Anda di halaman 1dari 19

METABOLISME OBAT AMINOFILIN

Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah : Metabolisme
Dosen Pengampu : Arif Hidayat,S.Farm,. Apt.

DISUSUN OLEH :
DEWI FEBRINA PURBA
201651220
AMINOFILIN

Aminofilin merupakan preparat


teofilin yang paling banyak digunakan
untuk menangani kasus asma
serangan akut maupun untuk
pengobatan pasien PPOK. Aminofilin
merupakan suatu kompleks antara
teofilin dan etilendiamin. Dimana
dengan adanya penambahan
etilendiamin, menyebabkan aminofilin
lebih larut dalam air dibandingkan
teofilin.
AMINOFILIN

Asma bronkial atau yang lebih


dikenal dengan nama asma adalahsuatu
penyakit yang ditandai dengan peningkatan
tanggapan reaksi baik oleh ototpolos
trakea maupun bronkus terhadap
berbagai macam rangsangan dengan
manifestasi berupa kesukaran bernafas
yang disebabkan oleh penyempitan
yang bersifat menyeluruh dari saluran
nafas. Dimana kontraksi dari otot polos
saluran napas memegang peranan kunci
dari timbulnya keluhan asma (Katzung,
1998;Danusantoso, 2000).
1. PENGGOLONGAN OBAT & NAMA LAINNYA

Aminofilin adalah obat golongan


metilxantin, dan merupakan preparat
teofilin yang paling banyak digunakan
untuk kepentingan pengobatan asma.
Aminofilin merupakan suatu kompleks
teofilin-etilendiamin. Merupakan analog
sintetik teofilin yang masa kerjanya lebih
singkat dibandingkan teofilin namun
memiliki kelarutanyang lebih baik di air
dikarenakan memiliki gugus
etilenediamine.
Jadi aminofilin secara struktur
kimiawi sama dengan teofilin hanya
saja lebih larut dalam air. Aminofilin
biasa diberikan kepada pasien yang
sedang mengalami status asma tikus dan
diberikan secara intravena. Teofilin
bekerja dengan cara menghambat enzim
fosfo diesterase. Dimana enzim
fosfodiesterase berfungsi untuk
mendegradasi cAMP. (Departemen
Farmakologi Dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran, 2007) .
2. INDIKASI

Aminofilin sangat cocok


diberikan untuk menghilangkan gejala
atau pencegahan asma bronkial dan
bronkospasme reversible yang
berkaitan dengan bronchitis kronik dan
emfisema. Merupakan obat lini kedua pada
serangan akut terutama pada anak-anak
yang tidak memberikan reaksi pada
pemberian nebulaizer beta agonis dan
ipratropium bromide dan steroid oral, dan
bagi yang ada dalam keadaan mengancam
nyawa (British Thoracic Society, 2009;
Anderson, 2007).
3. FARMAKODINAMIKA

Ada 2 hipotesa utama yang menerangkan


cara kerja dari teofilin yaitu pada siklik
adenosine 5 monofosfat (cAMP) &
katekolamin. cAMP diduga mempengeruh
fungsi sentral maupun fungsi seluler.
Sebagian besar system enzim menggunakan
cAMP sebagai perantara atau lebih dikenal
dengan nama second messenger yang akan
mempengaruhi fungsi seluler sebagai akibat
dari pengaruh hormonal dan obat-obatan atau
zat lain.
4. FARMAKOKINETIK

• Absorbsi : pada pemberian oral obat ini


cepat diabsorbsi dengan konsentrasi
serum maksimal dicapai setelah dua
jam. Hal ini setelah meminum 390 mg
aminofilin. Sedangkan setelah
pemberian infus aminofilin dengan dosis
5,9 mg/kgBB, kadar puncak dicapai
kurang dari 1 jam. Setelah
melewati lambung, aminofilin akan di
disosiasi menjadi teofilin dan
etilenediamine. Absorbsi dari teofilin
sangat cepat, namun bisa dipengaruhi
oleh adanya makanan.
• Distribusi : Teofilin terikat 49-73%
dengan protein plasma dalam darah.
Teofilin yang diberikan secara
intravena akan berikatan dengan
protein plasma sekitar 49-62%pada
20 menit pertama, dan akan
meningkat hingga 53-73% setelah 3
jam (PharmaIngredients & Service,
2010) (Agarwal & Nanavati, 1997).
• Metabolisme : Aminofilin akan
dimetabolisme menjadi teofilin. Dengan
metabolit utamanya adalah asam 1-
methylurik dan asma 3-methyluric.
Metabolisme terutama terjadi di hati
sitokrom P-450 menggunakan
microsomal enzim oksidase
terutamaCYP1A2 dan CYP3A3
isoenzim. Dimana kerja dari enzim ini
sangat dipengaruhi oleh berbagai hal
termasuk obat lain yang dikonsumsi
bersamaan dengan aminofilin.
• Eksresi : Waktu paruh setelah disuntikan
intravena berkisar antara 2,8-6,4 jam
tergantung berat badan pasien. Sedangkan
waktu paruhnya jika diberikan secara oral
adalah 3,9-13 jam. Ekskresi teofilin sangat
dipengaruhi oleh berat badan pasien,
diet,medikasi lain yang diminum, kegiatan
merokok dan adanya penyakit awal seperti
penyakit ginjal. teofilin akan lebih lambat
dieksresikan pada pasien dengan gagal
jantung, edema paru, kor pulmonal, dan
penyakit hati. Sebanyak 10% akan dieksresi
melalui urine, dan sisanya akan mengalami
biotransformasi di hati.
5. FREKUENSI PEMBERIAN
Pada saat terjadinya serangan akut, aminofilin
IV diberikan selama 24 jam, diawali dengan loading
dose 6 mg/kgBB selama 20-30 menit jika tidak
diberikan teofilin. Kemudian dilanjutkan dengan
dosis rumatan sesuai dengan umur dan status
kesehatan pasien selama 12 jam. Dosis dewasa yang
diberikan secara intravena untuk pasien asma untuk
dosis maintenance 380-760 mg/hari dibagi tiap 6-8
jam, dimulai dengan 380 mg/hari sebanyak 3 kali per
hari, dilanjutkan 507 mg/hari tiga kali perhari,
dilanjutkan 760 mg/hari jika masih bisa ditoleransi
dengan dosis maksimal 1015mg/hari (Epocrates,
2013).5.
Dosis anak untuk dosis pemeliharaan dibagi dua
berdasarkan berat badananak. Jika beratnya diatas
45 kg maka pemberian dosis disamakan dengan
orangdewasa, namun jika beratnya kurang dari 45
kg maka diawali dengan pemberian15,2-17,7
mg/kgBB/hari ditingkatkan hingga 380 mg
secara intravena yang pemberiannya dibagi 4-6
jam 3 kali per hari, lalu dilanjutkan 20,3
mg/kgBB/hari sampai 507 mg tiga kali sehari, dan
25,3 mg/kgBB/hari sampai 760 mg jika masih bisa
ditoleransi, dengan dosis maksimal anak 1015
mg/hari, dan 507 mg/hari pada keadaan dimana
terjadi gangguan clearance obat pada pasien anak
dengan gangguan fungsi hati, gagal jantung, demam,
sepsis yang sudah mengalami gagal organ, syok,dan
hypotiroid.
Dosis aminofilin oral untuk dewasa untuk loading
dose diberikan 6,3mg/kgBB sekali kemudian jika
pasien tidak merokok dan sehat diberikan aminofilinoral
12,5 mg/kgBB/hari sedang jika merokok 19
mg/kgBB/hari. Dibagi dalam 6 jam dan kadarnya tidak
boleh melebihi 1125 mg/hari. Untuk anak dengan usia 1-
9 tahun diberikan 24 mg/kg/hari tiap 6-12 jam.
Anak 9-12 tahun diberi 20 mg/kg/hari tiap 6-12 jam. anak
usia 12-16 tahun diberi 18 mg/kg/hari tiap 6-12 jam.
Anak lebih dari usia 16 tahun diberikan 13 mg/kg/hari
tiap 6-12 jam (Chan, 2004).Dosis maksimal untuk anak
adalah jika < 9 tahun yaitu 30,4 mg/kgBB/hari, 9sampai
12 tahun yaitu 25,3 mg/kgBB/hari. 12 sampai 16
tahun adalah 22,8mg/kgBB/hari.
Anak atau dewasa diatas 16 tahun dosis maksimal 16,5
mg/kgBB/hari atau tidak boleh lebih dari 1.100 mg/hari.
6. INTERAKSI OBAT
Dengan Obat Lain :

Obat-obat yang dapat meningkatkan kadar


Teofilin: Propanolol, Allopurinol (>600mg/day),
Erythromycin, Cimetidin, Troleandomycin,
Ciprofloxacin (golongan Quinolon yang lain),
kontrasepsi oral, Beta-Blocker, Calcium
Channel Blocker, Kortikosteroid, Disulfiram,
Efedrin, Vaksin Influenza, Interferon,
Makrolida, Mexiletine, Thiabendazole,
Hormon Thyroid, Carbamazepine, Isoniazid,
Loop diuretics. Obat lain yang dapat
menghambat Cytochrome P450 1A2, seperti:
Amiodaron, Fluxosamine, Ketoconazole,
Antibiotik Quinolon).
Dengan Makanan :

Hindari konsumsi Caffein yang berlebihan.


Hindari diet protein dan karbohidrat yang
berlebihan. Batasi konsumsi charcoal-
broiled foods
7. PARAMETER MONITORING

* Penurunan gejala asma


* Test fungsi paru* Serum Teofilin (rentang
normal: 10-20 mcg/mL)
* Larutan tidak boleh digunakan bila
terjadi perubahan warna atau bila
terbentuk kristal.
KESIMPULAN
1. Aminofilin merupakan obat golongan metilxantin
dan memiliki komposisi teofilindan tambahan
etilendiamin untuk meningkatkan kelarutannya di
air.

2. Aminofilin efektif untuk mengatasi serangan asma


akut yang tidak mempan obatlain.

3. Pemberian aminofilin diawali dengan loading dose


dan dosis rumatan disesuaikanstatus kesehatan dan
umur penderita.4. Aminofilin masuk kedalam kategori
golongan obat C bagi ibu hamil.5. Penggunaan
aminofilin dosis besar dapat menimbulkan keracunan
yang mampuberakibat kematian.

Anda mungkin juga menyukai