Anda di halaman 1dari 23

KARYA TULIS ILMIAH

Pengaruh pH Air terhadap Pertumbuhan Kecambah Tanaman Jagung (Zea mays)

Mariana Aprilia Rofina Dhiu Liko


XII IPA 1
NISN : 0055456987

SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa


Tahun 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Atas rahmat dan berkat-
Nya, penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul "Pengaruh pH air terhadap
pertumbuhan dan perkembangan kecambah tanaman jagung " ini tepat pada waktu yang
ditentukan dengan baik dan benar. Selain itu peneliti juga mau berterima kasih kepada semua
pihak yang mau membantu dan mendukung peneliti untuk menyelesaikan karya tulis ini tepat
pada waktunya diantaranya :
1. Bapak kepala sekolah yang sudah menerima saya disekolah yang berkualitas ini sehingga
saya kelas XII dan yang telah mengadakan kegiatan ini serta tugas karya tulis ilmiah ini
karena kegiatan ini sangat bermanfaat
2. Bapak dan ibu guruyang sudah mengajar saya, membimbing dan menasihati saya agar
lebih mudah dan teliti menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan baik.
3. Orang tua yang telah mendukung kegiatan ini dan yang sudah membimbing saya dan
mendukung saya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
4. Teman-teman yang juga yang sudah membantu penulis untuk menyusun atau sekedar
memberikan informasi mengenai karya tulis ilmiah ini serta rela menyumbangkan waktu
dan pemikiran demi menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya tulis ilmiah ini yang membahas tentang
Pengaruh pH air terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecambah tanaman jagung. Oleh
sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah ini. Penulis
juga berharap semoga karya tulis ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan yang lebih luas
mengenai Pengaruh pH air terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecambah tanaman jagung.
Sekian dan terima kasih

Bajawa, 11 November 2022

Mariana A.R.D Liko

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................3
2.1 pH Air...............................................................................................................................3
2.2 pertumbuhan dan perkembangan......................................................................................3
2.3 kecambah..........................................................................................................................4
2.4 tanaman jagung.................................................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................................8
3.3 Prosedur Kerja..................................................................................................................8
3.4 Analisis Data.....................................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................11
4.1 Hasil................................................................................................................................11
4.2 Pembahasan....................................................................................................................13
BAB V PENUTUP...........................................................................................................................17
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17
5.2 Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan merupakan salah satu ciri makhluk hidup untuk melangsungkan
kehidupannya dalam proses pertambahannya ukuran atau volume makhluk hidup akibat
adanya pertambahannya sel-sel makhluk hidup, semua makhluk hidup dapat melakukan
pertumbuhan guna menambah massa, tinggi maupun perubahan secara kuantitatif atau
dapat diukur dan dinyatakan dalam angka . Tanaman merupakan salah satu makhluk
hidup yang mengalami pertumbuhan sebagai salah satu ciri makhluk hidup. Tumbuhan
mulai tumbuh dari kecil hingga menjadi besar dan dari satu sel zigot kemudian menjadi
embrio dan menjadi satu individu yang mempunyai akar, batang dan daun.
Pertumbuhan pada makhluk hidup khususnya pada tanaman dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor yang memengaruhi pertumbuhan dibagi menjadi dua yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu
faktor genetik dan hormon, Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor eksternal yang
memengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu nutrisi, cahaya matahari, suhu, air dan
kelembapan, tanah serta derajat keasaman atau pH. Faktor- faktor tersebut sangat
berpengaruh terhadap optimal atau tidaknya pertumbuhan yang dialami oleh makhluk
hidup khususnya pada tanaman.
pH air merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan tanaman dalam
menambah ukuran secara kuantitatif. Kondisi pH air yang sesuai dan optimal bisa
sangat berpengaruh terhadap kesuburan serta pertumbuhan pada tanaman. pH air sangat
berkaitan erat dengan pH tanah yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, sehingga jika pH air yang asam akan membuat kondisi tanah juga akan
cenderung asam, dan jika pH air basa, maka akan membuat kondisi tanah juga akan
cenderung menjadi basa serta jika pH air netral dan optimal, maka pH tanah pun akan
memiliki kondisi yang netral dan optimal. Kondisi pH tanah dan pH air yang ideal yang
memengaruhi pertumbuhan tanaman biasanya berkisar antara 6,5 – 7 atau mendekati
netral. Ph air yang asam bernilai <7 (lebih kecil dari 7) sedangkan pH air basa bernilai
<7 ( lebih besar dari tujuh). Keadaan pH air dan pH tanah yang terkandung akan sangat
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengaruh larutan dengan pH air asam terhadap pertumbuhan kecambah
tanaman jagung?
1.2.2 Bagaimana pengaruh larutan dengan pH air basa terhadap pertumbuhan kecambah
tanaman jagung?
1.2.3 Bagaimana pengaruh larutan dengan pH air netral terhadap pertumbuhan kecambah
tanaman jagung?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh pH air asam terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kecambah tanaman jagung
2. Untuk mengetahui pengaruh pH air basa terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kecambah tanaman jagung
3. Untuk mengetahui pengaruh pH air netral terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kecambah tanaman jagung

