Anda di halaman 1dari 5

1.

Dystonia
a. Definisi Dystonia
Dystonia adalah kondisi medis yang dikaraterisasikan dengan kontraksi otot
secara tidak sadar yang disebabkan postur abnormal dan gerakan yang berulang.
Dalam beberapa kasus, gerakan yang mirip dengan getaran. Gerakan secara sengaja
pada otot yang sakit akan membuat kondisi semakin parah dan menyebar ke otot
terdekat.
Dystonia diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu :
Dystonia Idiopatik.
Dystonia idiopatik mengacu pada kondisi di mana penyebab pastinya tidak
dapat ditentukan.
Dystonia genetik
Dystonia genetik mengacu pada kasus di mana kondisi ini diturunkan oleh
orang tua ke anak.
Dystonia yang diperoleh
Dystonia yang diperoleh adalah akibat sekunder dari kecelakaan, seperti
cedera kepala, hipoksia (kurangnya oksigen ke otak), infeksi,stroke,atau
pendarahan otak neonatal.
Selain dari tiga klasifikasi utama, dystonia juga diklasifikasikan menurut bagian
tubuh yang terkena dystonia :
Generalized Dystonia mengacu pada kondisi di mana kebanyakan bagian
tubuh terpengaruh.
Focal Dystonia merupakan kondisi di mana hanya bagian tubuh tertentu yang
terpengaruh.
Multifocal Dystonia adalah kondisi di mana dua atau lebih bagian tubuh
terpisah terpengaruh.
Segmental Dystonia adalah istilah medis di mana bagian tubuh yang saling
berdekatan terpengaruh.
Hemidystonia adalah kondisi di mana lengan dan kaki, baik bagian kanan
atau kiri terpengaruh.
b. Etiologi Dystonia
Dystonia genetik, salah satu anak mungkin mendapatkan gen abnormal karena
kondisi ini dari orang tuanya
Dystonia idiopatik, ini berarti bahwa dokter tidak dapat menentukan penyebab
pastinya dan telah menghilangkan kemungkinan penyakit ini diturunkan atau
disebabkan oleh kondisi medis yang telah ada sebelumnya.

Pada dsytonia yang diperoleh, cedera kepala, infeksi, dan gangguan kesehatan
lainnya yang dapat memengaruhi fungsi otak dapat menyebabkan dystonia.
c. Manifestasi Klinis
Gejala utama dari dystonia adalah kontraksi otot tidak disengaja. Kondisi ini
dapat terjadi pada otot kepala, wajah, dan tubuh. Biasanya, gejala dimulai
dengan perlahan dan berkembang hingga parah. Ini dapat memakan waktu
beberapa bulan hingga tahun.
Otot yang biasanya terpengaruh oleh penyakit ini adalah otot leher. Kejang
pada leher memiliki kecenderungan menggerakan leher ke samping atau
dalam gerakan menyentak berulang kali. Jika dystonia berkembang menjadi
lebih parah, atau pada tingkat tertinggi, maka akan memengaruhi bahu,
lengan, dan juga kaki.
Dalam beberapa kasus, otot wajah juga bisa terpengaruh. Jika dystonia
memengaruhi kelopak mata, ini dapat tertutup sepenuhnya dan menyebabkan
kebutaan fungsional. Dystonia juga dapat memengaruhi pita suara, sehingga
seseorang akan berbicara dengan suara berbisik yang tegang.
d. Pemeriksaan Diagnostik
Tes darah dan urin
Pemindaian CT Scan
X-Ray atau MRI
Tes elektromyografi juga dilakukan, yaitu untuk mengukur aktivitas
kelistrikan pada otot.
e. Penatalaksanaan
Dystonia tidak dapat disembuhkan dengan obat atau operasi apapun. Namun,
beberapa obat-obatan dapat mengurangi gejalanya, terutama jika sudah memengaruhi
cara hidup seseorang.
Penatalaksanaan farmakologi
Obat-obatan seperti, Botulinum Toxin A, atau yang lebih dikenal
sebagai Botox, dapat mengurangi kontraksi dengan sementara waktu
melumpuhkan saraf yang menyebabkan dystonia. Botox hanya efektif
dalam jangka waktu tertentu. Namun, bagi sebagian orang, efek Botox
hanya bertahan beberapa minggu. Bagi yang lain, efeknya dapat

bertahan beberapa bulan atau lebih. Saat, efeknya mulai hilang, orang

tersebut perlu berkonsultasi ke dokter untuk suntikkan Botox lainnya.


Obat yang meningkatkan atau mengurangi kemampuan otak untuk

menghasilkan dopamine juga dapat mengurangi gejala dystonia.


Penatalaksanaan non Farmakologi
Pasien dystonia juga dapat melakukan terapi fisik, terapi bicara, atau

trik sensorik untuk membantu pasien mengatasi gejala yang muncul.


Bentuk pengobatan alternatif seperti yoga, akunpuntur, meditasi, dan
pilates.

2. Parkinson
a. Definisi Parkinson
Parkinson adalah penyakit degenerasi sistem saraf pusat, yang menyebabkan
gangguan progresif pada sel-sel saraf di otak yang mana akan mempengaruhi
gerakan penderitanya. Parkinson menyerang sel-sel saraf pada bagian otak
yang disebut substansia nigra, yaitu bagian otak yang mengontrol gerakan. Selsel saraf tersebut akhirnya akan rusak atau mati karena kehilangan kemampuan
untuk memproduksi dopamine.
Dopamine adalah senyawa kimia di tubuh yang berfunsi sebagai
neurotransmitter (pengantar signal). Orang yang menderita Parkinson memiliki
konsentrasi dopamine yang rendah di otak.
b. Etiologi Parkinson
Racun atau toksin
Faktor keturunan
Kepala terluka atau pernah mengalami trauma kepala akibat kecelakaan,
benturan di kepala.

Efek samping dari pengguanaan obat-obatan yang dikonsumsi dalam jangka


waktu yang cukup lama, seperti obat penyakit Hipertensi, jantung, dan
penyakit stroke.
c. Manifestasi Klinis
Tremor
Gejala ini sering muncul ketika bagian tubuh sedang rileks atau tidak
beraktivitas.
Otot Kaku
Kekakuan pada otot bisa terjadi pada bagian ubuh manapun. Gejala ini
menyebabkan gerakan menjadi terbatas, bahkan menyebabkan rasa sakit.
Gerakan melambat
Sering juga disebut bradykinesia.seiring waktu Parkinson akan mengganggu
penderitanya untuk bergerak atau memperlambat pergerakan. Gejala ini
menjadikan gerakan yang sederhana menjadi susah dilakukan dan memakan
waktu lebih banyak.
Gangguan Keseimbangan dan Postur Tubuh
Penyakit Parkinson bisa menyebabkan gangguan pada postur dan
keseimbangan tubuh.
Kehilangan Gerakan Spontan dan Gerakan Otomatis
Parkinson dapat mengganggu kemampuan untuk bergerak secara spontan
menyebabkan penurunan pada gerakan-gerakan yang biasanya otomatis
dilakukan oleh tubuh. Gejala inimungkin terjadi secara perlahan.
Penurunan Motorik Lainnya
Beberapa gangguan motorik lainnya yang bisa disebabkan oleh penyakit
Parkinson adalah menurunnya kemampuan berbicara. Hal ini juga dapat
menyebabkan kesulitan ketika menulis.
d. Pemeriksaan Diagnostik
Belum ada tes khusu utuk memastikan seseorang menderita penyakit
Parkinson.pada umumnya dokter membuat diagnosis berdasarkan hasil wawancara
tentang riwayat penyakit, keluhan dan kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan
fisik. Untuk memastikan diagnosis penderita mungkin akan diberi obat anti-Parkinson
(Levo-dopa) dengan dosis yang optimal, bila respon pengobatan sangat baik, maka
diagnose penyakit Parkinson tidak diragukan.
e. Penatalaksanaan

Penyakit Parkinson tidak dapat disembuhkan. Namun gejalanya dapat


dikendalikan dengan obat-obatn dan operasi.
Ada beberapa jenis obat :
Obat yang menaikkan dopamine di otak yaitu levodepo : Madopar
Obat yang cara kerjanya mirip dopamine (dopamine angonist) : Sifrol
Obat yang bekerja menghambat kerusakan dopamine di otak (MAO B

Inhibitor ) : Jumex
Yang membantu koordinasi kerja otot (antikolinergik) antara lain :

Artane
Amantadine
Untuk penderita yang tidak berhasil dikelola dengan obat,tindakan operasi
menanamkan electrode (implant) di otak yang disebut Deep brain stimulation
adalah pilihan yang sangat membantu.

Anda mungkin juga menyukai