BISMILLAHIRROHMANIRROHIM,
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Sholawat serta salam tak lupa kita junjungan kepada nabi besar
Muhammad SAW. serta kepada kedua Orang Tua yang selalu mendukung segala
kegiatan Ananda tercinta serta telah mempercayai Ananda tercinta yang telah
memberi support untuk membuat buku thoroughbred “anti-mainstream”
veterinary Indonesia.
Faisal Hidayatullah
1
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
INTRODUCTION .................................................................................................. 3
BAB I ...................................................................................................................... 5
SEJARAH DOKTER HEWAN .......................................................................... 5
Hubungan Manusia Dengan Hewan pada awalnya ......................................... 7
Pra-Sejarah ....................................................................................................... 8
Dokter Hewan Abad Meso-Modern .............................................................. 11
Dokter Hewan Modern .................................................................................. 14
Sejarah Dokter Hewan di Indonesia .............................................................. 17
Tugas Dokter Hewan ..................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31
2
INTRODUCTION
“THOROUGHBRED” mungkin
sangat belum banyak yang mendengar istilah
tersebut, throughbred iyalah ras kuda pacu,
bukan kuda penarik barang atau kuda kontes
(kuda tari). Kuda ini sangat memiliki tenaga
atau power yang sangat besar dan fisik yang
sangat gagah, kuda pacu sendiri memiliki
penikmat yang sedikit dan eksekutif , tidak
banya orang menilai kuda pacu ini sebagai
olah raga orang kaya yang memiliki kuda
pacu dan joki (raider) pribadi.
Olah raga kuda pacu ini seperti olah raga otomotif memiliki dokter hewan
(montir) dan pengendara (raider), olah raga ini sangat unik dan ekstrime karena
memiliki berbagai macam resiko kecelakaan. Balapan kuda pacu dulu memiliki
event terbesar di Indonesia diselengarakan di pulo mas Jakarta dan sekarang telah
dipindahkan ke salatiga di lapangan Tegal Waton, untuk lomba terbesar di Asia
diadakan di Singapore. Rekor terbesar transfer pembelian kuda throughbred di
Indonesia dibeli oleh eclipse stud and stable dengan nama kuda Keeninsky yang
di beli pada tahun 2012 dengan nilai 1,8 milliar rupiah dari Selandia Baru.
3
mengobati kuda sampai ke eropa”, seketika saya menilai point tersebut dengan
sangat penuh percaya diri. Eclipse stud and stable memiliki dokter hewan
perempuan yang menangani semua kuda disitu, mungkin dia satu-satunya dokter
hewan kuda yang perempuan di Indonesia yang saya ketahui bernama drh. Elita
Sally. Dokter hewan pada kuda pacu memiliki minat profesi yang sangat beragam,
bisa masuk dalam minat profesi hewan kesayangan, hewan ternak dan hewan
eksotis. Apabila anda para pembaca ingin berminat pada bidang ini, maka buku
ini saya buat untuk meningkatkan niat dan pengetahuan tentang kuda pacu atau
throughbred.
let’s roll!
4
BAB I
5
Sejarah kata Veteriner ada beberapa versi, salah satunya di zaman Romawi
Kuno dikenal bangsa Estruscans yang sangat menyukai kuda dan sapi. Hal ini
tampak dari gambar-gambar yang merupakan peninggalan kuno. Hewan pada
masa itu mempunyai nilai sakral ataupun nilai martabat dan pada ritual-ritual
khusus digunakan sebagai hewan kurban. Kumpulan hewan kurban yang terdiri
dari kombinasi beberapa jenis hewan antara lain babi (sus), biri-biri (ovis), sapu
jantan (bull) disebut “souvetaurilia”, dan pekerjanya disebut sou-vetaurinarii,
yang kemudian diyakini sebagai lahirnya istilah “veterinarius”. Kemungkinan dari
terminology lain masih di masa Romawi, dikenal hewan beban sebagai “veterina”
dan suatu kamp penyimpanan hewan-hewan tersebut disebut “veterinarium”.
Term “veterinarii” juga digunakan pada dokumen kuno sebagai “orang yang
memiliki kekebalan khusus” karena memiliki “kompetensi khusus”.
Dalam sistem perkuliahan atau pembelajaran, ilmu veterinary dibagi
menjadi banyak bidang seperti anatomi, fisiologi, radiologi, reproduksi dan lain-
lain. Minat profesi sangat penting untuk memilih langkah kedepan dalam
menjalankan profesi kedunia masyarakat, karna akan sangat berdampak pada
tugas dokter hewan itu sendiri seperti konservasi, praktisi klinik, ternak dan lain-
lain.
6
Hubungan Manusia Dengan Hewan pada awalnya
Secara sains menurut teori Darwin manusia iyalah Homo sapien yang
termasuk dalam spesies primate bridepal atau yang berdiri dengan dua kaki. Homo
sapiens merupakan salah satu spesies di antara sekitar selusin genus Homo,
termasuk Homo erectus yang menghuni Eurasia 2 juta tahun yang lalu, dan homo
neanderthalensis yang punah sekitar 30.000 tahun yang lalu. Menurut teori
Darwin manusia mengalami seleksi alam yang membuat manusia berevolusi
seperti manusia modern seperti sekarang. Homo sapiens bukan merupakan
primata cerdas pertama, atau primata bipedal pertama, atau primata pertama yang
tersebar di sebagian besar dunia, atau yang pertama menggunakan alat, atau
bahkan mungkin yang pertama menggunakan bahasa, tetapi merupakan primata
pertama yang berhasil mengembangkan teknologi canggih dan kota
(Darwin.1859).
7
Pra-Sejarah
Jauh sebelum manusia mengenal tulisan. Manusia dan hewan hidup secara
liar di habitatnya masing-masing. Ilmu sejarah mengajarkan pada kita bahwa pada
zaman batu, manusia hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan
untuk musing dingin. Manusia kuno, memburu hewan liar diburu dijadikan
makanan.
8
Pada zaman firaun dan kleopatra kucing dianggap hewan yang suci dan yang
diagungkan, sehingga segala sesuatu musibah selalu dikaitkan dengan hewan
kucing dewa tersebut. Menilai dari zaman tersebut dapat disimpulkan hewan telah
dirawat dengan baik dan diobati dengan baik dan benar.
9
Tradisi Pendeta (priest-physican),
Tradisi ahli penyembuhan dgn kreativitas keterampilan manusia
(artisan-physician),
Tradisi keilmuan penyembuh (scientist-physician).
10
Dokter Hewan Abad Meso-Modern
Kode Hammurabi mengatur berbagai aspek
kehidupan masyarakat Babilonia termasuk kesejahteraan
hewan dan jasa perawatan serta pengobatan hewan. Metode
kedokteran dan dasar-dasar filosofi kedokteran yang
dikembangkan oleh Hippokrates sangat dipahami dan
dihayati oleh seorang ilmuwan bernama Aristoteles (lahir
384 SM) yang menerapkannya pada penanganan penyakit-
penyakit hewan. Beliau adalah Pencetus Kedokteran Perbandingan (Comparative
Medicine) yaitu penerapan metode medik yang dipelajari untuk kedokteran
manusia kepada spesies hewan dan terkenal dengan bukunya “Historia
Animalium” (Story of Animals) yang menguraikan lebih dari 500 spesies hewan.
Selain itu beliau juga menulis buku tentang Patologi Hewan yang mengungkapkan
tentang penyakit-penyakit hewan serta memperkenalkan Kastrasi pada hewan
ternak muda dan efeknya pada pertumbuhan dan banyak lagi metode-metode
kedokteran pada berbagai spesies hewan. Karyanya yang lain adalah De Partibus
Animalium, De Genetatlone Animallium dan Problematicum (Anonim,2012).
11
besar adalah The Ladder of Life. Buku yang mengelompokkan hewan menjadi
berbagai tingkatan, ibarat sebuah tangga, berdasarkan fungsi dan kompleksitas
tubuhnya.
12
mendapatkan fokus pada zaman modern, saat perekonomian dunia mulai tumbuh
dan peperangan mulai berhenti, yang kemudian disusul oleh hewan kesayangan
lainnya. Anjing dan kucing telah menjadi kesayangan yang umum dipelihara,
beberapa orang kemudian mencoba memelihara hewan eksotik di rumah. Interaksi
antara hewan dan manusia telah berlangsung selama ribuan tahun. Dimulai saat
manusia pertama kali bertemu dengan hewan dan berusaha menjinakkan mereka.
Ada beberapa poin penting yang harus dicatat sehubungan dengan proses
domestikasi hewan :
Seekor hewan dikatakan sebagai hewan domestik apabila ia
mampu hidup, tinggal dan berkembang biak di lingkungan
kehidupan manusia.
Hewan domestik berasal dari satwa yang hidup liar di alam.
Satwa liar masih bersifat buas, sedangkan hewan domestik lebih
toleran terhadap manusia.
Pada hewan domestik telah terjadi perubahan sifat secara genetis
sehingga ia berbeda dengan nenek moyangnya yang liar dan buas.
Apabila hewan domestik berkembang biak, keturunan yang
dihasilkannya harus memiliki sifat yang sama dengan induknya.
13
Dokter Hewan Modern
14
Dari sini, ia melihat bahwa terdapat banyak kesamaan antara tubuh manusia
dan hewan, sehingga ia mempertimbangkan kemungkinan adanya profesi dokter
hewan. Ia akhirnya aktif dalam kegiatan ilmuwan. Menjadi penulis artikel-artikel
tentang kuda di ensiklopedia Prancis.
Pada saat itu, abad ke-18. Penyakit-penyakit pada hewan ternak melanda
benua Eropa. Salah satu penyakit yang sedang mewabah adalah cattle
plague atau rinderpest. Bourgelat akhirnya berhasil meyakinkan Raja Louis XV,
penguasa absolut Prancis saat itu, akan pentingnya mendirikan sekolah dokter
hewan, untuk memberi pendidikan kepada masyarakat tentang kedokteran hewan,
15
yang akan menguntungkan negara memerangi penyakit seperti rinderpest ini.
Sang raja lalu mengabulkan permintaannya. Pada tahun 1761, Bourgelat diberi
sebidang tanah di Lyon untuk mendirikan sekolah kedokteran hewan dan ia
sendiri ditunjuk menjadi direkturnya. Sejak saat itu dimulailah usaha dalam
menggali dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan pengobatan penyakit pada
hewan domestik. Dimulai dari Lyon, lalu ke Alford (daerah kecil dekat Paris, dan
kemudian menyebar ke kota-kota lain di daratan Eropa, hingga ke seluruh dunia.
Di Amerika yang pertama “ Devision of Veterinary Medicine of IOWA State
Colledge of Agriculture and Mechanic Art” tahun 1879.
16
Sejarah Dokter Hewan di Indonesia
Indonesia Pendidikan Dokter Hewan di Surabaya tahun 1861 hanya 6
tahun Sekolah Dokter hewan pertama di Indonesia didirikan tahun 1906 (dari
MULO=SMP) tahun 1914 Nederlands-Indische Veeartzen School (dari
HBS=SMA).
17
Hewan Bumiputra” (Inlandsche Veearts) yang dihasilkan. Akhirnya sekolah itu
ditutup pada tahun 1875.
Namun pendidikan dokter hewan dilanjutkan dalam bentuk lain, yaitu
berupa magang pada ”Dokter Hewan Gubernemen” (Gouvernements Veearts =
Dokter Hewan Pemerintah). Dalam periode 1875 – 1880 tercatat ada sembilan
pemuda ”bumiputra” yang magang pada tujuh orang dokter hewan Gubernemen,
delapan orang di antaranya pada tahun 1880 diluluskan sebagai ”Inlandsche
Veearts”.
