Anda di halaman 1dari 6

Kelainan Otot

Otot merupakan organ penting manusia yang berperan dalam


menggerakkan tubuh manusia atas kontrol dari sistem saraf. Tanpa otot, manusia
tidak dapat bergerak atau beraktivitas. Otot hampir terdapat diseluruh bagian
tubuh. Mulai dari otot rangka, otot-otot pada saluran cerna (otot polos), otot
pernapasan, otot pembuluh darah dan otot-otot jantung. Banyaknya otot pada
tubuh manusia menandakan pentingnya otot serta betapa bahayanya jika terjadi
kelainan otot hingga kelumpuhan otot pada fungsi-fungsi sistem yang
membutuhkan kerja otot. Beberapa kelainan yang dapat terjadi pada otot antara
lain:

1. Tetanus

Tetanus merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kram dan kaku


otot. Tetanus terjadi akibat infeksi dari bakteri Clostridium Tetani yang masuk
melalui kulit yang mengalami luka. Akibat dari infeksi tersebut akan
menghasilkan racun yang menyerang saraf. Akibatnya fungsi saraf dalam
mengontrol otot akan terganggu. Gejala yang paling sering terjadi adalah kaku
rahang. Pasien akan ditangani dengan antibiotik, relaksan otot, dan anti toksin.
Namun jika pernah melakukan vaksin tetanus, maka diberikan imunoglobulin.

2. Spasme (kram otot)


Kram (kejang otot) terjadi karena kontraksi otot yang terus menerus atau
bekerja terlalu berat sehingga otot mengejang dan terasa sakit. Kram juga dapat
terjadi karena cuaca dingin atau gejala ketidak seimbangan air dan ion di dalam
tubuh. Penanganannya dengan mengistrahatkan otot yang bermasalah, melakukan
pemijatan,dapat juga dengan penggunaan obat atau salep yang dapat
merelaksasikan otot.
3. Sakit pinggang
Sakit pinggang dapat disebabkan oleh penyakit alat dalam di sekitar
pinggang, perubahan kedudukan tulang pinggan, fraktura, dan infeksi tumor pada
tulang pinggang dan tulang kelangkang. Akan tetapi, sakit pinggang sering
disebabkan karena otot-otot dan ligamen di sekitar pinggang meregang.
Peregangan otot-otot dan ligamen terjadi karena mengangkat beban terlalu berat,
kehamilan dan obesitas.
4. Atrofi Otot

Atrofi otot yaitu terjadinya penurunan fungsi otot karena otot mengecil
atau kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Otot yang mengalami atrofi akan
mengalami pengurangan ukuran sampai 25% dari ukuran semula. Atrofi dapat
disebabkan oleh penyakit poliomielitis yang merusakkan syarag yang
mengkoordinasi otot dan keadaan tertentu, misalnya sakit yang membuat
seseorang harus istirahat di tempat tidur dalam waktu yang lama.. Penanganan
dilakukan berdasarkan penyebab, melakukan olah raga disertai fisioterapi,
mengkonsumsi makanan bernutrisi.

5. Hipertrofi Otot
Hipertrofi otot merupakan kebalikan dari atrofi otot, yaitu otot menjadi
besar dan lebih kuat. Hipertrofi otot dapat disebabkan oleh aktivitas otot yang
berlebihan seperti bekerja dan berolahraga. Umumnya terjadi pada atlet binaraga
dan kebugaran. Mungkin orang menganggap ini hal biasa, namun ini adalah
sebuah kelainan otot yang berupa meningkatnya massa otot. Hal ini terjadi atas
faktor nutrisi, usia dan latihan.

6. Distrofi otot

Distrofi otot yaitu penyakit kronis pada otot yang terjadi sejak anak-anak,
diduga merupakan penyakit bawaan (genetis). Tidak terdapat pengobatan spesifik
untuk penyakit ini dan gejalanya meliputi kelelahan, tidak dapat bergerak dan
tidak memliki keseimbangan. Penyakit yang umumnya masuk dalam kategori ini
adalah Duchenne, Myotonia, Becker, Limb Girdle dan oculopharyngeal.

