Anda di halaman 1dari 34

KOSMETOLOGI

MASKER PEEL OFF ANTI AGING

OLEH :

KELOMPOK 5

1. AZIZAH ( 201651410 )
2. DEWI FEBRINA PURBA ( 201651220 )
3. ELISABETH ENJELINA ( 201651248 )
4. FILA ROSTIKA ( 201651243 )
5. FITRI MULYASARI ( 201651178 )
6. INTAN PRATIWI ( 201651257 )
7. NUR SAYIDAH ( 2016

PROGRAM STUDI FARMASI


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL KAMAL
JAKARTA BARAT
JULI 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatnya kepada kita
semua. Rasa syukur itu dapat kita dengan cara memelihara lingkungan dan mengasah
akal budi kita kita untuk memanfaatkan karunia Tuhan itu dengan sebaik baiknya.
Jadi, rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan cara itu, kita akan menjadi
generasi bangsa yang tangguh dan berbobot serta pintar. Makalah ini yaitu Materi
“Kosmetologi” tentang “ Masker pell off anti aging”.

Segala usaha telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini. Namun
dalam usaha yang maksimal itu kami menyadari tentu masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu kami menharap kritik dan saran dari semua pihak yang 2ias
kami jadikan sebagai motivasi.

Jakarta, 28 Juni 2019

Penyusun

2
BAB 1

PENDAHULUAN

Alpukat adalah buah yang terkenal karena mengandung lemak tak jenuh
tunggal yang aman bagi kesehatan tubuh. Selain lemak baik di dalamnya, alpukat
juga mengandung vitamin A, B, C, E, dan K serta karbohidrat, protein, folat dan
magnesium. Berikut adalah khasiat buah alpukat yang bisa Anda dapatkan, di
antaranya: menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan rambut, mencegah kanker,
membantu perkembangan otak cantik, menjaga kesehatan mata, membantu menyerap
nutrisi, meningkatkan kesehatan pencernaan,

Buah ini mengandung hydrating fats, fatty acids, dan vitamin E yang baik
untuk menjaga kelembapan kulit juga mencegah penuaan dini. Tidak hanya dapat
dikonsumsi secara langsung, buah alpukat juga dapat Anda tambahkan dalam ritual
perawatan kecantikan seperti masker wajah ataupun perawatan rambut.

Tidak dapat dipungkiri, kosmetika bagi masayarakat kini termasuk ke


dalam kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalamkehidupan sehari-hari. Salah satu
kosmetika yang banyak digunakan oleh masyarakat ialah masker. Masker
adalah kosmetik yang dipergunakan pada tingkat terakhir dalam perawatan
kulit wajah tidak bermasalah. Penggunaannya dilakukan setelah massage,
dioleskan pada seluruh wajah kecuali alis, mata, bibir sehingga akan tampak memakai
topeng wajah. Masker juga termasuk kosmetik yang bekerja secara mendalam
(depth cleansing) karena dapat mengangkat sel-sel tanduk yang sudah mati.
Terdapat berbagai macam masker, salah satunya yaitu masker peel off. Masker peel
off merupakan masker yang praktis penggunaannya, setelah kering masker
dapat langsung dilepas dan dapat menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit
wajah. Masker peel off banyak digunakan karena kepraktisannya. Penggunaan
ekstrak pada masker peel off menjadi hal yang lumrah dilakukan. Ekstrak alpukat
dapat digunakan pada masker peel off. Selain membersihkan, masker pell

3
off yang memiliki kandungan ekstrak buah jeruk juga bersifat antiaging dan
dapat menghaluskan kulit kulit.

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1 . Tanaman Alpukat

A. Klasifikasi tanaman alpukat


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Trachebionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea Americana

B. Deskripsi tanaman
Akar alpukat
Sitem perakaran tanaman alpukat adalah tunggang dengan panjang antara 5-
10 m. Akar alpukat ada yang menyebar luas di permukaan tanah dengan
panjang mencapai 5-6 m bahkan lebih. Akar tanaman alpukat berfungsi untuk
menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah, selain itu juga untuk menopang
tubuhnya agar tetap berdiri kokoh.

Batang alpukat
Tanaman alpukat memiliki bataang dengan penampakan berbentuk bulat
memanjang dengan ukuran panjang 5-10 meter, warnanya kecoklatan, batang
berkayu dan keras serta memiliki lapisan kulit yang keras. Batang alpukat
memiliki banyak percabangan dan ranting.

5
Daun alpukat
Tanaman alpukat memiliki sistem perdaunan tunggal dengan penampakan,
seperti warna daun hijau hingga kemerahan, bentuknya bulat telur atau oval,
pangkal daun meruncing, bagian tepi daun rata dan menggulung ke atas,
ukuran panjang daun sekitar 10-20 cm dan lebarnya sekitar 3-10 cm, dan
permukaan daun halus. Sistem pertulangan daun alpukat adalah menyirip.

Bunga alpukat
Tanaman alpukat memiliki bunga majemuk dan memiliki kelamin ganda.
Bunga berbentuk hampir seperti bintang, dan berwarna kekuningan dan
kehijauan. Bunga muncul dari ketiak daun atau ranting dalam bentuk malai.
Penyerbukan bunga dibantu oleh angin, hujan, dan serangga atau binatang
yang berada disekitarnya.

Buah alpukat
Tanaman alpukat memiliki buah berbentuk buni atau bolat oval dengan
panjang 10-20 cm. Buah alpukat berwarna kehijauan, kekuningan, dan pada
permukaan kulit buah terdapat bintik-bintik halus berwarna keunguan. Buah
alpukat berdaging cukup tebal berwarna kuning (tua) dan hijau (muda),
memiliki biji tunggal berwarna putih dan berbentuk bulat.

Biji alpukat
Biji alpukat berada di dalam buah berbentuk bulat telur atau oval, berwarna
putih, dan diameter 2,5-5 cm. Biji merupakan sebagai alat perbanyakan diri
secara alami pada tanaman alpukat. Biji akan berkecambah jika jatuhnya tepat
pada kondisi tanah yang baik dan subur serta cukup air.

6
C. Kandungan buah Alpukat
Kandungan Gizi
Berikut ini kandungan nutrisi atau gizi dalam buah alpukat :

Jenis gizi/ nutrisi Kandungan AKG%

Kalori 160 kal –

Karbohidrat 8,5g –

Air 73% –

Protein 2g –

Gula 0,7% –

Serat 6,7% –

Lemak 14,7% –

Vitamin A 7µg 1%

Vitamin C 10mg 11%

Vitamin D 0µg –

Vitamin E 2,07mg 14%

Vitamin K 21µg 18%

Vitamin B1 (Thiamine) 0,07mg 6%

Vitamin B2 (Riboflavin) 0,13mg 10%

Vitamin B5 (Panthothenic
1,39mg 28%
acid)

Vitamin B6 (Pyridoxine) 1,39mg 28%

Vitamin B9 (Folat) 81µg 20%

Vitamin B12 0µg 20%

Choline 14,2mg 3%

Kalsium 12mg 1%

7
Zat besi 0,55mg 7%

Magnesium 29mg 7%

Fosfor 52mg 7%

Potassium (kalium) 485mg 10%

Sodium 7mg 0%

Seng (zinc) 0,64mg 6%

Tembaga (copper) 0,19mg 21%

Manganese 0,14mg 6%

Selenium 0,4µg 1%

Serat, mineral, vitamin dan senyawa tumbuhan yang terkandung dalam buah
alpukat memberikan banyak sekali manfaat bagi kesehatan manusia,
diantaranya :

Menjaga kesehatan jantung

Beberapa penelitian memperoleh hasil bahwa konsumsi buah alpukat bisa


menurunkan kadar kolestrol LDL(kolestrol jahat) serta meningkatkan kadar
kolestrol HDL(kolestrol baik) dan juga bisa menurunkan level trigriserida
dengan signifikan.

Menjaga kesehatan mata

Tumbuhan alpukat ini mengandung kartenoid, yakni bisa mengurangi risiko


penyakit pada mata yang berhubungan dengan usia.

Memberikan manfaat bagi kehamilan

Buah alpukat terkandung sejumlah nutrisi penting untuk wanita hamil &
menyusui, misalnya (serat,folat,lemak tak jenuh, dan antioksidan).

8
Pengendalian kadar gula darah serta mendukung penurunan berat badan

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa alpukat segar bisa mengelola berat


badan & penurun risiko sindrom metabolic (penyakit arteri coroner, diabetes
tipe2 dan stroke). Senyawa pada alpukat seperti D-mannoheptulose bisa
mengendalikan kadar gula darah.

Melawan kelelahan & menambah energy

Buah alpukat adalah sumber vitamin C, B3, B6 dan B9 yang bisa


meningkatkan energi serta melawan kelelahan. Vitamin C yang bisa
membantuk penyerapan zat besi pada makanan lain pun bisa mendukung
peningkatan energi.

Mencegah penyakit kanker

Buah alpukat adalah sumber anti oksidan yang bisa melindungi sel-sel tubuh
manusia terhadap rusaknya radikal bebas, jadi menurunkan risiko penyakit
kanker.

Mengatasi sembelit dan juga membantuk sistem pencernaan

Buah alpukat ini mengandung serat tinggi jadi bisa membantuk sistem
pencernaan dalam tubuh kita serta membantu mengatasi sembelit.

Menjaga kesehatan dan juga kesehatan kulit

Lemak tak jenuh (monosaturated fats) dalam buah alpukat bermanfaat dapat
meningkatkan warna kulit &penampilan. Lemak tak jenuh tunggal adalah
nutrisi penting dalam menjaga tingkat kelembutan lapisan epidermis jadi
terlihat lembut dan sehat.

9
2 . Kulit

A. Anatomi kulit

Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memilikifungsi


utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan
rangsanganluar.fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme
biologis, seperti

pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-


sel yang sudah mati), respirasi, pengatur suhu tubuh, produksi sebum
dankeringat, pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya
sinarultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap
tekanan infeksi dari luar. Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang
besar(montagen, renault, debreuil).Luas kulit pada manusia rata-rata ± 2 meter
persegi, dengan bobot 10 kg jika dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak.kulit
terbagai atas dua lapisanutama, yaitu epidermis (kulit ari) sebagai lapisan yang
paling luar dan dermis(korium, kulit jangat). Di bawah dermis terdapat
subkutis atau jaringan lemak kulit.

a. Epidermis
Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yangmenarik
karena kosmetik dipakai pada epidermis itu. Meskipun terdapat

10
beberapa jenis kosmetik yang digunakan sampai ke dermis, tetapi
tetap penampilan epidermis yang menjadi tujuan utama. Dengan
adanya kemajuan teknologi, dermis menjadi tujuan dalam kosmetik medik.

1) Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh,yang


paling tebal berukuran 1 milimeter, misalnya pada terlapak kaki dan telapak
tanggan, dan lapisan yang tipis berukuran 0,1 milimeter
terdapatpada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Sel-sel
epidermis ini disebut keratinosit.
2) Lapisan tanduk (stratum corneum) terdiri tas beberapa lapis sel yangpipih,
mati, tidak meiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme,tidak
berwarna, dan sangat sedikit mengadung air.
3) Lapisan jernih (stratum Iucidum) terletak tepat di bawah
stratumcorneum, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung
eleidin,sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.
4) Lapisan berbutir-butir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-
selkeratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar,
berintimengkerut. Stoughout menkerut.
5) Lapisan malphigi (stratum spinosum atau malphigi layer) memilikisel
yang berbentuk kubus dan seperti berduri, intinya besar dan oval,dan setiap
sel berisi filamen-filamen kecil yang terdirit atas serabutprotein.
6) Lapisan basal (stratum germinativum atau membran basalis) adalahlapisan
terbawa epidermis. Di dalam stratum germinativum jugaterdapat sel-
sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalamikeratinoset melalui
dendrit-dendritnya.

b. Dermis
Berbeda dengan epidermis yang tersusun oleh sel-sel dalam berbagai
bentuk dan keadaan, dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut
kalogen dan elastis, yang berada didalam substansi dasar yang

11
bersifat koloid dan terbuat dari gelatin mukopolisakarida, serabut kalogen dapat
mencapai 72 persen dari keseluruhan bobot kulit manusia bebas
lemak. Di dalam dermis terdapat adneksa-adnesksa seperti folikel rambut,papila
rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut,
ujung pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut lemak
yangterdapat pada lapisan lemak kulit (subkutis/hipodermis).

c. Hypodermis (Subkutan)
Lapisan hipodermis adalah lapisan kulit paling terdalam, yang juga sering
disebut dengan lapisan subkutan atau subkutis. Lapisan subkutan mengandung
lemak paling banyak untuk melindungi tubuh serta membantu tubuh untuk
menyesuaikan diri dengan suhu luar. Hipodermis juga berperan sebagai
pengikat kulit ke otot dan berbagai jaringan yang ada di bawahnya.
Namun jangan khawatir, lemak yang terdapat dalam lapisan ini tidak sama
dengan lemak viseral yang jahat akibat gaya hidup yang buruk. Lapisan lemak
dalam lapisan subkutan akan selalu berada di bawah kulit. Jumlahnya pun bisa
bervariasi pada setiap individu tergantung dari komposisi lemak dalam tubuh.
Selain mengandung lemak, di lapisan ini juga terdapat banyak pembuluh darah.

3. Klasifikasi Kulit

Pada umumnya keadaan kulit dibagi menjadi 3 jenis yaitu kulit kering,kulit
normal, dan kulit berminyak. Kulit kering adalah kulit yang kadar airnya kurang,
kulit normal adalah kulit dengan kadar air yang tinggi dan kadar minyak yang
rendah sampai normal, sedangkan kulit berminyak adalah kulit
dengankadar minyak dan air yang tinggi.
a) Ciri-ciri yang terlihat pada kulit kering: kulit kusam, bersisik, mulai
tampakkerutan-kerutan, dan pori-pori tidak terlihat.

12
b) Ciri-ciri yang terlihat pada kulit normal: kulit tampak segar dan
cerah;cukup tegang dan tekstur halus; pori-pori terlihat, tetapi tidak terlalu
besar;kadang terlihat berminyak di bagian dahi, dagu, serta hidung.
c) Ciri-ciri yang terlihat pada kulit berminyak: tekstur kulit kasar
danberminyak; pori-pori besar; mudah kotor dan berjerawat.

4. Masker

A. Definisi Masker

Menurut KBBI, masker adalah sediaan yang berwujud cairan


(ataubahan lunak) yang dioleskan untuk membersihkan dan mengencangkan
kulit, terutama kulit wajah. Saat ini banyak sekali jenis masker yang diperjual
belikan,ada yang berbentuk bubuk, krim dan gel, bahkan ada juga yang
terbuat dari kertas dan plastik. Masker buatan sendiri dari bahan-bahan alami
seperti buah, sayurdan telur juga dapat menjadi pilihan. Masker dioleskan
dengan bantuan kuas khusus untuk masker pada seluruh wajah, leher dan
pundak dan dada bagian atas,kecuali bagianmata dan bibir, karena bagian tersebut
sangat sensitif.Sambil menunggu masker mengering, oleskan eye-cream
disekitar mata dan lip-conditioner di bibir. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya kekeringan kulit disekitar mata dan bibir.

B. Jenis-Jenis Masker

Jenis-jenis masker menurut Harry (2000) yaitu sebagai berikut.

 1.Masker Serbuk

Masker serbuk merupakan bentuk masker yang paling awal dan


populer. Banyak produsen kosmetika baik tradisional maupun modern
yang memproduksi jenis masker serbuk. Biasanya masker serbuk
terbuat dari bahan-bahan yang dihaluskan dan diambil kadar airnya.
Dipilih masker serbuk yang sesuai dengan jenis kulit. Cara membuatnya

13
adalah campurkan 1 sendok makan masker serbuk dengan air mawar
secukupnya, kemudian aduk sampai rata dan oleskan pada wajah, leher,
pundak dan dada bagian atas dengan menggunakan kuas khusus untuk
masker yang halus. Arah pengolesan sebaiknya dari bawah ke atas dan
biarkan sampai mengering yaitu sekitar 15menit. Pada saat mengangkat
masker yang telah mengering di bagian wajah, masker jangan
langsung diangkat dengan handuk, basahi dahulu bagian yang
tertutup masker hingga masker kembali basah, baru diangkat
dengan menggunakan waslap atau handuk yang lembab hangat sampai
bersih.

 Masker Krim

Penggunaan masker krim sangat praktis dan mudah. Saat ini


telah tersedia masker krim untuk aneka jenis kulit, yang dikemas dalam
kemasan tube. Salah satu keuntungan lain dari masker krim adalah dapat
dipadukandari beberapa jenis bahan masker. Oleh karena itu maskerini
merupakan pilihan tepat bagi mereka yang memiliki kulit kombinasi.
Untuk daerah kering, gunakan masker untuk kulit kering, sedangkan
untuk daerah berminyak,gunakan masker untuk kulit berminyak. Kenakan
masker krim pada wajah dan leher, tunggu hingga kering
(15hingga 20 menit) dan angkat dengan menggunakan handuk
yang lembab hangat.

3.Masker Gel

Masker gel juga termasuk salah satu masker yang praktis, karena
setelah kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu
dibilas. Masker gel biasa dikenal dengan sebutan masker peel-off. Manfaat
maskergel antara lain dapat mengangkat kotoran dan sel kulitmati
sehingga kulit menjadi bersih dan terasa segar. Masker gel juga
dapat mengembalikan kesegaran dan kelembutan kulit, bahkan dengan

14
pemakaian yang teratur,masker gel dapat mengurangi kerutan halus
yang adapada kulit wajah. Cara kerja masker peel-off ini berbeda
dengan masker jenis lain. Ketika dilepaskan, biasanya kotoran
serta kulit ari yang telah mati akan ikut terangkat.Fungsi masker peel-off
sama dengan scrub cream/krim pengelupas. Karena itu jika memilih
menggunakan maskerpeel-off sebaiknya tidak bersamaan pemakaiannya
dengan pengelupasan /peeling/scrubbing. Beri selang waktu minimal
7 hari untuk melakukan keduanya. Jika tidak, kulit akan mengalami
pengelupasan dua kali dengan tenggang waktu relatif singkat yang tidak
cukup untuk melakukan regenerasi. Akibatnya kulit justru akan tampak
kusam dan tidak berseri.

4.Masker Kertas atau Kain

Masker jenis kertas atau kain biasanya mengandung bahan-bahan


alami yang dapat meluruhkan sel-sel kulit mati, membantu menyamarkan
bercak atau noda hitam,mengecilkan pori-pori, serta memperhalus
kerutan diwajah. Selain itu masker ini dapat merangsang
pertumbuhan sel kulit baru dan membuat kulit lebih berseri.
Masker kertas biasanya berbentuk lembaran menyerupai wajah
dengan beberapa lubang di bagian mata, hidung dan mulut.
Sedangkan masker kain berupa gulungan kecil yang harus diuraikan.

C. Masker Peel Off

Kosmetika wajah yang umumnya digunakan tersedia dalam berbagai bentuk


sediaan, salah satunya dalam bentuk masker wajah peel off. Masker peel off
merupakan salah satu jenis sediaan masker yang praktis dan mudah
saat penggunaannya. Masker peel off terbuat dari bahan karet, seperti
polivinil alkohol atau damar vinil asetat. Masker peel off biasanya
digunakan dalam bentuk gel atau pasta, yang dioleskan ke kulit muka.
Setelah alkohol yang terkadung dalam masker menguap, terbentuklah

15
lapisan film yang tipis dan transparan pada kulit muka. Setelah
berkontak selama 15 hingga 30 menit, lapisan tersebut diangkat dari
permukaan kulit dengan cara.

D. Fungsi Masker Peel Off

Masker peel off memliki beberapa manfaat diantaranya mampu


merileksasi otot-otot wajah, membersihkan, menyegarkan, melembabkan,
danmelembutkan kulit wajah (Vieira, 2009). Maker berbentuk gel
mempunyai beberapa keuntungan diantaranya penggunaan yang mudah, serta
mudah untuk dibilas dan dibersihkan. Selain itu, dapat juga diangkat atau
dilepaskan seperti membran elastik.

E. Mekanisme Masker Peel Off dalam Membersihkan Kotoran

Masker membentuk tembus terang (transparan) pada kulit. Bahan dasar adalah
bersifat jeli dari gum, tragakan, lateks dan biasanya dikemas dalam tube.
Penggunaanya langsung diratakan pada kulit wajah. Adapun cara
mengangkatnya dengan cara mengelupas, diangkat pelan-pelan secara
utuh mulai dagu ke atas sampai ke pipi dan berakhir di dahi. Jenis masker yang
ada di pasaran biasanya tergantung merk, ada yang untuk semua jenis
kulit, ada yang dibedakan sesuai jenis kulit

Masker gel termasuk salah satu masker yang praktis, karena


setelah kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu
dibilas (maskerpeel-off). Masker peel-off menggunakan polimer pelarut
air. Kulit bias meregang karena strukturnya yang kuat. Masker peel-off
mengangkat kotoran dari permukaan kulit dan pori-pori ketika masker tersebut
dikelupas. Masker peel off dibuat dengan unsur elastic seperti polivinil alcohol
atau unsur elastic seperti latex itu atau unsure karet alami lain yang
dikombinasikan. Seperti masker kering pada kulit, masker ini dikeraskan dan
dibentuk tipis, Lentur, biasanya lembar transparan pada kulit. Dalam hal

