Anda di halaman 1dari 30

DISKUSI TOPIK 11 REHABILITASI

MENTAL DAN KEDARURATAN


PSIKIATRI
Perdana Akbar
Rahma Rafina
Satya Kesumawardani

Pembimbing dr. Savitri Sp.KJ


REHABILITASI MENTAL
L.E Hinsie dan R. J Campbell dalam Psychiatric Dictionary
merumuskan pengertian Rehabilitasi adalah segala tindakan
fisik, penyesuaian psikososial dan latihan vokasional sebagai
usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara
maksimal dan untuk mempersiapkan pasien secara fisik,
Definisi mental, sosial, dan vokasional untuk kehidupan penuh sesuai
dengan kemampuan dan ketidakmampuan kearah:
Mencapai perbaikan fisik sebesar-besarnya;
Penempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan
kapasitas yang maksimal;
Penyesuaian diri dalam hubungan perorangan dan sosial
secara memuaskan
Kriteria Rehabilitan Rehabilitasi Mental

Rehabilitan sudah tenang/tidak gaduh gelisah


Rehabilitan tidak ada indikasi bunuh diri
Rehabilitan yang tidak mengalami gangguan
mental
Rehabilitan dengan gangguan psikiatrik pada
usia produktif
Tujuan Rehabilitasi

Mencapai perbaikan fisik dan mental sebesaar-


besarnya.
Penempatan/penyaluran dalam pekerjaan dengan
kapasitas maksimal.
Tujuan Penyesuaian diri dalam hubungan perorangan dan
sosial secara memuaskan, sehingga dapat berfungsi
lagi sebagai anggota masyarakat yang berswadaya,
swasembada, (mandiri) dan berguna.
Tujuan Khusus
Bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan berobat
Aspek medis melalui edukasi rehabilitan mengenai penyakit dan
pengobatan termasuk efek samping obat

Bertujuan kearah tercapainya penyesuaian


Aspek psikologi diri, tercapainya harga diri dan juga
dan sosial tercapainya pandangan dan sikap yang sehat
dari masyarakat terhadap rehabilitan

Aspek
Bertujuan ke arah tercapainya kecakapan yang
vokasional dan produktif dan berguna
re-edukasi
Bertujuan ke arah terbentuknya peraturan
Aspek legislatif
perundang-undangan yang mengatur
dan administratif rehabilitasi pasien jiwa.
Tahap-Tahap Rehabilitasi Pasien Gangguan Jiwa

a. Tahap persiapan
Usaha mempersiapkan pasien dengan menjalankan kegiatan
terapi okupasional, seleksi, evaluasi, dan latihan kerja dalam
berbagai jenis pekerjaan.
b. Tahap penyaluran/penempatan
Usaha pemulangan pasien ke keluarga,tempat kerja atau
masyarakat dan instansi lain yang berfungsi sebagai pengganti
keluarga,disamping usaha resosialisasi.
c. Tahap pengawasan
Tindakan lanjut setelah pasien di salurkan ke
masyarakat,dengan mengadakan kunjungan rumah (home visit)
kunjungan tempat kerja (job visit) dan menyelenggarakan
perawatan lanjut (after care),untuk mengetahui perkembangan
pasien,permasalahan yang dihadapi serta cara-cara
pemecahannya.
Aktivitas kegiatan untuk mencapai tujuan rehabilitasi
kesehatan jiwa menurut Anthoni (1980)

Fisik Emosional Intelektual

KETERAMPILAN HIDUP Hub antar manusia Pengelolaan uang


Higiene personal Kontrol diri Penetapan tujuan
Kebugaran fisik Penghargaan yang selektif Pengembangan masalah
Penggunaan angkutan Reduksi stigma Penggunaan sumber-
umum Penyelesaian masalah sumber komunitas
Memasak Keterampilan berbicara
Belanja
Kebersihan
Peran serta dalam
olahraga
Penggunaan fasilitas
rekreasi
Fisik Emosional Intelektual

KETERAMPILAN BELAJAR Kemampuan berbicara Membaca


Dapat tenang
Mengajukan pertanyaan Menulis
Memberikan perhatian
Menjawab dengan sukarela Keterampilan Belajar
Tetap duduk
Mengikuti petunjuk Aktivitas hobi
Mengamati
Meminta pengarahan Mengetik
Ketepatan waktu
Mendengarkan

KETERAMPILAN BEKERJA Wawancara bekerja Pemenuhan syarat kerja

Ketepatan waktu Pembuatan keputusan Pencariaan kerja

Penggunaan alat kerja Hubungan antar manusia Tugas pekerjaan spesifik.

Kekuatan pekerjaan angkutan Kontrol diri


pekerjaan
Mempertahankan pekerjaan
Tugas pekerjaan spesifik
Tugas pekerjaan spesifik
Kegiatan Rehabilitasi

Jenis Jenis Kegiatan Rehabilitasi :

1. Terapi Okupasional
Okupasi adalah aktivitas yang terarah dan bertujuan sehingga
terapi okupasi adalah terapi yang dimanfaatkan untuk suatu
kegiatan yang berguna bagi diri kita.
Jenis Aktivitas Terapi Okupasi
Aktivitas latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan jiwa
Aktivitasdengan pendekatan kognitif
Aktivitas yang memacu kreativitas
Training keterampilan
Terapi bermain
2. Terapi Edukasional
Tujuannya adalah membantu pasien untuk meningkatkan
harga dirinya,tidak tertinggal pelajaran karena sedang dirawat
dan juga dapat beradaptasi dengan program pengobatan

3. Rehabilitasi Vokasional
Yaitu suatu proses dimana pasien dikaji,dilatih dan
ditempatkan sesuai dengan pekerjaannya yang dapat
membantunya mendapatkan kepuasan dan bermakna.
Kegiatan ini didasari kepada kepercayaan bahwa dengan
memberinya pekerjaan akan menghasilkan kreatifitas
kepuasan dalam berhubungan sosial dengan orang
lain,meningkatkan kebanggakan dalam menyelesaikan tugas
dan harga diri. Sebelum mengikuti terapi ini biasanya pasien
dilakukan test sikap ketrampilan,minat,kemudian diminta
mengobservasi dan memcoba salah satu jenis pekerjaan yang
diminati,kemudian dinilai kembali untuk diberikan terapi.
KEDARURATAN
PSIKIATRI
Definisi

Kedaruratan psikiatri merupakan cabang Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kedokteran


Kedaruratan, yang dibentuk untuk menghadapi kasus kedaruratan yang memerlukan
intervensi psikiatrik.

Kasus kedaruratan psikiatri meliputi gangguan pikiran, perasaan dan perilaku yang
memerlukan intervensi terapeutik segera, antara lain :
Kondisi gaduh gelisah
Dampak tindak kekerasan
Suicide
Gejala extrapyramidal akibat penggunaan obat
Delirium
Tempat Pelayanan Kedaruratan Psikiatri

Rumah Sakit Umum


Rumah Sakit Jiwa
Klinik
Sentra Primer
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan tempat pelayanan
kedaruratan psikiatri, antara lain :

Keamanan
Terdapat tim yang terpadu yan terdiri atas berbagai disiplin ilmu.
Jumlah staf yang bertugas harus cukup terdiri atas
1. Psikiater dan/ atau dokter umum,
2. Perawat, pembantu perawat, serta idealnya terdapat juga pekerja social.
3. Diperlukan jalur komunikasi dan autoritas yang jelas.

Pemisahan ruang secara spesifik


1. Anak dan remaja sebaiknya dilayani diruang terpisah, yaitu diruang anak dan remaja.
Bila terdapat risiko terjadinya manifestasi perilaku, atau keadaan tidak memungkinkan,
pasien bisa saja dilayani ditempat dewasa, ditempat pertama kali pasien datang.
2. Pasien dengan tindak kekerasan atau agitatif dipisah dari pasien-pasien non-agitatif.
3. Ruang isolasi dan fiksasi harus terletak dekat ruang perawat agar dapat dilakukan
pengawasan yang ketat.

Akses langsung dan mudah


Ketempat ruang gawat darurat medik lainnya serta pelayanan diagnostic penunjang
sangat diperlukan karena 5-30% kondisi medik umum menunjukkan manifestasi
psikiatrik.
Obat-obat psikofarmaka
Harus lengkap tersedia. Alat fiksasi serta ruang evaluasi diusahakan yang memadai.

Tim yang bertugas


Harus mempunyai kepakaran yang spesifik dan siap bertindak segera pada saat yang
tepat. Keamanan harus diperlakukan sebagai hal klinis dan dilaksanakan oleh staf
klinik, bukan oleh petugas keamanan

Seluruh staf harus mengerti bahwa pasien sedang dalam keadaan distress fisik dan
kondisi emosional yang rapuh. Pengharapan dan fantasinya seringkali tidak realistis
dan ini akan mempengaruhi responsnya terhadap terapi.

Sikap, perilaku staf dan pasien, harus dijaga dan dipahami mulai saat pasien masuk
kedalam ruang gawat darurat. Tindak kekerasan tidak dapat dibenarkan atau
ditolerir, baik oleh pasien maupun staf ditempat pelayanan kedaruratan.
EVALUASI

Menilai kondisi pasien yang sedang dalam krisis secara cepat dan tepat adalah
tujuan utama dalam melakukan evaluasi kedaruratan psikiatrik.

Tindakan segera dengan pendekatan yang pragmatis, yang harus dilakukan secara
tepat adalah:
- Menentukan diagnosis awal
- Melakukan identifikasi faktor-faktor presipitasi dan kebutuhan
segera sang pasien
- Memulai terapi atau merujuk pasien ke fasilitas yang sesuai
Dalam proses evaluasi, dilakukan:

Wawancara Kedaruratan Psikiatrik:

1. Wawancara dilaksanakan dengan lebih terstuktur yaitu


fokus wawancara ditujukan pada keluhan pasien dan alasan dibawa ke unit gawat
darurat.
2. Keterangan tambahan dari pihak pengantar, keluarga, teman, polisi, dapat
melengkapi informasi, terutama pada pasien mutisme, negativistic, tidak kooperatif
atau inkoheren.
3. Diperlukan juga kemampuan mendengar, melakukan observasi dan melakukan
interpretasi terhadap apa yang dikatakan ataupun yang tidak dikatakan oleh pasien.
4. Sikap yang tenang dan jujur dalam proses wawancara.

Pemeriksaan Fisik :
Riwayat perjalanan penyakit
Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan status fisik/ neurologic
Pemeriksaan penunjang
Alur Evaluasi dan Penatalaksanaan Pasien Gawat Darurat
Psikiatrik
Pasien rujukan Datang Pasien diantar oleh
sendiri poliisi

Pasien gawat darurat psikiatrik

Triage

Triage psikiatrik

Evaluasi medik
Evaluasi psikiatrik: organik/fungsional

Rawat bersama Rawat inap Rawat jalan


dengan disiplin psikiatrik
ilmu lain
5 hal yang harus ditentukan sebelum menangani pasien selanjutnya:

1. Keamanan pasien
Dokter harus memastikan bahwa situasi diruang gawat darurat, pola pelayanan dan
komunikasi antar staf, serta jumlah pasien dalam ruangan tersebut cukup aman bagi
pasien, baik secara fisik maupun emosional. Jika intervensi verbal tidak cukup atau
merupakan kontraindikasi , perlu dipikirkan pemberian obat atau pengekangan.
Perhatian perlu diberikan terhadap kemungkinan timbulnya agitasi atau perilaku
merusak.

2. Medik atau Psikiatrik


Penting sekali bagi dokter untuk menilai apakah kasusnya medik, psikiatrik atau
kombinasi keduanya sebab penanganannya akan jauh berbeda. Kondisi-kondisi medik
umum seperti trauma kepala, infeksi berat dengan demam tinggi, kelainan
metabolisme, tumor, AIDS, intoksikasi atau gejala putus zat, seringkali menyebabkan
gangguan fungsi mental yang menyebabkan gangguan fungsi mental yang menyerupai
gangguan psikiatrik umumnya. Bila kondisi ini tidak ditangani semestinya, dapat
menyebabkan kematian.
3. Suicidal atau homicidal
Pasien-pasien dengan kecenderungan ini sangat membahayakan dirinya sendiri atau
orang lain. Jangan pernah menyepelekan semua ancaman, pikiran, atau sikap yang
menunjukkan adanya kecendrungan bunuh diri harus di observasi secara ketat.
Perasaan-perasaan yang berkaitan dengan tindak kekerasan atau pikiran bunuh diri
harus selalu ditanyakan kepada pasien.

4. Kemampuan merawat diri sendiri


Sebelum memulangkan pasien, harus dipertimbangkan apakah pasien mampu merawat
dirinya sendiri, mampu menjalankan saran yang dianjurkan. Ketidakmampuan pasien
dan dirumah merupakan salah satu indikasi rawat inap.

Indikasi rawat inap adalah:


Bila pasien membahayakan diri sendiri atau orang lain
Bila perawatan dirumah tidak memadai
Perlu observasi lebih lanjut
Pertimbangan Dalam Penegakan Diagnosis dan Terapi

DIAGNOSIS

Pemeriksaan dan konsultasi medik untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab


organik dilakukan diruang gawat darurat.

Pemeriksaanya yaitu : 1. Tes urin untuk opioid, amfetamin, benzodiazepin,


kenabis, dsb)
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan radiologi
4. EKG
Data penunjang lain Alloanamnesis dari keluarga,polisi dsb.
TERAPI

Pemberian terapi obat atau pengekangan ( bila diperlukan )

Tujuannya yaitu :
1. Membantu pasien untuk dapat mengendalikan dirinya kembali
2. Mengurangi/ menghilangkan penderitaanya
3. Agar evaluasi dapat dilanjutkan sampai didapat suatu kesimpulan
akhir.

Obat yang sering digunakan :


1. low-dose high-potency antipsychotics (Haloperidol, trifluoperazine
dsb)
2. Atypical antipsychotics (risperidone, olanzapine)
3. Benzodiazepin
Rujukan / Pemindahan
Psikosis akibat zat, reaksi stress akut, akan lebih
baik jika ditempatkan pada ruang observasi
terlebih dahulu, sehingga dokter dapat kejelasan
lebih lanjut dari penyebab gangguan mentalnya

Bila perlu dirawat inap, sebaiknya meminta


persetujuan pasien sehingga ia merasa dapat
mengendalikan hidupnya dan ikut berpartisipasi
dalam mengambil keputusan.
Tindakan Kekerasan
Agresi fisik yang dilakukan seseorang
terhadap orang lain

Dapat timbul akibat gangguan psikiatrik


maupun tanpaAgitasi
gangguan psikiatrik

Agresif Kekerasan
Asesmen pada kondisi gaduh gelisah

Evaluasi
Singkirkan Efek samping Penilaian
adanya
kondisi fisik obat resiko
komorbiditas
Evaluasi & penatalaksanaan
Lindungi diri
Waspada terhadap munculnya kekerasan
Pastikan jumlah staff cukup untuk mengamankan pasien
Pengikatan
Interverensi psikososial
Calon korban harus diperingatkan adanya bahaya jika pasien tidak
dirawat.

TERAPI
Flufenazin, trifluoperazine, haloperidol 5mg/oral atau IM
Olanzapine 2,5 10 mg IM
Lorazepam
Bunuh Diri
Kematian yang diniatkan dan dilakukan oleh
seorang terhadap dirinya sendiri.

TERAPI

Farmakologi
Benzodiazepin ( lorazepam 3 x 1mg / hari ) 2minggu
Antidepresan ( perjanjian control berikutnya )

Non-Farmakologi
Psikoterapi supportif
Sindrom neuroleptik maligna
Disebabkan oleh efek samping antipsikotik
Terjadi pada hari-hari pertama
penggunaan antipsikotik pada saat dosis
mulai ditingkatkan.
GAMBARAN KLINIS
Demam tinggi
Kekakuan otot
Takikardi, hiperhidrosis, Gn. Kesadaran

TERAPI
Amantadine 200 400 mg PO / hari dalam dosis terbagi
Bromocriptine 2.5mg PO 2 atau 3x/hari
Delirium
GAMBARAN KLINIS

1. Prodormal
2. Gangguan Kesadaran
3. Kewaspadaan
4. Gangguan Pemusatan Perhatian
5. Orientasi
6. Bahasa dan Kognitif
7. Persepsi
8. Mood
9. Gangguan Tidur
10. Gejala Neurologi
Delirium
Farmakoterapi

Dua gejala utama delirium yang mungkin


memerlukan pengobatan farmakologis adalah
psikosis dan insomnia.
Obat pilihan utk psikosis adalah Haloperidol
Dosis berkisar antar 2-10mg IM *usia, bb, kondisi fisik pasien

Insomnia paling baik diobati dengan golongan


benzodiazepine yang mempunyai waktu
paruh pendek.

Anda mungkin juga menyukai