Anda di halaman 1dari 4

20

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Anak usia sekolah dasar yaitu usia 6-12 tahun merupakan kelompok

usia yang rentan terkena lubang gigi (karies) yang perlu mendapat perhatian,

karena pada periode tersebut terdapat gigi sulung dan gigi tetap secara

bersamaan didalam rongga mulut (Magdarina, 2005).

Untuk mengukur karies gigi digunakan indeks karies gigi yaitu def-t

atau DMF-T, karena indeks ini yang paling banyak digunakan dan diterima

secara universal. Angka def-t atau DMF-T untuk menggambarkan banyaknya

karies yang diderita seseorang dari dulu sampai sekarang (Prajnaparamita,

2014). Indeks def-t atau DMF-T adalah rata-rata jumlah kerusakan gigi per

orang (baik yang masih berupa karies, dicabut maupun ditumpat) yang

menunjukan banyaknya kerusakan gigi yang pernah dialami seseorang

(Riskesda, 2007).

Menurut Agtini (2005) Required Treatment Indeks (RTI) adalah

angka persentase dari jumlah gigi sulung maupun gigi tetap yang terkena

karies terhadap angka def-t maupun DMF-T. RTI ini sebagai indikator

penilaian yang menggambarkan besarnya karies yang belum ditangani dan

memerlukan tumpatan atau pencabutan. penelitian yang di lakukan Agtini

(2005) pada Tahun 1998-2000 yang di lakukan di daerah Cianjur, Karawang

dan Serang. Data RTI yang diperoleh mencapai 100% pada daerah tersebut.
21

Berdasarkan hasil pengumpulan data (tabel 4.1) menunjukan bahwa

siswa SD Negeri Cikolotok Kabupaten Cianjur dengan jumlah responden 52

orang dari kelas selektif 1,3 dan kelas 5, yaitu jumlah laki-laki sebanyak 21

orang dan perempuan 31. Dari data di atas bahwa jumlah laki-laki lebih

sedikit dibandingkan perempuan. Data tersebut diperoleh dari hasil penelitian

yang dilaksanakan pada tanggal 01-04 Mei 2016.

Hasil pemeriksaan yang diperoleh (tabel 4.2) dapat dilihat bahwa

indeks def-t dan DMF-T atau riwayat pengalaman karies pada gigi sulung

maupun gigi tetap siswa SD Negeri Cikolotok kabupaten Cianjur dari kelas

selektif 1,3 dan kelas 5 menunjukan rata-rata def-t yaitu tinggi (4,5 – 6,5).

Sedangkan angka DMF-T di SD Negeri Cikolotok Kabupaten Cianjur

menujukan rata-rata DMF-T yaitu rendah(1,2 – 2,6). Hal ini dikarenakan

banyak faktor yang dapat menyebabkan tingginya prevalensi karies dari

indeks def-t maupun DMF-T.

Faktor yang dapat menyebabkan prevalensi karies tinggi yaitu, anak

usia sekolah dasar (usia 6 sampai 12 tahun) masih memiliki gigi sulung dan

sebagian gigi tetap. Periode gigi campuran ini merupakan masa paling kritis

karena sebagian gigi sulung goyang dan sebagian gigi tetap akan erupsi dan

tumbuh kepermukaan gusi. Pada masa ini anak sering mengabaikan

kebersihkan giginya karena sakit atau takut gigi yang goyang akan tanggal,

sedangkan sisa makanan dan plak yang terbentuk akan semakin tebal

(Sufiawati, 2002).
22

Pola makan pada anak usia ini lebih menyukai makanan yang manis

seperti permen, coklat, es cream serta jajanan yang ada di sekeliling sekolah.

Kurangnya pengetahuan, kesadaran dan kemandirian anak dalam menjaga

kesehatan dan kebersihan diri sendiri dan biasanya anak pada usia ini masih

tergantung pada orang tuanya terutama ibu (Sufiawati, 2002).

Kurangnya kesadaran orang tua untuk memeriksakan gigi anaknya

karena menganggap gigi-gigi sulung tersebut akan di ganti dengan gigi tetap.

Belum semua sekolah mempunyai usaha kesehatan gigi sekolah (Sufiawati,

2002)

Berdasarkan data yang di peroleh pada hasil pemeriksaan yaitu angka

def-t dan DMF-T sehingga dapat di olah menjadi angka RTI. Pada tabel 4.3

diatas menunjukan bahwa RTI Gigi Sulung mencapai 80,16% dari 52

responden. Hal ini menunjukan bahwa masih kecil angka perawatan untuk

gigi sulung. Sedangkan untuk RTI Gigi tetap mencapai 100%.

Tingginya angka RTI disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

kurangnya penyuluhan tentang kesehatan gigi, sehingga pengetahuan yang

kurang menyebabkan kesadaran guru dan orang tua kurang. Pengetahuan

yang kurang menyebabkan kesadaran pun ikut berkurang bahkan tidak ada

kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut (Listrianah, 2012).

Kurangnya perhatian dari pemerintah setempat tentang pemeliharaan

kesehatan gigi. SD Negeri Cikolotok tersebut dekat dengan Puskesmas

karang tengah berjarak ± 3 km, daerah cakupan Puskesmas Karang tengah

memiliki luas wilayah 39,3 km³ terdapat 16 desa serta 16 kelurahan, serta
23

memiliki 57 SD di Karang Tengah. Kurangnya tenaga kesehatan gigi menjadi

salah satu kendala SD tersebut tidak terpantau kesehatan giginya, kurangnya

penyuluhan atau informasi tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan

perawatan gigi terhadap SD tersebut menyebabkan angka RTI tinggi. Karena

program pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas Karang Tengah

lebih ke pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, promotif, preventif, dan

kuratif di puskesmas (Dinkes Cianjur, 2013).

Dengan demikian hasil penelitian terhadap SD Negeri Cikolotok

Kabupaten Cianjur kelas selektif kelas 1,3, dan kelas 5, diperoleh data

Berdasarkan data (RTI) bahwa tingginya angka RTI untuk gigi sulung

80,16% sedangkan RTI gigi tetap sangat tinggi mencapai 100%, artinya

kebutuhan perawatan gigi sulung maupun gigi tetap masih sangat tinggi.

Anda mungkin juga menyukai