Diajukan kepada :
dr.Rachmi Dewi, Sp.PD
Disusun oleh :
La Ode Rinaldi
H2A008026
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2013
DAFTAR MASALAH
No.
1
2
3
4
5
Tanggal
6 Februari 2013
6 Februari 2013
6 Februari 2013
6 Februari 2013
6 Februari 2013
Masalah Aktif
CKD stage IV
DM
Hipertensi Grade II
Anemia Gravis
Hipoalbuminemia
Masalah Pasif
IDENTITAS PENDERITA
I.
Nama
: Suhadi, Tn
Umur
: 44 tahun
Alamat
Jenis Kelamin
: Pria
Pekerjaan
: Swasta
Status
: Menikah
JPK
: Umum
No. RM
: 40 72 27
Tanggal Masuk
: 6 02 2013
Tanggal Periksa
: 6 02 2013
Ruangan
Sesak Nafas
2 minggu yang lalu SMRS., pasien mengeluh
sesak napas, pusing cekot-cekot. Sesak napas tidak
dipengaruhi aktivitas. Sesak napas lebih berat saat
berbaring pada malam hari dan berkurang dengan
posisi duduk. Merasa lebih nyaman dengan tidur
menggunakan 2 bantal. Pasien mengeluh mual,
tetapi tidak sampai muntah. Kedua perut dan kedua
kaki pasien bengkak, BAB (+) normal, BAK lancar
dengan warna keruh. Nyeri saat miksi dan
berkemih (-), pancaran normal, frekuensi BAK
Riwayat Pribadi
R. Sosial Ekonomi
semakin parah.
Menderita Penyakit serupa
: disangkal
Penyakit Hipertensi
: ada ( 2 tahun)
Penyakit DM
: ada ( 2 tahun)
Penyakit Jantung
: disangkal
Alergi
: disangkal
Asma
Menderita penyakit yang sama
: disangkal
: disangkal
Penyakit Hipertensi
: ada (ayah)
Penyakit DM
: disangkal
Penyakit Jantung
: disangkal
Alergi
Merokok
: disangkal
: disangkal
Alkohol
: disangkal
Anamnesis Sistem
Keluhan Utama
Kepala
Sesak Nafas
Sakit kepala (+), pusing (+), nggliyer (-), jejas (-), leher kaku
Mata
(-)
Penglihatan kabur (-), pandangan ganda (-),
Hidung
Telinga
Mulut
Tenggorokan
Leher
Sistem Respirasi
mendengkur (-)
nyeri dada (-), berdebar-debar (-), terasa ada yang menekan (-)
Mual (+), muntah (+), perut mules (+), diare (-), ,nyeri ulu
hati (-), nafsu makan menurun (-), BB turun (-), sulit BAB (-),
Sistem Ekstremitas
(+).
Atas :
Luka (-/-), kesemutan (-/-), bengkak(+/+), sakit sendi (-/-),
panas (-/-), ujung jari terasa dingin(-/-).
Bawah :
Luka (-/-), kesemutan (-/-), bengkak(+/+), sakit sendi (-/-),
Sistem Neuropsikiatri
Sistem Integumentum
II.
Lemah
Compos Mentis
TD : 160/110
N : 110 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 370C
TB 165 cm
BB : 70 kg
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thoraks :
Cor
Conjungtiva anemis +/+, Sianosis -/Darah -/-, Sekret -/-, Deviasi Septum Darah -/-, Sekret -/-, Nyeri tekan tragus -/Sianosis +, lidah kotor -, Stomatitis Deviasi trachea -, pembesaran kelenjar limfe -/I : Ictus cordis tampak (-), kuat angkat (-), melebar (-)
P : Nyeri tekan (-), massa (-), kuat angkat (-)
Pe:
-
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
Superior
-/-
Inferior
-/-
Oedem
+/+
+/+
Sianosis
+/+
+/+
Akral dingin
III.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(6 2 2013)
PARAMETER
Darah Rutin (WB EDTA)
Leukosit
Eritrosit
Hemaglobin
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
RDW
Diff Count
Eosinofil Absolute
Basofil Absolute
Netrofil Absolute
Limfosite Absolute
Monosit Absolute
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
KLINIK (SERUM) B
Ureum
Kreatinin
Kalium
Natrium
Klorida
HASIL
NILAI NORMAL
10.9
L 2.42
L 6.60
L 20.00
82.60
27.30
33.00
308
H 16.50
3.6 11 103 / uL
3.8 5.2 106 /uL
11.7 15.5 g/dL
35 47 %
80 100 fL
26 34 pg
32 36 g/dL
150 440 103 /ul
11.5 14.5 %
0.05
0.04
4.17
0.96
0.30
L 0.90
0.70
H 75.60
L 17.40
5.40
H 94.0
H 10.3
4.9
L 131
105
Protein
Albumin
Globulin
N 6.1
L 2.9
H 3.2
Kreatinin Klearance =
= 10.07 ml/menit
EKG (6 FEBRUARI 2013)
IV.
Sinus tachycardia
DAFTAR ABNORMALITAS
1. Lemas
2. Pusing
3. Pucat
4. Sesak
5. TD 160/100 (Hipertensi)
7. Ascites
DAFTAR MASALAH
Abnormalitas 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,14,15,16, 18, 19 Klinis CKD stage IV
Abnormalitas 1,10 Diabetes mellitus
Abnormalitas 2,5 hipertensi grade II
Abnormalitas 1,2,3,6,9,10,11 Anemia
Abnormalitas 17 Hipoalbuminemia
VI. ASSESMENT
A. Assesment CKD Stage IV
1. Ass. Etiologi
-
hipertensi
penyakit vaskuler
penyakit tubulointertisial
Usia
Hipertensi
DM
3. Ass. Komplikasi
-
Hiperkalemi
Hematologis (anemia)
Neurologis (ensefalopati)
4. Ass. Penatalaksanaan
-
Rawat inap
Consul Sp.PD
EKG
Foto Thorax
Renal USG
CT Renal
Renal Biopsi
O2 2-4L/menit
Hemodialisa 2x/minggu
Albumin
Pasang kateter
Consul Sp.PD
Keadaan umum
Vital sign
Balance cairan
CCT
Genetic
Kelainan imun
Lingkungan
Riwayat keluarga
3. Ass. Komplikasi
-
Infeksi
Nefropati Diabetikum
Neuropati diabetikum
Ulkus diabetikum
Penyakit makrovaskular
GDS
GDP
Funduskopi
HbA1c
Keadaaan Umum
Gula darah
Primer (Idiopatik)
Merokok
Obesitas
Diabetes mellitus
3. Ass. Komplikasi
-
Proteinuria
Stroke
Infark miokard
Angina pectoris
Gangguan ginjal
Retinopati
Polineuropati
EKG
Funduskopi
Echocardiography
Drug Screening
GFR
Captopril 2 x 1 12,5 mg
Amlodipin tab 1 x 5 mg
Hindari stress
Penyakit kronik
Perdarahan
Keracunan obat
Kelainan genetic
Perdarahan
Genetic
3. Ass. Komplikasi
-
Anemia berat
Darah lengkap
Inj. Cefotaxin 1 gr IU
Keadaan umum
Vital sign
Darah lengkap
E. Assesment Hipoalbuminalia
1. Ass. Etiologi
-
Malnutrisi
hemodilution
Penyakit liver
Penyakit ginjal
Respon stress
CHF
Inflamasi akut/kronik
Penyakit kronik
Liver/renal failure
Hypothyroidism
Malignancy
malabsorbsi
3. Ass. Komplikasi
-
Encephalopathy
Asterixis
Gynecomastia
Hypothermia
Testicular atrophy
Hepatosplenomegaly
Ascites
Bradicardia
Hypotension
Cardiomegaly
Facial edema
Macroglossia
Temporal wasting
Conjunctival icterus
Parotid swelling
Gynecomastia
Thyromegaly
4. Ip. Diagnosis
-
Darah rutin
USG
5. Ip. Terapi
-
Albumin
6. Ip. Monitoring
-
Keadaan umum
Vital sign
7. Ip. Edukasi
-
8-2-2013
Terapi
Infus NaCl 8 tpm
Inj. Ceftri 2x1
Furosemid
3xII
ampule
Novorapid 3x8iu
Amlodipin 10 mg
1x1
Callos 3x1
As. Folat 1x1
Pasang DC
Foto Thorax :
- Cardiomegali
- Efusi pleura duplex
- Oedem pulmo
S : lemas (+), kedua tangan bengkak, Sesak
nafas (+)
O:
KU : lemas, CM
TD 160/110 mmHg
HR : 92 x/menit
RR : 23 x/menit
T : 36,7 oC
Kepala : mesocephal
Mata : Conj. Anemis +/+
Thorak : Cor BJ I-II regular
Pulmo SDV +/+, RBH +/+
10-2-2013
11-2-2013
+
-
T : 36,7 oC
Kepala : mesocephal
Mata : Conj. Anemis +/+
Thorak : Cor BJ I-II regular
Pulmo SDV +/+, RBH +/+
Abdomen : Kembung, ascites (+), BU (-)
Ekstremitas : oedem
+ +
sianosis
1x1
Callos 3x1
As. Folat 1x1
Pulang Paksa
Hipertensi Grade II
TD 160/100
RPD 2 th
Anemia
Hb, Eritrosit, Ht
CKD Stage IV
LFG 18 ml/menit
Diabetes Mellitus
GDS H 539
RPD 2 th
Hipoalbuminemia
Albumin
Terapi
Ureum
Creatinin
Natrium
Kalium
USG :
Congestive Hepar
Effusi Pleura Duplex
Cairan Bebas intra abdomen
Susp. CKD Duplex
Foto Thorax
Cardiomegali
Effusi pleura duplex
Oedem pulmo
IX. PEMBAHASAN
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
Definisi
Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan
atau lebih, berdasarkan kelainan patologik atau petanda kerusakan ginjal seperti
kelainan pada urinalisis, dengan penurunan laju filtrasi glomerulus ataupun tidak.
Penyakit ginjal kronik ditandai dengan penurunan semua faal ginjal secara
bertahap,
diikuti
penimbunan
sisa
metabolisme
protein
dan
gangguan
1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju
filtrasi glomerulus berdasarkan:
Kelainan patologik
Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada pemeriksaan pencitraan
2. Laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m selama > 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal
Deskripsi
Risiko meningkat
Kerusakan ginjal disertai LFG normal atau
LFG (mL/menit/1.73 m)
90 dengan faktor risiko
90
meninggi
Penurunan ringan LFG
Penurunan moderat LFG
Penurunan berat LFG
Gagal ginjal
60-89
30-59
15-29
< 15 atau dialysis
2.
4.
Sindrom azotemia
Sindrom azotemia (istilah lama uremia) dengan gambaran klinis sangat
komplek dan melibatkan banyak organ (multi organ).
garis besar sindrom azotemia terdiri dari:
* Neuropsikiatri
* Okuler: - red-eye syndrome
- band keratopathy
- retinopathy hypertensive
* Saluran cerna atas: - haus, stomatitis
* Endokrin: - hipertrofi paratiroid
- hiperparatiroidisme sekunder
* Paru: - uremic lung
- respirasi Kussmaul
* Kardiovaskuler: - hipertensi
- kardiomiopati
- perikarditis
- gagal jantung kongestif
* Saluran cerna bawah: - hiccup, mual, muntah
* Ginjal: - mengisut ( contracted )
- polikistik
* Urogenital: - poliuria, nokturiaa, proteinuria, hematuria
* Otot: - miopati
* Kulit: - kering, efek garukan
* ekstremitas: - sembab
* Neuropati perifer: - footdrop, numbness
Etiologi
Pola etiologi GGK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Infeksi
Peradangan
Gangguan metabolisme
Nefropati toxic
Nefropati obstruksi
Penyakit vaskuler hipersensitif
Kongenital
Pielonefritis
Glomerulonefitis
DM, Hipertensi, Hiperparatiroid, Gout, Amiloidosis
Analgetik, Nefropati Timah Batu, BPH
SLE, Poliartritis nodusa
Renal tubuler asidosis,
Penyakit ginjal polikistik
Faktor risiko
Faktor risiko gagal ginjal kronik, yaitu pada pasien dengan diabetes melitus atau
hipertensi, obesitas atau perokok, berumur lebih dari 50 tahun, dan individu
dengan riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal dalam
keluarga (National Kidney Foundation, 2009).
Patofisiologi
Terdapat 3 patogenesis yang terjadi pada GGK diantaranya adalah:
1. Toksik Azotemia (metabolit toksik)
Toksik Azotemia adalah substansi normal, pada penurunan LFG menyebabkan
retensi zat tersebut (Ureum, Metilguanidin, GSA). Retensi zat-zat tersebut
menyebabkan beberapa keluhan diantaranya : haus, poliuria, mual, anoreksia,
stomatitis, kolitis, ulserasi mukosa duodenum dan gaster, perdarahan,
perdarahan, kejang-kejang otot, parese saraf motorik, hipertrigliseridemia.
2. Trade off (Intak nephron)
3. Kelainan Metabolisme
a.
Metabolisme Karbohidrat
Terjadi
PseudoDM,
menurut
beberapa
penelitian
gangguan
Metabolisme Lemak
Hiprertrigliserida
yang
diduga
akibat
dari
kenaikan
sintesis
Metabolisme Protein
Pada orang normal pembatasan jumlah protein dalam waktu lama akan
menyebabkan keseimbangan negatif dari nitrogen.Sebaliknya pada
pasien GGK pembatasan jumlah protein tidak akan menyebabkan
keseimbangan negatif dari nitrogen.
d.
e.
Metabolisme Elektrolit
1) Metabolisme Na
Peningkatan ekskresi Na yang, yang diduga akibat natriuretic factor
yang menghambat reabsorbsi ion Na pada tubulus ginjal.
Normalnya Na diekskresikan sebesar 20-40 mEq/hari, tidak jarang
mencapai 100-200mEq per hari pada keadaan salt wasting.
Mekanisme salt-wasting, mempuyai hubungan dengan beberapa
faktor diantaranya :
a) Beban urea
b) Redistribusi aliran darah intrarenal
c) Hormon/faktor natriuresis
d) Muntah-muntah
Bila
kehilangan
ekstraselular(VCES),
Na
disertai
akan
penurunan
diikuti
volume
penurunan
cairan
filtrasi
sebagian
dengan
pasien
GGK,
glomerulopati
sering
terutama
yang
ekskresi
Na
menyebabkan
hiponatremia.
Defisit
air
diretai
absorbsi
Gambaran klinik
Gambaran klinik gagal ginjal kronik berat disertai sindrom azotemia sangat
kompleks,
meliputi
kelainan-kelainan
berbagai
organ
seperti:
kelainan
hemopoeisis, saluran cerna, mata, kulit, selaput serosa, kelainan neuropsikiatri dan
kelainan kardiovaskular (Sukandar, 2006).
1.
Kelainan hemopoeisis
Anemia normokrom normositer dan normositer (MCV 78-94 CU), sering
ditemukan pada pasien gagal ginjal kronik. Anemia yang terjadi sangat
bervariasi bila ureum darah lebih dari 100 mg% atau bersihan kreatinin
kurang dari 25 ml per menit.
2.
3.