16
ini,masker bukan dihilangkan oleh bilasan air tapi dengan dikupas pada
wajah. Dengan kedua masker yaitu yang di bilas atau dikelupas, sangat penting
waktu untuk memenuhi sisa masker pada wajah dengan instruksi manufaktur.
Masker biasanya dihilangkan 15 hingga 30 menit setelah penggunaan. Masker
dapat dibuat dari campuran komposisi seperti clay (digunakan untuk masker rinse
off) dengan komponen elastis (digunakan untuk masker peeloff). Hidrokoloid
(seperti carboxymethyl cellulose) dapat ditambahkan untuk semua tipe
masker. Komposisi terakhir yang dipakai untuk masker yaitu apakah dapat
dibilas/rinse off atau dikelupas/peel off. Masker tidak menyerap lemak
dari kulit, seperti serbuk atau masker berbasis clay. Efek utama untuk masker ini
yaitu untuk mencegah evaporasi air dari permukaannya kulit. Sebagai
hasil,jumlah dari kelembaban pada kulit banyak, sepanjang masker
berada pada wajah.Untuk menggunakan masker peel off, harus mengenali
jenis kulit lebih dahulu. Ada beberapa pedoman untuk mengetahui jenis kulit
yaitu:

.1. Jenis kulit berminyak

Ciri kulit ini, disekitar dahi, hidung, dagu (istilahnya daerah T) serta pipi di
bagian bawah tulang pipi terus menerus mengeluarkan minyak. Dan pada
umumnya kulit berminyak mudah ditumbuhi jerawat.Jika kulit wajah
berminyak, pilih jeruk nipis atau nanas untuk masker. Bahan lain yang
juga bisa digunakan adalah madu, putih telur, dan kuningtelur.

2.Jenis kulit kering

Kulit wajah kering, cirinya berwarna kusam atau tidakmengkilap.


Kadang-kadang kulit rasanya menegang (tertarik), disamping itu bersisik dan
terasa gatal. Keadaan pori-pori kulit sering tampak layudan kasar serta keriput.
Sehingga orang yang kulit mukanya keringseakan-akan tampak lebih tua
dari umur sebenarnya. Jika kulit wajah kering, bisa menggunakan pisang,

17
avokad, bengkuang, serta buah-buahanlain yang mengandung tepung sebagai
masker.

3.Jenis kulit sensitive

Kulit wajah yang amat putih, sering kali memiliki tingkat sensitivitas
lebih tinggi, sehingga cenderung memerah. Pilih masker wajah yang memiliki
kandungan aloe vera, chamomile, mentimun, maple, danteh hijau yang bisa
mengurangi kemerahan dan peradangan sementara. Formula sulfur, licorice,
dan xanthine bisa membantu menghilangkan penampakan garis-garis
kapiler darah di wajah. Mulai dengan mengaplikasikan seminggu sekali.
Jika menunjukkan perubahan dan takada alergi, bisa ditingkatkan dengan
penggunaan seminggu dua kali.Masker semacam ini cukup aman
digunakan di seluruh bagian wajah. Untuk menghapus maskernya, cukup
gunakan jari, jangan gunakan kainatau handuk, supaya tidak membuat kulit
teriritasi.

4.Jenis kulit normal

Di antara ketiga jenis kulit tadi, yang paling ideal adalah jeniskulit normal.
Kulit jenis ini tidak berminyak dan juga tidak kering. Memiliki tekstur
yang halus dan bila disentuh terasa lembut. Keadaan kulitnya seoalah
transparan sehingga memancarkan sinar yang lembut. Maka dapat
digunakan masker yang berasal dari buah-buahan yangmenyegarkan
(Novita, 2009).

F. Basis Masker Peel Off

Terdapat 5 sistem basis pembentuk masker, yaitu sebagai berikut.

1.Sistem Basis Lilin

Sistem ini terdiri dari lilin parafin, campuran lilin dengan petroleum
jeli dan bahan yang bersifat polar seperti setil dan stearil alkohol. Pada

18
suhu kamar masker berbentuk padatan, sebelum akan digunakan masker
harus dilebur dahulu dan dioleskan dalam keadaan panas. Ketika lilin
mengering kulit wajah akan terasa kencang. Setelah masker dilepaskan
kulit akan menjadi lembab, kencang, dan bersih.

2.Sistem Basis Karet

Sistem basis karet menggunakan bahan dasar karet lateks. Setelah masker
mengering akan membentuk lapisan elastis yang tidak dapat ditembus air
pada permukaan kulit wajah. Lapisan yang menutupi wajah akan meningkatkan
suhu dan sirkulasi darah pada kulit sehingga ketika masker dilepaskan akan terasa
sejuk pada kulit wajah.

3.Sistem Basis Vinil

Sistem basis vinil terdiri dari PVA atau damar vinil asetat sebagai pembentuk
film. Pembentukan film ini juga akan menyebabkan peningkatan suu dan
sirkulasi darah pada kulit.

4.Sistem Basis Hidrokoloid

Sistem basis hidrolokoid mengandung bahan dasar gom organik, seperti gom
tragakan, gelatin, kasein, karagenan, natrium karboksi metilselulosa, gom arab
dan karbomer. Sistem basis hidrokoloid berupa gel padat dengan
viskositas tinggi yang sebelum digunakan harus dilebur dahulu. Setelah
digunakan masker sistem basis ini akan kehilangan air dan membentuk film yang
fleksibel pada permukaan kulit muka.

5.Sistem Basis Tanah

Masker sistem basis tanah berbentuk seperti lumpur, terdiri dari bentonit dan
kaolin sebagai bahan utama pembentuk masker ini. Masker sistem ini dapat
memberikan efek astringen pada kulit wajah karena dapat memperkecil pori-pori,

19
membuat kulit wajah bersih karena dapat menarik minyak dan kotoran pada kulit
wajah.

G. Fungsi dan manfaat anti-aging

Fungsi dari produk anti-aging, yaitu:

 Menyuplai antioksidan bagi jaringan kulit.


 Menstimulasi proses regenerasi sel-sel kulit.
 Menjaga kelembapan dan elastisitas kulit.
 Merangsang produksi kolagen dan glikosaminoglikan.
 Melindungi kulit dari radiasi ultraviolet.

Manfaat dari produk anti-aging, yaitu:

 Mencegah kulit dari kerusakan degeneratif yang menyebabkan kulit terlihat


kusam dan keriput.
 Kulit tampak lebih sehat, cerah, dan awet muda.
 Kulit tampak kenyal, elastis, dan jauh dari tanda-tanda penuaan dini
(Mulyawan dan Suriana, 2013).

H. Komponen Bahan Masker Peel Off

1. Zat Aktif

2. Basis Gel

Polivinil alkohol adalah polimer sintetis yang larut dalam air dengan
rumus (C2H4O)n. Nilai n untuk bahan yang tersedia secarakomersial
terletak di antara 500 dan 5000, setara dengan rentang beratmolekul
sekitar 20.000 – 200.000. Polivinil alkohol berupa bubukgranular berwarna
putih hingga krem, dan tidak berbau (Rowe et al.,2009). Polivinil alkohol
larut dalam air, sedikit larut dalam etanol (95%),dan tidak larut dalam pelarut
organik. Polivinil alkohol umumnya dianggap sebagai bahan yang tidak beracun.

20
Bahan ini bersifat noniritanpada kulit dan mata pada konsentrasi sampai dengan 10%,
serta digunakandalam kosmetik pada konsentrasi hingga 7% (Rowe et al., 2009).

Polyvinil alcohol

Polivinil alkohol diproduksi dengan cara polimerasi vinil asetat menjadi polivinil
asetat, dan diikuti dengan hidrolisis polivinil asetat membentuk polivinil
alkohol (Nagar, et al., 2011). Polivinil alcohol dikenal sebagai agen
pembentuk lapisan film, pendispersi, lubrikan, pelindung kulit, digunakan pada
formulasi gel dan lotion, shampo, tabir surya, masker, serta beberapa aplikasi
kosmetik dan perawatan kulit lainnya. Namun, salah satu kelemahan dari
polivinil alkohol adalah lapisan film yang dihasilkan cenderung lebih kaku
dan memiliki fleksibilitas yang tergolong rendah (Barnard, 2011).

3. Pengawet

Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam


kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Metil paraben dapat
digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan paraben lain atau dengan zat
antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, metil paraben merupakan pengawet yang
paling sering digunakan (Rowe et al., 2009).

Aktivitas antimikroba meningkat dengan meningkatnya panjang rantai


alkil. Aktivitas zat dapat diperbaiki dengan menggunakan kombinasi paraben
yang memiliki efek sinergis terjadi. Kombinasi yang sering digunakan
adalah dengan metil-, etil-, propil-, dan butil paraben.Aktivitas metil
paraben juga dapat ditingkatkan dengan penambahan eksipien lain seperti

21
propilen glikol (2 hingga 5%), feniletil alkohol, dan asam edetat (Rowe, et al.,
2009). Selain itu, propil paraben juga dapat digunakan sebagai pengawet.
Efikasi pengawet menurun dengan meningkatnya pH karena pembentukan anion
fenolat. Paraben lebih aktif terhadap ragi dan jamur daripada terhadap bakteri.
Mereka juga lebih aktif terhadap Gram-positif dibandingkan terhadap bakteri Gram-
negatif (Roweet al., 2009).

4. Humektan

Humektan adalah suatu zat higroskopis yang digunakan untu menjaga


kelembaban. Humektan berupa suatu molekul denganbeberapa gugus hidrofilik,
paling sering gugus hidroksil; namun, gugus amina dangugus karboksil,
kadang dalam bentuk esternya, dapat juga digunakan (afinitasnya membentuk
ikatan hidrogen dengan molekul air adalah sifat penting). Humektan
digunakan dalam banyak produk, termasuk pangan, kosmetik, obat dan pestisida.
Humektan menarik dan menahan uap air di udara sekitarnya melalui
proses penyerapan (absorption), menarik uap air ke dalam dan/atau ke
permukaan organisme/objek. Dalam obat-obatan farmasi dan kosmetika, humektan
dapat digunakan dalam bentuk dosis topikal kelarutan senyawa kimia bahan
aktifnya, menaikkan kemampuan bahan aktif untuk menembus kulit,
dan/atau waktu aktivitasnya. Sifat hidrasinya dapat pula diperlukan untuk melawan
bahan aktif yang bersifat dehidrasi (misal: sabun, kortikoid, beberapa
alkohol,dll.). Inilah sebabnya humektan merupakan bahan yang umum digunakan
dalam beragam kosmetika dan produk perawatan tubuh dengan klaim
melembabkan (contohnya: kondisioner rambut, losion tubuh, pembersih wajah
atau badan, pelembab bibir, krim mata).

5. Pengatur pH

Pengatur pH sediaan dibutukan untuk mengatur pH sediaan,terutama


agar sesuai dengan pH fisiologis kulit yaitu 4,6 – 6,5.Trietanolamina/TEA
dapat digunakan sebagai pengatur pH sediaan. Trietanolamina dapat berubah

22
menjadi coklat saat terkenaudara . Trietanolamina harus disimpan dalam
wadah kedap udara dilindungi dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
Incompatibilitastrietanolamina akan bereaksi dengan asam mineral untuk
membentu kkristal garam dan ester. Dengan asam lemak yang lebih
tingg, Trietanolamina bentuk garam yang larut dalam air dan memiliki
karakteristik sabun.

6. Surfaktan

Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus


hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang
terdiri dari air dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas
surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan
memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka
akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat
bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan
surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat
padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air
dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam
dalam fase minyak. Surfaktan yang biasa digunakan dalam formulasi masker peel
off adalah tween 80. Tween 80 adalah ester asam lemak polioksietilen sorbitan,
dengan nama kimia polioksietilen 20 sorbitan monooleat. Pada suhu 25ºC,
tween 80 berwujud cair, berwarna kekuningan dan berminyak, memiliki aroma
yang khas, dan berasa pahit. Larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam minyak
mineral. Kegunaan tween 80 antara lain sebagai: zat pembasah, emulgator, dan
peningkatkelarutan (Rowe, 2009). Selain fungsi, fungsi tersebut, Tween 80
juga berfungsi sebagai peningkat penetrasi (Akhtar, et. al., 2011).

H. Standar Mutu

Sediaan Masker Menurut SNI 16-6070-1999, bentuk sediaan masker yang


digunakan untuk memberikan rasa kencang pada kulit dan efek membersihkan.

23
Kadar air yang dipersyaratkan secara lebih dari 10% . Menurut Keputusan
Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: HK.00.06.4.02894 menetapkan standar uji mikroba
pada sediaan masker wajah dengan angka lempeng total maksimum 10^5.

24
BAB III

PREFORMULASI

I. PREFORMULASI
1. Ekstrak buah Alpukat
No. Nama tanaman
1. Sinonim Persea Americana
2. Organoleptis Berwarna hijau kecoklatan,
3. Kelarutan
4. Khasiat

2. PVA / Polyvinil Alkohol


1. Sinonim alkoteks, lemol, gelvatol, dan airvol.
2. Organoleptis granul putih, dan tidak berbau
3. Kelarutan larut dalam air
4. Khasiat sebagai zat pengikat viskositas ( Rowe , dkk., 2009
)

3. TEA
1. Sinonim TRIETANOLAMIN
2. Organoleptis Cairan kental, berwarna sampai kuning.
3. Kelarutan Larut dalam kloroform, bercampur dengan etanol..
4. Khasiat Sebagai surfaktan.

25
4 . Minyak Mawar

1. Sinonim Oleum rosae


2. Organoleptis cairan; tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai
bunga mawar, rasa khas.
3. Kelarutan larut dalam 1 bagian kloroform P, larutan jernih
4. Khasiat Antioksida, pelembab, menyegarkan kulit.

5. NIPAGIN
1. Sinonim METHYLIS PARABENUM
2. Organoleptis Hablur kecil tidak berwarna , tidak berbau atau
berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa
terbakar.
3. Kelarutan Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol.
4. Khasiat Sebagai zat pengawet.

6 . HPMC

1. Sinonim HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA


2. Organoleptis Serbuk putih, tidak berbau, tidak memiliki rasa
3. Kelarutan Larut dalam air dingin, praktis tidak larut dalam
klorofom.
4. Khasiat Gelling agent / pengikat viskositas.

7. PROPILEN GLIKOL
1. Sinonim PROPILEN GLYCOLUM, METIL GLIKOL.
2. Organoleptis Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas,

26
tidak berbau.
4. 3. Kelarutan Dapat bercampur dengan air, aseton, larut dalam
beberapa minyak tetapi tidak dengan minyak
lemak.
5. 4. Khasiat Sebagai humektan.

8. AQUADEST ( Sebagai zat pelarut )

II. FORMULA SEDIAAN MASKER

Ekstrak buah alpukat 1,75 gram (zat aktif)

PVA 7% ( basis )

HPMC 60SH 2% ( basis )

TEA 2% ( pengatur pH)

Nipagin 0,2% ( pengawet )

Nipasol 0,05 % ( pengawet )

Propilen glikol 15 % ( pelembab )

Minyak mawar 1 – 3 tetes

Air suling ad 100%

III. CARA PEMBUATAN.


1. Semua alat yang diperlukan disiapkan
2. Setarakan timbangan, timbang semua bahan yang akan digunakan.
3. Dalam cawan masukkan PVA, lalu tambahkan aquadest secukupnya,
kemudian dipanaskan di atas penangas air pada suhu 80 0C, hingga
mengembang sempurna, kemudian diaduk ( massa 1 ).

27
4. Di cawan lainnya dikembangkan pula HPMC dalam aquadest hingga
mengembang sempurna,
5. Di cawan lainya methyl Paraben , Propilen glikol dilarutkan dalam aquadest
panas ( massa 2 ).
6. Larutkan Nipagin dan Nipasol dalam Gliserin ( massa 3 ).
7. Di dalam lumpang bersih masukkan massa 1 dan massa 2, massa3, HPMC,
serta TEA secara berturut – turut dan diaduk hingga homogen.
8. Setelah itu ditambahkan Ekstrak Buah Alpukat sedikit demi sedikit, dan 3
tetes minyak Mawar, aduk hingga homogeny.
9. Tambahkan lagi aquadest sedikit demi sedikit, aduk lagi hingga homogen.

