Abstrak
Bronkitis akibat kerja adalah peradangan pada saluran nafas besar yang terjadi pada sebagian pekerja yang terpapar l
oleh berbagai substansi berbahaya seperti debu, uap, asap, dan substansi lainnya di lingkungan kerjanya.
l l l l l
Peradangan saluran napas besar tersebut dipicu oleh inhalasi zat berbahaya yang dapat menyebabkan toksisitas sel
l l l
sel di saluran napas secara langsung, mengaktivasi makrofag, dan meningkatkan radikal bebas di saluran napas.
l l l
Peradangan yang terjadi terus menerus akan menimbulkan terjadinya stress oksidatif, produksi sitokin yang akan
l l l l
memicu peradangan kronis, kerusakan DNA, yang akhirnya menyebabkan kematian sel dan pembentukan jaringan
l l l
parut di saluran napas. Pekerja yang mempunyai resiko tinggi untuk menderita penyakit ini adalah pekerja yang
l l l l l
merokok atau terpapar asap rokok. Selain paparan rokok, pekerja pada industri tambang misalnya penambang batu
l l l
bara dan batuan keras, pekerja terowongan, pekerja industri beton dan pekerja industri non-pertambangan
l l l
misalkan yang bekerja di peternakan dan petani, khususnya pada petani yang terpapar pestisida juga rentan l l l
menderita bronkitis akibat kerja. Peningkatan kejadian penyakit ini juga ditemukan pada pekerja petugas l l l
kebersihan yang sering terpapar cairan pembersih dan desinfektan. Memahami kompleksitas dari penyakit bronkitis
akibat kerja ini penting untuk menurunkan angka kejadian penyakit ini. Selain itu, diperlukan pula langkah-langkah
l l l l l l l
kesehatan dan keselamatan kerja yang mencakup menghindari paparan polutan dan penggunaan alat pelindung l l l l
Occupational bronchitis is an inflammation of the large airways of the respiratory system that occurs in some
l l
workers who are exposed to various hazardous substances such as dust, vapor, smoke, and other substances. l l l l l l
Inflammation of the large airways is triggered by the inhalation of hazzardous substances which can cause direct l l l
toxicity to the airway cell, activation of macrophages, dan increase of free radicals in the ariway. Recurrent l
inflammation will lead to oxidative stress, cytokine production which will trigger chronic inflammation, DNA damage l
that causes cell death and the formation of scar tissue in the airways. Workers who have a high risk of suffering
l l l
from this disease are smoker or passive smoker. In addition to exposure to cigarettes, workers in the mining l
industry, for example coal and hard rock miners, tunnel workers, concrete industry workers and non-mining
l l l
industry workers, for example those who work on farms and farmers, especially farmers who are exposed to
l
pesticides, are also prone to suffering from work-related bronchitis. An increase in the incidence of this disease is
l
also found in cleaning workers who are often exposed to cleaning fluids and disinfectants. Understanding the
l l l
complexity of occupational bronchitis is important to reduce the incidence of this disease. In addition, occupational
l l l
health and safety measures that include avoiding exposure to pollutants and the use of proper respiratory
l l l l l
Korespondensi: Dr.dr. Syazili Mustofa, M. Biomed., alamat Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1, HP 081929345909, e- l
mail syazilimustofa.dr@gmail.com l
Bronkitis akibat kerja telah lama sering dan lebih lama terpapar bahan
diketahui. Awalnya pada tahun 1960-an,
l l iritan daripada di luar tempat kerja.1 l
ini, namun pajanan berbagai zat l adalah batuk kronis lebih dari 8 minggu l l
berbahaya juga menjadi factor risiko l disertai lendir atau dahak, kemudian l l
penyakit ini terutama di tempat kerja. l dahak dalam jumlah sedikit, tetapi makin l
lama makin banyak. Jika terjadi infeksi Penyakit bronkitis sangat banyak
maka dahak tersebut berwarna keputihan l l diawali dengan kebiasaan merokok,
dan encer, namun jika sudah terinfeksi l l sehingga pekerja yang merokok lebih
akan menjadi kuning, kehijauan, dan l l berisiko terkena penyakit bronkitis kronik
kental. Iritasi di tempat kerja seperti asap, dibandingkan dengan pekerja yang tidak
gas, produk pembersih,2 atau debu dapat
l l l merokok karena pekerja yang merokok
menyebabkan batuk, baik dengan memicu l l lebih cepat mengalami penurunan atau l l l
refleks batuk atau dengan menginduksi l l l kerusakan fungsi paru, dapat menimbulkan
l l l l
stres oksidatif dan peradangan eosinofilik.3 kelumpuhan bulu getar selaput lendir
l l l l l
risiko kesehatan akibat penyakit, dan dan perubahan struktural (deposisi kolagen l l l
berakibat pada kesehatan pekerja dan dihasilkan dari operasi pertambangan dan
berdampak negatif pada keadaan ekonomi lokasi konstruksi berkorelasi positif dengan l
meningkatkan jumlah pensiun dini akibat l l debu yang kaya akan logam anorganik
l
sangat penting karena, idealnya, begitu l gangguan paru-paru yang jarang terjadi, l l l
paling tidak dikurangi. Penghentian l yang kaya besi atau oksida besi juga dapat l l
paparan dan pengobatan di tempat kerja menyebabkan siderosis paru yang mungkin l l
bisa lebih efektif pada tahap awal bronkitis terkait atau tidak terkait dengan fibrosis. l
kerja. Paparan di lingkungan kerja yang l Pekerja yang terpapar asbes juga dapat l
Bronkitis akut merupakan proses l l termasuk bahan insulasi, lantai dan atap, l l
radang akut pada mukosa bronkus berserta l l l untuk meningkatkan kekuatan tarik dan
l l l
gejala batuk dengan atau tanpa sputum l l l l Asbestosis ditandai dengan peningkatan
yang dapat berlangsung sampai 3 minggu. l l masuknya makrofag, peningkatan produksi
l l
Tidak dijumpai kelainan radiologi pada l sitokin inflamasi seperti tumor necrosis l
lain-lain.
terdapat polimorfisme pada gen SERPINE1, 9. Debu l Pekerja pada penambangan batu l
ADAM33 dan hedgehog interacting protein mineral dan bara, pembangunan rumah atau l l l
lainnya,
terhadap kejadian PPOK.8 pengecoran logam, pabrik karet,
Iritan-iritan yang dapat pengelasan, dan tempat
penghacuran batu,
menyebabkan penyakit ini diantaranya uap
l l
l
10 Debu logam l Pekerja pertambangan, tukang l
l l
dan asap
atau debu pertanian. Untuk lebih jelas
l l l l
11 Pestisida, Petani dan pekerja perkebunan l
herbisida,
berbagai iritan dan pekerja yang rentan insektisida.
mengidap bronkitis kerja dapat dilihat pada
12 Debu Petani, pekerja lumbung,
tabel 1 .2
l l l
bijian,
endotoksin,
No Bahan Kimia Pekerja Berisiko dan
1. Amonia Pekerja di pabrik pupuk urea l l l
biomassa
(NH3) elektroplating, pemadam
kebakaran, semiconductor
Mekanisme patogenesis bronkitis
l
manufacturing, l pembakaran
l
polimer sintetik, dan lain kerja dimulai dengan adanya bagian zat l
dan produksi l
sel saluran napas. Ada tiga mekanisme
l
semiconductor). l
3. Klorin (Cl) Pembersih kolam renang; pathogenesis utama penyakit ini yaitu l l
and paper, keramik, perhiasan, parenkim paru dan saluran nafas kecil. Di l l
dan lain-lain.
5. Hidrogen Pekerja pada pertanian, sini debu tersebut berinteraksi dengan sel
l l
sulfida
l pertambangan, produksi baja, dan l
(H2S) lain-lain.
J Agromedicine Unila │Volume 10│Nomor 2│Bulan September Tahun 2023│Halaman |29
Syazili Mustofa, Fikri Muhammad Rifai Patongai| Bronkitis Akibat Kerja: Patogenesis, Diagnosis, Penatalaksanaan dan Pencegahan
permukaan atau l sel penanda, l kolagen dan jaringan parut pada jaringan l
pelepasan lipase dan protease, yang Tidak ada faktor genetik pasti yang
akhirnya menyebabkan jaringan parut l diketahui terkait dengan bronkitis kerja; l
yang melibatkan jalur sel manusia telah l l pada gen untuk TNF-α, khususnya pada l l l l
kematian sel dan meningkatkan apoptosis.7 kerentanan genetik dan peningkatan risiko
Stres oksidatif terjadi akibat bronkitis kerja. Studi lain menunjukkan l l l
lipid, nitrasi protein dan kerusakan DNA. l polusi udara, dan pajanan iritan yang
l l
Secara khusus, fraksi debu batu bara yang l l l l biasanya terdapat pada daerah industri. l
dapat terhirup menimbulkan stres oksidatif l l Pajanan iritan dikelompokkan menjadi tiga
baik dengan memblokir jalur pensinyalan l kategori yaitu bahan kimia yang spesifik l
redoks atau meningkatkan produksi ROS l l seperti sulfur dioksida (SO2), hidrogen l l
endogen. Permukaan batu bara yang baru l l l sulfida (H2S), bromin (Br), amonia (NH3),
l
digiling mengandung radikal bebas yang l asam kuat, beberapa organic solvent, dan l
dihasilkan melalui reaksi Fenton karena l klorin (Cl); debu dan aerosol yang l
bara. ROS dan RNS yang berlebihan gedung, pabrik semen, penambangan
l
logam transisi, dan kontaminan lain yang batu; dan debu-debu pertanian seperti
l l l
terkait dengan partikulat memainkan l debu kapas, rami, potasium, dan fosfat.
