Anda di halaman 1dari 36

PINGSAN ATAU SINKOP

DEPARTEMEN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
DEFINISI

• Bahasa Yunani : synkope : pause.

• Penurunan kesadaran dan hilangnya tonus


postural transien akibat penurunan aliran
darah ke otak.

• Mencakup 3% kunjungan IGD.


DEFINISI

• Dapat terjadi tiba-tiba, atau didahului gejala


prodromal (presinkop)

• Gejala presinkop yang dapat ditemukan:


– lightheadiness
– Dizziness (pusing)
– Perasaan tidak stabil (unsteadiness)
– Gliyer (giddiness)
– Mau jatuh (faint spell)
KLASIFIKASI SINKOP

• Sinkop Vasovagal /vasodepressor


Neurally synccope
mediated • Situational reflex syncope

Orthostatic • Primary autonomic Insufficiency


hypotension • Seccondary autonomic hypotension

Cardiac • Cardiac Structural Disease


syncope • Arrhytmic cardiac syncope
NEURALLY MEDIATED
SYNCOPE
NEURALLY MEDIATED SYNCOPE
Pencetus (trigger)

↑ aktivitas parasimpatis
& ↓ simpatis transien

↓ resistensi vaskular, bradikardia

↓ Curah jantung

↓ Aliran darah otak transien

SINKOP

• Pada sinkop jenis ini, fungsi sistem saraf otonom normal


NEURALLY MEDIATED SYNCOPE
Klasifikasi
Subdivisi neurally mediated syncope berdasarkan pecetus

Vasovagal

• Diprovokasi rasa takut, nyeri, ansietas, emosi intens, darah,


bau/pemandangan yang tidak nyaman

Situasional / Valsalva manuver

• Pulmonal : cough syncope, sneeze syncope


• Urogenital : postmicturition syncope, pemasangan instrumen
• Gastrointestinal : swallow syncope, glossopharyngeal neuralgia, defecation
syncope, pemasangan NGT.
• Kardiak : Bezold Jarisch
• Sinus karotis : masase sinus karotis
• Okular : Penekanan okular, pembedahan okular
NEURALLY MEDIATED SYNCOPE
Manifestasi Klinis
• Serangan banyak saat berdiri, kadang saat duduk

• Diawali gejala intoleransi ortostatik :


– Kepala terasa ringan/melayang (lightheadedness), rasa
kesemutan tangan/kaki, dizziness, fatigue

• Disertai gejala aktivasi parasimpatis:


– Diaforesis, bradikardia, pucat, palpitasi, mual,
hiperventilasi.

• 10-20% dapat disertai konvulsi klonik/mioklonik


NEURALLY MEDIATED SYNCOPE
Tatalaksana
• Hindari faktor pencetus
• Ekspansi volume plasma  Pemberian cairan
• Manuver counterpressure isomaterik
– manuver untuk meningkatkan tekanand adrah dengan
handgrip, menyilangkan tungkai atau menegangkan
lengan.
• Farmakoterapi
– Fludrokortisone
– Beta agonis
ORTHOSTATIC
HYPOTENSION
Orthostatic hypotension syncope

• Timbulnya hipotensi saat berdiri


• Penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg atau
diastolik 10 mmHg dalam 3 menit setelah
perubahan posisi,
• Akibat gangguan mekanisme refleks simpatis untuk
menjaga stabilnya tekanan darah saat berdiri
• Terjadi kompensasi ↑ heart rate, meskipun hipotensi
Orthostatic hypotension syncope
Klasifikasi

Primary autonomic Seccondary orthostatic


insufficiency hypotension

•Shy-Drager •Autonomic neuropathies


•Obat-obatan
syndrome / •Hipovolemik
•Umur tua
Idiophatic •Lesi transversal myelum di atas
orthostatic thoracal 66
•Simpatektomi
hypotension •Prolonged bed rest
Orthostatic Hypotension
Manifestasi Klinis
• Serangan dipicu perubahan postural
• Gejala intoleransi ortostatik :
– Kepala terasa ringan/melayang (lightheadedness), rasa
kesemutan tangan/kaki, dizziness, fatigue
• Disertai gejala iskemia:
– Pandangan kabur  iskemia oksipital / retinal
– Nyeri leher  iskemia otot leher
– Angina  penurunan perfusi miokar
• Kompensasi hipotensi : Takikardia
Orthostatic hypotension
Tatalaksana
• Hindari obat vasoaktif
• Edukasi perubahan postural bertahap (duduk
berdiri)
• Manuver counterpressure isometrik
• Farmakoterapi :
– Fludrocortisone acetate
– Midodrine
– Simpatomimetik : ephedrine, amfetamin, phenilephrine
– Obat lain : vasopresin, dihydroergotamine, Yohimbin, clonidin
midodrine, metoclopramide
CARDIAC SYNCOPE
Cardiac syncope

• Semua gangguan jantung yang menyebabkan


curah jantung menurun.
• Bila denyut jantung di bawah (normal 40-150
kali/menit)
Cardiac syncope

Mechanical /
obstruction cardiac
Arrhytmic
syncope cardiac syncope
•Gangguan sumbatan keluarnya darah dari •Takikardia Ventrikular
jantung kiri  curah jantung menurun •AV blok tipe II, III + Stokes-Adam
•Stenosis aorta attack
•Kardimiopati hipertrofik •Asistol Ventrikular
•Hipertensi pulmonal
•Emboli pulmonal
•Sick sinus syndrome
•Tamponade kardiak •Sindroma bradikardia/takikardia
•Atrial Myxoma •Long—QT syndrome
•Iskemia miokard global •Malfungsi pace maker
•Tetralogi Fallot •Vaso-Glossopharyngeal neuralgia
Carotid sinus hypersensitivity

• Cardioinhibitory type, Vasodepressor type atau


Campuran
• Dicetuskan saat menoleh atau memakai kerah leher
terlalu ketat
• Pemakaian obat propanolol, digitalis, α-metildopa
• Hipersensitifitas sinus karotikus dapat dites dengan
memijat sinus karotikus  timbul penurunan denyut
jantung di bawah 50% dan tekanan sistolik di bawah
40 mmHg
PEMERIKSAAN DAN
DIAGNOSA SINKOP
ANAMNESA

• Riwayat keluhan dan tanda-tanda


• Onset serangan (akut/bertahap/rekuren)
• Posisi saat serangan
• Lama dan frekuensi serangan sinkop
• Gejala tambahan
• Riwayat penyakit sebelumnya
• Riwayat pemakaian obat-obatan
ANAMNESA

Cardiac •Pucat
•Sianosis
•Sesak nafas
syncope •Aritmia

Onset cepat •Hipotensi ortostatik


•AV blok
(beberapa •Carotid sinus sinkop
detik) •Artimita

Onset beberapa •Hysteric & panic syncope


menit •Hipoglikemia
ANAMNESA

AV blok,
hipoglikemia, • Tidak dipengaruhi posisi
sinkop
histerik/panik

Sinkop takikardia,
ansietas/sinkop • Palpitasi
hiperventilasi,
hipoglikemia

Panic •

Rasa ketakutan
Parestesia akral

syncope •

Gemetar
Takikardia/palpitasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tekanan darah, denyut jantung dan EKG saat :


– Tidur, berdiri
– Handgrip
– Mental stress test
– Cold Pressor test

• Pemeriksaan fungsi otonom


– Tilt table
– Tes keringat (thermoregulatory sweat test)
– Quantitative sudomotor axon reflex
PEMERIKSAAN

Refleks •

Respon denyut jantung : untuk tes parasimpatis
Respon tekanan darah : untuk tes simpatis
kardiovaskular •

Stress test : untuk tes eferen otonom ke perifer
Tes farmakologi : untuk tes target organ

Tes •

Tes perspirasi
Tes pilokarpin

sudomotor •

Tes asetilkolin
Tes metakolin

Tes •


Tes fungsi pupil dan lakrimasi
Tes fungsi gastrointestinal
Tes fungsi kandung kencing
lainnya •

Tes fungsi seksual
Tes neuroendokrin
Tes Valsava

Alat •

Manometer tiup
EKG

Teknik
• Penderita duduk, disuruh mendadak meniup manometer
tiup
• Tekanan dipertahankan 20-40 mmHg selama 10-15 detik
• Sebelum, selama dan sesudahnya direkam EKG, nadi dan
tekanan darah 3x, interval 1 menit

Hasil  normal •

Fase I : TD ↑, HR↓
Fase II : TD ↓, takikardia
ada 4 fase •

Fase III : TD ↓, takikardia
Fase IV : Hipertensi + bradikardia

• Valsava rasio : (R-R terpanjang setelah meniup) / (R-R


terpendek setelah meniup)
Penilaian Heart Rate • Normal : > 1,21, Borderline : 1,11 – 1,21, Abnormal : <
1,10
Heart rate variation saat tarik nafas
dalam (bear to beat variation)

Alat •EKG

Teknik
•Penderita posisi tidur, monitor EKG, diminta tarik nafas dalam,
frekuensi 6x/menit, lama inspirasi dan ekspirasi 5 menit
•Dihitung perbedaan heart rate rata-rata
•Maksimal saat ekspirasi dan minimal saat inspirasi

•Normal > 15 menit

Hasil •Borderline 11-14/menit


•Abnormal <10/menit
Heart rate saat berdiri = 30 : 15

Alat •EKG

Teknik
•Penderita tidur terlentang 15 menit, monitor EKG, kemudian disuruh
mendadak berdiri tanpa bantuan
•Dihitung R-R saat tidur dan berdiri, sesudah itu tidur kembali

Hasil
•Berdiri  timbul takikardia maksimal 15/meni
•Tidur  bradikardia minimal 30/menit
•Sering disebut 30 : 15 rasio

Penilaian
•Normal >1,04
•Borderline 1,01 – 10,3
•Abnormal <1,00
Tekanan darah saat berdiri

•EKG
Alat •Tensimeter

Teknik
•Penderita tidur terlentang 15 menit, monitor tekanan
darah dan EKG, disuruh berdiri mendadak tanpa bantuan
•Ukur tekanan darah 3x saat berdiri

•Normal < 10 mmHg


Penilaian tekanan •Borderline 11—29 mmHg
darah sistolik •Abnormal > 30 mmHg
Tekanan darah saat Handgrip

•Handgrip dynamometer
Alat •EKG
•Tensimeter

•Permulaan diukur kekuatan maksimal handgrip


sesudah istirahat 15 menit, disuruh menekan
Teknik handgrip dengan kekuatan 30% dari maksimal
•Dimonitor tekanan darah dan heart rate

Penilaian :
meningkatnya •Normal > 16 mmHg
•Borderlina 11-15 mmHg
tekanan darah •Abnormal < 10 mmHg
sistolik
Mental stress test

•Pasang mikrofon pada kedua telinga


Noise •Secara mendadak diberikan suara keras berisik
•Bersamaan dimonitor EKG, heart rate dan tekanan

stress test darah


•Normal : tekanan darah naik tidak lebih dari 10 mmHg

Arimatic
•Pasang mikrofon pada kedua telinga dari tape rekorder
•Diminta menghitung 100 dikurangi 7 terus, bersamaan
diganggu suara berisik

stress test •Bersamaan dimonitor EKG, heart rate dan tekanan


darah
Cold pressor test

• Salah satu tangan penderita dimasukan ke


dalam air es selama 60-90 detik
• Tangan yang lain dimonitor tekanan darah,
EKG dan heart rate.
• Normal : tensi sistolik meningkat 15-20 mmHg
dan diastolik meningkat 10-15 mmHg
• Setelah 30 detik kemudian akan kembali
normal setelah 2 menit.
RINGKASAN HASIL TES
KARDIOVASKULAR
NILAI NORMAL DAN ABNORMAL
TES CARDIOVASCULAR RISK
DIAGNOSIS BANDING

• Bangkitan umum / fokal


• Hipoglikemia
• Cataplexy
• Psikogenik
REFERENSI

Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI. VERTIGO PADA GANGGUAN


KARDIOVASKULAR. In: Joesoef AA, Kusumastuti K, editors.
Neuro-otologi Klinis Vertigo. Surabaya: Airlangga University
Press; 2002. p. 18–30.

Hauser S. Harrison’s Neurology in Clinical Medicine 4 ed. New


York: McGraw Hill. 2017
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai