Anda di halaman 1dari 19

TUGAS INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny.W


DENGAN DIAGNOSA BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

Disusun Untuk Memenuhi Penugasan Individu Program Profesi Ners


Departemen Keperawatan Anak

Oleh:

Muhammad Syaifulloh Mahdzur


1900700300011049
Kelompok 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWJAYA
MALANG
2020
PENGKAJIAN KEPERAWATAN NEONATUS

A. Identitas Klien
Nama Bayi : By. Ny W
Lahir/Usia : 02-11-2019 (31 hari)
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Register : 1146xxxx
Tanggal Masuk : 8-11-2019
Tanggal Pengkajian : 2-12-2019
Nama Ayah : Tn. K
Nama Ibu : Ny. W
Alamat : Kedungkandang
Suku : Jawa
Pendidikan Ayah/Ibu : SMK/SMK Pekerjaan
Ayah/Ibu : Pabrik/IRT
Usia Ayah/Ibu : 20th/19th
Diagnosa Medis :
- Prematur/BBLR
- Neonatal Pneumonia
- Medical NEC
- Sepsis
- Upper GI bleeding

B. Keluhan utama
- MRS
Ibu pasien mengatakan 1 hari setelah kelahiran pasien mengalami sesak yang ditandai dengan
adanya retraksi dinding dada, pernapasan cuping hidung. Pasien juga muntah-muntah
berwarna hijau kecoklatan. Ibu klien mengatakan klien muntah setiap diberikan ASI.

- Saat pengkajian:
Saat pengkajian, keadaan umum pasien masih lemah. Pasien masih sesak dan terdapat retraksi
dinding dada, terpasang oksigen nasal canul dengan 0,5 Lpm. Pasien sudah tidak muntah
dan diberi minum ASI/SF lewat OGT (Orogastric Tube). Pasien demam dengan suhu
38,8°C.
C. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Ibu klien mengatakan klien bayi laki-lakinya lahir pada tanggal 2-11-2019 di RSUD Kota
Malang. Kemudian bayi dikeluhkan sesak sejak lahir, lahir secara spontan dengan umur kehamilan
32-33 minggu dan BB=1800 gr. Bayi lahir secara prematur dan tidak langsung menangis dan
muntah-muntah berwarna hijau kecoklatan. Sempat dilakukan resusitasi dan selanjutnya dipasang
CPAP mode biphasic triggerapneu setting PEEP 7 dan FIO2 30% setiap diberikan ASI sekitar 3-4
kali sehari. Setelah itu klien di rujuk ke RSUD dr. Saiful Anwar pada tanggal 8 November 2109.
Pada saat di RSSA dengan keluhan sesak yang disertai retraksi dinding dada dan pernapasan
cuping hidung, serta muntah-muntah sebanyak 3-4x sehari. Keadaan umum klien lemah dengan
tingkat kesadaran 456, hasil TTV klien: nadi: 130x/menit, RR: 50x/menit, suhu: 36,8°C.
Saat pengkajian, keadaan umum klien masih lemah dengan tingkat kesadaran 456. Hasil TTV
klien demam dengan suhu: 38,8°C, nadi: 198x/menit, RR: 60x/menit, SpO 2 100%, akral hangat,
CRT>2detik, BB: 1620 gram, PB: 43 cm. Pasien terpasang NCPAP PEEP 6 cm H 2O dan FiO2
21%. Klien mendapatkan infus D10% + NaCl 3% 6 cc + KCl 7,4% 3 cc+ Ca Glukonat 10% 3cc
dengan kecepatan 6 cc/jam. Klien diberikan ASI/SF 8 x 20 cc via OGT.

D. Riwayat Klien
Usia gestasi : 33 minggu
Berat Badan Lahir : 1800 gram
Panjang Lahir : 43 cm
Tempat Lahir : RSUD Kota Malang
Keluhan : tidak ada keluhan

E. Riwayat Kehamilan
Perawatan Antenatal (ANC) : P Teratur (tiap bulan) □ Tidak teratur
Tempat Pemeriksaan (ANC) : Bidan
Komplikasi kehamilan : □ Diabetes □ Eklamsi □ Jantung □ Hipertensi
 Lainnya, sebutkan: ibu klien mengalami keputihan
F. Riwayat Persalinan yang Lalu
No BB lahir Jenis Jenis Komplikas Kondisi Riwayat
Kelamin Persalina i Pesalina Imunisasi
n n