18
Baru pada tahun 1907 ada perkembangan yang melincinkan jalan menuju
pendidikan kedokteran hewan yang mantap. Atas usul Prof. Melchior Treub,
Direktur Departemen Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Landbouw,
Nijverheid en Handel) Pemerintah mendirikan Laboratorium Veteriner
(Veeartsenijkundig Laboratorium) yang telah lama direncanakan oleh Dr. de
Does. Pada Laboratorium ini kemudian digabungkan kursus untuk mendidik
dokter hewan bumiputra. Kursus ini dibuka pada bulan Mei 1907 (seingat Prof.
Soeparwi, Dekan FKHP UGM, tanggalnya adalah 22 Mei) dengan nama : ”Cursus
tot Opleiding van Inlandsche Veearstsen”. Lama pendidikan ditetapkan empat
tahun, dan siswanya adalah lulusan HBS 3 tahun atau MULO (setingkat SMP
sekarang) dan sekolah-sekolah lain pada waktu itu yang dianggap sederajat. Dua
orang siswa pertamanya ternyata lulusan MLS (Middelbare Landbouwschool =
Sekolah Pertanian Menengah Atas) yang sebenarnya setingkat dengan SMU. Oleh
karenanya mereka langsung diterima ditingkat III.
Kursus ini mulanya ada di bawah pengawasan (superintendentie) Dr.
Koningsberger, Kepala Kebun Raya dan Museum Zoologi Bogor. Pada tahun
1908 Dr. L de Blieck didatangkan dari Belanda untuk memimpim Laboratorium
Veteriner, dan setahun kemudian (1909) beliau diserahi pula memimpin kursus.
Pada tahun 1910 nama kursus diubah menjadi ”Inlandsche
Veeartsenschool” (Sekolah Dokter Hewan Bumiputra) dan sebutan Kepala
Sekolahnya menjadi Direktur, yang masih tetap dijabat oleh Dr. de Blieck
merangkap sebagai Kepala Labotatorium. Kemudian pada tahun 1914 nama
sekolah itu diubah lagi menjadi ”Nederlands Indische Veeartsenschool” (NIVS)
atau Sekolah Dokter Hewan (SDH) dengan ketentuan bahwa sekolah ini tidak
hanya untuk siswa-siswa bumiputra melainkan juga terbuka bagi golongan lain.
Perkembangan selanjutnya ternyata malah ”mundur”, dengan disatukannya lagi
Sekolah dengan Laboratorium, menjadi ”Veeartsenijkundig Instituut” (VI) atau
Lembaga Veteriner. Namun akhirnya pada tahun 1919 Sekolah dipisahkan dari
Lembaga sehingga berdiri sendiri dan dapat berkembang sebaik-baiknya. Di
bawah kepemimpinan de Blieck NIVS ditingkatkan mutunya, antara lain dengan
memasukkan pelajaran bahasa Jerman agar para siswa dapat menggunakan buku-
19
buku kedokteran hewan berbahasa Jerman. Perlu pula dicatat bahwa sejak tahun
1920 lulusan NIVS diterima di Fakultas Kedokteran Hewan di Utrecht, negeri
Belanda, langsung di tingkat III.
Pada awal tahun 1942 bala tentara Jepang menyerbu Hindia Belanda.
Segenap daerah Indonesia dikuasai tentara Jepang. Roda pemerintahan militer
berjalan di bawah kekaisaran Jepang. Sekolah Dokter Hewan di Bogor dibuka
kembali dengan nama Bogor Semon Zui Gakko. Keadaan ini berlangsung hingga
pertengahan tahun 1945, ketika Jepang menyerah kepada Sekutu setelah kota
Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom.
Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sekolah Dokter
Hewan Bogor dibuka kembali dan kemudian dinaikkan statusnya menjadi
lembaga pendidikan tinggi dengan nama Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan
(PTKH) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kemakmuran No. 1280 a/Per.
tanggal 20 September 1946. Lama pendidikan ditetapkan lima tahun. Kenaikan
status itu dipersiapkan dan diusulkan oleh Panitia Pendirian Perguruan Tinggi
Kedokteran Hewan yang diangkat oleh Menteri Kemakmuran. Sebagai Pimpinan
diangkat Dr. Mohede dengan sebutan Rektor Magnifikus. PTKH dibuka secara
resmi oleh Wakil Presiden Moh. Hatta bulan November 1946. (teks pidato Bung
Hatta tersimpan oleh almarhum Prof. Mukhlis, yang pada waktu peresmian itu
masih duduk di tingkat I. Sewaktu saya menjabat Dekan tahun 1990 teks itu
diberikan kepada saya, namun pada saat ini saya tidak tahu teks itu ada dimana-
Penulis).
Pada tahun 1947 krisis diplomatik antara pemerintah Republik Indonesia
dengan Kerajaan Belanda mencapai puncaknya. Tentara Belanda menyerbu
daerah-daerah Republik yang kemudian dikenal sebagai ”negara” termasuk
”negara Jawa Barat”, yang dimaksudkan agar kelak akan merupakan bagian dari
”Negara Federal”. Maka dihentikanlah aktivitas PTKH, dan beberapa orang
mahasiswanya mengungsi ke daerah Republik di Jawa Tengah. Ada pendapat
bahwa sebenarnyalah PTKH tidak pernah secara resmi dinyatakan ditutup pada
waktu itu. Bahkan atas persetujuan Rektor PTKH dan Kementerian Kemakmuran,
di Klaten pada tahun 1947 dibuka ”kelas dalam pengasingan” untuk tingkat
20
pertama dari Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan Republik Indonesia (PTKH-
RI). Ketika pecah ”clash” kedua dan Ibu Kota RI Yogyakarta diserbu oleh
pasukan para (pasukan payung) Belanda pada tanggal 19 Desember 1948, PTKH-
RI ditutup. Setelah Yogyakarta diserahkan kembali kepada Pemerintah RI maka
pada 1 November 1949 PTKH dibuka kembali tetapi pindah dari Klaten ke
Yogyakarta. Pada tanggal 19 Desember 1949 semua perguruan tinggi yang ada di
Yogyakarta bergabung menjadi Universitit Gajah Mada, dan PTKH-RI menjelma
menjadi Fakultit Kedokteran Hewan UGM.
Sementara di Bogor pada bulan Mei 1948 pemerintah Federal membentuk
”Faculteit der Diergeneeskunde (Fakultas Kedokteran Hewan), setelah
sebelumnya (tahun 1947) membentuk Faculteit voor Landbouw Wetenschappen
(Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian). Setelah perundingan di Komperensi Meja Bundar
(KMB) mencapai sukses dan dilakukan pemulihan kedaulatan (27 Desember
1949), maka pada tanggal 3 Februari 1950 secara resmi dibentuklah Universitet
Indonesia yang meliputi fakultas-fakultas di Jakarta, (Hukum, Ekonomi,
Kedokteran, Sastra), Bogor (Pertanian, Kedokteran Hewan) dan Bandung
(Teknik, Ilmu Pasti dan Ilmu Alam). Nama Faculteit der Diergeneeskunde resmi
menjadi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitet Indonesia (FKH-UI).
Dengan peraturan pemerintah No. 10 tahun 1955 istilah fakultit (UGM)
dan Fakultet (UI) diseragamkan menjadi Fakultas. Kemudian dengan Surat
Keputusan No. 53759/Kab. tertanggal 15 September 1955 istilah ”Peternakan”
disebut secara khusus dalam penamaan fakultas, sehingga lengkapnya
menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP).
Pada tahun 1961 dibuka Jurusan Perikanan Laut pada FKHP-UI bersama
dengan Jurusan Peternakan dan Jurusan Kesehatan Hewan dan nama fakultas
menjadi FKH PPL. Dua tahun kemudian, pada tanggal 1 September 1963
pemerintah membentuk Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan SK Menteri PTIP
No. 91 tahun 1963. Jurusan Peternakan ditingkatkan menjadi Fakultas Peternakan
dan Jurusan Perikanan Laut bersama dengan Jurusan Perikanan Darat Fakultas
Pertanian ditingkatkan menjadi Fakultas Perikanan. Maka nama FKH PPL
21
kembali menjadi hanya FKH lagi. Di UGM Fakultas Peternakan didirikan pada
bulan November 1969.
Sementara itu pada Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh pada tahun
1961 didirikan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan. Namun pada
perkembangannya aspek peternakannya bergabung dengan Fakultas Pertanian.
Pada Tahun 1969 Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang membuka
Jurusan Kedokteran Hewan yang diasuh bersama oleh Universitas Airlangga
Surabaya dan Pemda Jawa Timur. Namun Jurusan ini tidak dilanjutkan dan
Universitas Airlangga mendirikan sendiri Fakultas Kedokteran Hewan pada tahun
1972, dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 055/0/1972
tertanggal 25 Maret 1972. Terakhir Universitas Udayana di Denpasar, membuka
Program Studi Kedokteran Hewan pada tahun 1983, yang sebelumnya merupakan
Jurusan Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan semenjak 1979. Program ini
menginduk langsung kepada Rektor sambil menunggu memperoleh status
sebagai fakultas. Status sebagai fakultas baru tercapai pada tahun 1997.
Demikianlah setelah 96 tahun sejak dimulainya pendidikan kedokteran
hewan di Bogor pada tahun 1907, di Indonesia sekarang kita mempunyai lima
Fakultas Kedokteran Hewan yaitu berturut-turut di IPB Bogor, Universitas Gajah
Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Universitas
Airlangga Surabaya dan Universitas Udayana Denpasar.
22
Tugas Dokter Hewan
23
THOROUGHBRED
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Perissodactyla
Famili : Equidae
Genus : Equus
Spesies : Equus caballus
Kuda yang satu ini merupakan kuda RAS baru hasil silangan manusia.
Keturunan dari silangan kuda betina asli Inggris dengan kuda jantan dari Turki
serta kuda jantan dari Arab yang dikembangkan pada abad 17 dan 18. Kuda arab
dipilih karena kecantikan bentuknya ringan dan atletis, spirit dan staminanya yang
kuat. Kini kuda RAS baru Thoroughbred yang sekarang menjadi jawara kuda
pacu di dunia. Kuda thoroughbred saat ini terus dikembangkan orang dibanyak
negara termasuk Indonesia. Sekarang ini ada 118.000 ekor kuda thoroughbred
lahir setiap tahun dan terdaftar rapi.
24
pulang ke Inggris setelah berakhirnya perang. Kuda yang diberi nama Byerly Turk
ini selama 6 tahun menjadi seekor pejantan berdarah Arab yang menjadi bapak
dari banyak anak hasil persilangan dengan kuda betina asli Inggris. Didalam buku
tentang pejantan dimasukkan dengan nama “Byerly Turk”. Byerly Turk manjadi
konstributor paling penting terhadap kuda terkenal Herod waktu itu, serta anak
Herod yang bernama Highflyer.
Pada tahun 1704 Thomas Darley mengimport lagi kuda pejantan dari
Aleppo, beliau mulai secara selektif menyilangkan kuda ini dengan kuda pacu
betina lokal yang berprestasi. Lahirlah kuda pacu terkenal pertama dengan nama
Flying Childers. Darley Arabian ini menjadi konstributor penting pada darah kuda
Pejantan Eclipse. Hampir 90 persen kuda thoroughbred dunia yang terdaftar
memiliki jalur keturunan dari Eclipse ini.
25
Turki serta kuda jantan dari Arab yang dikembangkan pada abad 17 dan 18. Kuda
arab dipilih karena kecantikan bentuk nya, ringan dan atletis, spirit dan
staminanya yang kuat. Kuda thorougbred modern saat ini dapat ditelusuri
pedigrenya dan berasal dari dari 3 ekor kuda diatas.
Kuda thoroughbred saat ini terus dikembangkan orang dibanyak negara termasuk
Indonesia. Sekarang ini ada 118.000 ekor kuda thoroughbred lahir setiap tahun
dan terdaftar rapi. Organisasi resmi seperti Jockey Club di Amerika adalah
organisasi yang bertugas mengontrol pendaftaran, melakukan pembinaan terhadap
semua lembaga dan peternak maupun pelatih serta jockey kuda thoroughbred di
wilayah Amerika Utara termasuk Canada. Dinegara lain seperti Australia dan
Eropa juga memiliki organisasi serupa yang bertugas untuk menjaga keaslian
darah dalam mengembangkan kuda jenis ini. Di Indonesia organisasi yang
berwenang dalam hal ini dipegang oleh Biro Regristrasi Kuda (BRK) dibawah
PORDASI.
Asal Usul Kuda Nenek moyang kuda yang pertama kali ditemukan adalah
Hyracotherium dikenal di daerah Amerika sebagai Eophippus yang ditemukan di
Amerika utara dari sebuah fosil yang berumuran 50 juta tahun, dan fosil yang
sama ditemukan didaerah Eropa. Keturunan Hyracoyherium terdapat 50 – 38 juta
tahun yang lalu, yang merupakan hewan hutan yang masih belum berkembang.
Bentuk fosil tersebut berukuran seperti domba dengan tinggi sekitar 60 cm dan
panjang sekitar 8 -9 inchi atau 20 cm yang memikiki 4 buah jari pada kaki depan
dan 3 buah jari di kaki belakang. Hyracotherium ini pertama kali muncul di
26
daerah Amerika utara dan kemudian bermigrasi ke Eropa (Blakely dan Bade
1998). Kuda termasuk hewan yang bertulang belakang dan mempunyai kelenjar
susu untuk menyusui anaknya. Dengan perkembangan setiap zamannya kuda
mempunyai klasifikasi zoologis menurut Blakely dan Bade (1998) secara umum
klasifikasi zoologis ternak kuda adalah sebagai berikut:
Kuda (Equus caballus) yang saat ini terdapat di seluruh dunia berasal dari
binatang kecil yang oleh beberapa ilmuwan disebut sebagai Eohippus. Leluhur
nenek moyang kuda berasal dari binatang kecil yang tingginya itu hanya 25-45 cm
dengan setiap kakinya memiliki 3 teracak. Dilihat dari perkembangan leluhur
kuda mempunyai daya adaptasi yang membuat perubahan pada kaki. Pada kaki
terdapat perubahan karena adaptasi terhadap lingkungannya, yang awalnya berjari
lima berubah menjadi empat, berjari empat menjadi tiga, hingga akhirnya berjari
satu. Satu jari depan mengalami retraksi menjadi splint (Blakely dan Bade, 1991).
Kuda termasuk hewan yang bertulang belakang dan mempunyai kelenjar susu
untuk menyusui anaknya. Evolusi yang terjadi pada kuda diakibatkan karena
perubahan iklim dan vegetasinya. Adaptasi kuda menjadikan kuda dengan ciri –
ciri fisiknya beruah menjadi kuda yang memiliki perubahan – perubahan tubuh
seperti perubahan kaki yang lebih panjang dan lebih cepat pegerakannya dan
jumlah jari kaki depan maupun kaki belakang berkurang menjadi tiga. Kuda –
kuda yang mengalami evolusi kemudian berkembang menjadi dua kelompok yaitu
kelompok kuda yang memakan daun - daunan (browsers) dan kelompok kuda
pemakan rumput – rumputan (grazers). Kuda pemakan daun – daunan muncul
lebih dulu dibandingkan kuda pemakan rumput, namun kuda pemakan daunan ini
lebih dahulu punah yaitu sekitar 11 tahun yang lalu, sedangkan kuda pemakan
rumput yang muncul sekitar 10 -15 ribu tahun yang lalu memiliki kaki yang lebih
panjang dan dapat memanfaatkan makanan – makanan yang dapat dikonsumsinya
dengan baik sehingga memiliki tubuh lebih besar kemudian mulai muncul kuda
berjari satu yang berkembang dari kuda pemakan rumput. Kuda – kuda ini
memiliki tubuh yang besar, kaki yang lebih, panjang, tulang dan rahang yang
27
lebih besar kuda pemakan rumput dapat berlari dengan kecepatan yang baik.
(Blakely dan Bade 1998).
28
Kuda seharusnya diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan kegunaan utamanya
Pacuan kuda di Indonesia berada di bawah naungan PORDASI (Persatuan
Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia). Pacuan kuda di Indonesia merupakan
olahraga warisan dari penajahan Belanda. Kuda yang digunakan dalam pacuan
tersebut adalah kuda Thoroughbred. Impian untuk menciptakan kuda idaman
yang sesuai keadaan alam dan masyarakat, telah muncul bahkan sebelum
kemerdekaan, namun upaya sitematis dari Bangsa Indonesia sendiri yang hendak
mewujudkan impian itu, baru muncul pada dekade 1960-an. Impian yang
menggerakkan upaya sistematis adalah juga menciptakan kuda pacu seperti
Thoroughbred, namun yang memiliki identitas Indonesia, yang bisa disebut
sebagai Kuda Pacu Indonesia (KPI). Untuk mewujudkan impian kua pacu
Indonesia itu, maka pada 1967 dan 1968, diimpor empat (4) ekor kuda pejantan
jenis Thoroughbred (TB) dari Australia untuk dikawinkan dengan kuda-kuda
betina lokal. Hasil persilangan yang pertama antara pejantan TB dan betina lokal
lahir pada 1970 (Soehardjono, 1990). Kuda pacu Indonesia (KPI) merupakan
ternak yang dibentuk melalui program grading up untuk memenuhi permintaan
kuda pacu. Proses pembentukan KPI dimulai dari G1 yang merupakan hasil
persilangan betina lokal dengan pejantan Thoroughbred dengan darah lokal 50%
dan darah Thoroughbred 50%. G2 merupakan hasil silang betina G1 pada umur 3
atau 4 tahun dengan pejantan Thoroughbred. Kuda betina G2 disilangkan dengan
jantan Thoroughbred akan menghasilkan G3 dengan komposisi darah lokal 12,5%
dan darah Thoroughbred 87,5% yang dirasa sudah cukup baik untuk dijadikan
bibit pejantan (parent-stock) pembentukan Kuda Pacu Indonesia. G4 selanjutnya
dibentuk untuk dijadikan sebagai betina indukan KPI dengandarah lokal 6,25%
dan darah Thoroughbred 93,75%, yang merupakan hasil persilangan antara betina
G3 dan jantan Thoroughbred. Betina G4 selanjutnya disilangkan dengan jantan
G4 atau G3 dan menghasilkan kuda pacu Indonesia saat ini (Soehardjono, 1990).
Pembentukan kuda pacu harus memenuhi standar kuda pacu Indonesia yang
sesuai dengan SK Dirjenak no: 105/TN.220/Kpts/DJP/Deptan/95 tanggal
24/02/1995 yang dikuatkan dengan Keputusan Menteri Pertanian No.
4468/Kpts/SR.120/7/2013 tanggal 09/07/2013 dengan syarat-syarat sebagai
29
berikut: (1) standar komposisi darah, (2) standar fisik atau performans seperti
tinggi gumba, lebar dada, panjang badan, dan kecepatan lari, (3) standar warna
bulu, (4) standar mutu atau siklus mutu seperti mutu istal, mutu pejantan atau
induk, mutu pemeliharaan, mutu reproduksi, mutu pemuliabiakan (seleksi), mutu
hasil keturunan, dan evaluasi mutu hasil, (5) sebagai bibit kuda pacu Indonesia
harus mempunyai sertifikat lahir, sertifikat pacu dan kecepatan lari, dan sertifikat
pemace
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2018.hippokratos.www.google.com
31