Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh pH Dalam Budidaya Ikan

I. BAB
I.1 Latar Belakang

Air merupakan parameter penting dalam perairan budidaya.


Sebagian besar ikan sangat peka terhadap perubahan lingkungan
perairan, sehingga kualitas dari air yang digunakan sebagai habitatnya
sangat penting. Kualitas air diartikan sebagai kesesuaian air untuk
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Pembudidayaan ikan agar
berjalan dengan maksimal membutuhkan pengendalian dan perawatan
terhadap kualitas air kolam. Ikan membutuhkan air dengan kondisi baik
agar dapat hidup sehat dan pertumbuhannya optimal. Air sebagai
lingkungan tempat ikan hidup harus mendukung kehidupan ikan untuk
mengalami pertumbuhan. Lingkungan tempat hidup akan sering
mengalami perubahan yang bisa terjadi akibat musim, cuaca, pengaruh
kotoran ikan dan perlakuan manusia. pH termasuk ke dalam salah satu
parameter kimia yang berpengaruh terhadap budidaya perikanan.

Derajat keasaman (pH) menurut Pramleonita et al. (2018),


merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kualitas suatu
perairan. pH optimum untuk pembudidayaan ikan yaitu 6,5-8,5. Kenaikan
pH pada siang hari karena terjadinya proses kimia dan biologi saat proses
fotosintesis dari mikroalga, tanaman air dan fitoplankton yang
menghasilkan O2 sehingga nilai pH air kolam mengalami kenaikan. Pada
malam hari sampai menjelang pagi pH mengalami penurunan karena biota
dalam air dan ikan yang dibudidayakan mengalami respirasi yang
menghasilkan CO2 yang menyebabkan pH turun. Perubahan pH yang
ekstrem dan melebihi standar optimum budidaya akan menyebabkan
terganggunya metabolisme, pertumbuhan ikan menurun dan ikan mudah
stress hingga terserang penyakit.

pH termasuk ke dalam faktor kimia perairan yang sangat


berpengaruh terhadap budidaya ikan. pH yang optimal akan mendukung
kelangsungan hidup ikan menjadi normal. pH yang berubah secara drastis
dapat membuat ikan stress dan bisa terkena penyakit. pH dapat
diturunkan dan dinaikkan dengan larutan pH down dan pH up. pH dapat
mempengaruhi laju metabolisme dari ikan budidaya. Lingkungan perairan
tempat budidaya ikan harus sangat diperhatikan karena akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan budidaya, salah satunya
yaitu kondisi pH dalam perairan.

I.2 Rumusan Masalah


Makalah pengaruh pH dalam budidaya ikan dibuat berdasarkan
beberapa kepentingan, berikut identifikasi rumusan permasalahannya :

1. Bagaimana kelangsungan hidup ikan budidaya


2. Bagaimana ph dapat mempengaruhi kehidupan dari ikan
budidaya
3. Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi ph dalam kolam
budidaya
4. Apa yang bisa dilakukan untuk membuat air dalam kolam
sehat
5. Apakah pH berhubungan dengan faktor lain dalam perairan
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi pH

I.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, terdapat tujuan yang dapat
disimpulkan dari pembuatan makalah pengaruh pH dalam kolam budidaya,
yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian pH dalam budidaya ikan


2. Untuk mengetahui waktu kenaikan dan penurunan pH
3. Untuk mengetahui pengaruh pH dalam perairan budidaya
4. Untuk mengetahui cara menurunkan atau menaikkan pH
dalam perairan budidaya agar optimal
II. Isi

2.1 Pengertian pH dan cara pengukurannya dalam perairan


budidaya

Derajat keasaman (pH) merupakan ukuran untuk menentukan sifat


asam dan basa dalam suatu perairan. Perubahan pH dalam perairan
sangat berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, maupun biologi dari
organisme yang hidup di dalamnya. Nilai pH pada suatu perairan budidaya
mempunyai pengaruh yang besar terhadap organisme perairan sehingga
seringkali dijadikan petunjuk untuk menyatakan baik buruknya suatu
perairan. Derajat keasaman juga mempengaruhi daya produktivitas dalam
suatu perairan. Nilai pH optimal dalam perairan budidaya yaitu 6,5-7,5.

Nilai pH dibawah 6 termasuk ke dalam asam dan pH diatas 9


termasuk basa. Cara mengukur pH dalam perairan budidaya dapat
menggunakan alat yang dinamakan pH meter. Pertama yaitu dengan
mengambil sampel air dari kolam budidaya kemudian dimasukkan ke
dalam botol sampel. Kedua yaitu pH meter kita siapkan sebagai alat
pengukuran. Setelah itu, elektroda yang telah dikalibrasi dengan aquades
dicelupkan ke dalam botol sampel. Langkah terakhir yaitu amati dan catat
nilai dari pH perairan budidaya yang kita ambil sampelnya.

Derajat keasaman (pH) juga menentukan bagi pertumbuhan ikan


dalam perairan budidaya. Derajat keasaman (pH) mempengaruhi daya
produktifitas suatu perairan. Air yang bersifat basa dan netral cenderung
lebih produktif dibandingkan dengan air yang bersifat asam. pH yang baik
untuk pertumbuhan ikan mas budidaya berkisar 7 – 8. Nilai pH yang dapat
ditolelir ikan yaitu pada pH antara 7-8. pH ini mempunyai peranan yang
sangat penting dalam perairan budidaya.

2.2 Waktu Kenaikan dan Penurunan pH

Pada siang hari pH dalam perairan budidaya mengalami kenaikan.


Kenaikan pH yang terjadi pada siang hari menunjukkan terjadinya proses
kimia dan biologi berupa proses fotosintesis dari fitoplankton maupun
tanaman air yang ada pada kolam budidaya. Fotosintesis dari fitoplankton
menghasilkan O2, sehingga nilai pH air dalam perairan budidaya
mengalami kenaikan. Pada waktu malam hari sampai menjelang pagi hari
biota dalam air termasuk ikan yang kita budidayakan mengalami respirasi.
Respirasi ini menghasilkan senyawa CO2 yang menyebabkan pH air dalam
perairan budidaya turun.

2.3 Pengaruh pH dalam perairan budidaya

Derajat keasaman (pH) memiliki pengaruh yang besar terhadap


perairan budidaya. Parameter pH selalu memunyai rentang yang
menyebabkan pengaruh dalam perairan budidaya. Untuk kelayakan
perairan budidaya rentangnya yaitu 6-9. Nilai 6 menunjukkan pH asam
dan nilai 9 menunjukkan pH basa. Kedua ekstrem itu akan menimbulkan
gangguan pada metabolisme dan osmoregulasi ikan. Gangguan ini akan
memengaruhi pertumbuhan ikan yang akan kita budidayakan. Pada
kondisi terdapat logam di perairan, depresi laju pertumbuhan lebih nyata
pada pH rendah daripada pada pH tinggi. pH rendah dapat meningkatkan
toksisitas logam yang dapat memengaruhi kecepatan renang ikan.

Pada pH 4 – 5 termasuk kedalam tingkat keasaman yang


mematikan dan tidak ada reproduksi dari ikan yang sedang
dibudidayakan. Pada pH 5 – 6,5 pertumbuhan ikan yang sedang kita
budidayakan menjadi lambat. Derajat keasaman atau pH 6,5 – 9 baik
untuk reproduksi dari ikan yang sedang dibudidayakan. Derajat keasaman
(pH) sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup
ikan, pada pH yang tidak sesuai dengan kadar optimal untuk ikan yang
kita budidayakan dapat menyebabkan ikan terhambat pertumbuhannya
dan bisa sampai kematian. pH yang kurang dari 6,5 atau diatas 9, akan
menyebabkan senyawa kimia yang ada dalam tubuh ikan yang
dibudidayakan. Hal ini dapat berubah menjadi racun yang dapat
mengganggu kesehatan ikan. Nilai pH akan menentukan sifat korosi,
semakin rendah pH maka sifat korosi akan semakin tinggi. pH dalam
keadaan rendah akan melarutkan logam Fe sehingga jika bereaksi dalam
air akan terbentuk ion ferro dan ferri, dimana ferri akan mengendap dan
tidak larut dalam air serta tidak dapat dilihat secara visual dengan mata
yang mengakibatkan air menjadi berwarna dan berbau.

