SEMISOLID
“ SIRUP “
• Dewi Febriana Purba 201651220
• Fila Rostika 201651243
• Galih Kurniaji 201651036
• Gita Kurnia Sandi 201651038
• Intan Pratiwi 201651257
• Khoerunisya
• Retno Putri
• Rima Hardianti Rauf
• Sofi Aufa Azmi
• Sri Komalasari 201751318
SYRUP?
Menurut Farmakope Indonesia Sirup adalah sediaan pekat
III, sirup adalah sediaan cair dalam air dari gula atau
berupa larutan yang perngganti gula dengan
mengandung sakarosa, kadar
atau tanpa penambahan
sakarosa (C12H22O11) tidak
kurang dari 64% dan tidak bahan pewangi dan zat
lebih dari 66%.) obat. (Ansel, 1989
KOMPONEN SIRUP
• Zat aktif
• Zat utama / zat yang berkhasiat dalam sediaan sirup.
• Pelarut
• Zat penstabil
• Pemanis
• Pengawet antimikroba
• Perasa dan pengaroma
• Pewarna
PEMBUATAN SIRUP
• Keuntungan dari bentuk sediaan sirup • Kerugian dari bentuk sediaan sirup
adalah (SMF. 2004. Teori Ilmu Resep adalah (SMF. 2004. Teori Ilmu Resep
jilid II, Jakarta): jilid II, Jakarta):
• Sesuai untuk pasien yang sulit menelan • Tidak cocok untuk obat yang tidak
(pasien usia lanjut, parkinson, anak - stabil dalam bentuk larutan
anak). • Formulasi sulit untuk bahan
• Obat terlarut lebih mudah diabsorpsi berkelarutan rendah
• Pendosisan fleksibel • Tidak bisa untuk sediaan yang sukar
• Varian rasa obat banyak larut dalam air (biasanya dibuat
suspense atau eliksir).
PREFORMULASI ZAT AKTIF
• Zat aktif : Paracetamol (C8H9NO2)
• Nama kimia : N-asetil-4-aminofenol
• Berat molekul : 151, 16 gram/mol
• Titik lebur : 169 – 172o C (Farmakope Indonesia III, 37)
• Pemerian :Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit (Farmakope III, 37).
• Kandungan :Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
• Kelarutan : larut dalam 7 bagian etanol (95%) p, dalam 13 bagian aseton p, dalam 40 bagian
liserol p, dan dalam 9 bagian propillenglikol p, larut dalam larutan alkali hidroksida
(Farmakope III, 37).
• Inkompatibilitas : tidak bercampur dengan senyawa yang memiliki ikatan hidrogen dan beberapa
antasida.
• Stabilitas :peningkatan suhu dapat mempercepat degradasi. Terhidrolisis pada Ph
minimal 5 – 7, stabil pada temperatur 45o C (dalam bentuk serbuk).
• Polimorfisme :tiga bentuk metastabil dari paracetamol yaitu osthorombik pacetamol
untuk pembuatan tablet dan monoklinik acetaminophen dengan ukuran lebih kecil
dan termodinamik yang stabil.
• Penyimpanan :dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya (Farmakope III, 37).
ZAT AKTIF
• Parasetamol adalah paraaminofenol yang merupakan metabolit
fenasetin dan telah digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana, 1995).
Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik,
antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak
menyebabkan iritasi serta peradangan lambung (Sartono,1993).
• Parasetamol mempunyai efek samping yang paling ringan dan aman
untuk anak-anak. Untuk anak-anak di bawah umur dua tahun sebaiknya
digunakan Parasetamol, kecuali ada pertimbangan khusus lainnya dari
dokter. Dari penelitian pada anak-anak dapat diketahui bahawa
kombinasi Asetosal dengan Parasetamol bekerja lebih efektif terhadap
demam daripada jika diberikan sendiri-sendiri. (Sartono 1996)
PERMASALAHAN FARMASETIKA
Permasalahan yang timbul setelah study preformulasi zat aktif :
• Zat aktif (paracetamol) memiliki kelarutan agak sukar larut dalam air, tetapi larut dalam 40 bagian
Gliserol P dan 9 bagian Propilenglikol.
• Dibutuhkan rasa yang relatif enak (dapat dikonsumsi oleh pasien) karena zat aktif memiliki rasa
pahit.
• Penggunaan air sebagai pelarut dapat mengakibatkan kontaminasi bakteri.
• Terjadi cap-locking karena penggunaan pemanis yang lewat jenuh
Penyelesaian Masalah
• Dibutuhkan cosolven (campuran pelarut) untuk mempertinggi kelarutan zat aktif yaitu campuran
Propilenglikol dan Gliserol .
