Anda di halaman 1dari 24

TUTORIAL KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

YEYEN AMALIAH LESTARI


14220170048
B1

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia
2020
Skenario 1 “Nyeri Punggung sampai Kaki”

Seorang laki-laki berusia 39 tahun masuk IGD RS karena kecelakaan lalu lintas. Pada saat
kejadian, pasien mengendarai sepeda motor mengalami kecelakaan sendiri di jalan yang berbelok
dan menanjak, pasien jatuh ke sisi kanan terseret motor. Pasien jatuh, pingsan, tidak ingat apa-
apa, tidak muntah. Setelah kejadian kedua kaki lemah tidak bisa digerakkan, hanya terasa sakit,
kesemutan, pasien dibawa ke RS dekat tempat kejadian, kemudian dirujuk ke RS lain. Kondisi di
IGD: keadaan umum lemah, kesadaran kompos mentis, TD 110/70 mmHg, nadi 88x/ menit,
pernapasan 20x/ menit, suhu 36,50C. Telah dilakukan pemeriksaan foto rontgen, MRI dan CT
Scan thorakolumbal dan didiagnosa fraktur kompresi vertebra lumbal III dengan stenosis spinal.

Pasien memperoleh terapi: Oksigen nasal kanul 3 L/menit, IVFD asering 20 tetes/menit, somerol
3x 250 mg, torasic drip 3x1 ampul, ranitidine 2x1 ampul, ceftriaxone 2x1 gram. Pasien kemudian
masuk rawat inap ortopedi kelas 3 pada tanggal 2 Mei 2020, pasien mengeluh nyeri pada
punggung ke bokong sampai ke kaki skala 8, bertambah saat merubah posisi dan kaki
digerakkan. Terdapat luka eksoriasi pada dagu, lutut kanan, mata kaki kanan, hematom pada
perut sebelah kanan. Kedua ekstremitas bawah tidak dapat digerakkan, kekuatan motorik 0.
Pasien dilakukan operasi dekompresi dan posterior stabilisasi tulang belakang tanggal 8 Mei
2020 dengan pedicle screw + Rod fixation. Kemudian setelah operasi dirawat di ICU selama 3
hari. Pasien keluar ICU tanggal 12 Mei 2020, pindah ke ruang rehabilitasi lantai 4 tanggal 15
Mei 2020.

LEMBAR KERJA

KLARIFIKASI KATA SULIT DAN KATA-KATA KUNCI

1.Thorakolumbal

2.Luka eksoriasi

3.Stenosis spinal

4.Hematoma

5.Pedicle screw

6.Ceftriaxone

7.Fraktur Kompresi vertebra lumbal

8.Rod fixtation

9.Operasi dekomperesi
10.Posterior stabilisasi

Jawaban kata sulit :

1.Thoracolumbar yaitu jaringan penghubung pada punggung bagian bawah yang terdiri dari tiga
lapis ( interior,tengah,dan posterior) dan merupakan kumpulan otot serta tendon

2.Vulnus eksoriasi atau luka lecet/gores adalah cedera pada permukaan epidermis akibat
bersentuhan dengan benda kepermukaan kasar atau runcing

3.Stenosis spinal yaitu kondisi ketika terjadi penyempitan pada ruas tulang belakang , sehingga
menimbulkan tekanan terhadap saraf tulang belakang

4.Hematoma adalah kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah

5.Pedicle screw yaitu salah satu instrumen yang dikembangkan untuk membantu paien yang
memilki kelainan pada tulang punggung

6.Ceftriaxone yaitu obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri

7.Fraktur kompresi vertebra adalah patah tulang pada tulang belakang fraktur kompresi paling
sering terjadi akibat oesteoporosis

8.Rod fixtation yaitu alat fiksasi berbentuk batang ( besi )

9.Operasi dekomperesi yaitu bertujuan untuk menghilangkan nyeri akibat gangguan saraf tulang
belakang dengan cara menghilang bagian dari tulang belakang yang menekan saraf tulang
belakang

10.Posterior stabilisasi adalah bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan kelumpuhan akibat
gangguan pada saraf tulang belakan

Kalimat Kunci

1. Kondisi IGD : keadaan umum lemah,kesadaran kompos mentis. TD 110/70 mmHg, nadi
88x/menit,pernapasan 20x/menit,suhu 36,5°C. Telah dilakukan pemeriksaan foto rontgen,MRI
dan CT scan thorakolumbal dan diagnosa fraktur kompresi vertebra lumbal III dengan stenosis
spinal.

2. Pasien jatuh, pingsan, tidak ingat apa2, tidak muntah

3.Pasien memperoleh terapi: Oksigen nasal kanul 3 L/menit, IVFD asering 20 tetes/menit,
somerol 3x 250 mg, torasic drip 3x1 ampul, ranitidine 2x1 ampul, ceftriaxone 2x1 gram
4.Telah dilakukan pemeriksaan foto rontgen, MRI dan CT Scan thorakolumbal dan didiagnosa
fraktur kompresi vertebra lumbal III dengan stenosis spinal.

5.Pasien jatuh, pingsan, tidak ingat apa-apa, tidak muntah. Setelah kejadian kedua kaki lemah
tidak bisa digerakkan, hanya terasa sakit, kesemutan, pasien dibawa ke RS dekat tempat
kejadian, kemudian dirujuk ke RS lain

6.pasien mengalami kecelakaan sepeda motor dan pasien jatuh, pingsan,tidak ingat apa2 ,tidak
muntah,setelah kejadian kedua kaki lemah tifak bisa digerakan ,hanya terasa sakit dan
kesemutan. kondisi di IGD pasien lemah,kesadaran kompos mentis

7.Terdapat luka eksoriasi pada dagu, lutut kanan, mata kaki kanan, hematom pada perut
sebelah kanan. Kedua ekstremitas bawah tidak dapat digerakkan, kekuatan motorik 0

8. Pasien dilakukan operasi dekompresi dan posterior stabilisasi tulang belakang dengan rod
fixation dan predical screw

2.KATA/PROBLEM KUNCI

Fraktur

3. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

1.Diagnosa dan intervensi keperawatan pd kasus tsb

2. Bagaimana proses penyembuhan tulang

3.Peran perawat dalam kasus tersebut

4. Penanganan awal pada pasien fraktur sebelum di bawa ke RS

5. patofisiologi fraktur

6. Faktor penyebab

7. Menifestasi klinis Fraktur

8. Definisi dari fraktur

9. Penatalaksana fraktur

10. Faktor predisposisi & Presipitasi Fraktur

11. Klasifikasi fraktur


12. Pemeriksaan diagnostik fraktur

4. JAWABAN

1.diagnosa nyeri akut b.d agen pencera fisik d.d mengeluh nyerh, tampak meringis, bersikap
protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, TD meningkat, pola napas berubah,
napsu makan berubah

2. proses penyembuhan tulang

Penyembuhan fraktur umumnya dilakukan dengan cara imobilisasi. Akan tetapi, penyembuhan
fraktur alamiah dengan kalus dan pembentukan kalus berespon terhadap pergerakan bukan
terhadap pembidaian. Pada umumnya fraktur dilakukan pembidaian hal ini dilakukan tidak untuk
menjamin penyatuan tulang namun untuk meringankan nyeri dan menjamin penyatuan

3.peran perawat dalam kasus

Menurut saya peran perawat dalam kasus tersebut adalah pemberi asuhan keperawatan yang
berfokus pada system muskulokeletal yaitu membantu bagaimana seorang yang dalam keadaan
fraktur itu tetap termotivasi dan tetap berupaaya dalam memulihkan / mengfungsikan kembali
bagian yang fraktur, selain itu perawat diharapkan bisa mengurangi kecemasan jika pasien akan
dilakukan tindakan tertentu oleh karena itu perawat yang baik dan mencegah terjadinya
komplikasi

4. pnanganan awal pasien fraktur sbelum di bawa ke rs

a. periksa kondisi cedera korban

b. cegah gerakan di area cedera

c.hentikan pendarahan jika korban mengalami praktur terbuka

d. jangancoba coba memindahkan korban

e. jangan coba coba mengembalikan tulang ke posisi nya

f. pantau kondisi korban dan perhatikan jika ada tanda tanda syok
5. fatofisiologi fraktur

Fatofisiologi fraktur adalah jika tulang mengalami fraktur, maka periosteum , pembuluh darah di
korteks , marrow dan jaringan sekitar nya rusak. Terjadi pendarahan dan kerusakan jaringan di
ujung tulang. Terbentuklah hematoma di canal medulla pembuluh pembuluh kapilaer dan
jaringan ikat tumbuh ke dalamnya, menyerap hematoma tersebut , dan menggntikannya.jarinagn
ikat berisi sel sel tulang ( osteoblast ) yang berasal dari perioesterum.sel ini menghasilkan
endapan garam kalsium dalam jaringan ikat yang di sebut callus.callus kemudian secara bertahap
dibentuk menjdi profil tulang melalui pengeluaran kelebihannya oleh osteoclast yaitu sel yang
melarutkan tulang

6. faktor penyebab fraktur

Faktur disebabkan oleh kelebihan beban mekanis pd suatu tulang saat tertekan yg diberikan pada
tulang trlalau bnyk dibanding tanggungannya

7. Menurut Istianah (2017) Pemeriksan Diagnostik antara lain:

a. Foto rontgen (X-ray) untuk menentukan lokasi dan luasnya fraktur.


b. Scan tulang, temogram, atau scan CT/MRIB untuk memperlihatkan fraktur lebih jelas,
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
c. Anteriogram dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler.
d. Hitung darah lengkap, hemokonsentrasi mungkin meningkat atau menurun pada
perdarahan selain itu peningkatan leukosit mungkin terjadi sebagai respon terhadap
peradangan.

8. Lepaskan pakaian yang menutupi area tubuh yang dicurigai mengalami patah tulang.

- Jika tidak bisa dilepas, gunting pakaian tanpa memindahkan bagian tubuh yang patah.

- Rekatkan area patah tulang dengan penggaris atau tongkat sebagai bidai.

- Apabila tidak ada perban gulung, Anda bisa melilit atau membebat bidai dengan kertas koran
atau sepotong pakaian.

9. Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu tulang. Jika terjadi fraktur,
maka jaringan lunak di sekitarnya juga sering kali terganggu

10. . Berikut tahap-tahap proses penyembuhan patah tulang:

Peradangan (Inflammation). ...

•Pembentukan kalus halus (Soft Callus!). ...

•Pembentukan kalus keras (Hard Callus).Remodeling tulang.


11.Diagnosa nyeri akut b.d agen pencera fisik d.d mengeluh nyerh, tampak meringis, bersikap
protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, TD meningkat, pola napas berubah,
napsu makan berubah

12.Peran perawat dalam kasus Fraktur adalah pemberi asuhan keperawatan yang berfokus pada
sistem muskuloskeletal yaitu membantu bagaimana seorang yang dalam keadaan fraktur itu tetap

termotivasi dan tetap berupaya dalam memulihkan/memfungsikan kembali bagian yang fraktur,
selain itu perawat diharapkan bisa mengurangi kecemasan jika pasien akan dilakukan tindakan
tertentu dan oleh karena itu perawatan yang baik dan mencegah terjadinya komplikasI.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

Mahasiswa mampu mempelajari dan memahami :

1.Diagnosa dan intervensi keperawatan pd kasus tsb

2. Bagaimana proses penyembuhan tulang

3.Peran perawat dalam kasus tersebut

4. Penanganan awal pada pasien fraktur sebelum di bawa ke RS

5. patofisiologi fraktur

6. Faktor penyebab

7. Menifestasi klinis Fraktur

8. Definisi dari fraktur

9. Penatalaksana fraktur

10. Faktor predisposisi & Presipitasi Fraktur

11. Klasifikasi fraktur

12. Pemeriksaan diagnostik fraktur


6. INFORMASI TAMBAHAN

fraktur

diagnosis peran
fraktur perawat

proses
penanganan pemeriksaan
penyembuhan
awal diagnostik
fraktur
7. KLARIFIKASI INFORMASI

Lo

1. mohon buat patway berdasarkan kasus

DAFTAR PUSTAKA

Bhatia, J. (2015, Pebruari 23). Herbal Remedies for Natural Pain Relief. Diakses 10 Maret 2015
dari Evedayhealth: http://www.everyday health.com/painmanagement/naturalpain-remedies

Kemenkes (2013). Hasil Riskesdas 2013.pdf diakses 22 Januari 2015 dari


http://www.depkes.go.id.

Putra, S. T. (2019). Psikoneuroimunologi Kedokteran (2nd ed.). Airlangga University Press.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018 . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia .

Jakarta Selatan : Dewan Pengurus PusaT PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016 . Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia .

Jakarta Selatan : Dewan Pengurus PusaT PPNI


Skenario 2 “Bicara Pelo”

Seorang perempuan berusia 59 tahun sejak 1 hari SMRS mengalami penurunan kesadaran,
pasien cenderung mengantuk dan kadang bicara tidak nyambung. Menurut anak pasien bicara
jadi pelo, ada kontak mata, tidak tersedak. Dua hari SMRS pasien mulai terlihat jalan menyeret
kaki kanannya, dan tangan kanan terlihat lebih lemah daripada kiri, kadang mengeluh sakit
kepala, tidak muntah, tidak kejang, tersedak bila minum. Pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan Hb 13,4; Ht 33,2; Leukosit: 9770,
trombosit: 153.000, PT: 12,7; K: 11,8; APTT: 44,3; Kadar fibrinogen: 412,9; SGOT: 32; SGPT:
13; Ureum: 56; Kreatinin: 1,2; HBAIC: 5,6; Kolesterol: 102, GDP: 56. Hasil pemeriksaan X-ray
thoraks: elongasi aorta, CT scan kepala: infark multipel di kapsula interna kiri dan periventrikel
lateralis corni anterior, MRI kepala: atrofi serebri dan hidrosefalus ex. Vacuo, infark lama
nukleus kaudatus, kapsula eksterna dan interna, basal ganglia bilateral, dan thalamus kiri, white
matter des, sinusitis maksilaris kanan dan ethmoideus bilateral. Adapun terapi yang diberikan
Citicoline 2x 500 mg, Ranitidin 2x1 tablet, Captopril 2x 25 mg, PCT 3x 500 mg, Simvastatin 1x
20 mg, Ceftriaxone 1x2 mg.

LEMBAR KERJA

KLARIFIKASI KATA SULIT DAN KATA-KATA KUNCI

1. elongasi aorta

2. ethmoideus bilateral

3. Infark multipel

4. citicoline

5. Renitidin

6. kapsula eksterna

7. hidrosefalus

8. Sinusitis

9. kapsula interna kiri

10. Sinusitis maksilaris kanan


11. Captopril

12. Nukleus kaudatus

Jawaban kata kunci

a.Elongasi aorta adalah pembuluh darah yang terlihat memanjang pada pemeriksaan radiologi
dan terlihat ada penonjolan.

b.Ranitidin, suatu obat golongan antagonis H2, adalah obat yang menurunkan produksi asam
lambung. Obat ini umumnya digunakan dalam pengobatan penyakit ulkus peptikum.

c.Kaptopril merupakan suatu obat yang digunakan untuk pengobatan hipertensi, gagal jantung
kongestif, dan pecegahan remodelisasi ventrikel pasca-MI. Kaptopril sendiri dieliminasi dalam
hati dan ginjal dalam tubuh. Bentuk sediaan kaptopril ini adalah tablet dengan dosis 12,5 mg, 25
mg, 37,5 mg, 50 mg, serta 100 mg.

d.Captopril adalah obat yang berfungsi untuk menangani hipertensi dan gagal jantung.

e.Hidrosefalus adalah kondisi penumpukan cairan di dalam otak yang mengakibatkan


meningkatnya tekanan pada otak.

f.Sinusitis maksilaris disebabkan oleh masalah gigi atau disebut dengan sinusitis dentogen. Ini
merupakan peradangan pada sinus maksilaris yang berasal dari infeksi gigi.

g.Hidrosefalus adalah kondisi penumpukan cairan di dalam otak yang mengakibatkan


meningkatnya tekanan pada otak.

h.Nukleus kaudatus merupakan sebuah massa substantia grisea yang besar dan berbentuk huruf
C

i.Kapsula interna yaitu suatu daerah yang dilewati oleh banyak serabut-serabut saraf bermyelin
yang Terletak dalam serebrum simetris kanan dan kiri.

Kalimat kunci

1. Stroke infark, krn pad kasus didapatkan riwayat hipertensi sejak 10 thn, bicara pelo, ada
kontak mata, tdk tersesak, tdk mual/muntah, trsedak bila minum, CT scan infark multiple,
kesulitan berjalan, kmudian terapu yg diberikan itu citicoline ( gol. Vit.syaraf) ranitidine
( u/mnurunkan sekresi asam lambung) , captopril( biasax untuk hipertensi) simtastavin untuk
mnguramgi gejala stroke

2. Sinus Ethmoideus terletak di bagian mata dan dahi yang sailing berhubungan (bilateral)
3. Seorang perempuan berusia 59 tahun sejak 1 hari SMRS mengalami penurunan kesadaran,
pasien cenderung mengantuk dan kadang bicara tidak nyambung.

4. dua hari SMRS pasien mulai terlihat jalan menyeret kaki kanannya,dan tangan kanan terlihat
lebih lemah dri pada kiri,kadang mengeluh sakit kepala,tidak muntah,tidak kejang,tersedak bila
minum

5. SMRS mengalami penurunan kesadaran, pasien cenderung mengantuk dan kadang bicara
tidak nyambung.

6. memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun lalu

7. Adapun terapi yang diberikan Citicoline 2x 500 mg, Ranitidin 2x1 tablet, Captopril 2x 25 mg,
PCT 3x 500 mg, Simvastatin 1x 20 mg, Ceftriaxone 1x2 mg.

8. kadang mengeluh sakit kepala , tidak muntah , tidak kejang

9. Hasil pemeriksaan Hb 13,4; Ht 33,2; Leukosit: 9770, trombosit: 153.000, PT: 12,7; K: 11,8;
APTT: 44,3; Kadar fibrinogen: 412,9; SGOT: 32; SGPT: 13; Ureum: 56; Kreatinin: 1,2; HBAIC:
5,6; Kolesterol: 102, GDP: 56. Hasil pemeriksaan X-ray thoraks: elongasi aorta, CT scan kepala:
infark multipel di kapsula interna kiri dan periventrikel lateralis corni anterior, MRI kepala:
atrofi serebri dan hidrosefalus ex. Vacuo, infark lama nukleus kaudatus, kapsula eksterna dan
interna, basal ganglia bilateral, dan thalamus kiri, white matter des, sinusitis maksilaris kanan
dan ethmoideus bilateral.

2. KATA/PROBLEM KUNCI

Stroke

3. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

1. Patofisiologi stroke

2. Penatalaksanaan pd stroke

3. Definisi stroke
4.Faktor penyebab stroke?

5. Manifestasi strok

6. komplikasi stroke?

7. bagaimana cara agar terhindari dari strok

8. Bagaimna pengobatan pada pasien stroke??

9. Penanganan awal pada pasien stroke?

10. Dx sesuai kasus ?

11. perawatan pasca stroke ?

12. intervesi pada stroke?

13. Klasifikasi stroke menurut perjalanan penyakit Dan stadiumnya

4. JAWABAN

1. fatofisiologi stroke

Patofisiologi stroke berbeda berdasarkan jenis stroke, iskemik dan hemorrhagik.

1.Stroke Iskemik

Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) yang
menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Nilai kritis CBF adalah 23 ml/100 gram
per menit, dengan nilai normal 50 ml/100 gram per menit. Penurunan CBF di bawah nilai normal
dapat menyebabkan infark. Suatu penelitian menyebutkan bahwa nilai CBF pada pasien dengan
infark adalah 4,8-8,4ml/100 gram per menit.

Patofisiologi stroke iskemik dibagi menjadi dua bagian: vaskular dan metabolisme. Iskemia
terjadi disebabkan oleh oklusi vaskular. Oklusi vaskular yang menyebabkan iskemia ini dapat
disebabkan oleh emboli, thrombus, plak, dan penyebab lainnya. Iskemia menyebabkan hipoksia
dan akhirnya kematian jaringan otak. Oklusi vaskular yang terjadi menyebabkan terjadinya tanda
dan gejala pada stroke iskemik yang muncul berdasarkan lokasi terjadinya iskemia. Sel-sel pada
pada otak akan mati dalam hitungan menit dari awal terjadinya oklusi. Hal ini berujung pada
onset stroke yang tiba-tiba.

Gangguan metabolisme terjadi pada tingkat selular, berupa kerusakan pompa natrium-kalium
yang meningkatkan kadar natrium dalam sel. Hal ini menyebabkan air tertarik masuk ke dalam
sel dan berujung pada kematian sel akibat edema sitotoksik. Selain pompa natrium-kalium,
pertukaran natrium dan kalsium juga terganggu. Gangguan ini menyebabkan influks kalsium
yang melepaskan berbagai neurotransmiter dan pelepasan glutamat yang memperparah iskemia
serta mengaktivasi enzim degradatif. Kerusakan sawar darah otak juga terjadi, disebabkan oleh
kerusakan pembuluh darah oleh proses di atas, yang menyebabkan masuknya air ke dalam
rongga ekstraselular yang berujung pada edema. Hal ini terus berlanjut hingga tiga sampai 5 hari
dan sembuh beberapa minggu kemudian. Setelah beberapa jam, sitokin terbentuk dan terjadi
inflamasi.

Akumulasi asam laktat pada jaringan otak bersifat neurotoksik dan berperan dalam perluasan
kerusakan sel. Hal ini terjadi apabila kadar glukosa darah otak tinggi sehingga terjadi
peningkatan glikolisis dalam keadaan iskemia.

Stroke iskemik dapat berubah menjadi stroke hemorrhagik. Perdarahan yang terjadi tidak selalu
menyebabkan defisit neurologis. Defisit neurologis terjadi apabila perdarahan yang terjadi luas.
Hal ini dapat disebabkan oleh rusaknya sawar darah otak, sehingga sel darah merah
terekstravasasi dari dinding kapiler yang lemah.

2.Stroke Hemorrhagik

Stroke hemorrhagik dibagi menjadi perdarahan intraserebral dan perdarahan subaraknoid.

a.Perdarahan Intraserebral

Pada perdarahan intraserebral, perdarahan masuk ke dalam parenkim otak akibat pecahnya arteri
penetrans yang merupakan cabang dari pembuluh darah superficial dan berjalan tegak lurus
menuju parenkim otak yang di bagian distalnya berupa anyaman kapiler. Hal ini dapat
disebabkan oleh diathesis perdarahan dan penggunaan antikoagulan seperti heparin, hipertensi
kronis, serta aneurisma.

Masuknya darah ke dalam parenkim otak menyebabkan terjadinya penekanan pada berbagai
bagian otak seperti serebelum, batang otak, dan thalamus. Darah mendorong struktur otak dan
merembes ke sekitarnya bahkan dapat masuk ke dalam ventrikel atau ke rongga subaraknoid
yang akan bercampur dengan cairan serebrospinal dan merangsang meningen. Hal ini
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang menimbulkan tanda dan gejala seperti nyeri
kepala hebat, papil edema, dan muntah proyektil.
b.Perdarahan Subaraknoid

Lokasi perdarahan umumnya terletak pada daerah ganglia basalis, pons, serebelum dan thalamus.
Perdarahan pada ganglia basalis sering meluas hingga mengenai kapsula interna dan kadang-
kadang ruptur ke dalam ventrikel lateral lalu menyebar melalui sistem ventrikuler ke dalam
rongga subaraknoid. Adanya perluasan intraventrikuler sering berakibat fatal.

3.definisi stroke

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat
penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah,
otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area
otak akan mati.

4. faktor penyebab stroke

Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:


a. Stroke iskemik. Sekitar 80% stroke adalah jenis stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi
ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami
penyempitan atau terhambat, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat
berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke
dalam 2 jenis, di antaranya:
b. Stroke trombotik, yaitu stroke yang terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di salah satu
pembuluh darah arteri yang memasok darah ke otak. Pembentukan gumpalan darah ini
disebabkan oleh timbunan lemak atau plak yang menumpuk di arteri (aterosklerosis) dan
menyebabkan menurunnya aliran darah.
c. Stroke embolik, yaitu stroke yang terjadi ketika gumpalan darah atau gumpalan yang
terbentuk di bagian tubuh lain, umumnya jantung, terbawa melalui aliran darah dan
tersangkut di pembuluh darah otak, sehingga menyebabkan arteri otak menyempit. Jenis
gumpalan darah ini disebut embolus. Salah satu gangguan irama jantung, yaitu fibrilasi
atrium, sering menyebabkan stroke embolik.
d. Stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan
menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang
memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi:
1. Hipertensi yang tidak terkendali.
2. Melemahnya dinding pembuluh darah (aneurisma otak).
3. Pengobatan dengan antikoagulan (pengencer darah).
4. Ada dua jenis stroke hemoragik, antara lain:
5. Perdarahan intraserebral. Pada perdarahan intraserebral, pembuluh darah di otak
pecah dan menumpahkan isinya ke jaringan otak di sekitarnya, sehingga merusak sel
otak.
6. Perdarahan subarachnoid. Pada perdarahan subarachnoid, pembuluh darah arteri yang
berada dekat permukaan otak, pecah dan menumpahkan isinya ke rongga
subarachnoid, yaitu ruang antara permukaan otak dan tulang tengkorak.

Faktor Risiko Stroke


a. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke. Selain stroke,
faktor risiko di bawah ini juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Faktor-faktor tersebut meliputi:

b. Faktor kesehatan, yang meliputi:


c. Hipertensi.
d. Diabetes.
e. Kolesterol tinggi.
f. Obesitas.
g. Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung,
atau aritmia.
h. Sleep apnea.
i. Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.
j. Faktor gaya hidup, yang meliputi:
k. Merokok.
l. Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
m. Konsumsi obat-obatan terlarang.
n. Kecanduan alkohol.
o. Faktor lain yang berhubungan dengan risiko stroke, antara lain:
p. Faktor keturunan. Jika anggota keluarga pernah mengalami stroke, maka risiko
terkena stroke juga semakin tinggi.
q. Usia. Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi
dibandingkan orang yang lebih muda.

5.manifestasi stroke

a. mual dan muntah


b. sakit kepala hebat yang datang secara tiba tiba disertai kaku pada leher dan pusing berputar
putar ( vertigo )
c. penurunan kesdaran
d. sulit menelan ( disfagia ) sehingga mengakibatkan tersedak
e. gangguan pada keseimbangan dan koordinasi
f. hilangnya penglihatan secara tiba tiba atau penglihatan ganda

6.komplikasi stroke

Komplikasi yang muncul antara lain :

a. deep vein thrombosis , sebagaian orang akan mengalami penggumpalan darah di tungkai
yang mengalami kelumpuhan.kondisi ini terjadi tersebut dikenal sebagai deep thrombosis
kondisi ini terjadi akibat terhentinya gerakan otot tungkai,sehingga aliran di dalam
pembuluh darah vena tungkai terganggu.
b. Hidrosefalus . sebagian penderita stroke hemoragik dapat mengalami hidrosefalus
hidrosefalus adalah komplikasi yang terjadi akibat menumpuknya cairan otak ( ventrikel )
c. Disfagia,kerusakan yang di sebabkan oleh stroke dapat menganggu reflex menelan,akibat
makanan dan minuman berisiko masuk ke dalam saluran pernapasan.

7. Cara terhindar dari stroke


a. Menurunkan tekanan darah
b. Menurunkan berat badan
c. Menjalani olahraga secara rutin
d. Mengobati diabetes
e. Menghentikan kebiasaan merokok

8. Pengobatan pada pasien stroke

Pengobatan stroke iskemik.penanganan awal akan berfokus untuk menjaga jalan


nafas,mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah.

Pengobatan stroke hemoragik.pada kasus stroke hemoragik, pengobatan awal bertujuan untuk
mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol pendarahan.ada beberapa bentuk pengobatan
terhadap stroke hemoragik,antara lain dengan mengomsumsi obat obatan dan operasi.

Pengobatan TIA ( transient ischemic attack ).pengobatan TIA bertujuan untuk menurunkan
faktor resiko yang dapat memicu timbul nya stroke,sehingga penyakit jantung tersebut dapat
dicegah.obat obatan akan diberikan dokter untuk mengatasi nya .dalam beberapa kasus,prosedur
operasi endarterektomi karotis diperlukan jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.

9. Penaganan awal pada pasien stroke


a. Face
Memastikan tanda stroke pertama adalah pada wajah,anda dapat meminta penderita untuk
tersenyum,apakah simetris atau tidak.sebab stroke biasa menyebabkan wajah turun
sebelah.
b. Arm
Meminta penderita mengangkat kedua lengan lurus ke depan,apakah ia dapat menahan
nya selama beberapa detik atau tidak .apabila salah satu lengan tampak
turun,kemungkinan benar gejala stroke
c. Speech
Mengetes cara bicara penderita.apabila terdengar pelo,terutama saat menebutkan “R”
kemungkinan penderita benar terkena stroke
d. Time
Yang patut disadari saat menangulangi serangan stroke adalah betapa berharganya
waktu.bila salah di atas terjadi , anda harus membawa nya ke UGD rumah sakit terdekat.
Dan jangan menunda nunda

10. Dx sesuai kasus


Resiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan hipertensi

11. Perawatan pasca stroke

Perawatan pasca stroke merupakan perawatan yang tersulit dan terlama, disini di perlukan
kesabaran dan ketenangan dari pasien dan keluarga pasien. Makin cepat ditangangani dan
melakukan rehabilitasi, makin besar kemungkinan mencegah meluasnya gangguan pada
otak,dan mengurangi akibat yang ditimbulkan stroke.

Tahap yang harus dilakukan setelah pasien selesai menajalani terapi di rumah sakit adalah
rehabilitasi pasca stroke bertujuan untuk membantu penderita mengoptimalkan fungsi
tubuh dan meningkatkan kualitas hidup.

12. Intervensi pada stroke


13.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

Mahasiswa mampu mamahami apa yang dimaksud dengan :

1. Patofisiologi stroke

2. Penatalaksanaan pd stroke

3. Definisi stroke

4.Faktor penyebab stroke

5. Manifestasi strok

6. komplikasi stroke

7. bagaimana cara agar terhindari dari strok

8. Bagaimna pengobatan pada pasien stroke

9. Penanganan awal pada pasien stroke

10. Dx sesuai kasus

11. perawatan pasca stroke

12. intervesi pada stroke

13. Klasifikasi stroke menurut perjalanan penyakit Dan stadiumnya

6. INFORMASI TAMBAHAN
komplikasi

penanganan
pengobatan
awal

stroke

faktor
klasifikasi
penyebab
stroke
stroke

perawatan
pasca stroke

7. KLARIFIKASI INFORMASI

LO

1. Kenapa pada pasien HT bisa stroke


2. Kenapa pada pasien stroke bisa bicara pelo

Jawaban

1. Hipertensi bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit,bocor,pecah,atau tersumbat


.hal ini dapat mengganggu aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak.jika
hal ini terjadi ,sel sel jaringan otak pun akan mati dan menyebabkan terjadinya stroke
2. Bicara pelo disebabkan oleh kelemahan otot otot yang berperan pengting dalam berbicara
seperti otot bibi,lidah,dan rongga mulut. Kelemahan otot tersebut disebabkan oleh adanya
gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan terkenannya bagian pengontrol
gerakan otot rongga mulut di otak.

Bicara pelo akibat kelemahan otot dapat membaik dalam beberapa hari atau minggu,tapi
dapat pula menetap. Disatria merupakan komplikasi stroke yang memiliki gejala bicara
pelo.disartria dapat membuat artikulasi menjadi tidak jelas, memengaruhi kualitas dan
kekerasan suara ,serta kemampuan berbicara secara normal dengan intonasi
normal.bicara pelo yang menetap dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang dan
membuat rasa tidak nyaman bagi seseorang yang mengalaminya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Cipolla MJ. The cerebral circulation. Integrated systems physiology: From molecule to
function. 2009 Jan 1;1(1):1-59.

2. Bandera E, Botteri M, Minelli C, Sutton A, Abrams KR, Latronico N. Cerebral blood flow
threshold of ischemic penumbra and infarct core in acute ischemic stroke: a systematic review.
Stroke. 2006 May 1;37(5):1334-9.

3. Ropper A, Samuels M, Klein J. Adams and Victor's Principles of Neurology 10th.

4. Philadelphia W. Merritt’s Neurology. Neurology Asia. 2010;15(1):101.

5. Fisher, et al. (2016). Definition and Implications of the Preventable Stroke. JAMA Neurology,
73(2), pp. 186-9.

6.Musuka, et al. (2015). Diagnosis and management of acute ischemic stroke: speed is critical.
CMAJ : Canadian Medical Association Journal, 187(12), pp. 887–893.

7.Kementrian Kesehatan RI (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset


Kesehatan Dasar 2013.

8Kementrian Kesehatan RI (2008). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset


Kesehatan Dasar 2007.

9.Yudiarto, et al. (2014). Indonesia Stroke Registry. Neurology, 82 (10).

NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Physical Activity Guidelines for Older Adults.

NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Stroke.

10.Mayo Clinic (2018). Diseases & Conditions. Stroke.

WebMD (2018). Stroke.

11. Fisher, et al. (2016). Definition and Implications of the Preventable Stroke. JAMA
Neurology, 73(2), pp. 186-9.

12.Musuka, et al. (2015). Diagnosis and management of acute ischemic stroke: speed is critical.
CMAJ : Canadian Medical Association Journal, 187(12), pp. 887–893.

13.Kementrian Kesehatan RI (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset

14. Medical News Today.Diakses pada 2019.Stroke:Causes,symptoms,diagnosis,and


treatment.NHS.Diakses pada 2019.stroke.Diperbarui pada 24 september 2019

15. Monica Rumahorbo,Skep & cicilia Erlia, Skep,2014,60 tengtang keperawatan stroke di
rumah,PT.Gramedia.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai