Anda di halaman 1dari 45

Diagnosis dan Tatalaksana

Obesitas pada Anak


dr. Julius Anzar, Sp.A. (K)
outline
• Apa itu obesitas
• Angka kejadian obesitas
• Diagnosis obesitas
• Bahaya obesitas
• Tatalaksana obesitas, termasuk konseling
• Pencegahan obesitas
Pendahuluan
• Angka kejadian overweight dan obesitas anak secara
global meningkat :
– 4,2% (tahun 1990) menjadi 6,7% pada tahun 2010.
cenderung akan mencapai 9,1 % atau 60 juta tahun 2020.
• Di Indonesia, berdasarkan Riskesdas 2013,
– overweight dan obesitas pada anak umur 5 sampai 12
tahun berturut-turut sebesar 10,8% dan 8,8%,
mendekati angka dunia tahun 2020.
• Peningkatan di sertai dengan peningkatan
ko-morbiditas yang berpotensi menjadi penyakit
degeneratif (penyakit jantung koroner, hipertensi, DM
Tipe 2, dll)
PREVALENSI OBESITAS PADA ANAK DAN
REMAJA DI DUNIA

10
% over weight or obese

6
9.1
4 6.7
4.2
2

0
1990 2010 2020

Sumber : UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik. Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja.
2014. Pedoman. IDAI
PREVALENSI OBESITAS PADA ANAK DAN
REMAJA DI INDONESIA

20
% over weight or obese

16

12

8 14.0
12.2 11.9
8.8
4
2.5 1.6
0
Balita 5-12 Balita 13-15 Balita 16-18

2007 2010 2013


Sumber : UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik. Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja.
2014. Pedoman. IDAI
Prevalensi Obesitas Nasional
RISKESDAS 2013

• Sumsel termasuk tinggi dan cendrung


meningkat
KOMORBIDITAS OBESITAS
SISTEM KONDISI
Jantung – Hipertensi, Peningkatan: Kolesterol, Trigliserid, LDL,
Pembuluh Darah VLDL dalam darah
Saluran Cerna Peningkatan Insulin, Diabetes Mellitus, Pubertas dini,
Penurunan testosteron, Cushing syndrome, Hipotiroid
Paru - Paru Sumbatan jalan napas waktu tidur

Otot Blount’s disease, osteoarthritis


Saraf Pseudotumor otak, sakit kepala berulang
Faktor Genetik Prader Willi, Laurence Moon Biedl syndrome
Psikologi Depresi, Gangguan Kepribadian
Mengapa bisa terjadi obesitas?
Keseimbangan Intake - Output
Obesity
Bagaimana mendiagnosis Obesitas?

Defensi Obesitas : Memakai grafi k BMI atau


akumulasi lemak tubuh IMT
secara berlebihan

Tatalaksana : lama, rumit,


25-74% anak obes menjadi sulit dan mahal.
dewasa obes  resiko
komorbiditas pada dewasa Jadi lebih baik mencegah
daripada mengobati

Hendricks et al. Manual of Pediatric Nutrition 3rd edition. 2000


IMT untuk anak dan remaja

• Berdasarkan umur dan jenis kelamin


• IMT diplot untuk menentukan persentil
• Dinyatakan dalam persentil

Weight Status Category Percentile Range


Obese ≥ 95th percentile
Overweight 85th to < 95th percentile
Normal 5th to < 85th percentile
Underweight < 5th percentile
BMI charts (CDC)

Obese
Obese

Overweight
Overweight
Aktivitas Sedentari?
• Aktivitas hidup santai.
• Tidak menggunakan
anggota tubuh
• Menonton TV
> 2 jam per hari
Makanan Tinggi Energi?
Anak sering makan
makanan tinggi kalori,
tinggi protein, rendah
serat
Pemakaian Energi Rendah  Aktivitas Fisik
Rendah Anak usia sekolah kurang
melakukan aktivitas fisik
terstruktur dan teratur,
seperti :
-bersepeda,
-berenang,
-menari,
-karate,
-senam,
-sepakbola dan basket
Gejala Klinis Obesitas
• Acanthosis nigricans
• Gynaecomastia
• Perut Buncit
• Garis Putih di Kulit
• Penis Terbenam
• Pubertas/ Menarche Dini
• Genu valgum
• Stigmata/syndrome
Apakah obesitas bisa dicegah?
PENCEGAHAN OBESITAS
KECEPATAN PERTUMBUHAN ADIPOSITAS
SELAMA MASA PERTUMBUHAN
ADIPOSITY REBOUND dan PENCEGAHAN
OBESITAS
PENINGKATAN TUMBUH
TAHAPAN FISIOLOGIS
Bersifat individual
Semakin tinggi IMT
semakin dini adiposity
rebound

Cole TJ. Children grow and horses race : is the adiposity rebound a critical periode for later
obesity?.BMC Pediatrics.2004
Early adiposity rebound
Adiposity rebound 6-8 tahun

Early adiposity rebound jika AR


terjadi < 5 tahun

TJ Cole :
Early adiposity rebound
prediktor obesitas di usia dewasa

Peto : “ horse racing effect “


Identifikasi BMI centile is high
dan crossing centile

Sumber :Rolland-Cachera MF, Scaglioni S. Role of Nutrition in Promoting Adiposity


Development. 2000.1-20 :
Hubungan obesitas dan early adiposity
rebound

International growth study :


Semakin dini early adiposity rebound semakin tinggi IMT
di usia 21 tahun

Penelitian di AS:
Setiap penurunan usia 1,5 tahun berhubungan dengan
peningkatan IMT 2,5 kg/m3

Sistematic review
Anak early adiposity rebound mengalami risiko obesitas
6x lebih besar
Hubungan obesitas dan early adiposity
rebound

 Waktu anak mulai mengekspresikan keinginan


makan, kemampuan untuk mengatur kecukupan
energi masih terbatas

 Tingginya intake energi dengan aktifitas fisis


yang rendah
Pencegahan obesitas

1.Pencegahan primer

2.Pencegahan sekunder

3.Pencegahan tersier
Pencegahan obesitas

1. Pencegahan primer

promosi hidup sehat kepada anak dan remaja


termasuk orang tua dan kelompok resiko tinggi
Pencegahan obesitas

2. Pencegahan sekunder
 deteksi early adiposity rebound
 menggunakan IMT
 Semua anak usia dibawah 5 tahun
 Curiga early adiposity rebound
 Secara klinis sebelumnya ramping tampak
lebih gemuk
 Secara antropometris overweight, obese,
IMT menyeberang garis persentil mayor
Langkah langkah deteksi Grafik IMT CDC
early adiposity rebound
1.Tentukan kurva IMT
yang sesuai

Formula to calculate BMI

Percentile lines
5th - 10th - 25th - 50th
75th - 85th - 90th - 95th

Sumber :
www.cdc.gov/growthcharts/
Langkah langkah deteksi
early adiposity rebound
2. Tentukan BB dan PB
yang akurat
• Tentukan umur pada axis
horizontal

• Tentukan nilai IMT pada aksis


vertikal

• Tandai persilanganya

• Tentukan persentil IMT


Pengukuran yang akurat sangat penting
IMT anak laki laki umur 5 thn
• BB : 20 kg
• PB : 1.10 m
• IMT= 16.5
• IMT menurut umur =
75-84th percentile
• Normal range

Jika pengukuran tidak akurat


• BB: 20 kg
• PB: 1.08 m
• IMT = 17.1
• IMT menurut umur =
85-94th percentile
• Overweight range
Langkah langkah deteksi early adiposity
rebound
5. Mem plot IMT
pada kurva yang
sesuai
• Satu kali pengukuran
menggambarkan klinis pada satu
waktu
• Diperlukan paling tidak 3 kali
pengukuran 
• pola pertumbuhan dan early
adiposity rebound
Langkah langkah deteksi early adiposity
rebound
Early adiposity rebound ???

• Peningkatan IMT setelah


mencapai titik terendahnya
biasanya berlangsung usia
6-8 tahun
• Normal growth pattern

↑BMI

AGE →
Langkah langkah deteksi early adiposity
rebound
Anak dengan IMT pada persentil 10
Early adiposity rebound ???

• Peningkatan IMT setelah


usia 5 tahun
• Peningkatan IMT tidak
melewat persentil mayor

• Normal growth pattern

↑BMI

AGE →
Langkah langkah deteksi early adiposity
rebound
Anak dengan IMT pada persentil 85
Early adiposity rebound ???

• Peningkatan IMT setelah


usia 5 tahun
• Peningkatan IMT tidak
melewat persentil mayor

• Normal growth pattern


↑BMI

AGE →
Langkah langkah deteksi early adiposity
rebound
Early adiposity rebound ???

• Early adiposity rebound


(< 5 tahun) berhubungan
dengan IMT yang tinggi di
usia anak anak
• Peningkatan IMT < 5 years
merupakan red flag
↑BMI

AGE →
Langkah langkah deteksi early adiposity
rebound
Early adiposity rebound ???
Excessive Adiposity Rebound

• Excessive adiposity
rebound berhubungan
dengan tingginya IMT di
usia dewasa
• Peningkatan IMT
melewati persentil
↑BMI

AGE → mayor merupakan


red flags
Early Adiposity Rebound
Without Intervention With Intervention

↑BMI ↑BMI

AGE → AGE →
Pencegahan obesitas
3. Pencegahan tersier
mencegah komorbiditas dengan tatalaksana
obesitas pada anak dan remaja
• Pengaturan diet  traffic light diet
• Peningkatan aktivitas fisis
• Modifikasi perilaku
Melibatkan keluarga
TATALAKSANA OBESITAS
• PRINSIP :
– PRILAKU MAKAN
– AKTIVITAS FISIK
– MODIFIKASI PRILAKU ORANG TUA SEBAGAI
PANUTAN

BENAR
Prilaku makan
• A. Pola makan yang benar
• Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA)
merupakan prinsip pengaturan diet pada anak gemuk karena anak masih
bertumbuh dan berkembang dengan metode food rules, yaitu:
• 1. Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan camilan
• 2x/hari yang terjadwal (camilan diutamakan dalam bentuk buah segar),
diberikan air putih di antara jadwal makan utama dan camilan, serta lama
makan 30 menit/kali
• 2. Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk
• mengonsumsi makanan tertentu dan jumlah makanan ditentukan oleh
anak
• 3. Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai
• dengan kebutuhan kalori yang diperoleh dari hasil perkalian antara
kebutuhan kalori berdasarkan RDA menurut height age dengan berat
badan ideal menurut tinggi badan
• Kalori yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan normal.
• Pengurangan kalori berkisar 200–500 kalori sehari dengan target
penurunan berat badan 0,5 kg per minggu. Penurunan berat badan
ditargetkan sampai mencapai kira-kira 20% di atas berat badan ideal
atau cukup dipertahankan agar tidak bertambah karena
pertumbuhan linier masih berlangsung
• • Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak
• 30%, dan protein cukup untuk tumbuh kembang normal (15-20%).
Bentuk dan jenis makanan harus dapat diterima anak, serta tidak
dipaksa mengonsumsi makanan yang tidak disukai
• • Diet tinggi serat dapat membantu pengaturan berat badan melalui
jalur intrinsik, hormonal dan colonic. Ketiga mekanisme tersebut
selain menurunkan asupan makanan akibat efek serat yang cepat
mengenyangkan (meskipun kandungan energinya rendah) serta
mengurangi rasa lapar, juga meningkatkan oksidasi lemak sehingga
mengurangi jumlah lemak yang disimpan. Pada anak di atas 2 tahun
dianjurkan pemberian serat dengan rumus (umur dalam tahun + 5) g
per hari.
The traffic light diet
Green food Yellow food Red food
Makanan yang boleh dimakan tiap Makanan yang boleh dikomsumsi Makanan yang boleh dimakan 1x
hari dalam porsi kecil, tetapi tidak seminggu
dianjurkan untuk dikomsumsi tiap
hari

Makanan yang mengandung tinggi Makanan yang mengandung Makanan yang mengandung rendah
vitamin, mineral dan serat,tetapi vitamin,mineral, energi, lemak vitamin dan mineral, tetapi tinggi
rendah energi, lemak jenuh, gula jenuh, gula dan garam dalam energi, lemak jenuh, gula dan garam
dan garam jumlah sedang
Makananyang digoreng dan kentang
 Buah buahan dan sayuran  Daging olahan rendah lemak dan olahan
 Daging tanpa lemak dan ikan garam Daging olahan yang mengandung
 Kacang kacangan, biji bijian,  Roti dan sereal olahan tinggi lemak
buncis, dan lentil
 Roti, gandum, sereal, beras, dan  Produk susu tinggi lemak Makanan penutup berbahan dasar
pasta  Kue dan biskuit rendah susu
 Produk susu rendah lemak lemak/gula Kue manis dan biskuit
 Air dan susu  Susu dan jus buah rendah lemak Coklat dan minuman manis
tanpa tambahan gula
Kentang goring, sosis, salami, pie,hot
Yogurt rendah lemak, sandwich Daging babi, sereal olahan, dogs, nugget ayam, keripik kentang,
gandum, bubur, kacang panggang, roti,keju,pancakes,atau biscuit makanan manis seperti kue
ikan tuna kalengan, buah dan manis coklat,muffins, donat, dan soft drink
sayuran segar/ beku, daging sapi,
daging babi atau domba tanpa
lemak, ayam tanpa kulit
PIRAMIDA MAKANAN
Pola aktivitas fisis yang benar
• Pola aktivitas yang benar pada anak dan remaja
obes dilakukan dengan melakukan latihan dan
meningkatkan aktivitas harian karena aktivitas
fisis berpengaruh terhadap penggunaan energi.
• Peningkatan aktivitas pada anak gemuk dapat
menurunkan napsu makan dan meningkatkan laju
metabolisme. Latihan aerobik teratur yang
dikombinasikan dengan pengurangan energi akan
menghasilkan penurunan berat badan yang lebih
besar dibandingkan hanya dengan diet saja
Modifikasi perilaku
• Tata laksana diet dan latihan fisis merupakan
komponen yang efektif untuk pengobatan,
serta menjadi perhatian paling besar bagi ahli
fisiologi untuk memperoleh perubahan makan
dan aktivitas
• Peran orangtua sebagai komponen intervensi
sangat penting.
kesimpulan
• Obesitas merupakan masalah dunia
• Segera atasi kasus obesitas sedini mungkin
dan deteksi komorbiditasnya
• Prinsip tatalaksana obesitas adl menerapkan
perilaku makan, aktivitas yang benar, dan
modifikasi prilaku orang tua sebagai panutan
• Yang paling efektif adalah pencegahan
obesitas dengan deteksi dini early adiposity
rebound
45

Anda mungkin juga menyukai