Perairan budidaya pada siang hari akan terdapat banyak daun,


sampah, dan kotoran ikan yang ada di dalam kolam pemeliharaan. Hal ini
dapat menyebabkan pH dalam perairan budidaya mengalami kenaikan.
Dampak perubahan pH secara ekstrem dan melebihi standar acuan dapat
membuat air menjadi terganggu. Air yang terganggu menyebabkan ikan
metabolisme dan pertumbuhan menurun. Ikan yang sedang kita
budidayakan juga menjadi mudah terserang penyakit dan ikan cepat
stress.

PH air menentukan kelarutan (jumlah yang dapat larut dalam air)


dan ketersediaan biologis (jumlah yang dapat dimanfaatkan oleh
kehidupan akuatik) konstituen kimiawi seperti nutrisi (fosfor, nitrogen, dan
karbon) dan logam berat (timbal, tembaga , kadmium, dll.). Dalam kasus
logam berat, tingkat kelarutannya menentukan toksisitasnya. Logam
cenderung lebih beracun pada pH rendah karena lebih mudah larut. pH
paling penting dalam menentukan sifat korosif air. Semakin rendah nilai
pH semakin tinggi sifat korosif air. pH berkorelasi positif dengan
konduktansi listrik dan alkalinitas total. Penurunan laju aktivitas
fotosintesis, asimilasi karbon dioksida dan bikarbonat yang pada akhirnya
bertanggung jawab untuk peningkatan pH, nilai oksigen yang rendah
bertepatan dengan suhu tinggi selama bulan musim panas. Nilai pH yang
lebih tinggi menunjukkan bahwa karbon dioksida, kesetimbangan
karbonat-bikarbonat lebih terpengaruh karena perubahan kondisi fisika-
kimia. pH sangat tinggi (lebih besar dari 9,5) atau pH sangat rendah (lebih
rendah dari 4. 5) nilai tidak sesuai untuk kebanyakan ikan budidaya. Ikan
yang dibudidayakan sangat sensitif terhadap tingkat pH di bawah 5 dan
dapat mati pada nilai pH rendah ini. Tingkat pH yang tinggi (9-14) dapat
membahayakan ikan karena amonia akan berubah menjadi amonia
beracun pada pH tinggi (> 9).

2.4 Penanganan pH dalam perairan budidaya agar optimal

Perairan yang mengandung nilai pH rendah tidak dapat menunjang


pertumbuhan serta kelangsungan hidup ikan. Terutama pada budidaya
ikan kolam tanah. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pH dengan
cara pengapuran. Aplikasi pengapuran dengan menggunakan kapur
pertanian pada tipe tanah masam dapat menetralkan pH tanah,
meningkatkan konsentrasi alkalinitas dan kesadahan total, meningkatkan
ketersediaan karbon untuk fotosintesis, serta menciptakan sistem
penyangga (buffer) pH perairan. Kapur dolomit [CaMg(CO3)2] merupakan
material kapur yang biasa digunakan dalam pertanian untuk mengurangi
kemasaman tanah serta menambahkan unsur kalsium sebagai unsur hara
pada tanaman. Selain itu, pada kapur dolomit terdapat unsur magnesium
sebagai unsur utama yang diberikan pada tanah yang miskin magnesium.
kalsium dan magnesium berperan penting untuk fisiologi organisme
akuatik.
3. Penutup

3.1 Kesimpulan

pH merupakan salah satu parameter kimia yang berpengaruh


terhadap perairan budidaya. Derajat keasaman (pH) merupakan ukuran
untuk menentukan sifat asam dan basa dalam suatu perairan. Perubahan
pH dalam perairan sangat berpengaruh terhadap proses fisika, kimia,
maupun biologi dari organisme yang hidup di dalamnya. Nilai pH pada
suatu perairan budidaya mempunyai pengaruh yang besar terhadap
organisme perairan sehingga seringkali dijadikan petunjuk untuk
menyatakan baik buruknya suatu perairan. Kisaran optimal pH untuk
budidaya ikan yaitu 6,5-7,5. pH yang optimal dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ikan yang kita budidayakan. Waktu juga dapat menurunkan
dan menaikkan pH dalam perairan budidaya. Pada siang hari pH
mengalami kenaikan karena proses fotosintesis dari tumbuhan air yang
menghasilkan O2. Pada malam hari pH perairan cenderung turun karena
proses respirasi dari ikan yang menghasilkan CO2. Derajat keasaman (pH)
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan,
pada pH yang tidak sesuai dengan kadar optimal untuk ikan yang kita
budidayakan dapat menyebabkan ikan terhambat pertumbuhannya dan
bisa sampai kematian.

pH yang kurang dari 6,5 atau diatas 9, akan menyebabkan


senyawa kimia yang ada dalam tubuh ikan yang dibudidayakan. Hal ini
dapat berubah menjadi racun yang dapat mengganggu kesehatan ikan.
Perlu dilakukan penanganan pH agar perairan budidaya menjadi optimal.
Terutama pada kolam budidaya semi intensif atau kolam tanah. Aplikasi
pengapuran dengan menggunakan kapur pertanian pada tipe tanah
masam dapat menetralkan pH tanah, meningkatkan konsentrasi alkalinitas
dan kesadahan total, meningkatkan ketersediaan karbon untuk
fotosintesis, serta menciptakan sistem penyangga (buffer) pH perairan. pH
harus selalu diperhatikan saat kita membudidayakan ikan karena sangat
berpengaruh terhadap perairan budidaya. Perairan budidaya yang selalu
dikontrol pH nya membuat pertumbuhan ikan menjadi optimal.

3.2 Saran
Pengaruh pH dalam perairan budidaya sangat penting untuk
dipelajari lebih lanjut. Penelitian-penelitian tentang pengaruh pH dalam
perairan budidaya kedepannya harus dikembangkan agar proses budidaya
ikan bisa menjadi lebih baik. Penanganan-penanganan tentang kenaikan
dan penurunan pH harus selalu diperhatikan. Kita juga harus
memperhatikan parameter lain karena agar proses budidaya perairan itu
lancar perlu memerhatikan parameter-parameter fisika kimia yang ada
dalam perairan. Semoga isi dari makalah ini dapat membuat wawasan
penulis bertambah.
Daftar Pustaka

Kale, V. S. 2016. Consequence of temperature, pH, turbidity and dissolved


oxygen water quality parameters. International Advanced Research
Journal in Science, Engineering and Technology , 3(8): 186-190.

Kurniasih, K., D. Jubaedah, dan M. Syaifudin. 2019. Pemanfaatan Kapur


Dolomit [Camg (Co3) 2] Untuk Meningkatkan Ph Air Rawa Lebak Pada
Pemeliharaan Benih Ikan Patin Siam (Pangasius
Hypophthalmus). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 7(1): 1-12.

Nasir, M dan M. Khalil. 2016. Pengaruh penggunaan beberapa jenis filter


alami terhadap pertumbuhan, sintasan dan kualitas air dalam
pemeliharaan ikan mas (Cyprinus carpio). Acta Aquatica: Aquatic
Sciences Journal, 3(1): 33-39.

Pramleonita, M., N. Yuliani, R. Arizal, dan S. E Wardoyo. 2018. Parameter


fisika dan kimia air kolam ikan nila hitam (Oreochromis niloticus).
Jurnal Sains Natural, 8(1): 24-34.

Putra, A. Y dan P. A. R. Yulia. 2019. Kajian Kualitas Air Tanah Ditinjau dari
Parameter pH, Nilai COD dan BOD pada Desa Teluk Nilap Kecamatan
Kubu Babussalam Rokan Hilir Provinsi Riau . Jurnal Riset Kimia, 10(2):
103-109.

Yaqin, K., Y. Karim dan L. Fachruddin. 2018. Kualitas Air Dan Kandungan
Beberapa Logam Di Danau Unhas (Water Quality and Concentration of
Metals in Lake Unhas). Jurnal Pengelolaan Perairan , 1(1).

Anda mungkin juga menyukai