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi peneliti
Agar apa yang telah ditulis dalam karya tulis ilmiah ini, penulis sendiri dapat
mengetahui pengaruh pH air asam, basa dan netral terhadap pertumbuhan kecambah
tanaman jagung
2. Bagi pembaca
Agar dapat menjadi sumber referensi dan informasi bagi pembaca karya tulis ilmiah
ini sebagai penambah informasi berkaitan dengan pengaruh pH air asam, basa dan
netral terhadap pertumbuhan kecambah tanaman jagung

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ph Air
pH air merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan air. Nilai pH
menentukan larutan bersifat asam, netral atau basa. Jika nilai pH 0 berarti sangat asam, pH
7 netral, pH 14 sangat basa. Nilai pH yang paling optimal serta ideal air adalah 7. Nilai
pH air yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara pH 6-8 (Zulius , 2017 )
pH air yang merupakan suatu kondisi senyawa kimia organik. Nilai pH yang lebih
dari 7 memiliki sifat korosi yang rendah sedangkan semakin rendah nilai pH, maka sifat
korosinya akan semakin tinggi. Nilai pH air yang lebih besar dari 7 kurang efektif untuk
membentuk kerak dan membunuh bakteri sedangkan pada kondisi netral atau bersifat asam
lemah akan lebih efektif dalam membentuk kerak dan membunuh bakteri ( Amani &
Prawiroredjo , 2016)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pH air merupakan suatu ukuran dalam
konsentrasi ion-ion hidrogen yang merupakan suatu unsur kimia organik yang terdapat
dalam larutan air dimana di dalam larutan airnya terdapat suatu larutan yang bersifat asam,
basa, dan netral yang terkandung dalam air yang berpengaruh terhadap kesuburan dan
pertumbuhan tanaman.

2.2 Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan secara biologis, anatomis dan fisiologis
makhluk hidup. Istilah pertumbuhan mengarah pada perubahan yang bersifat kuantitas
atau bersifat angka atau hitungan, Artinya definisi pertumbuhan lebih mengarah pada
fisik yang bersifat ke perubahan dari kecil menjadi besar, dari pendek atau rendah
menjadi tinggi dan lain-lain. Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah,
volume dan besar di bagian-bagian sel di seluruh makhluk hidup. Pertumbuhan
merupakan perubahan yang diartikan secara fisiologis atau fisik sebagai hasil yang di
peroleh dari proses pematangan dan peningkatan fungsi-fungsi fisik pada bagian bagian
sel makhluk hidup yang berlangsung secara normal dan optimal pada pertumbuhan pada
makhluk hidup yang normal dan ideal. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses
perubahan yang dirasakan dari keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah yang herediter
dalam bentuk proses aktif secara searah dan seimbang dengan normal dan secara ideal.
(Hidayati, 2016)

3
Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya pertumbuhan makhluk hidup khususnya
pada tanaman yaitu terdiri dari faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal (dari
luar). Faktor internal merupakan faktor yang berasal pada benih atau tanaman itu sendiri
sebagai contoh yaitu faktor gen atau keturunan. Faktor eksternal merupakan faktor yang
terdapat di luar benih atau tanaman yaitu sebagai contoh cahaya, kelembaban, media
tanam, derajat keasaman atau biasa kita kenal dengan istilah pH, konsentrasi air, dan
faktor lainnya yang bisa sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman terutama bagi
proses perkecambahan pada tanaman. (Puslitkoka. 2011) (Darmawan, Yusuf, &
Syahruddin, 2015)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan suatu kondisi
terjadinya perubahan fisik dimana adanya pertambahan ukuran, volume, besar, dan
jumlah secara kuantitatif atau dapat diukur secara angka.

2.3 Kecambah dan Perkecambahan


Kecambah merupakan tumbuhan yang berukuran kecil yang baru mulai tumbuh dari
bibit atau biji kacang kacangan atau tanaman lainnya yang bisa dijadikan atau yang
mempunyai bibit yang disemaikan serta tumbuh melalui perkecambahan. Sebelum
muncul kecambah, tanaman yang disemai pasti akan diawali dengan proses
perkecambahan. Di dalam proses perkecambahan terdapat proses katabolik yang
merupakan proses di mana adanya kondisi untuk menyediakan dan menyerap zat gizi
yang penting bagi proses berlangsungnya proses perkecambahan pada kecambah
tanaman. Pada saat biji atau bibit tanaman mulai berkecambah melalui proses
perkecambahan, di situ akan terjadi hidrolisis karbohidrat, di mana pada kondisi tersebut
protein dan lemak akan berubah menjadi lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh
kecambah tanaman melalui proses perkecambahan. Selama melalui proses tersebut akan
terjadi peningkatan protein dan vitamin, selain itu akan terjadi penurunan kadar lemak.
(Hairunnisa, Sulistyowati, & Suherman , 2016)
Perkecambahan adalah proses terjadinya pertumbuhan embrio dan komponen-
komponen biji yang memiliki kemampuan untuk bisa tumbuh secara normal dan optimal
sehingga bisa menghasilkan kecambah tanaman yang ideal yang nantinya akan tumbuh
menjadi tumbuhan baru yang akan disebut sebagai kecambah. Pada proses
perkecambahan tumbuhan baru yang disebut kecambah dapat dihasilkan dari adanya

4
komponen biji atau bibit yang dapat membantu proses munculnya kecambah atau
tanaman baru. Komponen biji yang dimaksud tersebut adalah bagian dari kecambah yang
terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan plumula. Dalam proses perkecambahan juga
terdapat penilaian terhadap proses pada perkecambahan yang dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu menggunakan metode secara langsung dan secara tidak langsung. Penilaian
terhadap proses perkecambahan dengan menggunakan metode secara langsung dapat
dilakukan dengan cara melakukan penilaian secara langsung terhadap setiap individu
benih dan metode secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara penilaiannya
dilakukan pada sekelompok benih. Selain itu, dalam perkecambahan terdapat daya
berkecambah. Daya berkecambah benih ini diartikan sebagai salah satu tolak ukur
viabilitas benih yang sangat tergantung pada kondisi lingkungan. (Nurhafidah, Rahmat,
Karre, & Juraeje, UJI DAYA KECAMBAH BERBAGAI JENIS VARIETAS JAGUNG (
Zea Mays) DENGAN MENGGUNAKAN METODE YANG BERBEDA, 2021)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecambah sangat berkaitan erat dengan
proses perkecambahan. Kecambah merupakan tumbuhan kecil yang dihasilkan dari
proses perkecambahan yang merupakan proses terjadinya pertumbuhan embrio melalui
biji atau bibit yang disemai yang nantinya akan tumbuhan dan menjadi tanaman baru
yang dinamakan kecambah.

2.4 Tanaman Jagung


Tanaman jagung merupakan salah satu serealia yang sangat strategis yang bisa
ditemukan dimana saja serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena mempunyai
peluang untuk dikembangkan serta memiliki nilai jual yang tinggi karena memiliki
kedudukan sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras dan juga bisa di
manfaatkan sebagai sumber pakan dan kebutuhan lainnya yang menguntungkan bagi
masyarakat sekitar (Purwanto, 2008).
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang berasal dari pangan dunia yang memiliki
manfaat terpenting bagi sumber makanan atau pangan karena memiliki sumber protein
dan karbohidrat selain gandum dan padi. Manfaat jagung juga tidak hanya sebagai bahan
makanan atau pangan, tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan dan sebagai
bahan industri lainnya. Diperkirakan lebih dari 55% kebutuhan jagung dalam negeri
digunakan untuk kebutuhan pakan, 30% untuk kebutuhan konsumsi pangan dan
selebihnya digunakan untuk kebutuhan lainnya dan bibit, hal ini menyebabkan kebutuhan

