Anda di halaman 1dari 39

HIPERTENSI

• Kenaikan tekanan darah sistolik


>140 mmHg dan tekanan darah
diastolik >90 mmHg
• Klasifikasi
1. Hipertensi esensial 
hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder  GRADING HIPERTENSI
hipertensi timbul diakibatkan JNC VII (AHA 2020)
kondisi penyakit lain
• Pemeriksaan penunjang
HIPERTENSI - Pemeriksaan darah  natrium,
serum kreatinin, profil lipid
DIAGNOSIS
- Pemeriksaan urin  protein urin,
• Gejala  Asimptomatik ureum-kreatinin
- Nyeri dada - EKG
- Sesak napas - Radiologi  Echocardiography,
- Debar-debar CT-scan
- Bengkak ekstrimitas - Funduskopi
- Nyeri kepala
- Pandangan buram
• Pemeriksaan fisik  pengukuran
tekanan dara
• Farmakoterapi  antihipertensi
HIPERTENSI
TATALAKSANA
• Non-farmakoterapi
- Olahraga rutin (aerobik), 30
menit/hari 5-7 hari per minggu
- Diet DASH  diet tinggi sayur
dan buah, rendah lemak
- Diet rendah natrium  <5
gr/hari - Diuretik - Calcium channel blocker
- Restriksi alkohol dan rokok - Beta blocker - Vasodilator
- ACE-inhibitor
- Penurunan berat badan - Alpha agonist
- Angiotensin receptor
blocker
2020 2015
FARMAKO
TERAPI
HIPERTENSI 2. Hipertensi emergensi
- Turukan tensi segera  anti
KRISIS hipertensi IV (nikardipin,
nitrogliserin, labetolol)
• Keadaan tekanan darah sistolik ≥180 - 2 jam pertama :
mmHg dan diastolik ≥120 mmHg TD turun tidak lebih dari 25%
• Klasifikasi MAP
1. Hipertensi emergensi  (+) target - 2-6 jam :
organ damage TD turun sampai 160/100
2. Hipertensi urgensi  (-) terget mmHg
organ damage - 6-24 jam :
• Tatalaksana TD turun sampai <140/90
1. Hipertensi urgensi mmHg
Turunkan tensi bertahap dalam 24 - MAP = (sistolik + 2
jam  antihipertensi oral diastolik) / 3
JOGJA
JANTUNG
OTAK
GINJAL
JUGULAR
(PEMBULUH DARAH)
AI (EYE/MATA)

PEMBULUH DARAH
1. Arteri karotis
2. Aorta
TARGET ORGAN 3. Arteri ekstrimitas
bawah
DAMAGE (TOD)
ACS
ACUTE CORONARY
SYNDROME
Sindrom  kumpulan gejala

Koroner  kelainan pada


vaskular jantung (koronaria)

Akut  gejala bersifat akut

Kebutuhan oksigen miokardium >


suplai oksigen pembuluh koroner
akibat sumbatan di pembuluh
koroner (Miokardial infark)
ACS / SKA
DIAGNOSIS
Nyeri dada (Angina Pektoris)
• Sensasi berat seperti dihimpit,
panas, atau dada terasa penuh
• Lokasi retrosternal, sulit untuk
lokalisasi nyeri
• Menjalar ke lengan kiri, bahu,
punggung
• Durasi nyeri lebih dari 20 menit,
• Jantung  S4 S3
tidak menghilang dengan Pemeriksaan Fisik
istirahat atau nitrat sublingual • Tanda kongesti

• Gejala sistemik  mual, muntah, Pemeriksaan • EKG


keringat dingin Penunjang • Enzim Jantung
ACS / SKA
KLASIFIKASI
ACS / SKA
DIAGNOSIS

KRITERIA DIAGNOSIS (2/3 KRITERIA)


• Gejala iskemik (nyeri khas angina) > 1
jam
• Perubahan EKG
• Kenaikan enzim jantung
ACS / SKA
DIAGNOSIS

Vaskularisasi Jantung
dan Lokasi Infak
ACS / SKA
DIAGNOSIS
Enzim Jantung
• Myoglobulin
• CKM
• Troponin (Troponin I, Troponin T)
ACS / SKA
TATALAKSANA
Tatalaksana Awal 
ONACOM
• Oksigen  4 L/min jika SpO2 <90%
• Nitrat (ISDN)  5 mg Sublingual dapat
diulang sebanyak 2 kali dengan interval 3-5
menit
• Kontraindikasi  bradikardia, hipotensi, riwayat
pengobatan PDE-5 inhibitor (sidenafil/viagra)
• Aspirin  160-320 mg (80 mg/tab)
• Clopidogrel  300 mg (75 mg/tab)
• Morfin  1-5 mg IV diulang 10-30 menit,
jika nitrat tidak merespon
ACS / SKA
TATALAKSANA
Tatalaksana Definitif  Reperfusi
diberikan jika onset <12 jam
• Fibrinolisis (Door to needle)
• Diberikan jika sulit mendapatkan fasilitas PCI
• Harus diberikan <30 menit dari onset gejala
• Fibrinolisis berhasil  Angiografi
• Fibrinolisis gagal  PCI
• PCI (Door to balloon)
• Ada fasilitas PCI  harus diberikan <60 menit
• Tidak ada fasilitas PCI  bisa rujuk ke PCI centre
<120 menit?
• Bisa  rujuk ke PCI center, harus diberikan dalam
waktu <90 menit