l l
peran penting dalam menginduksi stres l Polusi udara yang terus menerus juga
l l l l l
kematian sel baik apoptosis ataupun l l karena polusi memperlambat aktivitas silia l
autofagi.7
l dan fagositosis, sehingga timbunan mukus l l l
faktor pertumbuhan, termasuk IL-1β, IL-6, l l l bronkitis akut adalah batuk-batuk yang l l l
TNF-α, protein inflamasi makrofag (MIP1, dapat berlangsung 2-3 minggu. Batuk bisa l l l
MIP2), mengubah faktor pertumbuhan -β l l l atau tanpa disertai dahak. Dahak dapat
l
dan faktor pengaktif trombosit. Faktor- atau hijau. Selain batuk, bronkitis akut
l l l l
faktor pro-inflamasi ini merekrut sel-sel l dapat disertai gejala berikut ini: 10 l
Gejala khas bronkitis kronis adalah disarankan agar penyebab pekerjaan dan
batuk persisten yang berlangsung selama
l l lingkungan secara rutin diperoleh dalam l l
setidaknya tiga bulan dalam dua tahun l l l anamnesis. Beberapa poin penting adalah
berturut-turut.11 Batuk disertai dengan
l l l l l sebagai berikut: 1. Durasi, tingkat l l
Seiring waktu, peradangan berulang dan l l Riwayat merokok dan riwayat atopik harus l
Gagal Nafas tipe II yang disebabkan Periode waktu antara pajanan terakhir dan l
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) l l evaluasi medis harus diperhatikan karena
l l
Eksaserbasi akut, gejala yang ditimbulkan l l hasil pengujian objektif dapat dipengaruhi l l
bengkel las. Paparan debu karpet di kantor l paru-paru ditemukan penggunaan otot
l l l l
dilaporkan oleh pekerja kantor. Asap las suara mengi, pernapasan bibir-kerucut,
l l l
meliputi campuran gas, partikel dan asap l l dan pada rongga dada terdapat
oksida logam yang bila dihirup dapat l peningkatan diameter dinding dada
menurunkan fungsi paru-paru dan l l l l l anterior-posterior (barrel chest), Sianosis
meningkatkan risiko bronkitis kronis.13 sentral saat oksigenasi arteri rendah. Pada
Pasien dengan bronkitis kronis juga l ekstremitas bawah bisa terjadi edema
mengeluhkan gejala pernapasan lainnya. l pada kasus gagal jantung kanan.15 l l
nyeri dada, sesak dada, mengi dan iritasi biasanya tidak khas pada stadium awal. l
dimana udara sulit untuk dihirup ke dalam l l l l l ronki, suara napas yang berat dan kasar, l
menghirup asap dan polutan yang merusak l l l pemeriksaan radiologist biasanya normal
fungsi paru-paru yang mengakibatkan
l l l atau didapatkan corakan bronchial. Pada
l
paparan partikel asap las. Hampir sepertiga dicurigai adanya infeksi kronis. Selain itu
l l
pasien dengan bronkitis kronis juga l dapat pula terjadi infeksi sekunder.16 l l
nyeri dada, sesak dada, iritasi pada rongga mukosa oleh limfosit dan leukosit PMN.
l l
debu tungau rumah dapat pula l l l l l dapat mengusir kuman pertusis dari l l l
ditegakkan bila; pada anamnesa pasien dengan oksimetri nadi atau analisis l
common cold, asma akut, eksaserbasi akut l l spirometri mungkin berguna karena l l
bronkitis kronik dan penyakit paru l pasien dengan bronkitis akut sering l
obstruktif
l kronik (PPOK). Pada mengalami bronkospasme yang
pemeriksaan fisik pada stadium awal l signifikan, dengan penurunan besar l l
biasanya tidak khas. Dapat ditemukan l volume ekspirasi paksa dalam satu
l l
adanya demam, gejala rinitis sebagai detik (FEV1). Ini biasanya sembuh l
dada dapat terdengar ronki, wheezing, Peak flow rate (PFR) adalah
ekspirium diperpanjang atau tanda
l l kecepatan maksimum aliran l
e. Tes darah CBC (complete blood count) l diberikan pada bronkitis akut viral. l
kronik. Jumlah sel darah putih akan l l evaluasi yang seksama terhadap respon
l
pada wanita dan >52% pada pria.20 dapat tersapu dapat beradhesi di l
permukaan epitel.10 l
Bronkitis kronik juga dapat dilihat l utama pengobatan bronkitis kronis adalah
l
Penatalaksanaan 1. Bronkodilator
Sebagian besar terapi bronkitis Agonis reseptor β-adrenergik kerja
akut viral bersifat suportif. Pada
l l pendek dan panjang, serta antikolinergik,
kenyataannya rhinitis dapat sembuh tanpa l membantu dengan meningkatkan lumen l l
pengobatan sama sekali. Istirahat yang saluran napas, meningkatkan fungsi silia,
l l
diberikan di bawah pengawasan medis dan dalam lagging sebagian besar telah
untuk jangka waktu yang singkat, karena
l l l digantikan oleh serat mineral buatan l
hipertensi.21 rockwool.23
karenanya mungkin berperan dalam l dibuat untuk berbagai kontrol teknik yang
l l l
Pada pasien bronkitis akut dan l dan penghirupan agen seperti debu, uap, l l l
kronis, terapi non-farmakologis seperti gas, dan serat di tempat kerja. Sistem ini
fisioterapi dapat membantu pasien l mencakup metode untuk menutup proses l l l l l
membatu pasien mengeluarkan dahak, l l bisa dilakukan dengan menutup total atau l l l l
membersihkan laring, trakea. Pada salah parsial sumber iritan dengan sistem l
menjalani fisioterapi dada, laju pernapasan l local, misalnya ventilasi di dalam bilik atau l
pasien menurun dari 27 kali/menit menjadi l l di dalam ruangan-ruangan, sistem lain juga l l l
Pencegahan abatemen).24
Penyakit paru akibat kerja seperti l
diharapkan dan biasanya terdiri dari Pekerja yang menderita bronkitis harus l
tentang faktor risiko bronkitis kronis serta pekerjaan, contohnya kuisioner yang l
pelindung pernapasan terdiri dari banyak l dan kounseling untuk berhenti merokok l l l
jenis. Di antara yang paling umum ada l l telah dilakukan di seluruh dunia dan l l l l
masker, respirator, dan katiri. Kemudian l merupakan bagian penting dari promosi
l
ada juga canister, respirator maskapai, l kesehatan di tempat kerja, dan sangat
rebreather, tangki selam, Self-Contained berperan dalan terjadinya penyakit
Breathing Apparatus (SCBA), dan juga alat l l bronkitis akibat kerja. Pemberian kuesioner l
pernapasan yang dilengkapi dengan filter mengalami penuruan fungsi paru secara l l l l
adalah untuk mencari kelompok yang l l terhadap kesehatan dan sosial. Bronkitis
beresiko tinggi menderita bronkitis akibat kronis akibat kerja dapat menurunkan l l
penyakit ini. Diagnosis dini pada bronkitis ketidakhadiran kerja dengan alasan
kerja dapat mengurangi pembiayaan l kesehatan, dan penurunan kemampuan l l l
kesehatan dan beban sosial ekonomi kerja. Kemudian pekerja juga mengalami l l
akibat penyakit ini. Ada banyak contoh penurunan produktivitas kerja, dan
l l l
beresiko dan beberapa upaya evaluasi l l penyakitnya. Oleh karena itu, dokter dan l
bronkitis kerja harus berisi kuisioner l l mengurangi dampak akibat penyakit ini.
l
menimbulkan perburukuan.24 l l l l
2020;77(5):344–350.
saluran
l nafas. Patogenesis utama l
Arch Environ Occup Health l
l l
l l
l l
l l
l l
l l l
10. Kinkade S, Long NA. Acute Bronchitis. l 18. DeVrieze BW, Modi P, Giwa AO. Peak
Am Fam Physician 2016;94(7):560– Flow Rate Measurement [Homepage l
14. Tarlo SM, Altman KW, Oppenheimer 21. Widysanto A, Mathew G. Chronic
J, et al. Occupational and l
Bronchitis [Homepage on the
Environmental Contributions to l
Internet]. In: StatPearls. Treasure l
from:
15. Agarwal AK, Raja A, Brown BD. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/
Chronic Obstructive Pulmonary l l
NBK482437/
Disease [Homepage on the Internet].
In: StatPearls. Treasure Island (FL): l
22. Mustofa S, Putri NSPDL, Togihon L,
l l
MAJORITY 2023;12(1):33–42.
16. Decramer M, Janssens W, Miravitlles
M. Chronic obstructive pulmonary l l
23. Cullinan P, Muñoz X, Suojalehto H, et
l l l