• Penggunaan zat pemanis yang berpengaruh dalam menutupi rasa Paracetamol pada formulasi
sediaan, pemanis yang digunakan adalah Sakarin dan Sorbitol.
• Dibutuhkan pengawet yaitu Nipagin dan Nipasol.
• Penggunaan anticapslocking yaitu Gliserin.
NO BAHAN FUNGSI RENTANG % PEMAKAIAN (Mg)
PEMAKAIAN PEMAKAIAN
1. paracetamol Zat aktif - - 120 mg/ 5ml
RANCANGAN anticaplocking
FORMULASI SIRUP 4.
5.
Sakarin
Sorbitol
Pemanis
Pemanis
0,02% - 0,5%
20% - 35%
0,25%
10%
150 g
6 ml
DALAM SATU BOTOL 7. Nipasol Pengawet dalam 0,1% - 0,2% 0,02% 0,012 g
1 botol (60 mL) 7,5 L (125 botol) 60 L (1000 botol) 480 L (8000 botol)
Timbangan Digital
ALAT - ALAT
Mixer
ALAT - ALAT
Filtration Tank
ALAT - ALAT
Filling Machine
ALAT - ALAT
Labelling Machine
ALAT - ALAT
Climatic Chamber
ALAT - ALAT
Viscometer Brookfield
ALAT - ALAT
Piknometer
Massa 1:
Menimbang Bahan Kalibrasi botol 60 ml Panaskan sebagian
aquadest, lalu lartkan
Meni nipagin dan sukrosa
Massa 4:
SKEMA KERJA
PEMBUATAN
Masuka gliserin dan Masukan massa 2
Masukan Massa 1
sorbitol kedalam kedalam massa 4, aduk
Kedalam Massa 2
massa 4 hingga homogen
No Pengujian Hasil
4. Kejernihan Jernih
5. Caps looking -
PROSEDUR EVALUASI
Penetapan pH
Alat : pH meter
Prosedur :
• Ambil pH meter, buka penutup KCl jenuh
• Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu halus.
• Kalibrasi pH meter dengan larutan pH standar
• Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu halus.
• Tuang sediaan dalam gelas beker ± 60 ml
• Celupkan elektrode kedalam sediaan ad terbenam
• Baca dan catat pH yang tertera pada alat
PROSEDUR EVALUASI
• Berat jenis
Alat : Piknometer dan timbangan analitik.
Prosedur :
• Bersihkan piknometer
• Timbang piknometer kosong catat hasil penimbangan sebagai (a).
• Isilah piknometer dengan aquadest ad penuh lalu timbang dan catat hasil penimbangan sebagai (b).
• Dibuang air dalam piknometer kemudian isilah piknometer dengan larutan uji ad penuh lalu timbang dan
catat hasil penimbangan sebagai (c). Lakukan sebanyak 3x pada masing-masing larutan uji.
• Hitung berat jenis masing-masing dengan memasukkan data yang diperoleh dalam rumus, kemudian dirata-
rata dan dicari standart deviasinya.
Rumus berat jenis : 𝜌 = c – a /b-a
Keterangan :
• ρ = Berat jenis
• a = Berat piknometer kosong
• b = Berat piknometer + aquadest
• c = Berat piknometer + sirup
PROSEDUR EVALUASI
Viskositas
Volume Terpindahkan
Standar Paracetamol
• Timbang 340 mg paracetamol standart larutkan dalam 10 mL NaOH 0,1 N dan tambahkan aquadest
ad 100 mL (Larutan 1). Kocok ad homogen.
• Pipet 1mL larutan 1. Tambahkan aquadest ad 25 mL. Kocok ad homogen. (Larutan 2).
• Pipet 1mL larutan 2. Tambahkan 2,0 mL NaOH 0,1N, tambahkan aquadest ad 25mL. kocok ad
homogen. Lakukan penetapan kadar paracetamol standar menggunakan spektrofotometri dengan
panjang gelombang 257 nm.
Sampel Paracetamol
• Dari sediaan sirup paracetamol dipipet 10,0 mL tambahkan 10 mL NaOH 0,1N, tambahakan aquadest
ad 100 mL. Kocok ad homogen.
• Pipet 1mL larutan 1. Tambahkan aquadest ad 25 mL. Kocok ad homogen. (Larutan 2)
• Pipet 1mL larutan 2. Tambahkan 2,0 mL NaOH 0,1N, tambahkan aquadest ad 25mL. kocok ad
homogen. Lakukan penetapan kadar paracetamol menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 257 nm.
PROSEDUR EVALUASI
Uji Stabilitas