Tatalaksana NSTEMI 
Reperfusi, Antikoagulan terapi
Kontra Indikasi
Pemberian Fibrinolitik
GAGAL JANTUNG KLASIFIKASI
Gagal Jantung
Kronik
Onset kronik, gejala klinis gagal jantung
Kegagalan fungsi jantung untuk kompleks akibat kelainan struktural atau
memompa darah secara efektif ke fungsional
seluruh tubuh Gagal Jantung
• Forward failure  ventrikel lemah, Akut
volume darah yang keluar sedikit
• Backward failure  tekanan atrium Onset akut, gejala sesak napas akibat
kelemahan jantung timbul cepat dalam 24 jam
tinggi, volume darah yang masuk
ventrikel banyak

Kelainan miokardium Kelainan loading Aritmia


• Iskemia • Hipertensi • Takiaritmia
ETIOLOGI • Infeksi • Defek katup • Bradiaritmia
• Kardiomiopati • Volume overload
GAGAL JANTUNG
KLASIFIKASI

Gagal Jantung
Sistolik (HFrEF)

Ventrikel tidak bisa kontraksi


normal, ejeksi fraksi <40%
(reserved ejection fraction)

Gagal Jantung
Diastolik (HFpEF)

Ventrikel tidak bisa relaksasi


normal, tekanan filling meningkat,
ejeksi fraksi >50% (preserved
ejection fraction)
Ventrikel tidak bisa kontraksi normal,
GAGAL JANTUNG Gagal Jantung
Sistolik (HFrEF) ejeksi fraksi <40% (reserved ejection
fraction)
Ventrikel tidak bisa relaksasi normal,
Gagal Jantung tekanan filling meningkat, ejeksi
KLASIFIKASI Diastolik (HFpEF) fraksi >50% (preserved ejection
fraction)
GAGAL JANTUNG Gagal Jantung
Kanan
Gagal Jantung
Kongestif
Gagal Jantung
KLASIFIKASI Kiri

Gagal Jantung Kanan Kiri


Peningkatan tekanan
Penyebab Peningkatan tekanan paru perifer (Hipertensi
(Hipertensi pulmonale)
sistemik)
- Kongesti vena sistemik
- Gejala dominan di - Kongesti vena paru
Gejala perifer - Gejala dominan di paru
- Edema tubuh (kecuali - Edema paru (sesak
napas)
edema paru)
GAGAL JANTUNG
KLASIFIKASI
GAGAL JANTUNG
KLASIFIKASI

NYHA AHA

Kapasitas Fungsional (Functional Class) Kelainan Struktur Jantung

Faktor risiko (+), Kelainan anatomis (-),


I Tidak ada gejala A
Gejala (-)

II Gejala muncul saat aktivitas berat B Kelainan anatomis (+), Gejala (-)

III Gejala muncul saat aktivitas ringan C Kelainan anatomis (+), Gejala (+)

Gagal jantung refrakter


IV Gejala muncul saat istirahat D (Sudah dilakukan pengobatan, tetapi
gejala masih menetap)
GAGAL JANTUNG
DIAGNOSIS

2 MAYOR
KRITERIA
DIAGNOSIS 2 MINOR + 1
MAYOR
GAGAL JANTUNG
TATALAKSANA
Non Medikamentosa

• Restriksi natrium  1-2 gr / hari


• Restriksi cairan  1-1,5 liter / hari
• Aktivitas fisik  Aerobik (jalan kaki, sepeda statis)
20-30 menit/hari 5 hari per minggu, Tirah baring

Medikamentosa
• ACE-inhibitor  Kaptopril, Ramipril, Lisinopril
• ARB  Valsartan, Candesartan, Losartan
• Beta blocker  Propanolol, Atenolol, Bisoprolol
• Diuretik  Furosemid
• Aldosteron Antagonis  Spironolakton
• Digoxin
GAGAL JANTUNG
TATALAKSANA
GAGAL JANTUNG
KOMPLIKASI
Gagal Jantung Akut /
Edema Paru Akut
Keadaan dekompensasi ventrikel kiri akut
• Tanda  sesak napas, kongesti paru akut, ronkhi
basah lapang basal paru, distensi vena leher
• Foto Thoraks

A : Alveolar Edema (Bat Wing Appearance)


B : Kerley B lines
C : Cardiomegaly
D : Dilated Prominent Upper Lobe Vessels
E : Pleural Effusion
GAGAL JANTUNG
KOMPLIKASI
Gagal Jantung Akut /
Edema Paru Akut

L : Lasix / Furosemid (Diuretik)


Meningkatkan ekstravasi cairan di paru dan dikeluarkan
melalui urin
M : Morfin
N : Nitrat (ISDN)
• Vasodilatasi  meningkatkan proses ekstravasasi dan
diuresis
• Kontraindikasi  hipotensi, bradikardia, syok
O : Oksigen
SpO2  90-94% (Nasal Canule), <90% (NRM)
P : Posture
Semi fowler  efek gravitasi
COR PULMONALE

Gangguan struktur dan fungsi ventrikel kanan


akibat kelainan pada sistem respirasi
Kelainan jantung kanan akibat
penyakit paru

KLASIFIKASI
• Hipertensi arteri pulmonal akibat kelainan kongenital,
gangguan jaringan ikat, idiopatik
• Hipertensi arteri pulmonal akibat disfungsi ventrikel
kiri
• Hipertensi pulmonal akibat penyakit paru (PPOK,
SOPT, OSA)
• Hipertensi pulmonal akibat tromboemboli
• Hipertensi pulmonal akibat penyakit lain 
sarkoidosis, polisitemia vera, vaskulitis, dll
KELAINAN KATUP ICS 2 ICS 2

JANTUNG parasternal dex parasternal sin

Stenosis  kekakuan atau penyempitan


katup, mengakibatkan hambatan aliran darah

Regurgitasi  insufisiensi atau kelemahan


katup, mengakibatkan aliran darah balik
ICS 4
ICS 5 midclav sin
parasternal sin

Aorta/Pulmonal Insufisiensi Stenosis Aorta/Pulmonal

MSAID Diastolik
Diastolik
4 grade
MISAS Sistolik
Sistolik
6 grade

Mitral/tricuspid Stenosis Mitral/tricuspid Insufisiensi


DIAGNOSIS

PENYAKIT JANTUNG MAYOR MINOR

REMATIK J : Joint inflammation C : CRP increased


O : (O) Cardiac Involvement A : Athralgia
N : Subcutan Nodule F : Fever
Inflamasi pada jantung dan fibrosis katup jantung,
kelanjutan jangka panjang demam rematik akut akibat E : Erythema Marginatum E : Elevated ESR
respon autoimun infeksi Streptococcus grup A (S. S : Sydenham Chorea P : Prolonged PR Interval
pyogenes)
A : Anamnesis Rheumatism
PJR  demam (-), riwayat demam (+), L : Leukositosis
murmur (+)

DRA  demam (+), murmur (-) Bakteriologis (+) :


Kultur GAHBS (+), • 2 Mayor
Peningkatan titer • 1 Mayor + 2 Minor
ASTO

• Kultur GAHBS 
swab nasofaring
PENUNJANG
• ASTO titer
• Ekokardiografi
PENYAKIT JANTUNG INFECTIVE
REMATIK TATALAKSANA ENDOCARDITIS

ANTIBIOTIK Inflamasi pada endokarditis infeksi bakteri


Staphylococcus aureus
• Benzatine Penicillin G
< 27 kg  600.000 U IM FR
> 27 kg  1.200.000 U IM
• Penicillin V • Penggunaan obat injeksi
• Cabut gigi
• Eritromisin 40 mg/kgbb/2-4 x
selama 10 hari
KHAS  FROMJANE
ANTIINFLAMASI
F : Fever J : Janeway lesion
• Aspirin 90-120 mg/kgBB/hari 10
minggu R : Roth spot A : Anemia
O ; Osler Nodes N ; Nail bed hemorrhage
• Predinisolone
< 20 kg  40 mg/hari M : Murmur E ; Emboli
> 20 kg  60 mg/hari
• 2 Mayor
INFECTIVE DIAGNOSIS • 1 Mayor + 3 Minor
• 5 Minor
ENDOCARDITIS
• Ekokardiografi 
PENUNJANG Vegetasi pada katup
• Kultur darah

• Ampisilin 3x4 g IV
TATALAKSANA • Kloksasilin 3x4 g IV
• Katup prostetik

Janeway
lesion

Roth’s
spot

Osler nodes
EXERCISE 1
Ny. Jenova 33 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 4 jam yang lalu.
Nyeri dirasakan kurang lebih 45 menit dan tidak membaik dengan beristirahat.
Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran gelombang T inversi pada lead II,
III, aVF. Dokter melakukan pemeriksaan enzim jantung dan didapatkan kadar
Troponin T tidak meningkat. Diagnosis yang sesuai dengan kondisi pasien
adalah...
a. Angina pektoris stabil
b. Angina prinzmetal
c. Unstable angina pectoris
d. STEMI
e. NSTEMI
EXERCISE 2
Ny. Azpi, 60 tahun, datang dengan keluhan sesak napas sejak 3 bulan lalu. Sesak
napas bahkan dirasakan saat aktivitas ringan. Pasien juga tidur dengan 2-3 bantal
dan sering terbangun karena sesak pada malam hari. Pasien memiliki riwayat
hipertensi tidak terkontrol sejak 5 tahun lalu. Pada pemeriksaan didapatkan TD
150/110 mmHg, HR 88x/menit, RR 28x/menit, suhu afebris, JVP meningkat,
pitting edema, hepatojugular reflux (+), ronkhi basah halus pada basal kedua
paru. Klasifikasi kondisi pasien berdasarkan acuan NYHA adalah...
a. NYHA I
b. NYHA II
c. NYHA III
d. NYHA IV
e. NYHA V
EXERCISE 3
Tn. Barkley, 70 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada
kiri seperti tertindih sejak 2 jam lalu. Keluhan tidak
membaik dengan beristirahat. Pasien pernah mengalami
hal seperti ini sebelumnya dan membaik dengan
sendirinya. Pasien menunjukkan hasil EKG beberapa a. STEMI anteroseptal
bulan lalu, sebagai berikut. b. NSTEMI
c. STEMI anterolateral
d. Unstable angina
e. STEMI lateral

Pada pemeriksaan EKG saat ini didapatkan gambaran ST


elevasi di lead V1-V6 dengan peningkatan enzim
Troponin. Diagnosis pasien adalah...
EXERCISE 4
Tn. Matic, 58 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada kiri ketika sedang
beraktivitas 3 jam yang lalu. Nyeri masih dirasakan hingga saat ini dan menjalar
hingga lengan kiri. Pasien juga mengeluhkan mual serta keringat dingin. Pasien
memiliki riwayat DM dan alergi aspirin. Pada pemeriksaan didapatkan TD 140/90
mmHg, HR 90x/min, RR 22x/min, suhu afebris. Pada pemeriksaan EKG
didapatkan adanya inverted-T pada lead V1-V4. Pada pemeriksaan enzim
jantung didapatkan meningkat. Tatalaksana definitif yang harus segera diberikan
adalah...
a. ISDN 5 mg sublingual PO
b. Asam asetilsalisilat 1x320 mg PO
c. Clopidogrel 1x300 mg PO
d. Asam asetilsalisilat 1x80 mg PO
e. Clopidogrel 1x75 mg PO
EXERCISE 5
Tn. Kroos, 46 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada menjalar ke punggung.
Nyeri dada dirasakan tajam seperti tersayat, terutama saat menarik napas. Pasien
juga merasakan demam yang tidak terlalu tinggi dan badan meriang. Pada
pemeriksaan didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 98x/min, RR 18x/min, suhu
37,9°C. Pada PF terdengar friction rub. Gambaran yang mungkin muncul pada
pemeriksaan EKG adalah...
a. Pemanjangan interval QT
b. SIQIIITIII
c. Inversi gelombang T di lead II, III, dan aVF
d. S di V1 + R di V5/V6 > 35 mm
e. ST elevasi selain di lead aVR dan V1
EXERCISE 6
Ny. Firpo, 62 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sesak yang memberat sejak
2 jam terakhir. Sesak sudah dirasakan selama 5 hari. Pasien merasa lega apabila
duduk, atau berbaring dengan diganjal 2-3 bantal. Sebelumnya pasien memiliki
riwayat hipertensi tidak terkontrol. Pada pemeriksaan TD 160/100 mmHg, HR
102x/min, RR 30x/min, suhu afebris, JVP meningkat, terdengar ronki basah halus
pada kedua lapang paru. Dokter mendiagnosis pasien dengan gagal jantung.
Mekanisme terjadinya gagal jantung pada pasien ini adalah...
a. Disfungsi katup mitral
b. Peningkatan laju nadi
c. Peningkatan kontraktilitas miokardium
d. Peningkatan afterload
e. Peningkatan stroke volume
EXERCISE 7

• Klinis : Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 4 jam SMRS, mual dan
muntah, keringat dingin, nyeri dada disangkal.
• RPD : Hipertensi, Dyspepsia, Riwayat Jantung (-)
• Intepretasi EKG ?
• Diagnosis Pasien?
• Tatalaksana awal dan definitif (jelaskan juga syaratnya) ?

Anda mungkin juga menyukai