disebabkan oleh radang. Retinopati degenerasi/kelainan pd retina, dg dasar penutupan pembuluh darah yg menyebabk an gang. nutrisi pd retina. Cotton wall patches gambaran eksudat pd retina akibat penyumbatan arteri prepapil tjd daerah nonperfusi di dalam retina. PERBEDAAN RETINOPATI DIABETIKUM PENDAHULUAN Retinopati diabetik merupakan salah satu penyebab utama kebutaan pada usia produktif (20 65 tahun) Faktor resiko retinopati: Hiperglikemia kronik Hipertensi Hiperkolesterolemia Merokok Nefropati SKRINING Kapan? Maksimal 3 tahun sejak diagnosis DM tipe I ditegakan, ketika didiagosis DM tipe II, dan setiap tahunnya. Pada wanita hamil dengan DM: trisemester pertama, diulang setiap 3 bulan sampai persalinan. Fotografi tujuh bidang merupakan gold- standard. Pilihan lain fotografi dua bidang 45 derajat (makula dan diskus)
Pasien dengan DM tipe I akan mengalami onset penyakit 3-
5 tahun. Untuk penderita DM tipe II dapat datang dengan sudah mengalami retinopati yg merupakan keluhan pasien. Perkembangan retinopati menjadi lebih cepat saat PATOGENESIS Peningkatan gula darah > keracunan pd darah & pemb.darah (glikotoksisitas). Timbul: Kelainan kapiler vena (dinding menebal, dg lumen dan diameter tidak teratur) > kebocoran & penyumbatan. Dinding kapiler melemah > jd menonjol > mikroaneurisma (titik merah pd oftalmoskopi) 1-2 mikroaneurisma dpt di diagnosis Retinopati Diabetik. Kapiler akan bocor, sehingga tampak: edema,eksudat,perdarahan. Edema > di makula > mengancam tajam penglihatan. KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETIK
Nonproliferatif diabetic Proliferatif diabetic
retinopathy (NPDR) retinopathy (PDR)
Mikroaneurisma Neovaskularisasi diskus
Area non perfusi kapiler ringan dg perdarahan Infark lapisan serabut vitreus saraf NVD sedang hingga Perdarahan intraretina berat dengan atau tanpa dot-blot perarahan vitreus (1/4- 1/3 area diskus) Venosus beading NVE sedang (1/2 diskus) dg perdarahan diskus RETINOPATI NONPROLIFERATIF Merupakan suatu mikroangiopati progresif kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh darah kecil. Kelainan awal : penebalan membran basal endotel dan berkurangnya jumlah perisit terbentuknya kantung mikroaneurisma. RETINOPATI DIABETIK NON PROLIFERATIF Dapat mempengaruhi penglihatan melalui 2 mekanisme: Perubahan pd kapiler intraretinal yang menyebabkan iskemik makular. Peningkatan permeabilitas pembuluh retina yg menyebabkan edema makular. MIKROANEURISMA KLASIFIKASI RD NON PROLIFERATIF
RDNP RDNP Sedang RDNP Berat
Ringan Mikroanerisma Cotton wool Mikroaneuri luas Intraretinal sma Perdarahan microvascular abnormalities intraretina (IRMA) (dot/blot) Cotton wool PERDARAHAN RETINA HARD EKSUDAT RETINOPATI PROLIFERATIF Retinopati Proliferatif Pd keadaan ini, tdpt pnyumbatan mikrovaskular dan kebocoran plasma yg berlanjut disertai kebocoran pd dinding retina (cotton wool spot, infark pd lapisan serabut saraf). RETINOPATI PROLIFERATIF Kelainan awal: pembuluh darah baru pada diskus optikus (NVD) atau bagian retina lainnya (NVE). Risiko tinggi:
Neovaskularisasi pada diskus optikus yang
meluas > 1/3 diameter diskus NVD disertai perdarahan vitereous NVE > diameter diskus RETINOPATI PROLIFERATIF Neovaskularisasi yang terbentuk berproliferasi ke permukaan posterior vitreous rapuh rusak perdarahan viterous penurunan penglihatan mendadak Neovaskularisasi perubahan menjadi fibrosa fibrovaskular rapat traksi vitreoretina ablasio retina Neovaskularisasi iris (rubeosis iris) CIRI KHAS Cottton wool spot Blot haemorrage
Intraretinal mikrovaskular retinal (IRMA)
Rangkaian vena seperti manik-manik
Bila ada 1 dari 1 kecenderungan mjd progresif
(retinopati diabetik proliferatif) Bila ada ke 4-nya maka berisiko mjd proliferatif dlm wkt 1 th. TATALAKSANA Pengendalian hiperglikemia, hipertensi, dan hiperkolesterolemia. Terdapat edema makula focal laser (lesi setempat) atau grid laser (lesi setempat). Penyuntikan intravitreal triamcinolone atau anti-VEGF. Fotokoagulasi laser pan-retina (PRP) menurunkan insidensi gangguan penglihatan. Vitrektomi dilakukan segera pada perdarahan vitreous luas pasien DM tipe I, ablasio retina, VITREKTOMI DAN ENDOLASER dapat dilakukan bersama dengan lensektomi dengan pemasangan lensa intraocular : untuk mata dengan perdarahan vitreus berat, vitrektomi awal menghasilkan tajam penglihatan yang lebih baik (dg risiko lebih banyak kehilangan visus sampai tidak didapatkan persepsi cahaya)
Komplikasi post op: pelepasan retina, perdarahan vitreus,
rubeosis iridis, dan komplikasi lain harus pula dipikirkan lebih lanjut supaya didapatkan hasil yang optimal.
Prognosis penglihatan setelah vitrektomi tergantung pada
fungsi macula. Pembedahan untuk perdarahan vitreus tanpa pelepasan macula biasanya menghasilkan ketajaman penglihatan yang baik. RETINOPATI ANEMIA RETINOPATI ANEMIA Diakibatkan anoksia berat yang terjadi pada anemia. Anoksia infark retina gmbran bercak eksudat kapas (Cotton wall patches). EPIDEMIOLOGI Erat dikaitkan dg anemia berat (Hb <8 g / dL) dan trombositopenia berat (PLT<50 x 109 / L). 38% kejadian retinopati dari pasien anemia dan trombositopenia. GEJALA KLINIK Gejala Subjektif Kesulitan membaca Penglihatan kabur disebabkan karena edema macula Penglihatan ganda Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata Melihat lingkaran-lingkaran cahaya jika telah terjadi perdarahan vitreus Melihat bintik gelap & cahaya kelap-kelip GEJALA KLINIK Gejala objektif Mikroaneurisma (penonjolan dinding kapiler, terutama daerah vena dg bentuk berupa bintik merah kecil terletak dekat pembuluh darah terutama polus posterior. Dilatasi vena, lumennya irregular dan berkelok-kelok bentuk ini seakan-akan dapat memberikan perdarahan tp tidak (akibat kelainan sirkulasi & akibat eksudasi plasma. Pd oftalmoskopi terlihat bercak kuning bersifat difus dan berwarna putih. Edema retina hilangnya gambaran retina di daerah makula sangat menganggu tajam penglihatan pasien. DIAGNOSIS Oftalmoskopi dan foto funduskopi; gold standard Riwayat pasien
Ketajaman visus
Refraksi PENATALAKSANAAN Koreksi anemia. Apabila kehilangan penglihatan terjadi laser/ inj. intraviteal kortikosteroid atau anti-vascular endothelial growth factor (VEGF).