5
akan jagung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. (Kasryno dkk., 2007).
(Wahyudin, Ruminta , & Nursaripah, 2016)
Jangung (Zea mays ) adalah salah satu jenis tanaman sebagai penghasil karbohidrat
dan protein yang terpenting dunia, selain gandung dan padi. Bagi penduduk Amerika
Tengah dan Selatan, jagung adalah makanan pokok bagi penduduk di sana. Dan bagi
sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia menggunakan jagung
sebagai pangan pokok selain padi. Selain sebagai sumber karbohidrat dan protein, jagung
juga dapat di tanam sebagai pakan ternak. Jagung merupakan salah satu serealia yang bisa
di temukan di mana saja karena proses penanaman serta pertumbuhannya yang tidak sulit
dan memiliki nilai ekonomi serta mempunyai peluang besar untuk terus dikembangkan
karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah padi dan
juga dapat di manfaatkan sebagai sumber pakan (Purwanto, 2008). Upaya yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung masih menghadapi berbagai masalah
sehingga kualitas produksi jagung yang dalam negeri belum mampu mencukupi
kebutuhan nasional (Soerjandono, 2008). Prospek usaha tani tanaman jagung cukup cerah
bila di kelola secara intensif dan komersial berpola sehingga kualitas produksi bisa
ditingkatkan secara normal dan ideal seiring berjalan dengan peningkatan permintaan
konsumen. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas jagung
cenderung akan terus meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk memenuhi segala
kebutuhan pangan maupun non pangan. (Nurhafidah, Rahmat, Karre, & Juraeje, UJI
DAYA KECAMBAH BERBAGAI JENIS VARIETAS JAGUNG ( Zea Mays)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE YANG BERBEDA, 2021)
Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea
mays L. Klasifikasi tanaman jagung menurut Tjitrosoepomo (1989) adalah sebagai
berikut:
1. Kingdom : Plantae
2. Divisi : Spermatophyta
3. Sub Divisi : Angiospermae
4. Kelas : Monocotyledoneae
5. Ordo : Poales
6. Famili : Poaceae
7. Genus : Zea
8. Spesies : Zea mays L.

6
Jagung termasuk tanaman berakar serabut, batang yang tidak bercabang berbentuk bulat
yang mempunyai ruas-ruas dan buku ruas. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-
buku batang. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian
daun. Bunga pada jagung termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki petal dan
sepal. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina
berada pada bunga yang berbeda (Purwono dan Hartono, 2008). (SURYANINGSIH, Joni,
& Darmadi, 2013)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tanaman jagung merupakan salah satu
serealia yang memiliki banyak manfaat yaitu sebagai sumber makanan atau pangan
karena memiliki sumber protein dan karbohidrat serta bermanfaat bagi sumber pakan atau
sumber lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitar.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Di rumah, di tempat yang terdapat sinar matahari yang cukup
Waktu penanaman: Sabtu, 29 Oktober 2022 sampai Senin, 7 November 2022
Waktu pengukuran: Selasa, 8 November 2022 sampai Sabtu, 12 November 2022

3.2 Variabel
Dalam penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu:
1. Variabel bebas merupakan dapat berdiri sendiri tanpa dipengaruhi oleh variabel
lainnya dan variabel yang memengaruhi variabel terikat. Variabel yang digunakan
adalah pH cairan yang disiramkan pada tanaman
2. Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan sehingga pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel kontrol yang digunakan adalah volume cairan yang disiramkan, jenis
tanaman dan ketersediaan cahaya
3. Variabel terikat : Pertumbuhan kecambah tanaman jagung

3.3 Alat dan Bahan


1. Gelas plastik (3 buah)
2. Media tanam berupa kapas
3. 15 biji jagung
4. Penggaris
5. Sendok makan
6. air aqua dengan pH 7
7. Larutan asam cuka (CH3COOH) dengan pH <7
8. Larutan rinso dengan pH >7

3.4 Prosedur Kerja


1. siapkan 3 buah gelas plastik

8
2. Taruh kapas di dalam gelas dengan kepadatan kapas yang sama tiap gelasnya
3. tandai masing-masing gelas plastik, gelas 1 untuk tanaman yang disiram air aqua,
gelas 2 untuk larutan asam, dan gelas 3 untuk laurutan basa.
4. Menyiram kapas dengan air Aqua, air cuka dan air rinso pada masing-masing gelas
plastik sebanyak 1 sendok makan tiap gelasnya.
5. letakkan 5 biji tanaman jagung di atas kapas yang sudah di siram air Aqua
6. Meletakkan tanaman di tempat yang mendapat cukup sinar matahari
7. Menyirami biji tanaman tersebut dengan air aqua secara rutin di pagi dan sore hari
hingga biji tersebut berkecambah & cukup untuk diukur ketinggiannya
8. Setelah ketinggian tanaman dirasa cukup dan mulai tumbuh daun,selanjutnya tanaman
mulai disiram dengan masing-masing larutan
9. Menyirami tanaman secara rutin dengan masing-masing larutan dan mengukur tinggi
tanaman di setiap pagi
10. Mencatat data pertambahan tinggi tanaman hingga memperoleh data hari ke-5

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tinggi batang pada kecambah
tanaman jagung ( Zea mays ). Pengukuran tinggi tanaman ini dimulai dari pangkal akar
sampai pada titik tumbuh atau ujung daun. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan sekali
sehari di setiap pagi.