G. Pengkajian Fisik Neonatus


1. Keadaan umum : tampak lemah
a. Kesadaran : compos mentis
b. Tanda-tanda vital
TD : - mmHg Nadi : 198x/menit PB saat pengkajian : 43 cm
Suhu : 38,8 °C RR : 60x/menit BB saat pengkajian: 1620 gram

2. Kulit
a. Warna kulit : □Pink P Pucat □ Kuning □ Mottled
b. Sianosis : □ Pada kuku □ Pada sekitar mulut □ Pada sekitar mata
□ Ekstremitas atas □ Ekstremitas bawah □ Pada seluruh tubuh
 tidak ada sianosis
c. Kemerahan (rash) : □ Ada , sebutkan P Tidak ada
d. Tanda lahir : □ Ada, sebutkan :.tidak ada
e. Turgor kulit : P Elastis □ Tidak elastis □ Edema
f. Suhu : 38,8 °C

3. Leher dan kepala


a. Lingkar kepala : 29 cm
b. Fontanel anterior : P Lunak □ Tegas □ Datar □ Menonjol□ Cekung
c. Satura sagital : P Tepat □ Terpisah □ Menjauh □ Tumpang Tindih
d. Gambaran wajah : P Simetris □ Asimetris
e. Caput succeddeneum : tidak ada
f. Cephal hematoma : tidak ada
g. Telinga : PNormal □ Abnormal □ Lainnya, sebutkan :..................................
h. Hidung : P Simetris □ Asimetris □ Keluaran □ Nafas cuping hidung
□ Lainnya, sebukan ..........................
i. Mata : P Bersih □ Keluaran □ Ikterik □ Perdarahan
□ Jarak interkantus..................cm
j. Mulut : □ Bibir sumbing □ Sumbing langit-langit/palatum (Normal)
Mukosa Mulut : P Lembab □ Kering

4. Dada dan paru


a. Bentuk : √ Simetris □ Asimetris
b. Down Score :

Nilai 0 1 2

Frekuensi Nafas □ ≤ 60x/mnt  60-80x/mnt □ ≥ 80x/mnt

Retraksi □ Tidak ada  Retraksi ringan □ Retraksi berat

Sianosis  Tidak ada □ Hilang dengan O2 □ Menetap dengan O2

Air Entry  Ada □ Menurun □ Tidak terdengar

(udara masuk)

Merintih  Tidak ada □ Terdengar dengan □ Terdengar tanpa alat

stetoskop bantu

Jumlah skor 2

 Skor < 3 : Tidak ada gawat nafas


 Skor 3-6 : Gawat nafas
 Skor > 6 : Ancaman gawat nafas
c. Suara nafas : P Kanan kiri sama □ Tidak sama
□ Ronkhi □ Wheezing
d. Respirasi :
□ Spontan tanpa alat bantu
 Spontan dengan alat bantu, sebutkan: Nasal canul 0,5 lpm
□ Tidak spontan, sebutkan :

5. Jantung
a. Bunyi jantung : P S1 P S2 □ Murmur □ Lain-lain, sebutkan :.........................
b. CRT : > 2 dtk
c. Denyut nadi : Frekuensi : 198 x/menit
 Kuat □Lemah □ Teratur □ Tidak teratur

6. Abdomen
a. Lingkar perut : 35 cm
 Lunak □ Tegas □ Datar □ Distensi
b. Umbilikus/tali pusat : □ Basah □ Kering □ Bau
□ Warna. P Tali pusat sudah terlepas

7. Genital
□ Perempuan normal
 Laki-laki normal
□ Abnormal, sebutkan: .....................................................................

8. Anus
 Normal □ Tidak normal, sebutkan:
□ Pengeluaran mekonium □ Hari ke 1

9. Ekstermitas
a. Gerakan : PBebas □ Terbatas □ Tidak terkaji
b. Ekstermitas atas : PNormal □ Abnormal, sebutkan : ......................................
c. Ekstermitas bawah : P Normal □ Abnormal, sebutkan :

10. Spina atau Tulang Belakang


 Normal □ Abnormal, sebutkan :

11. Refleks primitif


Moro :P
Menggenggam : □ Kuat P Lemah
Menghisap : □ Kuat P Lemah
Rooting :P
Babinski :P

