Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

ASFIKSIA

Disusun untuk Memenuhi Syarat


Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
Stase Ilmu Kesehatan Anak

Diajukan Kepada :
Pembimbing : dr. Laily Babgei, SpA
Disusun Oleh :
Asep Wahyu Ginanjar
H2A008006
Universitas Muhammadiyah Semarang

IDENTITAS
PASIEN
Nama Neonatus : By. A
Umur : 0 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama: No RM : 468342
Tgl masuk/ Lahir : 16 Februari 2015

Nama bapak : Tn. B


Umur : 29 tahun
Agama: Islam
Pekerjaan : swasta
Alamat: Wonosari RT 05/VII Ngaliyan Semarang

Nama ibu : Ny. C


Umur : 26 tahun
Agama: Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat: Wonosari RT 05/VII Ngaliyan Semarang

Anamnesis
Anamnese dilakukan pada tanggal 16 Februari 2015
jam 11.00 WIB.
Keluhan Utama : Bayi lahir tidak langsung menangis
Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanggal 16 Februari 2015 pukul 08.40 WIB lahir bayi
perempuan melalui Secio Cesaria (SC) CITO atas
indikasi partus macet dari ibu G1P0A0. Usia 26
tahun hamil 38 minggu, ANC (+) di RSUD
Dr.Adhyatma, MPH, riwayat demam (-), riwayat
minum jamu saat hamil (-), trauma (-), kencing
manis (-), darah tinggi (-), minum obat selain resep
dokter (-).

Ketuban dipecahkan sesaat sebelum


mengeluarkan bayi, warna jernih, jumlah cukup,
bau wajar. Lahir bayi secara SC, lahir tidak
langsung menangis, biru-biru (-), APGAR score 67-8. Berat lahir 3100 gram, PB : 44 cm, LK : 33
cm, LD : 34 cm, suhu 36,5 0C, HR : 126 x/menit,
RR : 36x/menit. Dilakukan pembersihan jalan
nafas, pemberian O2, rangsang taktil dan
pencegahan hipotermi (didalam incubator).
Plasenta lahir secara manual, infark (-), hematom
(-). Setelah 15 menit, nafas cuping hidung, aktif,
kemerahan dan tangis merintih. Tetapi telah
dilakukan pemberian oksigen dan pencegahan
hipotermi. Kemudian bayi dirawat di ruang
perinatologi.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Pribadi Ekonomi Sosial

Orangtua pasien tidak merokok, tidak


mengkonsumsi minuman beralkohol dan obatobatan. Pasien tinggal bersama kedua
orangtua. Penghasilan keluarga per bulan kirakira Rp 1.000.000,00. Pembayaran
menggunakan BPJS NON PBI (Mandiri).
Kesan : Keadaan sosial dan ekonomi cukup

Data Khusus
Riwayat Kehamilan/Pre Natal :

By.A adalah anak pertama dari Ny.C saat


berusia 26 tahun. Ibu rutin periksa kehamilan
lebih dari 4 kali di bidan. Waktu hamil tidak
pernah sakit, mengkonsumsi obat-obatan
Vitamin dan Zat Besi dari bidan, tidak
mengkonsumsi alkohol, maupun rokok. Suntik
TT sebanyak dua kali. kehamilan cukup bulan.

Riwayat persalinan/natal

:
Lahir ditolong dokter spesialis kandungan
melalui SC Cito atas indikasi partus macet dari
ibu G1P0A0 usia 26 tahun, lahir tidak
langsung menangis, BBL : 3100 gram, PB : 44
cm, AS : 6-7-8.
Riwayat pasca persalinan/ post natal :
Perawatan diruang Perinatologi RSUD
Dr.Adhyatma, MPH, keadaan bayi asfiksia
sedang.

Imunisasi

Kesan : imunisasi dasar belum diberikan


Riwayat makan dan minum
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
anak
Perkembangan : Belum bisa dinilai
Pertumbuhan
: BBL 3100 gram usia kehamilan
38 minggu
Kesan : Perkembangan belum bisa dinilai,

pertumbuhan sesuai masa kehamilan.

Riwayat keluarga berencana orang tua

Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 16 Februari 2015
Seorang bayi perempuan, umur 0 hari, BB : 3100 gr, PB : 44 cm

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Cukup
Tanda Vital
Frekuensi nadi : 126 x/menit, irama regular, isi
dan tegangan cukup
Frekuensi nafas : 36 x/menit
Suhu : 36,5 0C
Status Internus
Kepala : Kesan mesocephal, UUB sudah menutup
Mata : Mata Anemis (-), ikterik (-)
Telinga : Tulang rawan belum sempurna
Hidung : Napas cuping hidung (+/+)

Mulut : bibir sianosis (-)


Leher : Makroglosi (-)
Thorax
Inspeksi : simetris, Palpasi : sulit dinilai, Perkusi :
sulit dinilai, Auskultasi : suara dasar vesikuler,
suara tambahan : ronki (-), wheezing (-).
Cor : DBN
Abdomen : DBN
Alat kelamin
Perempuan, labium mayus menutup labium
minus, anus (+)

Reflek Premitif
Reflek
Reflek
Reflek
Reflek
Reflek

rooting
: (+)
sucking
: (+)
palmar Grasping : (+)
plantar
: (+)
babinsky
: (+)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Foto Thorak :
Cor : Ukuran tidak membesar
Pulmo : Corakan vaskuler kasar. Bercak
kesuraman (-)
Diaphragma : baik
Sinus Costophrenicus : Lancip
Kesan : Cor normal, pulmo sudah mengembang

Resume
Lahir bayi perempuan melalui Secio Cesaria (SC)
CITO atas indikasi partus macet dari ibu
G1P0A0. Usia 26 tahun hamil 38 minggu, ANC
(+) di RSUD. Riwayat febris disangkal , minum
jamu saat hamil disangkal, trauma disangkal,
Diabetes mellitus disangkal, hipertensi maupun
minum obat selain resep dokter disangkal.
Ketuban dipecahkan sesaat sebelum
mengeluarkan bayi, warna jernih, jumlah cukup,
bau wajar. Lahir bayi secara SC, lahir tidak
langsung menangis, biru-biru (-),

APGAR score 6-7-8. Berat lahir 3100 gr, PB : 44


cm, LK : 33 cm, LD : 34 cm, suhu 36,5 0C, HR :
126 x/menit, RR : 36x/menit. Dilakukan suction,
pemberian O2, rangsang taktil dan pencegahan
hipotermi (didalam incubator).
Plasenta lahir secara manual, infark (-),
hematom (-). Setelah 15 menit, napas cuping
hidung, aktif, kemerahan dan tangis merintih.
Tetapi telah dilakukan pemberian oksigen dan
pencegahan hipotermi. Kemudian bayi dirawat
di ruang perinatologi.

Assement
Diagnosis Banding :
Faktor Plasenta dan tali pusat : Maturasi
plasenta grade III
Factor ibu : Toxoplasmosis
Factor janin : Neonatal Preterm
Diagnosis Kerja : Asfiksia Sedang

Initial Plan

Ip Dx:
Asfiksia Sedang
S:O:Ip Tx :
O2 Nasal 2 liter/menit
Infus D10% 10 tetes/menit
Injeksi Ampicilien 2x150 IM
Injeksi vitamin K 1x1 mg IM
Injeksi Ca Glukonas 1x1 cc
Gentamincin tetes mata
Diet tunda

Ip Mx :
Monitoring KU dan Vital Sign
Monitoring tanda-tanda distres respirasi
Ip Ex :
Menjelaskan kepada keluarga tentang kondisi

penderita dan penyebab asfiksia pada


penderita.
Menjelaskan kepada keluarga tentang
pengelolaan penderita asfiksia.

Prognosis
Quo ad Vitam
: dubia ad bonam
Quo ad Sanam
: dubia ad bonam
Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam

Tinjauan Pustaka
ASFIKSIA
Definisi
Asfiksia neonatorum ialah adalah
kegagalan bernapas yang terjadi secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau
beberapa saat setelah lahir.Hal ini disebabkan
oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia
ini berhubungan dengan faktor-faktor yang
timbul dalam kehamilan, persalinan, atau
segera setelah bayi lahir.

Etiologi
Faktor ibu

Cacat bawaan, penyakit jantung sianosis, gagal


nafas, keracunan CO, hipertensi, ganguan kontraksi
uteri, sosial ekonemi rendah
Faktur janin
Kompresi umbilicus, tali pusat menumbang, lilitan
tali pusat, prematur,kelainan congential,trauma
akibat persalinan
Faktor plasenta
Plasenta tipis, plasenta kecil, plasenta tidak
menempel, solusio plasenta
Faktor persalinan
Partus lama, partus tindakan

Patofisiologi
Pernapasan spontan bayi BL keadaan
janin pada masa hamil dan persalinan.
Asfiksia sedang (sementara)Merangsang
hemoreseptor pusat pernapasanusaha
pernapasan yang teratur.
Asfiksia berat usaha napas ini tidak
tampak periode apneupenurunan
frekuensi denyut jantung (bradikardi),
penurunan tekanan darah dan bayi
nampak lemas (flasid).
Asfiksia berattidak bereaksi terhadap
rangsangan dan upaya bernapas secara

Pada tingkat pertama gangguan


pertukaran gas/transport O2 (menurunnya
tekanan O2 darah)hanya menimbulkan
asidosis respiratorik berlanjut terjadi
metabolisme anaerob dalam tubuh
bayiterjadi asidosis
metabolikperubahan kardiovaskuler.
Asidosis dan gangguan kardiovaskuler
dalam tubuh berakibat buruk terhadap selsel otak menimbulkan kematian atau
gejala sisa (squele).

Dilakukan pemantauan nilai APGAR pada menit ke1 dan menit ke-5, bila nilai APGAR 5 menit masih
kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit
sampai skor mencapai 7. Nilai APGAR berguna
untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru
lahir dan menentukan prognosis, bukan untuk
memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30
detik setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan
1 menit seperti penilaian skor APGAR).

Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan penunjang :
Foto polos dada
USG kepala
Laboratorium : darah rutin, analisa gas darah,
serum elektrolit
Pemeriksaan diagnostik:
Analisa gas darah
Elektrolit darah
Gula darah
Baby gram (rontgen dada)
USG (kepala).

Penatalaksanaan

Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut


resusitasi bayi baru lahir yang bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan
membatasi gejala sisa yang mungkin muncul.
Sebelum resusitasi dikerjakan, perlu diperhatikan:
Faktor waktu sangat penting.
Kerusakan yang timbul pada bayi anoksia/ hipoksia
antenatal tidak dapat diperbaiki.
Riwayat kehamilan dan partus akan memberikan
keterangan yang jelas tentang faktor penyebab
terjadinya depsesi penafasan pada bayi baru lahir.
Penilaian bayi baru lahir perlu dikenal baik, agar
resusitasi yang dilakukan dapat dipilih dan ditentukan
secara tepat dan adekuat.

Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-

tahapan yang dikenal dengan ABC resusitasi:


Memastikan saluran terbuka
Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu

diganjal 2-3cm.
Menghisap mulut, hidung dan kadang trakea.
Bila perlu masukkan pipa endotracheal (pipa ET) untuk
memastikan saluran pernafasan terbuka.

Memulai pernafasan
Memakai rangsangan taktil untuk memulai pernafasan.
Memakai ventilasi tekanan positif (VTP) bila perlu seperti:
sungkup dan balon pipa ET dan balon atau mulut ke
mulut (hindari paparan infeksi).
Mempertahankan sirkulasi
Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan

cara kompresi dada.


Pengobatan.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai