Anda di halaman 1dari 16

I.

DEFINISI

Myalgia (Nyeri otot) adalah termasuk salah satu keluhan yang cukup sering

diderita manusia. Ada yang mengalami hanya sesaat (misalnya keram otot) atau

sampai beberapa hari, beberapa bulan bahkan menahun tersebut terus menerus

mengganggu dengan intensitas yang berfluktuasi. Nyeri yang timbul hanya

sesaat tentu saja tidak sampai mengganggu aktivitas hidup. Tetapi nyeri yang

timbul terus menerus dapat membuat frustrasi penderita, karena menghambat

aktivitas baik dalam kaitan mencari nafkah, keseharian, maupun rekreasi.

Sehingga pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup penderita. Tidak

jarang penderita akhirnya tergiring untuk mengkonsumsi obat penghilang rasa

sakit dalam jangka panjang. Padahal telah terbukti bahwa semua obat penghilang

nyeri pasti memiliki efek samping yang merugikan jika dikonsumsi berlebihan

atau tanpa kontrol dokter, contohnya bisa menimbulkan gastritis (sakit mag),

keropos tulang, dan menghambat pembentukkan sel darah. Berdasarkan hal

tersebut di atas, maka sebaiknya penanganan nyeri otot harus dilakukan secara

menyeluruh, yaitu dengan mengetahui jenis nyeri otot yang terjadi, faktor

penyebab nyeri otot, kemudian pemberian terapi yang tepat(Bott, 2014).

Myalgia adalah suatu keadaan dimana badan terasa pegal-pegal, mulai

diakibatkan oleh olahraga yang menyebakan tubuh meregang terlalu banyak.

Myalgia yang terjadi tanpa riwayat trauma mungkin disebabkan oleh infeksi

virus.

Myalgia atau disebut juga Nyeri otot merupakan gejala dari banyak penyakit

dan gangguan pada tubuh. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot

yang salah atau otot yang terlalu tegang.Myalgia yang terjadi tanpa riwayat
trauma mungkin disebabkan oleh infeksi virus. Myalgia yang berlangsung dalam

waktu yang lama menunjukkan myopati metabolik, defisiensi nutrisi atau

sindrom fatigue kronik.

II. KLASIFIKASI MYALGIA

Ada beberapa jenis nyeri otot yang kerap terjadi, yaitu : Fibromyalgia,

Myofascial pain, Nyeri otot pasca latihan (post exercise muscle soreness), dan

nyeri otot akibat penggunaan yang berlebihan (overuse injury).

1.Fibromyalgia

Istilah lainnya yaitu rematik otot, adalah suatu penyakit yang ditandai

dengan gejala berupa nyeri otot yang luas, yaitu paling sering pada tengkuk,

punggung atau pinggang. Terdapat beberapa titik nyeri pada area tersebut,

biasanya 11 18 titik yang disebut sebagai tender point, di mana titik tersebut

sangat nyeri bila ditekan tetapi nyeri yang ditimbulkan tidak menjalar. Keluhan

dirasakan lebih dari 3 bulan, disertai adanya gejala gangguan tidur, dan kekakuan

pada pagi hari. Sifat nyeri berupa pegal, panas, rasa seperti terbakar, dapat

disertai rasa kesemutan dan baal (kebas). Penyebab penyakit ini masih belum

diketahui dengan pasti, tetapi disinyalir berhubungan dengan proses hormonal,

sistem kekebalan tubuh dan faktor ketegangan jiwa. Walaupun tidak

menyebabkan kematian, tetapi penyakit ini penyebab penurunan fungsi yang

cukup serius dan menyebabkan penurunan kualitas hidup.


2. Myofascial pain

Suatu penyakit yang mirip fibromyalgia, tetapi perbedaannya pada MP

ditemukan titik nyeri yang lebih sedikit, dan jika ditekan timbul rasa nyeri yang

menjalar ke area tubuh lain. Penyakit ini lebih mudah disembuhkan dengan

penanganan yang tepat dibandingkan fibromialgia. Penyebab penyakit ini

terutama disebabkan karena kesalahan postur atau posisi tubuh dalam waktu

lama dan ketegangan emosi.

3. Post exercise muscle soreness (nyeri otot pasca latihan)

Suatu keluhan yang sesuai namanya, terjadi sesudah melakukan olah raga.

Nyeri timbul pada otot yang banyak melakukan aktivitas saat olah raga, dapat

timbul langsung pasca olah raga atau timbul 8 24 jam kemudian yang mencapai

puncak nyeri pada 24 72 jam pasca olah raga. Nyeri otot yang timbul beberapa

jam sampai beberapa hari pasca olah raga tersebut disebut delayed onset muscle

soreness (DOMS). Penyebab nyeri ini ada beberapa hal antara lain yaitu :

penumpukan sisa pembakaran atau metabolisme otot yang disebut asam laktat,

kekurangan oksigen pada otot yang aktif, serta pengaruh suhu tubuh yang

meningkat pada saat olah raga. Biasanya nyeri akan hilang dengan sendirinya

setelah 5 7 hari. Jika timbul nyeri tersebut sebaiknya beristirahat dahulu selama

beberapa hari. Setelah nyeri hilang dapat mulai dilakukan olah raga dengan

intensitas ringan dahulu untuk kemudian ditingkatkan secara bertahap. Perlu

diingat untuk selalu melakukan latihan peregangan dan pemanasan sebelum

serta sesudah olah raga untuk mencegah terjadinya cedera otot.


4. Overuse injury (nyeri otot akibat penggunaan berlebihan)

Nyeri otot terjadi akibat beberapa hal, yaitu: digunakan berulang (repetitif)

dalam waktu lama, digunakan dalam posisi yang salah dalam waktu lama, akibat

getaran atau akibat penggunaan dengan kekuatan yang besar, misalnya

mengangkat benda yang berat. Akibat adanya aktivitas yang tidak tepat tersebut

menyebabkan terjadinya kerusakan otot yang secara mikroskopik tampak berupa

robekan jaringan disertai adanya proses peradangan, dan karena penggunaan

yang terus menerus maka tidak ada waktu bagi otot tersebut untuk memperbaiki

diri (recovery). Nyeri otot tersebut bisa terjadi pada musisi yang menggunakan

suatu instrumen (gitar, biola) dalam waktu lama, pada olah ragawan, dan juga

pada pekerja kantor. Sama dengan nyeri otot yang timbul pasca olah raga, otot

yang nyeri adalah otot yang banyak bekerja saat melakukan aktivitas, misalnya

pada pekerja kantor yang banyak menggunakan komputer, sering nyeri pada

bahu kanan karena otot bahu kanan selalu bekerja mempertahankan posisi

lengan atas dan tangan untuk mengendalikan mouse komputer, atau pada

pemain gitar bisa timbul nyeri pada bahu kiri, karena otot bahu kiri selalu

mempertahankan posisi lengan kiri untuk memainkan nada dan menyangga

gitar. Nyeri yang timbul berupa perasaan pegal, panas, kebas , dapat disertai

bengkak dan kemerahan.

III. ETIOLOGI

1. Umum

a. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah atau otot

yang terlalu tegang.


b. Myalgia yang berlangsung dalam waktu yang lama menunjukkan myopati

metabolik,defisiensi nutrisi atau sindrom fatigue kronik.

c. Kelelahan (setelah latihan tidak terbiasa atau mengikuti kontraksi intens

kejang).

d. Cedera langsung pada otot (memar, luka atau cedera tekan).

2. Gangguan Sistemik

a. Virus (influenza, Epstein-Barr, herpes simpleks, poliomielitis)

b. Infeksi bakteri (radang tenggorokan, penyakit Lyme, tetanus)

c. Jamur (Histoplasmosis)

d. Parasit (malaria, toksoplasmosis, trichinosis)

3. Imunisasi

a. Vaksinasi terhadap berbagai penyakit)

b. Obat (antikonvulsan, antibiotika, agen antikanker, meurunkan kolesterol

agen, diuretik)

c. Penyalahgunaan obat

d. Racun

4. Penyebab Lain

a. Kekurangan vitamin C dan B kompleks

b. Kekurangan mineral dan elektrolit (kalsium, fosfor, magnesium, kalium,

natrium)
IV. PATOFISIOLOGI

Gejala umum nyeri otot ini, di samping rasa sakit, adalah pembengkakan pada

otot. setelah latihan yang menyebabkan nyeri yang sangat parah, otot tampak lebih

besar dari sebelumnya. Namun ini terjadi bukan karena massa otot yang meningkat,

tetapi lebih karena otot mengalami peradangan sebagai respon terhadap kerusakan

mikroskopis pada otot.

