Seorang laki-laki berusia 39 tahun masuk IGD RS karena kecelakaan lalu lintas. Pada saat
kejadian, pasien mengendarai sepeda motor mengalami kecelakaan sendiri di jalan yang berbelok
dan menanjak, pasien jatuh ke sisi kanan terseret motor. Pasien jatuh, pingsan, tidak ingat apa-
apa, tidak muntah. Setelah kejadian kedua kaki lemah tidak bisa digerakkan, hanya terasa sakit,
kesemutan, pasien dibawa ke RS dekat tempat kejadian, kemudian dirujuk ke RS lain. Kondisi di
IGD: keadaan umum lemah, kesadaran kompos mentis, TD 110/70 mmHg, nadi 88x/ menit,
pernapasan 20x/ menit, suhu 36,50C. Telah dilakukan pemeriksaan foto rontgen, MRI dan CT
Scan thorakolumbal dan didiagnosa fraktur kompresi vertebra lumbal III dengan stenosis spinal.
Pasien memperoleh terapi: Oksigen nasal kanul 3 L/menit, IVFD asering 20 tetes/menit, somerol
3x 250 mg, torasic drip 3x1 ampul, ranitidine 2x1 ampul, ceftriaxone 2x1 gram. Pasien kemudian
masuk rawat inap ortopedi kelas 3 pada tanggal 2 Mei 2020, pasien mengeluh nyeri pada
punggung ke bokong sampai ke kaki skala 8, bertambah saat merubah posisi dan kaki
digerakkan. Terdapat luka eksoriasi pada dagu, lutut kanan, mata kaki kanan, hematom pada
perut sebelah kanan. Kedua ekstremitas bawah tidak dapat digerakkan, kekuatan motorik 0.
Pasien dilakukan operasi dekompresi dan posterior stabilisasi tulang belakang tanggal 8 Mei
2020 dengan pedicle screw + Rod fixation. Kemudian setelah operasi dirawat di ICU selama 3
hari. Pasien keluar ICU tanggal 12 Mei 2020, pindah ke ruang rehabilitasi lantai 4 tanggal 15
Mei 2020.
LEMBAR KERJA
1.Thorakolumbal
2.Luka eksoriasi
3.Stenosis spinal
4.Hematoma
5.Pedicle screw
6.Ceftriaxone
8.Rod fixtation
9.Operasi dekomperesi
10.Posterior stabilisasi
1.Thoracolumbar yaitu jaringan penghubung pada punggung bagian bawah yang terdiri dari tiga
lapis ( interior,tengah,dan posterior) dan merupakan kumpulan otot serta tendon
2.Vulnus eksoriasi atau luka lecet/gores adalah cedera pada permukaan epidermis akibat
bersentuhan dengan benda kepermukaan kasar atau runcing
3.Stenosis spinal yaitu kondisi ketika terjadi penyempitan pada ruas tulang belakang , sehingga
menimbulkan tekanan terhadap saraf tulang belakang
5.Pedicle screw yaitu salah satu instrumen yang dikembangkan untuk membantu paien yang
memilki kelainan pada tulang punggung
6.Ceftriaxone yaitu obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri
7.Fraktur kompresi vertebra adalah patah tulang pada tulang belakang fraktur kompresi paling
sering terjadi akibat oesteoporosis
9.Operasi dekomperesi yaitu bertujuan untuk menghilangkan nyeri akibat gangguan saraf tulang
belakang dengan cara menghilang bagian dari tulang belakang yang menekan saraf tulang
belakang
10.Posterior stabilisasi adalah bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan kelumpuhan akibat
gangguan pada saraf tulang belakan
Kalimat Kunci
1. Kondisi IGD : keadaan umum lemah,kesadaran kompos mentis. TD 110/70 mmHg, nadi
88x/menit,pernapasan 20x/menit,suhu 36,5°C. Telah dilakukan pemeriksaan foto rontgen,MRI
dan CT scan thorakolumbal dan diagnosa fraktur kompresi vertebra lumbal III dengan stenosis
spinal.
3.Pasien memperoleh terapi: Oksigen nasal kanul 3 L/menit, IVFD asering 20 tetes/menit,
somerol 3x 250 mg, torasic drip 3x1 ampul, ranitidine 2x1 ampul, ceftriaxone 2x1 gram
4.Telah dilakukan pemeriksaan foto rontgen, MRI dan CT Scan thorakolumbal dan didiagnosa
fraktur kompresi vertebra lumbal III dengan stenosis spinal.
5.Pasien jatuh, pingsan, tidak ingat apa-apa, tidak muntah. Setelah kejadian kedua kaki lemah
tidak bisa digerakkan, hanya terasa sakit, kesemutan, pasien dibawa ke RS dekat tempat
kejadian, kemudian dirujuk ke RS lain
6.pasien mengalami kecelakaan sepeda motor dan pasien jatuh, pingsan,tidak ingat apa2 ,tidak
muntah,setelah kejadian kedua kaki lemah tifak bisa digerakan ,hanya terasa sakit dan
kesemutan. kondisi di IGD pasien lemah,kesadaran kompos mentis
7.Terdapat luka eksoriasi pada dagu, lutut kanan, mata kaki kanan, hematom pada perut
sebelah kanan. Kedua ekstremitas bawah tidak dapat digerakkan, kekuatan motorik 0
8. Pasien dilakukan operasi dekompresi dan posterior stabilisasi tulang belakang dengan rod
fixation dan predical screw
2.KATA/PROBLEM KUNCI
Fraktur
3. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
5. patofisiologi fraktur
6. Faktor penyebab
9. Penatalaksana fraktur
4. JAWABAN
1.diagnosa nyeri akut b.d agen pencera fisik d.d mengeluh nyerh, tampak meringis, bersikap
protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, TD meningkat, pola napas berubah,
napsu makan berubah
Penyembuhan fraktur umumnya dilakukan dengan cara imobilisasi. Akan tetapi, penyembuhan
fraktur alamiah dengan kalus dan pembentukan kalus berespon terhadap pergerakan bukan
terhadap pembidaian. Pada umumnya fraktur dilakukan pembidaian hal ini dilakukan tidak untuk
menjamin penyatuan tulang namun untuk meringankan nyeri dan menjamin penyatuan
Menurut saya peran perawat dalam kasus tersebut adalah pemberi asuhan keperawatan yang
berfokus pada system muskulokeletal yaitu membantu bagaimana seorang yang dalam keadaan
fraktur itu tetap termotivasi dan tetap berupaaya dalam memulihkan / mengfungsikan kembali
bagian yang fraktur, selain itu perawat diharapkan bisa mengurangi kecemasan jika pasien akan
dilakukan tindakan tertentu oleh karena itu perawat yang baik dan mencegah terjadinya
komplikasi
f. pantau kondisi korban dan perhatikan jika ada tanda tanda syok
5. fatofisiologi fraktur
Fatofisiologi fraktur adalah jika tulang mengalami fraktur, maka periosteum , pembuluh darah di
korteks , marrow dan jaringan sekitar nya rusak. Terjadi pendarahan dan kerusakan jaringan di
ujung tulang. Terbentuklah hematoma di canal medulla pembuluh pembuluh kapilaer dan
jaringan ikat tumbuh ke dalamnya, menyerap hematoma tersebut , dan menggntikannya.jarinagn
ikat berisi sel sel tulang ( osteoblast ) yang berasal dari perioesterum.sel ini menghasilkan
endapan garam kalsium dalam jaringan ikat yang di sebut callus.callus kemudian secara bertahap
dibentuk menjdi profil tulang melalui pengeluaran kelebihannya oleh osteoclast yaitu sel yang
melarutkan tulang
Faktur disebabkan oleh kelebihan beban mekanis pd suatu tulang saat tertekan yg diberikan pada
tulang trlalau bnyk dibanding tanggungannya
8. Lepaskan pakaian yang menutupi area tubuh yang dicurigai mengalami patah tulang.
- Jika tidak bisa dilepas, gunting pakaian tanpa memindahkan bagian tubuh yang patah.
- Rekatkan area patah tulang dengan penggaris atau tongkat sebagai bidai.
- Apabila tidak ada perban gulung, Anda bisa melilit atau membebat bidai dengan kertas koran
atau sepotong pakaian.
9. Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu tulang. Jika terjadi fraktur,
maka jaringan lunak di sekitarnya juga sering kali terganggu
12.Peran perawat dalam kasus Fraktur adalah pemberi asuhan keperawatan yang berfokus pada
sistem muskuloskeletal yaitu membantu bagaimana seorang yang dalam keadaan fraktur itu tetap
termotivasi dan tetap berupaya dalam memulihkan/memfungsikan kembali bagian yang fraktur,
selain itu perawat diharapkan bisa mengurangi kecemasan jika pasien akan dilakukan tindakan
tertentu dan oleh karena itu perawatan yang baik dan mencegah terjadinya komplikasI.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
5. patofisiologi fraktur
6. Faktor penyebab
9. Penatalaksana fraktur
fraktur
diagnosis peran
fraktur perawat
proses
penanganan pemeriksaan
penyembuhan
awal diagnostik
fraktur
7. KLARIFIKASI INFORMASI
Lo
DAFTAR PUSTAKA
Bhatia, J. (2015, Pebruari 23). Herbal Remedies for Natural Pain Relief. Diakses 10 Maret 2015
dari Evedayhealth: http://www.everyday health.com/painmanagement/naturalpain-remedies
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018 . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia .
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016 . Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia .
Seorang perempuan berusia 59 tahun sejak 1 hari SMRS mengalami penurunan kesadaran,
pasien cenderung mengantuk dan kadang bicara tidak nyambung. Menurut anak pasien bicara
jadi pelo, ada kontak mata, tidak tersedak. Dua hari SMRS pasien mulai terlihat jalan menyeret
kaki kanannya, dan tangan kanan terlihat lebih lemah daripada kiri, kadang mengeluh sakit
kepala, tidak muntah, tidak kejang, tersedak bila minum. Pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan Hb 13,4; Ht 33,2; Leukosit: 9770,
trombosit: 153.000, PT: 12,7; K: 11,8; APTT: 44,3; Kadar fibrinogen: 412,9; SGOT: 32; SGPT:
13; Ureum: 56; Kreatinin: 1,2; HBAIC: 5,6; Kolesterol: 102, GDP: 56. Hasil pemeriksaan X-ray
thoraks: elongasi aorta, CT scan kepala: infark multipel di kapsula interna kiri dan periventrikel
lateralis corni anterior, MRI kepala: atrofi serebri dan hidrosefalus ex. Vacuo, infark lama
nukleus kaudatus, kapsula eksterna dan interna, basal ganglia bilateral, dan thalamus kiri, white
matter des, sinusitis maksilaris kanan dan ethmoideus bilateral. Adapun terapi yang diberikan
Citicoline 2x 500 mg, Ranitidin 2x1 tablet, Captopril 2x 25 mg, PCT 3x 500 mg, Simvastatin 1x
20 mg, Ceftriaxone 1x2 mg.
LEMBAR KERJA
1. elongasi aorta
2. ethmoideus bilateral
3. Infark multipel
4. citicoline
5. Renitidin
6. kapsula eksterna
7. hidrosefalus
8. Sinusitis
a.Elongasi aorta adalah pembuluh darah yang terlihat memanjang pada pemeriksaan radiologi
dan terlihat ada penonjolan.
b.Ranitidin, suatu obat golongan antagonis H2, adalah obat yang menurunkan produksi asam
lambung. Obat ini umumnya digunakan dalam pengobatan penyakit ulkus peptikum.
c.Kaptopril merupakan suatu obat yang digunakan untuk pengobatan hipertensi, gagal jantung
kongestif, dan pecegahan remodelisasi ventrikel pasca-MI. Kaptopril sendiri dieliminasi dalam
hati dan ginjal dalam tubuh. Bentuk sediaan kaptopril ini adalah tablet dengan dosis 12,5 mg, 25
mg, 37,5 mg, 50 mg, serta 100 mg.
d.Captopril adalah obat yang berfungsi untuk menangani hipertensi dan gagal jantung.
f.Sinusitis maksilaris disebabkan oleh masalah gigi atau disebut dengan sinusitis dentogen. Ini
merupakan peradangan pada sinus maksilaris yang berasal dari infeksi gigi.
h.Nukleus kaudatus merupakan sebuah massa substantia grisea yang besar dan berbentuk huruf
C
i.Kapsula interna yaitu suatu daerah yang dilewati oleh banyak serabut-serabut saraf bermyelin
yang Terletak dalam serebrum simetris kanan dan kiri.
Kalimat kunci
1. Stroke infark, krn pad kasus didapatkan riwayat hipertensi sejak 10 thn, bicara pelo, ada
kontak mata, tdk tersesak, tdk mual/muntah, trsedak bila minum, CT scan infark multiple,
kesulitan berjalan, kmudian terapu yg diberikan itu citicoline ( gol. Vit.syaraf) ranitidine
( u/mnurunkan sekresi asam lambung) , captopril( biasax untuk hipertensi) simtastavin untuk
mnguramgi gejala stroke
2. Sinus Ethmoideus terletak di bagian mata dan dahi yang sailing berhubungan (bilateral)
3. Seorang perempuan berusia 59 tahun sejak 1 hari SMRS mengalami penurunan kesadaran,
pasien cenderung mengantuk dan kadang bicara tidak nyambung.
4. dua hari SMRS pasien mulai terlihat jalan menyeret kaki kanannya,dan tangan kanan terlihat
lebih lemah dri pada kiri,kadang mengeluh sakit kepala,tidak muntah,tidak kejang,tersedak bila
minum
5. SMRS mengalami penurunan kesadaran, pasien cenderung mengantuk dan kadang bicara
tidak nyambung.
7. Adapun terapi yang diberikan Citicoline 2x 500 mg, Ranitidin 2x1 tablet, Captopril 2x 25 mg,
PCT 3x 500 mg, Simvastatin 1x 20 mg, Ceftriaxone 1x2 mg.
9. Hasil pemeriksaan Hb 13,4; Ht 33,2; Leukosit: 9770, trombosit: 153.000, PT: 12,7; K: 11,8;
APTT: 44,3; Kadar fibrinogen: 412,9; SGOT: 32; SGPT: 13; Ureum: 56; Kreatinin: 1,2; HBAIC:
5,6; Kolesterol: 102, GDP: 56. Hasil pemeriksaan X-ray thoraks: elongasi aorta, CT scan kepala:
infark multipel di kapsula interna kiri dan periventrikel lateralis corni anterior, MRI kepala:
atrofi serebri dan hidrosefalus ex. Vacuo, infark lama nukleus kaudatus, kapsula eksterna dan
interna, basal ganglia bilateral, dan thalamus kiri, white matter des, sinusitis maksilaris kanan
dan ethmoideus bilateral.
2. KATA/PROBLEM KUNCI
Stroke
3. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1. Patofisiologi stroke
2. Penatalaksanaan pd stroke
3. Definisi stroke
4.Faktor penyebab stroke?
5. Manifestasi strok
6. komplikasi stroke?
4. JAWABAN
1. fatofisiologi stroke
1.Stroke Iskemik
Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) yang
menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Nilai kritis CBF adalah 23 ml/100 gram
per menit, dengan nilai normal 50 ml/100 gram per menit. Penurunan CBF di bawah nilai normal
dapat menyebabkan infark. Suatu penelitian menyebutkan bahwa nilai CBF pada pasien dengan
infark adalah 4,8-8,4ml/100 gram per menit.
Patofisiologi stroke iskemik dibagi menjadi dua bagian: vaskular dan metabolisme. Iskemia
terjadi disebabkan oleh oklusi vaskular. Oklusi vaskular yang menyebabkan iskemia ini dapat
disebabkan oleh emboli, thrombus, plak, dan penyebab lainnya. Iskemia menyebabkan hipoksia
dan akhirnya kematian jaringan otak. Oklusi vaskular yang terjadi menyebabkan terjadinya tanda
dan gejala pada stroke iskemik yang muncul berdasarkan lokasi terjadinya iskemia. Sel-sel pada
pada otak akan mati dalam hitungan menit dari awal terjadinya oklusi. Hal ini berujung pada
onset stroke yang tiba-tiba.
Gangguan metabolisme terjadi pada tingkat selular, berupa kerusakan pompa natrium-kalium
yang meningkatkan kadar natrium dalam sel. Hal ini menyebabkan air tertarik masuk ke dalam
sel dan berujung pada kematian sel akibat edema sitotoksik. Selain pompa natrium-kalium,
pertukaran natrium dan kalsium juga terganggu. Gangguan ini menyebabkan influks kalsium
yang melepaskan berbagai neurotransmiter dan pelepasan glutamat yang memperparah iskemia
serta mengaktivasi enzim degradatif. Kerusakan sawar darah otak juga terjadi, disebabkan oleh
kerusakan pembuluh darah oleh proses di atas, yang menyebabkan masuknya air ke dalam
rongga ekstraselular yang berujung pada edema. Hal ini terus berlanjut hingga tiga sampai 5 hari
dan sembuh beberapa minggu kemudian. Setelah beberapa jam, sitokin terbentuk dan terjadi
inflamasi.
Akumulasi asam laktat pada jaringan otak bersifat neurotoksik dan berperan dalam perluasan
kerusakan sel. Hal ini terjadi apabila kadar glukosa darah otak tinggi sehingga terjadi
peningkatan glikolisis dalam keadaan iskemia.
Stroke iskemik dapat berubah menjadi stroke hemorrhagik. Perdarahan yang terjadi tidak selalu
menyebabkan defisit neurologis. Defisit neurologis terjadi apabila perdarahan yang terjadi luas.
Hal ini dapat disebabkan oleh rusaknya sawar darah otak, sehingga sel darah merah
terekstravasasi dari dinding kapiler yang lemah.
2.Stroke Hemorrhagik
a.Perdarahan Intraserebral
Pada perdarahan intraserebral, perdarahan masuk ke dalam parenkim otak akibat pecahnya arteri
penetrans yang merupakan cabang dari pembuluh darah superficial dan berjalan tegak lurus
menuju parenkim otak yang di bagian distalnya berupa anyaman kapiler. Hal ini dapat
disebabkan oleh diathesis perdarahan dan penggunaan antikoagulan seperti heparin, hipertensi
kronis, serta aneurisma.
Masuknya darah ke dalam parenkim otak menyebabkan terjadinya penekanan pada berbagai
bagian otak seperti serebelum, batang otak, dan thalamus. Darah mendorong struktur otak dan
merembes ke sekitarnya bahkan dapat masuk ke dalam ventrikel atau ke rongga subaraknoid
yang akan bercampur dengan cairan serebrospinal dan merangsang meningen. Hal ini
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang menimbulkan tanda dan gejala seperti nyeri
kepala hebat, papil edema, dan muntah proyektil.
b.Perdarahan Subaraknoid
Lokasi perdarahan umumnya terletak pada daerah ganglia basalis, pons, serebelum dan thalamus.
Perdarahan pada ganglia basalis sering meluas hingga mengenai kapsula interna dan kadang-
kadang ruptur ke dalam ventrikel lateral lalu menyebar melalui sistem ventrikuler ke dalam
rongga subaraknoid. Adanya perluasan intraventrikuler sering berakibat fatal.
3.definisi stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat
penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah,
otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area
otak akan mati.
5.manifestasi stroke
6.komplikasi stroke
a. deep vein thrombosis , sebagaian orang akan mengalami penggumpalan darah di tungkai
yang mengalami kelumpuhan.kondisi ini terjadi tersebut dikenal sebagai deep thrombosis
kondisi ini terjadi akibat terhentinya gerakan otot tungkai,sehingga aliran di dalam
pembuluh darah vena tungkai terganggu.
b. Hidrosefalus . sebagian penderita stroke hemoragik dapat mengalami hidrosefalus
hidrosefalus adalah komplikasi yang terjadi akibat menumpuknya cairan otak ( ventrikel )
c. Disfagia,kerusakan yang di sebabkan oleh stroke dapat menganggu reflex menelan,akibat
makanan dan minuman berisiko masuk ke dalam saluran pernapasan.
Pengobatan stroke hemoragik.pada kasus stroke hemoragik, pengobatan awal bertujuan untuk
mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol pendarahan.ada beberapa bentuk pengobatan
terhadap stroke hemoragik,antara lain dengan mengomsumsi obat obatan dan operasi.
Pengobatan TIA ( transient ischemic attack ).pengobatan TIA bertujuan untuk menurunkan
faktor resiko yang dapat memicu timbul nya stroke,sehingga penyakit jantung tersebut dapat
dicegah.obat obatan akan diberikan dokter untuk mengatasi nya .dalam beberapa kasus,prosedur
operasi endarterektomi karotis diperlukan jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.
Perawatan pasca stroke merupakan perawatan yang tersulit dan terlama, disini di perlukan
kesabaran dan ketenangan dari pasien dan keluarga pasien. Makin cepat ditangangani dan
melakukan rehabilitasi, makin besar kemungkinan mencegah meluasnya gangguan pada
otak,dan mengurangi akibat yang ditimbulkan stroke.
Tahap yang harus dilakukan setelah pasien selesai menajalani terapi di rumah sakit adalah
rehabilitasi pasca stroke bertujuan untuk membantu penderita mengoptimalkan fungsi
tubuh dan meningkatkan kualitas hidup.
1. Patofisiologi stroke
2. Penatalaksanaan pd stroke
3. Definisi stroke
5. Manifestasi strok
6. komplikasi stroke
6. INFORMASI TAMBAHAN
komplikasi
penanganan
pengobatan
awal
stroke
faktor
klasifikasi
penyebab
stroke
stroke
perawatan
pasca stroke
7. KLARIFIKASI INFORMASI
LO
Jawaban
Bicara pelo akibat kelemahan otot dapat membaik dalam beberapa hari atau minggu,tapi
dapat pula menetap. Disatria merupakan komplikasi stroke yang memiliki gejala bicara
pelo.disartria dapat membuat artikulasi menjadi tidak jelas, memengaruhi kualitas dan
kekerasan suara ,serta kemampuan berbicara secara normal dengan intonasi
normal.bicara pelo yang menetap dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang dan
membuat rasa tidak nyaman bagi seseorang yang mengalaminya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cipolla MJ. The cerebral circulation. Integrated systems physiology: From molecule to
function. 2009 Jan 1;1(1):1-59.
2. Bandera E, Botteri M, Minelli C, Sutton A, Abrams KR, Latronico N. Cerebral blood flow
threshold of ischemic penumbra and infarct core in acute ischemic stroke: a systematic review.
Stroke. 2006 May 1;37(5):1334-9.
5. Fisher, et al. (2016). Definition and Implications of the Preventable Stroke. JAMA Neurology,
73(2), pp. 186-9.
6.Musuka, et al. (2015). Diagnosis and management of acute ischemic stroke: speed is critical.
CMAJ : Canadian Medical Association Journal, 187(12), pp. 887–893.
NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Physical Activity Guidelines for Older Adults.
11. Fisher, et al. (2016). Definition and Implications of the Preventable Stroke. JAMA
Neurology, 73(2), pp. 186-9.
12.Musuka, et al. (2015). Diagnosis and management of acute ischemic stroke: speed is critical.
CMAJ : Canadian Medical Association Journal, 187(12), pp. 887–893.
15. Monica Rumahorbo,Skep & cicilia Erlia, Skep,2014,60 tengtang keperawatan stroke di
rumah,PT.Gramedia.Jakarta.