Anda di halaman 1dari 3

Judul Laporan Gambaran Kesehatan Gigi dan Mulut pada

Masyarakat Kecamatan Ibun

Deskripsi Program Pendidikan seseorang dapat mempengaruhi


tingkat kebersihan gigi dan mulutnya, seseorang
yang pendidikannya rendah mempunyai
pengetahuan yang kurang dalam memelihara
kebersihan gigi dan mulutnya. Orang yang
memiliki pendidikan tinggi akan mampu menjaga
kebersihan gigi dan mulutnya lebih tinggi karena
mereka lebih memperhatikan kondisi mulutnya.

Kebersihan mulut yang tidak dipelihara dengan


baik akan menimbulkan penyakit di rongga
mulut. Penyakit periodontal (seperti gingivitis
dan periodontitis) dan karies gigi merupakan
akibat kebersihan mulut yang buruk.

Pengukuran kebersihan gigi dan mulut


merupakan upaya untuk menentukan keadaan
kebersihan gigi dan mulut seseorang. Umumnya
untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut
digunakan suatu indeks.

Nilai tingkat kebersihan gigi dan mulut dapat


diukur dengan Oral Hygiene Index Simplified
(OHI-S) dari Greene dan Vermillion. Oral
Hygiene Index Simplified (OHI-S) adalah angka
yang menunjukkan tingkat kebersihan seseorang
yang diperoleh dengan cara menjumlahkan
Debris Index (DI) dan Calculus Index (CI).

Pertanyaan Evaluasi, Tujuan & Manfaat Kesehatan gigi dan mulut menurut Riskesdas
Evaluasi 2018 mencatat proporsi masalah gigi dan mulut
sebesar 57,6% dan yang mendapatkan pelayanan
dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%. Adapun
proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar
sebesar 2,8%.

Tujuan dan manfaat evaluasi adalah untuk


mengetahui gambaran, tingkat pendidikan,
tingkat kesehatan gigi dan mulut masyarakat
Kecamatan Ibun. Hasil evaluasi tersebut
kemudian dapat menjadi tolak ukur untuk
program Puskesmas Ibun untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat untuk mencapai kesehatan
yang berkualitas secara menyeluruh, terpadu, dan
berkelanjutan.

Metode Pengumpulan, Pengolahan & Jenis laporan yang dilakukan adalah deskriptif
Analisis Data yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
atau deskripsi tentang suatu keadaan objektif.

Indeks kebersihan mulut diperoleh dengan cara


menjumlahkan indeks plak dengan indeks
kalkulus. Indeks kebersihan mulut = indeks plak
+ indeks kalkulus. Indeks plak=Total skor plak
/Jumlah gigi yang diperiksa. Indeks kalkulus
merupakan suatu nilai yang menunjukkan jumlah
total endapan keras (karang gigi) pada permukaan
gigi molar pertama permanen, insisif sentral
kanan atas dan kiri bawah yang apabila dikerok
oleh sonde tidak terlepas. Indeks kalkulus = Total
skor kalkulus /Jumlah gigi yang diperiksa.

Hasil & Pembahasan Pemeriksaan dilakukan di 4 tempat. Pemeriksaan


pertama dilakukan di Posyandu Lampegan
dengan jumlah 12 anak dan 12 orang dewasa.
Perhitungan indeks def-t pada seluruh anak yaitu
37/12 = 3.08 dengan hasil kategori def-t sedang.
Untuk perhitungan indeks DMF-T pada seluruh
orang dewasa yaitu 26/12 = 2.15 dengan hasil
kategori DMF-T rendah. Perhitungan indeks
OHI-S pada seluruh orang dewasa yaitu 3.25,
dengan hasil kategori indeks OHI-S yang buruk.

Pemeriksaan kedua dilakukan di TK Mawar


dengan jumlah murid sebanyak 14 anak.
Perhitungan indeks def-t pada seluruh anak yaitu
77/14 = 5.5 dengan hasil kategori def-t tinggi.
Hasil pemeriksaan indeks OHI-S pada seluruh
anak yaotu 1,.5, dengan hasil indeks kategori
sedang.

Pemeriksaan ketiga dilaksanakan di PONED


Puskesmas Ibun dengan jumlah pasien sebanyak
5 orang. Perhitungan DMF-T pada seluruh pasien
yaitu 7/5 = 1.4 dengan hasil kategori DMF-T
rendah. Pemeriksaan OHI-S yaitu 5.6, dengan
hasil kategori indeks OHI-S yang buruk
Pemeriksaan keempat dilaksanakan di TK
Miftahul Huda dengan jumlah murid sebanyak 36
anak. Perhitungan def-t pada seluruh pasien yaitu
208/36 = 5.80 dengan hasil kategori def-t tinggi.
Hasil indeks OHI-S yaitu didapatkan 1.05 dengan
hasil kategori indeks OHI-S sedang.

Hasil pemeriksaan def-t, DMF-T, dan OHI-S


pada masyarakat Kecamatan Ibun terbilang
kurang baik dikarenakan dari hasil pemeriksaan
tersebut masih didapatkan hasil indeks kebersihan
gigi dengan kategori buruk. Hal tersebut terjadi
karena berdasarkan hasil anamnesa dengan
pasien, dimana masih kurangnya rasa kepedulian
terhadap menjaga kebersihan gigi dan mulut,
mulai dari pola makannya, dan kedisiplinan
dalam menyikat gigi yang masih kurang. Perilaku
dan pengetahuan seseorang mengenai kebersihan
dan kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi
baik buruknya status kesehatan gigi sehingga
akan mempengaruhi juga angka karies yang
terjadi.

Saran & Rekomendasi • Memberikan pelatihan kepada kader mengenai


kesehatan gigi dan mulut,
dan pemeriksaan indeks OHI-S, def-t dan DMF-
T.
• Melakukan pemeriksaan rutin untuk kesehatan
gigi dan mulut oleh kader
yang sudah dilatih.

Anda mungkin juga menyukai