7. Polio (Poliomyelitis)

Polio adalah kelainan otot akibat infeksi dari virus polio. Infeksi ini sering
menyerang anak-anak dan menyebabkan kelumpuhan. Infeksi menular melalui
makanan, ari dan tangan yang terkontaminasi. Polio pada awalnya dapat tidak
bergejala, namun bila timbul dapat terjadi gejala sakit tenggorokan, demam, nyeri
dan kaku otot hingga dapat mengakibatkan kelumpuhan otot. Penanganan yang
dapat dilakukan bersifat suportif dengan pemberian antibiotik, antinyeri, alat
bantu pernapasan dan fisioterapi. Namun sebaiknya dilakukan pencegahan
sebelum terjadi infeksi sebagaimana yang sudah dianjurkan pemerintah, yaitu
pemberian vaksin polio.

8. Myastenia gravis

Myastenia gravis termasuk salah satu kelainan otot dimana saraf tidak
dapat mempengaruhi kerja otot. Penyebab myastenia gravis adalah autoimun. Hal
ini dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering terkena pada usia diatas 40
tahun.

Gejala yang terjadi berupa otot yang terasa lemah dan lelah tanpa disertai
rasa nyeri. Otot yang terserang dapat dari otot-otot kecil seprti otot wajah dan
pernapasan. Penanganan dapat dengan penggunaan obat antikolinesterase untuk
mengembalikan kekuatan otot, dan pemberian imunosupresan untuuk
menghambat efek autoimun.

9. Stiff neck (kaku leher)

karena adanya peradangan pada otot leher akibat gerakan yang salah atau
hentakan secara mendadak. Leher menjadi sakit dan kaku apabila digerakkan.
Gejala yang dirasakan berupa nyeri otot dan kaku leher hingga dasar punggung.
Penanganan yang dilakukan adalah penggunaan obat nyeri dan obat-obatan atau
salep relaksan.

10. Terkilir

Disebabkan oleh kerja otot antagonis, dimana cara kerja ini menyebabkan
gerakan yang kacau, sehingga ujung tulang tidak kembali pada tempatnya.

11. Hernia abdominalis

Hernia abdominalis adalah kelainan otot pada manusia dibagian perut.


Hernia abdominalis terjadi karena sobeknya dinding otot perut sehingga usus
turun ke bawah dan masuk ke dalam rongga perut.
12. Serebral palsi

Serebral palsi merupakan kelainan otot yang terjadi dimana tidak


mampunya otot untuk melakukan gerakan atau keterampilan motorik. Serebral
palsi biasa terjadi berupa bawaan. Hal ini dikarenakan adanya kelainan pada otak.
Diduga kelainan terjadi saat anak dalam kandungan dan terjadi gangguan pada
proses perkembangan. Namun penyebab pastinya belum diketahui. Terapi yang
dapat dilakukan berupa terapi gelombang otak dan pembedahan, namun hal ini
masih sangat jarang.

13. Rhabdomyolysis

Rhabdomyolysis merupakan kelainan dimana otot melepaskan pigmen


mioglobin kedalam darah sehingga akan dibersihkan oleh ginjal. Namun hal
tersebut memperberat kerja dan merusak ginjal. Akibatnya gejala yang dialami
berupa rasa lelah, nyeri otot, dan menyebabkan perubahan warna urin. Kelainan
ini dapat menyerang segala usia. Prinsip utama dari penanganan kelainan ini
adalah mengembalikan fungsi ginjal dengan terapi cairan atau bahkan dengan cuci
darah (dialisis). Selain itu hindari obat-obatan atau zat yang dapat memperberat
kondisi.

14. Fibromyalgia

Fibromyalgia merupakan kelainan otot yang berupa rasa nyeri diseluruh


tubuh. Hal ini dapat menyerang segala usia, namun tersering pada usia diatas 30
tahun. Gejala yang dapat dirasakan adalah mudah merasa nyeri, otot-otot kaku
rasa lelah, gangguan pencernaan, sakit kepala dan konsentrasi menururn.
Penanganan berupa terapi nyeri atas gejala yang dirasakan, konseling dan
fisioterapi.

15. Sindroma Prune-Belly

Sindrom prune-belly merupakan kelainan otot yang bersifat genetik.


Paling sering menyerang bayi laki-laki. Penyebab tersering adalah faktor
keturunan, infeksi intrauterin, preeklampsia, dan hamil muda. Gejala yang terjadi
berupa terdapat lekukan atau kerutan, disertai testis yang belum turun ke skrotum.
Selain itu terdapat kelainan pada sistem berkemih. Penanganan yang dilakukan
berupa bedah untuk memperbaiki fungsi saluran berkemih, serta orkiopeksi untuk
menurunkan testis ke skrotum.

16. Strain

Strain merupakan keadaan dimana cederanya otot atau tendon (terutama


tungkai bawah) akibat aktivitas berlebihan yang menyebabkan terjadinya
peregangan berlebihan sehingga otot atau tendon dapat robek. Gejala yang
dialami berupa nyeri, bengkak, rasa kaku sehingga tidak dapat digerakkan seperti
biasanya. Penanganan yang dapat diberikan yaitu antinyeri, mengistrahatkan otot
dan imobilisasi untuk mempercepat pemulihan.

17. Myotinia
pada kondisi ini otot melakukan relaksasi lebih lambat setelah mengalami
stimulasi atau kontraksi. Hal ini menyebabkan masalah saat manusia meepas
genggaman tangan, dan saat berdiri dari posisi duduk atau tidur. Pengobatannya
termasuk pemberian obat, fisioterapi dan antikonvulsan.
18. Myofascial Pain Syndrome
kondisi ini merupakan kelainan otot kronis yang menyebabkan rasa sakit dan
terbakar pada titik picu yang merupakan titik sensitif pada otot. Hal ini dapat
menyebabkan kekakuan, simpul pada otot dan tidak bisa tidur karena rasa sakit.
Keadaan ini dapat diatasi dengan kortikosteroid, injeksi botulinum dan pijatan dan
fisioterapi.

19. Talipes

Talipes juga disebut sebagai kaki rata dimana otot yang menunjang
lengkungan tubuh melemah dan menyebabkan kerataan pada daerah lengkungan
karena adanya tekanan ke bawah. Terdapat dua jenis dari kerataan kaki, yaitu
kaku dan fleksibel. Jenis fleksibel merupakan jenis yang tidak menyebabkan rasa
sakit dan tidak memiliki gejala. Bisa diatasi dengan menggunakan sepatu korektif
(seatu khusus untuk memperbaiki keadaan kaki yang tidak normal ini),
menggerakkan badan (olah raga) dan pijatan.

20. Tendonitis

merupakan suatu kondisi dimana tendon mengalami peradangan atau


iritasi, dan mengakibatkan tendonitis dan peradangan ini dapat terjadi pada semua
tendon dalam tubuh. Namun, umumnya terjadi di tergelangan tangan, siku, bahu
dan tumit. Keadaan ini menyebabkan rasa sakit, pembengkakan ringan dan
sensitivitas pada daerah yang sakit. Sakit ini dapat diatasi dengan obat penghilang
rasa sakit, istirahat dan kompresan es.

Sumber :

halosehat.com. 2017. 13 Kelainan Otot Pada Manusia Yang Sering Terjadi,


(https://halosehat.com/tips-kesehatan/kesehatan-tubuh/kelainan-otot-pada-
manusia) diakses 3 Oktober 2017

dosenbiologi.com. 2016. Kelainan pada Otot Manusia beserta Gambarnya,


(https://dosenbiologi.com/manusia/kelainan-pada-otot) diakses 3 Oktober 2017

de-fairest.blogspot.co.id. 2014. Kelainan / Penyakit pada Otot, (http://de-


fairest.blogspot.co.id/2014/03/kelainan-penyakit-pada-otot.html) diakses 3
Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai