Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH

KEDOKTERAN
HEWAN DI NTT

Disusun Oleh:
2209010053 Hanna Yuliana Makoenimau
2209010021 Mario C. Y. N. Gego
2209010055 Shane Andre Immanuel Silaban
2209010013 Irene Katemba
2209010009 Yuliana A. N. Meo
2209010031 Irnal Grezalni Mella

PROGRAM STUDI
KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITASS NUSA CENDANA
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Ilmu kedokteran hewan adalah segala aktivitas veteriner yang meliputi


produksi dan perawatan hewan serta pemeriksaan ketat untuk mewujudkan
kesehatan masyarakat dan semua yang langsung mempengaruhi kesehatan
manusia. Veteriner sendiri adalah segala urusan yang berkaitan dengan hewan
dan penyakit-penyakitnya. Sedangkan profesi veteriner adalah profesi yang
paling kompleks karena meliputi kesehatan hewan, kesejahteraan hewan dan
produktifitas dari serangkaian jenis spesies hewan mulai dari invertebrata
sampai sub human primate (drh. R.D Wiwiek Bagja).
Sekarang ini, kesehatan merupakan salah satu penunjang kehidupan
yang sangat diperhatikan, baik dari segi kesehatan manusia maupun kesehatan
hewan. Kedua bidang ini saling berkaitan erat, dimana sumber penyakit bisa
dari manusia ke hewan dan dari hewan ke manusia (Zoonosis). Maka dari itu
sangat dibutuhkan profesi dokter guna mengendalikan penyakit-penyakit.
Terkhususnya dokter hewan, selain minimnya dokter hewan terdapat 80%
penyakit manusia yang ditularkan oleh hewan.
Peran dokter hewan sangat dibutuhkan apalagi didaerah atau kawasan
yang jumlah hewannya cukup banyak, khususnya di NTT. Dokter hewan di NTT
sendiri masih sangat minim, sedangkan persoalan tentang virus ataupun
penyakit hewan semakin meningkat. Hal itu menyebabkan putra putri NTT
pada waktu lampau memilih untuk menuntut ilmu di luar daerah (drh. Simon
Nani) setelah itu, mereka kembali dan mulai membangun dokter hewan di NTT
menjadi lebih baik lagi. Hingga sekarang putra putri NTT yang ingin menuntut
ilmu untuk menjadi dokter hewan tidak perlu keluar karena, NTT juga telah
menyediakan tempat yang bermutu untuk menunut ilmu.
Awal munculnya kedokteran hewan di NTT pada tahun 2010 dengan di
bentuknya fakultas kedokteran hewan di Universitas Nusa Cendana. Fakultas
ini, merupakan salah satu fakultas yang tergolong umurnya paling muda
dibandingkan dengan kesepuluh fakultas kedokteran hewan lainnya , seperti UI,
UGM, IPB, UNHAS, Universitas Brawijaya dan Universitas lainnya.
Proses membangun dokter hewan di NTT pasti tidaklah mudah, banyak
kendala yang dialami baik pro maupun kontra. Namun seiring berjalannya
waktu, kedokteran hewan di NTT semakin berkembang dengan baik.
Sejarah kedokteran hewan di NTT yang terjadi di masa lampau, perlu
kita ketahui dan pelajari untuk lebih menghormati, menghargai apa yang telah
dilakukan dan diperjuangkan oleh para pendahulu kita, serta meneruskan
cerita sejarah ini kepada penerus-penerus kita nanti. Dengan kita semakin
paham akan sejarah dokter hewan di NTT dan semakin pencintai profesi yang
kita jalani ini kita dapat menyumbang pengetahuaan kita bagi kemajuan dokter
hewan di wilayah NTT.

2. Tujuan
1. Mengeksploratif, menggali atau mendalami mengenai sejarah kedokteran
hewan di NTT.
2. Meningkatkan pengetahuan serta wawasan tentang sejarah kedokteran
hewan di NTT.
3. Mengetahui proses terbentuknya kedokteran di UNDANA
4. Menyelesaikan tugas Ilmu Pengantar Kedokteran Hewan.
II. HASIL
1.1. Awal Perkembangan Kedokteran Hewan di NTT

Profesi veteriner merupakan profesi yang sangat tua di dunia, yang


muncul sebagai pengembangan dari profesi kedokteran di zaman Yunani kuno,
pada 460-367 Sebelum Masehi(SM) oleh bapak kedokteran di dunia yaitu
Hippocrates. Profesi veteriner tercatat dalam kitab hukum pada masa
pemerintahan Raja Hammurabi (1792 SM). Kode Hammurabi mengatur
berbagai aspek kehidupan masyarakat Babilona termasuk kesejahteraan hewan
dan jasa perawatan serta pengobatan hewan.
Yang dikutip dari jurnal American Veterinary Medical Association
1972, diuraikan sejarah bagaimana para “ilmuwan kedokteran” jaman dahulu
memerlukan hewan coba untuk pengembangan ilmu kedokteran
manusia,namun mereka memerlukan veteriner untuk mengurus dan
menangani hewan-hewan tersebut. Untuk itu ternyata diperlukan veteriner
yang berpendidikan agar memahami apa yang diperlukan. Kemudian
timbulah gelar-gelar Ph.D (Doctor of Philosophy) yang merupakan awal dari
para Veteriner menjadi “medical doctor” atau “Doctor of Veterinary Medicine”.
Pada akhirnya nanti, veteriner adalah orang-orang yang dari awalnya menyukai
hewan dan mengurusnya dengan baik, memahami perilaku alaminya dan
kemudian memperlakukannya sesuai perilaku alami ini.
Kegiatan keilmuan kedokteran hewan dimulai sejak jaman Belanda
(1861). Mereka memasukan hewan seperti kuda dari India dan sapi dari Bali,
untuk memenuhi kebutuhan sebagai alat angkut, transportasi dan konsumsi
protein hewani (daging).
Pada awal-awal kemerdekaan, ada putra-putra NTT yang bersekolah
dokteran hewan di pulau Jawa. Diantara mereka ada yang kembali ke NTT,
Salah satunya yaitu drh. Toelihere, dan sebagian dari mereka tetap mengabdi di
pulau Jawa. Sampai saat ini, semakin banyak orang NTT yang berkuliah di
dokter hewan dan mengabdi di beberapa instanti pemerintah maupun swasta
(drh. Simon Nani).
Drh. Toelihere adalah seorang bahkan mungkin satu-satunya ahli
kerbau dimasa lalu. Dia mendedikasikan dirinya pada dunia peternakan,
setelah menempuh pedidikan di fakultas kedokteran hewan IPB dan
melanjutkan program magister di Amerika Serikat serta program doctor di
Jerman. Beliau lahir pada tanggal 24 Maret 1936 di Desa Lumarahing, Pulau
Pura, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
Drh. Toelihere dalam disertasinya mengangkat judul “Kontribusi untuk
Biologi dan Patologi Reproduksi Pada Kerbau Lumpur Betina di Indonesia”.
Menurut beliau kerbau adalah sumber daya penting, yang dimiiki berjuta-juta
rakyat petani peternak di Indonesia.

1.2. Pembentukan Fakultas Kedokteran Hewan – UNDANA


Ciri khas wilayah Prov. NTT yang terdiri dari kepulauan, memiliki
wilayah laut yang luas dan hasil laut yang limpah. Serta komoditi utama prov.
NTT adalah perternakan, membuat kebutuhan akan dokter hewan di NTT
sangat tinggi. Selain itu persoalan penyakit hewan di NTT yang semakin banyak
dan kurangnya tenaga dokter hewan di wilayah tersebut, menjadi alasan Prof.
Ir. Frans Umbu Datta, M.App.Sc., Ph.D, rektor Universitas Nusa Cendana saat itu,
ingin mendirikan Fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Nusa Cendana.
Universitas Nusa Cendana sendiri didirikan dengan melalui satu proses
yang cukup panjang. Karena, Universitas Nusa Cendana dibangun atas dasar
cita-cita besar masyarakat NTT untuk mendapatkan pendidikan yang lebih
layak, karena itu panitia mengusulkan adanya satu Universita Negeri di daerah
ini. Sesuai dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun
1963, tanggal 23 April 1963 Universitas yang baru berdiri ini diberi nama
“Universitas Nusa Cendana” dengan satu fakultas yaitu fakultas peternakan.
Pada awal periode pertama kepemimpinanya sebagai rektor Universitas
Nusa Cendana, Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App. Sc., Ph.D bersama rekan-
rekan sejawat membentuk tim untuk mendirikan prodi kedokteran di UNDANA.
Melalui proses yang panjang, akhirnya resmilah prodi kedokteran pada tahun
2008, dan pada tahun yang sama juga prodi kedokteran langsung menerima
mahasiswa angkatan pertama. Di tahun 2008 juga, langsung di bentuk tim
untuk mendirikan kedokteran hewan yang dua tahun setelanya, yaitu tahun
2010 terbentuklah prodi kedokteran hewan.
Menyadari NTT adalah provinsi penghasil ternak, dengan posisi ke tiga di
Indonesia yang sering mengekspor hasil ternak seperti sapi dan kerbau, juga
untuk kebutuhan akan daging di pulau Jawa dan di pulau-pulau lainnya yang
memiliki jumlah ternak jauh lebih sedikit. Membuat kebutuhan akan dokter
hewan semakin tinggi, guna menjamin kesehatan hewan ternak. Penyakit
ternak baik yang sifatnya temporer, bersifat outbreak ataupun penyakit-
penyakit zoonosis serta penyakit yang ditransfer dari hewan ke manusia.

1.3. Panitia Pembentukan Fakultas Kedokteran Hewan UNDANA


Penanggung jawab satgas : Dekan fakultas peternakan saat itu
Ir. Agustinus Konda Malik, MS
Ketua : Prof. J.F. Bale-Therik, MS
Wakil Ketua I : Ir. Winfrit A. Lay,
Wakil Ketua II : drh. Maxs U.E. Sanam, M.Sc
Sekretaris : drh. Novalino H.G. Kallau,
Bendahara : Ir. Rosdiana Ratu M.Sc.
Anggota : - drh. Maria Geong, Ph.D.,
- drh. Diana A. Wuri, M.Si.,
- drh. Yohanes T.R.M.R. Simarmata,
- drh. Annytha I.R. Detha, M.Si,
- drh. Larry R.W. Toha,
- drh. Herlina Umbu Deta.
(Sumber: https://kedokteranhewan.undana.ac.id/sejarah-fkh-undana/)

1.4. Secara Singkat, terbentuknya Fakultas Kedokteran Hewan UNDAMA


1.4.1. Tahun 2007 dibentuklah Panitia Pembentukan Prodi KH yang
diketuai oleh Dekan Fakultas Peternakan(Fapet) saat itu Dr. Ir. Erna
Hartati, MS dengan beranggotakan sejumlah dosen senior Fapet,
antara lain Prof. Dr. Ir. N.G.F. Katipana, Prof. Dr. Ir. J.F. Bale-Therik, MS.,
Dr. Ir. H.L.L. Beli, MS, Ir. Ridwan Thalib, MS, dan Ir. Edy Djoko
Sulistidjo, MP. Sementara drh. Maxs U.E. Sanam, M.Sc yang saat itu
berstatus dosen Fapet adalah satu-satunya dokter hewan dalam
keanggotaan satgas tersebut.
1.4.2. Tugas utama dari kepanitiaan ini adalah melaksanakan studi
kelayakan, dan menyusun dokumen/proposal usulan Prodi KH untuk
diajukan ke Dirjen DIKTI
1.4.3. Pada tahun 2008 dan 2009, sebanyak 15 orang dokter hewan
direkrut sebagai dosen dan ditempatkan di Fapet.
1.4.4. Pada Tahun 2009, Melalui SK Rektor No. 03A/PP/2009 dibentuklah
Panitia baru dan melaksanakan tugasnya yakni melakukan studi
kelayakan dan menyusun dokumen-dokumen usulan pembukaan
Prodi KH dan kemudian mengirimkannya ke Dirjen Dikti pada akhir
tahun 2009
1.4.5. Pada 8 Desember 2009, Atas inisiatif Rektor, diadakanlah Workshop
yang menghadirkan Ketua PB PDHI (drh. Wiwiek Bagdja), dan Majelis
Konsorsium Pendidikan Profesi Dokter Hewan Indonesia (diwakili
oleh Prof. Dr. drh. Bambang Pontjo).
1.4.6. Tanggal 21 Mei 2010 diterbitkannya ijin penyelenggaraan Program
Studi Kedokteran Hewan oleh Menteri Pendidikan Nasional melalui
Surat Keputusan Nomor 57/D/O/2010.
1.4.7. Pada tanggal 15 Januari 2011, berdasarkan SK Rektor Undana
Nomor 37/KP/2011 maka tujuh belas dosen dokter hewan yang
berada di Fapet dimutasikan ke Prodi KH. Dengan demikian jumlah
total dosen menjadi 23 orang karena adanya pengangkatan 6 dokter
hewan baru pada tahun 2010
1.4.8. Prodi KH Undana pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010 – 2011
mulai menerima mahasiswa baru berjumlah 46 orang. Dan berkuliah
dengan meminjam salah satu gedung Fakultas Peternakan
1.4.9. Pada 2012, gedung laboratorium FKH selesai dibangun dan berlantai
dua. Sejak tanggal 17 Februari 2012 seluruh aktivitas
perkantoran/administrasi dipindahkan ke gedung ini.
1.4.10. Pada Juni 2013, Prodi KH mengalami metamorfosis menjadi Fakultas
yaitu melalui SK Rektor Undana Nomor 316A/KL/2013 tanggal 13 Juni
2013 tentang Pendirian Fakultas Kedokteran Hewan di Undana.
1.4.11. Terhitung sejak minggu ke-3 Februari 2014, semua aktivitas
perkuliahan dan perkantoran Fakultas Kedokteran Hewan Undana
telah dipindahkan ke gedung baru hasil renovasi eks asrama
mahasiswa ADB
(Sumber: https://kedokteranhewan.undana.ac.id/sejarah-fkh-undana/)

III. PENUTUP
2.1. Kesimpulan
Dengan mengerjakan makalah ini, penulis berkesempatan mengetahui
secara singkat sejarah perkembangan kedokteran hewan di Indonesia
terkhususnya di NTT. Serta mengetahui proses terbenuknya Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana. Dimana semuanya berawal dari
tingginya kebutuhan masyarakat NTT akan tenaga kesehatan hewan hingga
minimnya dokter hewan yang ada di NTT mengingat potensi NTT yang sangat
besar dibidang peternakan dan juga perikanan.
Dengan mewawancarai beberapa tokoh pencetus dan pendiri Fakultas
Kedeokteran Hewan Universitas Nusa Cendana serta menggali berbagai sumber
guna melengkapi makalah ini, penulis menyadari betapa sulit dan lelahnya
proses pembentukan Fakultas ini. Hingga akhirnya pada 13 Juni 2013 berdirilah
Fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Nusa Cendana

2.2. Saran
Saran yang dapat kami sampaiakan dan merupakan kerinduan kami, agar
sejarah Pembentukan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana
ini dapat dibukukan segingga menjadi salah satu sumber bacaan yang dapat
menumbuhkan rasa cinta terhadap Almamater.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App.Sc., Ph.D, diwawancarai oleh kelompok 3A, Agustus
2022, Kupang

drh. Simon Nani (Sekretaris Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur),
diwawancarai oleh kelompok 3A, Agustus 2022, Kupang

Anonim. (2012). Sejarah Kedokteran Hewan Di Dunia. Diakses pada 31 september 2022,
dari http://kedok-hewan.blogspot.com/2012/06/sejarah-kedokteran-hewan-
di-dunia.html?m=1

Detha, A. (2020). Sejarah FKH Undana. Diakses pada 31 september 2022, dari,
https://kedokteranhewan.undana.ac.id/sejarah-fkh-undana/

Media, NP. (2021). Mengenal Ahli Kerbau Pertama di Indonesia dari Alor. Diakses pada 01
September 2022, dari, https://negeripaus.blogspot.com/2021/12/mengenal-
ahli-kerbau-pertama-di.html

Anda mungkin juga menyukai