Kelainan mata
Visus hilang (azotemia amaurosis) hanya dijumpai pada sebagian kecil
pasien gagal ginjal kronik. Gangguan visus cepat hilang setelah beberapa
hari mendapat pengobatan gagal ginjal kronik yang adekuat, misalnya
hemodialisis. Kelainan saraf mata menimbulkan gejala nistagmus, miosis
dan pupil asimetris. Kelainan retina (retinopati) mungkin disebabkan
hipertensi maupun anemia yang sering dijumpai pada pasien gagal ginjal
kronik. Penimbunan atau deposit garam kalsium pada conjunctiva
menyebabkan gejala red eye syndrome akibat iritasi dan hipervaskularisasi.
Keratopati mungkin juga dijumpai pada beberapa pasien gagal ginjal kronik
akibat penyulit hiperparatiroidisme sekunder atau tersier.
4.
Kelainan kulit
Gatal sering mengganggu pasien, patogenesisnya masih belum jelas dan
diduga berhubungan dengan hiperparatiroidisme sekunder. Keluhan gatal ini
akan segera hilang setelah tindakan paratiroidektomi. Kulit biasanya kering
dan bersisik, tidak jarang dijumpai timbunan kristal urea pada kulit muka
dan dinamakan urea frost.
5.
6.
Kelainan neuropsikiatri
Beberapa kelainan mental ringan seperti emosi labil, dilusi, insomnia, dan
depresi sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik. Kelainan mental
berat seperti konfusi, dilusi, dan tidak jarang dengan gejala psikosis juga
sering dijumpai pada pasien GGK. Kelainan mental ringan atau berat ini
sering dijumpai pada pasien dengan atau tanpa hemodialisis, dan tergantung
dari dasar kepribadiannya (personalitas).
7.
Kelainan kardiovaskular
Patogenesis gagal jantung kongestif (GJK) pada gagal ginjal kronik sangat
kompleks. Beberapa faktor seperti anemia, hipertensi, aterosklerosis,
kalsifikasi sistem vaskular, sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik
terutama pada stadium terminal dan dapat menyebabkan kegagalan faal
jantung.
Penatalaksanaan
Banyak faktor yang perlu dikendalikan untuk mencegah / memperlambat
progresifitas penurunan faal ginjal (LFG). diantara penyakit dasar ginjal
glomerulopati tergantung dari kelainan histopatologi ginjal, protein hewani,
hiperkolesterolemia, hipertensi sistemik, gangguan elektrolit (hipokalsemia dan
hipokalemia) merupakan faktor-faktor yang memperburuk faal ginjal.
1.
terhadap terapi spesifik. Sebaliknya, bila LFG sudah menurun samapai 2030% dari normal, terapi terhadap penyakit dasar sudah tidak banyak
bermanfaat.
2.
3.
Fosfat g/kg/hr
> 60
- Tidak dianjurkan
Tdk dibatasi
25 60
10 g
5 25
10 g
< 60
(sindrom
nefrotik)
b.
2.
protein yang
dianjurkan 0,55-0,60gr/kgBB/hari,
lebih dari
2.
3.
Mencegah
atau
mengurangi
progesivitas
gagal
ginjal,
dengan
Terapi konservatif
Tujuan dari terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal ginjal
secara progresif, meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi toksin
azotemia, memperbaiki metabolisme secara optimal dan memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit (Sukandar, 2006).
a.
Peranan diet
Terapi diet rendah protein (DRP) menguntungkan untuk mencegah
atau mengurangi toksin azotemia, tetapi untuk jangka lama dapat
merugikan terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen.
b.
c.
Kebutuhan cairan
Bila ureum serum > 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat supaya
jumlah diuresis mencapai 2 L per hari.
d.
2.
Terapi simtomatik
a.
Asidosis metabolik
Asidosis metabolik harus dikoreksi karena meningkatkan serum
kalium (hiperkalemia). Untuk mencegah dan mengobati asidosis
Anemia
Transfusi darah misalnya Paked Red Cell (PRC) merupakan salah satu
pilihan terapi alternatif, murah, dan efektif. Terapi pemberian transfusi
darah harus hati-hati karena dapat menyebabkan kematian mendadak.
c.
Keluhan gastrointestinal
Anoreksi, cegukan, mual dan muntah, merupakan keluhan yang sering
dijumpai pada GGK. Keluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan
utama (chief complaint) dari GGK. Keluhan gastrointestinal yang lain
adalah ulserasi mukosa mulai dari mulut sampai anus. Tindakan yang
harus dilakukan yaitu program terapi dialisis adekuat dan obat-obatan
simtomatik.
d.
Kelainan kulit
Tindakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis keluhan kulit.
e.
Kelainan neuromuskular
Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi hemodialisis
reguler
yang
adekuat,
medikamentosa
atau
operasi
subtotal
paratiroidektomi.
f.
Hipertensi
Pemberian obat-obatan anti hipertensi.
g.
3.
Hemodialisis
c.
Transplantasi ginjal
HIPERTENSI
Hipertensi merupakan pengukuran tekanan darah di atas skala normal (120/80
mmHg). Menurut JNC 7, tekanan darah dibagi dalam tiga klasifikasi yakni
normal, pre-hipertensi, hipertensi stage 1, dan hipertensi stage 2 Klasifikasi ini
berdasarkan pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah
yang baik, yang pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap
kunjungan berobat. Berikut klasifikasi hipertensi
Klasifikasi
Tekanan Darah
Normal
TDS*
mmHg
< 120
TDD*
mmHg
< 80
Modifikasi
Gaya Hidup
Anjuran
Pre-Hipertensi
120-139
80-89
Ya
Hipertensi
Stage 1
140-159
90-99
Ya
Hipertensi
Stage 2
>160
>100
Ya
Obat Awal
Tanpa Indikasi
Tidak Perlu menggunakan
obat antihipertensi
Untuk semua kasus
gunakan diuretik jenis
thiazide, pertimbangkan
ACEi, ARB, BB, CCB,
atau kombinasikan
Gunakan kombinasi 2
obat (biasanya diuretik
jenis thiazide dan
ACEi/ARB/BB/CCB
Dengan Indikasi
Gunakan obat yang
spesifik dengan indikasi
(resiko).
Gunakan obat spesifik
dengan indikasi
(resiko).Kemudian
tambahkan obat
antihipertensi (diretik,
ACEi, ARB, BB, CCB)
seperti yang dibutuhkan
Jenis Obat HT, sediaan, dan dosis (yang sering digunakan di klinik)
Golongan
Diuretik tiazid
Diuretik kuat
Diuretik hemat K+
ACEI
ARB
Ca Antagonis
-blocker
Jenis Obat
Hct
Furosemid
Torsemid
Spironolakton
Captopril
Lasartan
Valsartan
Nifedipin
Verapamil
Diltiazem
Atenolol
Bisprolol
Propanolol
Dosis (mg)
12,5 25
20 80
2,5 10
25 100
25-100
25-100
80-320
80-320
90-180
Max 100
Max 10
160
Frek/hr
1x
2-3 x
1-2 x
1x
2-3x
1-2 x
1x
3-4x
2-3x
3x
1x
1x
2-3x
Sediaan
Tab 25 mg
Tab 40mg, amp 20 mg
Tab 5,10,20 mg; amp 10 mg/ml
Tab 25, 100 mg
Tab 12,5; 25 mg
Tab 50 mg
Tab 40, 80 mg
Tab 10 mg
Tab 40, 80, 120 mg
Tab 30, 60 mg
Tab 5, 100 mg
Tab 5 mg
Tab 10, 40 mg
DAFTAR PUSTAKA
1. Ketut Suwitra. Penyakit Ginjal Kronik. Aru WS, Bambang S, Idrus A,
Marcellus SK, Siti S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 4 Jilid I.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. hlm 570-3.
2. Editorial.
Gagal
Ginjal
Kronik.
Diunduh
dari:
http://emedicine.
Tekanan
Darah
Tinggi.
Diunduh
dari: