Anda di halaman 1dari 18

GAMBARAN DMF-T DAN TINGKAT PENCAPAIAN PTI

(PERFORMED TREATMENT INDEX) PADA SISWA SISWI


SD N 94 PALEMBANG TAHUN 2012

Listrianah
Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Palembang

ABSTRAK

Performed Treatment Index adalah indeks yang menunjukan persentase jumlah gigi
tetap yang telah dilakukan penambalan terhadap jumlah gigi yang mengalami DMF-T . PTI
menggambarkan motivasi dari seseorang untuk menambalkan giginya yang berlubang dalam
upaya mempertahankan gigi tetap. Dari data Reskesdas rata-rata penduduk Indonesia
memiliki angka PTI sangat rendah, yaitu hanya sebesar 1.6 %. Tujuan : penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran DMF-T dan tingkat pencapaian PTI (Performed
Treatment Index) pada siswa-siswi SD Negeri 94 Silaberanti Palembang tahun 2012.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 640 anak, dengan jumlah sampel 287 anak.
Sampel diambil dari kelas 4,5, dan 6 di SD N 94 Palembang. Metode : penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analitik, dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah Non Probability sampling dan analisa data yang digunakan adalah analisa
univariate. Hasil : penelitian ini didapat index rata-rata pengalaman karies gigi tetap
(DMF-T), berdasarkan jumlah sampel sebanyak 287 didapat jumlah DMF-T sebanyak 800
dengan rata-rata 2,78, hal ini menunjukan masih tingginya karies pada siswa-siswi SD
Negeri 94 Palembang, sedangkan siswa-siswi yang melakukan penambalan ( Filling ) hanya
18 dan jumlah DMF-T 800 sehingga diperoleh angka pencapaian PTI (Performed
Treatment Index) adalah 2,25 %. Dengan demikian usaha mempertahankan gigi dengan
melakukan penambalan di SD N 94 Palembang masih sangat rendah.

Kata kunci : DMF-T dan ( PTI )


1. PENDAHULUAN digantikan oleh gigi tetap. Keadaan gigi
sulung yang dijumpai di klinik gigi atau
A. Latar Belakang puskesmas biasanya sudah parah, sehingga
anak menderita sakit gigi dengan segala
Pembangunan di bidang kesehatan macam akibat yang akan mempengaruhi
bertujuan untuk meningkatkan derajat pertumbuhan dan perkembangan anak.
kesehatan masyarakat agar tingkat kesehatan Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau
masyarakat menjadi lebih baik. Pembangunan dari aspek lingkungan, pendidikan, kesadaran
di bidang kesehatan gigi merupakan bagian masyarakat dan penanganan kesehatan gigi
integral pembangunan kesehatan Nasional. termasuk pencegahan dan perawatan. Aspek
Artinya, dalam melaksanakan pembangunan tersebut saling berhubungan dan saling
kesehatan umum, pembangunan di bidang mempengaruhi, baik cara pencegahan dan
kesehatan gigi tidak boleh ditinggalkan, perawatan gigi masyarakat (upaya kesehatan
demikian juga sebaliknya. Bila ingin gigi masyarakat) maupun keadaan kesehatan
melaksanakan pembangunan di bidang gigi masyarakat. Untuk mendapatkan hasil
kesehatan gigi, tidak boleh dilupakan sebaik-baiknya dalam upaya pencegahan
kerangka yang lebih luas, yaitu pembangunan penyakit gigi, perlu diketahui masalah yang
di bidang kesehatan umumnya (Suwelo, berkaitan dengan proses terjadinya kerusakan
1995). gigi (karies) termasuk etiologi karies gigi,
Program pembangunan kesehatan resiko yang menyebabkan timbulnya karies
yang telah dilaksanakan selama ini telah gigi, dan juga faktor distribusi penduduk,
berhasil meningkatkan derajat kesehatan lingkungan serta perilaku masyarakat
masyarakat secara cukup bermakna, walaupun terhadap kesehatan gigi (Zainab, 2008).
masih dijumpai berbagai masalah dan Penambalan gigi adalah salah satu
hambatan yang akan mempengaruhi cara untuk memperbaiki kerusakan gigi
pelaksanaan pembangunan kesehatan. agar gigi bisa kembali ke bentuknya semula
Gambaran masyarakat Indonesia dimasa dan bisa kembali berfungsi dengan baik.
depan yang ingin dicapai melalui (Ramadhan, 2010).
pembangunan kesehatan adalah masyarakat, Indikator keberhasilan penambalan
bangsa dan Negara yang ditandai oleh gigi tetap adalah dengan membandingkan
penduduknya yang hidup dalam lingkungan jumlah gigi tetap karies yang telah ditambal
dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki dengan pengalaman karies seseorang (DMFT)
kemampuan untuk menjangkau pelayananan sehingga akan diperoleh angka persentase
kesehatan yang bermutu secara adil dan yang disebut dengan Performed Treatment
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang Index (PTI). PTI menggambarkan motivasi
setinggi-tingginya diseluruh wilayah dari seseorang untuk menambalkan giginya
Republik Indonesia (Depkes RI, 1999). yang berlubang dalam upaya
Menurut Suwelo status atau derajat mempertahankan gigi tetap. Rata-rata
kesehatan masyarakat ditentukan oleh penduduk Indonesia memiliki angka PTI
berbagai faktor seperti penduduk, lingkungan, sangat rendah, yaitu hanya sebesar 1.6 %.
perilaku masyarakat dan pelayanan kesehatan, (Riskesdas, 2007). Padahal indikator derajat
faktor tersebut perlu mendapat perhatian serta kesehatan gigi yang telah ditetapkan untuk
penanganan sebagai satu kesatuan. Untuk tahun 2000 DMFT lebih kecil atau sama
menunjang upaya kesehatan agar mencapai dengan tiga dengan PTI lebih besar dari 50 %.
derajat kesehatan optimal (hidup sehat), Indek DMF-T mencapai rata-rata
upaya kesehatan gigi juga perlu mendapat 5,26% ini berarti jumlah kerusakan gigi rata-
perhatian. Kurangnya perhatian terhadap gigi rata perorang adalah lebih dari 5 gigi.
sulung anak usia sekolah dasar disebabkan Performed Treatment Index atau motivasi
oleh umumnya orang tua beranggapan bahwa untuk menumpatkan gigi yang karies pada
gigi sulung tidak perlu dirawat karena akan umur 12-18 tahun sangat rendah sekitar 4-5%
sedangkan besarnya kerusakan yang belum pada siswa-siswi di SD Negeri 94
ditangani dan memerlukan penumpatan dan Palembang tahun 2012?
atau pencabutan (Required Tretment Index)
pada usia ini sebesar 72,4% -82,5% C. Tujuan Penelitian
sedangkan penyakit periodontal merupakan
penyakit gigi dan mulut kedua terbanyak 1. Tujuan Umum
diderita masyarakat lebih kurang 70% dan Diketahui gambaran DMF-T dan
sebesar kurang lebih 4-5 % penduduk tingkat pencapaian PTI (Performed
menderita penyakit periodontal lanjut yang Treatment Index) pada siswa-siswi
menyebabkan gigi goyang dan lepas ( SD Negeri 94 Palembang tahun
Depkes, 2010) 2012.
Apabila kita perhatikan data tersebut
menggambarkan bahwa pelayanan kesehatan 2. Tujuan Khusus
gigi ditangani pada kondisi penyakit yang 1. Diketahui indek rata-rata
sudah lanjut. Bila kembali pada data yang pengalaman karies gigi tetap
diambil dari Riskesdas 2007 mengenai indeks (DMF-T) pada siswa-siswi di SD
PTI (Performed Treatment Index) yang dapat Negeri 94 Palembang tahun 2012.
diartikan sebagai upaya penduduk untuk 2. Diketahui persentase tingkat
menambalkan giginya dalam upaya pencapaian PTI (Performed
mempertahankan gigi tetap, ternyata hanya Treatment Index) pada siswa-
1,6%. Dan untuk menumpatkan gigi yang siswi di SD Negeri 94 Palembang
karies pada umur 12-18 tahun sekitar 4-5 %. tahun 2012.
Secara tersirat PTI 1,6% mengindikasikan
kurangnya kesadaran masyarakat akan D.Manfaat Penelitian
kesehatan giginya.
Dari latar belakang tersebut di atas 1. Menambah pengetahuan dan
maka penulis tertarik untuk membuat suatu wawasan penulis mengenai gambaran
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul upaya mempertahankan gigi pada
GAMBARAN DMF-T DAN TINGKAT siswa-siswi SD Negeri 94.
PENCAPAIAN PTI ( PERFORMED 2. Memberikan informasi kepada
TREATMENT INDEX ) PADA SISWA- pembaca tentang pentingnya
SISWI SD NEGERI 94 PALEMBANG memperhatikan kesehatan gigi dan
TAHUN 2012 mulut guna untuk mencegah infeksi
lebih lanjut akibat karies gigi kepada
masyarakat.
A. Rumusan Masalah 3. Untuk menambah referensi
Dari uraian di atas maka penulis perpustakaan khususnya di
dapat merumuskan masalahnya adalah: perpustakaan Poltekkes Kemenkes
Bagaimanakah gambaran DMF-T dan Palembang Jurusan Keperawatan
tingkat pencapaian PTI (Performed Gigi.
Treatment Index) pada siswa-siswi SD
Negeri 94 Palembang tahun 2012
II. TINJAUAN PUSTAKA
B. Pertanyaan Penelitian
1. Berapa indek rata-rata pengalaman A. Performed Treatment Index ( PTI )
karies gigi tetap (DMF-T) pada Untuk mengetahui seberapa
siswa-siswi di SD Negeri 94 besar usaha seseorang dalam
Palembang tahun 2012? mempertahankan gigi tetapnya
2. Berapa persentase tingkat pencapaian digunakan suatu indeks yang dikenal
PTI (Performed Treatment Index) dengan PTI (Performed Treatment
Index). Performed Treatment Index karies ataupun fraktur sangat
adalah indeks yang menunjukan penting (Putri, dkk, 2010).
persentase jumlah gigi tetap yang b. Dentin
telah dilakukan penambalan terhadap Dentin adalah jaringan
jumlah gigi yang mengalami DMF-T termineralisasi yang membentuk
(Be Kien Nio, 1987). sebagian besar komposisi gigi. Di
Rumus menghitung PTI : daerah mahkota, dentin ada di
Jumlah gigi dengan F lapisan dasar email dan di daerah
PTI = x 100% akar, dentin ditutup oleh
Jumlah gigi dengan DMF-T sementum. Warnanya kuning
pucat, kekerasannya lebih keras
PTI (Performed Treatment
dari pada tulang maupun
Index ) dapat diketahui dengan
sementum, tapi kurang keras
melakukan pemeriksaan pada suatu
dibandingkan email. Dentin
