Halusinasi
Bicara kacau
Perilaku kacau
Gejala negatif
Setidaknya, satu dari dua gejala minimal yang harus ada adalah delusi, halusinasi, atau
kekacauan dalam berbicara (Singhai,2020).
-Karakteristik Geriatri :
4. Prinsip perubahan fisik pada lansia mencakup aspek anatomis, fisiologis, biomolekuler
dan perubahan mental yang terjadi akibat proses cell-aging.
Anatomi
Sistem integumen. Pada kulit terjadi penurunan ukuran dan bentuk sel
epidermis, stratum korneum menjadi midah lepas dan sel-sel mati cendrung melekat di
permukaan kulit karena daya regenerasi kulit dan kemampuan membuang sel-sel mati
berkurang dengan signifikan. Jumlah fibroblast berkurang sehingga jumlah serat elastin
dan jaringan kolagen menjadi kendor dan kulit lebih menggelantung.
Sistem kardiovaskular. Bagian cor/jantung akan mengalami penurunan ketebalan
dinding aorta secara bertahap dan bertambahnya kaliner aorta. Jantung tidak mengalami
atrofi seperti organ lain malah hipertrofi sehingga dikhawatirkan terjadi heart failure
karena beban pompa semakin besar ataupun temponade jantung karena berpotensi
menekan ruang thorax. Katup aorta dapat menjadi kaku dan terdengar bising sistolik
ejeksi (Singhai,2020).
Fisiologi
Sistem auditori. Kehilangan pendengaran pada lansia atau biasa dikenal dengan
presbikusis. Perubahan pendengaran yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut.
Pertama, penurunan fungsi sensorineural pada telinga bagian dalam sehingga lansia akan
mengalami kehilangan pendegaran secara bertahap. Kedua, telinga bagian tengah
terjadinya pengecilan daya tangkap membran timpani, pengapuran dari tulang
pendengaran, otot dan ligament menjadi lemah dan kaku sehingga lansia akan
mengalami gangguan konduksi suara. ketiga, telinga bagian luar, rambut menjadi
panjang dan tebal, kulit menjadi lebih tipis dan kering, peningkatan keratin sehingga
lansia akan mengalami gangguan konduksi suara.
Sistem intergumen. Perubahan yang terjadi pada subkutis akibat proses menua
adalah sebagai berikut. Pertama, lapisan jaringan subkutan mengalami penipisan
sehingga penampilan kulit yang kendur atau menggantung di atas tulang rangka. Kedua,
distribusi kembali dan penurunan lemak tubuh sehingga adanya gangguan fungsi
perlindungan dari kulit.
Biomolekuler
Proses penuaan memperburuk fungsi tubuh manusia pada berbagai tingkat,
sehingga menyebabkan penurunan bertahap dalam melawan stres, kerusakan, dan
penyakit. Selain perubahan ekspresi gen dan kontrol metabolisme, laju penuaan juga
dikaitkan dengan produksi Spesies Oksigen Reaktif (ROS) dan/atau Spesies Nitrosatif
Reaktif (RNS) yang tinggi. Peningkatan spesifik tingkat ROS telah terbukti berpotensi
penting untuk induksi dan pemeliharaan proses penuaan sel(Jagsch,2022) .
Gerakan yang tidak disengaja dan tanpa tujuan, seperti berjalan mondar-mandir atau
menarik-narik baju sendiri
Tidak bisa bekerja sama atau tidak responsif terhadap orang lain
Mudah tersinggung
Tidak semua orang yang mengalami agitasi akan menunjukkan sikap seperti di atas.
Hal ini biasanya tergantung pada tingkat keparahan agitasi pendukung (Kumalasari,2018).
Pada Depresi telah dilakukan berbagai hasil penelitian yang oleh Livingstone dkk,
menunjukkan adanya tendensi peningkatan prevalensi gangguan depresi pada lansia. Hal ini
terjadi karena merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor biologis, psikologis, dan sosial
(Jagsch,2022).
Pada lansia, depresi lebih sering terjadi dibandingkan pada populasi umum. Depresi pada
pasien berusia di atas 60 tahun sering menampilkan dengan gejala tidak spesifik atau tidak
khas. Hal tersebut menyebabkan kesulitan identifikasi sehingga depresi terlambat untuk
diterapi. Selain itu depresi pada usia lanjut sering tidak diakui pasien dan tidak dikenali
dokter karena gejala yang sering komorbid dengan penyakit medis lain sehingga lebih
menonjolkan gejala somatik daripada gejala depresinya. Gejala depresi pada lansia
umumnya ditandai dengan kesedihan atau perasaan putus asa, kehilangan minat
bersosialisasi dan kekhawatiran kehilangan harga diri karena perasaan tidak berharga atau
membenci diri sendiri. Gejala lainnya penurunan berat badan atau kehilangan nafsu makan,
gangguan tidur dan gerakan atau bicara melambat.
7. Terapi nonfarmakologi untuk geriatri dari segi nutrisi dan rehabilitasi medik
Dalam proses rehabilitasi medik, terdapat pula konsep upaya pencagahan. Pertama,
pencegahan primer, yaitu mencegah lansia sehat agar jangan sakit atau mengalami hendaya.
Kemudian pemncegahan sekunder yaitu, lansia yang sakit atau mengalama hendaya, jangan
sampai mengalami disabilitas Pencegahan tersier, lansia yang mengalami disabilitas jangan
mengalami kecacatan. Rehabilitasi medik terhadap geriatri dengan demensia yakni:
Fisioterapi
8. Terapi farmakologis untuk DMT2 dan hipertensi pada pasien, serta dosis, efek samping dan
bagaimana pengaruh ke ginjal
Hipertensi->Amlodipin dosis awal 5mg sdd pada geriatri diturunkan menjadi 2,5mg
dengan dosis max 10mg/hari. Interaksi obat dapat terjadi dengan beberapa obat lain, seperti
simvastatin dan sildenafil.KI : px dengan hipersensitivitas pada obat ini, px dengan riwayat
syok kardiogenik, stenosis aorta berat, angina tidak stabil, gagal jantung, dan gangguan
hepar. Pengaruh amlodipin ke ginjal dijelaskan bahwa, Amlodipin dengan dosis 5-10 mg
sekali sehari sudah dibuktikan dapat menaikkan laju filtrasi glomerulus 13% dan aliran
plasma ginjal efektif 19%, serta menurunkan resistensi vaskuler ginjal 25% pada penderita
hipertensi esensial. Seperti diketahui laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal efektif
menggambarkan fungsi glomerulus dan tubulus, dan secara keseluruhan kedua fungsi
tersebut juga menggambarkan fungsi ginjal.
DMT2->metformin dosis awal 500-850mg 3dd, dosis max 2.550-3.000mg per hari
dibagi 3 kali minum. Risiko asidosis laktat bila berinteraksi dengan ACE inhibitor, diuretik
loop, dan ARB. pengobatan metformin secara terus menerus pada pasien DM dan CKD
sedang dikaitkan dengan perburukan fungsi ginjal. Metformin saat ini diindikasikan untuk
pasien diabetes dengan eGFR > 30 ml/menit/1,73 m 2 . Namun, berdasarkan temuan
penelitian ini, metformin harus diresepkan dengan hati-hati pada pasien DM dan CKD
sedang, dan fungsi ginjal harus dipantau secara ketat pada pasien tersebut pendukung
(Kumalasari,2018).
9. Prognosis pasien dengan 3D in geriatric
Ad vitam : sanam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
SUMBER :
Kumalasari,N.,A.,Rahmayani,F.,&Hamidi,S.2018.Diagnosis danPencegahanPerburukan
Demensia Vaskular pada Pasien Pasca Stroke. Medula.Vol.8(1).
Singhai,K.,et al.2020.The 3Ds of Geriatric Psychairy:A Case Report.Pubmed.Vol.9(5).
Jagsch,C.,et al.2022.Delirium in Geriatric Patients.Pubmed Central.vol.172(5-6);114-121.
10. Prognosis pasien dengan 3D in geriatric
Ad vitam : sanam
Ad functionam : dubia ad malam Ad sanationam : dubia ad malam