3.6 Analisis Data


Teknik analisis data adalah kuantitatif yaitu dengan melakukan eksperimen untuk melihat
langsung pengaruh pH air terhadap kecambah tanaman jagung. Adapun langkah-langkah
analisis data yaitu:
1. Sumber data
a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber asli yaitu dengan meneliti
tinggi batang kecambah tanaman jagung
b. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari internet dan jurnal ilmiah.
2. Penyajian data
Penyajian data akan lebih mempermudah peneliti untuk lebih memahami data-data
pokok dan penting dalam merangkum dan menampilkan data dalam bentuk tabel

9
Keterangan:
x ¿nilai rerata
X =¿ nilai tiap data kuantitatif yang diamati
N=¿ jumlah data yang diamati

3. Penyimpulan data
Pada tahap ini peneliti membuat kesimpulan. Kesimpulan merupakan sebuah langkah
akhir dalam sebuah penelitian. Dengan tujuan untuk memantapkan data-data yang
telah peneliti peroleh agar dapat diketahui dengan jelas dan rinci suatu hasil yang
didapatkan.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

TABEL UKURAN TINGGI KECAMBAH TANAMAN JAGUNG (CM)


DARI 8 NOVEMBER-12 NOVEMBER 2022

TANG NET DOKUMENTASI AS DOKUMENTASI BASA DOKUMENTASI


GAL RAL TANAMAN AM TANAMAN TANAMAN

8 14 14 12,2
NOVE cm cm cm
MBER

9 17,2 15 13 cm
NOVE cm cm
MBER

10 23 15 13,5
NOVE cm cm cm
MBER

11
11 26,7 15, 14,4
NOVE cm 2 cm
MBER cm

12 29 15, 14,5
NOVE cm 3 cm
MBER cm

12
4.2 Pembahasan
Pertumbuhan merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup, salah satunya pada
tanaman khususnya pada kecambah tanaman jagung yang saya amati dalam penelitian ini
untuk diamati pertumbuhannya dalam pertambahan tinggi, massa, maupun volume serta
mendeskripsikan perubahan warna daun, batang dan akar. Dalam pertumbuhan terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi adanya pertambahan ukuran atau volume serta
berbagai perubahan yang terjadi. Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan tanaman
ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor-faktor yang memengaruhi
pertumbuhan khususnya pada kecambah tanaman jagung sangat banyak salah satunya
adalah faktor pH air. pH air sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman khususnya
bagi perkecambahan pada kecambah tanaman jagung. Kebanyakan tanaman memerlukan
pH air optimal untuk bisa tumbuh dan hidup sehingga menjadi tanaman baru atau
kecambah tanaman yang ideal dan segar. Jika pH air rendah atau lebih maka akan
berdampak bagi perubahan dan pertumbuhan tanaman khususnya bagi kecambah tanaman
jagung, keadaan tanaman dalam pH air yang rendah atau lebih akan mengakibatkan
rusaknya unsur hara yang penting yang seharusnya di serap oleh tanaman khususnya pada
kecambah tanaman jagung yang berfungsi untuk mendukung pertumbuhan dan pH air
yang rendah juga dapat mengakibatkan tanaman menjadi keracunan sehingga
menimbulkan kerusakan pada akar, khususnya akar-akar yang baru tumbuh atau akar
muda dan dapat membuat pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Akibat dari
kurangnya ketersediaan unsur hara yang di serap oleh tanaman, membuat pembentukan
cadangan makanan menjadi berkurang dan kurang stabil sehingga dapat menimbulkan
kekurangan cadangan makanan pada tumbuhan yang dapat membuat tanaman menjadi
layu dan memungkinkan tanaman menjadi mati karena kekurangan cadangan makanan
dan kekurangan unsur hara yang seharusnya diserap oleh tanaman.
Dari hasil penelitian pada kecambah tanaman jagung, pada kecambah tanaman
jagung yang disirami dengan larutan dengan pH asam yaitu dengan menggunakan larutan
asam cuka, dari hasil pengamatan kecambah tanaman jagung ini mengalami pertambahan
tinggi yang relatif kecil dan ada hari yang pertambahan tinggi kecambah tanaman jagung
yang tetap atau tidak mengalami pertambahan tinggi dengan kondisi daun pada kecambah
tanaman jagung yang layu dengan warna pucat dan mulai berubah warna menjadi
kecokelatan serta kondisi batang pada kecambah tanaman jagung yang lemas atau tidak
kokoh. Kondisi yang dialami pada kecambah tanaman jagung ini di akibatkan karena
kecambah tanaman jagung mengalami keracunan dari beberapa unsur logam yang