1. Peranan Asam Laktat pada Otot

Asam laktat sangat penting karena memungkinkan tubuh untuk mengubah

glikogen menjadi energi tanpa perlu kehadiran oksigen, seperti glikolisis aerobik

normal (proses dimana tubuh menggunakan glikogen untuk energi). Dengan

mengubahnya menjadi asam laktat dan bukannya ATP seperti biasa, ketika tidak

ada oksigen yang banyak tersedia, memungkinkan proses glikolisis untuk

berlangsung selama beberapa menit, bukan hanya beberapa detik. Setelah tubuh

memiliki cukup cadangan oksigen, glikogen dapat kembali dikonversi ke ATP dan

asam laktat dapat dikonversi kembali menjadi glukosa oleh hati dan jaringan lain

yang akan digunakan kemudian. Hal ini membuat penggunaan glikogen jauh lebih

efisien ketika tubuh kekurangan pasokan oksigen.

Bagaimana otot menggunakan asam laktat sebagai bahan bakar adalah sebagai

berikut. Sel-sel otot mengkonversi glikogen menjadi asam laktat ketika tidak ada

cukup oksigen untuk mengubahnya menjadi adenosin trifosfat (ATP). Asam laktat

kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh mitokondria, yang merupakan

penghasil energi dalam sel otot.


Pelatihan ketahanan secara intens dapat meningkatkan massa mitokondria

dalam sel otot lebih dari dua kali lipat, yang dapat membantu otot dalam

kemampuan untuk menggunakan asam laktat sebagai bahan bakar. Hal ini

memungkinkan otot-otot untuk bekerja lebih keras dan lebih lama dalam situasi

cadangan oksigen rendah. Jadi salah satu alasan atlet terlatih dapat tampil lama saat

bertanding adalah karena pelatihan intensif mereka sebenarnya memungkinkan

otot-otot mereka sel untuk menyerap asam laktat lebih cepat dan lebih efisien

karena massa mitokondria yang lebih besar.

2. Penyebab Nyeri Otot

Nyeri otot sekarang dipahami disebabkan oleh karena kerusakan mikro yang

terjadi di dalam sel-sel otot itu sendiri. Hal ini terjadi ketika melakukan beberapa

aktivitas dimana otot sebelumnya jarang digunakan tiba-tiba harus melakukan kerja

yang jauh lebih berat daripada biasanya.

Nyeri otot disebabkan oleh gangguan ultrastruktural dari myofilaments,

terutama karena kerusakan jaringan ikat otot itu sendiri. Biopsi otot yang diambil

sehari setelah latihan keras sering menunjukkan perdarahan dari filamen yang

mengikat serat otot tersebut. Rasa sakit kemudian dianggap sebagian besar karena

kerusakan pada jaringan ikat, yang pada gilirannya meningkatkan sensitivitas

nociceptors otot tersebut (reseptor nyeri), hal ini kemudian menyebabkan rasa sakit

pada saat otot-otot tersebut sedang digunakan.

Ujung saraf nociceptive pada otot dan jaringan lain dilengkapi dengan banyak

reseptor endogen nyeri. Salah satunya adalah purinergic reseptor yg diaktivasi oleh

adenosin tripospat (ATP) dan vaniloid reseptor yang sensitif terhadap penurunan

pH. Reseptor purinergic di aktivasi oleh kerusakan jaringan yang disebabkan


nekrosis sel yang diikuti pelepasan ATP. pH yang rendah terdapat pada banyak

kondisi patologis seperti iskemia dan inflamasi. Pada level medullar dan spinal lesi

pada nyeri otot merangsang perubahan neuroplastik yang menghasilkan

hyperexcitability dan hiperaktivitas neuron nociceptive. Keadaan tersebut

menyebabkan nyeri spontan dan hiperalgesia pada pasien. Transisi dari myalgia

akut menjadi kronis ketika terjadi perubahan fungsional dan struktural. Pasien

dengan perubahan morfologi dari sistem nociceptive sulit untuk disembuhkan

karena dibutuhkan waktu kembali kekeadaan normal


V. MANIFESTASI KLINIK

1. Nyeri

Nyeri terbatas di suatu daerah, nyeri bisa timbul lebih mendadak danlebih

tajam. Pada kedua keadaan di atas, nyeri biasanya akan semakinburuk jika

jaringan lunak yang terkena mengalami kelelahan, keteganganatau

digunakan secara berlebihan. Jika dilakukan penekanan akan timbul nyeri

tumpul.

2. terjadi kekakuan dan kejang otot

Jaringan fibrosa atau otot mana saja bisa terkena, tetapi yang paling

seringterkena adalah daerah leher, bahu, dada dan sela iga, punggung

bagianbawah dan paha.

3. Tidur nonrestoratif

(tidur tidak mengembalikan kebugaran, bahkan ketika bangun badan terasa

lebih lelah).

4. Kecemasan

5. Depresi

6. Kelelahan

VI. PENATALAKSANAAN

1. Merubah gaya hidup : mengubah pola kerja, mengurangi lama kerjadan

melibatkan diri dalam aktivitas aerobik ringan. Aktivitas

diyakinimemperbaiki kadar serotonin dan meningkatkan oksigenasi otot

sehingga kekuatan otot meningkat. Kombinasi latihan aerobik ringan setiap

hari, tidur teratur dengan waktu yang cukup dan pemberian salah satu dari
beberapa macam obat untuk memperbaiki tidur membuat kesehatan pasien

mialgia menjadi lebih baik

2. Menghentikan kebiasaan minum kopi dan stimulan lain seperti alkohol

karena kedua minuman ini cenderung menekan tidur. Analgesik

seringdigunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien fibromialgia. Tramadol

yang merupakan obat NSAID non opioid cukup aman untuk digunakan dalam

jangka waktu lama. Benzodiazepin terkadang digunakan untuk memutus

siklusgangguan tidur dan mengurangi spasme otot, tetapi obat ini dapaat

menimbulkan masalah putus obat.

VII. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktivitas / istirahat
Gejala :
Kelemahan
Letih
Napas pendek
Gaya hidup monoton
Tanda :
Frekuensi jantung meningkat
Perubahan irama jantung
Takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner / katup, penyakit serebrovaskuler
Tanda :
Kenaikan TD
Nadi : denyutan jelas
Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
Bunyi jantung : murmur
Distensi vena jugularis
Ekstermitas: Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi
perifer ), pengisian kapiler mungkin lambat

3. Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
marah, faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
Letupan suasana hati
Gelisah
Penyempitan kontinue perhatian
Tangisan yang meledak
otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
Peningkatan pola bicara

4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi,
riwayat penyakit ginjal ).
5. Makanan / Cairan
Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol.
Gejala:
Mual
Muntah
Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
BB normal atau obesitas
Edema
Kongesti vena
Peningkatan JVP
Glikosuria
6. Neurosensori
Gejala :
Keluhan pusing / pening, sakit kepala
Episode kebas
Kelemahan pada satu sisi tubuh
Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
Episode epistaksis
Tanda :
Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau
memori (ingatan)
Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
Perubahan retinal optik
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
nyeri hilang timbul pada tungkai
sakit kepala oksipital berat
nyeri abdomen

8. Pernapasan
Gejala :
Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
Takipnea
Ortopnea
Dispnea nocturnal proksimal
Batuk dengan atau tanpa sputum
Riwayat merokok
Tanda :
Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
Sianosis
9. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien
10. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM , penyakit serebrovaskuler, ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
Penggunaan obat / alkohol

B. Pemeriksaan Fisik

a. Pengkajian Skeletal Tubuh

Hal-hal yang perlu dikaji pada skelet tubuh, yaitu :

1. Adanya deformitas dan ketidaksejajaran yang dapat disebabkan

olehpenyakit sendi

2. Pertumbuhan tulang abnormal. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya

tumor tulang.

3. Pemendekan ekstrimitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak

sejajar secara anatomis.

4. Angulasi abnormal pada tulang panjang, gerakan pada titik bukan

sendi,teraba krepitus pada titik gerakan abnormal, menunjukkan

adanya patah tulang.

b. Pengkajian Tulang Belakang

Deformitas tulang belakang yang sering terjadi perlu diperhatikan yaitu:


1. Skoliosis (deviasi kurvantura lateral tulang belakang)

a) Bahu tidak sama tinggi

b) Garis pinggang yang tidak simetris

c) Skapula yang menonjol

Skoliosis tidak diketahui penyebabnya (idiopatik), kelainan

kongenital,atau akibat kerusakan otot para-spinal, seperti poliomielitis.

2. Kifosis (kenaikan kurvantura tulang belakang bagian dada). Sering

terjadipada lansia dengan osteoporosis atau penyakti neuromuskular.

3. Lordosis (membebek, kurvantura tulang bagian pinggang

yangberlebihan. Lordosis bisa ditemukan pada wanita hamil

Pada saat inspeksi tulang belakang sebaiknya baju pasien dilepas

untuk melihatseluruh punggung, bokong dan tungkai. Pemeriksan

kurvantura tulang belakangdan kesimetrisan batang tubuh dilakukan

dari pandangan anterior, posterior danlateral. Dengan berdiri di

belakang pasien, perhatikan setiap perbedaan tinggibahu dan krista

iliaka. Lipatan bokong normalnya simetris. Kesimetrisan

bahu,pinggul dan kelurusan tulang belakang diperiksa dalam posisi

pasien berdiritegak dan membungkuk ke depan.

c. Pengkajian Sistem Otot

Pengkajian sistem otot meliputi kemampuan mengubah posisi,

kekuatan dankoordinasi otot, serta ukuran masing-masing otot.

Kelemahan sekelompok ototmenunjukkan berbagai kondisi seperti

polineuropati, gangguan elektrolit,miastenia grafis, poliomielitis dan


distrofi otot.Palpasi otot dilakukan ketika ekstrimitas rileks dan

digerakkan secara pasif,perawat akan merasakan tonus otot. Kekuatan

otot dapat diukur dengan memintapasien menggerakkan ekstrimitas

dengan atau tanpa tahanan. Misalnya, otot bisep yang diuji dengan

meminta klien meluruskan lengan sepenuhnya,kemudian fleksikan

lengan melawan tahanan yang diberikan oleh perawat.Tonus otot

(kontraksi ritmik otot) dapat dibangkitkan pada pergelangan

kakidengan dorso-fleksi kaki mendadak dan kuat, atau tangan dengan

ekstensi pergelangan tangan.Lingkar ekstrimitas harus diukur untuk

memantau pertambaan ukuran akibatedema atau perdarahan,

penurunan ukuran akibat atrofi dan dibandingkanekstrimitas yang

sehat. Pengukuran otot dilakukan di lingkaran terbesar ekstrimitas,

pada lokasi yang sama, pada posisi yang sama dan otot dalam keadaan

istirahat.

Gradasi Kekuatan Otot


1.(zero) Tidak ada kontraksi saat palpasi, paralisis
2.(Trace) Terasa adanya kontraksi otot, tetapi tidak ada gerakan
3.(Poor) Dengan bantuan atau menyangga sendi dapat melakukan
gerakan sendi(range of motion,ROM) secara penuh
4.(Fair) Dapat melakukan gerakan sendi (ROM) secara penuh
dengan melawangravitasi, tetapi tidak dapat melawan
tahanan
5.(Good) Dapat melakukan ROM secara penuh dan dapat melawan
tahanan tingkat sedang
6.(Normal) Dapat melakukan gerakan sendi (ROM) secara penuh dan
dapat melawan gravitasi dan tahanan

C. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan ketegangan atau kekakuan otot

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri


3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakitnya

Anda mungkin juga menyukai