kelompok individu di suatu wilayah /
mengandung 70 % bahan
tempat tertentu. Indikator derajat
anorganik yang komponen
kesehatan gigi dan mulut yang
utamanya adalah hidroksiapatit
optimal pada tahun 2000 adalah pada
(Putri,dkk.2010).
anak usia 12 tahun, index DMF-T 3
c. Pulpa
dan PTI 50 %.
Pulpa merupakan jaringan
lunak yang di dalamnya terdapat
B. Gigi
jaringan ikat, limfe, saraf dan
1. Pengertian Gigi
pembuluh darah. Limfe, saraf dan
Gigi merupakan suatu organ
pembuluh darah masuk ke dalam
keras yang fungsi utamanya adalah
gigi melalui lubang kecil yang
untuk mengunyah makanan. Gigi
berada di ujung akar gigi yang
tertanam di tulang alveolar, yaitu
disebut foramen apikal. Bagian
suatu tulang yang menempel di
gigi ini mempunyai peran penting
permukaan tulang rahang. Tulang
dalam pertumbuhan dentin.
alveolar yang ditutupi gusi ini
berfungsi untuk menopang gigi
d. Sementum
(Ramadhan, 2010).
Sementum bagian dari
jaringan gigi dan termasuk
2. Bagian bagian gigi :
juga bagian dari jaringan
a. Email
periodontium karena
Email merupakan bagian
menghubungkan gigi dengan
terluar dari gigi yang terlihat
tulang rahang dengan jaringan
dalam mulut kita. Dibandingkan
yang terdapat di selaput
dengan bahan keras dalam tubuh
periodontal. Jaringan sementum
seperti kuku, rambut, tulang
tidak mengadakan resorpsi atau
semen dan dentin, email
pembentukan kembali tetapi
merupakan bahan yang terkeras
mengalami apposisi ( makin tua
tetapi getas (mudah patah).
umur makin tebal lapisan semen),
Email merupakan bahan yang
pembentukan semen ini berjalan
tidak mempunyai sel, pembuluh
dari arah selaput periodontal (
darah, saraf, dan limfe sehingga
Itjingningsih,1991).
jika patah atau sakit, email tidak
dapat mengadakan regenerasi
3. Fungsi Gigi
atau tidak mempunyai daya
1). Pengunyahan
reparatif. Jadi, pencegahan
kerusakan email dari proses
Gigi berperan penting dalam
proses penguyahan untuk C. Gigi sehat
menghaluskan makanan agar Gigi dikatakan sehat, apabila gigi
lebih mudah ditelan serta dapat berfungsi dengan baik tanpa ada
meringankan kerja proses keluhan rasa sakit atau nyeri serta tidak
pencernaan. menimbulkan bau yang tidak sedap
2). Berbicara (Helianti,2012).
Berbicara merupakan cara
untuk berkomunikasi dalam
kehidupan manusia sehari- Gambar 1. Gigi Sehat
hari agar timbul saling
pengertian diantara sesama.
Sebagai fungsi untuk
berbicara gigi sangat
diperlukan untuk
mengeluarkan bunyi ataupun
huruf-huruf tertentu seperti
huruf T, V, F dan S.
3). Estetika
Estetika dalam bidang
kedokteran gigi adalah
berhubungan langsung ( Sumber : Vhyanrh.wordpress.com)
dengan perasaan indah bagi
seseorang. Jika seseorang
kehilangan gigi depan ( D. Pengertian Karies
misalnya gigi incisivus, Karies merupakan penyakit
caninus) maka orang jaringan keras gigi, yaitu email,
tersebut akan terlihat kurang dentin, sementum, yang disebabkan
keindahan, malu untuk oleh aktifitas suatu jasad renik dalam
tertawa karena timbul rasa suatu karbohidrat yang dapat
kurang percaya diri. diragikan. Tandanya adalah
demineralisasi jaringan keras gigi
4) Menjaga kesehatan rongga yang kemudian diikuti oleh kerusakan
mulut dan rahang bahan organiknya. Akibatnya, terjadi
Banyak hal yang akan terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa
jika gigi hilang. Diantaranya serta penyebaran infeksinya ke
gangguan pengunyahan jaringan periapeks yang dapat
makanan, susunan gigi menyebabkan nyeri ( Edwin. A. M
menjadi tidak teratur, migrasi Kidd,1991).
dalam bentuk kemiringan Karies berasal dari bahasa
letak, rotasi dan ekstraksi, latin yaitu caries yang artinya
terjadinya diastema, kebusukan. Karies gigi adalah suatu
gingivitis, pembentukan saku proses kronis regresif yang dimulai
gusi, karies, tulang alveolar dengan larutan mineral email sebagai
yang berkurang (resorpsi), akibat terganggunya keseimbangan
gangguan pada sendi rahang antara email dan sekelilingnya yang
dan penyakit pada jaringan disebabkan pembentukan asam
periodontal (Ramadhan, mikrobial dan subsrat sehingga
2010). timbul dektruksi komponen-
komponen yang akhirnya terjadi
kavitas (Sihotang,2010).
Karies gigi adalah hasil Selain streptococus mutans, ada
interaksi dari bakteri di permukaan pula streptococus lain yaitu yang
gigi, plak atau biofilm, dan diet berbentuk batang yang menyertai
(khusunya komponen karbohidrat bakteri streptococus mutans. Bakteri
yang dapat difermentasikan oleh bakteri ini biasanya tumbuh dari sisa
bakteri plak menjadi asam,tertuma sisa makanan yang membusuk,
asam latat dan asetat) sehingga terjadi lambat laun bakteri ini akan
dimenaralisasi jaringan karies gigi bertambah banyak dan menghasilkan
dan memerlukan cukup waktu untuk asam yang dapat merusak email gigi.
kejadiannya (Putri,dkk 2010). Email dibawa plak mengalami
Karies gigi adalah proses demineralisasi, demikianlah tejadinya
kerusakan gigi yang dimulai dari karies ( Sutriyanto 2012).
enamel terus ke dentin. Proses
tersebut terjadi karena sejumlah b. Saliva
faktor didalam mulut yang Saliva memegang peranan yang
berinteraksi satu sama lain (Suwelo, penting dalam proses pencernaan.
1992). Dalam proses pencernaan di dalam
Karies gigi adalah gigi mulut terjadi kontak antara gigi dan
berlubang disebut karies gigi . Karies makanan dengan saliva, di dalam
akan mengakibatkan kerusakan mulut selalu ada saliva yang
struktur gigi sehingga terbentuk berkontak dengan gigi sehingga
lubang (Pratiwi, 2009). berperan dalam kelestarian gigi saliva
Karies adalah kerusakan yang juga dapat menjadi self cleansing
terbatas pada jaringan gigi mulai dari sehingga secara tidak langsung
email gigi hingga menjalar ke dentin membantu membersihkan plak atau
( Kusumawardani,2011). debris yang menempel pada
permukaan gigi (Suwelo, 1992).
1. Penyebab Karies Gigi Mulut merupakan pintu masuk
a. Plak makanan dan minuman kedalam
Plak adalah merupakan deposit tubuh manusia. Beraneka ragam
lunak yang melekat erat pada makanan dan minuman masuk
permukaan gigi, terdiri atas kedalam tubuh melalui mulut. Maka
mikroorganisme yang berkembang perlu dilumatkan dengan cara
biak dalam suatu matrik interseluler dikunyah di dalam mulut proses
jika seorang melalaikan kebersihan pelumatan oleh gigi di bantu oleh
gigi dan mulut (Putri dkk,2005). saliva.
Dengan adanya berbagai kemajuan di Para ahli mengatakan bahwa
bidang teknologi perubahan pola fungsi saliva sebagai pelicin,
hidup sehat serta pola makanan pelindung, buffer (penyangga).
masyarakat, diperkirakan konsumsi Pembersih, anti pelarut dan bakteri.
makanan yang mengandung Namun saliva memegang peranan
karbohidrat dan gula di masa penting dalam pembentukan plak
mendatang akan meningkat. Makanan gigi, saliva juga merupakan media
tersebut antara lain biskuit, kue, yang baik untuk kehidupan bakteri
coklat. permen, roti dan tertentu yang berhubungan terjadinya
sebagainya.Makanan ini umumnya karies gigi (Suwelo, 1992).
lengket dan mudah melekat pada
pemukaan gigi dan menyebabkan c. Permukaan dan Bentuk Gigi
timbulnya plak bila tidak dibersihkan. Bentuk dari pada gigi yang
mempengaruhi permukaan oklusal di
mana pits dan fissurenya banyak dan Proses kerusakan gigi merupakan suatu
dalam sehingga memudahkan urutan kerja diantara terjadinya karies.
tertimbunya makanan. Gigi dengan
fissure yang dalam mengakibatkan
sisa-sisa makanan mudah melekat dan
bertahan, sehingga produksi asam
bakteri akan berlangsung dengan
cepat dan menimbulkan karies
(Tarigan,1999).

d. Karbohidrat yang dapat


difermentasikan

Bakteri pada mulut seseorang


akan mengubah glukosa, fruktosa, Gambar 2. Proses Karies Gigi
dan sukrosa menjadi asam laktat
melalui sebuah proses glikolisis yang
disebut fermentasi. Bila asam ini
mengenai gigi dapat menyebabkan
MIKROORGANIS
demineralisasi. Proses sebaliknya, SALIVA
ME PLAK
remineralisasi dapat terjadi bila pH
telah dinetralkan. Mineral yang
diperlukan gigi tersedia pada air liur
dan pasta gigi berfluorida dan cairan DIET
pencuci mulut. Karies lanjut dapat GIGI KARIES SUKROSA
ditahan pada tingkat ini. Bila
demineralisasi terus berlanjut, maka
akan terjadi proses perubahan (
Pramesti,2012). WAKTU
SALIVA
e.Waktu
Tingkat frekuensi gigi
terkena dengan lingkungan yang
kariogenik dapat memengaruhi
Sumber: (Putri dkk,2011).
perkembangan karies. Setelah
seseorang mengkonsumsi makanan
mengandung gula, maka bakteri pada
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
mulut dapat metabolisme gula
Terjadinya Karies Gigi
menjadi asam dan menurunkan pH.
Banyak sekali faktor-faktor yang
pH dapat menjadi normal karena
mempengaruhi terjadinya karies. Makin
dinetralkan oleh air liur dan proses
dekat manusia hidup dengan alam
sebelumnya telah melarutkan mineral
semakin sedikit dijumpai karies pada
gigi.Demineralisasi dapat terjadi
giginya.
setelah 2 jam. Dengan pH normal = 7
Dengan semakin canggih pabrik
( Massler,2000).
makanan, maka semakin tinggi juga
fermentasi karies pada masyarakat.
Dibawah ini akan diterangkan hal yang
2. Proses Terjadinya Karies
dapat mempengaruhi terjadinya karies:
1. Makanan 3. Menyikat gigi
Makanan sangat berpengaruh Dengan menggunakan sikat
terhadap gigi dan mulut ( Tarigan, gigi merupakan bentuk
1990). pembersihan plak secara mekanis.
pengaruh makanan terhadap gigi dan Sebagimana diketahui, plak
mulut menjadi : adalah faktor penyebab gigi
a. Isi dari makanan yang berlubang atau karies. Tujuan
menghasilkan energi menyikat gigi adalah untuk
Misalnya : karbohidrat, memelihara kebersihan dan
protein, lemak, vitamin serta kesehatan mulut terutama gigi
mineral-mineral. dan jaringan sekitarnya,
Unsur-unsur diatas tersebut menimbulkan rasa segar dengan
diatas berpengaruh pada masa pasta gigi sehingga karies dapat
pra-erupsi dan pasca erupsi dicegah. (Natalina, 2009).
dari gigi geligi
b. Fungsi mekanisme dari 3. Penggolongan Karies
makanan yang dimakan 1. Berdasarkan cara meluasnya karies gigi
Makan-makanan yang a.Penetrierend karies.
bersifat membersihkan gigi, Karies yang meluas dari
merupakan salah satu cara email ke dentin dalam bentuk
pembersihan gigi secara kerucut. Perluasannya secara
langsung, tentu saja akan penetrasi, yaitu merembes kearah
mengurangi kerusakan gigi. dalam (Tarigan,1990).
Makanan yang bersifat b. Unterminirende karies
membersihkan ini contonya Karies yang meluas dari
adalah : apel, jambu air, tebu, email ke dentin dengan jalan meluas
bengkoang dan lain-lain. kearah samping, sehingga
Sebaliknya makanan yang menyebabkan bentuk seperti periuk
lunak dan melekat pada gigi (Tarigan, 1990).
seperti : permen, coklat,
biscuit. 2. Berdasakan stadium karies
a. Karies Surperfisialis
2. Pengetahuan Dimana karies baru mengenai
Kurangnya pengetahuan enamel saja, sedangkan dentin
seseorang terhadap pentingnya belum terkena
kesehatan gigi, merupakan salah
satu faktor pendukung Gambar 3. Karies Superfisialis
berkembangnya karies gigi.
Sebagian besar masyarakat
Indonesia mengaggap bahwa
kebersihan gigi dan mulut tidak
terlalu penting, mereka baru
merasakan pentingnya
penyuluhan kesehatan gigi
terhadap orang tua dan anak
dengan harapan dapat mengubah
pandangan mereka tentang
pentingya kesehatan gigi dan
( Sumber : http://repository.usu.ac.id, 2009)
mulut (Suwelo,1992).
b. Karies Media
Dimana karies sudah mengenai
dentin, tetapi belum melebihi
setengah dentin. ( Sumber : http://repository.usu.ac.id,
Gambar 4. Karies Media 2009)

3. Berdasarkan banyaknya permukaan gigi


yang terkena karies.
a. Simpel karies
Karies yang dijumpai pada satu
permukaan saja
b. Kompleks karies
Karies yang sudah luas dan mengenai
lebih dari satu bidang permukaan gigi
(Tarigan, 1990).

4. Sifat-sifat karies gigi


( Sumber : http://repository.usu.ac.id, 2009) a. Karies dapat terjadi pada setiap
gigi sulung maupun gigi
permanen
c. Karies Propunda b. Karies dapat terjadi pada setiap
Dimana karies sudah mengenai lebih dari permukaan gigi baik oklusal,
setengah dentin dan kadang kadang sudah mesial, distal, lingual, karies
mengenai pulpa. dapat terjadi setiap saat sesudah
Karies profunda ini dapat kita bagi lagi gigi tumbuh dan terlihat didalam
atas: rongga mulut. Jadi meskipun gigi
1. Karies profunda stadium 1 belum tumbuh sempurna sesudah
Karies telah melewati setengah ada kemungkinan terkena karies
dentin biasanya radang pulpa belum c. Karies tidak mengenal jenis
dijumpai kelamin , jadi dapat menyerang
2. Karies profunda stadium II baik pria maupun wanita
Masih dijumpai lapisan tipis yang d. Karies tidak mengenal ras,
membatasi karies dengan pulpa. artinya dapat menyerang segala
Biasanya disini telah terjadi radang bangsa baik berkulit putih
pulpa maupun warna kulit lainya
3. Karies profunda stadium III Pengaruh ras terhadap
Pulpa telah terbuka. Dijumpai terjadinya karies gigi amat sulit
bermacam-macam radang pulpa. ditentukan. Tetapi keadaan tulang
rahang suatu ras bangsa mungkin
berhubungan dengan persentase
Gambar 5. Karies Profunda karies yang meningkat atau menurun.
Misalnya pada ras tertentu dengan
rahang yang sempit sehingga gigi
pada rahang tidak teratur. Hal ini
akan mempersulit pembersihan gigi
(Tarigan, 2000).

5. Akibat Karies
Akibat yang timbul pada
penyakit karies ini adalah sebagai
berikut:
1. Terjadi peradangan pada gusi
2. Terjadi pembengkakan pada gusi 1. Pengaturan Diet
3. Gigi akan mengalami kematian Tidak ada diet yang
sehingga gigi tidak bisa mengandung karbohidrat yang tidak
dipertahankan terfermentasi, yang tidak dapat
4. Menganggu aktifitas sehari-hari. menyebabkan karies pada manusia.
Prevalensi karies diseluruh dunia
6. Pencegahan Karies adalah sebanding dengan konsumsi
Pencegahan karies gigi fermentasi karbohidrat. Selama
bertujuan untuk mempertinggi taraf perang dimana dibeberapa negara
hidup dengan memperpanjang persediaan gula sangat terbatas maka
kegunaan gigi dan mulut. prevalensi karies sangat menurun.
Pencegahan karies gigi dapat dibagi 2. Plak kontrol
atas 2 bagian yaitu: Plak kontrol merupakan
1. Pra erupsi tindakan tindakan pencegahan
2. Pasca erupsi menumpuknya dental plak dan
1. Tindakan pra erupsi deposit-deposit lainnya pada
Tindakan ini ditujukan permukaan gigi dan sekitarnya. Suatu
kepada kesempurnaan struktur program yang berhasil mengurangi
enamel dan dentin atau gigi pada plak akan berpengaruh pada
pada umumnya. Seperti kita ketahui pengurangan keparahan penyakit
yang mempengaruhi pembentukan periodontal dan kerusakan gigi
dan pertumbuhan gigi kecuali protein 3. Penggunaan fluor.
untuk pembentukan matriks gigi, juga Penggunaan fluor merupakan
terutama vitamin dan zat mineral metode yang paling efektif untuk
mempengaruhi atau menentukan mencegah timbulnya dan
kekuatan dan kekerasan gigi. berkembangnya karies gigi.
Oleh karena itu ibu-ibu yang Penggunaan flour ini perlu didukung
hamil sebelum terjadinya pengapuran oleh sikap perorangan yang positif
pada gigi bahkan dapat diberi terhadap kesehatan gigi ,
makanan yang mengandung unsur- Fluor selain mempunyai
unsur yang dapat menguatkan enamel pengaruh pada gigi sebelum erupsi
dan dentin. (pra erupsi) juga mempengaruhi gigi
2. Tindakan pasca erupsi sudah erupsi (pasca erupsi). Proses
Pada dasarnya hampir sama bersenyawanya flour dengan gigi
dengan pra erupsi hanya sebelum erupsi berbeda dengan
ditambah dengan: proses erupsi, karena sesudah erupsi
a. Kebersihan gigi dan mulut proses ini di pengaruhi oleh
yang harus diperhatikan pematangan pasca erupsi dari
supaya tetap sehat enamel. Pengaruh terbesar dari fluor
b. Pemeriksaan berkala 6 bulan dalam masa pasca erupsi gigi terjadi
sekali pada tahun-tahun pertama, dan dalam
c. Makanan yang menguatkan tahun-tahun berikutnya kehidupan
gigi dan gusi bakteri yang ada didalam plak.
d. Kesehatan badan E. Cara Menjaga Kesehatan Gigi Anak
Metode-metode yang digunakan Usia Sekolah
untuk mengurangi aktivitas karies a. Perhatian Orang tua
dibuat secara sistematis berdasarkan Fase perkembangan anak usia
gangguan terhadap kerja bakteri sekolah masih sangat tergantung pada
dalam fermentasi karbohidrat, dibagi pemeliharaan dan bantuan orang
atas 3 golongan kerja : dewasa dan pengaruh paling kuat dalam
masa tersebut adalah ibunya. Sama permukaan lidah. Permukaan lidah
halnya dalam bidang kesehatan, yang kasar dan berpapil membuat
peranan seorang ibu sangat bakteri mudah menempel di sana.
menentukan, biasanya ibu yang Selain dengan sikat gigi, Anda juga
pertama kali merawat dan menjumpai bisa membersihkan lidah dengan
keadaan kesehatan anaknya menggunakan sikat lidah, lidah yang
(Suwelo,1992). bersih juga akan membuat mulut
b. Menyikat gigi yang benar dan Anda terasa lebih segar ( Ramadahn,
waktu yang tepat 2010 ).
Tujuan menyikat gigi adalah Waktu terbaik untuk menggosok
untuk memelihara kebersihan dan gigi adalah setelah makan dan
kesehatan mulut terutama gigi dan sebelum tidur. Menggosok gigi
jaringan sekitarnya. Cara-cara setelah makan bertujuan mengangkat
pemeliharaan yang dikenal dan sisa-sisa makanan yang menempel
mudah pengerjaannya adalah dipermukaan ataupun di sela-sela gigi
menyikat gigi. Teknik menyikat gigi dan gusi. Sedangkan menggosok gigi
yang baik dan benar adalah : sebelum tidur berguna untuk
1). Menyikat permukaan gigi bagian menahan perkembangbiakan bakteri
luar yang menghadap ke bibir dan dalam mulut karena dalam keadaan
pipi dengan menggunakan teknik tidur tidak diproduksi ludah yang
modifikasi Bass. Mulai rahang atas berfungsi membersihkan gigi dan
terlebih dahulu lalu dilanjutkan mulut secara alami (Kusumawardani,
dengan yang rahang bawah. 2011).
2). Menyikat permukaan kunyah gigi c. Memilih sikat gigi yang benar
pada lengkung gigi sebelah kanan Sikat gigi yang baik
dengan gerakan maju mundur, atau memenuhi syarat-syarat sebagai
mungkin boleh juda dengan sedikit di berikut:
putar dan kiri dengan sebanyak 10-20 1. Tangkai lurus dan mudah
kali gosokan juga. Lakukan pada dipegang
rahang atas terlebih dahulu dulu lalu 2. Kepala sikat gigi kecil,
dilanjutkan dengan rahang bawah. sebab jika besar tidak
Bulu sikat gigi diletakkan tegak lurus dapat masuk kebagian
menghadap permukaan kunyah gigi. bagian yang sempit di
3). Menyikat permukaan dalam gigi dalam mulut
yang menghadap ke lidah dan langit- 3. Bulu sikat gigi harus
langit dengan menggunakan lembut dan datar
modifikasi Bass untuk lengkung gigi (Ircham,2005).
sebelah kanan dan kiri. Untuk
lengkung gigi bagian depan dapat d. Pemberian makanan bergizi
Anda bersihkan dengan cara Susu sangat baik untuk kesehatan
memegang sikat gigi secara vertical gigi, karena sangat kaya akan kalsium.
menghadap ke depan. Lalu gunakan Makanan lain yang juga banyak
ujung sikat dengan gerakan menarik mengandung kalsium adalah keju. Keju
dari gusi kearah mahkota gigi. merupakan olahan dari susu yang selain
Lakukanlah pada rahang atas terlebih kaya kalsium juga mengandung fosfat
dulu dan dilanjutkan dengan rahang yang membantu mengurangi proses
bawah. mengurangi pelunakan email yang
4). Terakhir, sikat gigi pula mengakibatkan gigi berlubang
permukaan lidah untuk (Afriliana,dkk,2006). Serta
membersihkan bakteri yang berada di memberikan makanan yang dapat
menyehatkan gigi seperti buah-buahan M = Missing
dan sayur-sayuran yang berserat dan 1) Gigi tetap dicabut karena
mengandung air. karies (usia <30 tahun)
2) Gigi tetap dicabut karena
Contoh buah-buahan yang sebab lain (usia >30
menyehatkan gigi tahun)
a. Jambu F=Filing
b. Mangga 1) Gigi tetap dengan
c. Pepaya tumpatan tanpa karies
d. Semangka (Hutabarata, 2009).
Contoh sayuran-sayuran yang c.Penghitungan DMF-T
menyehatkan gigi Jumlah keadaan gigi
a. Kubis yang mengalami kerusakan,
b. Katu hilang, dan perbaikan, pada
c. Bayam gigi tetap yang disebabkan
d. Kangkung oleh karies
DMF-T= D+M+F
e. Membawa Anak ke Dokter Gigi
Setiap 6 bulan sekali untuk
periksa ke dokter gigi guna untuk
mengetahui kerusakan gigi sedini G. Indeks karies untuk gigi anak-anak
mungkin (Depkes RI ,1995). (def-t)
a. Pengertian def-t
def_t adalah suatu keadaan
gigi di mana dilakukan pemeriksaan
pada gigi geligi susu seseorang yang
F. Indeks Karies untuk gigi dewasa (DMF- pernah mengalami kerusakan, hilang
T) dan perbaikan yang disebabkan
a.Pengertian DMF-T penyakit karies (Depkes,1995).
DMF_T adalah suatu keadaan Angka yang menunjukan klinis
gigi di mana dilakukan pemeriksaan penyakit karies gigi susu yang
pada gigi geligi tetap atau permanent, meliputi gigi yang masih dapat
seseorang yang pernah mengalami ditambal, gigi yang telah/ harus
penyakit karies, hilang dan perbaikan dicabut, dan gigi yang telah dilakukan
(Depkes, 1995). perawatan/ penambalan
Indeks karies gigi permanen meliputi (Herijulianti,2001)
kerusakan, pencabutan, dan b. Penentuan skor def-t
penambalan. Di mana setiap gigi d= decay
hanya memperoleh satu skor D atau 1) Gigi susu yang
M atau F, dilihat mana yang lebih mengalami karies gigi
parah (Priyono,2010). 2) Gigi susu yang di tambal
b. Penentuan Skor DMF-T dengan karies sukunder
Untuk Pemeriksaan e = extraksi
dilakukan dengan pemeriksaan 1) Gigi susu di cabut dengan
sebagai berikut: karies
D = Decay f= filling
1 ) Gigi tetap yang 2) Gigi susu dengan tumpatan tanpa
mengalami karies gigi karies (Depkes, 1995).
2) Gigi tetap yang di tambal c. Penentuan def-t
dengan karies sekunder
Jumlah keadaan gigi 1. Alat
yang mengalami Alat yang dipakai dalam
kerusakan, hilang, dan penelitian ini adalah :
perbaikan pada gigi susu. a. Kaca mulut
def-t= d+e+f b. Sonde
c. Nier bekken
d. Pincet
III. METODE PENELITIAN e. Senter
f. Masker
A. Desain Penelitian g. Handscoon
Metode penelitian yang
dilakukan pada penelitian ini adalah 2. Bahan
metode deskriftif analitik. Bahan yang dipakai dalam
B. Waktu dan Tempat Penelitian penelitian ini adalah :
1. Waktu Penelitian a. Alkohol 70 %
Penelitian ini dilaksanakan pada b. Cotton roll atau tissue roll
bulan April tahun 2012.
2. Tempat Penelitian E. Prosedur dan Cara Kerja
Penelitian ini dilaksanakan di SD Tahap I
Negeri 94 Silaberanti Palembang. 1. Menentukan waktu pemeriksaan
C. Populasi dan Sampel Penelitian 2. Menyiapkan status pemeriksaan
1. Populasi Penelitian kesehatan gigi
Populasi penelitian ini adalah 3. Menyiapkan alat dan bahan
seluruh siswa-siswi SD Negeri 94 pemeriksaan gigi
Silaberanti Palembang yang 4. Melakukan pemeriksaan kepada
berjumlah 640 orang. seluruh siswa siswi kelas 4, 5,
dan 6 Sekolah Dasar Negeri 94
Silaberanti Palembang yang
untuk mencari sampel penelitian,
2. Sampel Penelitian yaitu siswa-siswi yang telah
Pengambilan sampel melakukan penambalan dengan
dilakukan secara Non Probability cara :
sampling dengan menggunakan a. Mempersilahkan pasien duduk
metode Purposive sampling di di kursi pemeriksaan dengan
mana pengambilan sampel penerangan yang cukup.
didasarkan pada suatu b. Pemeriksaan di mulai dari
pertimbangan tertentu yang rahang bawah kiri ke kanan dan
dibuat sendiri oleh si peneliti, rahang atas kanan ke kiri.
berdasarkan ciri atau sifat-sifat c. Pemeriksaan dilakukan dengan
populasi yang sudah diketahui menggunakan basic instrument
peneliti sebelumnya dan bahan yang telah
(Notoadmojo, 2010). disediakan. Basic instrument di
Adapun kriteria sampel yang desinfeksikan terlebih dahulu
diambil yaitu : sebelum dipakai untuk pasien
a. Siswa - siswi kelas 4, 5, dan selanjutnya dengan kapas yang
6 Sekolah Dasar 94 sudah di olesi alkohol 70 %.
Silaberanti Palembang
b. Sampel mudah diajak Tahap II
bekerja sama.
D. Persiapan Alat dan Bahan
1. Mengidentifikasi responden A. Hasil Penelitian
yang memiliki karies tapi Dari hasil penelitian yang dilakukan di
tidak melakukan penambalan. Sekolah Dasar Negeri 94 Silaberanti
2. Penghitungan DMF-T Palembang pada tahun 2012, dengan jumlah
sampel sebanyak 287 orang. yang sesuai
Rumus yang digunakan untuk kriteria yang diambil dari kelas 4, 5, dan 6.
menghitung DMF-T : Dari sampel tersebut diketahui indek rata
DMF-T dan persentase usaha
DMF-T = D + M + F mempertahankan gigi (PTI) sebagai berikut:
Jumlah D+M+F
DMF-T rata-rata = Tabel.1
Rata-rata indek DMF-T pada
Jumlah orang yang periksa
siswa-siswi kelas IV,V,dan VI. Di
SD N 94 Silaberanti Palembang
Kategori DMF-T menurut WHO : tahun 2012
0,0 1,1 = sangat rendah NO Kategori Jumlah Rata-
1,2 2,6 = rendah rata
2,7 4,4 = sedang 1 D 782 2,72
4,5 6,5 = tinggi M 0 0
6,6 > = sangat tinggi
F 18 0,06
2 DMF-T 800 2,78
3. Penghitungan PTI Sumber: data primer 2012
Rumus yang digunakan untuk
menghitung PTI:

Jumlah gigi dengan F


PTI = x 100%
Jumlah gigi dengan DMF-T

Rata-rata DMF-T dan PTI pada Siswa-siswi


di SD Negeri 94 Silaberanti Palembang tahun
2012
1. Diatas 50% = Baik
2. Dibawah 50 % = Buruk 1. Rata-rata DMF-T
D = 782
287
F. Analisa Data
Pada penelitian ini analisa data yang = 2,72
digunakan adalah analisa Univariate
yang dilakukan terhadap variabel dari M= 0
hasil penelitian. Analisa ini hanya 287
menghasilkan distribusi dan =0
persentasi dari tiap variabel. F = 18
287

= 0,06
D+M+F
IV. HASIL PENELITIAN DAN DMF-T rata-rata =
PEMBAHASAN Jumlah orang yang diperiksa

800
DMF-T =
287
= 2.78 B. Pembahasan
Dari hasil penelitian diatas diperoleh
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa index rata-rata pengalaman karies gigi
dari 287 sampel siswa-siswi SD N 94 tetap (DMF-T) pada siswa-siswi di SD
Silaberanti Palembang yang memiliki D ( Negeri 94 Silaberanti Palembang tahun
Decay ) sebanyak 782 gigi dengan rata-rata 2012 tergolong sedang dengan rata-rata
adalah ( 2,72) yang memiliki M ( Missing ) (2,78) sedangkan sampel yang diperiksa
sebanyak 0 gigi adalah ( 0 ), dan yang adalah sebanyak 287 dengan jumlah
memiliki F (Filling) sebanyak 18 gigi dengan DMF-T adalah 800 gigi. Didapatkan
rata-rata adalah ( 0,06 ) dan diperoleh indek gambaran tingkat pencapaian PTI pada
rata-rata DMF-T adalah ( 2,78) berarti rata- siswa siswi di SD N 94 Silaberanti
rata kerusakan gigi di SD 94 ini 2 gigi Palembang tahun 2012 masih sangat
perorang. rendah yaitu (2,25%) padahal indikator
derajat kesehatan gigi yang telah
ditetapkan lebih kecil atau sama dengan
tiga dengan PTI lebih besar dari 50 %.
Tabel 2.
Persentase Tingkat Pencapaian PTI ( Hal ini disebabkan oleh beberapa
Performed Treatment Index) pada siswa- faktor yaitu kurangnya penyuluhan
siswi kelas IV,V,dan VI. Di SD N 94 tentang kesehatan gigi terutama manfaat
Silaberanti Palembang tahun 2012 dari unit pelayanan kesehatan gigi,
sehingga pengetahuan yang kurang
NO DMF-T F PTI menyebabkan kesadaran guru dan orang
tua kurang. Pengetahuan yang kurang
1 800 18 2.25% menyebabkan kesadaran pun ikut
Sumber : data primer 2012 berkurang bahkan tidak ada kesadaran
untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut
dengan memanfaatkan pelayanan
2. Persentase PTI kesehatan gigi yang ada.
PTI = 18 x 100% Serta faktor kebiasaan diet makanan
800 anak yaitu makanan yang manis dan
= 2,25 % lengket masih tinggi yang dapat
mengakibatkan terjadinya karies gigi serta
kurangnya makanan yang berserat dan
Dari tabel diatas dari jumlah 287 anak mengandung air dimana makanan tersebut
SD N 94 Silaberanti Palembang yang dapat menyehatkan gigi dan mulut.
diperiksa dapat diketahui DMF-T 782 dengan Selain itu, pemanfaatan unit
rata-rata (2,78),sedangkan jumlah gigi yang pelayanan kesehatan gigi dan skor DMF-
dilakuka penambalan ( Filling ) adalah T dipengaruhi oleh faktor ekonomi atau
sebanyak 18 gigi dengan rata-rata ( 0.06 ). pendapatan orang tua. Walaupun ada
Sehingga diperoleh persentase Usaha program berobat gratis namun untuk
mempertahankan gigi ( PTI ) adalah sebanyak perawatan gigi misalnya penambalan dan
2.25% skalingmasih ditarik biaya yang cukup
Jadi persentase usaha tinggi kecuali jika ada asuransi
mempertahankan gigi ( PTI ) di SD N 94 pemerintah seperti askes dan jaminan
Silaberanti Palembang sangat rendah yaitu sosial kesehatan lainya.
2.25%
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan sehingga giginya dapat dirawat
Berdasarkan hasil penelitian dan dengan baik.
pembahasan mengenai Gambaran 2. Untuk menurunkan angka rata-
DMF-T dan Tingkat Pencapaian PTI rata DMF-T tidak bertambah
pada siswa-siswi SD Negeri 94 perlu dilakukan usaha preventif
Silaberanti Palembang. Maka peneliti berupa topikal aplikasi dan
menyimpulkan sebagai berikut: fissure sealent.
1. Berdasarkan data yang didapatkan 3. Selain dilakukan usaha promotif
index rata-rata pengalaman karies gigi dan preventif perlu juga
tetap (DMF-T) pada siswa-siswi di SD dilakukan usaha kuratif berupa
Negeri 94 Silaberanti Palembang penambalan.
tahun 2012, dengan angka DMF-T 4. Memotivasi siswa agar dapat
sebanyak 800 dengan rata-rata (2,78) menjaga kesehatan gigi dan
sedangakn sampel yang diperiksa mulutnya
adalah sebanyak 287, hal ini 5. Diharapkan pada orang tua untuk
menunjukan masih tingginya karies. lebih berperan aktif serta
menanamkan kesadaran terhadap
2. Berdasarkan data yang didapatkan anak-anak akan pentingnya
persentase tingkat pencapaian PTI menjaga kesehatan gigi dan
(Performed Treatment Index) pada mulut.
siswa-siswi di SD Negeri 94 6. Diharapkan sekolah-sekolah
Silaberanti Palembang tahun 2012 dapat menjalankan program
adalah ( 2,25%). Dengan demikian UKGS
usaha untuk mempertahankan 7. Diharapkan instansi kesehatan
kesehatan gigi dengan melakukan yang terlibat langsung dapat lebih
penambalan di SD tersebut masih meningkatkan sarana dan
sangat rendah. prasarana kesehatan gigi yang ada

B. Saran DAFTAR PUSTAKA


Dari kesimpulan diatas maka saran
yang dapat penulis berikan guna Be Kien Nio.1978. Preventev Dentistre.
meningkatkan mempertahankan Bandung Edisi II.SPRG
kesehatan gigi dan mulut terutama
pada anak sekolah dasar adalah
Depkes. 2010. Kebijakan Pelayanan
sebagai berikut :
1. Perlu diberikan penyuluhan Kedokteran Gigi Keluarga. Jakarta :
kepada anak-anak di SD Negeri Depkes RI
94 Silaberanti Palembang,
berkunjung ke dokter gigi/ Depkes.1999. Departemen Kesehatan.
Puskesmas terdekat secara Jakarta : Depkes Ri
berkala setiap 6 bulan sekali
sehingga masalah-masalah Depkes RI.1995. Pendidikan Kesehatan
kesehatan gigi dapat diketahui
sedini mungkin dan dapat
Gigi Dan Mulut . jakarta : Departemen
diberikan perawatan yang tepat. Kesehatan
Diharapkan dengan adanya
penyuluhan, siswa-siswi dapat Edwina, dkk.1992. Dasar-dasar Karies
mengerti dan dapat menjaga Penyakit Penanggulangannya. Jakarta :
kesehatan gigi dan mulut, EGC
Herijulianti, dkk. 2001. Pendidikan www.goegle.co.id/url?sa=t&rct=j&q=PTI
Kesehatan Gigi. Jakarta:EGC +Kesehatan+gigi

Hutabarata,Natalina.2009.http:/repository.
usa.ac.id/bitstream/123456789/680
Tarigan, Rasinta.1995. Karies Gigi.
3/1/09E02237.pdf.
Jakarta:Buku Kedokteran EGC Sihotang.
Ircham, dkk.2005. Menjaga Kesehatan 2012.
Gigi dan Mulut Anak-anak Ibu Repositrori.usa.ac.id/bitstream/12345678
Hamil. Yogyakarta: Pitramaya 9/20092/.../Chapter%20II.pdf.
Itjingningsih W.H. 1991. Anatomi Gigi.
Suwelo, Ismu Suharsono. 1992. Karies
Jakarta : EGC
Gigi Pada Anak Dengan Pelbagai
Kusumawardani. 2002. Buruknya Faktor Etiologi. Jakarta : EGC
Kesehatan Gigi dan Mulut.
WWW.Republika.co.id.Sutriyanto.2011
Yokyakarta: Hanggar Kreator
Notoadmojo, suekidjo. 2005. Promosi http://www.google.co.id/search?q=mengh
itung+DMF-
Kesehatan. Jakarta: Pt. Rienika Cipta
T+menurut+WHO&ie=utf-
Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodelogi 8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT US:official&client=firefox-a
Rineka Cipta

Putri,dkk. 2011. Ilmu pencegahan


penyakit jaringan keras dan jaringan
pendukung gigi.jakarta: EGC
Pratiwi,Dona. 2009. Gigi Sehat dan
Cantik. Jakarta: kompas cetakan Pertama

Ramadahan Ardiyan. 2010. Serba Serbi


Kesehatan Gigi Dan Mulut. Jakarta :
Bukune

Riset Kesehatan Dasar. 2007. Badan


penelitian Dan pengembangan Kesehatan
Dalam URL

Anda mungkin juga menyukai