluarga kecil atau keluarga inti. Keluarga
pertama di dunia ini dibentuk oleh Allah

sendiri yakni keluarga Adam

Kejadian 1:27-29). Adam sebagai suami Hawa sekaligus ayah dari Kain dan
Habel; Hawa sebagai isteri Adam sekaligus sebagai ibu Kain dan Habel; Kain
dan Habel sebagai anak-anak dari Adam dan Hawa; Inilah keluarga ini
pertama yang dibentuk oleh Allah. Selain keluarga kecil atau
1341
3413

keluarga inti, ada juga yang disebut keluarga besar, yaitu persekutuan hidup
antara ayah, ibu, dan anak-anak serta kakek, nenek, paman dan bibi, dan lainlain. Mereka berasal dari hubungan keluarga (kekerabatan) ayah maupun
keluarga (kekerabatan) ibu.
Keluarga Kristen adalah miniatur dari keluarga gereja yang terdiri
dari persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak yang telah percaya
dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara
pribadi serta meneladani hidup dan ajaran-ajaranNya dalam kehidupan seharihari. Pengertian ini dibangun dari pengertian Kristen itu sendiri. Kristen
artinya menjadi pengikut Kristus, yang meneladani hidup dan ajaran-ajaran
Kristus. Kasih merupakan sikap Yesus Kristus yang sangat perlu di
teladani dalam keluarga ,
Oleh karena itu sebagai keluarga Kristen yang percaya kepada Tuhan
Yesus Kristus tentunya ada kasih di dalam kehidupan setiap anggota
keluarga Kristen.Kasih yang di miliki oleh setiap anggota keluarga akan
membuat keluarga menjadi keluarga yang penuh damai sejahtera karena kasih
membiarkan setiap anggota keluarga menyadari, menghormati, menyayangi,
dan

melakukan

tugas

dan

tanggung jawabnya tanpa bersungut-sungut

tapi dengan penuh kasih.


Mazmur 78:5 menuliskan: Telah ditetapkan-Nya peringatan
di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita
diperintahkan-Nya

untuk

memperkenalkannya

kepada

anak-anak

mereka. Tuhan memerintahkan agar para orangtua memperkenalkan kisah


perbuatan-Nya yang ajaib dalam sejarah Israel dan hukum-hukum-Nya
kepada anak-anak mereka.Hal ini bertujuan agar anak-anak hidup taat akan
Tuhan Yesus Kristus dan menaruh harapan kepada-Nya. Dengan keluarga
yang setiap anggota keluarga memiliki kasih dan hidup sesuai prinsip Alkitab
(2 Timotius 3:16-17), maka kehidupan akan menjadi baik .
1351
3513

Kehidupan yang baik dan berdasarkan prinsip Alkitab serta penuh


kasih akan membawa setiap orang menjalani kehidupan baik sebagai
anggota keluarga,gereja dan masyarakat dengan penuh tanggung jawab dan
kasih. Kisah Para Rasul 2:47, sambil memuji Allah.Dan mereka disukai
semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan
orang yang diselamatkan. ,penambahan orang percaya adalah pekerjaan
Tuhan tetapi Tuhan juga memakai setiap persekutuan di dalam gereja Nya
dan manusia melalui kasih. Pengenalan akan kasih dan saling mengasihi akan
menjadi kekuatan baik natural maupun supranatural(pekerjaan Tuhan) yang
mudah untuk memberi dampak dalam keluarga, gereja

dan masyarakat

sebab Yohanes 13:35 menyadarkan setiap kita bahwa interaksi kasih didalam
setiap orang akan kesaksian yang kuat sekali bagi setiap keluarga,gereja dan
masyarakat bahwa setiap murid-murid

Yesus Kristus hidup dalam saling

mengasihi.
Point 4. Saling Menghormati

Pengertian Menghormati
Menghormati, menaruh hormat kepada; hormat (takzim, sopan)
kepada: anak-anak wajib ~ orang tua; 2 menghargai; menjunjung tinggi: kita
harus ~ pendapat dan keyakinan orang lain; 3 mengakui dan menaati (ttg
aturan, perjanjian): kita akan ~ persetujuan dan perjanjian yg telah kita buat;
1) Panjang Umur
2) Berkat
3) Di hormati

Sikap saling menghormati adalah perintah Allah:


Pertama; Allah menjadikan orang tua sebagai wakil Allah dalam dunia ini.

Sama dengan melakukan hukum mengasihi- menghormati sesama


kita

Sebagaimana kita melayani Allah dengan hormat dan takut

Seburuk apapun orang tuamu, dia tetap wakil Allah. Sdr tidak boleh
membencinya baik secara halus maupun secara kasar
Imamat 19:3 mengatakan "Setiap orang di antara kamu haruslah
menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari- hari sabat-Ku;
Akulah TUHAN, Allahmu.

Mungkin orang tua kita sendiri, jarang

menuntut atau bahkan tidak pernah menuntut kita untuk menghormmatinya.


Namun, kita

belajar dari firman Tuhan ini, bahwa Tuhan lah yang

menuntut kita untuk menghormati ayah dan ibu kita. Ini adalah perintah
Tuhan sendiri. Suatu "kewajiban" yang tidak dapat ditawar-tawar. Tuhan
menuntut kita untuk menghormati wakilnya di dunia ini, yakni orang tua
kita.
Kedua: Menghormati orang tua adalah hukum yang paling mendasar
bahkan boleh dikatakan paling penting diantara 10 hukum Tuhan.

Dosa paling serius adalah yang dapat dilakukan orang terhadap


sesamanya; benci tidak bisa mengampuni - berujung membunuh,
tidak bisa mengasihi berujung tidak mendapat pengampunan dari Allah
Bapa, pelecehan sexual- perzinahan.
1 Yohanes 4:20 berkata; Jikalau seorang berkata: "Aku

mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,


karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya

yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Hirarki Dalam Keluarga


Suami atau seorang Bapak mempunyai tanggung-jawab di dalam
fungsi

keluarga,

dalam

hubungan

keluarga

kepada

masyarakat.

Demikian juga Ibu/ isteri juga bertanggung jawab kepada keluarga,


begitu juga jemaat kepada Kristus. Keluarga adalah bagian dari masyarakat.
Maka hendaknya keluarga Kristen bisa mencerminkan kasih Kristus. Efesus
5:22-25, Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala
jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana
jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam
segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus
telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.
Suami adalah kepala keluarga yang menjadi pengayom bagi isteri dan
anak-anaknya. Keluarga harus mencerminkan prinsip Kerajaan Allah. Bila
cermin pemerintahan Allah ada dalam suatu rumah tangga, berarti Yesus ada
di atas suami. Dalam hal ini wewenang yang dimiliki suami bukan
wewenang

untuk

digunakan

semena-mena.

Tetapi

wewenang yang

dibungkus dengan kasih Kristus demi kemuliaan Allah dan tegaknya rumah
tangga Allah atau pemerintahan Allah dalam keluarga. Untuk ini seorang
suami harus menjadi imam. Dalam hal ini harus ditegaskan bahwa hubungan
suami istri dapat menjadi lambang hubungan Kristus dengan jemaat.

Allah menentukan suami harus menjadi imam dalam keluarga.


Seperti Kristus berkorban untuk jemaat, demikian pula suami harus berkorban
bagi keluarga. Hal ini juga ditegaskan oleh Allah Bapa dalam Kejadian 3:19,
bahwa manusia (laki-laki) akan berpeluh dalam mencari nafkah. Dalam
Efesus 5:25, disebutkan bahwa suami harus mengasihi istri seperti Kristus
mengasihi jemaat. Dalam hal ini, suami harus melihat kasih Kristus sebagai
prototype atau teladan kasih yang harus dikenakan terhadap isteri.
Untuk itu kita harus mengerti tempat Kristus bagi jemaat. Kristus
adalah kepala atau pemimpin yang memimpin kepada kebenaran. Salah satu
ciri keluarga yang sehat adalah ketika seorang Bapak benar-benar bertindak
sebagai kepala/ commander yang sekaligus menjadi pengayom/ pelindung
keluarganya

dengan

penuh

kasih.

Seorang

Bapak

yang

menjadi

kepala/commander di keluarganya akan berdampak pada kesuksesan


pekerjaannya, karena secara psikis dia mempunyai jiwa yang sehat dan ini
salah satu modal kesuksesan karir seorang laki-laki.
Di beberapa koran di Singapura sering memuat banyak kasus seorang
suami meminta perlindungan hukum, karena mereka ditindas isteri.
Penindasan ini kadang bersifat fisik dan psikis; penindasan bersifat psikis
adalah kasus yang terbesar, seorang istri mengomel tiada henti. Ini
akan berdampak buruk terhadap karir suami juga kejiwaan suaminya, ada
yang menjadi makin tumpul kemampuannya ketika bekerja; tidak kreatif;
tidak bergairah dalam bekerja; atau malah menjadi seorang yang
workaholic. Lebih suka bekerja daripada tinggal di rumah. Tidak jarang kita
jumpai ada keluarga dimana Suami tidak ditempatkan sebagai kepala atau
sebagai imam dalam keluarga. Seorang Isteri bisa menjadi sangat dominan
penentu keputusan dalam keluarga. Ini banyak terjadi ketika
mempunyai karir lebih hebat, punya kemampuan

si

isteri

intelektual lebih dari sang suami. Atau mungkin karena sang isteri
memang mempunyai sifat dominan.
Sikap isteri yang terlalu dominan membawa suasana rumahtangga menjadi tidak sehat. Lazimnya memang laki-laki yang memegang
kendali keluarga (sesuai Firman Allah). Sikap dominan isteri akan
menimbulkan konflik bagi jiwa si suami dan anak-anaknya. Mungkin konflik
ini kadang tidak terlihat nyata karena mungkin sang suami tidak
mempermasalahkan bahwa isteri yang memegang perintah. Tetapi ini tetap
saja akan menjadi suatu konflik sebab nature laki-laki adalah diciptakan
untuk menjadi imam. Hakekat perempuan sejak semula diciptakan adalah
sebagai penolong yang sepadan bukan untuk menguasai suami, janganlah
menuntut yang berlebihan akan merusak seluruh tatanan kehidupan, Roma
12:3 menulis: Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku,
aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu
memikirkan hal- hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu
pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu
menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada
kamu masing-masing.
Setiap kali terjadi penyalahgunaan wewenang dalam keluarga,
selalu akan membawa suasana berkeluarga tidak baik; saat suami
berlaku sebagai diktator atau isteri yang memegang kuasa penuh
berpotensi

besar

untuk

membuat

rumah-tangga

tidak

harmonis.

Memang kadang-kadang kita jumpai ada ketimpangan diantara suami- isteri.


Sang isteri mungkin jauh lebih pandai, lebih pintar mencari uang, lebih
cakap dan sebagainya. Apabila suami memiliki kekurangan, maka
sebaiknya isteri lebih banyak bisa menopang suaminya dalam kasih dan doa.
Sebab isteri biasanya memiliki kepekaan yang lebih atau waktu yang lebih
dalam perkara-perkara rumah-tangga. Namun apabila isteri
1401
4014

memiliki kekurangan dibanding suami, maka sang suami akan menjadi


pelindung yang penuh kasih.
Kita harus menghargai kebutuhan kita masing-masing sebagai
anggota keluarga. Masing-masing pribadi memiliki kebutuhan utama yang
harus dipenuhi, dan kebutuhan-kebutuhan tersebut berkisar pada kebutuhan
untuk dihargai yang terdiri dari:
1) Kebutuhan untuk di puji
2) Kebutuhan untuk di hargai
3) Kebutuhan untuk di akui
Dampak Sikap Saling Menghormati:
Bagi Orangtua terhadap anak-anaknya:
Kita dapat melihat dampak psikologis terhadap masa depan anak. Bila
anak dibesarkan dengan.
Dikutip dari syair oleh Dorothy Law Nolte:
Jika anak dibesarkan dengan Celaan, maka ia belajar Memaki.
Jika anak dibesarkan dengan Permusuhan, maka ia belajar Berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan Ketakutan, maka ia belajar Gelisah.
Jika anak dibesarkan dengan Rasa Iba, maka ia belajar MenyesaliDiri.
Jika anak dibesarkan dengan Olok-Olok, maka ia belajar Rendah Diri.
Jika anak dibesarkan dengan Iri Hati, maka ia belajar Kedengkian.
Jika anak dibesarkan dengan Dorongan, maka ia belajar Percaya Diri.
Jika anak dibesarkan dengan Toleransi, maka ia belajar Menahan Diri.
Jika anak dibesarkan dengan Pujian, maka ia belajar Menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan Penerimaan, maka ia belajar Mencintai.
Jika anak dibesarkan dengan Dukungan, maka ia belajar Menyenangi Diri.

Jika anak dibesarkan dengan Pengakuan, maka ia belajar Mengenali


Tujuan.
Jika anak dibesarkan dengan Berbagi, maka ia belajar Kedermawanan. Jika
anak dibesarkan dengan Rasa Kejujuran dan Keterbukaan, maka ia belajar
Kebenaran dan Keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan Rasa Aman, maka ia belajar Menaruh
Kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan Persahabatan, maka ia belajar Menemukan
Cinta dalam Hidup.
Jika anak dibesarkan dengan Ketentraman, maka ia belajar Berdamai
dengan Pikiran.
Bagi seorang Anak terhadap Orangtuanya:
Firman Tuhan berkata; Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut
umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu (Keluaran
20:12).
1) Anak yang tidak menghormati orang tuanya, tidak akan mendapat
perlindungan Tuhan terhadap segala pekerjaan iblis.
2) Tidak mendapat berkat Allah
3) Tidak akan memperoleh kebahagiaan
4) Tidak mampu menjadi berkat bagi orang lain
Poin 5. Saling Menjaga dan Melindungi

Pengertian Menjaga dan Melindungi


Menjaga berarti : Menunggui (supaya selamat atau tidak ada
gangguan),

mengiringi

untuk

melinduni

dari

bahaya;

mengawal:

mengasuh (mengawasi anak kecil); mengawasi sesuatu supaya tidak

mendatangkan

bahaya;

mencegah

(bahaya,

kesukaran,

kerugian):

mempertahankan keselamatan (orang, barang, dsb); mengikhtiarkan (supaya);


mengurus

(supaya)

agar

pemasukan

tidak

lebih

besar daripada

pengeluaran: memeliharakan; merawat.


Melindungi berarti
a) menutupi supaya tidak terlihat atau tampak, tidak kena panas, angin, atau
udara dingin, dsb: anak itu ~ dirinya dng daun pisang supaya tidak
kehujanan;
b) menjaga; merawat; memelihara: pemerintah ~ binatang yg hampir
punah;
c)

menyelamatkan (memberi pertolongan dsb) supaya terhindar dr mara


bahaya: induk ayam itu ~ anaknya thd serangan burung elang;

PENJAGA BAGI NEGERI ( YEHEZKIEL 33: 1-9


)
Nabi Yehezkiel dipanggil Tuhan sebagai seorang Penjaga bagi kaum
Israel (Watchman) yang dalam pengertian bahasa aslinya bisa berarti: orangorang yang mengawasi, memperhatikan bahkan memata- matai, dan di masa
kini seorang Penjaga bisa disebut juga seorang Pendoa Syafaat..Paling tidak
ada beberapa hal yang harus dimiliki seorang Penjaga/ Pendoa Syafaat
1. Harus memiliki kehidupan di dalam Tuhan (ayat 1 & 7). Seorang
Penjaga/ Pendoa

Syafaat adalah orang-orang yang harus memiliki

KEINTIMAN dengan Bapa Surgawi. Di dalam KEINTIMAN kita


dengan- Nya kita pasti bisa dengar dengan sangat jelas apa yang dikatakan
Bapa bagi kita. Seorang Penjaga/ Pendoa haruslah orang-orang yang bisa
mendengar suara-Nya dan itu sebuah keharusan!! Tak bisa ditawar. ! Dan kita
harus mulai belajar untuk menyediakan telinga kita untuk dilatih-

Nya memiliki telinga seorang murid.Tuhan berbicara kepada kita lewat


FIRMAN-NYA melalui banyak cara...dan disitulah tugas kita untuk bisa
mengerti, mencari tahu dengan cara apa Dia lagi bicara kepada kita.
2. Memiliki Tanggung-jawab. (ayat 6-8)
Seorang Penjaga/ Pendoa Syafaat memiliki tanggung-jawab yang
besar. Dikatakan di ayat 6-8 bahwa jika seorang Penjaga/ Pendoa sudah
mendengar

Tuhan

bicara

untuk

mengingatkan

seseorang

bahkan

mungkin sebuah komunitas atau sebuah kota (contoh Niniwe) bahkan


satu bangsa untuk bertobat kepada Tuhan dan kita tidak menyampaikan
PESAN TUHAN kepada mereka..dan akhirnya orang tersebut, komunitas
atau kota bahkan bangsa tersebut mengalami kematian atau murka
Tuhan..mereka akan mati dalam kesalahan mereka TAPI TUHAN menuntut
PERTANGGUNG-JAWABAN tersebut kepada kita.
3. Menyampaikan Kebenaran.( ayat 4-5,7 & 9)
Seorang Penjaga/ Pendoa Syafaat harus memiliki KEBERANIAN
ILAHI untuk menyampaikan PESAN TUHAN apa adanya, jujur, terbuka tapi
tetap dengan Hati Tulus...Seringkali seorang Pendoa Syafaat mengalami
keraguan, ketidak-enakan bahkan takut untuk mengatakan kebenaran kepada
orang-orang

yang

dimana

Tuhan

sudah

berpesan untuk mereka.

Penjaga/Pendoa Syafaat harus meminta kekuatan Tuhan untuk

berani

menyampaikan PESAN TUHAN dengan cara yang tepat kepada orang


yang tepat. (Kolose 4:3-4).
Setiap orang yang sudah lahir baru atau bertobat Harus menjadi
seorang Penjaga/ Pendoa Syafaat, karena menjadi Penjaga/ Pendoa Syafaat
bukanlah hanya SEBUAH PANGGILAN KHUSUS semata tetapi sudah
harus menjadi LIFE-STYLE bagi orang percaya. Sudah harus ada DNA
SYAFAAT di dalam diri setiap orang percaya. Semua orang Kristen

bahkan

orang

awam/

jemaat

sekalipun

haruslah

menjadi

seorang

Penjaga/Pendoa Syafaat apalagi jika saudara adalah PELAYAN TUHAN,


tidak perduli apakah saudara Penginjil, Gembala Sidang, Pemusik, Penari
bahkan Usher sekalipun, saudara harus menjadi seorang Penjaga/ Pendoa
Syafaat. Mari mulailah berdiri sebagai seorang Penjaga/ Pendoa Syafaat. Baik
bagi keluarga terdekat, sesama kita, gereja kita bahkan bagi kota, bangsa kita
dan akhirnya juga bagi bangsa-bangsa lain di dunia.
Kita lihat tulisan Paulus kepada Timotius untuk mengajak semua
jemaat (bukan hanya Pelayan Tuhan) yang digembalakannya untuk berdoa
syafaat. "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa
syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan
untuk semua pembesar,agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam
segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan
kepada Allah, Juruselamat kita." ( 1 Timotius 2:1-3 )
Pangilan sebagai pelindung :
Keluarga berfungsi sebagai pelindung bagi para anggota keluarganya dari
gangguan, ancaman dan kondisi yang menimbul-kan ketidaknyamanan.
Peran keluarga
Peran sebagai suami.
a) Melindungi isterinya.
b) Menyayangi isterinya
c) Menafkahi isterinya .
d) Memberkati Isteri

Peran sebagai ayah


a) Melindungi anaknya .
b) Menyayangi anaknya .
c) Memenuhi kebutuhan anaknya .
d) d.Mendidik anaknya .
e) e Pemberi berkat
Peran sebagai isteri
a) Menyayangi suaminya .
b) Patuh kepada suaminya .
c) Menuruti perintah suaminya .
d) Menjadi penopang Doa bagi suami
Peran sebagai ibu
a) Melindungi anaknya .
b) Menyayangi anaknya .
c) Memenuhi kebutuhan anaknya .
d) Mendidik anaknya .
e) Menjadi Pendoa untuk anaknya
Peran sebagai anak
a) Patuh kepada orang tua .
b) Berbakti kepada orang tua . c)
Membantu orang tua.
d) Penopang dalam Doa untuk orang tua
Seorang ayah maka perannya adalah pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Seorang ibu


maka perannya adalah untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
Untuk anak-anak jika kamu adalah kakak pertama maka peran kamu
adalah memimpin adik-adikmu, peran kamu adalah memimpin adik-adikmu,
melindungi mereka, menjadi perantara ilmu, serta memegang tanggung jawab
penuh akan adik-adikmu, kamu harus siap menjadi tonggakan. Jika kamu
adalah kakak kedua maka peran kamu adalah sebagai penengah keluarga,
kamu adalah titik harmonisasi keluarga

dimana

penyatuan

keluarga

bergantung pada kamu, kamu harus bisa membantu kakak pertama dalam
menjalankan perannya.
Jika kamu anak terakhir atau adik, maka peran kamu adalah
sebagai pembawa keceriaan dalam keluarga, adik bukan hanya sebagai sosok
yang harus dimanja, tapi juga harus bisa membantu keluarga dalam kesulitan,
kamu adalah pencair kebekuan dalam keluarga.
Dampak dari sikap saling menjaga dan melindungi:
1) Keluarga merasa aman
2) Keluarga saling memperhatikan satu dengan

yang lain

3) Keluarga merasa tidak sendiri


4) Menjadi keluarga yg harmonis

Point 6. Memiliki relation yang erat (Keintiman)

Pengertian Persatuan

Persatuan ialah menghargai perbedaan, tetap mempunyai kebebasan

walaupun berbeda, tetapi mereka memiliki satu arti juang yang sama,
sehingga kesadaran kemudian timbul untuk membangun negara
Indonesia. sedangkan makna kesatuan, menurut kekurangan pengetahuan
saya, ialah perbedaan yang dimiliki tiap pulau

di Nusantara beserta

Isinya (Budaya, Kebiasaan, Adat, dll) dicoba dijadikan satu, tak boleh ada
kata tak setuju, semua harus satu.

Persatuan/kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau


tidak terpecah-belah. Persatuan/kesatuan mengandung arti bersatunya
macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan
yang utuh dan serasi.

Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak
terpecah-belah. Persatuan mengandung arti bersatunya macam- macam
corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan
serasi.
Kata yang dipakai untuk persekutuan dalam bahasa Yunani adalah
Koinonia yang berasal dari kata dasar koinos yang berarti lazim atau
umum. Artinya berkaitan dengan kebersamaan. Adapun kata lain
yang dihubungkan dengan koinonia, yakni koinonos yang berarti, sekutu
atau kawan sekerja. Kata lainnya yang seringkali dikaitkan dengan
koinonia adalah allelous ( berarti satu terhadap yang lain) . Kata ini
dipakai

dengan

pengertian

hubungan

yang

timbal

balik. Yesus

berkata; Aku memberikan perintah baru kepada kamu yaitu, supaya


kamu saling mengasihi sama seperti aku telah mengasihi kamu,
demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridku,
yaitu jikalau kamu saling mengasihi (Yohanes 13:34-35).
Keintiman adalah satu kata yang sangat dalam, yang melukiskan
pertemuan dua insan, bukan sekedar bertatap muka, dekat bahkan lebih
dari itu, yaitu digambarkan sudah menyatu

Keintiman

dapat

diartikan

adanya

dua

pihak

yang

menjalin

hubungan secara pribadi dan mendalam sehingga tercipta suatu kesatuan


jiwa
Keintiman dalam pernikahan adalah semua tentang berbagi rahasia,
kepercayaan, persahabatan yang dalam dan tanpa syarat dan perasaan
umum kebersamaan melalui tebal dan tipis.
Keintiman dalam keluarga dapat dilihat dari tiga bagian yaitu :
*keintiman tingkat roh merupakan keintiman yang Allah kehendaki
untuk dijadikan bagian keintiman suami istri. Dari keintiman tingkat roh
inilah akan dibangun suatu hubungan yang sangat kuat. Hubungan suami istri
yang itim dengan Allah akan memacu hubungan yang kuat dan hermonis bagi
pasangan suami isti. Keintiman tingkat roh dapat dibina melalui kesepakatan
hati untuk menyembah Yesus, mengasihiNya dengan sunggu2. mulai dengan
doa, pujian dan penyembahan setiap hari bersama dan juga bersama seluruh
keluarga. Bagaimana membangun keitiman tingkat roh :
1. Sepakat menyembah satu Allah
Kesepakatan tersebut tidak hanya berarti satu dalam semua kondisi,
suka atau duka, melaikan juga menyatakan sepakat untuk menyatakan satu
Tuhan, di dalam Yesus Kristus Tuhan.
2. Mendirikan mezbah doa.
Adapun dalam mendirikan mezbah keluarga setiap hari dalam
keluarga; kata dapat melakukannya dengan ; memuji dan menyembah Tuhan
bersama seta saling mendoakan satu dengan yang lain. Hidup saleh dan benar
itu indah, tetapi jangan berhenti pada kesalehan diri sendiri. Kesalehan kita
harus dapat dinikmati oleh keluarga dan dapat menarik

mereka untuk datang kepada Tuhan.


Beberapa penelitian dari para ahli menemukan bahwa kondisi
kerohanian yang baik (dalam hal ini adalah hubungan doa) antara suami istri
akan membawa dampak

yang positif bagi penikahan. Mereka menyatakan

bahwa sebuah keluarga yang memiliki mezbah Doa kelurga yang baik dan
kuat, akan memiliki kehidupan pernikahan yang harmonis.
3. Sepakat Melayani Tuhan bersama-sama
Setelah Mengakui dan menyembah Allah di dalam nama Yesus
Kristus, dan menjalin hubungan yang harmonis dengan Allah, selanjutnya
suami isteri harus terlibat dalam pelayanan bersama-sama. Dalam hal ini tidak
berarti harus melayani dalam bidang yang sama, melainkan kebersamaan
dalam pelayanan-lah yang diutamakan.
* keintiman tingakat jiwa dapat dicapai ketika masing-masing pihak
mengenal kebutuhan pasangannya, dengan sikap hati yang melayani berusaha
untuk menjadi orang yang tepat bagi pasangannya, dan melandasi seluruh
tindakan dan pengorbanaannya di atas kasih Allah yang kekal dan luar
biasa.
* keintiman tubuh memiliki tujuan adalah Keterikatan.
Hubungan suani istri itu mengikat dan membawa pasangan suami istri
menjadi satu kekuatan yang tak tergoyahkan.
Membangun kesatuan membutuhkan:
(1) strategi spiritual yang baik,
(2) waktu untuk bekerja dengan orang-orang beriman dan para
pemimpin,
(3) banyak berdoa,
1501
5015

(4) komitmen dari hati untuk mencapainya bahkan pada saat-saat yang sulit,
(5) kekuatan rohani untuk bertahan sampai kehendak Kristus terjadi, dan
(6) cinta yang dapat melihat melampaui masalah yang ada kepada realita
yang Dia ciptakan.

Hal ini tidak mudah untuk dicapai, tetapi mungkin

terjadi.
Untuk membangun kesatuan, kita harus "proaktif," yaitu, terlibat
dalam kegiatan yang akan membangun persatuan. Berikut ini adalah kunci
utama

untuk

membangun

kesatuan

Kristen di

gereja

Anda dan

komunitas. Yang pertama, berdoalah untuk kesatuan. Berdoa mempengaruhi


suasana rohani di bumi dan berdoalah bagi Kerajaan-Nya agar datang dalam
kesatuan. Kemudian beritakanlah kesatuan kepada orang lain. Ajaklah
orang-orang percaya di sekitar Anda untuk berdoa bagi kesatuan dan
membentuk kelompok-kelompok doa di gereja-gereja untuk mendoakan hal
yang sama.
*Ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai cara
untuk menumbuh-kembangkan persatuan dan kesatauan antara lain :
Membangun

dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan

kehendak untuk bersatu.


Menciptakan kondisi yang mendukung komitmen, kesadaran dan

kehendak untuk bersatu dan membiasakan diri untuk selalu membangun


konsensus.

Pancasila dan UUD 1945 harus digemakan lagi sampai ke rakyat yang
paling bawah, dalam rangka pemahaman dan penghayatan.

Para tokoh dan elit bangsa harus dapat memberi contoh dan menjadi

contoh rakyat, jangan selalu berkelahi dan saling caci maki hanya
untuk kepentingan kelompok atau partai politiknya.

Budaya bangsa yang adi luhur hendaknya diangkat untuk diingat dan

dilaksanakan

oleh

bangsa

ini

yaitu

budaya

saling

hormat

menghormati.
Ada hal-hal yang sangat perlu dilakukan oleh pasangan suami- istri
dalam rangka membangun keintiman. Di antaranya adalah dengan
pemenuhan harapan atau tuntutan dari pasangan kita. Materi ini akan
memberikan penjelasan dengan lebih detail lagi terutama tentang bagaimana
yang dimaksud dengan pemenuhan harapan atau tuntutan. Membangun
Kepercayaan melalui:
1.

Memegang janji-tidak berbohong.

2. Menjalani kehidupan yang benar-tidak berdosa.


3. Memikirkan kepentingan pasangan dan keluarga-tidak egois.
Membangun Keintiman melalui Harapan dan Tuntutan
Keintiman

melahirkan

Harapan

dan

Tuntutan

yang

akan

menambahkan keterpisahan, jika tidak terpenuhi. Harapan dan Tuntutan


menambahkan keintiman, jika terpenuhi.
Memenuhi Tuntutan dan Harapan dengan cara:
1.

Tuntutan dan Harapan akan lebih mudah terpenuhi jika realistiksesuai dengan kepribadiannya.

2. Tuntutan dan Harapan akan lebih mudah terpenuhi bila jelas- disampaikan
secara konkret.
3.

Tuntutan dan Harapan akan lebih mudah terpenuhi jika positif-bukan


dalam bentuk ancaman namun permintaan tolong.

4. Tuntutan dan Harapan akan lebih mudah terpenuhi bila berhadiahmembuahkan hasil yang dihargai.

Membangun Keintiman melalui Komunikasi


1.

Selain melalui pemenuhan Harapan dan Tuntutan, Keintiman dicapai


melalui Komunikasi

2. Komunikasi berasal dari akar kata yang sama dengan Komunitas


yaitu Koinonia atau Persekutuan
3. Tujuan berkomunikasi adalah Keintiman
4. Ada tiga jenis komunikasi yang menambah keintiman:
a.

Pertama, komunikasi yang membagikan hidup (sharing):


Menceritakan hidup sehari-hari

b.

Kedua, komunikasi yang membangun (edifying): Memfokuskan


pada yang positif, bukan yang negatif

c.

Ketiga, komunikasi yang penuh kasih (loving): Memperhatikan


kepentingan pasangan dan memandang masalah dari perspektifnya.

Pembunuh Keintiman dalam Perkawinan


Dalam kebanyakan kasus, orang merasa sulit untuk mengidentifikasi
hal-hal yang dapat membunuh keintiman dalam pernikahan.
1. Jadwal Sibuk: Banyak pasangan yang terlalu sibuk untuk bersama
dengan pasangan mereka. Pelajari bagaimana berbicara, bermain, dan berdoa
bersama. Jangan terlalu sibuk untuk pasangan Anda, dapat menghancurkan
rumah apapun.
2. Kurangnya Fokus: Sebagian besar pasangan tidak membuat satu
sama lain prioritas utama mereka. Kebanyakan pria membutuhkan kerja
mereka yang pertama dan untuk kebanyakan wanita, anak-anak mereka
datang pertama.

3. Kurangnya Komunikasi: Komunikasi adalah kunci menuju keintiman,


Anda tidak pernah bisa intim dengan mulut tertutup. komunikasi
menumbuhkan cinta dan kebersamaan dalam pernikahan.
4. Televisi: Satu-satunya waktu beberapa pasangan menghabiskan
waktu bersama di rumah dihabiskan menonton televisi. Mereka merasa
sulit

untuk

meluangkan

waktu

untuk

bicara;

tak

heran

banyak

pernikahan yang rusak seperti remote control televisi kami.


5. Kegagalan untuk Berdoa Bersama: Ketidakmampuan berdoa
bersama pasangan pasti akan menghancurkan rohani mereka dan keintiman
fisik. Pasangan yang ingin tinggal bersama-sama harus berdoa bersama.
6. Tindakan tak kenal ampun: Pasangan yang menolak untuk saling
memaafkan tidak pernah dapat intim. Pelajari cara untuk memaafkan
pasangan Anda ini akan membantu pernikahan Anda untuk mendapatkan
kembali keindahannya.
7. Kurangnya Privasi: Keintiman selalu sulit di mana pasangan tidak
tinggal sendirian di kamar mereka. Anak-anak harus diizinkan untuk tidur di
kamar sendiri. Pasangan harus di kamar pribadi mereka sendiri bersamasama di tempat tidur yang sama.
8. Kepemimpinan Miskin: Di mana orang itu adalah diktator dan
lording atas wanita, keintiman akan sulit.
9. Bad Company: Dalam pernikahan di mana wanita itu keras kepala, sulit,
suka bertengkar, tidak hormat, dapat menyebabkan hilangnya keintiman. Ini
bisa sebagai akibat dari menjaga teman yang buruk atau perusahaan.
10. Interferensi Pihak Ketiga: Dimana pihak ketiga diperbolehkan
untuk mendorong urusan di rumah, akan menetapkan pasangan terpisah.

Pihak ketiga bisa dalam bentuk mertua, teman atau kerabat yang mengganggu
dengan masalah keluarga
11. Perselingkuhan: Kurangnya kepercayaan dan perselingkuhan
merupakan pembunuh keintiman.
12. Jarak: Pasangan yang tinggal di berbagai, rumah kota atau kamar tidur
memang menemukan keintiman sulit. Jarak berdiri sebagai ancaman bagi
kesatuan dan kebersamaan dalam pernikahan.
13. Tidak adanya Romantis: Kurangnya asmara, lelucon, main-main
dan kebersamaan dalam pernikahan apapun merupakan musuh keintiman.
14. Tidak adanya Intim Seks: Jika pasangan gemar berjuang keluar
kapan saja mereka ingin melakukan Hubungan seks bersama-sama, itu akan
mempengaruhi keintiman. karena itu memungkinkan seks untuk mengambil
cara alami dalam pernikahan Anda
5 Hal yang Bisa Merusak Kehidupan Seks
Kenyamanan yang telah diupayakan dapat hancur begitu mudah
karena berbagai faktor. Berikut 5 faktor perusak kehidupan intim, yang
dikutip dari iDiva.
1. Stres
Pekerjaan atau yang berhubungan dengan finansial kerap kali
membuat Anda stres. Tidak hanya itu, masih banyak faktor eksternal lain
yang bisa menyebabkan pikiran Anda begitu penat sehingga tidak bergairah.
Ini menjadi hal yang sulit dihindari. Agar stres tidak mengganggu
kehidupan seks Anda, luangkan waktu untuk menghilangkan beban pikiran
serta mencoba mengingat kembali masa romantis di awal pernikahan. Bulan
madu kedua mungkin bisa menjadi alternatif yang baik untuk meningkatkan
kembali gairah.

2. Tidak Menemukan Waktu yang Tepat untuk Bercinta


Kesibukan

Anda

berdua

membuat

suami

dan

isteri

sulit

menemukan waktu yang pas untuk bercinta. Di kala si pasangan sedang


bergairah, Anda yang tidak menikmatinya, atau sebaliknya. Apalagi jika
Anda pulang kerja malam hari dengan kondisi tubuh yang lelah. Anda
mungkin lebih memilih tidur daripada berhubungan seks dengan suami.
Jika seks tidak bisa dilakukan malam hari, mengapa tidak mencobanya di
pagi hari? Agar tidak terburu-buru, bangunlah lebih awal. Berikan waktu
untuk melakukan aksi intim bersama pasangan.
3. Perubahan Fisik
Wanita yang mengalami kenaikan berat badan sering merasa minder
dan tidak percaya diri. Mereka menjadi malu dan tidak nyaman ketika harus
memperlihatkan bentuk tubuhnya pada pasangan, yang pada akhirnya
mereka enggan untuk berhubungan intim. Sesungguhnya, pria mencintai
Anda apa adanya dan tidak melihat Anda hanya dari fisik. Jangan malu atau
takut jika ingin membuat pasangan merasa bahagia.
4. Suasana Kamar Tidur
Setelah punya anak, kamar tidur Anda kerap kali dijadikan pusat
keluarga berkumpul. Televisi serta mainan anak-anak berserakan di
kamar. Suasana yang berantakan seperti itu dapat berpengaruh pada
kenikmatan bercinta. Ubahlah suasana kamar menjadi lebih romantis dengan
meletakan televisi di luar kamar, menidurkan anak di kamarnya, serta
memasukan mainan ke dalam boks. Kemudian, belilah lingerie yang
membuat Anda merasa seksi, redupkan lampu, pasang musik yang
lembut, dan taruh beberapa lilin aromaterapi yang mengharumkan ruangan.
Dengan begitu, bercinta pun menjadi lebih menyenangkan.

5. Tidak Mau Bereksperimen


Kebiasaan seks yang sama setiap saat bisa membuat pasangan merasa
jenuh. Anda terlalu takut atau memang tidak menyukai hal-hal di luar
kebiasaan. Ternyata, dengan melakukan sesuatu yang baru bisa meningkatkan
keintiman.

Jangan

pernah

takut

mencoba

'gaya'

baru untuk urusan

bercinta.
Kesatuan mendatangkan berka
Kolose 3:12-15; "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah
dalam hatimu, Karena untuk itulah kamu telah dipanggil dalam satu
tubuh. Dan bersyukurlah". Kesatuan merupakan jantungnya gereja, salah
satu organ vital yang harus terpelihara dengan baik, agar tetap sehat. Satu
bagian yang sangat serius, yang harus sunggung-sungguh diperjuangkan
sampai terwujud, sehingga berkat yang Tuhan perintahkan tidak akan
terhalang atas setiap kita sebagaimana Daud katakan dalam Mazmur
133:1-3.
Kolose 3:15b; Paulus mengatakan "...untuk itulah kamu telah
dipanggil dalam satu tubuh." Hal ini merupakan kerinduan Yesus juga,
sehingga di dalam doanya Ia ingin setiap kita yang percaya kepada- Nya
menjadi satu (Yohanes 17:21).
Tuhan ingin hidup kita, keluarga, pekerjaan, usaha, gereja dan
dalam segala aspek hidup kita diberkati. Sebaliknya si iblis dengan segala
cara berusaha memecah-belah, menabur benih amarah, iri hati, kebencian dan
segala nafsu daging agar berkat Allah bagi kita menjadi terhalang. Karena
itu, kita perlu melakukan tiga hal penting untuk membangun kesatuan
diantara kita, agar berkat-berkat Allah

itu selalu dapat kita nikmati, yakni


1. Bersedia

dikuduskan

(ayat

12).

Untuk

membangun

kesehatan/kesatuan antara kita dengan orang-orang

disekitar kita,

entah itu dengan suami atau isteri di rumah, rekan kerja dikantor atau
rekan pelayanan di gereja adalah kita harus bersedia dikuduskan. Dan
untuk mengalami pengudusan adalah pekerjaan Allah.
Tanpa pertolongan Allah, maka kita tidak akan pernah dapat
hidup kudus, ketika kita bersedia dikuduskan, maka kita akan menghasilkan
buah Roh (Galatia 5:22-23), dimana buah Roh yang kita hasilkan tentunya
akan memudahkan setiap kita untuk membangun kesatuan seorang akan
yang lain. Hidup saling mengasihi menjadi landasan terciptanya sebuah
kesatuan
2. Menerima dan meneruskan kasih Allah (ayat 13-14).
Pengampunan adalah bukti seseorang hidup didalam kasih. Kita
dapat melihat banyak sekali permasalahan dalam rumah tangga maupun
gereja berakhir perpecahan. Hal seperti ini biasanya diakibatkan ketidakmampuan kita untuk mengampuni dan membiarkan diri kita terus hidup
dalam kepahitan, sehingga hal tersebut dimanfaatkan si iblis untuk
memperalat kita menjadi sumber perpecahan entah dalam keluarga, gereja
maupun komunitas lainnya.
Untuk dapat membangun kesatuan, maka kita harus bersedia
menyatakan kasih Allah dalam hidup kita bersama. Tentunya untuk
dapat mengasihi kita harus menerima dan mengalami kasih Allah, tanpa
pengalaman tersebut kita tidak akan mampu mengasihi orang lain
dengan tulus. Jadi jika kita tidak bisa mengampuni orang yang
melakukan kesalahan terhadap kita, hal ini dapat menjadi bukti bahwa
sesungguhnya kita belum mengalami kasih Allah. Bagaimana mungkin
kesatuan dapat tercipta, jika sikap kita masing seperti itu?

3.

Damai sejahtera Allah saja yang memerintah (ayat 15) Seorang


yang hidup dalam sejahtera Allah akan selalu bisa mengucapkan syukur
didalam segala keadaan. Damai sejahtera Allah yang memerintah dalam
hati kita bukan bukan hanya akan mempengaruhi diri kita, tetapi juga
akan mempengaruhi orang-orang di

sekitar kita, sehingga tentunya

berdampak positif kepada suatu hubungan yang lebih baik.


Kita harus perjuangkan kesatuan, agar gereja dan hidup kita
diberkati. Jangan bermimpi gereja dan hidup kita akan diberkati, jika masih
tidak bisa sehati! Karena itu, marilah kita bersama-sama bergandengan
tangan sebagai anak-anak Tuhan untuk selalu hidup dalam kesatuan.
Membangun Keintiman Melalui Kepercayaan
Kebergantungan

merupakan

prasyarat

terciptanya:

Keintiman

(Penyatuan). Pertanyaannya: Mengapa kita takut untuk bergantung?


Jawabannya adalah karena kita tidak merasa aman dan kurang percaya
pada pasangan kita. Seyogyanyalah rasa percaya bertumbuh secara
alamiah melalui pembuktian. Tidaklah realistik mengharapkan pasangan
kita mempercayai kita secara membabi buta, kita perlu membuktikan
bahwa memang kita layak dipercaya.

Membangun kepercayaan melalui:


1.

Memegang janji, tidak berbohong.

2.

Menjalani kehidupan yang benar, tidak berdosa.

3.

Memikirkan kepentingan pasangan dan keluarga - tidak egois.

Membangun Keintiman melalui Harapan dan Tuntutan


Keintiman melahirkan harapan dan tuntutan yang akan menambah

keterpisahan, jika tidak terpenuhi. Namun harapan dan tuntutan


menambahkan keintiman, jika terpenuhi.

Memenuhi tuntutan dan harapan dengan cara :


1.

Tuntutan dan harapan akan lebih mudah terpenuhi jika realistik,


sesuai dengan kepribadiannya.

2. Tuntutan dan harapan akan lebih mudah terpenuhi bila jelas,


disampaikan secara konkret.
3. Tuntutan dan harapan akan lebih mudah terpenuhi jika positif,
bukan dalam bentuk ancaman namun permintaan tolong.
4. Tuntutan dan harapan akan lebih mudah terpenuhi bila
berhadiah, membuahkan hasil yang dihargai.
Membangun Keintiman melalui Komunikasi
Selain melalui pemenuhan harapan dan tuntutan, keintiman dicapai

melalui komunikasi.
Komunikasi berasal dari akar kata yang sama dengan komunitas yaitu

koinonia atau persekutuan.

Tujuan berkomunikasi adalah terciptanya keintiman.

Ada tiga jenis komunikasi yang menambah keintiman :


Pertama,

komunikasi

yang

membagikan

hidup

(sharing):

menceritakan hidup sehari-hari.


Kedua, komunikasi yang membangun (edifying): memfokuskan pada
yang positif, bukan yang negatif.
Ketiga, komunikasi yang penuh kasih (loving): Memperhatikan
kepentingan pasangan dan memandang masalah dari perspektifnya.

1601
6016

Membangun Kesatuan Dalam Kristus


Prinsip kesatuan(unity) memang tepat untuk diterapkan dalam kehidupan
berjemaat. Prinsip ini sangat mewarnai kehidupan "jemaat mula-mula".
Mereka memiliki cara-cara hidup yang luar biasa, antara lain:

Bertekun dalam pengajaran dan persekutuan

Selalu berkumpul dan berdoa

Selalu bersukacita dan memiliki ketulusan hati

Suka memuji Tuhan, dan

Disukai oleh banyak orang

KESATUAN DI DALAM KRISTUS: BERBEDA TETAPI


SATU
1 Kor 12:12-26
Hidup dalam kesatuan, hidup rukun, adalah panggilan bagi setiap
orang Kristen. Orang yang menginginkan perpecahan bukanlah cerminan
hidup dalam Kristus. Setiap orang percaya harus memiliki benih kesatuan
sejak ia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya, karena benih
kesatuan ini adalah benih yang berasal dari Allah dan yang dibawa Yesus
kedalam diri kita. Ini bukan benih yang berasal dari keinginan daging
manusia, seperti yang terjadi ketika manusia membangun Menara Babel.
Tentu kita semua mendambakan kesatuan, bukan? Baik itu kesatuan
dalam keluarga,

gereja, masyarakat, bangsa dan negara. Kesatuan itu

sungguh indah dan menyenangkan. Di mana ada kesatuan di situ ada


kekuatan dan berkat. Orang Indonesia berkata: Bersatu kita teguh, bercerai
kita runtuh, dan orang Batak mengatakan: Tampakna do rantosna, rim ni
tahi do gogona. Yesus sendiri berdoa kepada Bapa yang di sorga, agar
orang-orang yang percaya dan yang akan percaya senantiasa hidup dalam
kesatuan, sebab kesatuan orang percaya menjadi

penentu percaya tidaknya dunia ini kepada Yesus( Yoh. 17: 21). Keinginan
dan kerinduan akan kesatuan ini berasal dari Yesus sendiri. Kesatuan di
dalam Yesus Kristus jauh lebih kokoh, lebih kuat dari segala bentuk kesatuan
yang ada di dunia ini. Melalui penebusan-Nya

di kayu salib, maka segala

perseteruan dilenyapkan, dan damai sejahtera dinyatakan, sehingga mereka


yang dulu jauh menjadi dekat. Oleh penebusan-Nya, kita diangkat menjadi
anak-anak-Nya, dan dipersatukan dalam satu kasih, satu iman, dan satu
pengharapan.

Kita menjadi

satu keluarga yakni keluarga Allah, yang

dibangun di atas dasar iman kepada Yesus


Kristus
.
Pada

dasarnya manusia itu berbeda.

Perbedaan merupakan

desain Allah sejak manusia diciptakan (Kej. 1:27). Perbedaan itu indah,
nikmat, dan membahagiakan. Perbedaan juga merupakan kekayaan, potensi,
kekuatan, untuk membangun sebuah persekutuan yang rukun, damai, dan
harmonis.

Perbedaan

bukan untuk memisahkan kita, namun justru

memaksa kita untuk bersatu. Paulus menggambarkan keragaman dalam


jemaat itu ibarat tubuh yang banyak anggota (1 Kor.
12: 12-31), namun saling keterhubungan, saling melengkapi, saling
membutuhkan, saling merasakan,

saling memperhatikan, saling

menghormati, dan tidak ada anggota yang dianggap lebih utama dari anggota
yang lain. Setiap orang yang sudah menjadi anggota tubuh Kristus
statusnya sama dihadapan Tuhan. Paulus berkata: Dalam hal ini tidak ada
orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak
ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam
Kristus Yesus (Gal. 3:28; bnd. BE. 369:1).
Meskipun

kita

senantiasa

mendambakan

kesatuan

dalam

persekutuan, namun dalam realita kadang ada terjadi keretakan, perpecahan.


Apa penyebabnya? Penyebab yang paling mendasar adalah adanya rasa
superioritas, yakni perasaan yang selalu menganggap dirinya

lebih hebat dari orang lain. Tinggi hati


mewujudkan kesatuan.

adalah musuh utama dalam

Kesatuan menjadi sebuah realita bila masing-

masing anggota memiliki sifat rendah hati, yang seorang

mengganggap

yang lain lebih utama dari dirinya sendiri (Fil. 2:3). Untuk itu hendaklah
kita meninggalkan dan melenyapkan segala tembok pemisah yang hanya
merusak persekutuan.

Marilah kita membangun persekutuan kita di atas

dasar iman kepada Yesus Kristus. Paulus berkata: Karena tidak seorang pun
yang dapat

meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan,

yaitu Yesus Kristus (1 Kor. 3:11).

Kesatuan yang sejati hanya ada di

dalam Yesus Kristus. Amin.


Point 7. Saling Melayani dan bekerjasama
Arti kata pelayan yang pertama berasal dari bahasa Yunani :
doulos yang tugasnya melayani tuannya yang sudah membeli dia dari
pasar budak karena itu dia sudah tidak punya hak bahkan atas hidup
pribadinya sendiri. Sedangkan definisi pelayan yang kedua adalah diakonos,
di zaman dulu diakonos adalah pelayan yang mempunyai tugas utama di meja
makan artinya dia melayani orang yang lapar & tugasnya membuat kenyang
& membuat orang yang sedang lapar tadi senang.
Memahami arti malayani
Arti melayani sesungguhnya
Melayani itu bukan sekedar aktif dalam kegiatan gereja, atau mau
berkorban untuk melakukan tindakan-tindakan sosial. Melayani juga
menyangkut hati. Kalau kita aktif di gereja supaya semua keinginan dan ide
kita dipenuhi; itu bukan pelayan, melainkan juragan. Kalau kita mau
mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan materi untuk membantu orangorang miskin supaya kita populer dan mendapat pujian; itu buka
1631
6316

pelayan, tetapi politikus. Pendek kata, melayani bukan sekedar soal aksi,
tetapi juga motivasi. Lalu, semangat seorang pelayan seperti apa yang
sepatutnya dimiliki? Pertama, semangat tanpa pamrih. Entah dihargai atau
tidak, disenangi atau tidak, mendapat apa-apa atau tidak; yang penting kita
melakukan tugas itu dengan baik.
MELAYANI TUHAN ADALAH PANGGILAN BAGI SEMUA ORANG
PERCAYA
Semua orang percaya adalah hamba Tuhan, artinya setiap kita
dipanggilan untuk melayani Tuhan. Kolose 3:24 Kamu tahu, bahwa dari
Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.
Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Kita sebagai hamba Kristus, harus
belajar untuk melayani Dia dengan benar. Dalam kitab Perjanjian Lama,
kepada setiap umatNya, Tuhan memerintahkan bahwa setiap kali datang
menghadap Tuhan tidak boleh dengan tangan hampa. Mereka diperintahkan
untuk membawa korban persembahan mereka. Keluaran 23:15 berkata; Hari
raya Roti Tidak Beragi haruslah kau pelihara; tujuh hari lamanya engkau
harus makan roti yang tidak beragi, seperti yang telah Kuperintahkan
kepadamu, pada waktu yang ditetapkan dalam bulan Abib, sebab dalam
bulan itulah engkau keluar dari Mesir, tetapi janganlah orang menghadap
ke hadirat-Ku dengan tangan hampa. Ulangan_16:16; Tiga kali setahun
setiap orang laki-laki di antaramu harus
menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya,
yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan
pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN
dengan tangan hampa

ADA 3 KEBENARAN YANG MEMBUAT KITA BERSEMANGAT


MELAYANI

TUHAN

KEBENARAN

PERTAMA

MELAYANI

ADALAH SEBUAH BENTUK UNGKAPAN KASIH KEPADA TUHAN


Minggu lalu kita sudah belajar, bahwa setiap kali kita dating beribadah
kepada Tuhan pada hari minggu, artinya kita datang untuk melayani Tuhan.
Jangan datang kehadirat Tuhan dengan tangan yang hampa. Bawalah seluruh
persembahan kita ke hadiratNya. Pelayanan yang kita berikan kepada Tuhan
dapat berbentuk :
1. Nyanyian Pujian dan Penyembahan.
2. Doa-doa
3. Ucapan syukur
4. Persembahan -persembahan.
Oleh karena ibadah itu mengandung pengertian melayani, maka kita
harus mendedikasikan hidup kita dengan baik dan benar. Pelayanan yang
menyenangkan hati Tuhan adalah pelayanan yang dilakukan sebagai
bentuk atau ungkapan kasih kita kepadaNya. Kita memberi kasih kepada
Tuhan karena Tuhan lebih dahulu mengasihi kita. 1 Yoh. 4:19 Kita
mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
KEBENARAN YANG KEDUA : MELAYANI ADALAH SEBUAH
BENTUK PENGABDIAN
1 Kor._7:22 Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan
dalam pelayanan-Nya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang
bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya. Kata HAMBA ditulis
dalam bahasa aslinya dengan kata DOULOS . Kata Doulos mempunyai arti
: 1. Hamba
2. Budak
Dari dua arti kata itu mengandung makna seorang budak sama
sekali tidak memiliki hak apapun juga, dan hidup hanya oleh anugerah-

Nya dan dituntut untuk memuliakan-Nya, Sang Tuhan di atas segala


Tuan. Ini berbicara tentang sebuah pengabdian dan pengabdian yang
berkualitas harus dijalani dengan sikap setia. Yesus banyak memberikan
ajaran tentang kesetiaan, seperti : UPAH KESETIAAN Luk_16:10
Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam
perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkaraperkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara
11:23

menulis;

Setelah

besar.

Kis.

Barnabas datang dan melihat kasih karunia

Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua


tetap setia kepada Tuhan, SETIA SAMPAI MATI, Wahyu 2:10 berkata;
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya
Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam
penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama
sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan
Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. Sekarang kita
dapat pengertian yang baru sebagai orang percaya, kita adalah hamba atau
budak dari Tuhan, dan kita diminta untuk setia kepadaNya, bahkan setia
sampai mati.
KEBENARAN YANG KETIGA : ADA UPAH YANG BESAR DARI
MELAYANI TUHAN
Kita adalah HambaNya, dan Tuhan adalah Tuan kita. Tuhan
menyediakan upah bagi hambaNya yang benar dan setia. Perumpamaan
tentang talenta dalam Injil Matius 25, Yesus memberikan penekanan dari
akhir ceritanya dengan perkataan Tuan yang memberi talenta sebagai berikut
:

Mat_25:21;

Maka

kata

tuannya

itu

kepadanya:

Baik sekali

perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia;

1661
6616

engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah
dalam kebahagiaan tuanmu. Mat_25:23; Maka kata tuannya itu
kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia,
engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku
akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Kalau

kita

melayani

Tuhan,

ingatlah

ini

bahwa

Tuhan

menyediakan upah kepada kita. TUHAN TIDAK PERNAH LALAI DALAM


HAL UPAH. Ibrani 11:6; Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang
berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia
harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada
orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Ibrani _10:35; Sebab itu
janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang
menantinya. Wahyu
22:12 Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku
untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
TETAP SETIA DAN

BERSEMANGAT

DALAM

MELAYANI

TUHAN. Roma 12:11; Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor,


biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. 1 Kor. 15:58;
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu,
bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Pengertian Kerjasama
Kerjasama adalah pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh individu
tapi dikerjakan secara bersamaan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan
agar pekerjaan tersebut menjadi lebih ringan. Wujud dari kerjasama
merupakan

kerja

kelompok

ataupun

kerja

bisa

yang mencakup skala luas

misalnya kerjasama antar organisasi atau kerjasama antar negara (kerjasama


internasional). Dengan menerapkan konsep kerjasama maka kita akan
mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan pekerjaan yang berat atau
membutuhkan kekuatan kelompok.
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari
komunitasnya dan setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri
sendiri melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa
bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan
lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan makhluk hidup
lainnya. Begitupun Anda, dalam aktivitas usahanya setiap orang selalu
membutuhkan kehadiran dan peran orang lain. Tidak seorang pengusaha atau
wirausaha yang sukses karena hasil kerja atau usahanya sendiri.
Kerja sama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh dua
orang lebih/ beberapa pihak untuk mencapai tujuan bersama. Manusia pada
hakikatnya memiliki keterbatasan dan ketergantungan dengan sesama
manusia lainnya. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bekerja sama. Oleh
karena itu, manusia disebut juga sebagai makhluk sosial. Tujuan Kerja
sama pun akan terjalin dengan adanya sikap saling menghargai. Adapun
tujuan dari adanya kerja sama di sekitar kita antara lain:

1. Memunculkan sikap toleransi.


Toleransi merupakan suatu istilah dalam konteks sosial, budaya
dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya
diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat
diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah
toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat
mengizinkan
kerjasama

keberadaan
akan

agama-agama

terciptanya

sikap

lainnya.
dan

Jadi dengan adanya

perbuatan

yang

tidak

mendiskriminasikan antar kelompok.


2. Adanya sikap menghargai satu sama lain.
Saling menghargai sesama umat manusia, menerima perbedaan antara
setiap manusia sebagai hal yg wajar, dan tidak melanggar hak asasi
manusia lain. Maka dengan itu dengan adanya saling menghargai akan
menghasilkan atau menimbulkan kerjasama yang baik.
Kendala Dalam Pelayanan
Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak
tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." (Lukas
9:62). Dipanggil untuk mengikut Kristus adalah juga dipanggil untuk
melayani Kristus. Menjadi orang Kristen adalah juga menjadi pelayan Tuhan
Yesus. Dua hal ini tidak dapat dipisahkan. Sehingga

arti

melayani

Tuhan bukan cuma melakukan tindakan pelayanan di gereja saja, tetapi


hidup kita ini harus digunakan untuk melayani Tuhan. Di gereja, tempat kerja,
rumah, atau sekolah, kita adalah pelayan Tuhan yang

harus

mentaati

kehendak-Nya dan memuliakan- Nya. Tetapi ini bukan berarti kita tidak
perlu melayani di gereja karena di rumahpun kita dapat melayani Tuhan. Kita
tetap perlu memperhatikan pelayanan di gereja yang menjadikan kita
bertumbuh dalam rohani dan

menjadi berkat bagi sesama saudara seiman. Ingat! Kita adalah satu saudara
di dalam Tuhan Yesus yang diperintahkan untuk saling melayani dan
mengasihi (Yoh. 13:13-15).
Tetapi ada beberapa kendala (hambatan) yang dapat ditemui dalam
melayani Tuhan, yang tentunya kendala ini seharusnya tidak membuat

kita

berhenti untuk melayani. Kendala-kendala tersebut adalah:


1. Menghadapi penolakan atau situasi yang tidak nyaman (ay.
58).
Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya di dunia ini mengalami
banyak penolakan dan situasi yang tidak nyaman. Demikian juga sebagai
pelayan-Nya kita harus siap menghadapi situasi ini. Penolakan tidak
hanya kita alami dari orang dunia, tetapi bisa juga dari saudara seiman sendiri
(sebagian besar terjadi karena kesalahpahaman) yang seringkali membuat kita
enggan dan berhenti untuk melayani.
2. Menjadikan Tuhan sebagai prioritas utama (ay. 60)
Mengikut Tuhan Yesus adalah menjadi pelayan Tuhan Yesus, yang
berarti Tuhan Yesus menjadi prioritas utama (segala-galanya) dalam
hidup kita. Ini yang dikatakan Paulus dalam Galatia 2:20, Namun aku
hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang
hidup di dalam aku. Melayani Tuhan menuntut pengorbanan diri termasuk
menyalibkan keinginan kita, kita melakukan apa yang menjadi keinginan
Tuhan. Tetapi seringkali pelayanan kepada Tuhan kita jadikan alat untuk
mewujudkan apa yang menjadi keinginan kita sendiri. Jangan sampai hal
negatif ini terjadi dalam kehidupan pelayanan kita!

1701
7017

3. Selamanya mengikut/melayani Tuhan dan tidak menoleh ke


belakang (ay. 62)
Maksudnya, sekali mengikut Tuhan berarti tidak ada

jalan

mundur kembali. Seringkali kita jatuh dalam membanding-bandingkan


kehidupan kita sebelum dan setelah menjadi orang Kristen. Dan, mulai
berpikir kalau kehidupan lama kita lebih baik dan enak dari pada hidup
sebagai orang Kristen. Padahal kehidupan di dalam Tuhan Yesus adalah
kehidupan yang sejati dan terindah dari semuanya.
Dengan mengetahui 3 kendala ini, marilah kita terus hidup mengiring
dan melayani Tuhan Yesus dengan selalu bersandar kepada kekuatan-Nya.
Jangan lupa juga untuk memelihara hubungan pribadi dengan Tuhan lewat
doa, membaca Alkitab, dan persekutuan/ibadah sehingga kita selalu dituntun
di jalan yang benar dan diingatkan ketika berada di jalan yang salah. Tuhan
memberkati. Amin.
4 (empat) Sikap yang dapat menyatakan tentang pelayanan yang
sepenuh hati dikemukakan oleh Dr. Patricia Patton, yang terdirin dari:
a. Passionate (Gairah)
Kita perlu memiliki gairah untuk menghasilkan semangat besar
terhadap pekerjaan, diri sendiri dan orang lain. Antusiasme dan perhatian
yang kita kita bawakan pada pelayanan sepenuh hati akan membedakan
bagaimana kita memandang diri sendiri dan pekerjaan. Dari tingkah laku
dan cara memberi pelayanan kepada para konsumen, konsumen akan
mengetahui apakah kita menghargai mereka atau tidak. Gairah berarti
menghadirkan kehidupan dan vitalitas dalam pekerjaan. Jika kita memiliki
gairah hidup yang tinggi, kita cenderung akan memberikan pelayanan dengan
senyum, vitalitas, dan antusiasme yang akan menular kepada orang-orang
yang kita layani, sehingga mereka akan merasa senang bekerja sama,
berbisnis dan berkomunikasi dengan

kita
b. Progressive (progresif)
Dalam memberikan pelayanan sepenuh hati, kita perlu senantiasa
berusaha menciptakan cara-cara baru yang lebih efektif, lebih efisien, dan
lebih menarik untuk meningkatkan kualitas pelayanan kita. Kita tidak akan
pernah puas dengan hasil yang kita dapatkan, untuk itu kita akan selalu
berusaha mencari cara-cara kreatif untuk mempersembahkan yang lebih baik.
Pekerjaan apapun yang kita tekuni, jika kita memiliki gairah dan pola pikir
yang progesif, kita akan mampu menjadikan pekerjaan kita lebih menarik.
Sikap progresif ini bisa kita kembangkan jika kita memiliki pikiran yang
terbuka,

wawasan

yang

luas,

kemauan

belajar tinggi, keberanian

menghadapi perusahaan, dan tidak membatasi diri pada cara-cara memberi


pelayanan yang monoton (terus-menerus sama, dari waktu ke waktu)
c. Proactive (Proaktif)
Nilai tambah pelayanan sepenuh hati adalah alasan yang mendasari
mengapa kita melakukan sesuatu bagi orang lain. Pelayanan ini diberikan
karena ada kepedulian dan itu akan membuat perubahan bagi konsumen kita.
Membiarkan konsumen kebingungan dan berjalan mondar-mandir mencari
bantuan bukanlah sikap yang produktif. Walaupun konsumen tersebut tidak
mendekati kita dan bertanya kepada kita (mungkin karena malu, atau tidak
tahu kepada siapa harus bertanya), kita bisa terlebih dahulu mendekati
mereka dan bertanya kepada mereka barangkali saja kita bisa membantu
mereka. Sikap proaktif ini juga dapat kita pupuk dengan senantiasa bekerja
lebih dari sekedar apa yang seharusnya kita lakukan dan secara aktif berupaya
menemukan cara-cara baru untuk menambah makna dan rasa cinta pada
pekerjaan dan bisnis yang kita tekuni

d. Positive (Positif)
Bersikap positif mendorong kita untuk tidak mudah patah semangat
atas masalah yang kita hadapi. Bersikap positif membimbing kita untuk
lebih fokus pada penyelesaian bukannya pada masalah. Berlaku positif
sangat menarik, karena sikap ini bisa mengubah suasana dan

menebar

kegairah an pada hampir semua interaksi dengan konsumen. Berlaku


positif berarti menyambut hangat para konsumen,dan melayani pertanyaan
dan permintaan mereka dengan sepenuh hati. Bersikap positif akan
memancarkan keyakinan kita kepada konsumen, bahwa kita mampu
memberikan jawaban bagi pertanyaan mereka, dan memberikan solusi atas
semua masalah yang mereka hadapi. Salah satu cara sederhana yang ampuh
yang bisa kita lakukan adalah memberi pelayanan dengan senyum,
karena senyuman adalah bahasa universal yang positif yang dipahami
semua orang
Pelayanan sepenuh hati merupakan bagian yang tidak bisa
terpisahkan dari kesuksesan seseorang, baik dalam bisnis ataupun dalam
kehidupan sehari-hari. Kita bisa mengajak seluruh jajaran yang terlibat dalam
bisnis kita untuk memberikan pelayanan sepenuh hati, yaitu dengan cara
mengajak seluruh karyawan (termasuk pimpinan) untuk mengubah cara
pandang terhadap diri sendiri, orang lain dan pekerjaan, dari cara pandang
negatif, menjadi cara pandang positif dan apresiatif. Selanjutnya, dengan cara
pandang yang baru ini, bersamasama kita bisa mengembangkan empat sikap
yang menunjang suksesnya memberi pelayanan sepenuh hati. Dengan
kombinasi yang harmonis antara cara pandang dan sikap ini, pelayanan
sepenuh hati bisa kita pupuk, (Sinar Harapan 2003).

Point 8. Saling Terbuka


Pengertian Keterbukaan:
Kata keterbukaan berasal dari kata terbuka. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata terbuka berarti: tidak sengaja dibuka; tidak tertutup;
tersingkap. Jadi keterbukaan berhubungan dengan hal terbuka. Bahwa
keterbukaan merupakan sesuatu yang tidak sengaja dibuka yang tidak tertutup
dan yang tersingkap. Dalam kita memahami arti keterbukaan ini bahwa perlu
adanya hal-hal yang tidak sengaja dibuka.
Ada hal-hal yang dengan kesadaran yang dari setiap pribadi
perlunya dibukakan/disingkapkan agar terjalin komunikasi yang baik
antar setiap pribadi. Keterbukaan merupakan faktor yang penting agar setiap
pribadi dapat memahami kepribadian dari setiap individu yang ada
khususnya dalam lingkup keluarga. Keterbukaan antar anggota keluarga
penting dilakukan agar dapat mengetahui setiap pola pikir dan pandangan
individu mengenai hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan sekitar.
Dalam kita memahami arti keterbukaan tersebut ada faktor- faktor
yang menghambat yaitu :
1. Salah satu masalah yang bisa merusak hubungan dengan sesama
adalah sikap suka menghakimi.
Hubungan bisa rusak karena tidak ada kesediaan untuk terbuka dan
membicarakan pendapat masing-masing. Kesimpulan yang terlalu cepat,
yang diikuti oleh sikap menghakimi, mengakibatkan kerusakan yang sulit
diperbaiki. Contoh : Dikirimnya Pinehas bin Eleazar dan perwakilan Israel
menunjukkan pentingnya urusan yang diselidiki. Pinehas adalah anak imam
Eleazar, cucu imam besar Harun. Pinehas adalah seorang yang tegas dan
tanggap menegakkan perintah Tuhan (lih. Bil.
25:6-13). Tugas Pinehas dan rombongan adalah memastikan tidak adanya

pelanggaran hukum Tuhan yang dilakukan oleh orang Ruben, orang Gad, dan
suku Manasye yang setengah itu. Dalam gentingnya suasana pada waktu itu,
Pinehas bersikap bijaksana dengan terlebih dahulu menanyakan maksud
orang Ruben, orang Gad, dan suku Manasye yang setengah membangun
mezbah besar itu. Pertanyaan itu diiringi penjelasan bahwa seluruh umat
Tuhan perlu menjaga kekudusan hidup. Jika ada noda, maka seluruh umat
Tuhan akan menanggung akibatnya. Pendekatan Pinehas direspons positif
oleh orang Ruben, orang Gad, dan suku Manasye yang setengah itu. Mereka
menjelaskan bahwa alasan pendirian mezbah adalah sebagai kesaksian
kepada umat Tuhan selebihnya bahwa mereka adalah bagian dari umat Tuhan
juga. Mereka khawatir bila suatu saat nanti mereka dianggap bukan bagian
dari umat perjanjian. Penjelasan ini diterima dengan baik oleh Pinehas dan
rombongan, sehingga perpecahan antar suku Israel bisa dihindarkan.
2. Kesalahpahaman mungkin saja terjadi, maka untuk menghindarinya,
kita perlu terbuka menyampaikan pemikiran kita. Di sisi lain, keterbukaan itu
perlu direspons positif. Jika memang ada kesalahpahaman, keterbukaan bisa
menjembatani. Jika ada kesalahan, keterbukaan bisa menghindarkan
kesalahan yang lebih besar.
Dalam memahami keterbukaan ada dampak/pengaruh

yang

ditimbulkan yaitu :
Dampak

positif

dari

keterbukaan

adalah

adanya

rasa

hormat pada orang lain. Menghormati tidak mungkin melakukannya dengan


tidak jujur kepada orang lain. Dengan kata lain untuk menghormati kita
harus jujur dan bersikap terbuka pada orang lain. Secara khusus saling
terbuka dan menghormati ini

sangat perlu untuk diterapkan

dalam

hubungan suami-istri. Konflik dalam keluarga,


1751
7517

khususnya antara suami dan istri sangat mungkin terjadi. Pada saat itulah kita
perlu

menempatkan

keterbukaan dan

rasa hormat tersebut yang

dilandaskan rasa saling merendahkan diri berdasarkan takut akan Kristus,


seperti yang ditulis dalam Efesus 5: 20-21.
Dampak positif yang lainnya dari keterbukaan adalah :
pengampunan. Bagi pihak yang salah, meminta maaf dari hati nurani yang
murni menunjukkan bahwa kita sudah menyadari bahwa hubungan kita
dengan pasangan harus selalu berlangsung secara terbuka. Meminta maaf
tidak bisa dengan mengatakan: Ya sudah, saya minta maaf dari pada kamu
ribut terus. Atau ada juga yang meminta maaf hanya kalau kesalahannya
ketahuan, kalau tidak ketahuan maka dia tidak perlu mengaku. Ini juga berarti
tidak terbuka dan tidak menaruh rasa hormat.
Bagi pihak yang dimintai maaf, pengampunan juga harus disertai
dengan hati nurani yang murni dan penuh keterbukaan. Bukan dengan
memaafkan karena tidak mau ribut atau tidak mau mengakui bahwa dia
juga pernah melakukan kesalahan yang sama.
Keterbukaan

yang

diterapkan

dalam

keluarga

akan

mendatangkan kesatuan suami-istri yang kokoh dalam keluarga (Yak


3:16). Untuk memperkokoh kesatuan suami-istri, masing-masing individu
harus menerapkan rasa hormat sebagai dasar hubungan dengan pasangan.
Banyak orang mengatakan bahwa laki-laki perlu dihormati, sedangkan
perempuan perlu disayangi. Itu benar tapi tidak lengkap. Perempuan juga
perlu dihormati! Hal ini tertulis dalam 1 Petrus 3:5. Dasar untuk menghormati
perempuan (istri) adalah karena perempuan adalah pewaris kasih. Karena itu
penghormatan terhadap istri harus dilakukan dengan menyadari bahwa suami
membutuhkan kasih. Bagi istri, rasa hormat pada suami dapat ditunjukkan
dengan tunduk pada suami dalam segala hal. Satu-satunya alasan istri tidak
tunduk pada suami adalah apabila si suami mengajaknya melakukan
perbuatan dosa. Firman Tuhan
1761
7617

mengibaratkan hubungan suami-istri itu seperti hubungan Kristus-Jemaat.


Jemaat harus tunduk sepenuhnya kepada Yesus sebagai Kepala Gereja. Tapi
Kristus juga rela berkorban di kayu salib untuk menyelamatkan jemaatnya.
Sekarang ini banyak suami yang mengaku menghormati istrinya,
tapi menempatkan rasa hormat tersebut pada tingkatan yang lebih
rendah dibandingkan atasan di kantor, kesibukan, bahkan hobby. Namun ada
pula sebaliknya para istri yang menjadi wanita karier tidak menghargai
suaminya hanya karena penghasilan si istri lebih besar dari suaminya. Mereka
tidak terbuka dan tidak menaruh rasa hormat pada pasangannya. Rasa hormat
itu harus dibina dan ditumbuhkan, tidak sekonyong-konyong timbul. Hal ini
bisa dimulai dari melakukannya pada kehidupan sehari-hari, dari hal-hal yang
kecil.
Alkitab

adalah

sumber

pengetahuan,

pandangan,

dan

kepercayaan. Karena itu kita harus mengandalkan Alkitab untuk mengetahui


keterbukaan dan rasa hormat seperti apa yang harus kita perbuat. Keterbukaan
yang didasarkan Alkitab akan memberikan kesempatan kepada Firman Tuhan
yang hidup untuk mengubah situasi dan

memperbaharui

kehidupan

keluarga. Kita yakin bahwa Tuhanlah yang mengubahkan pembentukan


sikap kita dalam kehidupan berkeluarga.
Ada contoh seorang suami yang sudah lebih dari 10 tahun
merawat istrinya yang lumpuh. Banyak orang, termasuk anak-anaknya sendiri
meminta

agar

dia

menikah

lagi

saja.

Bahkan

anaknya

bersedia

menggantikannya untuk mengasuh istrinya. Tapi apa katanya? Saya tidak


mungkin meninggalkan wanita yang telah menjadi isteri saya walaupun dia
sehat, apalagi kalau dia sakit!! Kalau suami tersebut mengandalkan omongan
orang, mungkin dia sudah menikah lagi, tapi karena dia mengandalkan
Alkitab yang merupakan Firman Tuhan yang

hidup maka kita tau dia tidak akan melakukan itu.


Untuk menumbuhkan rasa hormat dalam hubungan suami-istri, halhal berikut harus diperhatikan:
1.

Masing-masing

suami

dan

istri

harus

mengetahui

hak

dan

kewajibannya seperti yang dituliskan dalam Firman Tuhan (1 Petrus 3:


5,7).
2. Andalkan Alkitab dalam sebagai sumber segala pengetahuan.
Apabila suami atau istri terbuka dan hormat kepada keluarganya,
maka seluruh anggota keluarganya akan melakukan perannya untuk menjaga
hubungan yang harmonis. Apabila keluarga tersebut terbuka dan hormat
kepada Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan berkarya didalam hidup
keluarga tersebut.
Dampak negatif dari keterbukaan adalah adanya resiko
penolakan, bahkan kebencian. Tetapi keterbukaan kepada orang yang tepat
dan pada saat yang tepat, akan memulai sebuah pemulihan dalam keluarga.
Untuk itu dibutuhkan keberanian dan kita bisa memintanya dari Tuhan.
Dalam memahami keterbukaan dalam keluarga penerapan yang mesti
dilakukan adalah kejujuran.
Banyak orang berpikir bahwa ketika kita jujur, saat itu juga
persoalan selesai. Sesungguhnya keterbukaan barulah proses awal dari
penyelesaian persoalan rumah tangga. Karena itu kita harus serius dalam
proses awal ini sehingga akhirnya sampai pada penyelesaian masalah. Ketika
kita berusaha menyembunyikan kesalahan dan akhirnya terbuka, kita harus
tetap bertanggung jawab untuk konsekuensi terhadapnya. Kita tidak bisa
melarikan diri darinya. Hal apakah yang paling menghambat Anda untuk
jujur terhadap pasangan? Ceritakan pengalaman penyelesaian masalah
melalui langkah awal kejujuran!

Sebab itu kejujuran mengawali sebuah komunikasi yang baik.


Kejujuran adalah pintu bagi sebuah komunikasi yang sehat. Orang yang
mendapat keterbukaan biasanya akan sampai pada tahap kepercayaan.
Bukankah kita hanya mempercayai orang-orang yang jujur dan punya
integritas, kita tidak ingin dibohongi. Kerinduan ini juga merupakan
kerinduan

suami-istri

agar

mereka

mendapatkan

klarifikasi

setiap

informasi dengan benar. Dengan demikian komunikasi yang baik akan


tercipta.
Point 9. Saling Memberi dukungan positif
Setiap kita manusia tidak bisa hidup sendiri. Tuhan merancang
manusia untuk hidup bersosialisasi. Dalam kejadian 2:18 dikatakan bahwa
Tuhan Allah berfirman : Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri
saja.

Aku akan menjadikan penolong baginya,yang sepadan dengan

dia. Dalam hidup bersosialisasi /


bermasyarakat ada hal-hal yang perlu kita pahami bersama. Dalam hidup
bermasyarakat ada budaya-budaya yang penting kita pahami. Aktivitas
yang kita lakukan dalam hidup bermasyarakat dapat mempengaruhi dalam
kehidupan orang lain. Di dalam lingkup keluarga setiap aktivitas yang
dilakukan oleh anggota keluarga dapat turut serta mempengaruhi pola pikir
dan tingkah laku.
Di dalam memahami hakikat/dasar menjadi pendukung bagi
keberhasilan orang lain pentingnya kita mengetahui fungsi dan peran sebagai
anggota keluarga. Sebagai wanita yang diciptakan oleh Tuhan sebagai
penolong kita perlu memahami secara mendalam. Ada rencana yang indah
yang diberikan Tuhan kepada setiap manusia. Manusia diciptakan oleh Tuhan
pada hari keenam setelah semua ciptaan dijadikan. Manusia ditempatkan di
taman Eden untuk mengelola taman yang

diberikan Tuhan tersebut. Tuhan memberikan hikmat kepada manusia


untuk dapat mengusahakan tanah yang diberikan Tuhan kepadanya.
Perbedaan antara pujian dan dukungan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata dukungan berarti
sokongan, bantuan. Itu berarti dukungan bukan hanya lewat perkataan saja
tapi juga menyangkut berbagai bidang baik itu secara materi maupun non
materi.
Juga kata pujian mempunyai arti adalah pernyataan memuji. Jadi
perbedaan antara dukungan dan pujian adalah kalau dukungan menyangkut
bantuan atau sokongan baik itu dalam hal material maupun non material.
Sedangkan pujian merupakan pernyataan lewat perkataan yang lahir dari rasa
kekaguman dan penghargaan kepada sesuatu (yang dianggap baik, indah,
gagah berani dsb).
Ada faktor-faktor yang menjadi penyebab sulitnya memberi
dukungan kepada orang lain yaitu :
1.

Faktor keterbatasan fisik (menyangkut penampilan luar) mis : cacat


fisik (buta, lumpuh, dsb)

2. Faktor citra diri yang buruk (masalah psikologis seseorang) mis :


rendah diri, pesimis, minder dsb
3. Keterbatasan dalam hal materi (dana, uang) mis : golongan
menengah ke bawah
4. Keegoisan diri seseorang mis : mementingkan diri sendiri
5. Kurangnya komunikasi dan informasi mengenai diri seseorang mis :
sosialisasi yang kurang dengan lingkungan sekitar
Ada hal-hal yang menjadi sebab terbentuknya kebiasaan
mengkritik/mencela:
1.

Kurangnya penghargaan terhadap seseorang


1801
8018

2. Lunturnya kasih akan seorang terhadap yang lainnya


3. Tidak adanya penerimaan terhadap orang lain
4. Rasa egoisme yang tinggi / ingin menjadikan orang lain seperti yang
diharapkan
Ada cara berhenti menjadi pengkritik dan belajar menjadi pemberi
dukungan dalam keluarga yaitu :
1.

Belajar menerima orang lain apa adanya tanpa mencoba untuk


mengubah sesuai pandangan diri sendiri

2. Memiliki kasih tanpa syarat (memiliki kasih yang dari Tuhan)


Dalam kita memberi dukungan ada pentingnya kita memahami cara
yang benar dan bijaksana ialah dengan meminta hikmat dari Tuhan dengan
kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan lewat doa dan perenungan
Firman Tuhan setiap hari. Dalam Amsal 2:6 dikatakan bahwa:
Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulutNya
datang pengetahuan dan kepandaian. Dukungan yang kita berikan
dilandasi dengan motivasi yang benar dan kasih yang murni tanpa
mengharapkan imbalan.
Peran wanita dalam memberi dukungan kepada keluarga, gereja
dan masyarakat mempunyai andil yang sangat besar. Ada istilah yang
mengatakan bahwa di balik pria hebat ada wanita yang kuat. Wanita
diciptakan

Tuhan

sebagai

penolong

sebab

itu

wanita

mempunyai

tanggung jawab yang besar dalam terlaksananya rencana Tuhan yang dahsyat
bagi setiap pribadi yang ada di muka bumi

Pilar II
Menjadikan Keluarga yang memiliki prinsip Imamat
Pilar II Keluarga Imamat Rajani yang membawa pola Keluarga
dengan prinsip Imamat mencakup nilai-nilai tentang kehidupan keluarga yang
didasarkan pada prinsip Imamat.
Imamat yang khusus dibahas dalam pilar IV mengandung
beberapa prinsip tentang kehidupan seorang Imam dalam menjalankan
tugasnya di hadapan Allah. Hal-hal tersebut antara lain harus hidup
dalam kekudusan, benar, tak bercacat dalam segala hal, hidup dalam hadirat
Allah dan bagian-bagian lain yang merupakan prinsip hidup
imam.
Intisari Pilar II Keluarga Imamat Rajani menyatakan bahwa dalam
membangun keluarga Kristen, harus membawa nilai-nilai keimamatan dalam
Alkitab sebagai salah satu prinsipnya, karena kita semua adalah imam di
hadapan Allah (I Pet 2:9).
Seorang pribadi yang merupakan pilihan Tuhan, yang hidup
dalam kekudusan dan kebenaran akan memiliki kualitas keluarga yang
berbeda dengan keluarga-keluarga pada umumnya. Alkitab katakan bahwa
keturunan orang benar akan perkasa di bumi, demikianlah yang kita harapkan.
Ketika masing-masing anggota keluarga hidup dalam prinsip Imamat,
membangun keluarganya dalam kekudusan dan kebenaran maka akan lahir
generasi yang luar biasa di masa yang akan datang.
Point 1. Keluarga yang hidup dalam kekudusan
Pengertian Kekudusan
Salah satu definisi kekudusan adalah berada dalam keadaan
murni. Dalam bahasa Ibrani, kudus adalah "kadosh" artinya naik lebih

tinggi. Dalam bahasa Inggris, definisi kudus adalah "cut above" artinya di
atas rata-rata. Tuhan memanggil kita untuk naik ke standar-Nya Tuhan, untuk
hidup sebagaimana Dia hidup dan berpikir sebagaimana Dia berpikir. Inilah
panggilan Tuhan bagi gereja-Nya: "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus".
Kekudusan dalam istilah Ibrani disebut qadosi yang artinya
terpisah, dikhususkan, terpotong dari, dilepaskan seseorang atau benda, dan
dikhususkan bagi Tuhan supaya Tuhan dapat memakainya. Kadang- kadang
qadosi dan qodesi diartikan dengan suci, kalaupun perbedaan antara kudus
dan suci tidaklah gamblang, karena kudus mengacu kepada kualitas hakiki
Tuhan dan manusia sedangkan suci mengacu kepada setiap yang menjurus
kepada kekudusan.
Pengertian kudus yang berarti dipisahkan mencakup dua hal
yakni, dipisahkan dari hal-hal duniawi yang bertentangan dengan kehendak
Allah, dan dikhususkan menjadi milik sang pembebas yaitu Allah (Im.
20:29).1[3] Kudus (qados), sejak semula diarahkan untuk bidang keagamaan,
misalnya: sebidang tanah, sebuah bangunan, peralatan dalam tempat
ibadah, bahkan seekor kuda juga dapat dianggap kudus sejauh itu semua
dikhususkan untuk maksud keagamaan dan peribadatan.
Namun perasaan mengenai kuasa mengagumkan yang terdapat
dalam benda-benda kudus ini tidak boleh disamakan dengan nilai-nilai moral
dan etis. Kudus atau kekudusan merupakan suatu sifat orang atau sesuatu
yang sepenuhnya sesuai dengan tujuan atau maksud keberadaannya yang
bulat dan utuh. Sebenarnya hanya Allah yang kudus, Ia adalah misteri
yang menggetarkan dan menakjubkan. Ia sama

sekali berbeda dengan manusia karena maha kudus (Yes 6:3,5) sekaligus
merupakan sumber kesempurnaan rohani dan moral.
Dalam perjanjian Lama yang termasuk ke dalam hukum kesucian
(Imamat 17-26) sehingga ini menjadi pegangan sekaligus menjadi ajakan bagi
orang-orang Israel untuk menjadi Kudus, karena Allah mereka adalah
Allah yang kudus (Im 19:2, 20:26). Selain benda, tempat upacara, kitab suci,
hukum dan perjanjian juga dapat disebut kudus sejauh dikuduskan dan
disucikan bagi Allah.
Ada beberapa istilah Kekudusan Dalam Perjanjian Lama,
yakni:
a). Kudus atau kekudusan dalam bentuk kata sifat yaitu
atau (qodes)
Artinya

suatu

peralihan

kepada

fakta-fakta

keagungan

atau

kekudusan. Kudus mengandung arti tentang lingkaran suci/keramat, terang


dan terpisah dari hal yang kotor. Qodes merupakan suatu kualitas yang
digunakan untuk Tuhan atau memuji Tuhan, contoh: hari yang kudus
yaitu sabat (Yes. 53:13), kata ini terdapat 469 kali dalam PL. Qados
menyangkut tentang pribadi yang kudus, pikiran, tempat, atau waktu yang
diabdikan untuk Tuhan dan terdapat sebanyak 127 kali dalam PL.2[10]
Qados ini juga mengacu kepada pribadi Tuhan (Kel. 15:11) baik roh-Nya,
nama-Nya, perbuatan-Nya (Yes. 52:10), jalan-Nya (Mzm. 77:1), juga
mengacu kepada manusia, imam (Im. 21:6), objek persembahan (Kel.
29:33) dan persembahan (Kel. 28:38).
Seperti, Gelar hanya Israel yang kudus, ini menggambarkan
supremasi Allah yang melebihi kesetiaan dan juga kesempurnaan moral (Yes.
30:12). Hanya Israel yang kudus ini merupakan kepercayaan masyarakat
terhadap perjuangan Israel ketika Allah memberikan

1841
8418

peradilan dalam peperangan umatNya karena hanya Allah yang kudus. Orang
yang penuh dosa, kesalahan, memandang rendah terhadap Israel yang kudus
(Yes. 1:4, 30:5), oleh karena itu Dia menegur ciptaanNya Israel yang kudus
itu dan menebus Israel keluar dari tanah perbudakan.3[12]
b). Kudus atau kekudusan dalam bentuk kata kerja yaitu
(menguduskan)
Dalam hal ini Allah yang menjadi subjeknya dan terdapat
sebanyak 12 kali dalam PL dimana Allah menunjukkan kekudusan diri- Nya
di dalam Israel dan dalam dunia orang kafir (diluar Israel). Allah
menunjukkan kekudusan-Nya sebagai hakim (Im. 10:3; Bil. 20:13) dan
memperlihatkan janji-Nya (Yes.5:6), serta memindahkan status umat dengan
membersihkan mereka dari hal-hal yang kotor. Allah membuat mereka
berkembang ke seluruh dunia, dan Dia akan menunjukkan diri- Nya kepada
mereka, kepada semua suku bangsa bahwa hanya Dia yang kudus, sehingga
bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Dia adalah
Allah.
Kata kerja kudus ini merupakan pengabdian, bukan dengan implikasi
ibadah sementara, tapi memindahkan kepada posisi kesalehan, yang mana
pengabdian seseorang bukan untuk yang bersifat exklusive. Fokus dari proses
pengabdian ini merupakan perbuatan untuk menghormati kekudusan Allah
(Bil 20:12) yang dipisahkan untuk maksut keTuhanan.
Pengertian Kudus (Kekudusan) dalam Perjanjian Baru
Dalam pengertian yang sama dengan Perjanjian Lama dalam bahasa
Yunani (hagios) diartikan dengan memisahkan dan menjadikan milik Allah.
Istilah ini juga menyatakan bahwa Allah adalah satu-satunya

yang kudus (Hos. 11:9, Yoh. 17:11). Namanya harus dikuduskan dalam arti
Allah itu harus diakui sebagai Allah semua manusia (Yes. 6:3; Mat. 6:9).
Selain itu istilah hagios ini adalah juga menunjukkan sikap kesetiaan manusia
terhadap Allah atau keserasian dunia ciptaan dengan hukum ilahi.
Ada beberapa Istilah kudus dalam Perjanjian Baru, yakni:
a. /agios yang artinya kudus, yang ditahbiskan (kemah suci), bait suci,
ruang suci atau ruang maha suci. mempunyai konsep yang sama
dengan qados, dan merupakan konsep kultus. Hal ini diindikasikan dengan
kesucian / kesetiaan dan kekuatan untuk pendekatan kepada Ilahi. Hagios
tidak digunakan untuk

relasi manusia dalam hubungan kultus, tapi

sejumlah besar peristiwa hagios digunakan pada pribadi dan sangat penting
dalam hubungan dengan Tuhan (Yoh. 17:11, 1 Pet. 1:15). Hagios
mempunyai dasar pemikiran yang sama mengenai keterpisahan dan
kesucian terhadap Allah. Kata maha kudus dalam Kis. 2:27 dan kata kudus
dalam Why. 15:4 adalah terjemahan dari kata Yunani hagios (di tempat lain
diterjemahkan suci/ saleh), yaitu hubungan yang benar dengan Allah,
mungkin juga dalam pengertian kekasih.
b. /agioso yang artinya menguduskan, mengasingkan, septuaginta
menerjemahkan dengan upacara pendamaian / penebusan (Kel. 29:33, 36).
Pengudusan dapat dicapai dengan praktek kultus (Kel.
19:20, Ul. 5:12), dengan satu subjek dan objek Ilahi. Hal ini juga dapat
dianggap menyangkut penyataan (Kej. 2:3, Kel 19:23). Subjeknya adalah
pribadi, apakah Allah, hakim, bangsa atau umat, tapi Allah jarang
sebagai objek. Objek tersebut kebanyakan Imam, bangsa, tempat kudus serta
bejana yang kudus. Melalui pengudusan mereka dipisahkan dari sifat duniawi
dan najis.

186

c. /agiasnos yang artinya pengudusan (menguduskan). Menguduskan


disini lebih baik dari peristiwa pengudusan, karena tindakan menguduskan
hanya dapat dilakukan oleh seorang ng kudus. Tindakan menguduskan diri itu
selalu dikerjakan atas dasar status pengudusan yang dicapai dalam
pendamaian (band Why. 22:11).
d. /agiosyni yaitu suatu keadaan kudus, sifat pengudusan /
kekudusan yang lebih dari pada tindakan menguduskan dan merupakan suatu
kualitas yang lebih dari pada suatu status. Dalam Perjanjian Baru hanya
Paulus yang memakai kata tersebut (Im. 1:4, 14, 2 Kor. 7:11, 1 Tes.
3:13)
.
e. /agiotis artinya sifat yang kudus, pengudusan, hanya terdapat dalam
Ibr. 12:10.
f. /agioi artinya sifat yang kudus. Kata ini juga dipakai sebagai petunjuk
rasuli bagi orang-orang kudus. Arti utamanya adalah hubungan dengan
pribadi, menggambarkan sifat, terutama sifat seperti Kristus. Dimana-mana
dalam PB ditekankan arti kekudusan secara etis, bertentangan dengan halhal yang kotor. Kekudusan juga merupakan panggilan tertinggi bagi orang
Kristen dan tujuan dari pada hidupnya.
Sifat Allah yang paling khas dalam PL adalah kekudusan-Nya.
Walaupun bangsa-bangsa, benda-benda, dan tempat-tempat disebut kudus,
tetapi ini hanyalah dalam arti dikhususkan bagi Allah; sebenarnya
hanya Allahlah yang kudus. Kekudusan itu berarti bahwa Dia betul-betul
murni dalam sikap dan pikiran. Ketika makna kudus ini dikaitkan dengan
pemisahan, maka bila konsep ini dipakai tentang Allah sendiri, ada
dua hal dampaknya: Pertama, Allah terlepas dari
1871
8718

oknum-oknum lain; hanyalah Dialah Allah. Dalam pengertian ini, kekudusan


Allah

mirip

dengan

kemuliaan-Nya.

Hal

ini

diungkapkan dalam

penglihatan Yesaya: Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh


bumi penuh kemuliaan-Nya (Yes. 6:3). Kedua, yang dimaksud dengan
kekudusan Allah dalam pengertian etis adalah pemisahan diri- Nya dari
segala sesuatu yang menentang dan melawan Dia. Inilah dasar semua
perbedaan moral. Yang baik adalah yang dikehendaki Allah; yang jahat
adalah yang menentang dan melawan kehendak-Nya. Allah yang kudus
senang kepada kabaikan dan kebenaran serta membenci yang segala yang
jahat. Benda-benda dan tempat dikatakan kudus bukan karena

tempat

tersebut menakutkan tetapi karena Allah sendiri hadir dalam tempat


terebut dan kehadiran Allah berhubungan dengan tempat tersebut.
Allah memberikan pernikahan sebagai bagian di dalam kehidupan
manusia di dalam melaksanakan perintah Allah ini. Pernikahan adalah
merupakan hubungan yang kudus. Hukum Allah ini melindungi hak-hak
suami dan isteri dalam kehidupan pernikahan. Allah menghendaki lakilaki

dan

perempuan

hidup

bersama,

dengan

cara

yang

akan

memuliakan-Nya dan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Allah bermaksud


agar manusia di dalam hubungannya baik sebagai suami atau isteri memiliki
hubungan istimewa satu sama lain, lebih daripada semua hubungan yang
mereka miliki dengan orang lain. Dia bermaksud agar suami dan isteri
menjadi sahabat bagi masing-masing pihak. Allah menghendaki suami dan
isteri menghabiskan seluruh hidup
Apa artinya hidup kudus? Dalam bahasa Ibrani, menurut Pdt.
Joshua Ong You Liang, Ph.D (70), kata kudus berarti memisahkan diri dari
yang kotor/jelek dalam diri untuk hidup bagi Tuhan. Tentang hal ini Allah
memberi teladan. Secara khusus Allah telah memisahkan diri-Nya untuk
orang yang percaya kepada-Nya. Karena itu setiap orang yang ingin

bertemu Allah kiranya hidup dalam kekudusan terlebih dahulu. Tanpa


kekudusan

sulit

bertemu dengan-Nya.

Inilah yang

terlihat dari

pengalaman Musa pada peristiwa semak belukar yang menyala-nyala


(Kel. 3).
Kekudusan adalah ciri khas Tuhan
Kekudusan adalah salah satu dari sifat utama Tuhan yang menjadi ciri
khas-Nya.

Kekudusan adalah

kasih Allah

yang

sempurna, sehingga

kekudusan dan kasih adalah sesuatu yang tidak terpisahkan, sebab Tuhan
adalah Kudus (Im 19:2, Lk 1: 49, 1Pet 1:15) dan Kasih (1Yoh 4: 10,16).
Kekudusan adalah kehendak Allah bagi semua orang
Kekudusan adalah kehendak Allah untuk kita semua (1Tes 4:3, Ef 1:4;
1Pet 1:16) walaupun kita mempunyai jalan dan status kehidupan yang
berbeda-beda. Kita semua, dipanggil untuk hidup kudus dengan menerapkan
kasih kepada Tuhan dan sesama (Mat 22:37-39; Mrk 12:3031), sehingga kita mencapai kepenuhan hidup Kristiani.
Kekudusan adalah persekutuan dengan Tuhan dan sesama dalam
kasih
Persatuan atau persekutuan dengan Tuhan adalah inti dari kekudusan,[3]
sebab Tuhan Allah Tritunggal sendiri adalah contoh dari persekutuan kasih
antara Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Ia yang telah memanggil
semua manusia kepada kekudusan, telah juga menanamkan kemampuan
pada kita untuk mengasihi dan hidup di dalam persekutuan. Maka kekudusan
adalah persekutuan dengan Allah dan sesama dalam
dengan

mengasihi

inilah

kita

dapat

kasih,

dan

menjadikan hidup kita berarti dan bahagia, sebab sejak semula memang
untuk Allah menciptakan kita agar kita beroleh kebahagiaan.
Jadi, manusia yang diciptakan menurut gambaran Allah, baik itu para
religius maupun kaum awam, yang menikah ataupun lajang, tua ataupun
muda,

semua

dipanggil

kepada

kesempurnaan

kasih

yang disebut

kekudusan ini. Kekudusan ini diperoleh melalui pemenuhan hukum yang


terutama, yaitu mengasihi Tuhan dan sesama (lih. Mrk 12:3031). yang dicapai dengan mengikuti jejak Tuhan sesuai dengan karunia yang
diberikan kepada tiap-tiap orang untuk memberi kemuliaan bagi Tuhan dan
pelayanan

kepada

sesama.

Mengapa?

Sebab

jika

kita mengasihi

Tuhan, kita didorong untuk mengasihi sesama, karena kita melihat Kristus di
dalam sesama kita terutama yang lemah dan membutuhkan pertolongan (lih.
Mat 25:40). Kasih kepada Tuhan dan sesama inilah yang menunjukkan
bahwa kita adalah pengikut Kristus. Persekutuan yang erat dengan Tuhan
juga mendorong kita menjadikan kehendak Tuhan sebagai kehendak kita
sendiri, pikiran Tuhan sebagai pikiran kita sendiri. Dan karena Tuhan
menghendaki segala sesuatu utuh dan sempurna, maka persekutuan denganNya juga membawa kita kepada persekutuan dengan sesama dan keutuhan
diri sendiri.
Kekudusan itu dimulai dari hal- hal kecil dan sederhana
Dalam hal ini janganlah kita berpikir bahwa kekudusan adalah sesuatu
yang terlalu tinggi yang tidak dapat diraih. Sebab, menurut Santa Teresia
Kanak-kanak Yesus, kekudusan berawal dari hal-hal kecil dan sederhana
yang dilakukan dengan motif kasih yang besar kepada Tuhan, karena
perbuatan kasih adalah jalan utama yang memimpin

kita kepada

Tuhan. Contohnya, kita dapat bangun tidur lebih awal 10 menit


1901
9019

untuk berdoa, kita dapat menyapa anggota keluarga, tetangga atau Pak
Satpam dengan tersenyum, atau membantu membuang sampah pada
tempatnya di rumah atau di tempat kerja. Singkatnya, dalam keseharian kita,
kita menyadari akan kehadiran Tuhan, sehingga kita berusaha untuk
menyenangkan hati-Nya dengan setiap perkataan dan perbuatan kita. Dimulai
dari hal-hal kecil inilah, kemudian kita dibentuk oleh Kristus untuk menjadi
semakin serupa dengan-Nya, yaitu mengikuti kerendahan hati- Nya dengan
memikul salib kita sehari-hari, supaya kita dapat turut serta dalam kemuliaanNya (1 Pet 4: 13).
Kekudusan itu adalah rahmat yang kita peroleh dari Kristus
Walaupun kita dapat berusaha untuk mengejar kekudusan, namun tidak
berarti bahwa kekudusan itu dapat diperoleh dari kekuatan kita sendiri. Sebab
kekudusan itu sesungguhnya adalah rahmat Tuhan. Tuhan telah memberikan
teladan kesempurnaan kasih dengan memberikan diri- Nya sendiri melalui
Yesus Kristus, kepada kita (1 Yoh 4:10). Di dalam Kristus, Tuhan
memberitahukan kepada kita kesempurnaan kasih-Nya, yaitu kekudusan.
Maka kita tidak dapat mengandalkan kemampuan kita sendiri untuk
mencapai kekudusan; sebab kita baru bisa menjadi kudus, jika kita menerima
rahmat

Allah

dan

bekerjasama

denganNya.

Kristus, Sumber segala

kekudusan, memanggil kita untuk mengambil bagian di dalam misteri


KeselamatanNya, yaitu salib dan kebangkitanNya (1Pet 4:13).
Ada 3 alasan penting mengapa kita harus hidup dalam kekudusan.
1.

Hidup dalam kekudusan menyenangkan Tuhan (ayat 1-2)

2. Hidup dalam kekudusan adalah kehendak Tuhan (ayat 3-6)


3. Hidup dalam kekudusan adalah panggilan Tuhan (ayat 7-8)

Matius 5:16, "Demikianlah hendaknya Terang-MU bercahaya di depan


orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan
Bapamu yang di sorga."
Dampak Kekudusan.
Dampak kekudusan dalam diri seseorang:
1.

Memiliki otoritas untuk menjadi penakluk bumi

2.

Hidup dalam berkat Allah

3.

Dapat melihat kemuliaan Allah dalam hidupnya

Dampak kekudusan dalam pernikahan


Pernikahan didirikan di atas tiga tonggak: percaya, respek, dan
kasih. Ketiganya terpisah sekaligus terkait sehingga kehilangan salah satu di
antaranya akan menimbulkan goncangan pada relasi. Kekudusan bertalian
erat dengan percaya, respek, dan cinta. Kehilangan kekudusan pada masa
pranikah akan berdampak pada pernikahan, sebaliknya kekudusan sebelum
pernikahan

akan

memperkokoh

kerangka pernikahan. Berikut akan

dipaparkan hubungan di antara ketiga unsur


ini.
Seks dan Cinta Kita tahu bahwa Tuhan melarang hubungan seksual
di luar pernikahan (Keluaran 20:14). Alkitab memanggilnya, perzinahan.
Namun kita pun tidak mudah untuk menguasai gejolak seksual, terutama pada
masa berpacaran. Selain dari gejolak yang bersumber

dari

tubuh

itu

sendiri, sesungguhnya dorongan seksual berkaitan erat dengan cinta.


Cinta selalu mencari penyempurnaannya dalam keintiman dan
kita tahu bahwa keintiman tertinggi adalah penyatuan. Seks adalah ekspresi
cinta dan juga simbol penyatuan dua individu. Itu sebabnya dalam
kondisi mencintai, kita akan menjumpai dorongan kuat untuk

menyatu. Sungguhpun demikian ada sesuatu yang terjadi tatkala seks


dilakukan di luar nikah. Di dalam pernikahan dampak seks ialah menyatukan,
tetapi di luar nikah dampak seks adalah menguasai. Di sini kita melihat
adanya penyimpangan. Sekilas keduanya (menyatu dan menguasai) tampak
sama namun pada hakikinya tidaklah demikian. Menyatu didasari atas cinta
sedangkan menguasai didasari atas takut kehilangan. Takut kehilangan yang
dibawa masuk ke dalam pernikahan akan berdampak negatif
Seks dan Saling percaya adalah tonggak pernikahan yang mutlak
harus ada; tanpa percaya, tidak akan ada pernikahan sejati. Seks di
dalam pernikahan seyogianya makin mengokohkan saling percaya sebab seks
merupakan keterbukaan dan kerentanan pada puncaknya. Satu hal yang
menarik terjadi ketika seks dilakukan di luar nikah. Ternyata di luar nikah
seks bukan memperkuat rasa percaya tetapi justru mengeroposkannya.
Sewaktu sesuatu yang tidak seharusnya diberikan, diberikan kepada
seseorang, dampaknya pada diri kita adalah kita kehilangan kepercayaan
kepadanya. Seolah-olah dengan dia mengambil sesuatu

yang

tidak

seharusnya diambil (meski dengan persetujuan kita), dia telah melakukan


kesalahan dan mengkhianati kepercayaan kita kepadanya.
Sebaliknya bila kita dapat menjaga kekudusan pada masa
berpacaran, maka rasa percaya akan menguat. Sesuatu yang tidak seharusnya
diambil, tidak diambil; sebagai akibatnya rasa percaya kita pun makin
bertumbuh. Seks dan Respek pada diri maupun pasangan cenderung menurun
drastik setelah melakukan hubungan seks sebelum pernikahan. Kendati kita
mungkin berpandangan bahwa seks adalah kontak fisik semata, pada
kenyataannya tatkala seks dilakukan-apalagi dengan mudah-respek terhadap
pasangan merosot. Pada akhirnya kita harus mengakui bahwa seks berkaitan
erat dengan penghargaan diri.

Namun masalahnya lebih jauh dari itu. Bukan saja seks sebelum
nikah mengerosi respek terhadap pasangan, seks sebelum nikah juga
mengurangi respek terhadap diri sendiri. Sekonyong-konyong kita melihat diri
kurang bernilai, bahkan murah. Reaksi ini, tidak bisa tidak, mempengaruhi
relasi kita. Kesimpulan Tuhan melarang perzinahan untuk kebaikan kita. Ia
menghendaki kita untuk saling mengasihi, percaya, dan menghormati satu
sama lain. Inilah desain Tuhan untuk kita. Itu sebabnya Ia berfirman,
"Kuduslah kamu sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus." (Imamat 19:2)
Dampak kekudusan pada anak:
Kita semua mafhum bahwa kekudusan adalah karakteristik yang
penting.

Kita pun menghendaki agar anak kita memiliki karakteristik

tersebut. Pertanyaannya adalah, darimanakah anak belajar untuk hidup kudus


dan tulus? Nah, jika anak belajar berjalan dan makan dari orang tua, tentulah
anak belajar hidup kudus dari orang tua pula. Singkat kata, anak belajar
kekudusan dari kekudusan kita, orang tuanya.

Berikut akan dipaparkan

dampak kehidupan yang kudus pada anak.


Setidaknya ada tiga dampak kekudusan orang tua pada anak.
Pertama,

SEWAKTU

KITA

HIDUP

KUDUS,

ANAK

DIINGATKAN BAHWA DI TENGAH DUNIA YANG KOTOR, MASIH


ADA ORANG YANG HIDUP KUDUS. Oleh karena kita dilahirkan dalam
dosa, maka dorongan alamiah pada diri kita adalah untuk berdosa. Dan,
oleh karena kita hidup di dalam dunia yang telah tercemar oleh dosa, maka
arah hidup kebanyakan orang di dunia adalah menuju dosa pula.
Itu sebabnya makin anak bertumbuh dewasa, makin ia harus
bersentuhan dengan dosa. Makin ia bertumbuh dewasa, makin sering ia
berhadapan dengan pilihan menaati Tuhan atau berdosa. Nah, di titik

genting ini, penting bagi anak untuk diingatkan bahwa di dunia masih ada
orang yang hidup kudus yaitu kita, orangtuanya.

Jika anak tidak dapat

melihat kita sebagai orang yang hidup kudus, maka makin melemah
pulalah dorongan dan tekadnya untuk hidup kudus.
Kedua,
PUN

SEWAKTU

KITA

HIDUP

KUDUS,

ANAK

BERKESEMPATAN UNTUK BELAJAR BAGAIMANA HIDUP KUDUS.


Makin anak dewasa dan bertemu dengan beragam manusia, makin besar
godaan untuk

menyamaratakan semua orang sebagai orang berdosa.

Masalahnya adalah, manakala kita menyimpulkan bahwa tidak ada seorang


pun yang sempurna, maka makin besarlah godaan untuk mengatakan bahwa
tidak mungkin kita dapat hidup kudus.
Anak perlu tahu bahwa bukan saja masih ada orang yang hidup
kudus, tetapi juga bahwa ia pun dapat hidup kudus. Nah, untuk itu ia perlu
belajar bagaimana hidup kudus dari kita. Sudah tentu pelajaran pertama
hidup kudus adalah melihat contoh konkret hidup kudus. Sewaktu anak
melihat kesetiaan kita kepada Kristus dan keluarga, ia melihat hidup
kudus. Sewaktu ia melihat kesungguhan kita melayani Tuhan, ia melihat
kekudusan. Sewaktu ia melihat kejujuran kita, ia pun melihat kekudusan.
Selain dari melihat, anak pun perlu mendengar bagaimanakah
kita menghadapi pencobaan. Kita semua adalah manusia yang terbuat dari
darah dan daging yang telah tercemar oleh dosa, itu sebabnya kita dapat
dicobai dan mungkin sekali, kita pun pernah jatuh ke dalam dosa. Nah, sesuai
dengan usia dan kondisi kehidupan anak, bagikanlah pengalaman hidup
bergumul dengan dosa. Ceritakanlah kekalahan dan kemenangan kita agar
anak mengerti dengan realistik bagaimanakah ia pun dapat mengatasi
pencobaan.
Tatkala anak mendengar pengalaman kita bergumul dan menghadapi
pencobaan dosa, bukan saja ia akan dikuatkan untuk
1951
9519

bertahan, ia pun mungkin akan dapat menemukan jalan keluar yang


dibutuhkannya. Ia pun diingatkan bahwa ia pun manusia sama seperti kita
dan bahwa kenyataan ia tergoda, tidak berarti bahwa ia terlebih buruk dari
kebanyakan orang.

Sebab ternyata, pergumulannya tidak jauh berbeda

dengan kita semua.


Ketiga, SEWAKTU KITA HIDUP KUDUS, ANAK
MELIHAT
INDAHNYA DAN SUKACITANYA HIDUP DALAM KEKUDUSAN.
Kadang orang beranggapan bahwa hidup kudus adalah hidup yang
menyedihkan. Anggapan ini amatlah keliru ! Hidup kudus adalah hidup yang
membahagiakan karena hanya di dalam kekudusan terdapat sejahtera.
Hidup dalam kekudusan membuat kita jauh dari kecemasan. Kita
tidak perlu menyembunyikan diri dan kita bisa hidup dengan merdeka. Hidup
dalam kekudusan membuat kita sejahtera sebab tidak ada konsekuensi dosa
yang tengah menanti. Hidup dalam kekudusan membawa kebahagiaan bagi
Tuhan dan ini membuat hati bersukacita. Sewaktu anak melihat manfaat
hidup kudus, ia pun lebih terdorong untuk mengikuti jejak kita hidup kudus.
Firman Tuhan
Mazmur 84:12 berkata, Sebab Tuhan adalah matahari dan
perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari
orang yang hidup tidak bercela. Inilah janji Tuhan kepada
hidup kudushidup tidak bercela.

kita

yang

Ia akan melimpahkan kita dengan

kebaikan, kasih dan kemuliaan.


Kenajisan (Percabulan)
Lawan dari kesucian itu kenajisan atau pencemaran. Ada dua
macam pencemaran, ada dua macam dosa: Jasmani dan rohani. Kita
seringkali menekankan diri kepada kesucian jasmani. Doa angkat tangan,

nyanyi. Semua itu baik. Kebaktian pagi pakai baju putih, lambang
kesucian. Doa dengan berlutut. Menurut mata jasmani, semua baik dan
kudus.
Tetapi ada kenajisan rohani. Kenajisan rohani tidak kelihatan:
Benci, iri hati, dengki, dendam, marah, akar pahit, sakit hati, bersungutsungut. Orang sunda bilang sirik-pidik, iri hati campur kesal. Nah, hal-hal
itu harus kita buang. Hal itu merupakan salah satu usaha kita untuk
mengerjakan kesucian diri. Lihat perempuan, nafsu ingin memiliki. Dosa.
Lihat laki-laki, ingin memiliki. Itu kenajisan rohani.
Bohong, menipu, cerita palsu, mengada-ada ... itu semua kena
kenajisan rohani. Nah, kita sering menekankan diri kepada kenajisan jasmani.
Kita ingin bersuci diri. Tapi semua itu memisahkan kita dari Tuhan.
Tuhan itu ingin dekat sebab fiman Tuhan bilang Kerajaan Allah ada dalam
tanganmu, ada dalam jangkauan genggamanmu.
1.

Berasal dari Hati dan Pikiran


Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan,

perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat, (Matius 15-19;


Markus 7:21). Ketika manusia jatuh ke dalam dosa maka hati dan pikirannya
turut berdosa sehingga hati menusia telah najis, (Titus 1:15). Pikiran manusia
telah dibutakan oleh ilah zaman ini, (2 Korintus 4:4). Pikiran manusia telah
sia-sia dan gelap, (Efesus 4:1-18). Ini menyebabkan ketidakmampuan
manusia memikirkan kebenaran Allah.
2.

Keinginan Daging (Galatia 5:19)


"Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran,

hawa nafsu. Sementara

itu Paulus

mengingatkan mereka agar hati-

hati dengan godaan iblis, (1 Korintus 7:5b). Karena seringkali

iblis

berusaha untuk menggoda manusia melalui keinginan


1971
9719

dagingnya.
3.

Pengaruh Sosial Budaya


Bila dilihat dari keadaan teritorial kota Korintus, terletak pada tempat

yang strategis antara negara-negara Barat dan Timur, baik sebagai pusat
perdagangan maupun politik. Wesley Brill mengatakan: Kemungkinan
berkembangnya kebejatan moral dan kejahatan lainnya disebabkan karena
kejayaan dan kekayaan daerah ini.
4.

Pengaruh Socio-religius
Agama

pribumi

pengembangbiakan

di

Korintus

persundalan.

Orang

menambah
Korintus

dorongan

bagi

menyembah

Dewi

Venus artinya dewi cinta. Dalam kuil atau candi yang digunakan untuk
menyembah dewi Venus, menurut hukum harus ditempatkan seribu gadis
cantik, kemudian dijadikan perempuan sundal. Dan praktik persundalan
sebagai cara penyembahan mereka kepada Dewi Venus. Jadi, bagi
mereka "free Sex" itu telah menjadi kebiasaan yang berkembang luas.
Bagi orang yang telah percaya harus menanggalkan kebiasaan tersebut
kemudian memelihara kekudusan seperti yang dikehendaki Bapa kita.
Faktor Internal dosa percabulan: adalah Hati
Menurut orang Yahudi, hati adalah pusat segala pikiran, perasaan,
dan kemauan yang melahirkan sikap dan tingkah laku moral maupun
spiritual. Jadi, karena segalanya bersumber pada hati, maka pikiran dan
perbuatan jahat pun berasal dari padanya.
Refleksi Biblis: Penajisan bukan ditentukan oleh tindakan
lahiriah, tetapi batiniah yang bersumber pada hati. Karena itu, Yesus berkata:
Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari
dalam, dari hati orang, timbul
1981
9819

segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan,


keserakahan,

kejahatan,

kelicikan,

hawa

nafsu,

iri

hati,

hujat,

kesombongan, kebebalan.
Pikiran jahat melahirkan sikap dan perbuatan jahat. Percabulan adalah
penyimpangan seksual. Perzinahan adalah hubungan seks antara laki-laki
yang sudah atau belum beristri dengan perempuan yang sudah bersuami.
Keserakahan adalah tindak kejahatan akibat hawa nafsu seks. Kelicikan
adalah tipu muslihat dan pengkhianatan. Iri hati berkaitan dengan kikir dan
cemburu terhadap milik orang lain. Hujat berarti menentang kuasa Allah.
Kesombongan adalah keyakinan berlebihan yang tidak berdasar pada
kemampuan diri. Kebebalan berkenaan dengan ketidakmauan orang untuk
mengenal Allah.
Faktor Eksternal dosa percabulan antara lain:

Lingkungan Pergaulan
Konsumsi pemikiran (Media lewat music modern dan - sinetron serta
sajian media cetak, audio maupun Film yang merebak di tanah air)

percabulan

Dosa

Filsafat Hedonisme dan ajaran merendahkan dari humanism

Dampak Kehidupan yang tidak kudus:


Terputusnya hubungan dengan Allah dan kematian rohani yang akan
mengakibatkan kematian
Kehilangan otoritas sebagai Penakluk
Kehilangan berkat Tuhan
Hidup dalam kutuk
Melahirkan generasi yang hidup di bawah kutuk
Tidak mengalami lawatan dan kemuliaan Allah
1991
9919

Rasa Bersalah (Intimidasi)

2002
0020

Orang yang melakukan homoseksual akan menghadapi tiga rasa


bersalah yaitu spiritual, social dan personal guilt. Ia akan merasa bersalah
kepada Allah karena ia tahu hal itu tidak sesuai dengan ketetapan Allah
(spiritual guilt). Dan kalau ia sensitif dengan suara Allah atau hati nuraninya
sendiri maka akan merasa bersalah dengan orang lain atau partnernya (social
guilt). Sedangkan personal guilt berkenaan dengan penyangkalan terhadap
suara hatinya sendiri yang seharusnya ia berbuat baik. Rasa takut bercampur
cemas juga akan mengikutinya terus, ia berdosa terhadap dirinya sendiri (1
Korintus 6:18b).
Itulah sebabnya maka orang perlu dibimbing untuk menyelesaikan
masalahnya, bila tidak maka hal itu akan berakibat fatal seperti jenis dosa
yang lain. Ingat Yudas, setelah ia tahu bahwa dirinya bersalah maka ia mulai
mengutuki dirinya sendiri, bahkan mengakhirinya dengan bunuh diri (Manus
27:3-5).
Hukuman Mati
Memang hukuman ini berlaku pada zaman Perjanjian Lama,
tetapi diungkapkan kembali oleh Paulus agar jemaat-Nya tahu betapa berat
hukuman bagi mereka yang melakukan percabulan. Paulus mengatakan:
Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa
orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga
ribu orang. Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan
oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (1
Korintus 10:8-9).
Semua jenis dosa seperti percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu
jahat, dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
semuanya mendatangkan murka Allah (Kolose 3:6).
2002
0020

Tidak Mendapat Bagian dalam Kerajaan Allah (Efesus 5:5;


Galatia 5:21)
Dari penjelasan di atas, baik yang menyangkut arti hingga akibatnya,
mustahil bagi orang Kristen yang sungguh melakukan percabulan.
Mungkin dengan alasan inilah Tuhan Yesus mengutip kebiasaan kebanyakan
orang pada zaman Musa untuk mengizinkan perceraian. Uraian Matius 5:32;
19:9 merupakan kutipan Yesus dari kebiasaan- kebiasaan Torati. Seakanakan Yesus menyetujui perceraian kecuali porneia atau percabulan. Alkitab
Bahasa Indonesia menerjemahkan kata porneia itu dengan zinah.
Bentuk-bentuk dosa perzinahan(percabulan)
1.

Memikirkan kebodohan (Percabulan lewat pikiran)

2.

Sex di luar nikah


Tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa seks diluar perkawinan adalah

disalahkan di dalam firman Allah. Seks diluar perkawinan adalah


permasalahan yang mengerikan di masyarakat kita. Masalah ini adalah
masalah yang mengerikan pada generasi yang lampau dan semua orang setuju
bahwa masalah ini lebih besar lagi saat ini. Lebih jauh lagi bahwa itu
menjadi ancaman yang menghancurkan bagi anak-anak cucu kita
3.

Hubungan Seks Incest


Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan diantara kamu,

dan percabulan yang begitu rupa ... yaitu bahwa ada orang yang hidup
dengan istri ayahnya, (1 Korintus 5:1). Jenis hubungan seks ini oleh para
ahli disebut incest.
4.

Mengambil Istri Lebih dari Satu


Dalam 1 Tesalonika 4:3-5 dikatakan Karena inilah kehendak Allah:

Pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu


masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi istrimu sendiri dan

hidup

di dalam

pengudusan dan penghormatan, bukan

di dalam

keinginan hawa nafsu, (ayat 3-4). Apabila seseorang mengambil istri lebih
dari satu maka hal itu bukan lagi kehendak Allah melainkan keinginan hawa
nafsu. Hal itu biasa bagi mereka yang tidak mengenal Allah, sedangkan bagi
mereka yang telah mengenal Allah atau yang telah menjadi percaya, hal itu
merupakan perbuatan cabul.
5.

Homoseksual (Roma 1:27)/ Lesbian


Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar

dengan istri mereka dan menyala-nyala dalam birahi mereka seorang


terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki
dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan
yang setimpal untuk kesesatan mereka.
Sikap Alkitab terhadap homoseksualitas sangat jelas, di mana
orang yang melakukan demikian harus dihukum mati karena mereka setuju
dengan perlakuan mereka (Roma 1:32). Sama dengan Perjanjian Lama,
mereka harus dirajam dengan batu sampai mati (Imamat 20:13).
Perlu diakui bahwa banyak di antara orang Kristen juga melakukan
homoseksual. Penulis telah beberapa kali membimbing orang homoseksual,
dan terus terang belum seorangpun yang berhasil dibimbing. Kebanyakan
diantara mereka hanya datang satu dua kali pertemuan kemudian kabur lagi.
Dari percakapan penulis dengan mereka, penulis dapat menyimpulkan bahwa
banyak di antara mereka tidak bersedia melepaskan penyimpangan itu.
Walaupun pada awal pertemuan terlihat keluhan yang begitu membebani
mereka, ada yang mengatakan hampir- hampir saya mau mengakhiri hidup
ini. Sebenarnya aku tidak mau seperti ini. Tetapi setelah penulis menanyakan
secara terperinci misalnya: Kapan Anda sadar mulai ada perubahan dalam
hubungan seks dengan partner, Anda berperan sebagai laki-laki atau
perempuan, Anda sebagai korbannya atau pengorbanannya. Maka sihomo
itu tidak lagi bersedia

untuk dibimbing.
6.

Onani dan Martubasi


Mekanisme masturbasi memiliki dua aspek yang dikombinasikan

akan bergandengan tangan untuk mendapatkan kesenangan. Para mekanik dan


aspek mental. Bahkan dalam fisiologi seks, karena fakta seseorang sadar
ingin berhubungan seks dalam beberapa menit akan mengingatkan pusat otak
untuk membuat beberapa gairah dan tindakan hormon. Pada dasarnya, apa
yang membawa tentang gambaran mental adalah salah satu gambaran
kehidupan nyata dari pasangan telanjang atau adegan seksual; klip pornografi
atau gambar atau juga gambaran mental dari orang yang Anda tertarik.
Dalam situasi-situasi, setidaknya gambar virtual dari seseorang
yang nyata yang terlibat dan dengan gambaran yang jelas dari orang ini,
kegiatan mekanik dibantu untuk menciptakan gairah. Dan dari studi terbaru,
analisis ilmiah telah membuat eksplisit bahwa tanpa gambar ini, kesenangan
tidak akan diturunkan (dan buktinya adalah non-gairah beberapa laki-laki
meskipun fakta bahwa mereka menghadapi seorang wanita yang menarik tapi
mungkin dia tidak menarik kepada mereka). Artinya, Anda tidak dapat
membuat gairah dengan hanya melakukan pekerjaan mekanik tanpa
gambaran mental tersebut. Jadi, jika Anda memiliki
pikiran

yang

Anda

gunakan

gambar

tersebut

di

untuk membantu kesenangan maka Anda

sudah melakukan dosa perzinahan dengan pemilik kehidupan nyata dari


wajah mental atau tubuh. Dan dengan analisis sederhana, itu adalah dosa
langsung berdasarkan ayat telah disebutkan pertama Alkitab. Hal ini masih
bagian dari apa Yesus Kristus dikatakan di dalam ayat itu dan mereka semua
jatuh ke dalam "dosa seksual mental".
7.

Perselingkuhan

8.

Pornografi
Secara psikologis, bahaya yang paling besar dari pornografi terhadap

jiwa seseorang adalah munculnya gejala-gejala penyimpangan perilaku


seksual sebagai akibat dari frekuensi dan variasi penayangan material
pornografi tersebut. Misalnya saja, seorang pria yang menonton adegan film
porno yang menggambarkan hubungan seks antara manusia dan hewan. Tentu
secara alamiah
Dalam iman Kristiani, pornografi digolongkan ke dalam pemicu
salah satu jenis dosa seksual, yaitu percabulan dan perzinahan. Pornografi
dilarang keras karena pengaruhnya yang begitu kuat untuk mempengaruhi
fantasi

seorang

manusia.

Bahkan

Tuhan

Yesus

Kristus sendiri

memperingatkan umat-Nya dengan keras dalam Injil Matius 5: 28, Setiap


orang yang memandang perempuan serta menginginkannya,
berzinah

dengan

dia

di

sudah

dalam hatinya. Hal inilah yang disebut

sebagai perselingkuhan dalam pikiran.


Mengalami Kehidupan yang bebas dari dosa Percabulan:
BAGAIMANA Mengatasi PERCABULAN?
1.
Yesus

Percaya
Apabila mereka belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus maka

langkah pertama yang mutlak dilakukan oleh pecabul adalah percaya Yesus,
seperti kasus perempuan Samaria. Ia belum percaya Yesus dan Tuhan
Yesus berkata kepada: "Percayalah kepada-Ku hai perempuan, ...
(Yohanes 4:21). Perubahan sifat dan sikap akan menyertai orang yang telah
percaya Tuhan

Yesus, yakni

mengggalkan perbuatannya yang lama

kemudian diganti dengan perbuatan yang baru akibat karya Roh Kudus
lahirlah buah-buah Roh (Galatia 5:22-23). Perintah Tuhan Yesus bagi
perempuan yang berzinah; Jangan berbuat

dosa lagi mulai dari sekarang, (Yohanes 8:11).


2. Disucikan, Dikuduskan, dan Dibenarkan.
Alkitab berkata: Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah
dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah
dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus
dan dalam Roh Allah kita (1 Korintus 6:11). Paulus mengingatkan mereka
bahwa dahulu ada di antara mereka yang terlibat dengan dosa seks, baik itu
dalam bentuk percabulan maupun perzinahan, tetapi sekarang mereka telah
mempercayai Kristus. Dengan demikian mereka telah

memperoleh

penyucian, pengudusan, dan pembenaran. Tenses ketiga kata kerja ini


berbentuk aorist, pasif, indicatif, yang berarti pengudusan, penyucian, dan
pembenaran telah terjadi pada saat mereka percaya Yesus tetapi tetap berlaku
hingga kini, di mana hal itu patut dipeliharanya. Mengapa bentuk pasif?
karena yang berkarya untuk mempertahankan kesucian, kekudusan, dan
kebenaran adalah Roh Allah kita. Peran kita adalah taat kepada Firman-Nya.
3. Mengubah Pikiran
Paulus menuliskan: Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di
bumi, (Kolose 3:2). Dalam bahasa Yunani, kata pikirkan menggunakan kata
phroneo yang berarti to think affections, memikirkan atau mengasihi perkara
yang di atas. Bentuk kata present, active, imperative. Suatu perintah yang
harus ditaati karena penting, yang berlaku saat ini dan seterusnya secara aktif.
Kata yang di atas berarti tempat kudus atau surga (Galatia 4:26; Filipi 14;
Yohanes 11:41). Hal-hal yang berkaitan dengan sifat atau keadaan di mana
Kristus berada.
Dengan demikian, bila kita diperintahkan untuk memikirkan
perkara yang di atas, berarti pikiran kita hanya tertuju kepada hal-hal

sorgawi atau hal-hal rohani seperti Tuhan Yesus. Maksud ini juga
digunakan dalam beberapa kasus misalnya dalam Roma 8:5, mereka yang
hidup menurut daging, memikirkan hal-hal dari daging tertuju hal-hal duniawi
(Filipi 3:19).
Seharusnya pikiran dari hati orang yang telah percaya Yesus
dengan orang yang belum percaya Yesus berbeda, karena kita yang telah
percaya memiliki Yesus dan Roh Kudus. Apalagi dilengkapi dengan Firman
Allah sebagai tolok ukur perilaku kita. Perilaku setiap orang berdasarkan apa
yang ada dalam pikiran dan hati mereka. Kalau memiliki Firman Allah
maka perilakunya sesuai dengan Firman Allah atau Kristus.
KELEPASAN
PRINSIPNYA
SAMA
Seperti dosa lain meskipun ada faktor adiksi atau ikatan yang
kuat, tetapi semua dosa sudah dilepaskan oleh Yesus. Arti kata Yesus itu
berarti Pelepas dosa. Mat 1:21 Maka ia akan melahirkan seorang
putra dan hendaklah engkau menamakan Dia Yesus, karena Dialah
yang akan melepaskan umatNya dari dosa- dosanya. (KJI) = perempuan =
no strong 2424, berarti: saviour, deliverer (Yosua). Semua macam dosa
sudah dilepaskan, termasuk juga dosa pornografi sudah dibereskan (diampuni
dan dimerdekakan) oleh Tuhan Yesus di atas salib.
Semua dosa sudah dilepaskan oleh darah Yesus. Misalnya benci
(Saul), tamak (Zakheus), bengis (Musa) dll bisa lepas dengan percaya pada
Tuhan Yesus, begitu juga dosa pornografi dan zina kalau mau, bisa
dilepaskan oleh Kristus!
Sebuah Contoh. Ada seorang majelis gereja, setiap kali ke luar negeri (ini
pegawai tinggi) selalu mencari gambar-gambar porno sebab zaman dulu
(kurang lebih sebelum 1968) di sini jarang dan mahal. Akibatnya lahir

dosa-dosa zina. Hubungan dengan isterinya jadi rusak. Kalau dalam hati
seorang suami sudah ada perempuan lain, cintanya pada isteri sendiri jadi
bocor (sisa bosan, muak, sudah tidak senang meskipun dahulunya tergilagila). Justru yang membuat hidup nikah itu indah adalah cinta. Kalau
cinta habis, bocor, kalau dekat-dekat dengan isterinya banyak ributnya. Dosa
itu tanda khas dari neraka. Di mana ada dosa, suasana neraka juga ada disitu.
Begitu juga rumah tangga orang ini. Tetapi pada satu kali ia diinjili
temannya, maka majelis gereja ini bertobat, lalu penuh Roh Kudus dan ia
merdeka dari pada dosa zinah dan pornografi (semua gambar- gambar yang
mahal dan dahulu hoby dan kesayangannya dibakar habis). Lalu ia
melayani Tuhan Fulltime, menjadi seorang penginjil yang menjadi berkat di
seluruh nusantara. Pornografi dan zina bisa lepas kalau mau, sudah
dimerdekakan oleh Kristus dan yang percaya akan mengalaminya.

Perempuan Samaria yang terikat (atau kecanduan) dosa zina bisa


dilepaskan. (Baca pengalamannya dalam Yohanes 4). Sampai sekarang, bagi
siapa saja yang mau percaya, pornografi dan zinah tetap bisa dicegah dan
bisa dilepaskan! Kalau seorang dari kecil percaya
Tuhan Yesus dan imannya terpelihara, istimewa ia mau dipimpin dan
dikuatkan oleh Roh Kudus, ia bisa hidup suci dan merdeka dari pornografi
dan zinah seumur hidupnya sampai mati. Sampai mati ia hanya mengenal apa
perempuan itu, hanya dari isterinya sendiri (ia tidak tahu perempuan lain, ia
hanya menikmati seorang perempuan yaitu isterinya sendiri, sampai mati)
dan apakah laki-laki itu, hanya suaminya sendiri (ia hanya pernah merasakan
seorang laki-laki hanya dengan suaminya sendiri!).
Seorang dosen psikologi Ubaya membuat penyelidikan di 6 Gereja
Surabaya pada tahun 2010. Ternyata dari 267 orang yang mengisi angket,
premarital sex hanya 4,5% (range dari 6 Gereja, 0-7,9%) (dibandingkan
statistik di salah satu kota lain di Jawa, diatas 90%. Juga extra marital sex

3% (range 0-5,3%). Pada saat-saat menjelang pengangkatan, pada waktu


dosa meningkat sampai puncak-puncaknya, jumlah ini akan bertambah
sampai hampir 100% di jalan lebar Mat 7:13, tetapi di jalan sempit justru
makin berkurang dari sekarang!

Dari semua angka- angka ini, kita bisa

melihat, bahwa kalau mau percaya Tuhan Yesus, lebih-lebih kalau penuh
dan dipimpin Roh, kita bisa merdeka dari dosa pornografi dan zinah dan
sekali merdeka tetap merdeka. Galatia 5:1 Karena itu, berdirilah teguh di
dalam

kemerdekaan,

karena dengan kemerdekaan itu Kristus sudah

memerdekakan kita, dan jangan kamu terjerat kembali oleh kuk


perhambaan itu. (KJI).
Tetapi jangan lupa selama masih hidup, kita masih hidup dalam
daging, yang mengajak dan mendorong berbuat dosa termasuk pornografi,
percabulan/ zinah, dan juga masih terus ada godaan dari luar (bahkan
meningkat) dan kemungkinan jatuh masih ada. Sebab itu
pemeliharaan rohani sesudah dilepaskan dari dosa, itu sangat penting!
Oleh karena itu orang Kristen yang seperti domba perlu penggembalaan.
Markus 6:34 berkata; Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar
orang bayak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada
mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.
Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. Dengan tujuan
supaya ada yang menolong mempertanggung-jawabkan keselamatannya
(yaitu gembalanya).
Dalam penggembalaan yang baik (diberi makan Firman Tuhan
yang Alkitabiah dan limpah, minum dari sungai air hidup yaitu pekerjaan Roh
Kudus Mazmu 23:2), bisa pikul salib dan hidup di jalan sempit, tumbuh
dalam pengertian Firman Tuhan, tekun berdoa lebih-lebih dralam Roh
(bahasa lidah) dan kebenaran (hidup benar, tidak simpan dosa apapun),

ibadah, pelayanan dengan tulus dan suci, persekutuan tubuh Kristus dan
bersaksi, sehingga tetap hidup suci dan tumbuh makin seperti Kristus.
Bagaimana hidup DILEPASKAN secara penuh
Untuk melepaskan anak (atau orang lain) dari dosa pornografi,
orangtua sendiri harus sudah lepas dan terus dipelihara dalam kesukaan
dan kesucian nikah dari Tuhan. (Orang yang bebas dari dosa pornografi dan
zinah, bisa bersukacita dan menikmati pernikahannya, sekalipun

sampai

tua). Jangan orang yang melepaskan dari dosa pornografi, justru ia


sendiri belum lepas atau ketularan, kena bahan
pornografi yang disita, itu menjatuhkan juru sitanya sendiri. Seperti
Amazia mengalahkan orang Edom. Orang Edom membawa jimat dan
berhala-berhalanya tetapi kalah dan mati, lalu waktu dijarah, Amazia
menemukan berhala-berhalanya yang ditinggalkan, tetapi justru itu menjerat
Amasia sendiri sehingga ia mengambil dan menyembah berhala orang Edom
yang sudah dikalahkannya sendiri (2 Taw 25:14). Akibatnya sesudah Edom
dihukum Tuhan lewat tangan Amazia, sekarang Amazia yang dihukum Tuhan
lebih dahsyat lagi sebab sudah mengerti tetap melanggar. Lukas 12:48
berkata; Tetapi yang tidak mengetahui dan melakukan perkara-perkara
yang pantas untuk disesah, akan dipukul sedikit. Karena kepada orang
yang diberi banyak, daripadanya dituntut banyak. Dan orang yang telah
dipercayai banyak, dari padanya mereka akan menuntut lebih banyak.
Ada juga orang-orang bahkan hamba Tuhan yang mele-paskan orang lain
dari pornografi dan perzinahan, tetapi kemudian ia sendiri masuk ke
dalamnya. Ada seorang penginjil menasehati dan melepaskan seorang bapak
di vilanya dari seorang perempuan peliharaannya. Waktu ia melihat
perempuan yang cantik ini diam-diam ia menikmatinya dan kena. Bapak
ini lepas, tetapi pelepas ini kena dan jatuh.

Sebab itu sebaiknya dalam pelayanan selalu berdua atau suami isteri
dan tetap berjalan dalam Roh sehingga tidak sampai tertipu atau tergiur oleh
kenikmatan Sodom seperti Lot, tetapi tetap teguh seperti Abraham, meskipun
kedua-duanya sama-sama dapat advertensinya Sodom, bahkan Abraham
bisa menjadi orang termulia di Sodom (Kej
14:17). Lebih baik yang menangani bekas-bekas pelacur, ibu-ibu yang
punya pengertian, pendirian dan hidup suci, jangan laki-laki, bukan
karena tidak berani, tetapi lebih baik menurut nasehat Salomo yang
sudah pernah dihancurkan oleh pornografi dan perzinaan habis-habisan.
Nasehat itu ialah Ams 22:3. Amsal 22:3 Orang yang bijak bisa melihat lebih
dahulu yang jahat dan menyembunyikan dirinya, tetapi orang bodoh
jalan terus dan terhukum.
3. ALLAH KITA MAHA KUASA DAN MAHA
TAHU.
Ia sudah tahu semua yang akan datang, juga tipu daya dan jerat
pornografi zaman sekarang yang dahsyat, lebih-lebih yang akan datang. Dia
tahu dosa akan meningkat lebih buas dan liar di akhir zaman ini,
bahkan sampai menjadi dosa yang sempurna; tetapi Dia juga tahu justru
semua ini mengolah Gereja sampai pada tingkatan kesempurnaan dalam
kesucian! II Petrus 2:9 Tuhan tahu bagaimana melepaskan orang saleh
keluar dari pencobaan, dan menyediakan orang- orang jahat itu bagi hari
penghakiman untuk disiksakan.
Tuhan

sudah tahu

lebih dahulu

bahwa

akan ada

banyak

umatNya yang tetap percaya dan tumbuh dalam kesucian sampai


sempurna. Sementara itu ada juga umatNya dan hamba-hambanya yang
tidak mau menyangkal diri tetapi menuruti kedagingannya sehingga jatuh
dalam dosa ini. Bahkan Gereja Tiatira mengizinkan dan mengajak
2102
1021

hamba-hamba Tuhan berbuat zina dengan leluasa.


Wahyu 2:20; Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau
membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan
menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah
persembahan-persembahan berhala.

dan

makan

Kita harus memilih untuk masuk

Gereja jalan lebar (Gereja Laodikea, Tiatira, Pergamus, Sardis) atau Gereja
jalan sempit, masuk golongan yang makin
suci atau yang makin najis Wah 22:11. Lukas 12:57 Apakah sebabnya
kamu tidak dapat memutuskan apa yang benar dari hal dirimu sendiri? Orang
yang tidak mengerti, tidak berpendirian, plin plan, akan mudah terseret oleh
daging dan hawa nafsunya, serta arus zaman yang populer dan ngetren
ini.
CARA
PELEPASAN
A.
PRAKTIS.

NASEHAT

Komputer anak-anak (usahakan supaya situs-situs porno diblokir)


jangan menghadap tembok sehingga terus tersembunyi sehingga tidak
kelihatan layarnya dan tidak bisa sering-sering diawasi dari sekitarnya.
Periksa semua game yang dimainkan si anak, apalagi kalau orangtua
yang membelikannya, harus betul-betul tahu isinya. Jangan tertipu oleh juduljudul luarnya saja yang sopan atau biasa, sebab kadang-kadang cerita-nya
tentang perang (ini juga tidak baik, mengajari anak membiasakan

mendidik anak-anak untuk membunuh dan menghukum, sehingga lamalama perasaan hatinya menjadi tumpul dan dengan perasaan hati yang sudah
mati, anak-anak ini bisa lebih mudah membunuh), tahu-tahu di dalamnya
banyak pornografi dan akhirnya penuh dengan adegan perzinaan yang blak-

blakan dari si jagonya. Juga flash disk, Blackberry, komik dll. Secara diamdiam atau terang-terangan,

orangtua wajib menggeledah barang-barang dan kamar si anak; bukan saja


boleh tetapi harus, kalau tidak mau kecolongan dan meratap sedih. Juga
jangan lupa terus memonitor kemana saja perginya dan perlu di check
sebab anak-anak zaman sekarang makin lihai menyelundupkan, apalagi
kalau doanya lengah atau disogok sikap dan kata-kata yang manis (lihat
lebih lanjut dalam buku Pendidikan Anak oleh Pdt Jusuf BS).
Hal-hal praktis ini baik tetapi belum cukup! Sebab yang
bisa melepaskan orang dari pornografi dan dosa hanyalah Tuhan Yesus yang
juga sesudah memerdekakannya, juga bisa memelihara hidup kesucian
sehingga limpah dengan kesukaan yang asli oleh Roh Kudus dalam
follow upnya. Yohanes 4:13-1; Yesus menjawab dan berkata kepadanya:
Barangsiapa minum dari air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa yang
minum dari air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus lagi;
melainkan air yang akan Kuberikan kepadanya itu akan menjadi di
dalamnya sebuah mata air yang memancar sampai kepada hidup yang
kekal.
Tanpa Kristus semua usaha itu hanya memberi hasil sementara.
Sebab makin pintar sang polisi menjaga hanya secara praktis, dari luar
saja,membuat anak-anak makin pintar sembunyi, menyelundup dan mencari
alasan yang tepat. Haraplah pada Tuhan Yesus dan selalu dipimpin oleh
RohNya seperti ligabis (dengan hikmat dan kuasa Allah, sekalipun hanya
terhadap anak-anak sendiri. Kita perlu dipimpin Roh untuk mencegah,
melepaskan dan terus di follow up); tanpa Tuhan, bukan saja anak atau orang
yang terikat itu tidak bisa lepas, juga bisa menular pada semua yang lain!
Pornografi itu penyakit menular, bahkan sudah mewabah! Tetapi dalam
pribadi, rumah

tangga

dan

Gereja

yang mengenal kebenaran Firman

Tuhan tentang pornografi dan punya kuasa Roh Kudus (doa dalam Roh dan
kebenaran), tidak dijamah oleh wabah ini.

B. CARA ROHANI.

Ada seorang Kristen, seorang gadis habis jatuh dalam dosa sex,
datang pada ibu gembalanya minta dilepaskan. Ini cara pelepasan yang salah.
Ibu gembala ini tentu mau melepaskannya, tetapi ia harus menjelaskan dan
menasehati lebih dahulu, sampai ia sendiri mau
dilepaskan, mau berusaha, mau pikul salib mematikan daging, mau taat akan
firman Tuhan, baru kemudian ia didoakan, maka kuasa nama Yesus akan
bekerja dan melepaskannya. Kalau orang itu belum sungguh- sungguh mau,
kita masih harus terus mendoakan dan menasehati, melayani dalam Roh
(dengan kata-kata hikmat dan kuasa Roh, kalau minta pasti dapat) sampai ia
tiba dititik mau melepaskan dirinya sendiri dengan kuasa Tuhan Yesus.
Kadang-kadang Tuhan ikut menolong orang yang keras hati dengan
menghajarnya.
2. SUDAH LAHIR BARU DAN TETAP HIDUP BARU,
Lebih-lebih kalau sudah penuh Roh Kudus akan lebih mudah
mencegah tidak sampai kena pornografi atau melepaskannya. Kalau
belum lahir baru, selain nasehat yang diberikan, fokuskan doa dan
pelayanan kita untuk melahirbarukan orang itu dengan kuasa Roh Kudus.
Seringkali pada waktu dinasehati ia langsung lahir baru dan terlepas. Sebab
hanya dengan lahir baru, yang lama lenyap (termasuk pornografi) dan yang
baru terbit, yaitu hidup baru seperti Kristus mulai tumbuh.
II Korintus 5:7; Sebab hidup kami ini adalah hidup karena
percaya, bukan karena melihat. Hanya dalam hidup baru ada kelepasan
dari dosa termasuk pornografi dan di dalam Kristus kita bisa terus
terpelihara dalam kesucian sampai mati atau pengangkatan, tidak
2132
1321

kena ketularan wabah rekreasi ini.


3. TERBANG TINGGI SEPERTI BURUNG NASAR (= RAJAWALI).
Ini hal yang ajaib untuk pikiran manusiawi. Ams 30:18-19a Ada tiga perkara
yang terlalu ajaib bagi saya, bahkan yang keempat tidak

kuketahui

Jalannya nazar di udara(KJI). Ams 23:5c


Mereka pergi terbang ke arah langit seperti burung Nazar.
(KJI
).
Burung rajawali ini terbang tinggi di atas segala perkara, juga di atas
badai Yes 40:31, Ay 39:30,31. Orang-orang yang bisa terbang tinggi seperti
rajawali ini adalah bayangan dari orang-orang rohani yang tidak terpengaruh
oleh segala daya tarik dan kemanisan dosa-dosa pornografi sebab dipuaskan
oleh Roh Kudus dan Firman Tuhan. Mereka bisa mengatasi segala dosa
dan kejahatan di akhir zaman ini dengan menjauhkan diri dari dosa/ semua
yang jahat (Ams 22:3) dan tetap hidup dalam

Kristus

serta

terus

meningkat sampai ikut pengangkatan. Orang-orang yang akan ikut dalam


pengangkatan itulah orang-orang yang menang atas segala dosa dan kejahatan
akhir zaman ter-masuk pornografi, mereka itu adalah seperti rajawali yang
dikatakan Tuhan Yesus dalam:
Lukas 17:34-36: Aku berkata kepadamu: Pada malam itu
adalah dua orang di atas satu tempat tidur, yang satu akan dibawa
dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua perempuan mengisar bersama,
seorang akan dibawa dan yang lain ditinggalkan. Dua laki-laki berada di
ladang, seorang akan dibawa dan yang lain ditinggalkan.

Perhatikan

jawaban Tuhan Yesus ini adalah kunci untuk pertanyaan murid-murid


tentang pengangkatan. Lukas 17:37: Lalu mereka menjawab dan
berkata

2142
1421

kepadaNya: Dimana Tuhan? Dan Ia berkata kepada mereka: Barang di


mana ada tubuh itu, di sanalah berkerumun burung nasar.
Burung nazar (rajawali) berhimpun di sekitar tubuh (Terj. Lama:
bangkai, dari mangsa yang didapat burung-burung ini), itu menggambarkan
tentang Perjamuan Suci oleh umat Tuhan. Ayat ini menceritakan kunci dari
tempat pengangkatan yaitu di

tempat burung nazar yaitu di sekitar

perjamuan suci. Orang yang makan perjamuan suci dengan betul (tidak boleh
dengan dosa 1Kor 11:7,30 itu berarti terus hidup dalam kesucian), maka
Perjamuan Suci membuatnya menjadi luar biasa Yohanes 6 : 56-57.
Perjamuan Suci setiap hari akan menjadi salah satu tanda dari
Minggu ke-70 Daniel, dimana burung-burung nazar ini makan daripadanya
setiap hari sehingga siap untuk ikut dalam pengangkatan.
Kalau setiap hari bisa menikmati perjamuan suci, orang-orang ini bisa
bersukacita dalam sungai air hidup dalam kesucian dan terus dipimpin
Roh, siap untuk pengangkatan).
APA ARTINYA TERBANG TINGGI SEPERTI BURUNG
NAZAR? A. DENGAN IMAN.
Bagi orang yang bisa percaya kepada Tuhan Yesus tidak ada perkara
yang mustahil. Juga mengalahkan pornografi dan perzinaan, tidak sulit,
pasti bisa. Dengan iman kita akan hidup dalam kemenangan dan kesucian.
Markus 9:23 Yesus berkata kepadanya: Jikalau engkau
bisa percaya, segala sesuatu bisa jadi bagi orang yang percaya. Jangan
takut akan segala tantangan-tantangan pornografi dan problem- problem lain.
Naiklah lebih tinggi dengan iman. Percayalah akan Allah

2152
1521

Mrk 11:22 yang berkata dan membuat sekali merdeka (dari dan dosa)
tetap merdeka Gal 5:1. Orang yang percaya akan bisa berkata-kata dengan
iman

seperti

Daud

terhadap

Goliat.

1 Samuel 17:45; Lalu kata Daud kepada orang Filistin itu, engkau
datang kepadaku dengan pedang dan dengan tombak dan dengan perisai;
tetapi saya datang kepadamu di dalam nama Tuhan bala tentara, Allah
dari pasukan Israel yang engkau hinakan itu!
Daud sungguh-sungguh percaya pada Tuhan, sebab itu tidak takut
dan betul-betul menang, tidak terikat dosa, tentang hidup benar, lepas dari
semua dosa. Begitu orang yang bisa percaya itu menjadi benar, tidak ada
yang mustahil baginya (Markus 9:23). Abraham percaya pada Tuhan
dan itu dihitung baginya sebagai kebenaran. Roma
4:3; Maka apakah yang dikatakan Alkitab? Abraham percaya kepada
Allah, dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Mengapa

begitu mudah dan enak, hanya

percaya dihitung

sebagai orang benar. Ada banyak orang yang mengakui percaya kepada
Tuhan Yesus, apakah mereka semua sudah menjadi orang benar? Kalau
mereka percaya seperti Abraham, mereka menjadi orang benar. Tetapi tidak
semua orang percaya itu percaya seperti Abraham.
Cerita penonton akrobat bertepuk tangan dengan meriah sebab
melihat seorang akrobat itu berjalan dengan membawa kursi lewat tali;
Waktu penonton itu ditanya oleh akrobat itu, apakah mereka percaya kalau
ia bisa membawa seorang di atas kursi lewat tali itu? Semua menjawab:
percaya! dengan gegap gempita. Tetapi waktu diajak seorang dari antara
mereka yang percaya itu untuk duduk di kursi yang

dibawanya, tidak ada yang mau. Mereka percaya tetapi tidak ada yang berani
duduk di kursi sang akrobat itu. Ini percaya yang mati bukan seperti percaya
Abraham.

Memang

rasanya

aneh,

bilang

percaya

lalu

langsung

diperhitungkan sebagai orang benar. Tetapi perhitungan Tuhan tidak pernah


ngawur atau keliru. Orang yang sungguh percaya seperti Abraham akan
melakukan apa yang diyakini sekalipun ada resiko besar.

Waktu Abraham dipanggil keluar dari Urkasdim, ia tidak tahu harus


kemana, tetapi ia tetap berangkat. Kejadian 12:1; Maka Tuhan berkata
kepada Abram, keluarlah engkau dari negerimu dan di antara kaum
keluargamu dan dari rumah bapamu ke suatu negeri

yang

akan

kutunjukkan kepadamu. Waktu disuruh


mengorbankan Ishak, anaknya, sekalipun itu bertentangan dengan janji Allah,
sebab dengan pikiran sehat dan dengan perasaan hatinya, Abraham
tetap taat dan ia menggenapi rencana Allah; karena iman yang seperti inilah,
maka Abraham dihitung sebagai orang benar, menjadi orang benar,
Percaya tetapi tidak taat itu percaya yang mati. (Yak 2:17). Percaya yang
betul itu taat dan langsung Roh Kudus juga menolongnya sehingga bisa
melakukannya.
Banyak orang lupa atau tidak memperhitungkan pertolongan Roh
Kudus yang selalu stand by menolong orang yang mau percaya dan yang mau
melakukan kehendak Allah; dan kalau Roh Kudus yang menolong, pasti
berhasil 100%. Sebab itu bagi orang yang bisa percaya (ada perbuatannya,
taat melakukan yang diyakini), maka ia akan bisa melakukan Firman Tuhan
dan menjadi benar di hadapan Allah.
Mengapa? Sebab waktu ia taat dan melakukannya, Roh Kudus
langsung menolong sehingga bisa. Begitu juga dengan melawan pornografi,
kita sudah merdeka dan tetap merdeka, kita bisa lepas atau tetap lepas dari
pornografi dan dengan demikian kita menjadi orang

benar, sebab dengan Roh Kudus (selama kita mau terus dipimpin Roh,
tidak menuruti daging) pasti berhasil penuh! Roh Allah sanggup, bahkan
maha kuasa, tidak pernah gagal. Orang yang mau bekerjasama dan dipimpin
Roh pasti tidak akan gagal. Ada kesukaan dan kepuasan lain yang diberikan
Roh Kudus dalam hatinya, seperti perem-puan Samaria yang

bertobat,

berhenti dari semua perzinaannya dan ia dipuaskan dengan sungai air


hidup dari Surga.
Yohanes 4:13-14; Yesus menjawab dan berkata kepadanya:
Barangsiapa minum dari air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa yang
minum dari air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus lagi;
melainkan air yang akan Kuberikan kepadanya itu akan menjadi di
dalamnya sebuah mata air yang memancar sampai kepada hidup yang
kekal Sebab itu orang yang percaya akan tetap suci, tetap merdeka, dan
bergairah untuk taat melakukan kehendak Allah, dan puas, sukacita dengan
kesukaan Surgawi, sebab Roh Kudus

selalu stand by menolongnya dan

membuatnya terus penuh sukacita ilahi dan itu menjadi kekuatannya.


Zakaria 4:6; Dan ia menjawab dan berkata kepadaku,
katanya, inilah Firman Tuhan kepada Zeru-babel, katanya, Bukan dengan
kuat dan juga bukan dengan kuasa tetapi oleh Roh Ku, kata Tuhan
balatentara Kalau masih ragu-ragu, berdoalah terus dalam Roh dan
kebenaran, kita akan menjadi kuat, sebab Roh Kudus akan menguatkan
iman kita. Roh Kudus menghidupkan ayat-ayat Firman Tuhan 2Kor 3:6.
Firman Tuhan menjadi hidup dan bergerak dalam hatinya sehingga itu
menim-bulkan iman dalam hatinya dan (Rom 10:17) keteguhan dan
kepuasan) dan kita menjadi kuat dan menang! Jadi orang benar, bukan
hamba pornografi. Terbanglah tinggi,

naik dengan iman dan kita akan mengalami sebagaimana iman kita.
Matius 8:13; Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: Pergilah,
sama seperti yang kamu percaya, jadilah bagimu. Maka hamba itu
disembuhkan pada jam yang sama. Percayalah akan Firman Tuhan, sebab
Dia yang ada di dalam kita itu lebih besar dari semua pornografi dalam dunia
Rom 8:31, I Yoh 4:4.
B. NAIK KE ATAS

Rajawali atau Nazar yang terbang tinggi itu tidak masuk dalam
angin ribut tetapi naik diatasnya. Jangan masuk dalam materi
pornografi tetapi tinggalkan. Amsal 22:3; Orang yang bijak bisa
melihat lebih dahulu yang jahat dan menyembunyikan dirinya, tetapi
orang bodoh jalan terus dan terhukum. Jangan ikut melihat-lihat dalam
pornografi. Kalau sudah tahu itu pornografi, tinggalkan, lari daripadanya.
Bukan karena tidak berani, tidak kuat, tetapi sebab ini diperintahkan
Tuhan dan ini yang betul. Orang yang tidak mau pergi daripada pornografi
berarti masih ada keinginan dan kerinduan yang belum dihabisi sama sekali.
Kita harus mematikan daging dan hawa nafsu sampai mati semua, jangan
disisakan,
nanti itu tumbuh kembali. Ganti dengan kesukaan dan kepuasan ilahi
Nehemia 8:11.
Lebih mudah berhenti pada permulaan dosa daripada mau
berhenti di pertengahan jalan dosa, apalagi kalau sudah terikat, sulit
untuk kembali lagi dan kembali terikat. Orang yang recidivis (jatuh
kembali) itu lebih parah, akhirnya tidak bisa kembali, itu berarti celaka
untuk selama-lamanya dalam neraka kekal. Berhenti, lari! Kekuatan
orang beriman itu ampuh sebab ia lari dari permulaan dosa. Jangan cobacoba mencicipi, nanti terjerat. Lukas 5:39. Kalau saat terakhir baru
2192
1921

mau memerangi pornografi, itu


sudah dibuang menjadi
Rencana Allah yang

seringkali sudah terlambat dan hidup

sia-sia dan kosong dan akan tetap kalah.


indah -indah batal dalam hidupnya, hidupnya

menjadi reruntuhan, Mengapa?


Sebab kalau sudah melangkah masuk dalam pornografi (dosa), maka
orang itu jadi terikat, apalagi kalau hatinya ingin, lalu minum
kesukaan anggur lama, ia akan makin menyukainya dan tidak mau lagi
minum anggur baru (kesukaan dari hidup suci). Ia akan makin kuat terikat
oleh dosa-dosa pornografi itu dan tidak lagi suka akan kesukaan yang suci
dan murni. Lukas 5:39 Tidak seorangpun yang minum anggur lama,
dengan segeranya menginginkan yang baru, sebab ia berkata: Yang
lama lebih baik.

Orang yang melihat-lihat pornografi, sekalipun sudah berhenti, iblis


masih bisa menghidupkan kembali ingatan akan gambar-gambar itu
berulang-ulang dan menggodanya lagi se-hingga meskipun hanya dalam
ingatan, ia sudah jatuh dalam dosa zinah dan rohaninya menjadi
suam dan tawar. Kalau toh ada pikiran kotor yang muncul, buang dengan
iman pikiran kotor yang dipanahkan oleh iblis, Efesus
6:16. Buang dengan yakin, Roh Kudus pasti menolong, pasti berhasil!
Kita punya kuasa mengusir iblis dan segala pikiran-pikirannya. Markus
16:1
7.

C. PENUH
TERUS,

DAN

DIPIMPIN

ROH

Tekun berdoa dalam Roh dan kebenaran, maka daging akan


mati. Roma 8:13-14; Sebab jika kamu hidup menurut daging, kamu
akan mati, tetapi jika oleh Roh itu kamu mematikan perbuatanperbuatan tubuh, kamu akan hidup. Karena seberapa banyak orang yang
dipimpin oleh Roh Allah, mereka adalah putra-putra Allah. Gal 5:16-17;
2202
2022

Jadi, inilah yang saya katakan: Berjalanlah di dalam Roh, maka kamu

2212
2122

tidak akan menggenapkan nafsu daging. Sebab keinginan daging Berlawanan


dengan Roh, dan Roh berlawanan dengan daging; dan keduanya bertentangan
satu sama lain, sehingga kamu tidak melakukan hal-hal yang kamu
kehendaki. Matius 4:1, Lukas 4:1,18, Kisah rasul;
11:12. Kalau Roh Kudus masuk dan tinggal di dalam kita, maka
Ia akan memberi kuasa (Kis 1:8), dan kesukaan yang murni (Gal
5:22), (Yoh 4:14; 7:38). Kalau kita berjalan dalam Roh kita menjadi kuat.
(Zak 4:6), sehingga pencobaan Pornografi menjadi ringan dan kita
sanggup membuang bahkan dengan mudah, dengan pertolongan Roh
Kudus. Godaan-godaan pornografi bisa ditinggalkan dengan mudah.
Tetapi tetap ada pergumulan, namun ringan dan kita harus selalu bersikap
tegas untuk selalu meninggalkan dan membuangnya, maka semua godaan
dan

tarikan

itu terasa

lemah,

kita bisa

dengan

lebih mudah

meninggalkannya dan tetap suci. Perasaan hati yang suci, bebas itu
indah, kita bisa bebas memuji Tuhan, mencintai isteri suami kita dan
bergairah, bergembira di dalam Tuhan (Fil
4:4,7).
D.
BERSEKUTU
KRISTUS.

DALAM

TUBUH

Kalau kita mau memelihara persekutuan dalam Kristus (persekutuan


tubuh Kristus), yaitu dalam kesucian dan kasih (Selalu mengampuni, I
Yohanes 1:7), maka bersama-sama kita akan menjadi lebih kuat (Imamat
26:8) dan lebih mudah mengusir pikiran pornografi dan tetap jauh dari
pornografi. Dalam Persekutuan tubuh Kristus, yang menjadi kepala adalah
Kristus.
Ini bukan hanya keakraban. Orang dunia bisa akrab satu

2212
2122

sama lain, tetapi mereka tidak mempunyai persekutuan tubuh Kristus.


Persekutuan tubuh Kristus itu hanya bisa diantara orang yang lahir baru dan
Roh Kudus yang mengikatkan kita dalam persekutuan tubuh Kristus yang
dikepalai Kristus, Dia yang memberi kekuatan, kuasa, hikmat dan kesukaan
dalam persekutuan ini dan dalam setiap anggota-anggota tubuh Kristus.
Bersama-sama dalam persekutuan tubuh Kristus kita menjadi kuat dan
mengalahkan pornografi sampai dalam pikiran dan angan-angan kita (Gal
5:24). (Keakraban dunia itu tanpa Kristus sebagai kepala dan penguasanya,
sehingga arahnya bisa kemana-mana, bisa sama-sama ngrasani, sama-sama
benci, sama-sama menikmati kesukaan pornografi dll bahkan disetir setan,
mereka tidak tahu dan tidak berdaya, bahkan pimpinan setan dinikmati).
Dalam pergaulan atau perkara sekuler yang penuh resiko
pornografi dan perzinahan, lebih baik kita selalu berdua (seperti Luk
10:1), misalnya suami isteri bersama-sama atau dua pelayan Tuhan, maka
daya tarik pornografi dan iblis akan terasa lebih ringan sehingga lebih mudah
menolak dan pergi, dan Roh Kudus akan terus mengikuti, melindungi dan
menyertai kita sehingga tetap menang. Sebab itu sering- sering berbakti dan
bersekutu bersama (Ibr 10:25).
Juga dalam pelayanan, bersama-sama akan menguatkan iman
kita. Jangan mau dikalahkan, kita sanggup menang (sebab Allah yang maha
kuasa ada di dalam kita 1 Yoh 4:4), percayalah! Demikianlah, seperti
rajawali, naik terbang tinggi, selalu penuh dengan tubuh dan darah Kristus
(Perjamuan suci Luk 17:37), sehingga kita tidak dijamah oleh dosa-dosa yang
menyeret seperti tsunami di sekitar kita.
Bagaimana kita bisa naik ke tempat yang lebih tinggi?
1. Dengan iman.
2. Dengan menjauhi yang jahat.

3. Dengan berdoa dalam Roh dan kebenaran (pakai bahasa lidah).


4. Dengan bersekutu dalam persekutuan tubuh Kristus, dalam ibadah dan
pelayanan yang tulus dan suci, maka kita tidak akan dikalahkan atau bisa
dijerat oleh dosa-dosa dunia ini, termasuk pornografi dan perzinahan.
V. MENGATASI AKIBAT-AKIBAT PORNOGRAFI.
Kalau seorang sudah terjerat dalam pornografi, pikirannya menjadi
kotor dan sesudah sampai waktunya akan lahir perbuatan-perbuatan cabul
dan perzinahan dalam kenyataan. Yakobus 1:15; Kemudian, setelah hawa
nafsu itu mengandung, ia melahirkan dosa, dan ketika dosa itu sudah
matang, menghasilkan maut. Ini salah satu sebab banyaknya perceraian
dalam dunia, sebab dosa zinah membuat cinta mula-mula yang manis
menjadi tawar bahkan menjadi benci sehingga akhirnya rumah tangga
pecah. Ingat Amnon yang mula-mula
tergila-gila pada Tamar yang cantik menarik, sampai Amnon jatuh sakit
karena birahi (2Sam 13:2), tetapi kemudian sesudah ia melakukan dosa
dengan dia, maka iblis menguasai dia sepenuhnya dan tanda pekerjaan iblis
keluar, sehingga ia menjadi begitu benci kepada Tamar (yang sebetulnya
masih tetap cantik), bahkan bencinya itu lebih besar dari birahinya yang
mula-mula (II Sam 13:15).
Sekalipun ada kesukaan sesaat, tetapi hati yang penuh dosa
menjadi kacau, kosong, bosan, bahkan menjadi benci, gelisah, takut dan lainlain, keadaan yang menyiksanya, sesudah kesukaan yang sesaat. Tetapi kalau
kita sudah lahir baru dan sudah menjalani jalan ini untuk mencegah
pornografi dan perzinaan atau dilepaskan dan tetap lepas, maka kita bisa
menolong orang lain yang terikat sampai dilepaskan oleh kuasa Tuhan Yesus
dan akan tetap lepas di dalam Kristus. Ajak semua

2232
2322

orang berjalan di jalan sempit yang indah, yang memberi kepuasan yang
sejati. Minta hikmat dan pimpinan Roh untuk mengatasi macam- macam
bentuk dosa percabulan dan perzinahan dan akibat-akibatnya.
Kalau kita tetap lepas dan tetap berjalan dalam Roh, Roh Kudus
akan memberi kita hati untuk menolong melepaskan orang-orang yang
kita layani. Orang yang hidup dalam dosa, sulit mendapat pimpinan Roh
Kudus yang limpah dengan hikmat dan kuasa Allah. Kalau kita melayani
dengan kekuatan sendiri, sulit, jangan-jangan kita sendiri ketularan. Tetapi
kalau dengan pimpinan Roh Kudus, dengan hikmat dan kuasaNya, kita bisa
bertindak dengan tepat dan kuasa Allah akan melepaskan orang itu dan
memulihkannya, juga rumah tangga dan keluarganya akan berubah: bahagia
di dalam Kristus.
Jangan buka rahasia orang lain, jangan sebut namanamanya. (Kecuali orang itu sendiri yang bersaksi dalam batas yang
sopan, bukan bersaksi dengan cara yang merangsang, itu bisa menolong
orang lain). Kalau orang-orang yang melayani bisa dipercaya, maka mereka
berani dengan bebas minta tolong dan menceritakan pergumulan dan
kejatuhannya sehingga lebih mudah ditolong. Dan kemudian terus bersamasama dalam ibadah dan persekutuan tubuh Kristus (dalam kesucian dan kasih
Kristus) supaya tetap dalam kesucian, tumbuh dan bersaksi, berbuah-buah.
Bersukacitalah terus dalam Firman Tuhan dengan teratur dan tekun dan terus
hidup dipimpin Roh, sehingga tidak mudah ditipu oleh iblis, atau oleh orangorang yang menjadi kaki tangan iblis dan arus mode dunia yang najis ini,
maka Tuhan akan membuat hidup kita menjadi indah dan berarti, berbuahbuah bagi Tuhan.
Orang percaya bisa bebas dari pornografi dan mengalami hidup
pernikahan yang manis (atau hidup bujang yang segar, dipimpin Roh).
Seorang bisa tetap suci, atau dimerdekakan dari dosa pornografi dan
zinah kalau:

1. Ia mau! Orang yang betul-betul mau itu mau melakukan apa saja
untuk

lepas dari pornografi dan tetap lepas. Ia mau menyangkal diri,

pikul salib, mematikan daging, berjalan dijalan sempit, naik di atas


Mezbah, lari dari semua yang tampak jahat. Semua ini prinsipnya sama,
yaitu kalau betul-betul mau, maka Tuhan yang maha kuasa sanggup
menolong dan melepaskannya, tanpa kegagalan.
2. Percaya akan Firman Tuhan; kalau percaya maka ia akan menjadi benar
seperti Abraham Rom 4:3. (Hal 12) dan mengalami kemenangan sesuai
dengan imannya (Mat 8:13).
3. Follow up. Sebab kita masih hidup dalam daging, tubuh nafsani,
rohani yang di dalam harus dipelihara (Fil 2:12) dengan tekun berdoa
dalam Roh dan kebenaran, tetap hidup suci (juga dalam perjamuan suci),
ibadah, Firman Tuhan, persekutuan tubuh Kristus dan pelayanan; ini
seperti burung Nazar yang terbang tinggi, lepas dari dosa-dosa pornografi dan
zina yang di bawah.
4. Hasilnya: Hidup akan menjadi berarti, berbuah-buah, rumah tangga
bahagia, puas dan bersukacita selalu. Kalau Tuhan yang memerdekakan,
maka sekali merdeka tetap merdeka sampai mati atau sampai pengangkatan
(yang sudah tidak lama lagi). Salah satu sebab nikah yang pahit dan rohani
yang suam adalah pornografi dan perzinahan. Bebas dari dosa zinah dan
pornografi itu berarti nikahnya manis, indah penuh kuasa, gairah dan bisa
tinggal di hadirat Tuhan, sehingga bisa tumbuh dan berbuah-buah.
Tuhan ingin anak-anak-Nya lepas dari dosa dan Dia MAU
menolong kita untuk lepas dari keterikatan ini. Sekiranya ada yang
2252
2522

terikat masturbasi, jangan menyerah guys, ada beberapa hal yang bisa kalian
lakukan. Pakai semua kesempatan untuk sarana bertumbuh.
Awal kejatuhan orang kristen, sebenernya bukan ketika kita jatuh
dalam dosa. Tapi ketika kita merasa kita KUAT dan kita bisa atasi ini sendiri,
kita bisa jalani hidup kita sendiri, singkatnya kita tidak butuh Tuhan.
Setelah kita merasa kita tidak butuh Tuhan, biasanya pelan-pelan kita
menjauh dari-Nya dan ketika itulah, kita sangat rentan terhadap
dosa.
Efek dari rasa bersalah yang kita rasakan ketika kita jatuh ke dalam
dosa atau masturbasi justru sebenernya hal yang bagus. Rasa bersalah itu
membuat kita sadar ini sesuatu yang tidak menyenangkan hati Tuhan.
Demikian juga dengan rasa depresi dan kesal karena lagi-lagi jatuh lagi jatuh
lagi. Perasaan tak berdaya dan kesal karena jatuh dalam dosa justru
sebenernya bisa membawa kita menyadari bahwa kita bener-bener butuh
Tuhan! Jikalau kita pakai kesempatan itu untuk
berseru dan memohon pertolongan Tuhan, hasilnya akan luar biasa.
Kita akan merasakan pertolongan Tuhan dan kuasa Tuhan makin
nyata di dalam hidup kita. Kita jadi bisa punya hubungan yang dekat
sama Tuhan, kita bener-bener sadar, Tuhan sayang kepada kita kasihNya
tidak terukur. Dengan kondisi kita yang bobrok tapi Dia tetep menerima
ketika kita berbalik dan bertobat kepadaNya. Setiap kali jatuh, langsung
bangkit lagi!! Langsung doa, minta ampun, akui semua dengan jujur,
minta hadirat Tuhan kembali dalam hidupmu. Jangan malah mengasihani diri,
atau percaya dengan kata-kata Setan yang mengatakan bahwa Tuhan tidak
mau terima kita lagi. Jangan biarkan emosi mu, perasaan tidak layakmu
menghalangimu datang kepada Tuhan. Justru ketika perasaan bersalah, kotor,
tidak layak itu muncul, itu justru ALARM buat kita langsung LARI
menghadap Tuhan!!

Bongkar Kebohongan Setan!


Iblis berkata; kamu kan hanya sekali-kali kamu itu tidak terikat.
tidak kecanduan.
Pertanyaannya, jika kamu bener-bener tidak terikat kenapa ketika
godaan itu datang kamu tidak bisa bilang TIDAK??

Iblis berkata; Kamu satu-satunya cewek/cowok yang bermasalah


dengan seksual!

Kamu tidak bisa lepas., -> Yoh 8 : 36

Kamu sudah parah, tidak bisa diperbaiki, -> 2 Kor 5 : 17

kamu sudah jatuh terlalu dalam.

Atau Ah cuman begini doank ngga papa. -> 1 Kor 6 : 9

Mending gue masturbasi daripada gue berzinah!, -> Mat 5 : 28

Kan gue ngga perkosa orang., -> Mat 5 : 28

Ngga ada yang tau., -> Lukas 12 : 2, 2 Samuel 12 : 11-12

Ini ngga berbahaya., -> Yak 1 : 15

Secara medis ini oke kok.


Itu semua kebohongan! Minta Tuhan sendiri yang menyatakan

kebenaran-Nya melalui Firman Tuhan kepadamu secara pribadi dan pegang


erat-erat kebenaran itu!! Setiap kali kebohongan itu muncul, langsung lawan
dengan

Firman

Tuhan!

Firman

Tuhan

berkata,

dan kamu akan

mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu


Yohanes 8 : 32. Dosa adalah dosa, dan upah dosa adalah maut. Dosa
sifatnya mengikat, memperbudak seseorang, tetapi ketika kita mengenal
kebenaran, yaitu Firman Allah, maka Kebenaran yang akan memerdekakan
kita dari dosa!

Cari Dukungan dari kakak rohani/saudara seiman


Ingat cari dukungan dari kakak rohani yang SEJENIS!! JANGAN
COBA-COBA CARI DUKUNGAN DARI LAWAN JENIS; Karena hal ini
menyebabkan kecenderungan untuk jatuh lagi dalam dosa yang sama atau
bahkan yang lebih besar. Gue banyak mendengar kisah tragis dari seseorang
yang terikat dosa seksual lalu konseling dengan Pdt/kakak rohani yang
lawan jenis dan alih-alih lepas mereka BERDUA justru jatuh ke dalam dosa
perzinahan. Oleh karena itu, ingat lawan kita Iblis itu BEGITU LICIK!! So
dont give him a chance!!
Jujur dan Terbuka
Ketika cerita dengan kakak rohani yang kalian percaya, atau dengan
orangtua, ceritakan apa adanya jangan ditutupi. Terbukalah. Yang kita
butuhkan itu wisdom atau hikmat untuk mengetahui kapan dan dengan
siapa harus cerita detail kapan tidak. Yang pasti dengan
lawan jenis, jangan buka celah. Kalo gue, biasanya dengan teman kalo untuk
yang sejenis, ntah itu nyokap atau kakak rohani WANITA gue biasanya baru
cerita dengan detail karena gue tau kadang butuh keterbukaan yang lebih
untuk mengalami pemulihan.
Temukan Pola Kejatuhan
Biasanya kita semua punya titik lemah dimana kita SANGAT
MUDAH jatuh ketika ada di titik itu. Mungkin ada yang mudah tergoda
ketika bangun tidur, mau tidur, sendirian, stress, atau bahkan ada juga orangorang yang jatuh justru setelah mengalami pengalaman rohani yang luar
biasa. Penting bagi kita berdoa, cerita dengan jujur dengan rekan2 yang mau
membantu kita dan MENEMUKAN saat mana kita PALING MUDAH
jatuh (share ke orang lain tidak harus, jika ingin atau rindu bantuan orang
lain, minta hikmat Tuhan untuk bertemu dengan

orang yang tepat yang dapat dipercaya dalam segala hal, sehingga benarbenar dapat menolong kita pulih dan bebas dari ikatan dosa).
Pola yang dimaksud adalah saat tertentu dimana peluang
berbuat dosa selalu datang, dan akhirnya kita jatuh, dan jika saat-saat
kejatuhan itu terjadi berulang kali dengan cara yang sama, maka selanjutnya,
hindarilah saat-saat berbahaya itu. Cari tahu alasannya mengapa saat-saat
itu bisa jatuh, apa factor pendorongnya? Misalnya, waktu berbahaya itu
adalah di malam hari ketika sendirian, factor pendorongnya adalah buku-buku
cerita romantic, film, dan lain-lain, jika sudah menemukan penyebabnya,
STOP dan JAUHKAN diri dari hal itu.
Prinsip mengalahkan iblis sederhana namun perlu latihan disiplin
rohani, yaitu Tunduklah kepada Allah dan lawanlah iblis maka ia akan
lari daripadamu. (Yak 4:7), Percayalah kepada Tuhan dengan segenap
hatimu dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. (Ams
3:5). Artinya jikalau Roh Kudus berkata
di dalam hati kita, BAHAYA! LARI!!!, percaya kepada tuntunan-Nya dan
LARILAH! Jangan bersandar pada pengertianmu sendiri. Jangan termakan
dengan kata-kata, Ah gini doank. Karena jika kita tidak tunduk pada Allah
melalui Roh Kudus, maka pastilah kita akan jatuh karena iblis yang
mengalahkan kita.
Keep on keeping on
Terus maju dan berjalan di dalam Tuhan dan bersama Tuhan.
Pegang janji Tuhan apapun keadaan kita. Dosa memang memisahkan kita
dengan Allah, tetapi di dalam Yesus Kristus ada pengampunan sejati, jika Ia
telah mengampuni Ia tidak akan membangkit-bangkit. Iblis-lah yang
senantiasa mengingatkan kita akan kesalahan kita, karena iblis ingin kita
terpisah dari Allah selamanya, dan rencana Allah yang besar bagi kita
maupun bagi manusia gagal. Ketahuilah, apapun caranya, iblis tidak
2292
2922

dapat menggagalkan rencana Allah bagi kita, satu-satunya yang dapat


menggagalkan rencana Allah adalah diri kita sendiri, yaitu ketika kita
memutuskan untuk menjauh dari Allah. Allah adalah kasih, ia membenci
dosa, namun Allah mempunyai solusi untuk dosa manusia, yaitu melalui
Tuhan Yesus Kristus, sehingga setiap kita yang percaya kepada Tuhan
dapat

dengan

penuh

keberanian

menghadap

Allah,

meskipun

kita

berdosa, asalkan disertai dengan pertobatan yang sejati, Allah Bapa selalu
mengampuni kita dan menerima kita kembali. Oleh karena itu, tetaplah di
dalam Tuhan, jangan pernah lepaskan kepercayaan kita akan Dia yang
demikian mengasihi kita, hingga Ia harus mati di kayu salib karena dosa- dosa
kita. Bagian kita adalah belajar untuk taat, ketika jatuh cepat datang dan
segera minta ampun di hadapan Allah, jaga hidup di dalam Dia, sehingga
kehidupan atau langkah-langkah kita selanjutnya adalah langkah-langkah
dalam kebenaran yang semuanya berkenan di hadapan Allah, karena kita
mengasihi Dia, dan kasihNya tingga di dalam kita. Firman Tuhan berkata;
"Sebab tujuh kali orang benar jatuh namun
ia bangkit kembali. " Amsal 24 : 16. Jangan dengarkan intimidasi dan
dusta iblis, percaya pada janjiNya yang selalu member yang terbaik bagi kita.
Kecanduan
Dengan

bertambah

canggihnya

teknologi

informasi

dan

komunikasi, makin terbuka lebar pula celah untuk merambah ke wilayah


pornografi. Sebagai akibatnya makin bertambah banyak jumlah orang yang
mengakses ke situs pornografi dan akhirnya terikat dengannya. Keterikatan
ini akhirnya menjadi kecanduan yang tidak mudah dilepaskan. Berikut
akan dipaparkan apakah kecanduan itu, setelah itu baru akan dibahas cara
untuk melepaskan diri dari kecanduan pornografi.

2302
3023

Kecanduan

adalah kondisi dimana kita begitu bergantung pada

sesuatu sehingga tanpanya kita tidak dapat melangsungkan hidup


secara efektif. Dengan kata lain, bila kita kecanduan pornografi kita
menjadi sangat bergantung padanya, sehingga hari lepas hari kita
mesti mengkonsumsinya sebab jika tidak, kita sukar berfungsi. Singkat
kata, pornografi menjadi penguasa hidup dan kita menjadi budaknya.

Kecanduan juga membuat kita menoleransi asupan yang diterima


sehingga perlahan namun pasti kita membutuhkan dosis yang lebih
banyak untuk dapat membuat diri terpuaskan. Dengan kata lain,
kecanduan tidak mengenal istilah, "cukup." Kecanduan membuat kita
tidak lagi merasa terpuaskan dengan dosis atau kualitas yang
diperoleh kemarin. Hari ini kita menginginkan lebih.

Di satu pihak pemuasan kecanduan membuat kita seakan-akan


sanggup meneruskan hidup seperti biasanya namun sesungguhnya
kecanduan melemahkan kita. Kita hanya dapat terus berjalan bila kita
mendapatkan akses ke pornografi.

Kecanduan membuat kita terobsesi dengan pornografi sehingga setiap

hari kita hanya menantikan saat di mana kita dapat kembali


mengkonsumsinya. Hidup berputar di sekitar pornografi sehingga di
dalam pikiran, seks mendominasi segalanya.
Pada

dalam

intinya pergumulan terberat pecandu pornografi terjadi di


pikirannya.

Kendati

hati

ingin

berhenti,

pikiran

terus

meyakinkannya bahwa ia memerlukan asupan pornografi itu. Sebab jika


tidak, maka hidupnya akan merana.
Cara Mengatasi
Pencegahan adalah obat terbaik. Jadi, jika belum terlibat, janganlah

memulai. Jangan berkata, "Ah, saya pasti dapat mengendalikannya."

Pada

kenyataannya

kita

tidak

berhenti;

sebaliknya

kita

terus

mengkonsumsinya.

Jika sudah terlibat, akuilah dosa ini di hadapan Tuhan dan jangan
merasionalisasinya.

Bangunlah

sebuah

relasi

pertanggungjawaban

dengan

seorang

mentor. Secara berkala, laporkanlah perkembangan keterlibatan dengan


pornografi. Jangan malu untuk mengakui hal ini dan bicarakanlah dengan
jujur. Makin disembunyikan, makin besar godaannya. Pada

saat

tergoda, segera hubungi mentor dan minta dukungan dan doanya.

Hilangkan akses ke internet di dalam rumah. Kendati kita masih


dapat mengaksesnya di luar rumah, kenyataan kita harus pergi ke luar
rumah, itu sudah menjadi salah satu faktor penghalang.

Jangan berhenti membaca Firman Tuhan. Seperti detergen, Firman

Tuhan akan membersihkan pikiran kita kendati lewat proses yang


panjang. Yakinlah bahwa kita pasti dan akan menang; ingatlah
Firman Tuhan yang berkata, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam
Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13).

Bacalah buku rohani yang bermutu, kembangkanlah hobi yang


beragam dan sehat. Firman Tuhan mengajarkan, "Jadi akhirnya saudarasaudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua
yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang
disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu". (Filipi 4:8)

8 Dusta Pornografi
Kebohongan adalah dasar utama dari godaan pornografi yang
mengarah pada kecanduan. Iblis sendiri adalah "bapa segala pendusta".
Didalam Yohanes 8:44, Yesus mengatakan bahwa "Iblislah yang

menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan- keinginan


bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup
dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia
berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah
pendusta dan bapa segala dusta".
Pertama kali manusia dibohongi oleh iblis untuk berbuat dosa
ialah di taman Eden terhadap Hawa. Iblis kemudian selalu menggunakan
banyak hal yang menarik mata kita, padalah dibalik semuanya itu hanya ada
dusta.

Anak

muda

yang

belum

menikah

dibohongi

dengan

pernyataan bahwa pornografi dan seks di luar nikah adalah hal biasa
yang tidak menimbulkan konsekuensi apapun. Dari situlah anak-anak
muda mulai jatuh dalam dosa ini dan terperangkap didalamnya.
Ada baiknya kita mengenal semua dusta dan kebohongan iblis
serta menghancurkannya dengan kebenaran. Yohanes 8:31-32 menyatakan
"Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya:
"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
dan

kamu

akan

mengetahui

kebenaran,

dan

kebenaran

itu

akan

memerdekakan kamu". Karena itulah kita harus terbiasa dengan Firman


Tuhan yang adalah kebenaran. Sering membaca alkitab akan menjadi
pedang kita dalam perang melawan godaan. Dibawah ini adalah dusta-dusta
iblis seputar seksualitas.
Mintalah Roh Kudus untuk menolong anda bebas jika ada
diantara dusta-dusta itu yang anda percaya. Yohanes 16:13a berkata
"Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke
dalam seluruh kebenaran".

Dusta 1 : "Saya tidak akan pernah bebas dari kecanduan pornografi dan
seks yang saya alami sekarang"
Kebenaran : Yesus telah mati diatas kayu salib untuk menebus dosa manusia,
sehingga kita BISA bebas dari dosa apapun yang membelenggu kita. Yesus
mampu memberikan kebebasan dan hidup baru dalam kekudusan (2 Korintus
5:17). Seburuk apapun dosa kita, Yesus memiliki pengampunan dan Dia
mampu menyucikan kita. Darahnyalah yang telah membasuh dosa kita. Ada
harapan dalam Yesus! (Ibrani 6:17-20)
Dusta 2 : "Pornografi dapat membantu kehidupan seksual dalam
pernikahan saya"
Kebenaran : Pornografi memuat nafsu yang justru menghancurkan kehidupan
seksual dalam penikahan. Nafsu dapat meracuni pernikahan dengan rasa
kesenangan sementara yang ditawarkannya. Tinggal tunggu waktu saja
sampai keadaan makin memburuk. Sifat alami nafsu yang tidak pernah puas
akan membuat anda "mencari kepuasan lebih" saat pasangan anda tidak bisa
memenuhi nafsu anda.
Dusta 3 : "Saya tidak bisa hidup tanpa pornografi dan dosa seks"
Kebenaran : Iblis berusaha meyakinkan anda bahwa anda tidak bisa
hidup tanpa dosa yang mengikat anda sekarang. Kebenarannya ialah
dosa membuat hidup rohani anda mati. Hidup yang sesungguhnya
dimulai justru ketika anda bebas dari dosa. Kita BISA hidup tanpa dosa!
(Roma 13:14). Memulai kehidupan seksual yang murni dalam Tuhan akan
membuat hidup kita indah. Seks adalah hadiah Tuhan bagi pasangan
menikah, bukan untuk siapa saja. Tantangan bagi yang belum menikah
ialah menunggu dalam kekudusan.

Dusta 4: "Tuhan tidak mau menerima saya karena saya jatuh terus
dalam dosa"
Kebenaran: Spesialiasi iblis ialah pada penuduhan dan putus asa. Ketika
dia menarik anda dalam dosa, dia akan menyatakan bahwa kita tidak akan
pernah bebas. Dia juga mengatakan bahwa kita tidak akan mampu
menyenangkan hati Tuhan. Yesus telah mati agar kita didamaikan
dengan Tuhan dan Tuhan tidak akan pernah menolak kita jika kita mau
bertobat. Justru saat kita bertobat dan dibebaskan, kita bisa menjadi kesaksian
hidup yang bisa menolong orang lain dengan kejatuhan yang sama.
Dusta 5: "Pornografi tidak menyakiti siapapun"
Kebenaran: Pornografi merusak penikmatnya. Amsal 6:27 mengatakan
"Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar
pakaiannya?", jawabannya ialah tidak! Pornografi akan membuat kita
terbakar oleh nafsu yang dapat membawa ke berbagai kehancuran dalam
segi kehidupan kita. Bukan hanya diri sendiri yang akan hancur, tetapi
orang lain yang mengasihi kita juga akan hancur hati karena ini. Seseorang
yang pasangannya terlibat pornografi, akan kehilangan kepercayaan terhadap
pasangannya itu. Dan sangat sulit untuk membangung kepercayaan itu
kembali.
Dusta 6: "Menikah akan menghentikan kecanduan pornografi saya"
Kebenaran: Pernikahan dapat membuat kecanduan pornografi makin parah,
serta bisa merusak kehidupan seksual dalam pernikahan. Alasan utamanya
karena adanya keterikatan terhadap gambar porno dan masturbasi/onani.
Kehidupan seksual dalam pernikahan yang sebenarnya dirancang Tuhan
sebagai sesuatu yang indah dan berdasarkan cinta. Nafsu

yang tercipta dalam pornografi dan cinta adalah 2 hal yang berbeda. Seorang
pecandu pornografi harus berhenti total dari kecanduannya sebelum menikah.
Dusta 7: "Tuhan tidak perduli dengan apa yang saya lakukan terhadap
tubuh saya"
Kebenaran: Tuhan sangat perduli dengan apapun yang anda buat terhadap
tubuh anda karena tubuh anda ialah bait Allah. 1 Korintus 6:1220 akan menjelaskan secara spesifik tentang fungsi tubuh dalam
hubungannya dengan seksualitas. Seks akan menyatukan kita secara spiritual
dengan orang yang berhubungan seks dengan kita. Melakukan dosa seks
merupakan pencemaran terhadap kemuliaan Tuhan atas diri kita.
Dusta 8: "Tubuh saya tidak cukup baik untuk aktivitas seksual"
Kebenaran: Pornografi mempu membuat orang merasa bahwa dirinya
tidak mampu memberi yang terbaik bagi pasangannya secara seksual.
Pornografi juga menghilangkan ke-alamiah-an dari hubungan normal
suami istri. Dalam pornografi ada pesan-pesan seperti "ukuran sangat
penting" dan lainnya. Karena itulah orang-orang yang terpengaruh mulai
melakukan operasi pembesaran alat vital atau payudara, penggunaan
viagra atau pergi ke tempat-tempat tertentu yang menjanjikan
kemampuan seksual yang lebih.
Padahal jika menyangkut kemampuan seksual, manusia dapat
100%

mempercayai

Tuhan

yang

telah

memberi

segala

yang

dibutuhkannya untuk bisa menikmati hubungan seksual dengan pasangannya.


Tuhan juga mampu membuat kita mampu mengatasi semua ketakutan
yang berhubungan dengan seksualitas, supaya seks yang

kudus seperti rancanganNya atas manusia dapat dinikmati secara utuh dan
benar (secara spiritual, emosional, dan fisik).
Prinsip Kekudusan dalam Firman Allah "...kejarlah kekudusan, sebab
tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani
12:14b)
Kekudusan bukanlah persoalan yang dapat ditawar-tawar. Bukankah
tidak satupun di antara kita yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi
dengan hidup kita di hari esok? Kekudusan adalah sesuatu yang sangat serius
bagi Allah, karena Dia Kudus. Kesungguhan Allah, keseriusan Allah ini telah
dinyatakan-Nya dengan kematian Yesus di atas kayu salib agar kita
disempurnakan, diciptakan baru menjadi serupa dan segambar dengan Allah,
serta dosa-dosa kita diampuni.
Allah melalui Firman-Nya memperingatkan, "Jadi karena
engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan
memuntahkan engkau dari mulutKu." (Wahyu 3:16). Di bawah ini ada
tiga prinsip kebenaran Firman Allah untuk menjaga kekudusan. Mulailah
kehidupan rohani yang memelihara kekudusan!
1. BERDOA
"...berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." (Lukas
22:40). Dengan berdoa senantiasa, maka kita memelihara persekutuan pribadi
dengan Allah, sehingga dengan kekayaan dan kemuliaan-Nya kita dikuatkan
dan diteguhkan. Doa itu seperti nafas. Setiap saat kita harus bernafas. Dan
secara rohani, kita sangat membutuhkan bersekutu dengan Allah melalui doadoa kita.

2.
MEMBACA
ALKITAB
Tekunlah membaca Alkitab sebab Alkitab berisi pandangan hidup yang
tertinggi bagi kehidupan orang Kristen. Firman Tuhan yang tercatat di
dalamnya sangat dahsyat, bukan saja untuk memberikan jalan keluar pada
permasalahan kehidupan, tetapi juga mempunyai kuasa dan mujizat.
Sejak semula setiap perkataan Allah mengandung kuasa dan mujizat.
3.
PERSEKUTUAN
Ambilah bagian dalam kelompok-kelompok persekutuan jemaat atau
pengajaran, sebab di dalamnya tempat orang-orang melakukan kebenaran
dan mempunyai visi dalam hidup yang taat kepada pengajaran Yesus
Kristus. Melalui persekutuan, iman kita akan dibangun, dikuatkan

dan

disegarkan oleh Firman Tuhan, kesaksian dan suasana pesekutuan itu.


Bukankah Firman Tuhan mengatakan, "Janganlah kita menjauhkan
dari

pertemuan-pertemuan

ibadah

diri

kita, seperti dibiasakan oleh

beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25).
Prinsip untuk menjaga kekudusan ini harus Saudara perhatikan dan
terapkan.

Sebab, Tuhan

sangat

menyenangi orang

yang

menjaga

kekudusan hidupnya. Kekudusan hidup akan mengangkat kita pada kebenaran


Ilahi sejati, yang terlihat dari perkataan dan perbuatan kita. Jalani hidup
Saudara sesuai dengan aturan yang ada, sesuai dengan Firman Tuhan,
niscaya hidup Saudara akan selalu diberkati.
Prinsip-prinsip Kekudusan:
Kekudusan adalah kebahagiaan, dan kebahagiaan tercipta dari

ketaatan

Kekudusan adalah kasih yang murni


kekudusan itu indah, tidak mengikat, dan luar biasa, tidak membosankan..
Kekudusan itu menyerupai Allah dalam karakter, dan sifat dasar, dalam
hati dan jiwa. Sungguh keadaan yang indah! Itu ditandai dengan
kemiripan dengan Kristus dan bukan denga kejahatan, Dengan sifat
Ilahi dan bukan sifat iblis, Dengan kesetiaan dan bukan hawa nafsu,
Dengan kemurahan hati dan bukan ketamakan, Dengan pengabdian dan
bukan

kemabukan.

Kekudusan

adalah

kebaikan yang sempurna.

Kekudusan adalah kemurnian hidup.

Kekudusan adalah kesucian hidup, kejujuran, ketulusan, kerendahan


hati, dan rasa hormat yang tertinggi untuk memuji, menyembah, dan
melayani Allah. Semua itu menjadi hal yang indah dalam hidup ketika
dipraktikkan. Untuk bertahan dalam kekudusan, mutlak mengandalkan
Tuhan Yesus.

Tanpa kekudusan kita tidak dapat melihat Tuhan

Hidup kudus mendatangkan berkat. Tidak akan ada pemakaian luar biasa

dan berkat yang luar biasa tanpa kekudusan


Peran anggota keluarga dalam menjaga kekudusan Keluarga

Membangun Kehidupan yang intim dengan Tuhan dalam HadiratNya


melalui doa, firman dan penyembahan yang benar dan lahir dari hati,
untuk berdoa bagi keluarganya.

Menjaga anggota tubuh dari pencemaran rohani dalam bentuk


apapun (Buku, majalah, siaran televisi, bahan obrolan, dsb)
Menutup setiap celah bagi pekerjaan iblis (jangan memiliki teman
lawan jenis sebagai tempat curhat, teman komunikasi intens melalui
media apapun-hp, chatting)
Melayani suami/isteri dan anak-anak dengan baik sesuai kebutuhan

mereka.
Mengurus keluarga dengan baik, dan menjaga seluruh anggota
keluarga dari pengaruh yang tidak baik, sebaliknya mendatangkan
atmosfir surgawi dalam rumah melalui Kehidupan yang saleh dan penuh
dengan kasih akan Allah.
Menjaga penampilan dengan baik, yang memuliakan Allah.
Peran anggota keluarga dalam Menjaga kekudusan Gereja:
Berdiri dan berdoa bagi Gereja dan Pelayan Tuhan yang melayani di
Gereja
Menjadi contoh dan teladan lewat hidup dan keluarganya

Cakap mengajar dan dengan otoritas serta kerendahan hati menegur


segala bentuk ketidakkudusan dan ketidaksenonohan,

Menciptakan lingkungan pergaulan yang sehat dan kudus antar


sesama
Menguatkan serta menjadi berkat bagi wanita yang lain untuk
Kehidupan yang saleh.
Peran

wanita

anggota

keluarga

menjaga

kekudusan

hidup

bermasyarakat:
Jadilah teladan dalam segala hal (Perkataan, perilaku, cara
penampilan)
Menjadi wanita yang kuat dalam doa, firman, dan Ibadah.
Wanita yang menjaga hidupnya dan keluarganya.
Point 2. Keluarga yang melayani dan bukan dilayani
Memahami Arti Melayani
Istilah pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan
sebagai orang yang pekerjannya melayani. Dalam masyarakat umum
2402
4024

istilah ini dihubungkan dengan hal-hal yang bersifat sosial. Contoh:


Melaksanakan suatu program tertentu untuk masyarakat banyak secara cumacuma. Pelaksanaan program tersebut disebut sebagai pelayanan sosial.
Sedangkan dalam konsep kekristenan, istilah pelayanan dipahami sebagai
melakukan pekerjaan Tuhan. Dan para pelaku yang melakukan pekerjaan
Tuhan tersebut isebut sebagai Hamba Tuhan atau Pelayan Tuhan. Dalam
Alkitab istilah kata asli yang mengacu kepada pengertian pelayanan, dalam
Perjanjian Lama adalah kata Abad dalam bahasa Ibrani yang memiliki arti
To Work (bekerja), To Perform ( melakukan), To Serve (melayani). Dalam
Perjanjian Baru memiliki beberapa istilah antara lain Latrueo dan Leitourgeo
yang emiliki arti To Serve (melayani).
Melayani itu bukan sekedar aktif dalam kegiatan gereja, atau
berkorban untuk melakukan tindakan- tindakan sosial. Terlebih utama dalam
kita melayani adalah sikap hati kita ketika kita melayani. Apabila kita aktif di
gereja supaya semua keinginan kita terpenuhi atau ide kita dipenuhi, itu
bukan pelayan, melainkan juragan/bos. Apabila kita engorbankan
tenaga,

dan

bahkan

materi

untuk

waktu,

membantu orang-orang yang

berkekurangan supaya kita dipuji, terkenal, menjadi perbincangan banyak


orang karena perbuatan baik kita, itu bukan pelayan, melainkan politikus.
Melayani bukan hanya sekedar aksi kita saja melainkan juga sikap hati atau
motivasi kita dalam melayani. Sehingga dapat disimpulkan pengertiannya
secara umum maupun dalam istilah yang digunakan, maka pelayanan dapat
diartikan sebagai tindakan melakukan sesuatu, berbuat sesuatu. Dalam
konsep kekristenan pelayanan berarti melayani Allah, dengan tujuan
untuk memuliakan Allah.
Memahami Bentuk-Bentuk Pelayanan
Memuliakan Allah dan menikmatinya adalah puncak tertinggi
dari hidup manusia dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan
2412
4124

melayani-Nya. Ada lima bentuk pelayanan yang dapat memuliakan


Tuhan, yaitu:
1.

Beribadah (Yesaya 58:13-14)


Beribadah merupakan tindakkan nyata kita melayani Tuhan dimana

kita mengikatkan diri dengan waktu yang telah ditentukan oleh Allah sendiri
agar kita masuk dalam lingkungan kekudusan Allah sendiri. Oleh karena itu
kita harus memberi diri seutuhnya saat kita beribadah yaitu dengan
segenap hati, dengan segenap jiwa, segenap akal budi dan dengan segenap
kekuatan kita. (Markus 12:30)
2.

Melayani sesama (Amsal 27:17).


Dari sesama kita belajar bagaimana seharusnya hidup dan menghargai

kehidupan pemberian TUHAN, karena dengan pelayanan kepada sesama, kita


dapat menyatakan kasih. (Galatia5:13). Dan sesuai dengan karunia yang
telah Tuhan berikanlah, kita dapat melayani sesama (Roma 12:6-8), dan
sesungguhnya hidup akan lebih bermakna ketika kita dapat berbagi dngan
orang lain (Lukas 6:38)
3.

Memberitakan Kabar Keselamatan. (Matius 28:18-20)


Kita diciptakan untuk melakukan tugas yang Tuhan perintahkan

(Efesus 4:11). Tugas utama kita adalah melakukan Amanat Agung Tuhan
Yesus yaitu memberitakan Kabar Keselamatan bagi semua bangsa (Kisah
Para Rasul 1:8). Karena itu jika kita tidak bersedia dan gagal melakukan
tugas Amanat Agung maka sebenarnya kita telah menyia-nyiakan hidup yang
Allah berikan pada kita. (Kisah Para Rasul 20:20-24).

4.

Memuridkan (2 Timotius 2:2)


Sendirian kita tidak mungkin dapat mengerjakan pekerjaan Allah

yang Maha Besar bagi penyelamatan umat manusia sepanjang generasi


(Matius 25:14-15). Kita harus mendelegasikan tugas kepada orang lain,
supaya banyak orang dapat dimuridkan bagi Tuhan Yesus. (Kolose 18:1317
)
5.

Bersekutu Bersama Saudara Seiman. (Ibrani 10:25)


Kita dipanggil Tuhan bukan sekedar menjadi orang percaya saja,

tetapi lebih dari itu adalah agar kita masuk dalam persekutuan bersama,
dimana kita ditempatkan TUHAN menemukan peran dan bertindak dalam
pelayanan sesungguhnya. (Roma 12:4-8). Persekutuan

dalam gereja dan

kebersamaan dengan saudara seiman ini kita dapat didewasakan secara rohani
dan terus terpelihara iman kita sampai Tuhan Yesus datang ke dua kalinya.
(Kisah Para Rasul 2:41-47).
Memahami Panggilan Tuhan Untuk Melayani
Semua orang percaya adalah hamba Tuhan, artinya setiap kita
dipanggil untuk melayani Tuhan. Kol_3:24 berkata : Kamu tahu,
bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan
bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Kita
sebagai hamba Kristus, harus belajar untuk melayani
Dia

dengan

benar.

Dalam

kitab

Perjanjian

Lama,

kepada

setiap

umatNya, Tuhan memerintahkan bahwa setiap kali datang menghadap Tuhan


tidak boleh dengan tangan hampa. Mereka diperintahkan untuk membawa
korban persembahan mereka. Kel.23:15 Hari raya Roti Tidak Beragi haruslah
kaupelihara; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi,
seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu, pada

waktu yang ditetapkan dalam bulan Abib, sebab dalam bulan itulah
engkau keluar dari Mesir, tetapi janganlah orang menghadap ke hadirat- Ku
dengan tangan hampa. Ulangan 16:16 berkata : Tiga kali setahun setiap
orang

laki-laki

di

antaramu harus menghadap hadirat TUHAN,

Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak
Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun.
Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa.

Melayani adalah perwujudan kasih kita kepada Tuhan.


Pelayanan yang kita berikan kepada Tuhan dapat berbentuk :
1. Nyanyian Pujian dan Penyembahan.
2. Doa-doa
3. Ucapan syukur
4. Persembahan - persembahan.
Oleh karena ibadah itu mengandung pengertian melayani, maka kita
harus mendedikasikan hidup kita dengan baik dan benar. Pelayanan yang
menyenangkan hati Tuhan adalah pelayanan yang dilakukan sebagai
bentuk atau ungkapan kasih kita kepadaNya. Kita memberi kasih kepada
Tuhan karena Tuhan lebih dahulu mengasihi kita. 1 Yoh. 4:19 berkata: Kita
mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Melayani adalah sebuah bentuk pengabdian.


1 Kor.7:22, demikianlah Firman Tuhan: Sebab seorang hamba
yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah orang

bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil


Kristus, adalah hamba-Nya.
Kata HAMBA ditulis dalam bahasa aslinya dengan kata
DOULOS . Kata Doulos memnpunyai arti : 1. Hamba dan 2. Budak. Dari
dua arti kata itu mengandung makna seorang budak sama sekali tidak
memiliki hak apapun juga, dan hidup hanya oleh anugerah-Nya dan dituntut
untuk memuliakan-Nya, Sang Tuhan diatas segala Tuan. Ini berbicara tentang
sebuah pengabdian dan pengabdian yang berkualitas harus dijalani dengan
sikap setia. Yesus banyak memberikan ajaran tentang kesetiaan, seperti :
-

UPAH KESETIAAN (Luk16:10)

SETIA KEPADA TUHAN (Kis. 11:23)

SETIA SAMPAI MATI (Wahyu 2:10)

Ada upah yang besar dari melayani Tuhan.


Kita adalah HambaNya, dan Tuhan adalah Tuan kita. Tuhan
menyediakan upah bagi hambaNya yang benar dan setia. Perumpamaan
tentang talenta dalam Injil Matius 25, Yesus memberikan penekanan dari
akhir ceritanya dengan perkataan Tuan yang memberi talenta sebagai berikut :
Mat25:21, maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia
dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan
tuanmu. Kalau kita melayani Tuhan, ingatlah ini bahwa Tuhan
menyediakan upah kepada kita. Tuhan tidak pernah lalai member upah
kepada umat-Nya. Ibrani
11:6, Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada

Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa


Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguhsungguh mencari Dia. Ibrani _10:35 juga berkata : Sebab itu janganlah
kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.
Wahyu
22:12 Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku
untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.

TETAP SETIA DAN BERSEMANGAT DALAM MELAYANI


TUHAN
Roma 12:11 berkata : Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor,
biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. I Korintus 15:58;
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu,
bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Memahami Syarat-syarat Untuk Melayani


Pertama, semangat tampah pamrih. Entah dihargai atau tidak,
disenangi atau tidak, mendapat apa-apa atau tidak; yang penting kita
melakukan tugas itu dengan baik.
Kedua, semangat tidak memilih-milih. Jadi, terlepas sebuah
kegiatan pelayanan itu kita sukai atau tidak, kita minati atau tidak; kita tetap
bisa mengerjakannya dengan senang hati. Ketiga, semangat memberi.
Artinya, kita melayani bukan untuk mendapatkan sesuatu, tetapi karena
kita ingin memberikan sesuatu. Mengapa demikian? Karena kita
sesadar-sadarnya betapa dalamnya, besarnya, dan luasnya

sadar

kasih Tuhan dalam hidup kita. Dan sebagai ungkapan syukur, kita ingin
berbagi dengan orang lain melalui pelayanan kita. Supaya orang lain pun
merasakan sapaan kasih Tuhan, dan memuliakan Tuhan. "Sebab segala
sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dia-lah
kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
Menerapkan Faktor Penghambat Dalam Melayani
Menjadi pelayan Kristus dan melayani secara aktif tidak menjamin
bahwa dalam pelayanan akan senantiasa baik-baik saja dan tidak ada jaminan
bahwa ketika melayani Tuhan, Allah akan selalu memberikan kemampuan
kepada orang-orang percaya untuk mempertahankan kehidupan rohani
mereka dalam keadaan stabil. Ada kalanya keadaan rohani kita menjadi
lemah, tidak berdaya dan akan menjadi kering dan hambar. Dan pada
akhirnya hal-hal tersebut menjadi penghambat dalam efektivitas atau
keberhasilan suatu pelayanan. Ada beberapa hal yang menjadi penghalang
kita dalam melayani Tuhan:
1.
salah.

Motivasi yang
Kegagalan maupun keberhasilan manusia dalam mencapai segala

usahanya selalu diawali dengan adanya motivasi. Motivasi menurut Kamus


Besar Bahasa Indonesia berarti dorongan yang timbul dalam diri seseorang
secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Demikian halnya dalam pelayanan, apabila manusia dalam
pelayanannya didorong dengan motivasi untuk memenuhi ambisi pribadi,
maka akan mengalami kegagalan di hadapan Tuhan. Kegagalan yang
dimaksud adalah tidak mempermuliakan nama Tuhan.
2. Tidak adanya visi

Visi adalah gambaran mental yang jelas mengenai masa depan

yang lebih baik, yang ditanamkan oleh Allah kepada hamba pilihan-Nya dan
didasarkan pada pemahaman yang akurat tentang Allah, diri sendiri dan
situasi yang ada. Artinya pemahaman yang akurat dari Allah bahwa visi
tersebut merupakan kehendak Allah di dalam hidup serta pelayanan manusia
kepada Allah. Pemahaman yang akurat tentang diri sendiri adalah vsi yang
Allah tempatkan dalam diri orang pilihan-Nya yang melihat kemampuan
manusia tersebut. Dalam kehidupan kekristenan, visi merupakan unsure
penting dalam pelayanan kepada Allah, karena visi akan membantu orang
percaya untuk mengerti maksud

dan tujuan Allah. Apabila dalam suatu

pelayanan kepada Allah, kita tidak mengerti maksud dan tujuan Allah maka
pelayanan tersebut tidak ada faedahnya. Ketiadaan visi merupakan salah satu
factor penghambat pelayanan, karena akan berakibat umat Allah menjadi
tidak tahu arah dan tujuan pelayanan mereka.
3. Pribadi atau diri sendiri.
Seringkali diri pribadi menjadi factor penghambat untuk kita
melayani. Sebagai contoh pada saat orang-orang percaya duiperhadapkan
pada tekanan, permasalahan hidup, saat itu juga mereka kehilangan
sasaran, fokus atau tujuan pelayanan mereka. Dapat disimpulkan
permasalahan

atau

tekanan-tekanan

bahwa

membuat orang percaya dalam

kehidupan pribadi mereka disibukkan dengan perasaan

kesendirian.

Akibatnya, prioritas-prioritas dalam pelayanan tidak lagi menjadi kebutuhan


utama yang harus dipenuhi.

Menerapkan Prinsip-Prinsip Melayani


Prinsip yang harus dimiliki dalam melayani:
1. Karakter
Karakter yang harus dimiliki orang kristen adalah buah Roh (Gal
5:22-23). Roma 12:6 Paulus menyebut karunia yang diberikan Tuhan kepada
kita. Banyak jenis karunia dan semua karunia itu harus diiringi dengan
karakter. Karna karunia tanpa karakter Kristus (kasih) adalah hal yang
sia-sia.
2. Pengorbanan
Apa yang menjadi ukuran sejauh mana pelayanan kita telah dirasakan
oleh orang lain? Jawabannya adalah sebesar apa dan sebanyak apa
pengorbanan yang telah kita lakukan. Melayani adalah pengorbanan. 2 Kor
12:15 Paulus mengatakan karena itu aku suka mengorbankan milikku,
bahkan mengorbankan diriku untuk kamu.
3. Motivasi dan tujuan
Motivasi dan tujuan yang harus dikejar adalah KASIH (1Kor 13:1; 1
Kor 14:1). Bukan harta, kekayaan, kehormatan, dan bukan berkat semata.
Yoh 3:30 dikatakan Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil
4. Otoritas dan kuasa
Yakobus 4:7 mengatakan tentang otoritas ini dengan jelas. Apakah
dalam melayani kita semakin rendah hati dan dapat tunduk pada Tuhan dan
pemimpin kita? atau justru kita semakin sombong dan merasa lebih dari yang
lain? jangan sampai kita merendahkan orang lain dengan

pelayanan kita.
5. Perlengkapan
Alat yang harus dipesiapkan untuk menunjang pelayanan adalah
perlengkapan rohani (Ef 6:11-18) yaitu kebenaran, keadilan, kerelaan
memberitakan injil, iman, pedang roh (firman Allah). Alat-alat ini harus
diasah dan kita latih cara menggunakannya.
6. Teladan
Siapa yang menjadi teladan kita dalam melayani? Teladan yang ideal
adalah Yesus Kristus sendiri. Karena Dialah yang sempurna dalam
menunjukkan bagaimana melayani dan hanya Dialah yang tidak akan
mengecewakan.
Peran

Remaja

Dalam

Melayani

Keluarga,

Gereja

dan

Masyarakat
Ada 5 (lima) peran remaja yang harus dikerjakan untuk mewujudkan
Amanat Agung TUHAN Yesus Kristus untuk melayani umat di seluruh
dunia:
Pertama, Marturia. Marturia bermakna bersaksi. Dalam hal
memberi kesaksian harus dilakukan secara benar dan tepat tentang hal- hal
yang pernah dilihat dan didengar; menceritakan realitas yang sebenarnya;
mempercakapkan kembali pengalaman-pengalaman dan peristiwa yang
dialami sebelumnya. Inti yang harus disampaikan dalam kesaksian kematian
dan kebangkitan Kristus, yang mana didalamnya ada kabar
kabar

keselamatan

bagi

semua

baik

yakni

orang.

Kedua, Koinonia. Koinonia berarti persekutuan; ada dan terciptanya


persekutuan; memperat persaudaraan; semua upaya untuk tetap berada
2502
5025

dalam persekutuan. Jadi, kita dapat menciptakan persekutuan kelompok kecil


sekaligus terpeliharanya persekutuan yang telah ada dan tercipta; kita
perlu

menyampaikan model persekutuan yang dimilikinya itu kepada

anggotanya.
Ketiga, Diakonia. Diakonia artinya melayani. Pada masa lalu, diakonia
diartikan sebagai melakukan sesuatu dengan setia, jujur, serta tanggungjawab.
Pada konteks masa kini, berdiakonia tak terbatas pada bantuan materi kepada
mereka yang berkekurangan, melainkan lebih kompleks.
pengobatan,

panti

asuhan,

Misalnya,

pendidikan, pendampingan pada saat susah

ataupun yang mengalami masalah sosial, penyediaan lapangan pekerjaan, dan


lain-lain. Diakonia harus membawa perubahan pada seseorang maupun
masyarakat. Bukan sekedar menjadikan ia tidak terlantar dan tercukupi
kebutuhan dasarnya, melainkan dapat terangkat secara sosial; misalnya,
melalui pendidikan yang baik, seseorang dapat memperbaiki kualitas hidup
dan kehidupannya.
Keempat,

Liturgia.

Kata

liturgia

berasal

dari

bahasa

Yunani

leitourgia. Secara sederhana, terjemahannya adalah pelayanan yang


dibaktikan. Litirgia adalah pekerjaan umum di mana dalam persekutuan dan
pelayanan, ada pekerjaan yang wajib dilakukan bersama. Misalnya : kegiatankegiatan gotong royong. Liturgia sebenarnya adalah panduan bagi orang
percaya dalam bersaksi, bersekutu dan melayani. Contoh nyata liturgia
adalah kertas panduan dalam ibadah.
Kelima, Oikonomia. Oikonomia berasal dari istilah yunani yang
terdiri dari dua kata: OIKOS, yang berarti rumah, dan NOMOS, yang
berarti hukum (peraturan). Jika kedua kata ini digabungkan, maka secara
harfiah Oikonomia berarti "pengaturan rumah tangga" (household
2512
5125

law). Dalam perkembangannya Oikonomia ini dipahami sebagai administrasi


dalam rumah tangga yang mana dengan sendirinya ada pengaturan, ada
perencanaan dan ada satu tujuan (purpose).
Point 3. Keluarga yang berkorban dan bukan mencari korban
Korban adalah pemberian untuk menyatakan kesetiaan dan kebaikan.
Berkorban adalah menderita, menyatakan kebaktian, kesetiaan.
Pengertian Korban Dalam Perjanjian Lama
Dalam Ensiklopedia Alkitab masa kini, korban di artikan sebagai
yang dibawa mendekat. Dari pengertian tersebut bisa dikatakan bahwa
sesuatu yang diberikan mendekat kepada seseorang yang berhak
menerimanya. Dalam kitan Imamat banyak dikatakan mengenai arti
korban tersebut. Karena mereka penuh dosa dan selalu berbuat dosa,
maka mereka memerlukan pendamaian dan penyucian bagi dosa dan segala
kecemaran

mereka.

Karena

itulah, peraturan

mengenai

korban

ditempatkan di awal (imamat pasal 1-7), yaitu peraturan bagi umat


dalam melakukan persembahan korban bakaran, korban sajian, korban
keselamatan, korban penghapus dosa, dan korban penebus salah (1:1-66:7); dan peraturan bagaimana para imam harus melaksanakannya (6:87:38)
.
Allah melalui Musa kemudian meneguhkan lebih spesifik lagi
berbagai

jenis

persembahan

yang

harus

diberikan

sebagaimana diuraikan dalam kitab Imamat pasal 1 - 7.

umat

Israel

Makna Korban Dalam Perjanjian Baru


Berbeda dengan yang dijelaskan di atas, Perjanjian Baru menegaskan
pemberian persembahan berupa ternak atau barang lainnya bukan lagi sebagai
jalan penebusan dosa atau kesalahan umat percaya. Kitab Ibrani menuliskan
dengan jelas, "tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba
betina dapat menghapus dosa" (Ibr. 10:
4). Penebusan dosa orang percaya dalam Perjanjian Baru hanya dapat
dilakukan melalui iman dengan mengaku Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat pribadinya; maka melalui tubuh dan darah-Nya yang tersalib di
Golgota hal itu sudah menjadi jalan penebusan dosa-dosa kita. Namun,
Perjanjian Baru tidak langsung meniadakan persembahan sama sekali.
Persembahan dalam konsep Perjanjian Baru menjadi berbeda, tidak
lagi sebagai korban, melainkan sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah
keselamatan yang telah diberikan Tuhan kita atas penebusan dosa tersebut.
Artinya, pemberian tersebut adalah sebagai ungkapan syukur, bukan balas
jasa, karena anugerah keselamatan yang diberikan Allah adalah cuma-cuma,
tidak dapat dibalas dengan perbuatan atau upaya manusia. Jadi pengertian
"membalas kebaikan Tuhan" sebagaimana dalam Mazmur di atas, dalam
konteks Perjanjian Baru adalah merupakan respon atas rasa syukur penebusan
tersebut, bukan dalam pengertian timbal balik.
Makna Korban Dalam Perjanjian Lama
Teori asal mula korban persembahan
Korban persembahan tidak terbatas hanya pada Israel di antara
bangsa-bangsa purba (lih Hak 16:23; 1 Sam 6:4; 2 Raj 3:27; 5:17). Banyak
kesejajaran yg berasal dari bangsa-bangsa sekitar dikemukakan untuk
menjelaskan korban dalam masyarakat Israel. W. R Smith berdasarkan
sumber-sumber yg berasal dari orang Arab pengembara pada zaman pra-

Islam, mengemukakan bahwa daging korban persembahan dalam bentuknya


yang paling dini adalah berkaitan dengan orang 'Semit' purba, dan
persekutuan antara penyembah dengan dewa merupakan gagasan yg
mengendalikannya. Gerakan Pan-Babilonia (H Winckler, A Jeremias, dari
kr thn 1900 dst) menyoroti peradaban Mesopotamia yg lebih tinggi dan
upacara korban pendamaian yg dikembangkan dan dipraktikkan di sana.
Perkembangan dalam sejarah
Zaman Bapak-bapak leluhur.
Adalah penting bahwa korban-korban yg pertama sekali disebut
dalam Kej bukanlah korban sembelihan zevakhim, melainkan korban
persembahan Kain dan Habel (minkha, Kej 4:3, 4) dan korban bakaran
Nuh ('ola, Kej 8:20; di sinilah pertama kali muncul sebutan mezbah). Mezbah
para Bapak leluhur sering dilukiskan (mis Kej 12:6-8), tapi sayang jenis
korban secara rinci kurang digambarkan.
Maag berpendapat korban itu adalah makanan persekutuan zevakh.
Ishak tahu Abraham biasa mempersembahkan korban 'ola dan biasanya
seekor domba yg dipersembahkan (ay 7). Tapi daging korban persembahan
memeteraikan perjanjian (Kej 31:54; zevakh muncul pertama kali), walaupun
tidak semua janji sejenis ini. Kej 15:9-11 paling baik dimengerti sebagai
upacara penyucian.
Motif-motif korban zaman itu, juga ihwal memuliakan Allah dan
pengucapan syukur atas kebaikan-Nya adalah nyata, tapi kemungkinan
adanya pemikiran yg lebih khidmat tak dapat ditiadakan. Korban
persembahan Nuh harus dilihat tidak melulu sebagai korban pengucapan
syukur karena kelepasan, tapi juga sebagai korban pertobatan atau penebusan
dosa. Ketika Yakub pergi ke Mesir (Kej 46:1) ia berhenti untuk bertanya
kepada Allah, dan mempersembahkan korban (zevakh) yg
2542
5425

mungkin

bersifat

pertobatan.

Di

Mesir

Israel

dipanggil

untuk

mempersembahkan korban khidmat di padang gurun (Kel 5:3, zevakh), yg


menuntut persembahan berupa hewan (Kel 10:25, 26) dan dibedakan dari
korban persembahan orang Mesir yg manapun (Kel 8:26).
Suku.

Pembentukan Israel sebagai suatu organisasi kesukuan, yg

menurut Noth terjadi hanya di tanah Palestina pada zaman para Hakim (lih
The History of Israel, 1958), menurut tradisi Alkitab terjadi pada masa Musa.
Peristiwa-peristiwa utama yg terjadi dalam kehidupan suku -- ialah tiga
pesta raya, pada saat mana korban harus dipersembahkan:
'janganlah orang menghadap kehadirat-Ku dengan tangan
hampa' (Kel 23:15). Korban persembahan yg paling kita kenal ialah
korban Paskah dan korban perjanjian. Paskah menggabungkan unsur- unsur
korban persembahan sebagai 'daya' yg mampu mengatasi yang jahat dan
korban persembahan sebagai perjamuan bersama. Rasa aman karena
mengetahui bahwa darah sudah ditumpahkan untuk mengenyahkan yang
jahat, maka setiap anggota keluarga dapat duduk dalam persekutuan penuh
kegembiraan (Kel 12; Yos 5:5-12; *PASKAH). Unsur-unsur yang sama
mungkin masuk ke dalam korban perjanjian dan pengulangan perjanjian itu
(Kel 24:1-8; Ul 27:1 dab; Yos 8:30 dab; 24; Mzm
50:5). Pemercikan darah menyucikan perjanjian dan menyantap daging
korban persembahan menandai penggenapannya.
Sebagai tambahan, beberapa korban lainnya secara nasional maupun
lokal dipersembahkan. Persembahan korban khas nasional adalah yg
dipersembahkan bila bencana timbul atau perang terjadi (Hak
20:26; 21:4; 1 Sam 7:9), dan bila penyesalan nasional menjadi tuntutan
utama (bnd Hak 2: 1-5). Penyerahan dan awal timbulnya yg baru ditandai
dengan korban (Hak 6:28; Kel 32:6; 1 Sam 6:14; 11:15; 2 Sam
6:17),
2552
5525

sebagaimana juga kegiatan-kegiatan perayaan pribadi (1 Sam 1:3),


syafaat (Bil 23:1 dab) dan mungkin keramah-tamahan (Kel 18:12).
Zaman kerajaan.
Pembangunan Bait Allah oleh Salomo menuntut upacara penahbisan
dengan penyerahan korban persembahan (1 Raj 8:62 dab) dan korban-korban
biasa (1 Raj 9:25). Tapi karena sumber informasi itu adalah beberapa kitab
tentang 'raja-raja', maka kitab-kitab itu lebih berbicara tentang peranan raja
(bnd 2 Raj 16:10) ketimbang peranan rakyat. Bahwa upacara harian
keagamaan berjalan terus, dinyatakan oleh ay seperti 2
Raja 12:16, dan oleh seringnya hal itu disebut dalam kitab nabi-nabi dan
mazmur-mazmur.

Beberapa

hunjukan

dalam

mazmur

menyatakan

bahwa kutukan-kutukan dahulu janganlah diartikan mutlak, seolah-olah


kelompok nabi bertentangan dengan kelompok imam. Para nabi tidak
seberapa keras menentang upacara itu sendiri, tapi keras menentang ide- ide
yangg melibatkan peranan sihir yg diambil dari upacara-upacara kesuburan
(Am 4:4, 5; Yes 1:11-16), dan terhadap hal-hal yg baru seperti menyembah
berhala dan mengorbankan anak-anak yang diperkenalkan oleh penguasa
yang murtad (Yer 19:4; Yeh 16:21).
Tokoh seperti Yesaya dapat memperoleh panggilannya di Bait
Allah (Yes 6), dan tokoh Yeremia atau Yehezkiel dapat menemukan
tempat bagi upacara pemurnian di masa datang (Yer 17:26; Yeh 40-48).
Hal ini juga merupakan perasaan yg dominan di kalangan pemazmur, yg
terus-menerus berbicara tentang korban persembahan pengucapan syukur
mereka guna memenuhi nazar sumpah mereka (mis. Mazmur 66: 13-15).
Ungkapan tentang pertobatan dan kesukacitaan berkat pengampunan juga ada
(Mzm 32; 51).

Zaman pasca pembuangan.


Musibah 'pembuangan' biasanya dinalar sebagai mendampakkan
pengakuan berdosa yg lebih mendalam. Bahwa hal itu benar tidak perlu
diragukan (lih 2 Raj 17:7 dan; Neh 9), Kesukacitaan maupun pertobatan tetap
mencirikan korban (Ezr 6:16-18; Neh 8:9 dab). Bait Allah dan upacara
dihargai (Hag 1-2; Yl 2:14), namun hanya selama itu merupakan wahana bagi
ibadah yang sungguh (Mal 1:6). Kesusastraan apokaliptik dan kebijaksanaan
menganggap upacara sebagai sesuatu yang sudah ada (Dan 9:21, 27; Pkh
5:4; 9:2) dan juga melanjutkan penekanan moral khas nabi (Pkh 5:1; Ams
15:8).
Peraturan-peraturan hukum
Hukum tentang korban persembahan berserakan dalam Kitab- kitab
hukum (Kel 20:24 dab, 34:25 dab; Im 17; 19:5 dab; Bil 15; Ul 12, dll),
tapi 'torat' tentang korban itu terutama ialah Im 1-7. Ps 1-5 secara
berurutan menyangkut korban bakaran ('ola), korban sajian (minkha), korban
pendamaian (zevakh), korban penghapus dosa (khatta't), dan korban penebus
salah ('asyam), sedangkan ps 6-7 memberikan tambahan peraturan untuk
kelima-limanya -- 6:8-13 (bakaran), 7:11 dab (pendamaian) yang dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Bahan-bahan.
Korban yg akan dipersembahkan haruslah ternak atau burung yg halal
(Kej 8:20). Jadi bisa lembu jantan, kambing, domba, merpati (bnd Kej
15:9), tidak onta
PENTAHIRAN).

atau

tidak

keledai

(Kel

13:13)

(*TAHIR,

Ketentuan itu janganlah dilacak sampai pada gagasan bahwa korban itu untuk
santapan 'dewa-dewa' (bahwa dewa memakan apa yg dimakan manusia) -seperti yang mungkin terkesan oleh Im 3:11; 21:6; Yeh 44:7 -- karena ikan
(Im 11:9) dan binatang-binatang liar (Ul 12:22) boleh dimakan

tapi tidak boleh dijadikan korban. Nampaknya prinsipnya ialah, manusia


wajib memberi kepada Allah sesuatu yang adalah milik manusia itu sendiri
(bnd 2 Sam 24:24); binatang liar dianggap adalah kepunyaan Allah,
bukan kepunyaan manusia (Mzm 50:9 dab; Yes 40:16), sedangkan
binatang piaraan adalah milik manusia oleh pekerjaannya (Kej 22:13
sebenarnya bukan pengecualian). Hal ini lebih jelas dalam hal korban
tanpa darah, yang dihasilkan dengan 'keringat di alisnya' (biji-bijian, tepung,
minyak, anggur, dll), dan yang senantiasa dimakan. Hal-hal yang dimiliki
tidak sesuai dengan hukum, tidak boleh dipersembahkan (Ul
23:18
).
Prinsip 'yang terbaik bagi Tuhan' senantiasa dilaksanakan; dalam hal
jenis kelamin, jantan lebih diutamakan ketimbang betina (Im 1:3; tapi bnd Im
3:1; Kej 15:9; 1 Sam 6:14; 16:2); dalam hal umur, kematangan sangat
dihargai (1 Sam 1:24); dalam hal kesempurnaan fisik, 'tanpa cacat' senantiasa
ditekankan (Im 1:3; 3:1; Ul 15:21; 17:1; 22:17-25; bnd Mal 1:6 dab, tapi
hendaknya dicatat perkecualian bagi korban persembahan sukarela, Im
22:23); dalam segi tertentu juga ihwal warna, dipilih warna merah (Bil
19:2), mungkin melambangkan darah (bnd lukisan-lukisan binatang yg
terdapat dlm gua-gua prasejarah).
Perbedaan antara Israel dengan tetangga-tetangganya nampak jelas
dalam penolakan terhadap perluasan prinsip ini sampai kepada puncaknya
yang logis, yakni: korban anak sulung manusia. Mengorbankan anak-anak
yang terdapat pada masa kerajaan yang terakhir (2 Raj 21:6), bahkan
mengorbankan manusia dewasa pada waktu-waktu yang lebih dini (Hak
11:29 dab), berasal dari pengaruh-pengaruh luar dan dikutuk oleh nabinabi (Yer 7:31 dab), perintah (Im 20:4), dan contoh (Kej 22).
Kel 22:29b jelas harus ditafsirkan dengan Kel 34:19, 20 dan Kel
13:122582
5825

16. Prinsip penggantian diberlakukan tidak hanya dalam mengganti anak


sulung manusia dengan binatang, tapi

juga dalam ketentuan yang

2592
5925

diberikan bagi orang miskin untuk mempersembahkan korban berupa


burung dara yang lebih murah untuk korban penghapus dosa (Im 5:7),
dan jika ini masih terlalu mahal, korban sajian (Im 5:11). Kalimat 'sekadar
kemampuannya' (Im 14:22 dab) penting artinya di sini.
Penuangan minyak (Kej 28:18), anggur (Kej 35:14), dan air (? 1 Sam
7:6 ) nampaknya mendapat tempat dalam upacara, namun hanya
persembahan anggur yang digunakan dalam hukum-hukum dasar (Bil
28:7 dll). Larangan terhadap adonan beragi dan madu (dengan beberapa
pengecualian), dan mungkin juga susu yang boleh jadi karena cepat basi.
Sebaliknya, garam tentu ditambahkan ke dalam korban persembahan, karena
daya pengawetannya (hanya disebutkan dalam Im 2:13 dan Yeh
43:24, bnd Mrk 9:49). Kemenyan (qetoret) digunakan baik sebagai korban
persembahan yang berdiri sendiri (Kel 30:7, bnd cara pembuatannya dlm ay
34-38) maupun sebagai salah satu dalam korban sajian (Im 2). Ada ahli yang
meragukan penggunaan kemenyan pada zaman dulu itu, dengan alasan
kemenyan tidak dapat dimakan dan bukan milik yang tumbuh di halaman
rumah (Yer 6:20). Mereka menganggap bahwa qetoret adalah pembakaran
lemak (qtr) bukan kemenyan. Namun anggapan ini belum pasti.
Jenis-jenis.
(i) 'ola. Korban bakaran nampaknya mempunyai ciri-ciri yg
cukup untuk dianggap sebagai korban khan Ibrani ketimbang zevakh yg
disukai oleh aliran Wellhausen. Itu sudah demikian sejak semula (? Kej 4;
8:20; 22:2; Kel 20:25; 18:12; Hak 6:26; 13:16 ), sejak dalam telah
menjadi
upacara yang teratur (1 Raj 9:25; bnd 1 Raj 10:5), tidak pernah alpa dalam
peristiwa-peristiwa besar (1 Raj 3:4; Yos 8:31), dan peranannya bertahan
dominan sampai masa-masa terakhir (Yeh 43:18; Ezr 3:2-4)

(ii) Minkha ('korban makanan'). Istilah ini digunakan dengan tiga


cara yang berbeda dalam PL. dengan arti 'hadiah' atau 'upeti' muncul 34 kali
(bnd Hak 3:15; 1 Raj 4:21 -- akar katanya mungkin manakh, 'memberi', lih
bentuk jamaknya yang istimewa dalam Mzm 20:3), 97 kali muncul dalam
kesusastraan imam untuk korban sajian (mis di Im 2), dan sekian kali juga
muncul dengan arti yg sama (mis Yes 43:23; 66:20). Tapi kemunculan
terakhir menunjuk kepada korban pada umumnya (1 Sam
2:29; 26:19 dan mungkin Mal), dan untuk korban binatang khususnya (1
Sam 2:12-17; Kej 4:3, 4) S. R Driver dengan tepat menerangkan bahwa
minkha tidak semata-mata menyatakan pemikiran netral tentang pemberian,
tapi

juga

sebagai

'hadiah

yg

diberikan

untuk

memastikan atau

mempertahankan kemauan baik' dan makna pendamaian ini menonjol juga


dalam acuan-acuan korban seperti 1 Sam 3: 10-14; 26:19.
Dalam acuan-acuan di atas minkha merupakan persembahan korban
yg berdiri sendiri, sedang dalam hukum menyertai korban pendamaian (Bil
15:1-16), kecuali dalam Bil 5:15, 25; Im 5:11-13; 6:19-23. Menurut Im 2,
persembahan itu harus terdiri dari tepung (2:1-3), kue bakar (2:4-10), atau
gandum mentah (2:14-16), dengan minyak dan kemenyan (levona). Bumbubumbu lainnya mungkin berupa garam (Im 2:13) dan anggur (Im 23:13).
Semua persembahan ini tidak ada yg dimakan oleh penyembah (tapi? Im
7:11-18). Semuanya untuk imam-imam, tapi hanya setelah suatu 'bagian
ingat-ingatan' (Im 2:2) dibakar di atas mezbah.
(iii) Zevakh dan syelamin. Lagi-lagi terdapat variasi dalam
penggunaannya, dimana zavakh dan syelamin sering digunakan bergantian
(Im 7:11-21; 2 Raj 16:13, 15), sering juga dibedakan (Yos 22:27; bnd Kel
24:5; 1 Sam 11:15), sering berdiri sendiri-sendiri (2 Sam 6:17, 18; Kel 32:6),
dan sering digabung ke dalam rangkaian kata zevakh syelamin atau zivekhe
syelamin (biasanya dlm hukum keimaman). Korban dalam arti ini merupakan
korban penebus salah dengan khidmat, yang serupa dengan
2602
6026

'ola dan dalam kaitannya dengan korban-korban yang lain mungkin


masih mempertahankan arti ini. Adalah cocok sekali bila perjamuan
penuh sukacita menyusul, jika sukacita itu merupakan kegembiraan
pengampunan, karena perjamuan perjanjian zevakh itu biasanya juga
menandai pendamaian sesudah keterasingan (Kej 31:54).
Keterangan mengenai penjabaran kata syelem -- apakah itu dari kata
syalom, 'damai', membuat pendamaian', ataupun dari kata syillem,
'mengganti', 'melunasi' -- akan sesuai dan lebih baik, ketimbang pengurangan
korban pendamaian menjadi hanyalah segmen-segmen dari
'korban sumpah' ataupun 'korban syukur'. Kedua-duanya bersama korban
sukarela.
(iv) 'asyam dan khatta't. Nama dari korban-korban ini, korban
penghapus salah (korban pelanggaran) dan korban penghapus dosa,
merupakan nama dari pelanggaran yg harus ditebus, yaitu 'asyam (kesalahan)
dan khatta't (dosa). Dalam konteks upacara istilah-istilah ini mengacu
bukannya terutama kepada pelanggaran-pelanggaran moral, melainkan
kepada hal-hal yg menurut kaidah upacara adalah ternoda, walaupun aspek
moralnya sama sekali bukannya ditiadakan. Upacara dari jenis pertama
adalah penyerahan korban dosa sehubungan dengan kusta (Im 14; bnd Mrk
1:44) dan ibu sesudah melahirkan (Im 12; Luk 2:24). Dan jenis kedua adalah
dusta dan ketidaklayakan dalam Im 6:1-7, dan nafsu dalam Im 19:20-22.
Hubungan antara korban tebusan salah dengan korban tebusan dosa
adalah kabur. Yang jelas dapat dikatakan ialah, bahwa dosa terhadap sesama
lebih mencolok pada 'asyam dan dosa terhadap Tuhan pada khatta't. Karena
itu 'asyam menuntut ganti rugi berupa uang sebagai tambahan korban
persembahan.

Jumlah

sesuatu

yang

digelapkan/diambil

ditambah

seperlimanya, harus dibayarkan kepada sesama yg menjadi korban


penggelapan itu (Im 6:5), atau kepada imam

jika ia atau wakilnya tidak ada (Bil 5:8). Binatang korban yang
dipersembahkan untuk penghapus salah, biasanya kambing jantan, juga
menjadi kepunyaan imam, dan sesudah upacara pemercikan darah dan
upacara pembakaran lemak seperti biasa dapat dimakan oleh imam sebagai
'yang maha kudus' (Im 7:1-7). Halnya sama (Im 6:24-29) dengan korban
penghapus dosa penguasa (Im 4:22-26) dan orang biasa (Im 4:2731), tapi dalam hal ini darah ditaruh pada tanduk-tanduk mezbah.
Korban penghapus dosa imam agung (Im 4:1-12) dan seluruh
masyarakat (Im 4:13-21) mengikuti upacara yang lebih khidmat, pada upacara
mana darah dipercikkan (hizza, bukan zaraq) di depan tirai tempat kudus, dan
tubuh binatang korban tidak dimakan melainkan dibakar (saraf, bukan higtir)
di luar kemah (Im 6:30; bnd Ibr 13:11). Sebagai tambahan terhadap keempat
macam ketentuan itu, dibuat ketentuan tambahan tentang korban pengganti
bagi masyarakat miskin (Im 5:7-13). Demikianlah ps 4 dan 5 berisi skala
bertingkat dari binatang korban persembahan: lembu jantan (imam agung
dan jemaat, tapi bnd Bil 15:24; Im 9:15; 16:5), domba jantan (penguasa),
domba betina atau biri-biri (orang biasa), burung dara atau merpati (orang
miskin), tepung (miskin sekali). Prinsip-prinsip berikut dapat dicatat:
setiap orang harus mempersembahkan korban penghapus dosa, tidak
seorang pun boleh memakan korban penghapus dosanya sendiri, dan
semakin upacara

itu

bersifat

menebus

kesalahan

maka

darah

korban
harus semakin dekat menghampiri Tuhan. Pada Hari Pendamaian tirai itu
sendiri diterobos dan darah dipercikkan pada mezbah.
Bentuk-Bentuk Korban Dalam Perjanjian Lama (PL)
Secara singkat diuraikan dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini,
korban dalam Perjanjian Lama dapat dikelompokkan, yakni:

a. Ola,korban bakaran (Im.1: 1-17), sebagai lambang penderitaan sebagai


hukuman karena dosa yang ditanggungkan atasnya, dengan makna
membersihkan kehidupan orang yang memberi korban dalam ketaatan
sebagai bau-bauan yang harum bagi Allah.
b. Minkha, yakni korban sajian (Im.2:1-16; 5:11-12), sebagai rasa syukur
yang
diberikan demi kemauan baik sebagai pengganti keseluruhan dirinya.
c. Khatta't, yakni korban penghapus dosa dan juga disebut sebagai Asyam
(korban penebus salah), yakni bilamana seseorang bersalah karena dianggap
najis dari segi upacara agama atau berbuat dosa secara tidak sengaja (Im. 4:
2, 13, 22, 27).
d. Zevakh dan Selamin, yakni korban perdamaian atau korban keselamatan
berupa pernyataan syukur atau sukarela kepada Allah (Im.
7: 12; 22: 29; Bil.6: 14; 15:
3, 8).
Perjanjian Lama juga mengenal berbagai jenis persembahan lainnya,
seperti persembahan sulung atau buah sulung (Kej. 4:4; Im. 2: 12; Neh.10:
35), persembahan unjukan (Im. 6: 20; Bil. 5: 15), dan persembahan
persepuluhan

berupa

persembahan

khusus

yakni

sepersepuluh

dari

penghasilan umat Israel. Persembahan atau korban yang disebutkan di atas,


dinyatakan dengan pemberian hewan ternak (dari mulai lembu jantan hingga
burung tekukur atau anak burung merpati yang tidak bercela), tepung,
minyak, kemenyan, dan garam. Inilah ritual pemberian persembahan dalam
Perjanjian Lama.
Mengapa

Allah

Menuntut

Persembahan

Binatang

Dalam

Perjanjian Lama (PL)


Allah menuntut persembahan binatang supaya umat manusia dapat
memperoleh pengampunan bagi dosa-dosa mereka (Imamat 4:35;
5:10). Persembahan binatang adalah tema penting dalam Kitab Imamat.

Ketika Adam dan Hawa berdosa, Allah mengorbankan binatang untuk

menyediakan pakaian bagi mereka (Kejadian 3:21). Kain dan Habel


membawa persembahan kepada Allah. Persembahan Kain tidak diterima
karena dia mempersembahkan buah-buahan sedangkan persembahan Habel
diterima karena dia mempersembahkan "anak sulung dari kambing
dombanya" (Kejadian 4:4-5).[7] Setelah banjir surut, Nuh mempersembahkan
binatang kepada Allah. Persembahan Nuh ini merupakan bau harum yang
menyenangkan Tuhan (Kejadian 8:20-21). Allah memerintahkan Abraham
untuk

mempersembahkan

Ishak anaknya. Abraham taat kepada Allah,

namun ketika Abraham siap mempersembahkan Ishak, Allah campur tangan


dan menyediakan seekor domba jantan untuk mati menggantikan Ishak
(Kejadian 22:10-13). Menurut Imamat 1:1-4 ada prosedur tertentu yang harus
diikuti. Pertama- tama, binatang tsb. harus tak bercacat. Kemudian orang
yang mempersembahkan

harus

mengidentifikasikan

dirinya

dengan

binatang
itu.
Kemudian orang yang mempersembahkan harus membunuh binatang
itu. Ketika dilakukan dengan iman, persembahan ini menyediakan
pengampunan untuk dosa-dosa. Korban persembahan lainnya disebut Hari
Pendamaian digambarkan dalam Imamat 16 melukiskan pengampunan dan
penghapusan dosa. Imam Besar mengambil dua domba jantan untuk korban
penghapus dosa. Salah satu dari domba tersebut untuk dikorbankan sebagai
korban penghapus dosa bagi seluruh umat Israel (Imamat 16:15) sementara
domba satunya dilepaskan di padang gurun (Imamat 16:20-22). Korban
penghapus dosa menyediakan pengampunan sementara domba yang lain
itu menyediakan penghapusan dosa. Dengan demikian mengapa Allah
menginginkan korban dalam Perjanjian Lama karena pada waktu itu bangsa
Israel melakukan dosa, sebab jika ada dosa maka Allah akan murka
terhadap bangsa tersebut.

Dalam Perjanian Baru (PB)


Kata-kata Yunani yg digunakan ialah thusia, doron, prosfora dan
yang

seasal

dengan

itu,

dan

anaferb,

yg

diterjemahkan

'korban,

pemberian, persembahan' (thusia dlm Mrk 12:33 mungkin berarti 'korban


makanan');

holokautoma,

korban

bakaran';

thumiama,

'kemenyan';

spendo, 'dituangkan seperti korban minuman'. Semua itu diterima, dengan


istilah-istilah lain yg diberikan di bawah ini, dari LXX (Septuaginta)
a. Korban-korban PL di dalam PB
Korban-korban

PL

masih

dipersembahkan

selama

periode

penyusunan PB, dan karenanya tak mengherankan bahwa maknanya


mendapat

beberapa

komentar

yang

justru

memperjelas.

Beberapa

ucapan penting terdapat di Mat 5:23, 24; 12:3-5 dan ay-ay sejajar 17:24-27;
23: 16-20; 1 Kor 9:13, 14. Penting dicatat bahwa ada korban yang
dipersembahkan bagi Yesus pada waktu pertama kalinya Ia diserahkan
kepada Allah di Bait Suci atau Ia sendiri yang mempersembahkan korban
pada Paskah yang terakhir, dan mungkin sekali dalam peristiwa-peristiwa lain
ketika Ia naik ke Yerusalem untuk merayakan hari-hari besar. Praktik para
rasul dalam Kisah Para Rasul meniadakan pendapat bahwa sesudah korban
Kristus, kebaktian Bait Allah Yahudi harus dipandang menjijikkan bagi
Allah. Rasul-rasul sering dan teratur hadir di Bait Suci. Paulus sendiri pergi
ke Yerusalem untuk merayakan Pentakosta, dan dalam peristiwa itu
mempersembahkan korban-korban (termasuk korban penghapus dosa) untuk
gangguan sumpah (Kis 21; lih Bil 6:10-12). Namun, pada prinsipnya korbankorban tersebut sekarang tidak perlu lagi, karena perjanjian yang lama sudah
menjadi 'lama' dan 'siap untuk lenyap' (Ibr 8:13), sehingga ketika orang Roma
menghancurkan Bait Suci maka bahkan orang Yahudi yang bukan Kristen pun
juga berhenti mempersembahkan korban.

Surat Ibrani menguraikan jelas korban-korban PL. Ajaran penulis


surat ini mengandung segi yang positif (11:4), namun perhatiannya yang
terbesar ialah menunjukkan ketidakcukupannya kecuali sebagai lambang.
Kenyataan bahwa semua korban PL tidak dapat menjadikan manusia masuk
ke dalam tempat Yang Mahasuci, membuktikan bahwa semua korban itu
tidak dapat membebaskan hati nurani dari kesalahan. Semua korban itu
hanyalah peraturan jasmaniah belaka, yg diberlakukan sampai datangnya
masa pembaharuan (9:6-10). Ketidakmampuannya menebus nyata dari fakta
bahwa hanya hewan saja yg dikorbankan (10:4), dan oleh fakta harus
diulang-ulangi (10:1, 2). Korban-korban itu bukanlah penawar dosa,
melainkan yg mengingatkan pada dosa (10:3).
b. 'Korban-korban rohani'
'Korban-korban rohani' (1 Ptr 2:5; bnd Yoh 4:23, 24; Rm 12:1; Flp
3:3) dalam PB adalah pengganti peraturan-peraturan jasmaniah, dan sering
muncul (Rm 12:1; 15:16, 17; Flp 2:17; 4:18; 2 Tim 4:6; Ibr 13:15, 16;
Why 5:8; 6:9;
8:3, 4). Tapi bahkan dalam PL para pemazmur dan nabi-nabi sering
menggunakan bahasa korban secara kiasan (mis Mzm 50:13, 14; 51:16,
17; Yes 66:20), dan penggunaan demikian diteruskan dalam kesusastraan
intertestamental. Korban-korban yang disebut di sini tidak selalu harus
immaterial,

dan

kadang-kadang

melibatkan

kematian:

makna

'rohaninya' ialah bahwa korban persembahan itu menjadi milik zaman


Roh Kudus (Yoh 4:23, 24; Rm 15:16). Tapi kadang-kadang korban itu
immaterial, dan tidak pernah mempunyai upacara yang dijadwalkan. Dan
ternyata bahwa setiap tindakan dari orang yang dipenuhi oleh Roh dapat
dianggap sebagai korban persembahan rohani, dalam arti dikhususkan bagi
Allah dan dapat diterima oleh Allah, tentu tidak mengandung
Korban pendamaian sejati harus dicari

penebusan.

bukannya di sini melainkan dalam korban Kristus, tanpa mana korban rohani
tidak akan diterima (Ibr 13:15; 1 Ptr 2:5).
c. Korban Kristus
Korban Kristus adalah tema utama PB. Karya penyelamatan-Nya
sering

dibicarakan

dalam

pengertian

etis,

kadang-kadang

pidana

maupun korban..persembahan. Kristus dikatakan Domba Allah yang


disembelih, darah-Nya yang suci meniadakan dosa dunia (Yoh 1:29, 36; 1
Ptr 1:18; Why 5:6-10; 13:8) -- seekor domba yaitu binatang yang digunakan
untuk bermacam-macam korban. Lebih khusus lagi, Ia dikatakan domba
Paskah yang sesungguhnya (paskha, 1 Kor 5:5-8), persembahan bagi dosa
(peri hamartias, Rm 8:3; bnd LXX Im 5:6, 7, 11; 9:2, 3; Mzm 40:6, dst), dan
di Ibr 9-10. Ia disebut penggenapan korban perjanjian dari Keluaran 24,
lembu jantan muda berwarna merah yang disebut di Bilangan 19 dan korbankorban pada Hari Pendamaian. PB terus-menerus nenyamakan Tuhan Yesus
dengan Hamba yang menderita di (es 52-53 yang adalah korban penghapus
salah (Yes 53:10), dengan Mesias (Kristus) dan Dan 9, yang menghapuskan
kesalahan (Dan 9:24). PB menggunakan istilah
'mendamaian' dan 'tebusan' tentang Kristus dalam pengertian korban,
pemikiran mengenai hal disucikan oleh darah-Nya (1 Yoh 1:7) itu adalah
korbaniah (*DAMAI, PENDAMAIAN).
Doktrin tentang itu dikembangkan paling terpadu dalam surat Ibr.
Penulis menekankan pentingnya kematian dalam korban Kristus, yakni
kematian-Nya sendiri (Ibr 2:9, 14; 9:15-17, 22, 25-28; 13:12, 20), dan
kenyataan bahwa kematian-Nya sebagai korban adalah genap dan tuntas
(Ibr 1:3; 7:21; 9:12, 25-28; 10:10, 12-14, 18). Surat Ibrani membatasi
keimaman dan kesucian Kristus pada kawasan sorga (Ibr 8:1-5; 9:11), tapi
tegas tidak membatasi korban-Nya hanya di sana. Memang dinyatakan bahwa
Ia

mempersembahkannya

di

sana

(Ibr

8:3),

tapi

'mempersembahkan' adalah kata yang digunakan dengan arti yang sama bagi
donor yang membawa dan membunuh korban di luar Bait Suci dan bagi
imam yang mempersembahkannya, apakah di sana di atas mezbah atau di
dalam Bait Suci. Acuan di sini pasti kepada pemercikan atau
'persembahan' darah di tempat maha kudus pada hari Pendamaian oleh
imam agung (Ibr 9:7, 21-24), suatu tindakan khas yg telah digenapi oleh
Kristus
.
Segala sesuatu yang teramat penting dalam korban persembahan
peranan donor dan korban itu sendiri -- telah dipenuhi di salib: kecuali
peranan keimaman -- yaitu penyerahan kepada Tuhan oleh pengantara yg
laik diterima -- dan inilah yg dilakukan oleh Kristus dengan memasuki
hadirat BapakNya pada waktu kenaikan. Sejak itu darahNya yang terpercik
ada di sana (Ibr 12:24). Tidak perlu berpikir bahwa penampilan Kristus atau
darah-Nya terjadi pada Hari Kenaikan dalam arti harfiah: cukup bahwa Ia
masuk sebagai Imam yang menjadi korban yang dibunuh di kayu salib, sertamerta disambut, duduk dalam kemuliaan, dan karya penyelamatan-Nya
genap seutuhnya. Doa syafaat-Nya yang kekal (Ibr
7:24, bnd Mzm 99:6; Yl 2:17) bukanlah baru, tapi merupakan bagian dari
hal

'la

masuk

ke

dalam

sorga

menghadap

hadirat

Allah

untuk

kepentingan kita' (Ibr 9:24). Atas dasar karya-Nya di salib yang sudah selesai,
dan karena semua penderitaan-Nya sudah berlalu, maka kehadiran-Nya di
depan Allah untuk kepentingan kita merupakan baik syafaat maupun
pendamaian yang terus-menerus (2:10, 17).
Adalah salah memandang korban Kristus lebih bersifat harfiah
ketimbang korban-korban rohaniah. Korban Kristus adalah sungguh- sungguh
korban. Pengganti tubuh seekor hewan, kita peroleh tubuh Anak Allah (Ibr
10:5, 10). Pengganti korban tanpa cela, kita peroleh korban tanpa dosa

(Ibr 9:14; 1 Ptr 1:19). Pengganti bau harum, kita peroleh penyerahan diri
yang sesungguhnya (Ef 5:2). Pengganti pemercikan tubuh

kita dengan darah, kita peroleh pengampunan (Ibr 9:13, 14, 19-22). Pengganti
pendamaian yang simbolik, kita peroleh pendamaian sejati (Ibr
10:110).
d. Korban dan Perjamuan Tuhan
Korban dan Perjamuan Tuhan terkait erat dan tak terpisahkan,
sebagai yang saling melengkapi. Karena korban Kristus dalam banyak hal
harus dirohanikan, maka bahasa tentang pesta memakan korban-Nya pasti
juga harus dirohanikan, tapi tidak boleh segala artinya dirampas. Makna
perjamuan korban bukanlah untuk menerima pendamaian, melainkan
menikmati persekutuan dengan Tuhan, yang terjadi dengan cara bersamasama makan korban itu. Apakah pada saat kita menikmati persekutuan itu kita
juga memakan Kristus, tubuh dan darahNya, itulah titik persoalan mengenai
Perjamuan Kudus. Yoh 6 berkata bahwa mereka yg percaya akan Kristus
sesudah melihat-Nya atau mendengar firman- Nya, makan dari Dia, tubuh
dan darah-Nya, dengan perantaraan Roh. Maka tak ada alasan untuk
menyangkal, bahwa sesuatu yg terjadi melalui firman, terjadi juga melalui
hal makan roti dan anggur, yang juga harus dirohanikan.
Makna Korban Dalam Perjanjian Baru
Berbeda dengan yang dijelaskan di atas, Perjanjian Baru menegaskan
pemberian persembahan berupa ternak atau barang lainnya bukan lagi sebagai
jalan penebusan dosa atau kesalahan umat percaya. Kitab Ibrani menuliskan
dengan jelas, "tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba
betina dapat menghapus dosa" (Ibr. 10:
4). Penebusan dosa orang percaya dalam Perjanjian Baru hanya dapat
dilakukan melalui iman dengan mengaku Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat pribadinya; maka melalui tubuh dan darah-Nya yang tersalib

di Golgota hal itu sudah menjadi jalan penebusan dosa-dosa kita. Namun,
Perjanjian Baru tidak langsung meniadakan persembahan sama sekali.
Persembahan dalam konsep Perjanjian Baru menjadi berbeda,
tidak lagi sebagai korban, melainkan sebagai ungkapan rasa syukur atas
anugerah keselamatan yang telah diberikan Tuhan kita atas penebusan dosa
tersebut. Artinya, pemberian tersebut adalah sebagai ungkapan syukur, bukan
balas jasa, karena anugerah keselamatan yang diberikan Allah adalah cumacuma, tidak dapat dibalas dengan perbuatan atau upaya

manusia.

Jadi

pengertian "membalas kebaikan Tuhan" sebagaimana dalam Mazmur di


atas, dalam konteks Perjanjian Baru adalah merupakan respon atas rasa
syukur penebusan tersebut, bukan dalam pengertian timbal balik. Makna
korban dalam Perjanjian Baru dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
Pertama, persembahan nyawa. Tuhan Yesus berkata bahwa inilah
ungkapan kasih yang lebih besar dari umat percaya, yakni apabila seseorang
yang mengorbankan nyawa untuk kemuliaan Kristus maupun untuk saudarasaudara kita (Mat. 10: 39; Luk. 14: 26; Yoh. 15: 13; Kis. 15: 26). Hal ini
diperlihatkan dalam kisah Stefanus, martir pertama yang dibunuh oleh kaum
Farisi dengan melemparinya dengan batu (Kis. 7: 54 - 60). Pengorbanan
nyawa untuk sesama dinyatakan dalam 1Yoh. 3: 16, "Demikianlah kita
ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk
kita; jadi kita pun wajib menyerahkan
saudara

nyawa

kita

untuk

saudara-

kita."

Kesediaan

berkorban

mengesampingkan

dan

menderita

kepentingan

diri

bagi

orang

lain

sendiri,

itulah

makna

dengan
dari

persembahan nyawa tersebut. Akan tetapi, persembahan nyawa juga dapat


dilihat dalam wujud apabila seseorang tetap setia kepada Tuhan dalam
menanggung penderitaan penyakit yang mengancam nyawanya, dengan
tidak

mengandalkan

kekuatan-kekuatan

lain

untuk
2702
7027

kesembuhannya. Sebab tidak sedikit orang percaya karena putus asa atau
tidak memahami rencana indah Tuhan baginya, akhirnya mengikuti cara- cara
berhala untuk memperoleh kesembuhan.
Kedua, persembahan tubuh, yakni memelihara kekudusan hidup
dengan menjauhkan diri dari perbuatan najis dan dosa yang tidak berkenan
kepada Tuhan. Firman-Nya berkata, "Karena itu saudara- saudara, demi
kemurahan

Allah,

aku

menasehatkan

kamu,

supaya

kamu

mempersembahan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus


dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati" (Rm.
12:1; Yak. 1: 27b). Demikian pula dinyatakan pada bagian lain, betapa
pentingnya kita memelihara tubuh, "Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu
adalah anggota Kristus?...Atau, tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu
adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu... (1Kor. 6: 13- 15, 19 20). Kita diminta memelihara tubuh yang kudus sebab Allah kita itu kudus
(Im.
20: 26).
Ketiga, persembahan hati dan mulut, dengan menaikkan puji- pujian
dan bibir yang memuliakan Allah dengan ucapan syukur (Ibr. 13: 15; Mzm.
28: 7; 30: 4; 51: 19). Kitab Efesus menuliskan, "dan berkata-katalah
seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian, dan
nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap
hati" (Ef. 5: 19 - 20). Alkitab juga mengingatkan,
dengan lidah kita memuji Tuhan (Yak. 3: 5). Artinya, di segala tempat dan
situasi kita tidak boleh menggunakan lidah dan mulut kita untuk hal-hal yang
menyakitkan hati Allah dan orang lain, tetapi justru dipakai untuk
memuliakan Dia.
Persembahan hati juga dinyatakan melalui kerinduan untuk selalu
bersekutu setiap hari melalui doa, ibadah, dan membaca Alkitab. Bentuk

2712
7127

persembahan hati lainnya diwujudkan melalui kerendahan hati dengan


menerima perkataan atau perbuatan buruk yang dilakukan oleh pihak lain
(Mat. 6: 14-15; Luk. 17: 4; Ef. 4: 32). "Korban perasaan" ini biarlah menjadi
persembahan yang harum bagi Allah dengan tetap melihat Allah punya
rencana dan akan hak Allah untuk menegakkan keadilan bagi semua, tidak
merespon dengan cepat marah dan membalas kejahatan dengan kejahatan.
(Rm. 12: 19; Ibr. 10: 30).
Keempat, persembahan waktu dan tenaga, dengan mengunjungi orang
sakit, orang di penjara, dan memberi mereka yang haus dan tumpangan (Mat.
25: 31 - 46). Persembahan waktu dan tenaga kita berikan juga bagi
kemuliaan

Tuhan

dengan mengunjungi

dan menyatakan kasih kepada

mereka yang menderita dan membutuhkan. Kitab Yakobus menuliskan,


"Ibadah yang murni dan tidak bercatat di hadapan Allah, Bapa kita,
ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan
mereka (Yak. 1: 27a). Memberikan waktu dengan mengunjungi mereka,
menghibur, dan berdoa bersama

mereka

yang

sakit, teraniaya, atau

menderita, maka hal itu sangat besar nilainya di hadapan Allah yang
Maha Pengasih. Terlebih- lebih, meski tidak utama, apabila kita ikut
meringankan beban kesedihan mereka dengan memberi bantuan (makanan
atau kebutuhan hidup lainnya), sehingga dengan jalan itu kita telah
memuliakan Allah.
Kelima, persembahan materi, berupa persembahan uang atau
barang. Perjanjian Baru mengajarkan untuk menyisihkan persembahan uang
setiap minggu.

Inilah biasanya yang kita berikan kepada gereja untuk

dikelola sesuai dengan maksud Yesus dalam mendirikan dan memperluas


kerajaan-Nya (1Kor. 16: 1-2).

Point 4.
Keluarga Yang Hidup dalam firman Tuhan dan
Cakap Mengajar Firman Tuhan
Memahami arti Firman Allah
Alkitab dalam bahasa Inggrisnya Bible berasal dari bahasa
Yunani biblos yang artinya gulungan atau kitab, adalah sebuah istilah
dalam bentuk tunggal.Alkitab lebih dari sebuah buku, melainkan kumpulan
berbagai tulisan mengenai Allah dan hubungan-Nya dengan dunia. Alkitab
ditulis dalam kurun waktu lebih dari 1.500 tahun oleh banyak penulis yang
memiliki berbagai latar belakang pengalaman serta jalan hidup yang luas.
Alkitab muncul dalam berbagai konteks sejarah serta budaya dan memakai
bentuk-bentuk penulisan yang bervariasi : prosa, puisi, silsilah, hukum
(perintah serta peraturan), mazmur, amsal, sejarah, filsafat, nubuat, surat-surat
kiriman,dan sebagainya. Alkitab menyajikan sebuah kisah yang agung. Kisah
ini dapat dirangkum sebagai tindakan-tindakan Allah untuk menyelamatkan
dunia. Kesatuan iu tercapai karena Alkitab bukanlah sekedar buku karya
manusia. Alkitab adalah Firman Allah yang diilhamkan dan berkuasa.
Memahami Fungsi Firman Allah
Alkitab bukanlah sekedar catatan mengenai perenungan- perenungan
rohani atau pengalaman-pengalaman manusia dengan Allah, melainkan
penyataan diri Allah (wahyu), komunikasi-Nya yang sarat makna kepada
umat manusia. Alkitab sendiri menyatakan pengilhaman mengenai isinya
tersebut, baik secara implicit (tidak langsung) maupun secara eksplisit
(langsung). Ada beberapa hal yang sangat penting untuk kita pelajari, yaitu
mengenai fungsi Alkitab bagi setiap kita orang percaya:

Bersaksi tentang Tuhan Yesus (Yohanes 5:39)

Tuhan Yesus adalah judul Alkitab, adalah isi Alkitab, Alkitab adalah
penjelasan tentang Tuhan Yesus, Alkitab adalah perkataan yang ditulis Allah.
Kamu menyelidiki kitab-kitab suci, sebab kamu menganggap di
dalamnya kamu mempunyai hidup yang kekal, kitab-kitab suci itu member
kesaksan tentang Aku
Dalam 2 Timotius 3:15-17, Rasul Paulus memberikan penegasan akan
fungsi Alkitab:
-

Alkitab adalah sumber utama yang menuntun seseorang untuk


mengetahui, memahami dan mengenal bahkan menerima keselamatan
oleh Yesus Kristus. Dengan Alkitab, iman seseorang mengalami
pertumbuhan bahkan kedewasaan untuk mengalami pertumbuhan bahkan
kedewasaan untuk menghayati iman percayanya.

Alkitab mempunyai fungsi edukatif


(menyatakan

kesalahan),

fungsi

(pengajaran), fungsi koretif


reflektif-kritis

(mpemperbaiki

kelakukan).
-

Alkitab mempunyai fungsi untuk membangun citra dan kualitas diri


serta kehidupan pribadi dan persekutuan orang percaya

Sebagai sarana pembangunan Tubuh Kristus (Kisah 2; Kisah 4; I


Korintus 12; I Korintus 14; Efesus 4). Yang dimaksudkan disini adalah
Alkitab berada pada posisi sentral bukan hanya dalam hal kehidupan
iman

personal

atau

komunal

yang

menerangi

keputusan

dan

kebijakan yang diambil dalam menata dan membangun persekutuan orang


percaya/jemaat.
Jika tidak membaca Alkitab, maka kita tidak akan pernah tahu semua
kehendak, pikiran, hukum dan perintah Allah, sehingga kita tidak tahu apakah
kita sedang tersesat, mengikuti kemauan sendiri atau disesatkan oleh godaan
iblis.

2742
7427

Memahami sejarah Firman Allah


Untuk memperoleh lebih dari sekedar pengertian yang sepintas
tentang Alkitab, kita harus memperoleh gambaran yang jelas mengenai
sejarah yang tercatat di dalamnya. Kita dapat membagi sejarahnya dalam
periode Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Sejarah Perjanjian Lama
Sejarah Perjanjian Lama dibagi dalam enam bagian:
A. Dari Penciptaan sampai ke Abraham.
Allah menyatakan kepada Musa bagaimana Ia menciptakan segala
sesuatu, dan Musa menceritakan Penciptaan itu dalam Kitab Kejadian, kitab
pertama dalam Alkitab. Setelah Allah menciptakan manusia (Adam), Ia
menempatkannya dalam taman Eden. Allah berjanji kepada
Hawa

bahwa

Juruselamat

Ia

atau

akan
Mesias),

mengutus
yang

seorang
akan

Adam

dan

Penebus (juga disebut

membinasakan

Iblis

dan

mengembalikan mereka kepada hubungan yang benar dengan Dia (Kej.3:15).


Beberapa peristiwa penting terjadi diantara zaman Adam dan zaman Abraham
bapa semua orang percaya (Roma 4:11). Adam dan Hawa mempunyai
banyak anak laki-laki dan perempuan (Kej.5:4), tetapi Alkitab menyebut dua
saja karena mereka itu penting untuk sejarah penebusan. Setelah peristiwa
pembunuhan Habel yang dilakukan oleh Kain, maka Allah memberikan
kepada Adam dan Hawa anak laki-laki yang ketiga, Set. Penebus dunia akan
datang dari keluarga Set. Alkitab menunjukkan bahwa anak laki-laki Kain,
Lamekh, mewarisi cara hidup yang jahat dari ayahnya (Kej.4:19-24). Lamekh
menyombongkan diri bahwa ia tidak memerlukan perlindungan Tuhan karena
ia dapat memakai pedangnya (Kej.4:23-24). Ia menolak norma-norma kudus
Allah untuk pernikahan dan mengambil lebih dari seorang isteri. Ia begitu
meremehkan nyawa manusia, sehingga ia membunuh orang yang
2752
7527

memukul dia.
Kejahatan menjalar ke seluruh umat manusia (Kej.6:1-4). Tuhan
mengirim Air Bah yang besar untuk menghukum umat manusia yang
berdosa dan inilah kejadian yang terpenting dari zaman itu. Akan tetapi,
Tuhan telah memelihara kehidupan Nuh dan keluarganya dalam sebuah
bahtera agar akhirnya Ia dapat menepati janji-Nya untuk menebus umat
manusia. Satu hal lagi terjadi sebelum Abraham tampil. Penduduk kota yang
sombong berusaha mencapai surge dengan membangun sebuah menara di
Babel (Kej.11).Allah menghukum cara hidup mereka menjadi kelompokkelompok bahasa yang aneka ragam, kemudian menyebarkan mereka untuk
tinggal di daerah-daerah yang berbeda (Kej.10:4). Dengan erjadinya peristiwa
tersebut, mulailah berbagai rumpun bahasa yang besar di dunia.
Hal ini menunjukkan bahwa kejahatan terus bertambah dari
masa Air Bah sampai Abraham. Kita tahu bahwa orang-orang pada
kurun waktu ini memuja banyak ilah (Yos.24:2, Kej.31:29-31), dan
perbuatan

dursila

merajalela.

Maka

Allah

yang

bermaksud

menyelamatkan umat manusia, memutuskan untuk memulai kembali dengan


satu keluarga.. olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat
berkat.
B. Dari Abraham sampai ke Musa.
Tuhan memilih keluarga Abraham untuk mendatangkan keselamatan
kepada orang-orang lain. Tuhan menggenapi janji-Nya kepada

Abraham

untuk memberikan kepadanya keturunan, maka lahirlah Ishak, dalam hal


inipun kesetiaan Abraham diuji, yaitu mempersembahkan Ishak namun Allah
melarang dia untuk membunuh Ishak dan memberikan seekor domba jantan
untuk dipersembahkan. Lalu peristiwa Sodom dan Gomora terjadi, Lot,
keponakan Abraham berhasil
2762
7627

diselamatkan. Setelah itu, Alkitab mengalihkan pandangan kita kepada


kehidupan Yakub, putra kedua Ishak. Lalu Yakub memperanakkan Yusuf,
yang sangat

ia

kasihi sehingga

menimbulkan kecemburuan antara

saudara-saudara Yusuf lainnya. Maka dijuallah Yusuf dan dibawalah dia ke


Mesir dan tinggal sebagai budak di rumah Potifar. Tuhan memakai Yusuf
untuk mengartikan mimpi-mimpi Firaun dan pemuda ini diangkat menjadi
orang kedua dalam pemerintahan di bawah Firaun.

Kemudian suatu

kelaparan besar di Palestina, mendorong keluarga Yusuf ke Mesir untuk


mencari makanan. Maka di akhir cerita ini usuf bertemu kembali dengan
sanak saudaranya dan ayahnya dan mereka menetap di Mesir.
C. Dari Musa sampai Saul.
Musa menduduki tempat yang penting dalam sejarah penebusan.
Musa memimpin umat Israel untuk keluar dari Mesir. Namun, Musa tidak
dapat memasuki Negeri Perjanjian oleh karena ia telah memberontak
melawan Tuhan di Meriba (Bil. 20:12). Demikianlah Musa mengangkat
Yosua untuk menggantikan dia, setelah Musa meninggal, Allah berfirman
kepada

Yosua

dan

mendorong

dia

untuk

tetap

setia

kepada

panggilannya (Yos.1:1-9). Dengan segera Yosua memimpin Israel ke Negeri


Perjanjian. Setelah Yosua meninggal, setiap orang berbuat apa yang benar
menurut pandangannya sendiri . Tokoh terpenting lainnya
dari zaman itu adalah Samuel, sedari kecil Samuel telah membantu Eli untuk
merawat Kemah Pertemuan. Samuel adalah yang pertama dari nabi-nabi
besar Israel dan yang terakhir dari para hakim. Dialah yang meminyaki Saul
menjadi raja yang pertama atas Israel (1 Samuel 8:19-22), meskipun
kemudian dia menyesalinya.
D. Kerajaan yang bersatu.
Pada tahun-tahun awal pemerintahannya, Saul tampil sebagai
2772
7727

seorang yang rendah hati dan dapat mengendalikan diri. Akan tetapi, ketika
tahun berganti tahun, sifatnya berubah Ia menjadi seorang yang keras kepala,
tidak taat kepada Allah, penuh iri hati, benci dan tahkayul. Kemarahannya
berbalik melawan Daud, seorang pejuang muda yang telah membunuh
Goliat, si raksasa dan yang menjadi pemain music di istananya. Seringkali ia
mencoba membunuh Daud, karena iri hati terhadap kepopuleran Daud (1
Samuel 18:5-9, 19:8-10). Allah telah memilih Daud untuk menjadi raja
berikutnya dan Ia menjanjikan jabatan raja itu kepada keluarga Daud untuk
selama-lamanya ( 1 Samuel 16:1-13). Setelah kematian Saul, Raja Daud
membawa tabut perjanjian ke Yerusalem (Ul.12:1-14; 2 Sam.6:1-11). Daud
memiliki sifat-sifat yang mereka cari keahlian militer, kecerdasan politik,
dan rasa tanggungjawab rohani yang tajam. Ia telah membuat bangsa itu lebih
kuat dan lebih aman daripada sebelumnya. Salomo, putra Daud menjadi raja
berikutnya di Israel. Tuhan memakai Salomo untuk membangun bait suci
yang megah di Yerusalem (Ul.12:1-14), akan tetapi gaya hidup Salomo yang
mewah meningkatkan beban
berbagai

pajak

atas

rakyatnya.

Ia

mengadakan

persetujuan dagang dengan raja-raja asing yang meliputi

perkawinan politik dan dengan demikian mengumpulkan harem dengan


pengantin perempuan dari banyak negeri asing ( 1 Raja-raja 11:1-8 ). Istriistri yang menyembh berhala ini membujuk Salomo untuk memuja dwa-dewa
kafir dan tidak lama kemudian ia mulai mengadakan tatacara dan upacara
agama mereka di Yerusalem.
E. Kerajaan yang Pecah.
Sesudah Salomo, kekayaan Israel mulai merosot. Ketika Salomo
meninggal,

Israel

terjerumus

dalam

perang

saudara

yang

banyak

menumpahkan darah waktu putra-putra Salomo dan jenderal- jenderalnya


bertarung untuk merebut tahta. Rehabeam mendapat restu
2782
7827

ayahnya untuk menjadi raja yang baru; tetapi saingannya, Yerobeam ,


mempunyai lebih banyak pengaruh diantara para pemimpin militer di negeri
itu. Pada akhirnya Rehabeam mengambil bagian selatan dari negeri itu
dan menamakannya Yehuda. Yerobeam mendirikan pemerintahannya

di

bagian utara dan tetap memakai nama Israel. Masing-masing menegaskan


menjadi raja yang telah diangkat oleh Tuhan.
F. Dari Pembuangan sampai Pulang Kembali.
Orang Yahudi berada dalam pembuangan lebih dari satu kali.
Berbicara dari segi rohani maka Penahanan di Babel mempunyai iga
tahap berturut-turut : satu tahap pengharapan yang tidak realistis (Yer.29;
Yeh. 17:11-24); satu tahap pengharapan yang lebih sejati dan lebih rendah
ketika Tuhan memakai Yehezkiel unuk menghibur umat itu (Yeh. 36-38); satu
tahap pengharapan yang dihidupkan kembali pada masa Daniel. Orang
Yahudi kembali dari Pembuangan dalam dua tahap : Satu rombongan
dipimpin oleh Sesbazar dan Zerubabel (Ezr.1:8-2:70). Yang kedua dipimpin
oleh Ezra dan Nehemia (Ezr.8:1-14). Seperti yang dinubuatkan Yesaya
(Yes.44:28;45:1), Tuhan membangkitkan seorang raja kafir yang baik hati
Koresy dari Persia yang mengijinkan orang Yahudi kembali ke Palestina.
I. Sejarah Perjanjian Baru.
Sejarah Perjanjian Lama melukis gambaran yang hidup mengenai
urusan Allah dengan manusia; namun tidak memberikan seluruh kisah
rencana Allah untuk menebus manusia dari dosa. Perjanjian Baru membawa
kita kepada klimaks karya penebusan Allah, karena memperkenalkan kita
kepada Sang mesias, Yesus Kristus, dan kepada permulaan jemaat-Nya.
A.
Kristus.

Kehidupan

Tulisan-tulisan Matius, Markus, Lukas dan Yohanes bercerita mengenai


pelayanan Yesus. Penulis-penulis ini adalah saksi mata kehidupan
Yesus. Segala sesuatu yang mereka catat benar-benar telah terjadi. Tujuan
mereka adalah menjelaskan pribadi dan pekerjaan Yesus dengan jalan
mencatat apa yang diperbuat dan dikatakan-Nya.
B. Pelayanan Para Rasul.
Sejarah Alkitab berakhir dengan Kitab Kisah Para Rasul yang
memberikanpelayanan gereja yang mula-mula. Dalam Kisah Para Rasul
kita melihat bagaimana berita tentang Yesus pesan penebusan
tersebar dari Yerusalem ke Roma, pusat dunia Barat. Kitab Kisah
Para Rasul memperlihatkan perluasan gereja di Yerusalem, dari
Yerusalem ke Yudea, Samaria dan daerah sekitarnya dan dari Antiokhia
ke Roma.
SEJARAH PENULISAN ALKITAB
Teks Perjanjian Lama. Yesus berkata mengenai Perjanjian Lama
bahwa satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat,
sebelum semuanya terjadi (Matius 5:18). Demikianlah Ia mengajar bahwa
Allah telah mengilhami seluruh teks Perjanjian Lama, bahkan sampai kepada
hal-hal yang terkecil. Petrus menulis bahwa tidak pernah nubuat
dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus
orang-orang berbicara atas nama Allah (2
Petrus 1:20-21).
Codex Sinaiticus. Pangeran Constatinus menemukan manuskrip
Yunani dari seluruh Alkitab di Gunung Sinai pada tahun 1859. Manuskrip
ini ditulis dalam huruf capital Yunani yang besar atas lembaran vellum
yang berukuran 38 x 33 cm. Pangeran Constatinus menamakannya Aleph
(huruf pertama Alphabet Ibrani). Manuskrip ini disalin pada abad ke-4 M,
2802
8028

jadi merupakan salinan lengkap yang tertua dari Perjanjian Baru. Lebih dari
setengah Alkitab Perjanjian Lama, aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani.
Sedangkan naskah asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. Hal yang
menarik untuk dicatat adalah bahwa dua huruf pertama dalam bahasa Yunani,
alpha (alfa) dan beta, dipakai dalam bahasa Inggris untuk menyebut susunan
kata yang harus berurutan, yaitu alphabet atau alphabetically.
KANONISASI
ALKITAB
Jumlah Kitab dalam Alkitab terdiri dari 39 kitab Perjanjian Lama dan 27
kitab Perjanjian Baru, jadi jumlah keseluruhannya ada 66 kitab.
Nama
kitab

Penulis

Perkiraan
Tahun Penulisan

Kitab
Kejadian

Musa

1445 SM

Musa

1444 SM

Musa

1443 SM

Musa

1443-1405 SM

Kitab
Keluaran
Kitab
Imamat
Kitab
Bilangan
Kitab
Ulangan

1405 SM
Musa

Kitab
Yosua

Yosua

1375 SM

Samuel

1375-1075 SM

Kitab
Hakim-Hakim

Kitab Rut

Selama
Samuel

Kitab

Samuel

Hakim-hakim

Tidak
dikenal

Kitab

Samuel

1000 SM
Tidak

dikenal
Kitab

Raja-raja
Kitab

960 SM
Tidak

dikenal
2

Raja-raja

Abad keenam SM
Tidak

dikenal

Kitab

masa

Abad keenam SM

Tawarikh

Ezra

Abad kelima SM

Ezra

Abad kelima SM

Kitab Ezra

Ezra

535-475 SM

Kitab

Ezra

Kitab

Tawarikh

Nehemia

dan

Nehemia

445-433 SM

Tidak
Kitab Ester
Kitab
Ayub

483-474 SM

dikenal
Tidak

1800 SM

dikenal
Daud,
Asaf, dan beberapa
Kitab

penulis lain

Mazmur
Kitab
Amsal

1440-580 SM
Salomo
dan penulis lain

950 SM

Salomo

935 SM

Kitab
Pengkotbah

282

Kitab
Kidung Agung

Salomo

960 SM

Yesaya

739-700 SM

Yeremia

627-560 SM

Yeremia

586 SM

Yehezkiel

593-571 SM

Daniel

606-534 SM

H o sea

760-725 SM

Yoel

838 SM

Amos

760 SM

Kitab
Yesaya
Kitab
Yeremia
Kitab
Ratapan
Kitab
Yehezkiel
Kitab
Daniel
Kitab
Hosea
Kitab Yoel
Kitab
Amos
Kitab
Obaja

Tidak
dikenal

845 SM

Kitab
Yunus

Yunus

782 SM

Mikha

735 SM

Nahum

650 SM

Habakuk

609-599 SM

Zefanya

640 SM

Kitab
Mikha
Kitab
Nahum
Kitab
Habakuk
Kitab
Zefanya

283

Kitab
Hagai

Hagai

520 SM

Zakharia

520 SM

Maleakhi

500 SM

Matius

60 M

Markus

60 M

Lukas

60 M

Yohanes

60 M

Lukas

64 M

Paulus

58 M

Paulus

56 M

Paulus

57 M

Paulus

56 M

Kitab
Zakharia
Kitab
Maleakhi
Injil Matius
Injil
Markus
Injil Lukas
Injil
Yohanes
Kisah Para
Rasul
Surat
Paulus

kepada

Jemaat di Roma
Surat
Paulus

yang

Pertama

kepada

Jemaat di Korintus
Surat
Paulus yang Kedua
kepada Jemaat di
Korintus
Surat
Paulus

kepada

Jemaat di Galatia

284

Surat
Paulus

kepada

Jemaat di Efesus

Paulus

62 M

Paulus

62 M

Paulus

62 M

Paulus

52 M

Paulus

52 M

Paulus

64 M

Paulus

66 M

Paulus

64 M

Surat
Paulus

kepada

Jemaat di Filipi
Surat
Paulus

kepada

Jemaat di Kolose
Surat
Paulus

yang

Pertama

kepada

Jemaat

di

Tesalonika
Surat
Paulus yang Kedua
kepada Jemaat di
Tesalonika
Surat
Paulus

yang

Pertama

kepada

Timotius
Surat
Paulus yang Kedua
kepada Timotius
Surat
Paulus kepada

285

Titus
Surat
Paulus kepada
Filemon

Paulus

62 M

Surat
kepada Orang
Ibrani

Tidak
70 M

dikenal
Surat

Yakobus

Yakobus

60 M

Petrus

63 M

Petrus

68 M

Yohanes

85-90 M

Yohanes

85-90 M

Yohanes

85-90 M

Yudas

65-90 M

Yohanes

90-96 M

Surat
Petrus yang
Pertama
Surat
Petrus yang
Kedua
Surat Yohanes
yang pertama
Surat
Yohanes yang
Kedua
Surat
Yohanes yang
Ketiga
Surat
Yudas
Wahyu
kepada Yohanes

286

Latar

belakang

Alkitab

(Sejarah

Penulisan-Bentuk

awal

penulisan,Letak geografis penulisan Alkitab secara umum, waktu


proses penulisan Alkitab,latar belakang budaya dan kepercayaan saat
penulisan Alkitab)

Kanonnisasi ( jumlah kitab, penulis, tujuan penulisan)

Memahami langkah-langkah membaca Alkitab secara benar


Ada beberapa Langkah membaca Alkitab :
o Membuka perikop untuk hari ini
o Berdoa meminta pimpinan Roh Kudus
o

Dengan meyakini pimpinan Tuhan, membaca perikop tersebut dengan


perhatian terpusat

o Merenungkan bacaan tersebut


o

Bersaat

teduh

sejenak

untuk

merefleksi

Firman

Tuhan

dalam

kehidupan sehari-hari
o

Membangun komitmen baru dalam Tuhan untuk hidup senantiasa


mau disempurnakan oleh Tuhan.

Memahami cara menafsirkan Alkitab


Definisi

hermeneutika

masihlah

terus

berkembang.

Menurut

Richard E. Palmer, definisi hermeneutika setidaknya dapat dibagi menjadi


enam. Sejak awal, hermeneutika telah sering didefinisikan sebagai ilmu
tentang penafsiran (science of interpretation). Akan tetapi, secara luas,
hermeneutika juga sering didefinisikan sebagai, pertama, teori penafsiran
Kitab Suci (theory of biblical exegesis). Kedua, hermeneutika sebagai
metodologi filologi umum (general philological methodology). Ketiga,
hermeneutika sebagai ilmu tentang semua pemahaman bahasa (science of all
linguistic understanding). Empat, hermeneutika sebagai landasan metodologis
dari ilmu-ilmu kemanusiaan (methodological foundation of
2872
8728

Geisteswissenschaften).

Lima,

hermeneutika

sebagai

pemahaman

eksistensial dan fenomenologi eksistensi (phenomenology of existence dan of


existential

understanding).

Dan

enam, hermeneutika

sebagai

sistem

penafsiran (system of interpretation). Hermeneutika sebagai sistem penafsiran


dapat diterapkan, baik secara kolektif maupun secara personal, untuk
memahami makna yang terkandung dalam mitos- mitosataupunsimbolsimbol.
Keenam definisi tersebut bukan hanya merupakan urutan fase sejarah,
melainkan pendekatan yang sangat penting didalam problem penafsiran suatu
teks. Keenam definisi tersebut, masing-masing, mewakili berbagai dimensi
yang sering disoroti dalam hermeneutika. Setiap definisi membawa nuansa
yang berbeda, namun dapat dipertanggungjawabkan, dari tindakan manusia
menafsirkan, terutama penafsiran teks.Tulisan ini mau memberikan kerangka
menyeluruh tentang keenam definisi tersebut, yang lebih banyak berfungsi
sebagai pengantar pada arti sesungguhnya dari hermeneutika.
Teori Penafsiran Kitab Suci
Pengertian tertua, dan mungkin yang paling banyak dipahami
oleh banyak orang, adalah hermeneutika sebagai prinsip-prinsip penafsiran
kitab suci (principles of biblical interpretation). Ada pembenaran yang
bersifat historis terhadap pemahaman ini, karena kata hermeneutika pada era
modern memang digunakan untuk mengisi kebutuhan akan panduan dalam
penafsiran Kitab Suci. Akan tetapi, hermeneutika bukanlah isi penafsiran,
melainkan metodenya. Perbedaan antara penafsiran aktual (exegesis) dan
aturan-aturan, metode-metode, dan teori yang mengaturnya (hermeneutika)
sudah sejak lama disadari, baik didalam refleksi teologis, dan kemudian di
dalam refleksi-refleksi nonteologis.

2882
8828

Di Inggris, dan nantinya di Amerika, penggunaan kata hermeneutika


mengikuti kecenderungan umum yang mengacu pada penafsiran kitab suci.
Penggunaan pertama, setidaknya yang terdokumentasikan, dapat dilihat di
Oxford English Dictionary pada 1737, yakni mengambil kebebasan dengan
tugas khusus yang suci, yang juga berarti

melakukan

tugas-tugas

yang

adil dan hermeneutica yang bijaksana.


Ketika penggunaan kata hermeneutika meluas pada teks-teks non
kitab suci, biasanya teks tersebut sangatlah sulit untuk dimengerti,
sehingga membutuhkan metode khusus untuk mengerti makna yang
tersembunyi. Salah satu bentuk hermeneutika non kitab suci dirumuskan oleh
Edward Burnett Taylor pada Primitive Culture (1871). Ia menulis,
Tidak ada legenda, tidak ada alegori, tidak rima, yang tidak membutuhkan
hermeneutika untuk mengerti mitologi-mitologi. Dengan demikian, seperti
sudah disinggung sebelumnya, penggunaan kata hermeneutika pada bidangbidang non kitab suci seringkali ditujukan pada teks-teks yang memiliki
makna tersembunyi yang sulit dimengerti, sehingga membutuhkan penafsiran
khusus untuk menangkap makna tersebut.
Kata hermeneutika biasanya sering ditarik genesisnya sampai
abad ke-17. Akan tetapi, proses menafsirkan, baik itu dalam bentuk
penafsiran religius, sastra, maupun bahasa-bahasa hukum, dapat dirunut
langsung kejaman Yunani maupun Romawi Kuno. Sejarahnya bisa dirunut
sampai panjang sekali. Kedetilan historis semacam itu tidak dapat
dipresentasikan disini.
Tanpa bermaksud untuk terjebak dalam detil, adalah penting
bagi kita untuk mencatat, bahwa ada kecenderungan umum di dalam metode
penafsiran Kitab Suci untuk menggunakan sistem penafsiran, di mana
penafsiran difokuskan dengan satu metode tertentu yang telah

diakui bersama. Sistem semacam itu seringkali dirumuskan dalam


bentuk prinsip-prinsip yang berfungsi sebagai kerangka panduan. Suatu teks
tidak dapat ditafsirkan dengan bersandar pada teks itu sendiri, karena hal
tersebut tidaklah mungkin. Suatu teks hanya bisa ditafsirkan di bawah
pengaruh semangat jaman tertentu. Misalnya, penafsiran teks-teks Kitab Suci
pada jaman Pencerahan cenderung optimistik terhadap kebebasan manusia
dan memuat nilai-nilai moral yang juga bersifat optimistis. Dalam arti ini,
hermeneutika adalah cara ataupun metode sang penafsir untuk menemukan
makna tersembuny di dalam teks.
Pertanyaan lain banyak berkaitan dengan keluasan dan ruang
lingkup hermeneutika. Dalam hal ini, setidaknya ada pendapat yang
saling berdebat satu sama lain, yakni disatu sisi ada pendapat yang
melihat bahwa hermeneutika haruslah merumuskan sebuah teori yang
eksplisit sebagai panduan dalam menafsirkan teks, dan disisi lain ada
pendapat yang melihat bahwa metode hermeneutika haruslah tidak
dirumuskan secara eksplisit, melainkan implisit dan terwujud di dalam praksis
penafsiran yang dikaitkan dengan pengaruh-pengaruh lainnya. Misalnya,
seorang teolog yang bernama Gerard Ebeling tengah melakukan studi tentang
hermeneutika Luther. Dalam hal ini, apakah ia harus memfokuskan diri
untuk tetap pada analisa persepsi Luther tentang penafsiran, atau ia harus juga
menempatkan tesis Luther tentang hermeneutika dengan tulisan-tulisan Luther
yang lainnya? Ebeling melakukan keduanya. Masalahnya, apakah metode
yang ia gunakan tersebut harus dalam bentuk-bentuk prinsip yang jelas
berkaitan dengan tesis hermeneutika yang dirumuskan Luther, ataukah
biarkan metode tersebut mewujud di dalam praktek penafsiran yang
melibatkan berbagai aspek lain, yang mungkin mempengaruhi cara Luther
merumuskan

tesis

hermeneutikanya.

Yang

paling

baik

memang

menggabungkan keduanya, seperti yang dilakukan oleh Ebeling.


2902
9029

Dengan demikian, di dalam tegangan antara metode hermeneutika


yang eksplisit fokus pada satu fenomen, atau pada metode hermeneutika yang
mau menangkap yang tersembunyi di balik fenomen- fenomen lainnya, yang
mungkin mempengaruhi fenomen yang ingin dianalisa, hermeneutika dan
pemahaman yang mendalam tentangnya, baik secara epistemologis maupun
ontologis, adalah sangat penting untuk mencari pengertian yang lebih dalam
tentang cara manusia menafsirkan dirinya, maupun menafsirkan dunianya.
Dalam Memahami bagaimana Cara Menafsirkan Alkitab, perlu
diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
A. Kebutuhan untuk menafsir
Tujuan penafsiran yang baik adalah untuk menemukan pengertian
yang jelas dari teks yang kita baca. Faktor yang paling penting dalam kita
menafsir adalah pikiran yang bersedia untuk dipimpin oleh Roh Kudus
yang mampu memberikan pengertian dalam segala sesuatu. Alasan
berikutnya mengapa kita perlu menafsirkan Alkitab adalah bahwa setiap
pembaca pada waktu yang sama juga menjadi penafsir, apakah ia mau atau
tidak. Banyak dari kita yang mengharap sewaktu kita membaca bahwa
kita juga memahami apa yang kita baca. Kita juga cenderung berpikir bahwa
pengertian kita itu sama dengan maksud Roh Kudus. Namun kita selalu
menghayati sesuatu teks sesuai dengan keadaan kita, dengan semua
pengalaman, kebudayaan, pengertian akan kata- kata serta gagasan yang telah
miliki sebelumnya.
Jadi, dengan demikian maka tugas penafsiran melibatkan dua hal
sebagai berikut:
Pertama, kita harus mendengar firman yang mereka dengar; kita
harus berusaha mengerti apa yang dikatakan kepada mereka pada waktu
itu (masa lampau). Kedua, kita harus belajar mendengar firman

yang sama pada waktu sekarang (masa kini).


Tugas pertama penafsir disebut eksegesis, yaitu hal mempelajari
Alkitab secara sistematis dan teliti untuk menemukan arti asli yang
dimaksudkan. Pada dasarnya hal ini adalah suatu tugas yang berkenaan
dengan sejarah. Suatu usaha untuk mendengar Firman sebagaimana penerima
yang

mula-mula

mendengarkannya,

untuk

menemukan

apa

yang

dimaksudkan mula-mula oleh perkataan Alkitab itu. Kunci kepada eksegesis


yang baik, dan dengan demikian kepada pembacaan Alkitab yang lebih
bijaksana, ialah belajar membaca teks dengan teliti dan menanyakan
pertanyaan yang tepat mengenai teks itu. Ada dua jenis pertanyaan pokok
yang harus ditanyakan mengenai setiap bagian Alkitab
: pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan konteks dan
pertanyaan yang berhubungan dengan isi. Pertanyaan mengenai konteks juga
dua macam : yang berkenaan dengan sejarah dan yang berkenaan dengan
kesusastraan.
B. Perumpamaan
Hal pertama yang harus kita perhatikan ialah bahwa tidak semua
ucapan yang kita golongkan sebagai perumpamaan adalah sejenis. Orang
Samaria yang Murah Hati adalah suatu contoh dari perumpamaan yang
sebenarnya. Itu sebuah cerita, murni dan sederhana, dengan suatu permulaan
dan suatu penutup, juga mempunyai semacam alur cerita. Perumpamaan
cerita lainnya seperti itu termasuk Domba yang Hilang, Anak yang Hilang,,
Perjamuan kawin yang besar, Penggarap-Penggarap dalam Kebun Anggur,
Orang Kaya dan Lazarus, dan Sepuluh Gadis.
C. Belajar Berpikir Secara Kontekstual
Kita memulai dengan meneliti surat-surat kiriman Perjanjian Baru.
Banyak orang beranggapan bahwa surat-surat tersebut amat mudah

untuk ditafsirkan. Sementara pada kenyataannya Surat-surat Kiriman tidaklah


semudah untuk ditafsirkan sebagaimana yang sering dipikirkan orang. Perlu
diperhatikan, bahwa surat-surat itu sendiri bukanlah kumpulan surat-surat
yang serbasama. Pertama, carilah keterangan dalam kamus Alkitab atau
Pengantar kepada buku tafsiran untuk mengetahui sebanyak mungkin tentang
ayat yang hendak ditafsirkan. Kedua, untuk mengembangkan pengetahuan,
adalah lebih baik apabila kita membaca keseluruhan surat sekaligus.
Memahami ilmu berkotbah (Homelitik)
Dasar Pemahaman
Homiletika

berasal

dari

kata

homilia

yang

berarti

perbincangan dari hati ke hati (heart to heart), seperti tertulis dalam Alkitab
tentang percakapan segala sesuatu yang dilakukan murid-murid Tuhan Yesus
(Luk.24:14). Di dalam tradisi gereja, percakapan atau perbincangan demikian
berkembang untuk memberi tujuan kepada penyelamatan (Yak.1:21), hikmat
(2 Tim.3:15), pendidikan Kristen (2 Tim
3:16), pembangunan hidup Kristen (Kis.20:32), dan penghiburan umat (2
Kor.1:4). Dengan begitu khotbah memiliki hubungan dan keterkaitan dengan
pelayanan

seorang

gembala

(pendeta,

penatua,

dll)

sebagai upaya

penyiraman rohani (1 Kor.3:6-8). Khotbah berbeda dengan pidato (orasi),


namun memiliki kesamaan. Kesamaan khotbah dan pidato adalah sama-sama
disampaikan

kepada

beberapa

orang

atau

sejumlah

orang

untuk

menyampaikan maksud dan tujuan tertentu. Tetaapi pidato umumnya memuat


aksi propaganda, dan provokasi untuk mempengaruhi orang agar ikut dalam
ide sang orator. Pidato sekarang tidak perlu podium, dan pakaian sang orator
tidak menentukan. Yang prinsip sekali bisa saja pidato yang disampaikan
tidak berdasar fakta, dan data serta tidak sesuai dengan kelakuan sang orator.

2932
9329

Khotbah tidak demikian. Khotbah adalah menyampaikan firman


TUHAN. Pengkhotbah haruslah sudah mengikuti dan mematuhi Firman
TUHAN yang akan disampaikan, tidak boleh provokasi atau pun propaganda.
Sebab Firman TUHAN berbicara tentang seluruh aspek kehidupan, baik
sosial budaya, politik, ekonomi, keamanan, maupun perilaku dan kelakuan
(etika). Dengan begitu tidak mungkin pengkhotbah berpakaian sembarang,
tidak rapi, dan asal-asalan. Dia harus tampil mengesankan sehingga Firman
TUHAN dapat didengar banyak orang. Sebab orang yang berkhotbah harus
mampu memberikan kekuatan semangat hidup, sebagai jalan peneguhan,
penghiburan, dan pendidikan. Di dalam khotbah terdapat unsur rekreatif
(menghibur orang, bukan hanya diri sendiri), dan unsur edukatif (mendidik
dengan mengarahkan serta memberi jalan keluar) berdasarkan pada Firman
TUHAN. Jadi khotbah harus bersandar dan bertumpu pada andalan
utamanya, Firman TUHAN. Karena itu pengkhotbah harus memahami
Firman TUHAN dengan baik dan cermat, dan memiliki keteguhan iman
yang tangguh, tidak mudah goyah (ndang hatop mandele manang
mandate). Kedekatan pengkhotbah dengan TUHAN sangat menentukan dan
harus diyakini, serta perlu serring membaca Alkitab agar menjadi pelakupelaku Firman TUHAN (Yak.1:22) untuk menghidari disebut pembohong
atau penipu. Penyampaian khotbah serring disebut pemberitaan Firman
TUHAN adalah sentral atau pusat dari tata ibadah, inti dari liturgi Kristen,
karena tidak perlu kuatir akan membuat orang tersinggung atau sakit hati,
atau seolah-olah menghakimi. Asal tetap memegang yang benar, adil, dan
berpedoman pada Firman Tuhan maka wajar jika hrus membuat warga jemaat
terkena. Artinya khotbah tersebut sudah mendarat, menyirami rohani warga
jemaat, sehingga diharapkan timbul kesadaran untuk kembali kepada
TUHAN, dan merindukan TUHAN.

2942
9429

Prinsip-prinsip dalam Kotbah


Untuk dapat memahami prinsip-prinsip dalam khotbah maka
pengkhotbah harus memahami tentang pemahaman dasar khobah itu sendiri,
memahami langkah-langkah untuk menyiapkan suatu khotbah secara
sistematis, lalu teraakhir mengetahui teknik penyampaian khotbah. Ada
beberapa prinsip tentang khotbah yang akan disampaikan kepada jemaat,
yakni :
1.

Khotbah harus berbicara Firman TUHAN apa adanya

2. Khotbah harus menyampaikan Firman TUHAN dengan kebenaran


dan keadilan
3. Khotbah harus menyampaikan Firman TUHAN di dalam kedamaian
hati
4. Khotbah harus memberi keteguhan iman, kemurnian hati, dan
semangat hidup
5. Khotbah harus menghubungkan Firman TUHAN dengan kenyataan
hidup
Selanjutnya pengkhotbah perlu mengambil langkah tahapan berikut
sebelum menyampaikan khotbah kepada jemaat, yakni :
a. Persiapan Bahan Khotbah (Teks, Tematis, Pergumulan)
Di sini Pengkhotbah harus mengetahui pergumulan dari warga jemaat
yang akan mendengar Firman TUHAN sehingga dapat mengambil tema yang
pas dan cocok dengan derap kehidupan warga jemaat. Pengkhotbah juga
harus berdoa untuk mohon penyertaan TUHAN sehingga ketika di atas
mimbar benar-benar tegar, tidak grogi dan demam panggung. Pengkhotbah
harus memahami isi dari teks (nats) yang akan disampaikan, tentu dengan
Tafsiran yang relevan. Pengkhotbah sudah

lebih

dahulu

menggumuli

teks/nats yang akan disampaikan ke


2952
9529

dalam kehidupannya pribadi.


b. Persiapan Diri (Penampilan, Percaya Diri, Naskah)
Pengkhotbah harus membiasakan diri ramah, tidak tegang aatau
merah muka ketika berhadapan dengan warga jemaat, harus santai dan tenang
membawa diri. Alangkah baik jika masih belajar, bahan khotbah dituliskan.
Bahan khotbah bisa diituliskan secara keseluruhan, namun bisa juga hanya
dituliskan butir-butir (point of view) yang penting saja.
Karena itu perlu notes aatau buku-buku catatan untuk menuliskan ayat- ayat
penting, yang biasa didengar, dan menjadi mutiara hidup.
c. Pemusatan Diri
Pengkhotbah harus mendekatkan diri pada Firman TUHAN,
karena

dia

telah

menjadi

perantaraan

(mediasi)

TUHAN

dengan

umatNya. Ketika sebelum membaca teks Alkitab lebih baik diawali


dengan kalimat,Beginilah Firman TUHAN,Songon on do Hata Ni
Debata.
AJARAN SESAT
Memahami jenis-jenis ajaran sesat
Bidat, menurut J. Verkuyl dalam buku Gereja dan Bidat, berasal dari
bahasa

Arab

yang

berarti

suatu

ajaran

atau

aliran

yang

menyimpang dari ajaran resmi. Ini setali tiga uang dengan pengertian
yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): bidat
adalah ajaran yang menyalahi ajaran yang benar. Sedangkan menurut DR.H
Berkhof dan DR IH Enklaar, ditinjau dari sudut historis bidat adalah
persektuan Kristenberskala kecilyang dengan sengaja memisahkan diri
dari gereja besar dan ajarannya; menekankan iman Kristen secara berat
sebelah sehingga menyimpang dari kebenaran Injil.
2962
9629

Dan, Ensiklopedi Gereja memaparkan pengertian bidat sebagai


pandangan

yang

salah

tentang

apa

yang

wajib

diimani.

Dengan

demikian, bidat adalah sekte, kelompok, atau gerakan dengan ajaran yang
menyimpang dari ajaran utamakhususnya mengenai Allah, Kristus, Roh
Kudus, dan keselamatansebagaimana yang dijarkan Alkitab. Teologiawan
Mangapul Sagala memaparkan ciri-ciri bidat Kristen yakni memiliki Injil
atau kabar baik yang berbeda. Kemudian, memiliki Injil plus, artinya
memiliki Kitab Suci yang sama tetapi ditambah dengan kitab lain yang
menurut penganutnya otoritasnya sama dengan Alkitabmisal Kitab
Mormon.
Kemudian, ada juga bidat yang meski berpatokan pada Alkitab, tetapi
dengan sengaja mengabaikan beberapa kebenaran yang mereka anggap tidak
sesuai dengan ajaran mereka. Penganut bidat juga dikenal
gemar menciptakan aturan-aturan yang disamakan dengan Injil. Misal,
ada ajaran bidat yang melarang pengikutnya mengenakan perhiasan dan
kerudung. Ada bidat yang memberi pangkat-pangkat kepada anggotanya
meski

aturan itu tidak disebutkan dalam Alkitab. Ajaran bidat juga

menekankan

kepada

ibadah

yang

bersifat

supranaturaltidak

menyeimbangkan hati, pikiran, dan akal budidan membesarkan diri sendiri,


sehingga tidak lagi berpusat pada Tuhan melainkan pada pengkultusan
individu. Beberapa ajaran bidat yang menyimpang dari kebenaran Kristen
yakni Saksi Yehovah, Gereja Yesus Kristus dari Orang Suci Zaman Akhir
atau aliran Mormon, Christian Science, Children of God, dan lain-lain.
Terdapat beberapa Jenis Bidat-bidat/ Ajaran Sesat yang saat ini tengah
berkembang pesat, yaitu:
1. Saksi Yehova
Saksi Yehova di dunia Barat lebih dikenal sebagai Jehovahs

Witnesses atau Jehovas Zeugen, yaitu organisasi yang menganut kepercayaan


Anti-Tritunggal. Mereka percaya bahwa Yesus bukanlah Allah yang
mengenakan tubuh manusia, melainkan ia diciptakan oleh Allah. Keyakinankeyakinan para Saksi Yehova tentang neraka, keabadian jiwa, kehadiran
Yesus kembali ke bumi, dan keselamatan juga kontroversial. Secara resmi
pengajaran Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia dilarang

melalui

Surat

Keputusan Jaksa Agung Nomor 129 Tahun 1976, lewat SK itu, Jaksa
Agung telah melarang kegiatan Saksi Yehuwa atau Siswa Alkitab di seluruh
wilayah Indonesia. Sebab, Saksi Yehuwa memuat hal-hal yang bertentangan
dengan ketentuan hukum yang berlaku, seperti menolak salut bendera dan
menolak ikut berpolitik. Pada Februari
1994 ada upaya untuk mencabut SK ini dengan berlandaskan Pasal 29
UUD 1945, Tap MPR Nomor XVII/1998 tentang HAM, dan Instruksi
Presiden No. 26 Tahun 1998. Pada 1 Juni 2001 SK ini kemudian dicabut.
Walaupun begitu, sebenarnya sejak tanggal 19 Juli 1996, Saksi-Saksi Yehuwa
telah membuka kantor cabang Indonesia berupa gedung yang dipergunakan
sebagai tempat pertemuan dan pusat kegiatan.
2. Jaman Baru / New Age Movement
Gerakan Zaman BaruNew

Age Movement pada

awalnya

muncul di Amerika Serikat. Gerakan tersebut muncul di California sejak


tahun 1960-an. Sehingga ada orang yang menyebutnya sebagai American
Movement. Dengan kemajuan Amerika dalam hal teknologi, akhirnya
gerakan ini dengan cepat meluas ke seluruh dunia. Sejak tahun 1970-an
dan 1980-an, gerakan ini marak luar biasa. Dalam perkembangannya,
Gerakan Zaman Baru mengadopsi banyak gagasan dari filsafat dan
agama Timur. Gerakan ini memandang dunia tidak semata-mata jelek, tapi
akan menuju kepada keadaan yang lebih baik. Pada masa-masa itu, menurut
sejumlah pengamat, merupakan masa yang penuh gejolak.

Pandangan mengenai Tuhan adalah bersifat panteisme, yang


mempercayai bahwa semua adalah tuhan dan tuhan adalah semua (All is God,
God is All) . Yang disebut Tuhan tidak lain adalah suatu kekuatan
(power/force), kesadaran atau energi alam semesta yang tidak berpribadi
(macro cosmos). Yang mereka sebut sebagai Tuhan (kekuatan semesta) pada
dasarnya baik dan menjadi sumber kebaikan (monisme), tetapi sekaligus
mempunyai sisi terang maupun gelap dalam dirinya.
Pemahaman Tuhan seperti tersebut di atas antara lain kita dapatkan
dalam buku The Secret Rhonda Byrne yang sudah diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia. Anda adalah Tuhan dalam sebuah tubuh fisik. Anda
adalah spirit dalam daging. Anda adalah kehidupan abadi yang
mengunghkapkan diri sebagai anda. Anda adalah mahluk jagat Raya. Anda
adalah

kesempurnaan. Anda adalah keluar biasaan. Anda adalah

pencipta, dan anda menciptakan penciptaan anda di Planet ini( The Secret
Rhonda Byrne terjemahan Indonesia terbitan Gramedia hal 196). Buku
yang mengajarkan hal sejenis banyak kita jumpai di toko buku dan
pelatihan motivasi serta pengobatan dengan membangkitkan energi sendiri
atau menyerap energi alam semesta.
Menurut ajaran New Age/ Jaman baru manusia adalah bagian
kecil (micro cosmos) dari energi kosmis (macro cosmos) dan mempunyai
sifat ilahi dalam dirinya, atau dapat dikatakan bahwa manusia adalah ilah
juga, karena itu manusia pada dasarnya baik. Karena manusia adalah
energi/roh yang merupakan bagian dari energi/roh alam semesta, sifat
manusia juga tidak terbatas dan kekal, karena itu ada kepercayaan kuat akan
reinkarnasi (menjelma kembali dalam bentuk makhluk lain sesudah mati)
yang merupakan bukti penerusan energi/roh kekal itu. Hubungan manusia
dengan tuhan dilakukan dengan meditasi yang berarti menyatukan diri
dengan sumber asalnya.

3. Christian Science
Christian Science dimulai oleh Mary Baker Eddy (1821-1910) yang
mempelopori gagasan baru mengenai spiritualitas dan kesehatan. Terinspirasi
oleh pengalamannya sendiri soal kesembuhan pada 1866, bertahun-tahun
lamanya Eddy melakukan pemahaman Alkitab, doa dan penelitian terhadap
berbagai metode penyembuhan. Hasilnya adalah sistem penyembuhan yang
dia sebut sebagai Christian Science pada 1879. Bukunya, Science and
Health with Key to the Scriptures, membuka pengertian baru mengenai
hubungan antara jiwa-tubuh-roh. Selanjutnya dia mendirikan perguruan
tinggi, gereja, perusahaan penerbitan dan surat kabar yang dihormati, The
Christian Science Monitor. Karena kesamaannya dengan kelompokkelompok lainnya, banyak yang percaya bahwa Christian Science adalah
bidat bukan Kristen.
Christian Science mengajarkan bahwa Allah Bapa dan Ibu
segalanya adalah baik dan rohani sekali dan semua ciptaan Allah, termasuk
natur yang sejati dari setiap orang, adalah keserupaan dengan Allah secara
rohani yang tanpa cela. Karena ciptaan Allah itu baik adanya, kejahatan
seperti penyakit, kematian dan dosa bukanlah bagian dari

realita

fundamental. Sebaliknya, kejahatan ini adalah akibat dari hidup terpisah


dari Allah. Doa adalah jalan yang utama untuk lebih dekat kepada Allah dan
menyembuhkan penyakit manusia. Ini berbeda dengan Alkitab yang
mengajarkan bahwa manusia dilahirkan dalam dosa yang diwarisi dari
kejatuhan Adam, dan bahwa dosa memisahkan kita dari Allah. Tanpa
anugrah penyelamatan Allah melalui kematian Kristus di atas salib, kita
tidak akan pernah disembuhkan dari penyakit yang paling utama - dosa.
Bukannya mengajarkan bahwa Yesus menyembuhkan sakit rohani
kita (lihat Yesaya 53:5), penganut Christian Science melihat pelayanan
Yesus sebagai paradigma mereka sendiri mengenai penyembuhan, dan
3003
0030

percaya bahwa hal itu menunjukkan sentralitas penyembuhan dalam


kaitannya dengan keselamatan. Penganut Christian Science berdoa untuk
lebih mewujudkan realitas Allah dan kasih Allah setiap harinya dan untuk
mengalami

serta

menolong

orang

lain

mengalami

dampak

pengharmonisan dan penyembuhan dari pemahaman ini.


Bagi kebanyakan penganut Christian Science, kesembuhan rohani
adalah pilihan pertama yang efektif dan sebagai akibatnya, mereka
beralih pada kuasa doa sebagai ganti perawatan medis. Pihak yang
berwenang kadang-kadang mempertanyakan pendekatan ini, khususnya
dalam keadaan di mana perawatan kesehatan tidak dilakukan pada anak
kecil. Namun demikian, tidak ada kebijakan gereja yang mewajibkan
pilihan layanan kesehatan anggota.
Christian Science tidak memiliki pendeta. Sebaliknya, Alkitab dan
Science

and

Health

berperan

sebagai

pendeta

dan

pengkhotbah.

Pelajaran Alkitab dilakukan setiap hari dan dibacakan secara nyaring


pada hari Minggu oleh dua orang awam yang dipilih di setiap jemaat
setempat. Gereja Christian Science juga melakukan kebaktian kesaksian
mingguan di mana anggota jemaat menceritakan pengalaman mereka dengan
penyembuhan dan regenerasi.
Dari semua bidat "Kristen yang ada, Christian Science adalah
yang namanya paling tidak akurat. Christian Science bukanlah Kristen
atau berdasarkan sains. Christian Science menyangkal semua kebenaran
inti yang membuat suatu sistem itu "Kristen." Christian Science adalah,
pada faktanya, berlawanan dengan sains and menunjuk pada spiritualitas
zaman-baru yang mistis sebagai jalan untuk kesembuhan fisik dan rohani.
Christian Science harusnya dilihat sebagai bidat dan ditolak karena
merupakan bidat anti Kristen.

4. Children Of God
Children of God (COG), yang belakangan dikenal sebagai Family
of Love, adalah sebuah bidat Kristen yang dimulai pada 1968, di Kalifornia,
Amerika Serikat. Gerakan ini muncul di era Jesus Movement atau Gerakan
Yesusyakni sempalan dari generasi Hippies yang bertobat dan menjadi
Kristenyang berfokus pada keselamatan melalui pengalaman iman kepada
Yesus Kristus.Pelopor gerakan COG adalah seorang pendeta bernama David
Brant Berg (1914-1994), yang mencampuradukan ajaran Kristen dengan
kebebesan perilaku Hippies seperti seks bebas dan pemberontakan kepada
masyarakat.Baik ayak maupun kakek David adalah pendeta Diciple for
Christ. Kemudian, ayahnya pindah ke gereja Christian Missionary Alliance
(CMA). David menikah dengan Jane Miller (1944) lalu mengikuti jejak
kakek dan ayahnya dengan menjadi pendeta di salah salah gereja denominasi
CMA (1984). Kemudian, ia hengkang lantaran konsep pengajarannya yang
radikalberlawanan dengan kebijakan CMAdi mana ia menuntut setiap
pengikutnya untuk menyerahkan diri, meninggalkan semuanyatermasuk
ikatan orangtua dan hidup dalam komunitas untuk melayani Tuhan.
Tahun

1969, David

mulai mendirikan

gerakan

COG

yang

menekankan pada gaya hidup komunitas. Di tahun yang sama, David mulai
berpoligami dengan menikahi sekretarisnya, Maria. Ini karena ia salah
menginterpretasikan ajaran Alkitab yang berbunyi dan segala kepunyaan
mereka adalah kepunyaan bersama (Kisah Para Rasul 2:44), bukan saja
sekadar dalam pengertian harta benda melainkan juga dalam pengertian
tubuh.Ajaran ini dikenal sebagai sexual sharing di mana para anggota
komunitas

ini

bebas

melakukan

hubungan

seksual

dengan sesama

anggota, sekalipun hubungan pernikahan tetap diakui. Belakangan, David tak


hanya menikahi Maria, tetapi juga wanita-wanita cantik
Indonesia, gerakan COG hadir dengan kemasan baru

lainnya.Di

bertajuk The Family of Love, yang pada tahun 1980-an pernah beroperasi di
Indonesia sebelum akhirnya dilarang oleh Departemen Agama RI.David, yang
kemudian dikenal sebagai Moses Daviddan dijuluki COG sebagai
Father David atau Dad sajamengaku sebagai Musa pada akhir zaman
yang diutus untuk mengingatkan umatnya ke jalan yang benar.Pada
tahun 1969, ia menubuatkan gempa bumi besar akan terjadi di Kalifornia,
AS. Ini menyebabkan banyak anggota COG yang menyebar ke kawasan lain
(gempa ini tidak terjadi). Selain menubuatkan akhir zaman, David juga
mengaku sebagai nabi Allah di Akhir Zaman, mempraktekkan hubungan
dengan

roh

orang

mati

(spiritisme)

dengan

meminta pertolongan

medium. Dan, menekankan ajaran perlunya seseorang menerima Yesus


sebagai juruselamat, pada akhirnya David meyakini bahwa semua orang akan
diselamatkan tanpa terkecuali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Bidat-bidat/ Ajaran sesat
berkembang, adalah sebagai berikut:
1.

Tidak kuatnya iman pengikut Kristus tentang kebenaran Firman


Tuhan

2. Kurangnya pemahaman yang benar mengenai Firman Tuhan


3. Komunitas yang salah
4. Kurang membangun kehidupan yang inim dengan Tuhan
5. Menggesernya nilai-nilai Firman Tuhan dengan kehidupan Hedonisme
Memahami cara menghadapi ajaran sesat
Cara gereja dalam menghadapi bidat-bidat / Kristen sesat tersebut?
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh gereja, dan hal tersebut
bersifat continue atau terus menerus, tidak berhenti pada kesibukan terhadap
program untuk memenangkan jiwa saja, melainkan
3033
0330

memelihara jiwa-jiwa yang telah dipercayakan dan menjaga jiwa-jiwa sebagai


aset sorgawi yang tiada ternilai. Bila Gereja memahami betapa pentingnya
aset sorgawi ini, maka gereja akan berkembang dan
bertumbuh dan berlipatkaliganda dari masa ke masa serta kuat. Hal-hal yang
perlu dilakukan gereja adalah sebagai berikut:
1. Tumbuhkan Kelompok-kelompok kecil / cells group
Kelompok kecil mencerminkan ingkat asimilasi atau penyerapan yang
lebih tinggi daripada sub jemaat. Kelompok sel berbeda dari sub jemaat
dalam tiga hal penting. Pertama, perbadaan jumlah atau besarnya. Secara
ideal, kelompok sel dibatasi pada 3 sampai 10 orang. Kedua, perbadaan yang
terletak pada fungsi. Sub jemaat dibentuk untuk merangsang rasa memiliki
dan identitas, sebaliknya, kelompok sel dibentk untuk mengembangkan
komitmen dan keterlibatan lebih dalam dimana akan terciptanya kerukunan
dan tanggungjawab. Perbedaan yang ketiga adalah susunan. Sub jemaat pada
umumnya heterogen ( yakni mencakup orang-orang dengan usia, latar
belakang berbeda-beda). Sebaliknya, kelompok sel akan berfungsi dengan
baik apabila bersifat homogen terdiri dari orang-orang yang sama /
hampir seusia. (Dinamika Pertumbuhan Gereja hal.197).
Contoh, menurut saya, kelompok sel yang beranggotakan para
remaja atau pemuda. Tentunya sangat berbeda latar belakang masalah mereka
dengan kelompok sel yang beranggotakan lansia. Perbedaan- perbedaan
seperti ini dapat mempengaruhi daya tangkap / penyerapan materi Firman
Tuhan maupun tata cara penggembalaan dimana hal ini sangat penting bagi
penanggulangan masuknya ajaran-ajaran sesat dalam gereja. Yang menjadi
pondasi utama dalam kehidupan anak-anak Tuhan unuk mengatasi masuknya
bidat-bidat dalam gereja maupun kehidupan sehari-hari adalah dengan
membangun Firman Tuhan dalam
3043
0430

kehidupan yang bertumbuh dalam kelompok sel. Dalam kelompok sel sendiri
harus terus memupuk para anggotanya untuk merenungkan Firman Tuhan
siang dan malam.
2. Pemuridan
Prinsip pemuridan merupakan hal yang pnting dalam memahami
kesehatan dan pertumbuhan gereja. Peuridan merupakan salah satu dari
prinsip dasar yang menjadi landasan bagi yang lain, karena pemuridan
terletak pada pusat dari tujuan gereja. Apa saja yang menjadi tujuan gereja?
Menurut saya, salah satunya adalah untuk menanggulangi ajaran- ajaran yang
menyimpang yaitu bidat-bidat yang pada jaman ini sudah menjamur di segala
kalangan. Gereja telah dirancang oleh Allah dengan segala sesuatu yang
diperlukan untuk memuridkan orang (yakni, mengembangkan
menjadi seperti

mereka

kristus). Sangat penting agar kita memahami cara

bagaimana gereja membuat murid. Dalam mempertimbangkan prinsip


pemuridan ini kita harus mulai dengan beberapa pengertian. Pertama,
pemuridan teknis. Pemuridan teknis menjelaskan konsentrasi perhatian yang
kuat

terhadap

seseorang atau sekelompok kecil orang untuk tujuan

pertumbuhan rohani dan perkembangan


menggunakan

rohani.

Kepemimpinan

teknis

metode latihan yang dilakukan Kristus instruksi,

demonstrasi, keterlibatan dan evaluasi. Fokus pada peuridan teknis adalah


pada hubungan orang per orang atau hubungan satu dengan tiga atau empat
orang (kelompok kecil), dimana menurut saya, hal ini sangat penting
bagi

yang memuridkan untuk memberikan pemahaman akan keenaran

Firman Tuhan serta berbagi hidup dengan para murid-muridnya.


Kedua,

pemuridan

bersama.

Pemuridan

bersama

artinya

menyediakan waktu pribadi dengan badan pengurus gereja, orang-orang yang


bertanggungjawab dalam gereja dan para pemimpin yang lain.(

Dinamika Pertumbuhan Gereja hal.214) Bagi saya hal tersebut sangat penting,
mengingat saya dapat bertukar pikiran tentang kebenaran Firman untuk
saya sharingkan serta tentang cara mengatasi ajaran-ajaran sesat yang mulai
merajalela di kalangan anak-anak muda seperti saya. Belum lagi bila saat ini
bidat juga tengah menjalar pada kalangan hedonisme. Mengakui bahwa
para pemimpin kita memiliki pengertian serta pengetahuan yang lebih
banyak mengenai Firman Tuhan yang dapat mengajarkan kita tentang
kebenaran-kebenaran yang mungkin kita belum pahami.
Karakteristik pribadi yang hidup dengan Firman Allah
Becoming A Person of Quality
Dunia selalu menuntut orang yang berkualitas dalam hidupnya, kita
ditutut menjadi anak yang berkualitas, pelajar yang berkualitas, pekerja yang
berkualitas, ayah/ibu yang berkualitas dan seterusnya. Tetapi bukan hanya
dunia yang menuntut hal tersebut, Tuhan juga ingin anak-anaknya menjadi
orang yang berkualitas. Tuhan rindu untuk memberikan kita kenaikan jabatan,
kemakmuran dan menjadikan kita orang yang berpengaruh, tetapi untuk
mendapatkan itu kita harus menjadi orang yang berkualitas sesuai dengan
jalan yang diinginkanNya. Hari ini kita akan belajar kualitas seperti apakah
yang diingankan Tuhan kita.
MATIUS 5:16; Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di
depan

orang,

supaya

mereka

melihat perbuatanmu yang baik dan

memuliakan Bapamu yang di sorga.


Kata memuliakan di sini berasal dari bahasa Yunani, doxa yang
artinya kualitas, memuliakan Tuhan berarti memiliki kualitas Ilahi. Itu

artinya jika kita ingin hidup kita berhasil, menjadi terang bagi orangorang disekeliling kita, maka hidup kita harus berkualitas. Tuhan mau
kehidupan kita berkualitas, dan kualitas yang dimaksud adalah kualitas ilahi.
Tahun ini kita harus memiliki kehidupan yang jauh lebih berkualitas dari
tahun sebelumnya. Di dalam Alkitab ada salah seorang tokoh yang
kehidupannya sangat berkualitas, dia berhasil dalam kehidupannya, memiliki
jabatan yang tinggi dan berpengaruh dan juga menjadi berkat bagi orang di
sekelilingnya. Tokoh tersebut adalah Daniel.
Daniel 1 :4, yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela,
yang

berperawakan

baik,

yang

memahami

berbagai-bagai

hikmat,

berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni


orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, su paya mereka
diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim. 5 Dan raja menetapkan bagi
mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa
diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu
mereka harus bekerja pada raja. 6 Di antara mereka itu ada juga beberapa
orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan
Azarya.
Daniel adalah orang yang berkualitas, dia memilki hikmat,
pengetahuan dan orang cakap, dan karena dia orang yang berkualitas raja
memilih dia untuk menjadi kepala di istana babel. Daniel 2 :48 Lalu raja
memuliakan Daniel: dianugerahinyalah dengan banyak pemberian yang
besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan
menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel. Orang yang berkualitas,
tidak mungkin memiliki kehidupan yang biasa, orang yang berkualitas selalu
dicari orang, kata-katanya selalu didengarkan orang dan hidupnya selalu
menjadi trend center.

Ada tiga hal yang Daniel dapatkan ketika dia menjadi orang yang
berkualitas:
1. PROMOTION
Daniel mendapatkan begitu banyak promosi dalam hidupnya, dia
diangkat menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel. Begitu juga
dengan kehidupan kita, jika kita adalah orang yang berkualitas kita akan
diberikan kenaikan-kenaikan dalam kehidupan kita.
2. PROSPERITY
Kemakmuran selalu berbanding lurus dengan jabatan yang tinggi, gaji
presiden tentu lebih tinggi daripada gaji bupati. Kemakmuran akan datang
dengan sendirinya jika hidup kita berkualitas.
3. QUANTITY
Kualitas akan membawa kuantitas, artinya jika hidup kita berkualitas
maka orang-orang akan mengikuti kita, kehidupan kita dicontoh orang dan
kata-kata kita didengarkan orang. Jika saat ini belum ada orang yang
mengikuti anda, anda belum punya anak rohani, maka tingkatkanlah kualitas
anda.

Kualitas

dan

kuantitas

akan

selalu bertumbuh bersamaan.

Lihatlah kehidupan Yesus, Dia memiliki kualitas, Dia memiliki cara hidup
yang berbeda, hikmat yang Dia tawarkan kepada orang-orang membuat
kemanapun Yesus pergi orang-orang mengikuti Dia
Semua orang ingin mendapakan promotion, prosperity, quantity untuk
itu milikilah hidup yang berkualitas.
KUALITAS ITU MAHAL
Untuk menjadi seorang yang berkualitas harganya mahal. Untuk

menjadi seorang ayah yang berkualitas harganya mahal, mungkin kita lelah
ketika pulang kerja, tetapi kita harus menyempatkan diri untuk bermain
dengan anak-anak kita, karena seperti itulah ayah yang berkualitas. Begitu
juga untuk menjadi ibu atau anak yang berkualitas, pekerja yang berkualitas
ataupun pelajar yang berkualitas, dibutuhkan pengorbanan. Untuk menjadi
orang yang berkualitas harganya mahal, dibutuhkan pengorbanan yang besar
Ada 3 karakteristik pribadi yang hidup dengan Firman Allah
yang harus kita tingkatkan supaya kita menjadi orang yang berkualitas:

1.
QUALITY
SPIRIT

IN

DANIEL 6: 4, Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan


para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja
bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.

Maka

berkatalah orang-orang itu: Kita tidak akan mendapat suatu alasan


dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada
Allahnya!

Hal yang pertama dan paling penting untuk menjadi orang

yang berkualitas adalah memiliki kualitas spiritual yang luar biasa. Dalam
ayat 4 dikatakan bahwa menjadi lebih hebat dari para pejabat lain karena dia
memiliki roh yang luar biasa, tidak dikatakan alasan lain di ayat ini, yang
membuat Daniel unggul adalah quality in spirit.
Segala sesuatu yang terjadi di masa depan kita, dimulai dari hal
yang spiritual, kehidupan yang besar bergantung pada sikap hati kita, dan
sikap hati ditentukan oleh keadaan spiritual kita. Firman Tuhan mengatakan,
jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan ,

3093
0930

jagala hatimu karena dari situlah terpancar kehidupan, bagaimana kehidupan


kita, tergantung dari sprit kita. Daniel sehari 3 kali menyembah Tuhan, Daniel
adalah seorang yang sangat sibuk, dia adalah kepala pemerintahan, orang
yang harus belajar dan memutuskan banyak hal, tetapi meskipun demikian
dia selalu menyempatkan diri untuk sehari 3 kali menyembah Tuhan. Hal
itu dilakukan untuk menjaga kualitas spiritual Daniel, dan yang menjadi
kunci kesuksesannya. Penyembahan bukanlah hanya berdoa atau memuji
Tuhan. Penyembahan tertinggi adalah sikap hati yang menerima dan setuju
dengan apapun yang Tuhan lakukan dalam kehidupan kita. Yang taat
bukan karena harus, atau takut dihukum tetapi karena mengasihi Tuhan.
Kehidupan kita kedepan bergantung pada spirit kita, Pastikan kita punya
kehidupan rohani yang luar biasa.
2.
QUALITY
CHARACTER

OF

Kualitas ini adalah turunan dari kualitas spiritual kita. Orang yang
memiliki kualitas rohani yang baik, seharusnya memiliki kualitas karakter
yang baik. Kualitas spiritual yang benar selalu berhubungan dengan kualitas
karakter, karena Alkitab mengajarkan bagaimana berhubungan dengan orang
lain. Jika kualitas rohani kita menyebabkan kita dibenci oleh orang-orang
di sekitar kita, artinya kualitas rohani kita salah.
DANIEL 6:5 Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja
itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan,
tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan,
sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu
kesalahan padanya.
Daniel memiliki karakter yang setia, kesetiaan dia pada pemerintahan
Babel tidak terjadi dengan sendirinya, karena dia sudah belajar setia kepada
Tuhan. Orang yang berkualitas secara rohani selalu
3103
1031

bisa menempatkan dirinya dimanapun dia berada. Karena dasar dari


segala karakternya karena dia takut akan Tuhan, orang yang takut akan
Tuhan akan memperlakukan orang lain dengan benar.
Contoh lain orang yang berkarakter adalah Yesus, LUKAS 2:51
..Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup
dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di
dalam hatinya. Kejadian ini menceritakan ketika Yesus berumur 12 tahun
dan Dia menghilang selama 3 hari, karena sedang membicarakan Firman
Tuhan di Bait Allah dengan para tua-tua di sana, hal tersebut membuat Maria
sangat khawatir dan mencariNya kemana- mana, ketika menemukan Yesus
berada di Bait Allah dia marah, dan Yesus menjawab bahwa Ia sedang
berada di rumah BapaNya. Tetapi meskipun demikian ayat 51 mengatakan
bahwa Yesus tetap pulang mengikuti perintah ibunya. Hal ini menunjukan
bahwa Yesus tetap hidup dibawah otoritas keluargaNya meskipun Dia
adalah

Tuhan.

Jangan sampai pelayanan kita, membuat hubungan kita

dengan keluarga rusak, karena Tuhan mengajarkan kita untuk tunduk di


bawah otoritas.
3.
QUALITY
UNDERSTANDING

OF

1). Understanding From God


AMSAL 9:10Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan
mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. Ayat ini mengatakan bahwa
Tuhan memberikan hikmat kepada orang yang takut akan Dia. Kenapa ?
Karena orang yang takut akan Tuhan adalah orang-orang yang mudah
bertobat, dan mereka adalah orang-orang yang memiliki hati yang mau
diajar. Kalau anda mau memiliki hikmat, takutlah akan Tuhan.
2). Understanding From Man
3113
1131

DANIEL 1:5Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur

3123
1231

setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya.
Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus
bekerja pada raja. Selain memiliki spirit yang luar biasa dan karakter
yang baik, tentu kita juga harus mau belajar, dari orang lain (sekolah),
bahkan seorang pendeta yang luar biasa pun tidak akan bisa membangun
rumah, jika ia tidak pernah belajar dari orang yang bisa membangun rumah.
Kemampuan dan pengetahuan kita harus selalu ditingkatkan dari hari ke hari.
Marilah kita tingkatkan lagi kualitas kita, baik secara spiritual, karakter dan
juga pengetahuan kita, maka promosi, kemakmuran dan jiwa-jiwa akan
datang dengan sendirinya.

Pilar III
Menjadikan Keluarga yang Berprinsip Kerajaan Allah
Dalam pilar III Keluarga Imamat Rajani, memfokuskan penerapan
pola keluarga pada prinsip Kerajaan Allah. Prinsip Kerajaan Allah sendiri
akan lebih banyak diutarakan pada pilar ke VII, namun nilai Kerajaan Allah
telah dapat kita lihat pada bagian Pilar III ini.
Dalam Pilar III Keluarga Imamat Rajani diarahkan kepada seluruh
jemaat dan pelayan Tuhan untuk membawa dan membangun setiap keluarga
Kristen yang ada, pada prinsip

Kerajaan Allah. Sebagaimana sebuah

Kerajaan yang notebene-nya adalah tentang otoritas dan kekuasaan, masingmasing keluarga harus memahami tentang status mereka sebagai anak-anak
Allah, Raja segala raja, yang telah ditebus, dibenarkan dan diberi otoritas
untuk menjadi pengelola yang benar dalam segala hal.
Keluarga dengan otoritas Kerajaan Allah telah masuk dalam level
baru sebagai lembaga yang melahirkan generasi-generasi yang perkasa di
bumi. Keluarga yang menerapkan nilai-nilai Kerajaan Allah akan melahirkan
generasi yang bermental raja, yaitu salah satunya, tidak meminta atau
mengharapkan pihak lain selain Tuhan dalam penghidupannya, sehingga
hidupnya menjadi berkat bagi banyak orang.
Keluarga dengan prinsip Kerajaan Allah adalah keluarga berorientasi
pada Allah dan kerajaanNya, tentang bagaimana menjadi saksi yang benar,
menjadi berkat yang nyata dan menjadi pengelola yang benar terhadap berkat
dari Allah. Sehingga dapat dipastikan dengan otoritas yang diterima dari
Allah keluarga akan meraih kemenangan yang gilang gemilang dalam setiap
tantangan yang mereka hadapi.

Point 1.
Keluarga yang mengijinkan Kerajaan Allah
memerintah keluarganya.
Pengertian
Arti raja adalah penguasa tertinggi pd suatu kerajaan (biasanya
diperoleh sbg warisan); orang yg mengepalai dan memerintah suatu
bangsa atau negara.
Arti kerajaan adalah bentuk pemerintahan yg dikepalai oleh
raja, tanda-tanda kebesaran raja, martabat (kedudukan) raja, wilayah
kekuasaan seorang raja, sifat sebagai raja.
Otoritas adalah kekuasaan yang sah, dapat dipercaya dan yang
memungkinkan untuk menjalankan fungsinya;

hak untuk bertindak;

kekuasaan; wewenang; hak melakukan tindakan atau hak membuat peraturan


untuk memerintah. Otoritas bukanlah sesuatu yang secara otomatis diterima
ketika seseorang menyandang jabatan bos, CEO, presiden, manager dsb.
Otoritas juga bukan berarti memiliki kuasa dan kendali atas orang lain, tetapi
otoritas bertujuan untuk:
1.

Keteraturan
Ketika setiap orang mengerti akan otoritasnya dan mau tunduk

terhadap otoritas yang ada di atasnya maka akan terjadi keteraturan.


2.

Produktifitas yang maksimum


Seseorang akan lebih produktif ketika ada jaminan atau otoritas yang

bekerja di belakangnya dan diberikan otoritas sesuai dengan kemampuannya


serta mau menundukkan diri terhadap otoritas tersebut.

3.

Perlindungan
Otoritas yang benar akan memberikan perlindungan terhadap orangorang yang berada di dalamnya, semacam payung yang melindungi.
Orang tua melindungi anak-anaknya, raja

melindungi rakyatnya, dsb.


4.

Pemeliharaan
Otoritas akan memberikan pemeliharaan terhadap orang-orang yang

ada di dalamnya, dan memberikan reward kepada orang-orang yang mau


tunduk terhadap otoritas.
5.

Pengesahan
Otoritas akan mewakili sebagai pengesahan dari pemilik otoritas

tertinggi terhadap seseorang yang diberi otoritas.


6.

Memberikan rasa aman


Karena tujuan otoritas adalah untuk melindungi oleh sebab itu

setiap dari kita harus tunduk kepada otoritas, anak-anak tunduk kepada orang
tua, bawahan kepada atasan, dsb, sehingga memberikan rasa aman.
7.

Memberikan promosi
Promosi tidak akan didapatkan di luar system, oleh sebab itu kita

harus

berada

di

dalam

system/otoritas

yang

berkaku

dengan

menundukkan diri terhadap firman Tuhan dan otoritas yang berlaku di dunia.

8.

Memberikan kemerdekaan
Kemerdekaan bukan berarti kebebasan yang sebebas-bebasnya. Di

dalam kerajaan setiap orang percaya diberikan otoritas untuk menang atas
dosa dan lepas dari belenggu iblis.
9.

Memberikan identitas
Otoritas adalah jati diri kita.

10. Memberikan cara hidup yang benar


Menunjukan kenyataan bahwa ketika kita mengerti akan otoritas kita
maka kita akan tahu bagaimana kita akan hidup dan menjaga kehidupan
kita untuk hidup benar di hadapan Allah.
Kerajaan Allah adalah Allah yang aktif memerintah, Allah adalah
Raja dari semua raja-raja. Yesus yang kita sembah - Dia adalah Allah dan
Raja dari kerajaan rohani. Di mana pemerintahan Yesus itu ada di dalam hati
umat Tuhan di seluruh dunia. Jadi Kerajaan Allah tidaklah terlihat dari benda
yang dibangun oleh manusia atau suatu tempat, tetapi Kerajaan Allah adalah
Tuhan memerintah kerajaan-Nya di dalam hati semua umat Tuhan.
Kerajaan Allah ada di dalam kita! (Lukas 17:21). Tuhan Yesus
memang tidak memerintah secara 'De Iure' dan secara 'De Facto' sebagai
pemimpin suatu negara secara pengertian duniawi, misalnya menjadi
Raja/Pemimpin Yudea seperti Herodes, tapi secara rohani Dia seorang
Raja, Yesus Kristus. Dia Raja kita - Raja anda dan Raja saya. Kita ini
rakyat-Nya, umat yang Dia perintah. Kita ini pengikut-pengikut-Nya. Dalam
pemahaman ini mari kita menteladani sikap salah seorang yang disalib di
sebelah Yesus: "Ya Yesus bila Engkau datang kembali sebagai

Raja, ingatlah kepadaku..." Yesus menjawab: "Hari ini Engkau bersamasama dengan Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:42-43).
Hadirnya Yesus sebagai manusia memang tidak membawa kuasa
duniawi/ lahiriah, sebab misi Yesus adalah misi rohani. Dia yang adalah
Allah itu telah lahir ke bumi dan berkarya bagi keselamatan umat
manusia yang dikasihiNya (Yohanes 3:16).
Ciri-ciri Kerajaan Allah, yaitu:
1.

Kerajaan Allah adalah INKLUSIF (bukan Ekslusif)

Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus
2.

Kerajaan Allah dimanifestasikan secara natural

1 Tesalonika 1:8 Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan
hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah
tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah
mengatakan apa-apa tentang hal itu.
3.

Progresif, dinamis, kreatif

Yohanes 3:5-8 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika


seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh,

ia tidak dapat masuk ke

dalam Kerajaan Allah. 3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah
daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

3:7 Janganlah

engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan


kembali. 3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar
bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.
.

Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh "

4.

Kerajaan Allah yang melayani

Wahyu 5:9-10 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya:


"Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meteraimeterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau
telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum
dan bangsa. 5:10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan,
dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah
sebagai raja di bumi."
5. Kerajaan Allah tak tergoncangkan
Ibrani 12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan,
marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara
yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Syarat-syarat memiliki Kerajaan Allah, yaitu:
Miskin

di

hadapan

Allah.

Diterjemahkan

sebagai

miskin

sebagai miskin dalam roh (poor in spirit) Miskin di hadapan Allah, bukan
berarti kita menjadi orang yang miskin secara lahiriah dalam status sosial dan
ekonomi kita. Miskin di hadapan Allah ini berarti kita memiliki roh yang
selalu menginginkan Tuhan.
a. Berdukacita karena dosa. merupakan suatu perasaan yang
mendalam yang disebabkan oleh dosa, jadi berdukacita (bahkan mungkin
digambarkan sampai meratap) karena atau saat melakukan dosa. Yaitu
mereka yang tidak berkompromi dengan dosa, yang

untuk menjaga

dirinya dan berjuang melawan dosa. Orang- orang ini adalah mereka
yang akan sangat bersedih dan meratap jika mereka sampai mendukakan
Roh Allah dengan melakukan dosa.

b. Lemah lembut. Lemah lembut di sini berhubungan dengan respon hati


kita, kerendahan hati, orang yang lemah lembut adalah orang yang mudah
dibentuk. Memiliki roh yang mudah diajar oleh Tuhan, mudah menerima
teguran dari Tuhan dan mewujudkannya dalam pertobatan dan perubahan.
Tidak banyak orang yang memiliki hal ini saudara, kebanyakan justru
memiliki pertahanan dan pembelaan diri yang begitu kuat. Sehingga kita
sulit

untuk

ditegur

dan

diubahkan

Tuhan,

saat

kita

selalu

mempertahankan apa yang salah dalam diri kita dengan pembelaan dan
pembenaran-pembenaran diri bukan suatu kesadaran untuk memperbaiki.
c.

Murah Hati. Orang yang murah hati di sini artinya bukan hanya
sekedar orang yang suka memberi tetapi kemurahan yang diserta oleh
sikap yang adil dan benar. Lebih mengarah kepada mercy (belas
kasih) yaitu memberikan sesuatu kepada seseorang bahkan ketika
orang tersebut tidak layak untuk menerima pemberian kita. Memberi
bahkan berkorban untuk seseorang/sesuatu yang tidak mendatangkan
keuntungan

bagi

kita,

melayani

mereka

yang tertolak,

mereka

yang tidak dianggap dan dikesampingkan. Menerima dan merawat


mereka yang dibuang dunia, itulah yang dilakukan oleh orang-orang yang
murah hati. Termasuk pemberian- pemberian kecil yang mungkin tidak
dipandang orang namun dilakukan dengan ketulusan dan kasih. Dan
firman Tuhan katakan, orang yang murah hati, mereka yang akan beroleh
kemurahan.
d. Suci Hatinya. Orang yang suci hatinya yaitu orang-orang yang
memiliki hati yang murni, tulus, tidak ada trik (licik). Tuhan mencari
orang-orang yang murni hatinya, yaitu yang berfokus pada satu
tujuan, hati yang terarah hanya kepada Tuhan dan kehendakNya yang
sempurna. Dalam firman Tuhan dikatakan orang yang suci hatinya akan
melihat Allah atau dalam terjemahan lain dikatakan

akan mengenal Allah. Pengenalan kita kepada Allah secara pribadi


membuat kita tidak akan pernah curiga dan kecewa dengan Tuhan. Kita
bisa tetap percaya dan berharap kepadaNya karena kita mengenal
karakterNya, dan hanya orang yang murni/suci hatinya yang bisa
mengenal Allah.
e. Membawa Damai. Firman Tuhan berkata kita bisa disebut dan
dikenal sebagai anak-anak Allah salah satunya yaitu dari karakter atau
sikap kita yang membawa damai. Orang yang bisa membawa damai
hanyalah mereka yang telah mengalami dan meimiliki damai. Ketika kita
sedang dalam keadaan tidak berdamai, ingin marah atau mungkin dalam
ketakutan, khawatir, sedang dalam banyak masalah atau sedang tertuduh
karena dosa, kira-kira apakah kita bisa membawa damai, saudara? Saat
kita penuh dengan kepahitan, luka dan dendam kita tidak mungkin bisa
memancarkan damai saudara. Jadi kita harus mengalami damai itu dulu
saudara, dalam Yoh 14:27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu.
Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak
seperti yang diberikan
dan

oleh

dunia

kepadamu.

Janganlah

gelisah

gentar hatimu. Tuhan telah menjanjikan dan memberikan damai

sejahteraNya yang tidak sama dengan yang diberikan dunia kepada kita.
Kebahagiaan dan kedamaian kita bukan ditentukan oleh apa yang dari
luar, tetapi mengalir keluar dari dalam hati saat kita memiliki Roh
Allah yang kudus. Karena damai sejahtera dan kebahagiaan kita yang
sesungguhnya bersumber dari Tuhan.
f.

Siap dianiyaya oleh karena Kebenaran. Adakalanya kita harus


menanggung penderitaan, dihina dan dipersalahkan saat kita melakukan
apa yang benar. Saat kita mau tetap setia meskipun usaha kita
kelihatannya tidak banyak mendapat keuntungan karena kita

jujur

sementara orang lain mendapatkan banyak keuntungan


3203
2032

dengan bisnis kotor dan penuh tipuan. Ini bukan hal yang mudah
saudara, banyak orang yang tidak setuju dangan prinsip hidup dalam
kebenaran, bahkan tidak sedikit yang dicelah oleh orang-orang terdekat
karena

imannya

kepada

Tuhan.

Tetapi

firman

Tuhan berkata;

berbahagialah atau diberkatilah jika karena mengikut Yesus dan radikal


dalam kebenaran firmanNya, kita dianiaya oleh dunia karena kita akan
memiliki kerajaan sorga. Karena Tuhan memperhitungkan semua yang
kita lakukan dan kesetiaan kita.
Prinsip-prinsip Kerajaan Allah, yaitu:
1.

Sumber Segala Sesuatunya


Yang utama yang harus difokuskan ia lah mencari KerajaanNya. Dia

meneruskan bahwa jika kita telah mencari KerajaanNya, maka semua


yang diperlukan oleh kita untuk hidup di dunia ini akan diberikanNya.
2.

Berorientasi Kepada Benih


Lalu kata Yesus: Beginilah hal Kerajaan

Allah itu, seumpama

orang yang menaburkan benih di tanah (Markus 4:26). Ayat 14 menjelaskan


benih ialah firman , dan hati manusia ialah tanah. Segala sesuatu dalam
Kerajaan Allah dimulai dengan benih. Setiap ide, pikiran, perkataan dan
tindakan adalah benih. Semua yang ada pada kita adalah
benih.
Kepada orang banyak

yang

mengikutiNya, Yesus

mengajar

dengan menggunakan perumpamaan. Dia mengajar perumpamaan tentang


seorang penabur, menurut Yesus ini adalah kunci dari semua perumpamaan.
Jika mereka yang mengikuti Dia tidak mengerti perumpamaan ini, bisa jadi
mereka tidak akan dapat mengerti semua hal tentang Kerajaan (baca Markus
4:13).

Murid-murid mempunyai karunia untuk dapat mengerti semua yang


diajarkan Guru. Kepada mereka yang berada di lingkaran dalam diberikan
karunia untuk mengerti pengajaran Yesus. Tetapi kepada yang berada di
lingkaran luar, mereka bisa mendengar dan mendengar tetapi seolah-olah
tidak pernah mendengar, dan mereka melihat tetapi seperti tidak pernah
melihat. Kesimpulannya mereka tidak akan pernah bisa mengerti. (baca
Matius 13:12-15).
zaman ini ialah zaman dimana ada kasih karunia untuk dapat mengerti
firman Tuhan, adalah saat yang sangat didambakan oleh para nabi zaman
Perjanjian Lama (ayat 17), ini adalah waktu yang amat berharga. Janganlah
menyia-nyiakan waktu ini dengan tidak menghargai benih. Banyak orang
percaya tidak menghargai benih, walaupun mereka hidup di sekitar firman.
Mereka memiliki sekeranjang benih (firman), tetapi membiarkan saja atau
tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dengan benih yang mereka miliki,
sehingga benih itu tidak pernah ditabur. Apa artinya benih jika hanya
tersimpan di keranjang? Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya bila biji
gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika
ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah (Yohanes 12: 24). Simak kata
Yesus, Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan
Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang
ditaburkan dalam hati orang

itu (ayat 19). Satu tujuan iblis hanya

mengambil benih (firman) yang didengar orang tetapi mereka tidak


mengertinya. Kumpulan kitab hikmat, Amsal katakan, peroleh hikmat dan
dengan segala yang kauperoleh, peroleh pengertian (Amsal 4:7). Pengertian
harus dicari! satu jenis tanah atau hati yang baik. Yang ditaburkan di tanah
yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena
itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat,
ada yang tiga puluh kali lipat (Matius 13: 23). Siapapun ingin

mendapatkan hasil yang maksimal. Tetapi hasil yang maksimal hanya bisa
diraih,

dengan

upaya

yang

maksimal

pula.

Jika

seseorang

ingin

perubahan, dia harus melakukan perubahan. Selama seorang hanya


mendengar

firman

dan

melupakannya

atau

tidak

mengaplikasikan

firman dalam hidup sehari hari, jangan mimpi akan memperoleh yang seratus
kali. Tabur benih firman, agar keluar dari kemiskinan, dari hutang, dari
kesulitan rumah tangga, dari hubungan yang tidak harmonis dalam rumah
tangga , ya tabur dan tabur benih firman itu. Tabur hidupmu, tabur
waktumu, tabur doa, tabur keuanganmu, tabur kebaikan, dan seseorang akan
keluar dari masalah. Setelah anda mulai menabur, ingat ada lagi yang harus
diawasi, iblis berminat mencuri benih yaitu firman. Pencuri akan berusaha
mencegah seseorang baca Alkitab, pergi ke kelas Alkitab, atau pergi ke
kebaktian yang diurapi. Iblis akan menyodorkan pikiran-pikiran yang sia-sia
sampai tersita waktu untuk hal yang tidak sesuai dengan kebenaran. Tidak
ada waktu dengar kaset kotbah yang diurapi,

tidak

sempat

membaca

majalah maupun buku yang sarat dengan firman yang membangkitkan


semangat. Perlu diputuskan untuk menanggalkan beban yang menyita waktu,
yang mengakibatkan tidak fokus kepada hal Kerajaan. Beban itu belum tentu
dosa, tetapi hal itu memperlambat pertumbuhan spiritual (Ibrani 12:1). Jangan
pernah mengabaikan benih sekecil apapun. Setiap kali anda dengar orang
berbicara, di radio maupun televisi, telinga dan tanah hati sedang menerima
benih. Tuhan menabur benih, iblis juga menabur benih, dan hati anda dan
saya adalah tanahnya. Kita pemilik tanah (hati) yang menentukan akandi
tanami benih apa! Pastikan saja, anda hanya membiarkan hatimu ditanam
benih baik dan hanya mengucapkan benih yang baik sesuai dengan hasil yang
anda inginkan! Seperti kata Yesus, Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji
sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu
yang paling kecil dari segala jenis

benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran
yang lain, bahkan

menjadi pohon, sehingga burung-burung

di udara

datang bersarang pada cabang-cabangnya (Matius 13:31-32).


Tabur Tuai
Menabur adalah prinsip Kerajaan Allah. Menabur adalah prinsip
Tuhan. Dua elemen yang menemani prinsip ini, iman dan kasih. Setiap hari
selalu ada kesempatan untuk kita menabur. Bukan hanya uang, dan
kenyataannya uang hanya hal yang kecil dalam Kerajaan. Seandainya anda
memutuskan ingin menjadi penabur, dan saat ini anda tidak memiliki
benih di tangan, jangan kecil hati, sebab Tuhan akan menyediakan benihnya
(2 Korintus 9:10).
Kembali anda yang harus mengambil keputusan untuk menjadi
penabur, Tuhan tidak dapat memaksa. Mulai dengan apa yang ada pada anda
untuk masuk ke dalam sistim ini. Tabur kata-kata yang memberi penguatan
kepada yang lemah, tabur ketaatan, tabur persahabatan, tabur doa. Berdoa
bagi orang lain, bagi negara anda. Jikaorang benar menabur doa, doa yang
didasarkan firman sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16).
Sikap seorang Kristen seharusnya tidak sama dengan mereka yang
non-Kristen. Orang Kristen seharusnya menjadi surat terbuka dari firman
Tuhan, seyogyanya menjadi terang dan tidak bersikap seperti anak gelap.
Perkataan anda adalah benih! Jika anda ingin perubahan dalam negeri ini,
ubahlah benih anda. Mulailah dari diri kita, maka semuanya akan berubah.
Ingat bahwa Tuhanlah yang memberi pertumbuhan dan kita akan menuai
pada waktunya. Tidaklah mustahil kita akan memiliki pemerintahan yang
bersih dan baik. Orang benar di negara ini dapat mengubah negara ini. Sebab
mulut orang benar berpotensi mengeluarkan

berkat, dapat mengeluarkan roh dan kehidupan sehingga kematian dan gelap
harus pergi.
Tuhan adalah pemberi. Allah memberi Anak-Nya karena Dia
mengasihi dunia ini. Karena Dia mengasihi anda dan saya. Tanpa anda
dan saya harus melakukan sesuatu, Dia telah mengasihi kita. Kasih-Nya tanpa
kondisi dan tanpa syarat. Allah Bapa memberikan atau menabur Anak-Nya,
dan Dia menuai begitu banyakanak-anak, termasuk anda dan saya. Dan
Allah Bapa masih dalam musim menuai, dan akan menuai banyak lagi anakanak masuk ke dalam KerajaanNya, melalui anda dan
saya.
Tuhan memberi dengan cuma-cuma, tanpa ada tali pengikat. Memberi
bukan membeli. Memberi juga bukan menukar. Dia tidak melakukan itu
agar anda dan saya memberikan perpuluhan atau menabur benih keuangan
sebagai alat tukar. Kita hanya dapat menemukan di Alkitab, anjuran untuk
melakukan firmanNya maka kita dan anak cucu kita akan menerima hal-hal
yang baik sebagai upah.
Oleh sebab Bapa adalah Kasih, maka Kasih tidak dapat memaksa
seseorang. Kasih akan berkata, jika engkau mengasihi Aku maka engkau
akan mengikuti perintahKu. Kasih berkata, jika engkau menginginkan
engkau dapat melayaniKu. Tidak ada unsur pemaksaan. Seseorang menjadi
hamba atau melayani Tuhan oleh karena keputusannya. Oleh karena kita
adalah anak dari Pemberi, sepantasnya kita bersikap seperti Bapa dan menjadi
pemberi. Jika seseorang memberi, tindakan itu memberkati Bapa. Dan jika
kita dapat menerima, hal itu membuat Bapa bersuka cita. Bila anda
memutuskan untuk turut serta dalam sistim tabur- tuai, putuskanlah untuk
melakukan dengan

kasih sehingga anda

juga menuai di dalam kasih.

Prinsip yang dianut oleh Raja yang adalah Kasih, sehingga jika pelaku sistim
itu melakukan serupa seperti yang dilakukan oleh Raja, mungkin mereka
pernah berjalan maju dengan menangis

sambil menabur benih, tetapi pasti mereka pulang dengan sorak sorai sambil
membawa berkas berkasnya (Mazmur 126:6).
Berorientasi Kepada Berkat
Masuk dalam Kerajaan, berarti berputar arah. Yang semula terkutuk
berubah menjadi berkat. Yang semula dibawah pengaruh ilah dunia, berbalik
menjadikan Tuhan sebagai Tuhan dalam kehidupan. Sekarang Tuhan yang
adalah Sumber berkat tinggal di dalam hati anda dan saya. Yang berdomisili
di dalam hati mereka yang lahir baru adalah Sumber berkat, bukan hanya
berkat Tuhan memberkati, artinya Tuhan melepaskan berkatNya; Tuhan
melimpahkan kuasaNya;

Tuhan memberikan

kemampuanNya

atau

Tuhan memberikan urapanNya. Segala sesuatu yang tadinya milik Tuhan,


sekarang menjadi milik manusia yang diciptakanNya. Semua itu diberikan
Tuhan agar manusia menaklukkan bumi! Agar manusia berpengaruh di bumi.
Manusia dapat
Menaklukkan bumi dan segala isinya. Jika kata pertama Tuhan
kepada manusia adalah memberkati, pastinya itulah kehendak Tuhan yang
sempurna bagi manusia. Kemana saja manusia pergi, dia dapat mengubah
keadaan atau bumi dan mengisinya dengan urapan (baca: Yesaya 10:27a).
Manusia dapat mengubah keadaan bumi dan mengisinya dengan
kemuliaan Tuhan. Membalikkan keadaan yang kacau balau menjadi sejahtera.
Mengubah atmosfir yang penuh ketakutan, kuatir, bingung di sekelilingnya,
memenuhinya dengan atmosfir shalom, penuh dengan damai sejahtera.
Manusia dimuati denganpotensi dari Sumber Berkat, untuk mengubah air
menjadi anggur dengan berkat yang telah dilimpahkan. Kemuliaan Tuhan
tidak akan jatuh dari langit.
Kemuliaan Tuhan ada di dunia, ada di dalam orang percaya.
Kemuliaan Tuhan akan termanifestasi dari kehidupan orang percaya, jika

saja mereka percaya. Sebab segala sesuatu terjadi sesuai dengan iman orang
percaya. Manifestasi dari kemuliaan Tuhan tidak ada hubungan denganTuhan
lagi. Bagian dari kemuliaan Tuhan seperti: kesembuhan dari sakit, pelunasan
hutang, pernikahan ilahi, promosi, pertambahan aset, dapat menjadi
kenyataan oleh karena iman kepada firman. Oleh karena seseorang
mengambil keputusan berjalan dengan Kasih, taat dan setia. Tiap tindakan
adalah benih yang akan dituai di masa yang akan datang.
Keberadaan kita sekarang adalah tuaian dari benih yang telah kita
tabur sebelumnya. Anda dan saya akan tahu masa depan kita, dengan
menelusuri benih yang telah kita tabur hari-hari ini. Banyak dari kita mungkin
harus berdoa untuk panen yang gagal! Dan kita harus mulai menanam
benihyang baik kembali, agardapat menuai hasil yang diharapkan.

Buat

komitmen. Jaga integritas. Tuhan punya iman pada anda dan saya. Buat
Yesus bangga pada anda dan saya. Dengan pertolongan Tuhan Yesus kita
dapat berjaya dan menjadi mitra kerja Yesus di dunia ini. Tanpa anda dan
saya, Bernat tidak dapat terlepas di bumi ini. Tanpa kita, Yesus tidak dapat
berkarya. Dia butuh manusia yang mau bekerja sama dengan firman-Nya,
agar kemuliaanNya termanifestasi di dunia ini dan kita bisa menjadi mitra
kerja Yesus.
Penghalang berkat Kerajaan Allah, yaitu: I.
Dosa
Iri hati. (Galatia 5: 20)
Iri hati adalah perbuatan daging. Apabila kita hidup menurut Roh maka
kita harus mematikan segala keinginan daging. Sebab keinginan daging
berlawanan dengan keinginan Roh. Akibat iri hati banyak orang yang tidak
dapat menikmati berkat Allah bahkan mendapat kutuk dan maut. Contohnya
Kain, Karena iri hati maka ia membunuh Habil. Dan akibatnya ia mendapat
kutuk dari Allah, dan harus menjadi pelarian dan
3273
2732

pengembara di bumi ini ( Kejadian 4:11 12). Saul iri kepada Daud karena
Daud lebih banyak dapat mengalahkan musuh. Sehingga ia memburu Daud
untuk dibunuh. Tetapi akhirnya hidup Saul menjadi tragis. Ia kehilangan
anak-anaknya di medan perang dan dia sendiri mati bunuh diri.
Kepahitan. (Ibrani 12:14-15)
Dalam Kitab Ibrani dinyatakan supaya kita jangan menjauhkan diri dari
hadirat Tuhan supaya jangan timbul akar pahit yang menimbulkan kerusuhan
yang mencemarkan banyak orang.

Pada mulanya Hana menyimpan

kepahitan terhadap madunya, sehingga ia selalu menangis dan tidak mau


makan sehingga hatinya menjadi sedih. Tindakan Hana tidak
Hana

dari

permasalahan

yang

dihadapi.

melepaskan

Tetapi akhirnya ia dapat

membuang segala kepahitan hatinya dan meletakan di bawah kaki Allah


sehingga ia mendapatkan berkat dari Allah . Ia mempunyai seorang anak
yang dipakai Allah luar biasa.
Tidak jujur. (Lukas16:8-11)
Kejujuran menurut bahasa Aslinya berarti adalah cantik dan
pemandangan yang indah. Jadi kejujuran adalah suatu yang indah di
dalam pemandangan Allah. Alkitab menceritakan tentang perumpamaan
bendahara yang tidak jujur ( Lukas 16:8-11). Biasanya anak dunia lebih
cerdik daripada anak-anak terang. Jadi jikalau kamu tidak setia dalam hal
mamon yang tidak jujur, siapakah yang mempercayakan kepadamu harta
yang sesungguhnya?. Seperti kisah yang terjadi dalam kehidupan Ananias dan
Safira. Mereka tidak jujur dengan mendustai Roh Kudus dengan menahan
sebagian dari penjualan tanah dan akhirnya mereka berdua tidak dapat
menikmati hasil penjualan tanah tersebut bahkan dia meninggal dunia.

3283
2832

Tidak ada pengetahuan tentang Firman Allah (II Petrus 1:4)


Di dalam Alkitab ada 33.000 janji, ada 9000 janji tentang kelimpahan
. Di dalam Tuhan ada segala sesuatu yang disediakan Allah bagi kita yang
mengenal akan dia. Untuk itu kita harus menambahkan diri kepada
pengetahuan akan Allah. Sebab apabila Allah di pihak kita siapakah lawan
kita. Demikianlah orang yang merenungkan Firman Allah siang dan malam
serta melakukan maka Dia akan seperti pohon yang ditanam ditepi air. Yang
akan selalu menghasilkan buah kebaikan.
Tidak dapat menguasai diri ( II Pet 1:3-6 )
Allah sanggup memberkati anak-anaknya yang hidup saleh.
Bukan rencana Tuhan bila seorang diberkati lalu hidup dalam dosa. Tetapi
banyak orang Kristen yang sudah kehilangan identitas dan mau melarikan diri
dari kenyataan, takut, bingung, resah dan gelisah, depresi, frustasi, lalu pergi
ke tempat lain yang bukan jawaban yang dari Allah. Dan akhirnya akan
menyeret ke dalam lembah maut.
Tidak ada ketekunan ( I Pet. 1:3-6)
Ayub mengalami pencobaan dan ia tetap bertekun . Ia menanti
pertolongan Tuhan dengan sukacita. Sehingga ia mendapat berkat dari Allah
dua kali lipat. Demikian juga waktu bangsa Israel mengelilingi tembok
Yeriko, mereka melakukannya dengan tekun dan akhirnya tembok itu dapat
runtuh. Tanpa ketekunan mereka tidak mendapat apa-apa. Demikian juga
kita harus tekun dalam menanti janji-janji Tuhan dengan sukacita dan penuh
ucapan syukur.

II. Materi / Kekayaan


Ada pertentangan antara pemilikan kekayaan dan hal memasuki
Kerajaan Allah
Ada

ketidak-cocokan

yang

sangat

nyata

antara

kekayaan

dengan Kerajaan, antara pemilikan harta benda dan jalan masuk ke


dalam Kerajaan. salah satu prinsip dasar dalam Kitab Suci. Prinsip bahwa
daging dan Roh selalu bertentangan. Paulus menyatakan hal ini dengan
sangat tegas di dalam Galatia 5:17, bahwa daging dan Roh saling
bertentangan; mereka tidak akan bisa diselaraskan. Mereka mewakili dua hal
yang saling berlawanan. Mereka berada dalam dua macam kategori yang
akan selalu saling berlawanan. Daging, manusia duniawi dan karakter
duniawi kita akan selalu bertentangan dengan Roh Allah. Anda tidak akan
bisa memadukan keduanya. Anda tidak akan bisa menyelaraskan keduanya.
Dan kekayaan itu berada dalam wilayah daging, sedangkan Kerajaan Allah
itu berada di dalam wilayah Roh. Dengan demikian, keduanya berada di
dalam dua kelompok yang saling berlawanan. Ini juga termasuk pertentangan
lain lagi yang bisa kita temukan di dalam Kitab Suci, yakni pertentangan
antara masa kini dengan masa depan. Kedua masa itu benar-benar memiliki
karakter yang berbeda. Keduanya tidak bisa dikompromikan. Mereka tidak
bisa dihubungkan satu sama lain. Anda harus memilih dunia yang
sekarang atau yang akan datang. Anda harus memilih masa kini atau yang
akan datang.
Kerajaan Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh Yesus kepada
Pilatus di dalam Yohanes 18:36, "kerajaanKu tidak berasal dari dunia ini.
Kamu berasal dari dunia ini, sedangkan Aku tidak. Kerajaanmu berasal
dari dunia ini, KerajaanKu tidak berasal dari dunia ini." Kedua kerajaan itu
berbeda dan Anda harus memilih akan menjadi bagian dari kerajaan
yang mana. Anda akan hidup di bawah kewenangan Allah atau akan
3303
3033

hidup di bawah kewenangan daging. Dan kekayaan, tentu saja, tidak


akan bisa berada di dalam wilayah Roh, kekayaan tentunya akan berada di
dalam wilayah daging. Oleh karena itu, kita akan dipaksa untuk
memilih di antara keduanya. Kita tidak bisa memiliki keduanya. Itu yang
membuat hal ini begitu sulit.
Kekayaan bersaing melawan kerajaan Allah untuk
memperebutkan kasih di dalam hati kita.
Yesus mengaskan hal ini dengan sangat jelas di dalam Matius 6:21 "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." Hati Anda
akan berada di tempat harta Anda berada. Jika menurut Anda dunia ini adalah
harta Anda, jika kekayaan duniawi adalah hal yang menggerakkan hati
Anda, maka, "Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu

berada."

Artinya, Anda boleh saja mengaku berbakti kepada Allah, tak akan ada
orang yang bisa mencegah Anda untuk mengaku berbakti kepada Allah, akan
tetapi hati Anda akan berada di mana harta Anda berada. Dan jika kekayaan
duniawi adalah harta Anda, harta Anda berada di dunia ini, maka tentu saja
harta Anda tidak akan berada di dalam Kerajaan Allah. "Di mana hartamu
berada, di situ juga hatimu berada." Hal ini tak bisa dihindari. Ini adalah hal
yang sangat wajar. Anda tidak perlu membahas hal ini secara mendalam. Ini
adalah pokok yang sangat mudah untuk dipahami. Oleh karena itu, jika saya
mengasihi harta benda, maka itu berarti saya mencintai dunia. Jika saya
mengasihi dunia, maka itu berarti hati saya berada di dunia ini, apapun
pengakuan saya tentang kasih saya kepada Allah.
Anda tidak bisa melayani Allah dan mamon karena
kemakmuran itu berusaha merebut kedudukan sebagai tuan di dalam
hidup kita
Seperti yang dikatakan oleh Yesus beberapa ayat seterusnya, di
dalam Matius 6:24, "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan
3313
3133

kepada Mamon." Karena mamon, kekayaan atau kemakmuran (mamon


adalah bahasa Aram untuk kemakmuran), bukan sekadar berusaha merebut
kasih

kita, lebih

buruk lagi, mamon

berusaha

merebut kedudukan

sebagai tuan dan penguasa atas hidup kita, bukan sekadar simpati kita. Ia
akan memerintah di dalam hidup kita sehingga kita tidak bisa melayani uang
dan Allah secara bersamaan. Anda tidak bisa menjadikan Allah dan uang
sebagai tuan Anda di waktu yang bersamaan.
Allah tidak mau menerima penyembahan setengah hati. Dia bahkan
3

tidak menerima penyembahan yang /4 hati. "Kasihilah Tuhan, Allahmu,


dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu." Tidak boleh kurang
dari itu, saya harap Anda mau mengerti, Allah tidak menerima yang kurang
dari itu. Dia tidak menerima yang kurang dari itu, tak peduli apa yang
disampaikan oleh para penginjil kepada Anda. Allah tidak menerima
pengabdian yang tidak total.
Mamon dapat diartikan sebagai berhala karena Anda
menempatkan kepercayaan dan harapan Anda kepadanya
Kata mammon ini sangatlah menarik. Kata ini adalah kata dari bahasa
Aram untuk kemakmuran, harta benda. Dan makna dasarnya, menurut para
ahli bahasa, adalah tempat kita menaruh keyakinan kita. Mammon berarti
obyek dari kepercayaan, keyakinan dan harapan kita. Secara harfiah, ia
merupakan berhala karena Anda menempatkan keyakinan, kepercayaan dan
harapan Anda padanya. Ini sungguh menakutkan. Itulah sebabnya Yesus
ingin agar orang muda yang kaya ini mengerti,

"kalau

kamu

ingin

menjadi muridku, kalau kamu ingin mengikut aku, kamu tidak akan bisa
mengikut aku dengan pikiran yang mendua, di satu sisi terus memikirkan
tentang rekening bank dan di sisi lain mengikut aku. Putuskanlah siapa yang
akan kamu ikuti, siapa yang akan
kamu

akan

kamu

layani,

dan

kepada

siapa

menaruh
3323
3233

kepercayaanmu?" Itu adalah keputusan yang harus diambil juga oleh


Anda dan saya. Mamon berarti obyek yang menerima kepercayaan kita.
Artinya, ia berusaha supaya kita menaruh kepercayaan kita kepadanya.
Secara harfiah, ia diartikan dengan sangat nyata sebagai, "ilah dunia ini."
"Ilah zaman ini," kata Paulus di dalam 2 Korintus 4:4, "Telah
membutakan mereka." Apakah bahayanya menyembah ilah dunia atau
mamon ini? Secara rohani Anda akan menjadi buta. Dan banyak orang
Kristen yang secara rohani sangat buta. Alkitab memberitahu kita tentang
banyak penyebab yang membuat kita buta, namun salah satunya adalah
karena penyembahan anak lembu emas. Bukan hanya orang Israel saja
yang menyembah anak lembu emas, akan tetapi banyak orang Kristen
zaman sekarang yang juga menyembah anak lembu emas, bukan hanya
orang yang tidak percaya saja. Dan mereka menjadi buta! Ilah dunia ini
telah membutakan mata mereka. kata 'ilah' di sana mengacu hanya pada
makna 'penguasa' sebagaimana yang ada di dalam Yohanes 12:31,
penguasa dunia ini. Namun, tidak ada atau sedikit sekali orang yang
benar-benar menyembah setan sebagai tuhan mereka - kecuali para
satanis (para penyembah setan). Sangat sedikit orang yang menjadi
penyembah setan secara terbuka, akan tetapi sangat banyak orang yang
melayani dan menyembah uang.
Ilah dunia ini - kita tidak perlu membuat pilihan karena setan
bekerja melalui uang sama seperti para bos kejahatan. Dengan cara apa Anda
bisa memancing orang untuk berbuat jahat? Tawarkan mereka uang.
Sungguh mudah, sama persis dengan yang bisa kita lihat di dalam film. Uang
bisa membuat orang melakukan segala-galanya. Uang adalah berhala yang
ajaib. Ia bisa memerintah hidup Anda. Orang mau melakukan apa saja demi
uang. Itulah sebabnya mengapa Paulus menyuruh
memperingatkan

orang-orang,

Timotius

untuk

terutama mereka yang kaya, di dalam 1

Timotius 6:17, agar mereka tidak menaruh

keyakinan dan kepercayaan mereka pada kekayaan yang tigak teguh. Di


dalam ayat ini dikatakan, "Jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu
seperti kekayaan." Artinya, jangan mempertaruhkan masa depan Anda,
harapan Anda pada kekayaan.
Bahaya

d a ri

kekayaan

adalah

bahwa

kekayaan

menimbulkan kecanduan. Berhati-hatilah terhadap keserakahan


Yesus yang berkenaan dengan bahaya dari kekayaan adalah salah
satu ajaran yang paling menyentak dari pengajaran Yesus. Di dalam Lukas
12:15, Yesus berkata kepada orang banyak yang sedang mendengarkan
khotbahnya, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan,
sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah
tergantung dari pada kekayaannya itu." Karena kita dibesarkan di dunia ini
dengan filosofi bahwa kehidupan ini bergantung pada berapa banyak harta
yang kita miliki. Pernahkah kita tidak iri pada kehidupan enak yang dinikmati
oleh orang lain? Ketika kita merasa iri akan kehidupan mereka, kita merasa
cemburu maka itulah yang disebut dengan keserakahan.
Kata 'serakah' yang diterjemahkan di sini berasal dari kata Yunani
pleonexia. Apakah arti dari pleonexia itu? Maka harfiahnya adalah ingin lebih
lagi. Inilah persisnya hal yang diperingatkan oleh Yesus kepada kita. Ada satu
kata dalam bahasa Inggris, yakni 'morish'. Apakah arti dari kata
'morish' ini? Artinya adalah ingin lebih lagi. Contoh pemakaian istilah ini
seperti, "Kue ini membuat saya ingin tambah lagi." Saya tidak pernah
mendengarkan kata 'morish' ini dipakai di Kanada atau di Amerika. Akan
tetapi, di Inggris, jika Anda berkata, "This cake is morish (kue ini membuat
ketagihan)," artinya adalah bahwa Anda tidak bisa berhenti memakannya,
Anda terus saja ingin tambah. Dengan kata lain, ia menimbulkan kecanduan.
Itulah bahaya dari kekayaan. Ia menimbulkan

3343
3433

ketagihan. Begitu ia masuk ke dalam hidup Anda, Anda terus ingin


menambah lagi. Keserakahan sesungguhnya adalah hasrat untuk mendapatkan
lebih lagi. Menjadi tak terpuaskan. Anda tidak bisa dipuaskan lagi. Pada titik
mana Anda ingin berhenti? Pada saat rekening bank Anda mencapai $50?
Tentu tidak. Mari kita naikan menjadi $500. Pada saat Anda memiliki $500,
bagaimana kalau dijadikan $5000? Itulah yang disebut morish. Anda telah
menikmati manisnya uang. $5000? Mari tambah lagi. Anda menjadi
ketagihan. Uang itu menimbulkan ketagihan. Ia masuk ke dalam diri Anda.
Jika Anda sudah merasakan nikmatnya, hasilnya akan sama seperti kacang
goreng yang tak henti-hentinya Anda makan. Anda merasa harus mengejar
lebih lagi sampai-sampai Anda melupakan Kerajaan Allah dan tanggung
jawab sebagai anak-anak Allah.
Uang membawa pada kejahatan.
Di dalam Lukas 16:9. Dan inilah apa yang tertulis di sana: melihat
bahwa uang itu begitu berbahaya, membuat ketagihan, sehingga Yesus
menyebutnya "mamon yang tidak jujur." "Dan Aku berkata kepadamu:
Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur,
supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di
dalam kemah abadi (yakni Kerajaan Allah)."
Uang disebut sebagai 'mamon yang tidak jujur'. Mengapa disebut
sebagai mamon yang tidak jujur? Hal pertama yang harus kita perhatikan
adalah bahwa uang itu sendiri tidak mungkin jahat. Ia hanyalah suatu benda.
Hanya manusia yang bisa jahat atau baik. Jadi apakah arti 'amon yang tidak
jujur' itu? Kita tidak bisa membuat pernyataan 'mobil yang jahat' karena hal
itu jelas tidak masuk akal. Mobil tidak bisa menjadi jahat atau baik. Anda
tidak bisa menyebut suatu rumah itu baik atau jahat, dan uang juga tidak
bisa menjadi jahat atau baik karena ia hanyalah

sehelai kertas. Lalu apa maksud Yesus ketika Dia menyebut tentang
'mamon yang tidak jujur'?
Di dalam bahasa Yunaninya, Anda temukan kata tersebut berupa kata
benda yang diikuti kata keterangan, dan terjemahan harfiahnya akan
menjadi 'mammon of unrighteousness (mamon kejahatan)'. Apakah arti dari
mamon kejahatan itu? Di dalam bahasa Yunani kata itu dikaitkan dengan
tatabahasa bersifat genitif. Maksudnya adalah bahwa mamon itu bisa
membawa pada kejahatan. Bukannya mamon itu yang jahat, karena suatu
benda tidak bisa bersikap jahat atau baik. Uang tidak bisa menjadi baik atau
jahat, akan tetapi ia bisa membawa kita kepada kejahatan. Itulah pokok dari
pernyataan tersebut.
Uang itu sedemikian rupa sehingga cinta uang, sebagaimana yang
dikatakan oleh Paulus di dalam 1 Timotius 6:10, adalah akar dari segala
kejahatan. Ia merupakan akar dari segala kejahatan karena ia akan
memimpin kita pada kejahatan. Karena kita menginginkan uang ini,
maka kita, misalnya, bisa saja mulai menjatuhkan orang lain di kantor karena
jika kita bisa menjatuhkan orang itu maka kita bisa mendapatkan jabatannya
yang bergaji lebih tinggi daripada kita. Lalu kita memulainya dengan jalan
memfitnah orang tersebut, karena kalau kita bisa menjatuhkan orang itu,
maka kita bisa mendapatkan jabatannya, dan kalau kita bisa mendapatkan
jabatannya, maka kita bisa mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Cinta akan
uang akan membawa pada hal-hal semacam ini. Uang adalah akar dari segala
kejahatan, mamon yang tidak
jujur.
Uang adalah tempat kita menaruh kepercayaan kita, akan tetapi
uang itu sendiri tidak setia, tidak layak dipercaya
Di dalam Lukas 16:11. Yesus berkata, "Jadi, jikalau kamu tidak setia
dalam hal Mamon yang tidak jujur (adikos dalam bahasa Yunani), siapakah
yang

akan

mempercayakan

kepadamu

harta

yang

sesungguhnya?" Jika Anda tidak mengerti bahasa Yunani, Anda mungkin


tidak akan menyadari bahwa pernyataan tersebut agak berbeda dengan yang
ada di dalam ayat 9. Terjemahan RSV memakai kata yang sama untuk ke
dua ayat itu, yakni dengan kata 'unrighteous mammon (LAI juga memakai
satu istilah untuk kedua ayat tersebut yakni 'mamon yang tidak jujur')'.
Sebenarnya, istilah yang dipakai di dua ayat ini berbeda. Di dalam ayat 11,
yang tertulis di situ adalah kata sifat, bukan kata benda. Dan sekali lagi,
kita telah mengetahui bahwa uang dan kekayaan itu sendiri tidak bisa
menjadi jahat atau baik, jadi apa maksud sebenarnya dari ungkapan ini?
Ini adalah kata Yunani yang sama seperti yang ada di dalam ayat
10 yang dalam versi RSV diterjemahkan dengan kata 'dishonest (tidak jujur)'.
Di dalam ayat 10 disebutkan, "Barangsiapa setia dalam perkara- perkara
kecil,

ia

setia

juga

dalam perkara-perkara

besar.

Dan barangsiapa

tidak benar (adikos = dishonest = tidak jujur) dalam perkara- perkara kecil, ia
tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." Bagaimana uang bisa menjadi
tidak jujur? Bukan itu maksudnya. Maksud ungkapan itu di dalam ayat 10
adalah 'unfaithful (tidak setia)'. "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara
kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak setia
dalam perkara- perkara

kecil,

ia

tidak

setia

juga

dalam

perkara-

perkara besar." Maksudnya adalah mamon yang tidak setia.


Dengan kata lain, seseorang yang terbukti setia dalam perkara
kecil, akan terbukti setia pada perkara besar. Dengan kata lain lagi, jika
seseorang terbukti tidak setia untuk perkara sekecil apapun, maka Anda tidak
akan mempercayakan tugas selanjutnya kepada orang itu lagi, karena jika ia
telah terbukti tidak setia entah itu hanya sekali, dua kali atau malah
seringkali, maka dia pasti akan terbukti tidak setia lagi nantinya. Inilah yang
menjadi maksudnya. Jika Anda tidak setia pada

perkara kecil, bagaimana mungkin Anda akan setia pada perkara besar? Siapa
yang akan mempercayakan kepada Anda untuk melakukan hal- hal yang
besar? Demikianlah, di sini kita temukan istilah 'mamon yang tidak jujur."
Apa arti dari 'mamon yang tidak jujur' itu? Artinya adalah tidak layak
dipercaya. Anda tidak bisa mempercayai pribadi yang semacam ini. Anda
sama sekali tidak boleh mempercayai uang. Uang tidak bisa dipercaya.
Artinya, jika Anda menaruh kepercayaan Anda pada uang, maka Anda akan
kecewa. Ia sama sekali tidak bisa diandalkan. Sangatlah bodoh orang yang
mempercayai uang. Uang menuntut kepercayaan kita; ia berseru-seru
meminta kepercayaan dari kita; ia menjadi benda yang meminta kepercayaan
kita. Kata 'mamon' itu sendiri bermakna
kepercayaan

di

dalam

obyek

yang

menerima

bahasa Aramnya. Namun jika Anda menaruh

kepercayaan Anda di dalamnya, maka ia akan mengecewakan Anda. Ia akan


mengkhianati Anda; ia akan mengecewakan Anda.
Sungguh terbalik, demikian kata Yesus - di dalam Lukas 16:11,
yakni ayat yang baru saja kita baca - uang bukanlah kekayaan yang
sesungguhnya. Di dalam ayat 11 dikatakan, "Jadi, jikalau kamu tidak setia
dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan
kepadamu harta yang sesungguhnya?" Lalu apakah harta yang sesungguhnya
itu? Harta yang sesungguhnya adalah yang kekal. Seperti yang dikatakan
oleh Paulus, hal-hal yang rohani adalah hal-hal yang kekal. Mereka tidak
kehilangan nilainya. Mereka bersifat permanen. Hal- hal rohani itu kekal.
Sedangkan harta benda duniawi itu tidak kekal.
Uang itu fana
Di dalam Matius 6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di
sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak
membongkar serta mencurinya.. Yesus memberitahu kita bahwa uang itu

fana, ia tidak pernah benar-benar menjadi milik Anda. Hal-hal yang fana
akan berlalu begitu saja dari tangan Anda. Saat Anda coba untuk
mempertahankannya, ia pergi begitu saja.
Akibat kehilangan otoritas Kerajaan Allah:
Mati Jasmani. Segala Usaha akan mengalami jalan buntu. Pintu
Berkat akan tertutup. Seperti halnya Adam yang jatuh dalam dosa dan
kehilangan otoritas untuk mengelolah segala yang ada di tamn Eden.
Mati rohani. Seperti halnya dengan Adam yang kehilangan hubungan
dengan Allah. begitu juga kita manusia asaat kehilangan otoritas kerajaan
Allah.
Dampak hidup dalam otoritas Kerajaan Allah:

Keteraruran
Ketika setiap orang mengerti akan otoritasnya dan mau tunduk terhadap
otoritas yang ada di atasnya maka akan terjadi keteraturan.

Produktifitas yang maksimum


Seseorang akan lebih produktif ketika ada jaminan atau otoritas yang
bekerja

di

belakangnya

dan

diberikan

otoritas

sesuai

dengan

kemampuannya serta mau menundukkan diri terhadap otoritas tersebut.

Perlindungan
Otoritas yang benar akan memberikan perlindungan terhadap orangorang yang berada di dalamnya, semacam payung yang melindungi.
Orang tua melindungi anak-anaknya, raja melindungi rakyatnya, dsb.

Pemeliharaan
Otoritas akan memberikan pemeliharaan terhadap orang-orang yang ada
di dalamnya, dan memberikan reward kepada orang-orang yang

mau tunduk terhadap otoritas.

Pengesahan
Otoritas akan mewakili sebagai pengesahan dari pemilik otoritas tertinggi
terhadap seseorang yang diberi otoritas.

Memberikan rasa aman


Karena tujuan otoritas adalah untuk melindungi oleh sebab itu setiap dari
kita harus tunduk kepada otoritas, anak-anak tunduk kepada orang tua,
bawahan kepada atasan, dsb, sehingga memberikan rasa aman.

Memberikan promosi
Promosi tidak akan didapatkan di luar system, oleh sebab itu kita
harus

berada

di

dalam

system/otoritas

yang

berkaku

dengan

menundukkan diri terhadap firman Tuhan dan otoritas yang berlaku di


dunia

Memberikan kemerdekaan
Kemerdekaan bukan berarti kebebasan yang sebebas-bebasnya. Di dalam
kerajaan

setiap

orang

percaya

diberikan

otoritas

untuk menang

atas dosa dan lepas dari belenggu iblis.

Memberikan identitas siapakah kita sebab otoritas adalah


jati diri kita.
Menunjukan kenyataan bahwa ketika kita mengerti akan otoritas kita
maka kita akan tahu bagaimana kita akan hidup dan menjaga kehidupan
kita untuk hidup benar di hadapan Allah.
Point 2. Keluarga Yang Mensejahterahkan

Pengertian Sejahtera
Arti sejahtera adalah aman sentosa dan makmur; selamat (terlepas

3403
4034

dari segala macam gangguan). Kesejahteraan adalah hal atau keadaan


sejahtera, aman, selamat, dan tentram. Keluarga Sejahtera adalah Keluarga
yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan
Yang /maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang
antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Ciri-ciri

sejahtera,

yaitu:

Suasana

dalam

keluarga

Kristen,

sebagaimana seharusnya suasana dalam gereja, adalah suasana "saling


mengasihi", "saling menerima", "saling mengampuni".
Prinsip Sejahtera dalam Tuhan
Di mana ada Kekudusan di situ ada Damai Sejahtera
Prinsip rohani yang pertama adalah bahwa damai sejahtera tidak
dapat dipisahkan dari kebenaran atau kekudusan. Damai sejahtera dan
kebenaran selalu berjalan beriringan. Itu berarti jika tidak ada kebenaran,
maka tidak ada damai sejahtera. Hanya jika ada kebenaran atau kekudusan
maka ada damai sejahtera. Allah tidak berkenan kepada dosa dan kepada
mereka yang gemar berbuat dosa. Allah tidak berkenan kepada mereka
yang jahat atau yang berkubang dalam kejahatan.
Damai sejahtera hanya ada di dalam Kristus
Hukum rohani yang kedua adalah ini: Damai sejahtera hanya ada di
dalam Kristus. Prinsip pertama tadi juga terkandung di dalam prinsip yang
kedua ini. Kristus adalah damai sejahtera kita karena dialah kebenaran kita.
Sebagai contoh, di Efesus 2:14 disebutkan bahwa Kristus adalah damai
sejahtera kita. Namun di dalam 1 Korintus 1:30, dikatakan bahwa Kristus
adalah kebenaran dan kekudusan kita. Dia adalah damai sejahtera

kita

karena dia adalah kebenaran dan kekudusan kita.


3413
4134

Bagaimana dia bisa menjadi damai sejahtera dan kekudusan kita? Kita baca
pernyataan yang indah itu di dalam Yesaya 53:5 yang di dalam Authorized
Version tertulis the chastisement of our peace was upon him (di dalam LAI,
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya). Apakah artinya the chastisement of our peace
(ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita)? Artinya adalah bahwa
dia menanggung ganjaran itu untuk menjamin damai sejahtera kita. Dia
menderita dalam rangka menegakkan damai sejahtera bagi kita
- ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya.
Dialah yang dapat membuat damai sejahtera itu menjadi mungkin kita
peroleh. Karena kita ini adalah orang berdosa, maka kita berada dalam
kutukan untuk tidak pernah memiliki damai sejahtera. Tak ada harapan bagi
kita untuk memperoleh damai sejahtera. Namun di sinilah keindahannya,
yaitu bahwa Yesus menegakkan damai sejahtera bagi kita. Dia membuka
peluang bagi orang berdosa untuk menjadi orang benar dan, dengan demikian,
memiliki damai sejahtera.
Yang Baik dan yang Jahat adalah Lawan yang tak dapat disatukan
Hukum rohani yang ketiga dan yang terakhir adalah: Kebenaran pasti
ditentang oleh kejahatan. Atau dengan kata lain, hukum rohani ini
menyatakan bahwa yang baik dan yang jahat adalah lawan yang tidak dapat
disatukan. Mereka tidak akan pernah dapat disatukan. Anda tidak akan pernah
dapat mempersatukan yang baik dan yang jahat, entah dalam diri satu orang
atau pun di dalam dunia. Keduanya adalah dua kuasa yang tidak mungkin
berdiri berdampingan secara bersama-sama. Mereka akan selalu berada
dalam keadaan saling berlawanan dan salah satunya akan dikalahkan. Itulah
alasan mengapa Anda tidak akan pernah

dapat

memiliki

damai

sejahtera jika Anda membiarkan


3423
4234

kebenaran dan kejahatan hadir bersama-sama di dalam diri Anda. Itulah


sebabnya Kitab Suci menuntut komitmen total dari kita.
Manfaat Hidup Sejahtera
Anggota keluarga merasa nyaman, aman dan terlindungi, punya rasa
rasa memiliki dan keterlibatan sebagaisebuah keluarga.
Keluarga dapat mencapai tujuan keberadaan sebuah keluarga yang
diinginkan atau diharapkan.
Anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik secara fisik,
perasaan, kemampuan berpikir, kemampuan berhubungan dengan orang
lain.
Keluarga yang harmonis dapat membantu

terciptanya

kehidupan

masyarakat yang baik dan sejahtera.


1) Faktor intern kesejahteraan di dalam keluarga a)
Jumlah anggota keluarga
Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat
tidak hanya cukup dengan kebutuhan primer (sandang, pangan, papan,
pendidikan, dan saran pendidikan) tetapi kebutuhan lainya seperti hiburan,
rekreasi, sarana ibadah, saran untuk transportasi dan lingkungan yang
serasi. Kebutuhan diatas akan lebih memungkinkan dapat terpenuhi jika
jumlah anggota dalam keluarga sejumlah kecil.
b) Tempat tinggal
Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga.
Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan
penghuninya,

akan

lebih

menimbulkan

suasana

yang

tenang

dan

mengembirakan serta menyejukan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang tidak


teratur, tidak jarang meninbulkan kebosanan untuk
3433
4334

menempati. Kadang-kadang sering terjadi ketegangan antara anggota keluarga


yang disebabkan kekacauan pikiran karena tidak memperoleh rasa nyaman
dan tentram akibat tidak teraturnya sasaran dan keadaan tempat tinggal.
c) Keadaan sosial ekonomi kelurga.
Untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat
adalah keadaan sosial dalam keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat
dikatakan baik atau harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan benarbenar didasari ketulusan hati dan rasa kasih sayang antara anggota
keluarga.manifestasi daripada hubungan yang benar- benar

didasari

ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak dengan adanya
saling

hormat,

menghormati,

toleransi,

bantu-membantu

dan

saling

mempercayai.
d) Keadaan ekonomi keluarga.
Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang
dapat meningkatkan taraf hidup anggota kelurga makin terang pula
cahaya kehidupan keluarga. (BKKBN, 1994 : 18-21) Jadi semakin banyak
sumber-sumber

keuangan/

pendapatan

yang

diterima,

maka akan

meningkatkan taraf hidup keluarga. Adapun sumber-sumber keuangan/


pendapatan dapat diperoleh dari menyewakan tanah, pekerjaan lain diluar
berdagang, dsb.
2) Faktor eksternal Kesejahteraan dalam keluarga
Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan
terjadinya kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga perlu
di

hindarkan, karena

hal

ini

dapat

menggagu ketentraman

dan

kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan keluarga.

3443
4434

Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin


anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain:
a) Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma. b)
Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus
penyakit.
c) Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income
perkapita rendah, inflasi. (BKKBN, 1994 : 18-21)
Point 3. Keluarga Yang Memberi Rasa Aman
Pengertian rasa aman
Apabila kebutuhan fisiologis individu telah terpuaskan, maka
dalam diri individu akan muncul suatu kebutuhan lain sebagai kebutuhan
yang dominan dan menuntut pemuasan yakni
kebutuhan akan rasa aman (need for self security). Kebutuhan akan rasa
aman adalah sesuatu
kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman,
kepastian dan

keteraturan dari keadaan lingkungannya. Rasa aman akan

menumbuhkan percaya diri untuk berekspresi pada anak-anak. Rasa aman


untuk melakukan berbagai hal yang ingin dilakukan merupakan salah satu
faktor utama dalam belajar anak dalam masa
pertumbuhan. Anak-anak
akan memperoleh rasa aman yang cukup apabila mereka berada dalam ikatan
dengan keluarganya. Sebaliknya, jika ikatan ini tidak ada tau lemah,
maka si anak akan merasa kurang aman, cemas dan kurang percaya diri,
yang akan mendorong si anak untuk mencari area-area hidup di mana dia
bisa memperoleh ketentraman dan kepastian atau rasa aman.

3453
4534

Rasa Rendah Diri adalah keadaan emosi yang mengakibatkan


munculnya berbagai perasaan negatif seperti kegelisahan, rasa tidak
aman, rasa tidak mampu, takut gagal, dsb. Kecemasan adalah suatu
ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan
akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.
Faktor Internal
- Pengenalan akan Tuhan yang baik
- Mengenal siapa pribadi kita dengan baik
- Adanya rasa diterima, rasa dicintai, rasa diakui dan rasa berharga dalam
keluarga
Faktor Eksternal
- Mendapat perhatian yang baik dari keluarga
- Tidak ada kekerasan dalam keluarga
- Keterbukaan dalam keluarga
- Ketentraman dan keteraturan dalam lingkungan sekitar
- Gereja yang memberi dampak positif
Rasa aman yang bertanggung jawab merupakan hal yang tentu sangat
didambakan

oleh

anak-anak

dari

keluarganya.

Pertama

yang harus

dilakukan keluarga adalah terima anak apa adanya Jika melihat seorang anak
perlu untuk melakukan sesuatu sendiri maka ijinkanlah. Sebenarnya itu
adalah proses belajar untuk dirinya sendiri dan akan sangat bermanfaat
dimasa dewasa. Harga diri anak akan semakin tinggi, jika kita rajin
memberikan kontrol kepada anak, karena anak merasa mampu melakukan
kegiatan tanpa bantuan. (tentunya kegiatan yang aman sesuai dengan
kebijaksanaan orangtua). Luangkan waktu khusus untuk beraktivitas dan
memberikan kontrol dan mengawasinya dengan kasih sayang.

Point 4. Keluarga Yang Tampil Sebagai Pemenang

Pengertian Menang dan Pemenang


Menurut

Kamus

Bahasa

Indonesia:

Menang

dapat

mengalahkan (musuh, lawan, saingan); unggul: dl perang selalu ada yg


kalah dan ada yg --; 2 meraih (mendapat) hasil (perolehan) krn dapat
mengalahkan lawan (saingan): berapa rupiah kamu -- semalam?; 3 lulus (dl
ujian): dl ujian susulan dia --; 4 mendapat hadiah (dl undian,
sayembara, dsb): ia -- lotere; yg -- sayembara karang-mengarang mendapat
piagam; 5 dapat melebihi; lebih dari: bukan krn -- pandai, tetapi
memang nasib baik; ia bukan -- kaya melainkan -- pangkat; 6 dinyatakan
benar (dl perkara): terdakwa itu -- perkara;
Berkemenangan adalah memperoleh atau mempunyai kemenangan
Pemenang

menurut kamus bahasa Indonesia pemenang n

orang (pihak) yg menang: pertama mendapat hadiah medali emas;


Sedangkan Pecundang menurut kamus bahasa Indonesia adalah Penghasut.
Orang yang suka mengambing hitamkan orang lain dan tidak berani menguku
kesalahannya.
Pemenang adalah orang yang berani menghadapi kenyataan,
saat salah ia berani menghadapi kenyataan yang ada, mengakuinya dan terus
bertindak untuk menghasilkan sesuatu. Sedangkan pecundang ia lari dari
kenyataan dan berusaha mencari kambing hitam dan berpikir dia harus
menang dan orang lain harus kalah.
Cara hidup menjadi pemenang, antara lain:
Miliki kerendahan hati. Rendah hati dan rendah diri adalah dua hal yang
berbeda. Dalam kamus bahasa Indonesia, rendah hati adalah tidak

sombong atau tidak angkuh. Sedangkan rendah diri adalah merasa


dirinya kurang.
Iman. Tuhan punya banyak cara agar iman kita bertumbuh., salah satunya
melalui masalah-masalah dalam kehidupan kita. Tujuannya agar kita belajar
memiliki iman yang kuat dan berakar dalam hati kita.
Cerdik. Tuhan mengaruniakan akal budi pada kita. Dalam kamus bahasa
Indonesia, akal budi adalah pikiran sehat. Kita mempunyai banyak cara
dalam menghadapi persoalan, namun Tuhan mengingatkan kita

untuk

memiliki pikiran sehat, artinya tidak sembrono mengambil sikap, tapi


berpikir cerdik/smart.
Tepat

sasaran.

Apa

yang

menjadi

inti

permasalah

Anda?

Konsultasikanlah dengan orang lain yang dapat Anda percaya. Masalah itu
seperti benang kusut yang terurai dilantai, saling mengikat, dan seakanakan tidak memiliki ujung pangkalnya. Untuk itu diperlukan bantuan orang
lain untuk melihat titik persoalannya.
Menguatkan Kepercayaan Kepada Tuhan (1 Samuel 30 : 6). Bergaul
Intim dengan Tuhan. Ini adalah kunci yang efektif untuk kita mengalami
kemenangan yang besar.
Tidak Menggunakan Kekuatan Sendiri (1 Samuel 30 : 7). Daud tidak
menggunakan kekuatannya sendiri ketika dia menghadapi setiap masalahnya.
Setiap kita menghadapi masalah Tanya Tuhan dan jangan berlandaskan
pengalaman kita atau pengalaman orang lain.

Ada

beberapa

penghalang

dalam

meraih

hidup

berkemenangan, di antaranya adalah:


Logika. Logika kita ada pada peringkat ketiga setelah iman dan
hikmat. Tetapi tanpa sadar kadang-kadang kita mengedepankan logika
daripada hikmat dan iman. Amsal 3 : 5-7

Kehendak atau keinginan. Allah mengaruniakan kehendak


kepada

manusia

untuk

melakukan

perbuatan

baik

yang

telah

direncanakan Allah dari semula (Ef 2:10). Tentang keinginan, selalu


saja ada pertentangan antara keinginan daging dan keinginan Roh (Gal
5:17). Allah menghendaki agar kita mematikan keinginan daging dan
menuruti keinginan roh (Kol 3:5).

Kekecewaan. Kekecewaan merupakan salah satu penyebab dari


terjadinya luka batin. Kekecewaan disebabkan oleh pengharapan yang
tidak sesuai dengan kenyataan.

Tawar hati. Hati yang tawar adalah hati yang dingin, tidak bernafsu,
tidak bergairah, tidak ada kegembiraan dan hilang keberanian. Tekanan
persoalan yang begitu berat, tidak jarang membuat kita tawar hati dan
tanpa terasa kekuatan kita merosot (Ams 24:10).

Kekhawatiran. Kekuatiran disebabkan oleh keadaan hidup yang


berkekurangan atau hidup yang tidak sesuai dengan keinginan, terhimpit
oleh persoalan atau ancaman, tidak percaya, ketidaktahuan atau hidup
dalam ketidakpastian. Kekhawatiran juga disebabkan oleh kecemasan.
Cemas adalah ketakutan atau kekhawatiran akan sesuatu yang belum pasti
terjadi (Maz 55:3,4).

Ketakutan. Ketakutan adalah bentuk lain dari ketidakpercayaan


kita terhadap penyertaan dan janji Tuhan. Kita lupa bahwa Allah itu
adalah Roh yang setia, yang tidak akan pernah meninggalkan kita. Dan
bahwa bagi Allah tidak ada hal yang mustahil (Ayub 3 : 25-26).

Perbuatan-perbuatan dosa. Dosa adalah penghalang utama untuk


kita bersekutu dengan Tuhan (Yes 59:1,2) dan barangsiapa tetap tinggal
di dalam dosa akan binasa (Rom 6:23).

Bagi

orang

kehidupannya

yang

percaya,

sudah

ada

sesungguhnya

jalan

keluarnya,

segala

problema

sudah

disediakan

kemenangannya. Karena di dalam Yesus Kristus Tuhan segala sesuatu itu


ya dan amin (2 Kor 1:19-20)
Di samping itu kita juga harus percaya, bahwa di balik semua
persoalan yang kita alami ada rencana dan kemuliaan Tuhan yang akan
dinyatakan( Yoh 11 : 4 ).

Sadarlah dan berjaga-jagalah (1 Petrus 2 :8-9)

(Dari Berbagai Sumber*)

3503
5035

Penutup
Jilid I keluarga imamat rajani berisi 3 (tiga) pilar, yaitu pilar I-III
yang sekaligus merupakan misi GBI keluarga Imamat Rajani. Untuk
mencapai visi, menjadi keluarga Imamat Rajani pada tahun 2027
diperlukan berbagai panduan praktis sehingga seluruh pelayan Tuhan
yang ada di Gereja Bethel Indonesia Keluarga Imamat Rajani dapat mencapai
visi bersama secara bersama-sama.
Pilar I yang berbicara tentang keluarga yang berpola keluarga
Allah, memberikan pengajaran kepada kita bahwa tidak ada satupun manusia
yang dapat menentukan model atau pola yang tepat yang dapat dijadikan
patron bagi keluarga yang lain. Satu-satunya patokan yang benar adalah
ketika kita kembali kepada rencana atau pola Allah bagi manusia dan juga
bagi keluarga pada awalnya. Oleh karena itu sebagai bahan pembelajaran,
dalam jilid I ini kami mencoba menguraikan secara sederhana apa yang
kami temukan dalam Firman Allah, yang menjadi pola Allah bagi suami,
isteri maupun anak. Pola itu merupakan hubungan antara Kristus dengan
Bapa dan Kristus dengan jemaatNya. Hubungan merupakan bagian yang
menjadi pembeda antara hubungan sesama manusia pada umumnya, atau
hubungan keluarga. Ada prinsip- prinsip yang harus kita ketahui dan lakukan
dengan penuh kesadaran, sehingga kita dapat kembali pada rencana Allah
untuk membangun keluarga. Akibatnya, keluarga yang kita bangun
dipulihkan Tuhan, menjadi berkat serta membawa kemuliaan bagi nama
Tuhan.
Selanjutnya diuraikan juga beberapa prinsip yang merupakan ciri dari
hubungan keluarga. Prinsip dalam keluarga dimulai dengan membawa
masing-masing kita untuk mengenal Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Karena lewat pengenalan yang benar kepada Tuhan, setiap orang akan
menyadari arti hidupnya dan sesama manusia di hadapan Tuhan. Hal
tersebut mempengaruhi caranya berperilaku setiap harinya

kepada orang lain, terlebih kepada keluarganya. Selanjutnya diuraikan tentang


prinsip therapeia atau pemulihan di dalam keluarga. Tentang arti dari
therapeia, factor-faktor yang mempengaruhinya sehingga kita mampu
menerapkannya di dalam keluarga, pelayanan maupun dalam hidup
bermasyarakat.
Prinsip-prinsip di dalam keluarga lainnya dijelaskan dalam pointpoint kecil di dalam pilar, demikian juga prinsip-prinsip di dalam pilarpilar selanjutnya. Point-point tersebut (keluarga yang hidup dalam kekudusan
atau point ke 2 dari pilar III, yaitu Keluarga yang mensejahterakan)
merupakan

hasil

penyatuan

atau penyelarasan

dari nilai-nilai yang

terkandung dalam Pilar besar (Keluarga, Imamat, Rajani). Pemahaman


terhadap masing-masing point itu penting, namun memahami tentang
bagaimana menerapkan hal tersebut jauh lebih penting. Oleh karena itu, apa
yang terkandung dari penjelasan buku Jilid I, II, III hanyalah salah satu alat
yang dapat membantu tercapainya Visi bersama yaitu Keluarga Imamat
Rajani. Masih dibutuhkannya metode atau cara penerapan (strategi) yang
benar yang disesuaikan dengan daerah pelayanan dan komunitas jemaat
yang dilayani, atau dengan situasi kondisi keluarga kita masing-masing.
Oleh karena itu, dengan kasih dan hikmat Allah, serta pembelajaran yang
sederhana dari buku ini, kami berharap kita dapat melangkah bersamasama untuk mencapai Visi,
Menjadi Keluarga Imamat Rajani pada tahun 2027. Masukan dari saudarasaudara semua sangat kami harapkan, sekiranya ada koreksi yang
bermanfaat
Memberkati.

bagi

kemajuan

pelayanan

kita

bersama.

Tuhan

Yesus

Anda mungkin juga menyukai