PENDAHULUAN
Tanaman merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam upaya
tradisional yang berasal dari tanaman obat. Indonesia adalah salah satu negara tropis
yang dikenal memiliki beraneka ragam jenis tanaman buah-buahan dan sayur-
lappaceum.L) merupakan salah satu jenis tanaman yang digemari karena kandungan
vitamin C-nya yang tinggi dan rasanya manis. Tanaman Rambutan atau dengan
musiman yang berasal dari daerah tropis dan merupakan salah satu tanaman yang
banyak di Indonesia. Rambutan berasal dari Indonesia dan Malaysia, dan mulai
Selatan, Madagaskar dan Australia (Tindall,1994 dan Arenas dkk., 2010). Buah
Rambutan banyak dikonsumsi dan digunakan oleh masyarakat, baik buahnya atau
bagian lain dari tanaman tersebut. Secara tradisional, seluruh bagian tanaman
rambutan mempunyai khasiat tersendiri. Sepert pada bagian biji buah rambutan
yang bisa digunakan sebagai antidiabetes, batang yang dapat digunakan sebagai
1
menghitamkan rambut, dan akar dapat digunakan untuk menurunkan demam
Dalam penelitian ini diambil manfaat daun rambutan sebagai antidiare dalam
bentuk sediaan sirup. Diare atau gastroenteritis merupakan salah satu penyakit yang
kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar 2,5 miliar orang mempunyai
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sukrosa. Kecuali
dinyatakan lain, kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih
1.2.1 Apakah ekstrak etanol daun tumbuhan rambutan memiliki aktivitas sebagai obat
antidiare?
o Bagi Mahasiswa
2
Agar dapat menambah wawasan mahasiswa tentang manfaat tumbuhan daun
o Bagi Institusi
Agar dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang obat diare yang
o Bagi Masyarakat
Untuk mengetahui cara formulasi dan evaluasi sediaan sirup ekstrak daun
obat antidiare
3
3. sebagai informasi tambahan bagi peneliti lain mengenai formulasi sediaan
antidiare
Selain manfaat praktis yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini juga
memiliki manfaat teoritis yaitu untuk memberikan landasan bagi para peneliti
lain dalam melakukan penelitian lain yang sejenis dalam rangka membuat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Nephelium
Rambutan berasal dari Malaysia dan Indonesia, namun lokasi tepatnya tidak diketahui.
Rambutan mulai menyebar ke Asia Tenggara, dan banyak terdapat di daerah tropis
seperti India, Sri Lanka, Zanzibar, bagian dataran rendah Amerika Selatan, Australia
5
Gambar 1. Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L)
Bunganya dapat berbentuk bunga jantan atau bunga yang sempurna yang tersusun dalam
suatu malai bunga atau panicula. Tanaman rambutan merupakan jenis pohon berukuran
sedang dengan tinggi 12 – 25 meter. Pohon rambutan menyukai suhu tropika hangat
(Kalie, 1994). Suhu optimum pertumbuhan pohon rambutan yaitu antara 20 - 32℃ dan
Timor), Rambuten (Gajo, Sumatra), Rambutan (Jawa), Buwa Buluwan (Kambang), Puru
Bianjak (Kubu, Kalimantan), Hayuham, Kakapas, Likes, Rabut, Rambuta, Takayung alu
Kedah, Malaysia, sebagai obat penurun panas yang disebabkan oleh penyakit flu dengan
6
cara menumbuk daun rambutan (Mohammad dkk, 2012).Kegunaan lain adalah kulit
buah digunakan sebagai obat penurun panas dan disentri, biji digunakan sebagai penurun
gula darah (anti diabetes), daun digunakan sebagai pengobatan diare dan penghitam
rambut, akar digunakan sebagai penurun panas (Muhtadi dkk, 2013), kulit kayu
ukuran kecil dan panjang, serta pada bagian ujungnya runcing. Daun tanaman ini
bewarna hijau dengan panjang antara 7-20 cm dan lebar 3-8 cm. Daun rambutan
mengandung minyak terpentin sehingga memiliki sifat mudah terbakar meskipun masih
2.2.1 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan. Simplisia dibedakan simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
pelikan (mineral). Simplisisa nabati adalah simplisia berupa tumbuhan utuh, bagian
2.2.2 Ekstrak
7
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudia
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Dit Jen POM,
1995).
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat aktif dengan menggunakan pelarut yang
sesuai. Metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dibagi kedalam dua cara
yaitu:
ruangan (kamar).
2. perkolasi, adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
(kamar).
8
b. cara panas, yaitu:
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara
4. Infus, adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-
Dekok, adalah infus waktu yang lebih lama (≥30 menit) dan temperatur
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat)
dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair. Diare selalu dikaitkan dengan
adanya gangguan pada saluran gastro-intestinal (Sriyanto, 2004). Dalam definisi lain
9
diar adalah keadaan buang air dengan banyak cairan (mencret) dan merupakan gejala
kemudian diteruskan ke usus halus untuk diuraiakan lebih lanjut oleh enzim-enzim.
Setelah terjadi absorpsi, sisa chymus tersebut yang terdiri dari 90% air dan sisa-sisa
makanan yang sukar dicernakan, diteruskan ke usus besar (colon). Bakteri – bakteri
yang biasanya selalu berada di sini mencernakan lagi sisa-sisa makanan tersebut,
sehingga sebagian besar daripadanya dapat diserap pula selama perjalanan melalui usus
besar. Airnya juga direabsorpsi kembali, sehingga lama kelamaan isi usus menjadi lebih
1. Diare infeksi enternal, yaitu diare karena infeksi di usus misalnya infeksi
virus (Rotavirus dan Enterovirus) dan infeksi parasite (cacing, protozoa, dan
jamur).
2. Diare infeksi parenteral, yaitu diare karena infeksi di luar usus misalnya
10
1. Diare akut, yaitu diare yang terjadi secara mendadak yang segera berangsur
1. Diare spesifik, yaitu diare yang disebabkan oleh adanya infeksi misalnya
2. Diare non spesifik, yaitu diare yang tidak disebabkan oleh adanya infeksi
chymus dipercepat dan masih banyak mengandung air pada saat meninggalkan
tubuh sebagai tinja. Selain itu, diare disebabkan karena bertumbuknya cairan di
a. Virus
11
Misalnya influenza perut dan travellers diarrhoea yang disebabkan oleh
rotavirus dan adenovirus. Virus melekat pada sel-sel mukosa usus, yang menjadi
rusak sehingga kapasitas absorpsi menurun dan sekresi air dan elektrolit
memegang peranan. Diare yang terjadi bertahan terus sampai beberapa hari
b. Bakteri
tertentu, misalnya bahan makanan yang terinfeksi oleh banyak kuman menjadi
dalam darah dan menimbulkan gejala-gejala, seperti demam tinggi, nyeri kepala
dari jenis diare ini adalah bakteri Salmonella, Sigella, Campylobacter, dan jenis
Coli tertentu.
c. Parasit
terjadi di daerah tropis atau sub tropis. Diare akibat parasit-parasit ini biasanya
bercirikan menret cairan yang intermiten dan bertahan lebih lama dari satu
12
minggu. Gejala lain dapat berupa nyeri perut, demam anorexia, nausea, muntah-
d. Enterotoksin
Diare jenis ini lebih jarang terjadi, tetapi lebih dari 50% dari wisatawan di
kuman yang membentuk enterotoksin, yang terpenting adalah E. coli dan Vobrio
histolytica. Toksin melekat pada sel-sel mukosa dan merusaknya. Diare jenis ini
pengobatan dalam lebih kurang 5 hari, setelah sel-sel mukosa yang rusak diganti
e. Penyakit
gejalanya, seperti kanker usus bear dan beberapa penyakit cacing (misalnya
f. Obat-obatan
13
g. Makanan
osmotik usus meningkat sehingga menghalangi absorpsi air dan elektrolit dan
terkontaminasi dengan toksi bakteri dan makanan yang tercemar loga berat juga
h. Pengaruh psikis
Keluhan dalam diare dapat timbul sebagai salah satu gejala penyakit atau
sebagai akibat kelainan jiwa atau psikologis, misalnya ketegangan jiwa, emosi,
stress dan lain-lain. Diare karena penyebab ini dikenal dengan istilah diare
psikogenik.
menyebabkan hidupnya tidak teratur. Sering kali disertai dengan keadaan jiwa
yang tidak tenang, tidur tidak nyenyak, makan yang tidak teratur dan lain
sebagainya. Dalam keadaan seperti ini terjadi rangsangan berlebihan pada saraf-
i. Penyebab lain
14
Penyebab lain diare seperti terjadinya gangguan gizi dan kekurangan
untuk absorpsi air dan elektrilit oleh mukosa usus. Termasuk kedalam
belladonna)
15
2. Astringensia, yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak
Dalam Farmakope Indonesia edisi III, Sirup adalah sediaan cair berupa
adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau perngganti gula dengan atau tanpa
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang
berkadar tinggi (sirop simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa).
Kadar sukrosa dalam sirop adalah 64-66% , kecuali dinyatakan lain (Syamsuni,
2007). Sirop adalah larutan pekat gula atau gula lain yang cocok yang di
dalamnya ditambahkan obat atau zat wewangi, merupakan larutan jerni berasa
manis. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam
16
jumlah sedikit, dengan maksud selain untuk menghalangi pembentukan hablur
Sirup adalah sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam yang minimal
mengandung 50% sukrosa. Penambahan bahan obat atau sari tumbuhan dapat
tercantum dalam Farmakope terletak antar 50 dan 65%, akan tetapi umumnya
Dalam larutan gula yang jenuh (kira – kira 66%) tidak memungkinkan
pembentukan jamur oleh karena dengan larutan berkonsentrasi tinggi, air yang
osmosis. Atas dasar daya tahannya itulah, sediaan berkonsentrasi tinggi dinilai
gulan dari sirup dapat menyebabkan berkurangnya kelarutan bahan obat tertentu
1. Zat aktif : zat aktif adalat zat utama / zat yang berkhasiat dalam sediaan sirup.
2. Pelarut : Pelarut adalah cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa
propilenglikol,etanol,eter, dll.
ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada sirup. Karena sirup identik
17
4. Zat penstabil : zat penstabil dimaksudkan untuk menjaga agar sirup dalam
pengkompleks, dll .
6. Pewarna : pewarna adalah zat tambahan untuk sediaan sirup atau biasa
pewarna biasanya agar sediaan menjadi lebih menarik dan tidak berwarna
pucat. ewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi
dengan komponen lain dalam syrup dan warnanya stabil dalam kisaran pH
diperlukan saja.
obat berbau harum dan menutupi bau zat aktif yang kurang sedap. Contoh
18
9. Perasa : penambahan perasa ini hanya jika diperlukan, ditambahkan jika
sediaan sirup yang akan di berikan pada pasien kurang enak atau terlalu
pahit.
1. Sirup Simpex
2. Sirup Obat
Mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan.
3. Sirup Pewangi
Mengandung pewangi atau zat pewangi lain, tidak mengand ung obat
1. Keuntungan Sirup
Sesuai untuk pasien yang susah menelan obat dengan sediaan padat. Contohnya :
Dapat menarik keinginan pasien untuk minum obat, karena rasanya yang enak dan
baunya yang sedap. Sehingga anak – anak tidak takut untuk minum obat.
19
Merupakan campuran yang homogen.
1. Kerugian Sirup
Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran atau
Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya di buat suspensi
atau eliksir) eliksir kurang di sukai oleh dokter anak karena mengandung alkohol,
yang di gunakan.
Tidak bias untuk bahan obat yang berbentuk minyak (minyak/oil biasanya di
Harga relatif mahal karena memerlukan khusus dan kemasan yang khusus pula.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Daun Rambutan diambil dari jalan Syuhada Sungai Guntung Provinsi Riau.
Penelitian dilakukan pada bulan juni sampai bulan oktober 2020 di Laboratorium
3.4.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tabung reaksi, labu takar
5 ml, gelas ukur 10 ml, pipet volume, stopwatch, batang pengaduk, alat percolator,
21
3.4.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan tumbuhan dan
bahan kimia. Bahan tumbuhan yang digunakan adalah Daun rambutan (Nephelium
lappaceum L). Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Nipagin,
lappaceum L) yang diperoleh dari jalan Syuhada Sungai Guntung Provinsi Riau.
Daun setelah diambil, kemudian dicuci bersih dibawah air yang mengalir guna
dalam oven dengan suhu 50℃ sampai diperoleh bentuk yang rapuh sehingga mudah
dimasukkan kedalam wadah dan digunakan pelarut etanol 96% sebanyak 4800 ml.
untuk maserasi ditambahkan pelarut etanol 96% sebanyak 3000 ml, ditutup dan
dibiarkan selama 5 har terlindung dari cahaya (setiap hari diaduk). Ekstrak
22
(didapatkan filtrat II). Filtrat I dan filtrat II digabungkan lalu diaupkan dengan
menggunakan oven pada suhu 40℃ sehingga diperoleh ekstrak kental. Kemudian
Uji kualitas ekstrak meliputi organoleptis, rendemen, kekentalan, daya lekat, dan
susut pengeringan.
sebanyak 1,50 g ekstrak kental dimasukkan ke dalam gelas beker. Propilen glikol
yang telah ditimbang dimasukkan bersama dengan asam sitrat dalam wadah yang
senyawa dalam ekstrak tumbuhan obat dan berfungsi sebagai antidiare. Bahan ini
terbukti mampu meningkatkan kelarutan air dan minyak permen serta air dan benzyl
benzoate (Martin dkk, 1990). Penggunaan propilen glikol dalam bidang farmasetika
23
3.5.5 Formula Sediaan Sirup Ekstrak Daun Rambutan
sediaan sirup yang dibuat dapat layak dikonsumsi nantinya. Evaluasi sifat fisik yang
yaitu uji organoleptic (rasa, warna, dan bau), uji homogenetis, uji pH serta uji waktu
tuang. Pada uji organoleptik, sirup ekstrak daun rambutan (Nephelium lappaceum L)
memiliki rasa manis, bau khas buah anggur dan juga warna hijau pekat yang
merupakan warna dasar ekstrak daun rambutan (Nephelium lappaceum L). Pada uji
homogenitas semua sirup yang diuji tidak memiliki gumpalan dan endapan dalam
larutan, hal ini karena tidak terdapat perbedaan sifat antara bahan dan zat aktif yang
digunakan.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini yang kemudian diolah dan dianalisis
secara kuantitatif agar dapat menjawab dari batasan runusan masalah mengenai
24
efektivitas ekstrak etanol daun rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap
25
26
27
28
29