13
terkandung dalam larutan asam cuka dan kekurangan nutrisi yang seharusnya diserap oleh
kecambah tanaman jagung tersebut . Selain itu, pada larutan asam banyak mengandung
unsur aluminium yang merupakan faktor yang mempengaruhi kecambah tanaman jagung
mengalami keracunan serta dapat memengaruhi pengikatan fosfor yang berfungsi dalam
pertumbuhan kecambah tanaman jagung sebagai perangsang adanya pertumbuhan dan
perkembangan akar, batang, dan daun membentuk tanaman yang ideal dan optimal serta
mempercepat daya serap nutrisi yang dapat membuat kecambah tanaman jagung dapat
tumbuh dengan cepat, sehingga karena adanya kandungan unsur aluminium yang cukup
banyak dalam larutan cuka menyebabkan terjadinya pengikatan fosfor sehingga fosfor
tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan menyebabkan tanaman mengalami
kekurangan nutrisi, keracunan dan membuat kecambah tanaman jagung menjadi layu dan
akhirnya mati.

Gambar 4.1 Kecambah tanaman jagung dalam larutan dengan pH asam


(Sumber: Data Pribadi)

Pada kecambah tanaman jagung yang disirami larutan dengan pH basa yaitu dengan
menggunakan larutan sabun, dari hasil pengamatan kecambah tanaman jagung ini
mengalami pertambahan tinggi yang cukup stabil dan cukup tinggi tetapi tidak setinggi
tanaman yang disirami oleh larutan dengan pH netral yaitu dengan menggunakan air
Aqua. Kecambah tanaman jagung yang disirami larutan dengan pH basa yaitu dengan
menggunakan larutan sabun memiliki keadaan yang cukup optimal dan ideal seperti

14
kecambah tanaman jagung yang disirami oleh larutan dengan pH netral. Keadaan daun
pada kecambah tanaman jagung yang disirami oleh larutan basa ini mulai terlihat layu
dengan warna daun yang sedikit pucat dan keadaan batang yang masih kokoh seperti
kecambah tanaman jagung yang disirami dengan larutan dengan pH netral. Kondisi
kecambah tanaman jagung yang disirami oleh larutan dengan pH basa yaitu dengan
larutan sabun ini terlihat cukup normal tapi tidak senormal tanaman yang disirami oleh
larutan dengan pH netral yaitu menggunakan air Aqua. Kondisi kecambah tanaman
jagung yang disirami larutan dengan pH basa ini bisa terjadi karena adanya unsur mikro
molibdenum yang berfungsi untuk pembentukan asam amino dan protein yang penting
untuk pertumbuhan tanaman serta untuk penambahan oksigen dan magnesium yang
berada dalam jumlah cukup yang terkandung dalam larutan dengan pH basa. Selain itu
ada juga beberapa unsur mikro yang mendukung pertumbuhan tanaman yang tidak
terdapat pada larutan yang bersifat basa sehingga pertumbuhannya tidak seoptimal
kecambah tanaman jagung yang disiram dengan larutan pH netral yaitu dengan air Aqua
karena pada kecambah tanaman jagung dalam larutan dengan pH basa, terdapat
kandungan unsur hara dan mikroorganisme yang terkandung tidak sebanyak kandungan
unsur hara dan mikroorganisme yang terkandung dalam kecambah tanaman jagung dalam
larutan dengan pH netral.

Gambar 4.2 Kecambah tanaman jagung dalam larutan dengan pH basa


(Sumber: Data Pribadi)

15
Pada kecambahan tanaman jagung yang disirami larutan dengan pH netral yaitu
dengan air Aqua, dari hasil pengamatan pada kecambah jagung ini mengalami
pertambahan tinggi yang sangat stabil dan optimal serta kondisinya yang sangat ideal
dengan kondisi pertumbuhan pada kecambah tanaman jagung yang sangat tinggi jika
dibandingkan dengan kecambah tanaman jagung dalam larutan dengan pH asam dan
kecambah tanaman jagung dalam larutan dengan pH basa. Kondisi pada batang kecambah
tanaman jagung yang sangat kokoh dengan warna daun hijau segar. Pertumbuhan pada
kecambah tanaman jagung ini juga terlihat sangat subur. Kondisi yang dialami pada
kecambah tanaman jagung yang disirami larutan dengan pH normal ini dikarenakan,
karena adanya penyerapan secara total dan optimal terhadap unsur hara dan nutrisi serta
ion yang dibutuhkan pada kecambah tanaman jagung. Pada pH air yang bersifat netral,
tidak mengandung unsur aluminium yang terkandung dalam pH asam, sehingga
kecambah tanaman jagung tidak mengalami keracunan dana menyebabkan pertumbuhan
kecambah tanaman jagung yang disirami larutan dengan pH normal terlihat sangat baik
sehingga menjadi pertumbuhan kecambah tanaman jagung yang paling optimal.

Gambar 4.3 Kecambah tanaman jagung dalam larutan dengan pH netral


(Sumber: Data Pribadi)

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pada kecambahan tanaman jagung yang disirami larutan dengan pH netral yaitu
dengan air Aqua, pada kecambah jagung ini mengalami pertambahan tinggi yang
sangat stabil dan optimal serta kondisinya yang sangat ideal dengan kondisi
pertumbuhan pada kecambah tanaman jagung yang sangat tinggi jika dibandingkan
dengan kecambah tanaman jagung dalam larutan dengan pH asam dan kecambah
tanaman jagung dalam larutan dengan pH basa. Kondisi pada batang kecambah
tanaman jagung yang sangat kokoh dengan warna daun hijau segar. Pertumbuhan
pada kecambah tanaman jagung ini juga terlihat sangat subur. Pertumbuhan ini
sangat optimal dan stabil, hal ini karena pada pH normal banyak unsur hara berada
dalam keadaan siap untuk diserap tanaman sehingga tanaman tumbuh paling subur.
5.1.2 Pada kecambah tanaman jagung yang disirami dengan larutan dengan pH asam
yaitu dengan menggunakan larutan asam cuka, kecambah tanaman jagung ini
mengalami pertambahan tinggi yang relatif kecil dan ada hari yang pertambahan
tinggi kecambah tanaman jagung yang tetap atau tidak mengalami pertambahan
tinggi dengan kondisi daun pada kecambah tanaman jagung yang layu dengan
warna pucat dan mulai berubah warna menjadi kecokelatan serta kondisi batang
pada kecambah tanaman jagung yang lemas atau tidak kokoh.
5.1.3 Pada kecambah tanaman jagung yang disirami larutan dengan pH basa dengan
menggunakan larutan sabun, kecambah tanaman jagung ini mengalami pertambahan
tinggi yang cukup stabil dan cukup tinggi tetapi tidak setinggi tanaman yang
disirami oleh larutan dengan pH netral dengan menggunakan air Aqua. Kecambah
tanaman jagung yang disirami larutan dengan pH basa dengan menggunakan larutan
sabun memiliki keadaan yang cukup optimal dan ideal. Keadaan daun pada
kecambah tanaman jagung yang disirami oleh larutan basa ini mulai terlihat layu
dengan warna daun yang sedikit pucat dan keadaan batang yang masih kokoh
seperti kecambah tanaman jagung yang disirami dengan larutan dengan pH netral.
Kondisi kecambah tanaman jagung yang disirami oleh larutan dengan pH basa
yaitu dengan larutan sabun ini terlihat cukup normal tapi tidak senormal tanaman
yang disirami oleh larutan dengan pH netral yaitu menggunakan air Aqua.

17
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat saya rekomendasikan dari hasil penelitian ini sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti
Untuk kedepannya boleh meningkatkan variasi penelitian dengan melengkapi alat dan
bahan dan meningkatkan kehigienisan alat-alat yang digunakan dalam penelitian serta
boleh mengembangkan hasil yang jauh lebih akurat melalui berbagai variasi tanaman
dalam hal membantu pengetahuan para pelaku budidaya tanaman terkait senyawa dan
kandungan zat yang berkaitan dengan pH air apa saja yang dapat digunakan.
2. Bagi pembaca
Diharapkan tidak hanya menjadikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai acuan dalam
praktik Budidaya secara langsung, tetapi juga dapat mengkritik dan memberikan saran
dalam mengembangkan penelitian yang dibuat ini sebagai wawasan untuk
meningkatkan pembelajaran yang nantinya akan menguntungkan bagi kita bersama.

18
DAFTAR PUSTAKA

Amani, F., & Prawiroredjo , K. (2016). ALAT UKUR KUALITAS AIR MINUM DENGAN
PARAMETER PH, SUHU, TINGKAT KEKERUHAN,DAN JUMLAH PADATAN
TERLARUT. JETri, 49 - 62.
aira, a. (2021). PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN DAN KEMATANGANINDIVIDU.
SOCIETY, 57-59.
Darmawan, Yusuf, M., & Syahruddin, I. (2015). Pengaruh Berbagai Media Tanam Terhadap
Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao (Theobroma cacao. L) . J. Agroplantae, 13-18.
Hadiyanto, U. (2022, Agustus 06). Tanah Kaya.com. Dipetik Oktober 21, 2022, dari
Budidaya Kangkung: https://tanahkaya.com/budidaya-kangkung/
Hairunnisa, O., Sulistyowati, E., & Suherman , D. (2016). Pemberian Kecambah Kacang
Hijau (Tauge) terhadap Kualitas Fisik dan Uji organoleptik bakso ayam. Jurnal Sain
Peternakan Indonesia, 39-47.
hidayati, a. (2016). MERANGSANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU . SAWWA, 152-164.
Hidayati, A. (2016). MERANGSANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
DENGAN PEMBELJARAN TEMATIK TERPADU. SAWWA, 151-153.
Juhaeti, T. (2014). Prospek dan Budidaya Beberapa Jenis Sayuran Lokal. Jakarta: LIPI Press.
khotimah, k., dahlianah, i., & noviati, d. (2020). RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN
SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) TERHADAP PUPUK ORGANIK CAIR BUAH
PEPAYA (Carica papaya L.). Indobiosains, 64-71.
Kusuma, A. P., Hasanah, R. N., & Dachlan, H. S. (2014). DSS untuk Menganalisis pH
Kesuburan Tanah Menggunakan Metode Single Linkage. Jurnal EECCIS, 61-66.
Mayani, N., Kurniawan, T., & Marlina. (2015). PERTUMBUHAN TANAMAN
KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir) AKIBAT PERBEDAAN DOSIS
KOMPOS JERAMI DEKOMPOSISI MOL KEONG MAS. Jurnal Lentera, 15(13),
59-63.
novia, w., & fajriani. (2021). Analisis Perbandingan Kadar Keasaman (pH) Tanah Sawah
Menggunakan Metode Kalorimeter dan Elektrometer di Desa Matang setui. Jurnal
Hadron, 10-12.

19
nugraha, i., isnaeni, s., & rosmalla, a. (2021). RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.) PADA JENIS DAN KONSENTRASI
POC YANG BERBEDA. Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan, 12-22.
Nurhafidah, Rahmat, A., Karre, A., & Juraeje, H. H. (2021). UJI DAYA KECAMBAH
BERBAGAI JENIS VARIETAS JAGUNG ( Zea Mays) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE YANG BERBEDA. J. Agroplantae.
Nurhafidah, Rahmat, A., Karre, A., & Juraeje, H. H. (2021). UJI DAYA KECAMBAH
BERBAGAI JENIS VARIETAS JAGUNG ( Zea Mays) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE YANG BERBEDA. J. Agroplantae, 31-39.
Nurhafidah, Rahmat, A., Karre, A., & Juraeje, H. H. (2021). UJI DAYA KECAMBAH
BERBAGAI JENIS VARIETAS JAGUNG ( Zea Mays) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE YANG BERBEDA. J. Agroplantae, 31-39.
SURYANINGSIH, Joni, M., & Darmadi, A. K. (2013). INVENTARISASI GULMA PADA
TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN SAWAH KELURAHAN
PADANG GALAK,DENPASAR TIMUR, KODYA DENPASAR, PROVINSI BALI.
JURNAL SIMBIOSIS, 1-8.
Wahyudin, A., Ruminta , & Nursaripah, ∙. A. (2016). Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
(Zea mays L.) toleran herbisida akibat pemberian berbagai dosis herbisida kalium
glifosat. Jurnal Kultivasi, 87-91.
Zulius , A. (2017 ). Rancang Bangun Monitoring pH Air Menggunakan Soil Moisture Sensor
di SMK N 1 Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang . Jurnal Sistem Komputer
Musirawas JUNI, 1.

20

Anda mungkin juga menyukai