IV. ALASAN PEMILIHAN BAHAN


a. Ekstrak alpukat
 Ekstrak buah alpukat banyak sekali di gunakan untuk produk perawatan
kecantikan, dan memiliki banyak kandungan zat yang bias membantu untuk
menjauhkan dari penuaan dini, menghaluskan kulit, untuk kulit kering.
Berdasarkan uji fisik dan uji iritasi formula masker yang paling baik adalah
konsentrasi 35%.

b. PVA

Menurut R. Voight

 Kualitas fisik masker wajah gel peel off dipengaruhi oleh komposisi bahan-
bahan yang digunakan. Sebagai pembentuk lapisan film, masker wajah gel
peel off dapat menggunakan Polyvinyl alcohol (PVA) dan HPMC yang dapat
mengembang terbatas dalam air sehingga merupakan bahan pembentuk
hidrogel yang baik digunakan sebagai sediaan topikal dengan fungsi kelenjar
sebaseus berlebihan yang merupakan salah satu faktor penyebab jerawat.
 PVA digunakan sebagai gelling agent memiliki sifat adhesive atau dapat
membentuk lapisan film yang dapat dikelupas setelah mengering

28
c. HPMC 60SH

 HPMC merupakan gelling agent yang juga digunakan sebagai peningkat


viskositas dari sediaan.
 Penambahan HPMC dalam formula berfungsi sebagai peningkat viskositas
dari basis masker gel

d. TEA

 TEA berfungsi sebagai alkalizing agent yang dimana mampu menstabilkan


pH sediaan yang cenderung bersifat asam.
 TEA digunakan untuk mengatur pH dari sediaan

e. Nipagin

 nipagin dan nipasol berfungsi sebagai pengawet. Pengawet yang digunakan


yaitu metil paraben dan propilparaben, digunakan dalam bentuk kombinasi
karena dapat meningkatkan efeknya terhadap bakteri dan jamur
 Menurut Peracikan sediaan steril, Hal. 17
Zat pengawet antimokroba dapat ditambahkan hingga mencapai suatu
konsentrasi yang di anggap bakteriostatik atau fungsisttik.

f. Nipasol

 nipagin dan nipasol berfungsi sebagai pengawet

g. Propilen glikol

 Pada basis juga ditambahkan propilenglikol, digunakan sebagai humektan


yang dapat mencegah kehilangan zat pembawa dari sediaan sehingga proses
sineresis dapat dicegah, selain itu propilenglikol juga dapat meningkatkan
viskositas dari sediaan, dimana sediaan diharapkan cukup kental sehingga
mudah dioleskan pada kulit wajah tetapi masih dapat mengalir.

h. Minyak mawar

29
 Penggunaan minyak mawar akan memberikan aroma yang menyegarkan
pada kulit.
 Fungsi lain minyak mawar adalah anti-inflamasi, antioksidan, pelembab
kulit, menenangkan pikiran dan juga mengencangkan pori-pori dan
mengembalikan kekenyalan kulit.

i. Aquadest

 Pemilihan aquadest didasarkan pada sifatnya yang netral, tidak beracun dan
kemampuannya menarik senyawa aktif polar dari daun alpukat seperti
flavonoid, polifenol dan saponin yang diduga bertanggung jawab terhadap
aktivitas antibakteri.
 Aquadest digunakan sebagai pelarut pada sediaan masker gel peel-off.

V. PERHITUNGAN BAHAN
Ekstrak buah alpukat 1,75 gram x 50 = 87,5 gram
PVA 7% x 50 = 3,5 gram
HPMC 60SH 2% x 50 = 1 gram
TEA 2% x 50 = 1 gram
Nipagin 0,2% x 50 = 0,1 gram
Nipasol 0,05% x 50 = 0,025 gram
Propilen glikol 15 % x 50 = 7,5 gram
Minyak mawar 1 – 3 tetes
Air suling ad 100%

VI. EVALUASI SEDIAAN MASKER


1. Pemeriksaan Organoleptis
Sediaan masker peel off yang telah jadi diamati warna, bau,dan
teksturnya.
2. Pemeriksaan Homogenitas

30
Masker dioleskan di atas kaca objek, kemudian dikatupkan dengan kaca
objek lain. Diamati homogenitas masker tersebut.
3. Pemeriksaan PH
Keasamaan sediaan diuji dengan menggunakan PH universal, kemudian
didokumentasikan.
4. Pengujian Waktu Kering Gel
Satu gram masker peel off dioleskan pada kulit lengan dengan
panjang 7 cm dan lebar 7 cm. Kemudian dihitung kecepatan mengering
masker hingga terbentuk lapisan film dari sediaan tersebut dengan
menggunakan stopwatch.
5. Uji Viskositas sediaan
Hasil pengukuran viskositas sediaan masker peel-off dilakukan dengan
menggunakan viskometer Brookfield dengan spindel nomor 64 dan
kecepatan 12 pada semua sediaan yang telah dibuat. Pengujian viskositas
merupakan faktor yang penting karena mempengaruhi parameter daya
sebar dan pelepasan zat aktif dari masker peel-off. Masker peel-off yang
memiliki viskositas optimum akan mampu menahan zat aktif tetap
terdispersi dalam basis masker peel-off dan meningkatakan konsentrasi
masker peel-off tersebut (Madan dan Singh, 2010).
6. Uji Stabilitas
Evaluasi stabilitas sediaan dilakukan selama penyimpanan 12 minggu
dengan interval pengamatan setiap 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 minggu. Sediaan
masker peel-off disimpan pada suhu kamar dan diamati perubahan bau
dan warna.

31
DAFTAR PUSTAKA

Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-


Press

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Jilid IV. Jakarta: BPOM RI,
1995.

Djajadisastra, Joshita. Cosmetic Stability. Jakarta: Seminar Setengah HariHIKI, 2004.

Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarat. Farmasi Fisik: Dasar-DasarFarmasi


Fisik dalam Ilmu Farmasetik, 3rd ed. Penerjemah: Yoshita.Jakarta: UI Press, 1993.

Vieira, dkk. Physical and Physicochemichal Stability Evaluation of Cosmetic


Formulation Containing Soybean Extract Fermented by Bifidobacterium animalis.
Brazilian Journal of Pharmaceutical SciencesVol. 45, 2009.

32
33
34

Anda mungkin juga menyukai