Anda di halaman 1dari 28

JOURNAL READING

Efek Suplemen Oksigen Dosis Rendah Rutin pada


Kematian dan Cacat pada Orang Dewasa Dengan
Stroke Akut: Uji Coba Oksigen Stroke Acak
Diajukan kepada:
Dr. Nurtakdir Setiawan, Sp.S

Dini Zahrina Mawarni


1610211046

KOAS SARAF RSUD AMBARAWA Periode 3 Juli – 5 Agustus 2017


PENDAHULUAN

PENTING

• Hipoksia sering terjadi pada beberapa hari pertama setelah stroke


akut, sering kali intermiten, dan seringkali tidak terdeteksi.
Suplementasi oksigen dapat mencegah hipoksia dan kerusakan
neurologis sekunder dan dengan demikian memiliki potensi untuk
mempercepat pemulihan

TUJUAN

• Untuk menilai apakah terapi rutin profilaksis oksigen dosis rendah


lebih efektif daripada pemberian oksigen kontrol dalam mengurangi
kematian dan cacat pada 90 hari, jika iya, apakah pemberian malam
hari (dimaan hipoksia paling sering terjadi, ditambah lg tidak ganggu
rehabilitasi) lbh efektif dibanding kontinyu
DESAIN, PENGATURAN, DAN PESERTA

• Dalam percobaan klinis acak tunggal-buta ini, 8003


orang dewasa dengan stroke akut terdaftar dari
136 pusat yang berpartisipasi di Inggris dalam
waktu 24 jam setelah masuk rumah sakit

INTERVENSI

• Peserta diacak 1:1:1 sampai oksigen kontinyu


selama 72 jam (n=2668), oksigen nokturnal (21:00
sampai 07:00) selama 3 malam (n = 2667), atau
kontrol (oksigen hanya jika diberikan jika ada
indikasi klinis; n = 2668).
• 3 L/menit < 93% atau kurang DAN 2 L/menit jika
saturasi >93%.
HASIL UTAMA DAN TINDAKAN

• Hasil utama (primer) dilaporkan menggunakan skor


Skala Rankin yang dimodifikasi (kisaran kecacatan,
0 [tidak ada gejala] sampai 6 [kematian];
• dinilai pada 90 hari melalui kuesioner pos
• Uji statistik yg digunakan mRS adalah regresi logistik
yang menampilkan OR

HASIL

• OR untuk pemberian oksigen terhadap kontrol


adalahn 0,97 (95% CI, 0.89 to1.05, P=0.47)
• OR untuk oksigen kontinyu vs nokturnal adalah 1,03
(95% CI, 0.93 to1.13, P=0.61)
KESIMPULAN

• Diantara pasien non hipoksia pasca stroke,


pemberian suplemen oksigen dosis rendah tidak
menunrunkan angka kematian atau disabilitas
selama 3 bulan.
• Hipoksia umumnya terjadi pada hari-hari pertama setelah
stroke akut1 dan terkait dengan tingkat kemerosotan neurologis,
kematian dan pelembagaan yang lebih tinggi, 3 dan mortalitas
yang lebih besar.4 Sementara sel-sel di penumbra iskemik
hanya bertahan selama beberapa jam, sel-sel otak di luar inti
iskemik dan penumbra tetap berisiko mengalami kematian sel
tertunda beberapa hari karena edema, peradangan, dan
kematian sel terprogram, terutama jika gangguan metabolik
digabungkan oleh hipoksia.5-7
Suplemen oksigen tambahan dapat
memperbaiki hasil dengan mencegah hipoksia
dan kerusakan otak sekunder namun juga
dapat menimbulkan efek samping

Tujuan utama dari Stroke Oxygen Study (SO2S)


adalah untuk menentukan apakah terapi oksigen
dosis rendah selama 3 hari pertama setelah
stroke akut meningkatkan hasil dibandingkan
dengan perawatan biasa (hanya oksigen bila
diperlukan).
Studi Desain

Ini merupakan multicenter randomized clinical


trial dari terapi oksigen dengan outcome yang
single blind
Partisipan

• Orang dewasa (berusia ≥ 18 tahun)


• diagnosis klinis stroke akut dalam waktu 24
jam setelah masuk rumah sakit
• tidak memiliki indikasi klinis atau
kontraindikasi terhadap perawatan oksigen
• kondisi lain dengan usia harapan hidup
kurang dari 12 bulan
Randomisasi dan
Intervensi
• Pasien di wakili 1:1:1 untuk menerima
1) Kontinyu suplemen oksigen (72 jam)
2) Nocturnal suplemen selama pukul 21.00-07.00
3) Kontrol. Hanya diberikaan jika ada indikasi

• Oksigen diberikan secara pernasal dangan nasal kanul


sebanyak 3L/mny (jika saturasi <93%) dan 2 L/mnt (jika
saturasi >93%)

• Vital sign diawasi setidaknya 4 kali per hari


Hasil dan Blinding

Hasil dinilai pada 1 minggu oleh anggota tim lokal pada hari ke 90
hari melalui kuesioner pos. (telepon hanya digunakan untuk non
responden atau jawaban yg kurang jelas atau hilang

Hasil Primer
Hasil Sekunder
Dengan Skor Rankin
Scale yg dimodifikasi Adalah peserta dengan perbaikan neurologik
(mRS) 0 [tidak ada pada hari 7 (penurunan≥4 poin pada NIHSS)
gejala] sampai 6 Kemudian pada hari 90 yaotu jumlah peserta
[kematian] pada hari ke yg hidup dan mandiri (mRS <2), tinggal dirumah
90 (Bartel index ADL score), kualitas hidup (EuroQol
score) dan NEA of dailiy living score
Hasil dan Blinding

Percobaan ini didisain untuk menjawab 2


permasalahan

Apakah suplementasi
oksigen meningkatkan Perbandingan pemberian oksigen
outcome (pada hari ke kontinyu dengan pemberian oksigen
90) dibandingan nokturnal terhadap outcome
dengan kontrol
MRS dianalisis dengan regresi logistik ordinal,
yang menghasilkan rasio odds umum (OR) yang
dengan OR lebih dari 1,00 mengindikasikann
adanya improvement
Partisipan

• Total ada 8003 peserta dari 136 centers di


United Kingdom
• Baseline demografi dan karakteristik klinis
(termasuk keeparahan stroke dan saturasi
oksigen terbagi seimbang dalam 3
kelompok)  lihat tabel 1
Main Outcome

• Analisis utama menunjukkan bahwa suplemen


oksigen tidak efektif untuk memperbaiki hasil
akhir pada hari ke 90(Gambar 2).
• OR 0,97 pada suplementasi
Oksigen VS kontrol
• OR 1.03 pada oksigen kontinyu Hasil primer
VS nokturnal

• OR 0,97 pada suplementasi


Oksigen VS kontrol Hasil sekunder
• OR 1.03 pada oksigen kontinyu VS
nokturnal
Secondary Outcome

• Neurologic impairment pada ketiga


kelompok semuanya mengalami kenaikan
dari baseline ke score 2
• Oksigen suplementasi tidak menignkatkan
jumlah peserta yang hidup dan mandiri
dirumah dalam aktivitas sehari hari pada
hari ke 90
• Mortalitas sama pada kedua kelompok
perlakuan dan kontrol
• Pemberian low dose oxygen (baik pada 72
jam kontinyu ataupun nokturnal) tidak
memberikan perbaikan pada outcome primer
maupun sekunder hari ke 90

• Selanjutnya, uji coba ini menemukan


peningkatan signifikan dalam saturasi
oksigen pada kelompok yang diobati
dibandingkan dengan kelompok kontrol
• Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan.
Manfaat minor dari perawatan oksigen mungkin
telah ditutupi oleh ketidakpatuhan. Namun, hal
ini nampaknya tidak mungkin mengingat
kekuatan statistik tinggi untuk mendeteksi
perbaikan kecil sekalipun.
• Penderita stroke akut sering gelisah dan bingung.
Memastikan kepatuhan penuh idealnya
memerlukan rasio perawat-ke-pasien 1 per 1.
Namun, hal ini tidak mungkin dilakukan di luar
tempat perawatan intensif. Hasil utama dinilai
dengan pertanyaan pos dan didukung oleh
wawancara telepon dengan nonre-sponders.
Di antara pasien nonhypoxic dengan stroke
akut, penggunaan Profilaksis suplemen
oksigen dosis rendah tidak mengurangi
kematian atau cacat pada 3 bulan.

Anda mungkin juga menyukai