12. Tonus atau Aktivitas


a. Aktivitas : P Aktif □Tenang □ Letargi □ Kejang
b. Menangis : □ Keras P Lemah □ Melengking □ Sulit menangis
H. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI : Iya
b. Pemberian susu formula : Tidak
c. Jumlah pemberian : 8 x 20 cc/hari
d. Cara pemberian : melalui OGT

I. Riwayat Sosial
a. Struktur keluarga
Genogram :

46 hari

Keterangan:

:Perempuan

: Laki-laki

: Garis perkawinan

: Garis keturunan

: Tinggal serumah

: Klien

b. Kelahiran sekarang diharapkan / tidak diharapkan : ibu klien mengatakan kelahiran anaknya
diharapkan
c. Praktik budaya yang berhubungan dengan kelahiran : budaya yang biasa dilakukan keluarga
adalah tasyakuran
d. Perencanaan makan bayi : bayi akan diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, dan MPASI jika
sudah lebih dari 6 bulan
e. Masalah sosial/ekonomi yang penting : tidak ada
f. Hubungan orang tua dengan bayi: orangtua bayi berharap By. W cepat sembuh agar bisa
kembali ke Rumah dan dirawat orangtua secara mandiri
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM(28-11-2019)

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL Ket

Hb 12.20 gr/dl 11,4-15,1 g/dL

Eritrosit 4.32 106/uL 4,0-5,0 106/uL

Leukosit 19.38 103/uL 4,7-11,3 106/uL ↑

Hematokrit 36 % 38-42 % ↓

Trombosit 234 103/uL 142-424 103/uL

MCV 83.30 fL 80-93 fL

MCH 28.20 pg 27-31 pg

MCHC 33.90 32-36 g/dL

RDW 15.60 % 11,5-14,5 % ↑

PDW 13,4 fL 9-13 ↑

MPV 11,4 fL 7,2-11,1 ↑

P-LCR 34,7 % 15,0-25,0 ↑

PCT 0,27 % 0,150-0,400

NRBC absolut 0,00 103/uL 0

NRBC Percent 0,0 % 0

Hitung jenis
Eosinofil 0,1 % 0-4 %

Basofil 0,3 % 0-1 %

Neutrofil 70,2 % 51-67 % ↑

Limfosit 23,6 % 25-33 % ↓

Monosit 5,8 % 2-5 % ↑

Eosinofil Absolut 0,02 103/uL

Basofil Absolut 0,06 103/uL

Neutrofil Absolut 13,60 103/uL

Limfosit Absolut 4,57 103/uL

Monosit Absolut 1,13 103/uL 0,16-1 ↑


Immature granulosit 3,10

Immature granulosit % 0,61 %

Elektrolit

Kalsium (Ca) 9,4 mg/dL 7,6-11

Phospor 4,0 mg/dL 2,7-4,5

Elektrolit Serum

Natrium (Na) 130 mmol/L 136 – 145 mmol/L ↓

Kalium (K) 4,24 mmol/L 3,5 – 5 mmol/L

Klorida (Cl) 87 mmol/L 98 – 106 mmol/L ↓

Faal Hati

ALT/SGPT 100 U/l 0 – 41 ↑

Albumin 2,72 g/dL 3,5 – 5,5 ↓

Faal Ginjal

Ureum 44,7 mg/dL 7,6 – 11,0 mg/dL ↑

Kreatinin 0,65 mg/dL < 1,2 mg/dL

Imunoserologi

Tiroid

Free T4 1,01 ng/dL 0,89 – 2,20 ng/dL

TSH 7,07 µU/mL 0,72 – 11,0 µU/mL

Test lain

Procalcitonin 0,79 ng/mL < 0,5 risiko rendah untuk ↑


terjadinya sepsis berat
atau syok septik

>0,5 risiko tinggi untuk


terjadinya sepsis berat
atau syok septik
Hasil Pemeriksaan Radiologi 29-11-2019
Kesimpulan:
- Tampak infiltrat pada suprahiller kanan kiri
- Dilatasi gaster
- Tampak penebalan dinding small intestine
- Pneumonia
- Suspeck NEC grade 1
Terapi
 O2 NC PAP PEEP 7 cmH2O
 FiO2 21%
 Infus D10%
 NaCl 3% 6 cc
 Kcl 7,4% 3 cc
 Cagluc 10% 3 cc
 Aminosteril 6% 132 cc
 Lipid 20% 50 cc
 Injeksi:
- Aminopilin 2 x 1.5mg
- Fluconazole 1x20 mg
- Gentamicin 1x10 mg
- Paracetamol 4 x 20 mg
- Ampi. Subactam 3x60 mg
 Per oral
- Interlac 1x 5 tetes
- Restatin 3x1 cc
- Eritromycin 3 x 10 mg
 Diet ASI 8 x 30 cc
ANALISA DATA

Nama Pasien : An. A


Diagnosa : Gastroenteritis Akut (GEA), dehidrasi sedang

MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
2 Paru-paru imatur dan atau imunologi
DS: Pola napas tidak efektif
rendah

DO:
Virus/bakteri mudah masuk
 Sesak napas (+)
 Retrasksi dinding dada (+)
Terjadi infeksi di paru-paru
 Cuping hidung (+)
 Menggunakan Otot bantu pernapasan
Pneumonia
 RR : 60x/menit
 Terpasang CPAP dengan seting PEEP 6
Terjadi proses peradangan
cmH2O dan FiO2 21%
 Lahir premature 32-33 minggu
Pengembangan paru-paru terganggu
 Hasil radiologi :
karena proses peradangan
- Tampak infiltrat pada suprahiller
kanan kiri
Pola napas tidak efektif
- Pneumonia

Lahir premature
DS: Hipertermia

Imunologi imature
DO:
 Px demam
Virus/bakteri mudah masuk
 Akral hangat
 Suhu : 38,8oC
Terjadi proses infeksi
 Nadi tinggi/takikardia : 198x/menit
 Peningkatan leukosit (19.38 103/uL) Respon peradangan

Hipertermia

Lahir premature
DS: Risiko Infeksi

Imunologi imature
DO:

 tanda-tanda vital : Suhu 38,8 ° C, Virus/bakteri mudah masuk


nadi 198 x/mnt, RR : 60 x/mnt
 CRT > 2 detik
Risiko infeksi
 procalcitonin = 0,79 ng/mL (> 0,5
risiko tinggi sepsis berat)
 neutrophil menunjukkan
meningkat 70,2%
 Peningkatan leukosit (19.38
103/uL)
 Hasil radiologi :
- pneumonia
- Suspeck NEC grade 1
Kelahiran premature Risiko Defisit Nutirisi
DS :
DO :
Terjadi NEC (Necrotizing
Pengkajian ABCD :
Enterocolitis) atau infeksi lain
 Antropometri
- BB saat lahir (tgl. 2-11-2019) =
Terjadi proses peradangan
1800 gr
- BB sekarang (tgl. 2-12-2019) =
Menekan lambung
1620 gr
- Lingkar kepala = 29 cm
Dilatasi gaster
- PB = 43 cm
 Biokimia
Muntah
- Albumin dibawah normal : 2,72
d/dL
Organ pencernaan kurang berfungsi
 Clinical Sign
dengan baik
- Warna kulit pucat
- Terpasang OGT
Nutrisi tidak dapat terabsorbsi atau
- Lemah
tercerna dengan baik
proses peradangan
 Diet
Terjadi peningkatan metabolisme
- parenteral : D10%, aminosteril 6%
132 cc, Lipid 20% 50 cc
- diit enteral OGT : ASI 8x20cc Membutuhkan energi berlebih

Nutrisi masuk kurang

Risiko defisit nutrisi


DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Berdasarkan prioritas)

Ruang : Ruang x
Nama Pasien : By.Ny.A

Diagnosa : Prematur/BBLR, Neonatal Pneumonia dan Medical NEC

TANGGAL
No. TANGGAL TANDA
DIAGNOSA KEPERAWATAN TERATAS
Dx MUNCUL TANGAN
I
1 02/12/2019
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
hambatan upaya napas dibuktikan dengan pasien
tampak sesak napas, retraksi dada+, RR :
60x/menit, hasil radiologi menunjukkan
pneumonia dan terdapat infiltrat pada suprahiller
kanan dan kiri

2 02/12/2019
Hipertemi berhubungan dengan proses penyakit
(infeksi) dibuktikan dengan suhu tubuh 38,80C,
akral hangat, takikardi (HR 198xmenit)

3 02/12/2019
Risiko infeksi dibuktikan dengan kadar leukosit
diatas normal, prolactin > 0,5 yang mana
menunjukkan risiko sepsis berat, neutrophil diatas
normal

4 02/12/2019
Risiko defisit nutrisi dibuktikan dengan terjadi
penurunan berat badan, albumin dibawah normal,
terpasang OGT dan menunjukkan tanda-tanda
infeksi
Rencana Keperawatan

No Diagnosis keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


1 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Manajemen jalan napas
berhubungan dengan Obeservasi
maka pola napas dapat meningkat dengan kriteria hasil
hambatan upaya napas 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
dibuktikan dengan sebagai berikut : napas)
pasien tampak sesak 2. Monitor bunyi napas tambahan (ronchi, wheezing)
Standar Indikator capaian
napas, retraksi dada+, RR Keterangan 3. Monitor sputum (jumlah. Warna, aroma)
Luaran
: 60x/menit, hasil Akhir Awal Terapeutik
Keseluruhan Awal Target
radiologi menunjukkan Dispnea 3 5 1:Meningkat 4. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head tilt
pneumonia dan terdapat 2 : Cukup dan chin lift
infiltrat pada suprahiller meningkat 5. Posisikan semi fowler
kanan dan kiri 3 : Sedang 6. Lakukan fisioterapi dada bila perlu
4: Cukup 7. Lakukan pengisapan lendir bila perlu
menurun 8. Lakukan hiperoksigenasi semeblum pengisapan
5:Menurun 9. Berikan oksigen jika perlu
Penggunaan 3 5 1:Meningkat Kolaborasi
otot bantu 2 : Cukup
10. Kolaborasi pemberian bronkodilator/mukolitik dsb
pernapasan meningkat
3 : Sedang
4: Cukup Pemantauan Respirasi
menurun Obeservasi
5:Menurun 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
Frekuensi 2 5 1:Memburuk napas
napas 2 : Cukup 2. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
memburuk hiperventilasi, kussmaul, chyene stokes, dsb)
3 : Sedang 3. Monitor adanya sputum
4: Cukup 4. Auskultasi bunyi napas
membaik
5. Monitor saturasi oksigen
5:Membaik
1:Memburuk
6. Monitor nilai AGD
Kedalaman 3 5
napas 2 : Cukup Terapeutik
memburuk Atur interval pemantauan respirasi
3 : Sedang
4: Cukup
membaik
5:Membaik

No Diagnosis keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


2 Hipertemi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Menejemen Hipertemia (I. 15506)
dengan proses penyakit Observasi
maka termoregulasi dapat membaikt dengan kriteria hasil
(infeksi) dibuktikan 1. Identifikasi penyebab hipertermia
dengan suhu tubuh sebagai berikut : 2. Monitor suhu tubuh
38,80C, akral hangat, 3. Monitor kadar elektrolit
Standar Indikator capaian
takikardi (HR 198xmenit) Keterangan 4. Monitor haluaran urine
Luaran
Akhir Awal 5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Keseluruhan Awal Target
Kulit merah 3 5 1:Meningkat Terapeutik
2 : Cukup 1. Sediakan lingkungan yang dingin
meningkat 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3 : Sedang 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4: Cukup 4. Berikan cairan oral
menurun 5. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
5:Menurun hiperhidrosis
Takikardia 3 5 1:Meningkat 6. Lakukan pendinginan eksternal
2 : Cukup
7. Berikan oksigen bila perlu
meningkat
3 : Sedang
Edukasi
4: Cukup 1. Anjurkan tirah baring
menurun
5:Menurun
Suhu Tubuh 2 5 1:Memburuk
2 : Cukup
memburuk
3 : Sedang
4: Cukup
membaik
5:Membaik
No Diagnosis keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
3 Risiko infeksi dibuktikan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Pencegahan Infeksi
dengan kadar leukosit Observasi
maka tingkat infeksi dapat menurun dengan kriteria hasil
diatas normal, prolactin 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
> 0,5 yang mana sebagai berikut : Terapeutik
menunjukkan risiko 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
sepsis berat, neutrophil Standar pasien
Indikator capaian
diatas normal Luaran Keterangan 3. Pertahankan teknik aspektik
Keseluruhan Awal Target Akhir Kolaborasi
Demam 3 5 1:Meningkat 4. Kolaborasi pemberian antibiotik
2 : Cukup
meningkat Pemantauan Tanda Vital
3 : Sedang Obeservasi
4: Cukup 1. Monitor tekanan darah
menurun
2. Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama)
5:Menurun
3. Monitor pernapasan
Kemerahan 4 5 1:Meningkat
2 : Cukup 4. Monitor suhu tubuh
meningkat 5. Monitor oksimetri
3 : Sedang 6. Monitor tekanan nadi
4: Cukup 7. Monitor saturasi oksigen
menurun Terapeutik
5:Menurun 8. Atur interval pemantauan
Engkak 5 5 1:Meningkat
2 : Cukup
meningkat
3 : Sedang
4: Cukup
menurun
5:Menurun
Kadar sel 3 5 1:Memburuk
darah putih 2 : Cukup
memburuk
3 : Sedang
4: Cukup
membaik
5:Membaik
Kultur darah 4 5 1:Memburuk
2 : Cukup
memburuk
3 : Sedang
4: Cukup
membaik
5:Membaik

No Diagnosis keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


4 Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam maka Manajemen Nutrisi 200
dibuktikan dengan status nutrisi bayi dapat membaik dengan kriteria hasil: Obeservasi
terjadi penurunan berat 1. Identifikasi status nutrsi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
badan, albumin dibawah Indikator capaian Keterangan 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Standar Luaran
normal, terpasang OGT 4. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Keseluruhan
dan menunjukkan tanda- Awal Target Akhir 5. Mmonitor berat badan
tanda infeksi Berat badan 3 5 1:menurun 6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
2 : Cukup Terapeutik
menurun 7. Berikan suplemen makanan jika perlu
3 : Sedang 8. Hentikan pemberian makanan melalui OGT jika asupan
4: Cukup oral dapat ditoleransi
meningkat Kolaborasi
9. Kolaborasi dengan ahli gizi
5:meningkat
Panjang badan 3 5 1:menurun Manajjemen Nutrisi Parenteral
2 : Cukup Obeservasi
menurun 1. Identifikasi pemberian nutrisi parenteral
3 : Sedang 2. Identifikasi jenis akses parenteral yang diperlukan
4: Cukup Terapeutik
meningkat 3. Berikan nutrisi parenteral sesuai indikasi
5:meningkat 4. Atur kecepatan pemberian dengan tepat
Kulit kuning 5 5 1:Meningkat 5. Gunakan infus pump
Kolaborasi
2 : Cukup
6. Kolaborasi nutrisi parenteral yang akan dimasukkan
meningkat
3 : Sedang Pemberian Makan Enteral
4: Cukup Obeservasi
menurun 1. Periksa posisi OGT dengan memeriksa residu lambung
2. Monitor rasa penuh, muntah
5:Menurun
3. Monitor residu lambung setiap 4-6 jam selama 24 jam
Sklera kuning 5 5 1:Meningkat pertama kemudian tiap 8 jam jika perlu
2 : Cukup 4. Monitor pola buang air besar
meningkat Terapeutik
3 : Sedang 5. Berikan dan fiksasi pada selang untuk mempertahankan
4: Cukup lokasi yang tepat
menurun 6. Ukur residu sebelum pemberian
7. Peluk dan bicara dengan bayi selama diberikan makan
5:Menurun untuk menstimulasi aktivitas makan
pucat 3 5 1:Meningkat 8. Hindari pemberian makanan lewat selang 1 jjam
2 : Cukup sebelum prosedur atau pemindahan pasien
meningkat Kolaborasi
3 : Sedang 9. Kolaborasi pemilihan jenis dan jumlah makanan enteral
4: Cukup
Pemberian Makan Parenteral
menurun
Obeservasi
5:Menurun 1. Identifikasi terapi yang diberikan sesuai untuk usia,
Lapisan lemak 3 5 1:Memburuk kondisi, dosis, kecepatan dan rute
2 : Cukup 2. Monitor tanda flebitis, inflamasi dan thrombosis
3. Monitor nilai lobratorium (BUN, gula darah, elektrolit,
memburuk
faal hepar)
3 : Sedang 4. Monitor berat badan
4: Cukup 5. Monitor produksi urine
membaik 6. Monitor jumlah cairan masuk dan keluar
5:Membaik Terapeutik
7. Gunakan teknik aspetik dalam perawatan/pemasangan
8. Berikan label pada wadah parenteral dengan tanggal,
waktu, dan inisial perawat
9. Atur laju infus, konsentrasi dan volume yang akan
dimasukkan
10. Pastikan infus berfungsi
11. Ganti balutan tiap 24-48jam
12. Ganti infus set maksimal 2x24 jam
13. Ganti posisi pemasangan infus maksiimal 3x24 jam
(perifer)
14. Hindari pengambilan sampel darah dan pemberian obat
pada selang nutrisi parenteral
Kolaborasi
15. Kolaborasi pemilihan nutrisi parenteral

Anda mungkin juga menyukai