Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

BUDIDAYA ITIK SERATI

Nama Anggota :
1. Bishma Sathya Nagara(07)
2. Eka Nur Fadilah (12)
3. Muhammad Khoiru Royyan(24)
4. Pradita Kartikaningrum (28)
5. Rintan Arufafa Aji (31)
6. Trajang Laksana Surya(35)

SMA NEGERI 1 BATANG


TAHUN AJARAN 2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Budidaya Itik
Serati”. Dan kami berterimakasih kepada Bapak Mokhamad Abidin Adham,
S.Pd selaku guru prakarya dan kewirausahaan.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang ungggas itik serati. Kami menyadari di dalam makalah
ini terdapat banyak kekurangan dan jauh di kata sempurna.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Kritik
dan saran kami nantikan demi kemajuan dan kesempurnaan makalah ini di masa
yang akan datang.
Daftar Isi

Kata Pengantar .......................................................................................................

Bab 1 Pendahuluan .................................................................................................

A. Latar Belakang ............................................................................................


B. Rumusan Masalah .......................................................................................

Bab 2 Pembahasan ..................................................................................................

A. Pengertian itik .............................................................................................


B. Hama dan penyakit .....................................................................................
C. Cara budidaya itik ......................................................................................

Bab 3 Penutup .........................................................................................................

A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................

Daftar Pustaka .........................................................................................................


Latar Belakang

Perkembangan usaha peternakan unggas di Indonesia memberikan harapan


yang lebih baik bagi para peternak. Hal ini tercermin dari kontribusinya yang
cukup luas dalam memperluas lapangan kerja, peningkatan pendapatan
masyarakat dan terutama sekali dalam pemenuhan kebutuhan makanan
bernilai gizi tinggi. Itik dikenal juga dengan istilah bebek dalam (bahasa jawa).
Itik berasal dari Amerika Utara yang merupakan itik liar (anas mascha) atau
mild malard. Dan yang di pelihara hingga sekarang disebut aras demesticus
(ternak itik). Jenis bibit unggul yang diternakan khususnya di Indonesia ialah
jenis itik petelur seperti itik tegal, itik mojosari, itik bali. Salah satu usaha
perunggasan yang cukup berkembang di Indonesia adalah usaha ternak itik.
Meskipun tidak sepopuler ternak ayam, itik mempunyai potensi yang cukup
besar sebagai penghasil telur dan daging. Jika dibandingkan dengan ternak
unggas yang lain, ternak itik mempunyai kelebihan diantaranya adalah
memiliki daya tahan terhadap penyakit. Oleh karena itu usaha ternak itik
memiliki resiko yang relatif lebih kecil, sehingga sangat potensial untuk
dikembangkan.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan itik?


2. Apa saja hama dan penyakit yang dapat menyerang itik?
3. Bagaimana cara budidaya itik?
4. Bagaimana sistem reproduksi pada itik?
5. Apa saja keuntungan budidaya itik?
6. Bagaimana cara pemeliharaan itik yang baik?
7. Bagaimana cara pemanenan itik?
8. Bagaimana cara penjualan itik hasil budidaya?
A. Pengertian Itik
Itik serati, itik surati, itik manila, entog, atau mentok (Cairina moschata) adalah
sejenis burung atau unggas yang termasuk keluarga bebek yang dipelihara untuk diambil
daging dan telurnya. Istilah mentok berasal dari bahasa Jawa; di tempat lain ia mungkin
disebut dengan salah satu atau beberapa nama
berikut: entok, enthok atau entog (Sd., Bms.), basur (Bms.), itik manila, atau bebek manila.
Dalam bahasa Inggris disebut Muscovy Duck atau Barbary Duck.
Itik serati

Cairina moschata

Data

Berat 74 g massa lahir


3 kg berat dewasa
1,25 kg berat
dewasa

Taksonomi

Kerajaan Animalia

Filum Chordata

Kelas Aves

Ordo Anseriformes

Famili Anatidae

Genus Cairina

Spesies Cairina moschata


Linnaeus, 1758

Tata nama

Sinonim Anas
takson moschata Linnaeus,
1758

Distribusi

Di Indonesia unggas ini adalah sepenuhnya hewan peliharaan, yang diternakkan terutama
untuk dagingnya. Asal usul mentok peliharaan adalah dari Meksiko, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan, di mana populasi burung ini hidup alami dan liar di rawa-rawa
berhutan dan wilayah berpaya di sekitar danau dan sungai; termasuk di hilir lembah Sungai
Rio Grande di Texas. Populasi lepasan yang meliar (feral) juga dijumpai di Florida bagian
selatan.
Hewan persilangan antara bebek dan mentok biasa disebut tiktok,
yakni akronim dari itik dan entok, sedangkan persilangan antara entok dan bebek
disebut tongki.
Burung yang berukuran sedang sampai agak besar. Mentok jantan liar dapat mencapai 86
cm, dari ujung paruh hingga ke ujung ekor. Dan beratnya bisa sampai 3 kg. Mentok betina
lebih kecil, sampai sekitar 64 cm dan 1,3 kg. Mentok peliharaan biasanya lebih gemuk, di
mana jantan bisa mencapai 7 kg dan betina mencapai 5 kg.

Berwarna dominan hitam dan putih, mentok memiliki kulit atau tonjolan kulit berwarna
merah dan hitam di sekitar mata dan wajah. Paruh gemuk pendek khas bebek, putih
kemerahan; kaki gemuk pendek berselaput renang, abu-abu kehitaman. Ekor memipih datar
agak lebar.

Meskipun pandai terbang, mentok peliharaan hampir tak pernah terbang jauh. Unggas ini
sering terlihat berjalan bersama kelompoknya, perlahan-lahan dan tak pernah tergesa-gesa,
dengan ekor bergoyang ke kanan dan ke kiri untuk mengimbangi tubuh (Jw., megal-megol)
sehingga berkesan lucu.
Mentok jantan alias basur
Mentok liar di alamnya tidur di atas cabang-cabang pohon. Akan tetapi mentok peliharaan
biasanya tidur di atas tanah. Di pedesaan di Jawa, mentok jarang dikandangkan. Dibiarkan
bebas berkeliaran mencari makanannya sendiri, terutama di sekitar saluran air, sungai dan
sawah. Mentok memakan aneka siput, cacing, serangga air, yuyu kecil dan pucuk-pucuk
tumbuhan. Oleh pemiliknya, mentok kerap diberi makan dedak bercampur air dan sisa-sisa
makanan.
Unggas ini tidak berisik, tidak seperti itik pelari. Mentok betina mengeluarkan desisan dan
desahan sambil berjalan. Mentok jantan kadang-kadang mengeluarkan desis keras sambil
menggerakkan kepala maju mundur (Jw., nyosor), untuk memperingatkan atau mengusir
pengganggu.
Mentok bertelur hingga kurang-lebih 10 butir, yang dierami oleh betinanya selama sekitar 5
minggu.

Jenis mentok liar yang terdapat di Indonesia adalah mentok rimba (Cairina scutulata).
Unggas ini menyebar luas secara alami mulai dari India, Asia
Tenggara hingga Sumatra dan Jawa. Populasi mentok rimba kini terancam kepunahan,
karena perburuan dan terutama karena perubahan habitat yang drastis. Di Jawa, hewan ini
sekarang diduga sudah punah.

Daging mentok disukai orang, terutama di pedesaan. Rasanya yang kuat dan tidak begitu
berbau, tak seperti daging itik petelur, menjadikan daging unggas ini sebagai salah satu
favorit di samping daging ayam.
Ada berbagai macam masakan daging mentok. Yang paling sederhana namun enak
ialah mentok bakar, dengan bumbu sedikit garam dan bawang putih dilengkapi dengan
sambal tomat hijau atau sambal jeruk nipis (cara Dompu).
Dari Kudus dikenal masakan sweeke enthok, dari Indramayu dikenal masakan pedesan
entog [1] Diarsipkan 2007-09-29 di Wayback Machine.. Dari Tambak, Banyumas terkenal
masakan sate dan gule bebek; yang sebetulnya adalah sate dan gule mentok. Demikian pula,
kebanyakan bebek goreng atau pecel bebek pada gerai pecel lele Lamongan di tepi jalan di
banyak kota sebetulnya adalah mentok goreng. Sementara dari Tegal juga dikenal kupat
blengong, ketupat dengan masakan daging blengong atau brati, yakni hasil persilangan
mentok dengan itik petelur.

B. Hama & Penyakit Ternak

Hewan peliharaan jenis unggas adalah ternak yang paling banyak dibudidayakan
manusia, dan unggas yang paling populer adalah ayam, itik, angsa, burung, dan
merpati/burung dara. Unggas merupakan hewan ternak yang banyak diambil manfaatnya
oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Unggas dibudidayakan oleh hampir setiap
rumah tangga, terutama masyarakat yang bermukim di pedesaan. Karena itu populasi
ternak unggas paling banyak jika dibandingkan dengan ternak lainnya. Seiring dengan
semakin bertambahnya populasi unggas, maka penyakit yang menyertainya juga semakin
banyak dan kompleks. Penyakit-penyakit unggas baik penyakit ringan maupun penyakit
berat yang bisa menular kepada manusia merupakan kendala terberat dalam usaha
budidaya ternak unggas. Serangan penyakit pada ternak unggas merupakan penyebab
utama gagalnya suatu usaha budidaya. Selain penyakit-penyakit menular yang mematikan,
penyakit-penyakit yang tidak mematikan pun perlu mendapatkan perhatian, mengingat
penyakit-penyakit tersebut juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar.
Pengamanan terhadap penyakit harus mendapatkan prioritas dan perhatian khusus, dimana
pengendalian tersebut terdiri dari usaha pencegahan, pengobatan dan pembasmian.

HAMA DAN PENYAKIT

Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:

1. penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2. penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan
yang kurang tepat

Serangan penyakit pada entok biasanya disebabkan oleh faktor cuaca, angin, dan hujan.
Untuk mencegah serangan penyakit pada budidaya entok, ada baiknya Anda memberikan
vaksin. Tindakan vaksin sebaiknya dilakukan secara berkala, yaitu satu kali dalam sebulan.
Vaksinasi hanya dilakukan untuk tindakan pencegahan saja. Jika entok Anda sudah terserang
oleh penyakit jangan diberi vaksin. Hal tersebut dapat berakibat fatal yaitu entok Anda akan
mengalami kematian. Hal itu disebabkan karena sistem kekebalan tubuh entok Anda sudah
melemah.

Tindakan pencegahan serangan penyakit juga dapat Anda lakukan dengan menjaga
kebersihan kandang. Kandang yang lembab, serta tidak terawat merupakan sumber
penyakit yang dapat menyerang entok Anda. Cek kebersihan kandang entok Anda secara
berkala. Pengaturan unsur gizi atau zat makanan termasuk tindakan pencegahan penyakit
lainnya.

Mata memutih

Penyakit mata memutih dalam budidaya entok ini terbilang sangat berbahaya pada hewan
unggas, khususnya pada ternak entok. Penyebaran penyakit ini melalui pernafasan, air
minum, serta klinis gesekan atau bersentuhan.

Gejala yang bisa Anda lihat yaitu entok terlihat lemas dan goyah, beberapa jam kemudian
entok akan mati. Anda juga akan melihat cairan putih / tranparan keluar dari mata entok
yang membasahi leher.

Agar penyakit ini tidak menyebar pada ternak entok Anda, lakukan langkah antisipasi
dengan cara mengisolasi entok yang terserang. Cara pengobatan untuk serangan penyakit
ini yaitu dengan menggunakan 2% larutan zincsulfadilamid atau 10% larutan
sodiumsulfaretamide.

Sinusitis

Penyakit sinusitis ini dapat Anda jumpai pada entok dewasa. Penyakit ini menyerupai
penyakit yang menyerang kalkun. Tanda-tanda yang dapat Anda jumpai yaitu terjadi
pembengkakan pada sinus sinus. Bagian rongga yang terserang yaitu bagian rongga yang
berada di bawah dan depan mata yang terhubung dengan saluran hidung. Pada lubang
hidung akan terlihat keluarnya eskudar yang encer serta jernih. Sekresi mata akan terlihat
berbuih dan sinus sinus akan membengkak.

Cara pengobatan untuk penyakit sinusitis yaitu dengan menyuntikkan 1 hingga 2 cc larutan
4% silver nitrat kedalam akuades dan di suntikkan kedalam sinus - sinus bagian kepala.

Pilek menular

Penyakit pilek ini dapat menular dengan cepat. Biasanya, penyakit ini menyerang pada anak
entok yang berumur 1 hingga 2 bulan. Akan tetapi penyakit ini juga dapat menular pada
entok yang sudah dewasa.

Ciri-ciri entok yang terserang penyakit ini adalah akan ada kotoran mengental atau yang
keluar dari bagian mata entok. Hal tersebut akan terlihat selama 1 bulan dan akhirnya entok
Anda akan mengalami kematian. Pada saat kondisi seperti ini biasanya akan menyulitkan
Anda dalam membedakan penyakit pilek menular dengan mata memutih.

Untuk mengobati entok yang terserang pilek menular bisa dilakukan dengan cara yaitu
menyuntikkan sterptomycin sulphate. Dosis penyuntikan yaitu 0,4 gram untuk 1 ekor entok
dewasa, sedangkan entok kecil menggunakan dosis yang menyesuaikan dengan berpatokan
pada berat badan.

Penyuntikan dapat Anda lakukan secara berulang dalam sehari dengan dosis sedikit lebih
banyak, yaitu 0,5 gram. Alternatif lainnya dengan memberikan antibiotika seperti
axytetracycline atau chlortetracycline ke dalam minum dan pakan. Dosis yang dianjurkan
yaitu:

 20 hingga 100 gram antibioka untuk 1 ton makanan.


 100 hingga 200 gram antibiotika untuk 400 galon air minum.

Kolera

Penyakit korela dalam budidaya entok bersumber dari mikroorganisme yang tingkat
kemampuannya bisa bertingkat tingkat. Faktor utama yang menimbulkan penyakit ini yaitu
suhu yang dingin, kandang yang lembab, dan kebersihan kandang yang tidak terjaga. Gejala
yang timbul yaitu turunnya stamina disertai turunnya nafsu makan pada entok Anda.
Penyakit ini terjadi karena pemberian pakan sisa pemotongan unggas yang tidak dimasak.
Untuk pengontrolan lakukan dengan perbaikan sanitasi, kondisi kandang, kepadatan isi
kandang, serta pemisahan entok yang sudah terserang penyakit. Entok yang terserang
penyakit dapat di obati dengan cara penyuntikan penisilin pada bagian urat daging dada.
Dosis yang dianjurkan untuk entok dewasa adalah 30.000 I.U per ekor, sedangkan untuk
anakan entok dosisnya lebih rendah. Cara kedua Anda dapat gunakan serum anti
hamorhagie septicaemia dengan dosis 15 hingga 20 cc per ekornya.

Penyebaran wabah kolera yang bentuknya septicaemia dapat Anda hentikan dengan tepat
menggunakan antibiotika. Selain itu wabah kolera juga dapat Anda tangani menggunakan
bakterin dengan suntikan di urat daging dada. Dosis yang digunakan yaitu 1 cc untuk anakan
entok dan 2 cc untuk dewasa.

Penyakit salmonelosis (penyakit perut)

Penyakit salmonelosis yang terjadi pada budidaya entok dapat terjadi karena serangan
bakteri. Bakteri ini juga dapat menyerang pada tubuh manusia. Penyebaran penyakit ini
biasanya melalui mulut. Kuman - kuman tersebut menyeber melalui sisa sisa makanan,
tempat pakan, bekas telapak kaki, lalat, dan termakan secara tidak disengaja.

Entok Anda akan mengalami pernafasan yang cepat ketika terserang penyakit ini dan akan
mengalami kematian antara rentang waktu 12 hingga 24 jam. Untuk mengantisipasi
penyakit ini, Anda cukup menjaga kebersihan kandang. Entok yang sudah terserang penyakit
ini harus dipisahkan dengan segera. Serta adanya pengosongan kandang selama setahun.

Entok yang sudah terjangkit parah, sebaiknya dibunuh dengan cara dibakar. Sedangkan yang
masih terjangkit tingkat ringan bisa diberi furazolidane pada pakannya. Serta tambahkan
sufadimidine pada air minum entok.

C. Jenis-jenis Penyakit yang Sering Ditemukan pada Ternak Unggas

Banyak sekali jenis-jenis penyakit yang sering ditemukan pada ternak unggas. Penyakit pada
unggas disebabkan oleh beberapa jenis nikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur dan
parasit. Gejala dan akibat yang ditimbulkan oleh serangan mikroorganisme tersebut
berbeda-beda, baik penyakit ringan, penyakit menular maupun penyakit yang mematikan.
Beberapa penyakit menular yang telah ditemukan pada unggas lokal di laboratorium
diagnostik adalah Newcastle Disease (Tetelo), Flu Burung, Marek, Gumboro, Pox, Infectious
Coryza (Snot), Pullorum, Colibacillosis, Cholera unggas, Anthrax, Aspergillosis, Candidiosis,
Coccidiosis, Histomoniasis, Cryptosporidiosis, Trichomoniasis, infestasi ektoparasit dan
cacing. Berdasarkan penyebabnya, penyakit pada unggas dibedakan menjadi 4 kelompok,
yaitu sebagai berikut ;

– Penyakit Viral : adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh virus


– Penyakit Bakteri : adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh bakter
– Penyakit Mikal : adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh jamur
– Penyakit Parasit : adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh organisme parasit
A. Jenis Penyakit Viral (Virus) pada Unggas, Penyebab, Gejala, Pencegahan dan Cara
Pengobatannya

1. Penyakit Avian Encephalomyelitis (AE)

Penyebab : Penyakit Avian Encephalomyelitis disebabkan oleh virus RNA dari


family Picornaviridae. Penyakit AE ini ditularkan melalui telur maka “Breeder” yang paling
dirugikan akibat serangan penyakit ini.

Gejala klinis ; Pada anakan ditemukan gejala antara lain awalnya tampak sayu, diikuti
ataksia karena adanya inkoordinasi dari otot-otot kaki, sehingga dapat jatuh ke samping
dengan kedua kaki terjulur ke satu sisi, tremor pada kepala dan leher terutama bila dipacu,
keadaan akan berlanjut dengan kelumpuhan dan diakhiri dengan kematian. Pada
pembibitan ditemukan adanya daya tetas telur yang menurun dan anakan yang ditetaskan
akan banyak tertular penyakit AE.

2. Penyakit Avian Influenza (AI) / Flu Burung

Penyebab : Penyakit Avian influenza (AI) pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza
type A subtipe H5 dan H7. Semua unggas dapat terserang virus influenza A, tetapi wabah AI
sering menyerang ayam dan kalkun. Penyakit ini bersifat zoonosis dan angka kematian
sangat tinggi karena dapat mencapai 100%. Virus ss-RNA yang tergolong
family Orthomyxoviridae, dengan diameter 80-120 nm dan panjang 200-300 nm.

Gejala Klinis : Gejala klinis yang terlihat adanya perdarahan pada kaki berupa bintik-bintik
merah (ptekhie) atau biasa disebut kerokan kaki. Keluarnya cairan dari mata dan hidung,
pembengkakan pada muka dan kepala, diare, batuk, bersin dan ngorok. Nafsu makan
menurun, penurunan produksi telur, kerabang telur lembek. Adanya gangguan syaraf,
tortikolis, lumpuh dan gemetaran. Kematian terjadi dengan cepat. Sementara itu pada LPAI,
kadang gejala klinis tidak terlihat dengan jelas.

Pencegahan dan Pengobatan : Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan Avian
Influenza. Usaha yang dapat dilakukan adalah membuat kondisi badan itik cepat membaik
dan merangsang nafsu makannya dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral, serta
mencegah infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik. Dapat pula diberikan pemanasan
tambahan pada kandang.

3. Penyakit Cacar Unggas

Penyebab : Penyakit cacar unggas disebabkan oleh DNA Pox virus ukuran besar. Terdapat 4
strain
Pox virus unggas yang mirip satu sama lain dan secara alami menginfeksi spesies unggas
sesuai dengan namanya, yaitu : Virus Fowl pox, Virus Turkey pox, Virus Pigeon pox dan Virus
Canary pox.

Gejala Klinis : Cacar dapat terjadi dalam salah satu bentuk yaitu bentuk kulit atau bentuk
difterik, ataupun kedua bentuk tersebut. Gejala klinis bervariasi tergantung pada : kepekaan
inang/hospes, virulensi virus, distribusi lesi dan faktor komplikasi yang lain. Gejala umum
yang timbul adanya pertumbuhan yang lambat pada unggas muda, penurunan telur pada
periode bertelur,adanya kesulitan bernapas dan makan.

Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin.


Seperti penyakit virus yang lain, untuk penyakit cacar tidak ada obat yang spesifik dan
efektif.

4. Penyakit Egg Drop Syndrome 1976 (EDS’76)

Penyebab : EDS’76 disebabkan oleh Adenovirus dari famili Adenoviridae. Virus EDS’76 dapat
mengaglutinasi eritrosit ayam, itik dan kalkun. Virus EDS’76 diduga berasal dari adenovirus
itik. Musim hujan dan kering tidak mempengaruhi secara langsung penyakit EDS’76, tetapi
dapat memperberat kasus penyakit akibat faktor stres.

Gejala Klinis : Gejala klinis EDS’76 biasanya tampak pada itik berumur 25-35 minggu dengan
gejala khas berupa penurunan produksi telur dengan kualitas jelek. Kualitas telur yang jelek
dapat berupa hilang atau berkurangnya warna kulit telur, kulit telur lunak, tipis atau bahkan
tanpa kulit dan ukuran telur menjadi sangat kecil.

Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan terhadap EDS’76 dapat dilakukan dengan


melakukan vaksinasi pada itik menjelang produksi. Tidak ada obat yang efektif dalam
menurunkan keparahan ataupun mengurangi gejala penyakit.

5. Penyakit Infectious Bronchitis (IB)

Penyebab : Penyakit Infectious Bronchitis (IB) adalah penyakit pernapasan akut dan sangat
menular pada ayam. IB disebabkan oleh virus dari genus coronavirus dari
family Coronaviridae. Virus IB termasuk virus ss-RNA, berbentuk spherik atau pleomorfik
dengan diameter 90-200 nm. Spesies rentan terhadap penyakit IB hanyalah ayam, baik
broiler ataupun layer, tetapi pernah dilaporkan kejadian pada itik dan burung liar.

Gejala Klinis : Gejala klinis pada anak ayam ditandai dengan batuk, bersin, ngorok, keluar
leleran hidung dan eksudat berbuih di mata. Anak ayam yang terkena tampak tertekan dan
akan cenderung meringkuk di dekat sumber panas. Gejala klinis muncul dalam waktu 36
sampai 48 jam.

Pencegahan dan Pengobatan : Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan


infectious bronchitis. Usaha yang dapat dilakukan adalah membuat kondisi badan ayam
cepat membaik dan merangsang nafsu makannya dengan memberikan tambahan vitamin
dan mineral

6. Penyakit Lymphoid Leukosis (LL)

Penyebab : Virus penyebab penyakit Lymphoid Leukosis adalah Leukovirus digolongkan ke


dalam famili Retroviridae genus Oncorna C. secara morfologi dan strukturnya menyerupai
virus RNA yang bersifat onkogenik yang ditemukan selain pada unggas. Lymphoid
leukosis (LL) merupakan penyakit neoplasma pada unggas yang bersifat menular.

Gejala Klinis : gejala umum antara lain kelihatan pucat, jengger dan pial sianosis, nafsu
makan menurun, menjadi kurus dan lemah, perut tampak membesar dan bila diraba
(palpasi) terasa mengeras.

Pencegahan dan Pengobatan : Sampai saat ini belum ada pengobatan untuk penyakit
Lymphoid Leukosis (LL). Vaksin untuk LL sampai saat ini juga belum tersedia, oleh karena itu
usaha pencegahan lebih difokuskan pada manajemen pemeliharaan yang baik dan benar.

7. Penyakit Newcastle Disease (ND)

Penyebab : Penyebab ND adalah virus yang tergolong Paramyxovirus, termasuk virus ss-RNA
yang berukuran 150-250 milimikron, dengan bentuk bervariasi tetapi umumnya berbentuk
spherik. Newcastle Disease (ND) merupakan penyakit menular akut yang menyerang ayam
dan jenis unggas lainnya dengan gejala klinis berupa gangguan pernafasan, pencernaan dan
syaraf disertai mortalitas yang sangat tinggi.

Gejala Klinis : Tergantung pada virulensi virus yang menulari, gejala klinis yang ditimbulkan
juga bermacam-macam, mulai dari asymptomatis, gejala pernafasan ringan, pernafasan
disertai dengan gangguan syaraf, atau kombinasi gangguan respirasi, syaraf dan digesti.

Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan vaksinasi


secara teratur. Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan ND. Usaha yang dapat
dilakukan adalah membuat kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang nafsu
makannya dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral.

B. Jenis Penyakit Bakteri pada Unggas, Penyebab, Gejala, Pencegahan dan Cara
Pengobatannya

1. Penyakit Chlamydiosis

Penyebab : Chlamydiosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri obligat
intraseluler Chlamydophila. Mikroorganisme ini memiliki siklus hidup yang unik dan
menyebabkan peradangan dari ringan sampai berat pada hewan dan manusia. Agen
penyebab chlamydiosis digolongkan ke dalam ordo Chlamydiales. Chlamydiales ada 2 genus
yaitu chlamydia dan chlamydophila. Psittacosis atau Ornithosis adalah penyakit menular
yang disebabkan Chlamydophila psittaci.

Gejala Klinis : Gejala klinis yang ditemukan adalah demam dan anoreksia. Setelah dua
minggu, bakteri dapat ditemukan dalam air ludah. Organisme ini juga menyebabkan bintik
peradangan pada paru. Infeksi dapat menyebabkan diare, gangguan pernafasan,
konjungtivitis dan nasal discharge (sekresi hidung), enteritis, hepatitis dan splenitis.

Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan


tindakan biosekuriti dengan peningkatan sanitasi dan kebersihan kandang. Pengobatan
psittacosis dapat menggunakan khlortetrasiklin dengan dosis 2 mg/hari selama 21 hari. Pada
kalkun dosis 40 mg/L air minum selama3 minggu.

2. Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD)

Penyebab : Chronic Respiratory Disease (CRD) adalah penyakit menular menahun pada itik
yang disebabkan oleh Mycoplasma gallisepticum. Agen penyebab CRD adalah Mycoplasma
gallisepticum dari famili Mycoplasmataceae dan Ordo Mycoplasmatales. Mycoplasma
gallisepticum berukuran 0,25-0,50 mikron berbentuk pleomorfik, biasanya kokoid dan tidak
mempunyai dinding sel sejati.

Gejala Klinis : Masa tunas CRD berkisar antara 4-21 hari. Bila CRD menyerang, biasanya
seluruh kelompok itik terkena meskipun derajat keparahannya berbeda. Tanpa komplikasi
kelompok itik yang terserang CRD, tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas.

Pencegahan dan Pengobatan : Obat-obatan yang dapat dipergunakan untuk penyakit ini
diantaranya ialah tylosin, spiramycin, oxytetracyclin, streptomycin, spektinomisin, linkomisin,
dan beberapa golongan kuinolon seperti enrofloksasin dan norflosasin. Pencegahan
dilakukan dengan penerapan manajemen pemeliharaan yang baik dan benar.

3. Penyakit Colibacillosis Pada Unggas

Penyebab : Colibacillosis adalah penyakit pada hewan, terutama menyerang hewan muda,
disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E.coli). Pada unggas, infeksi E.coli dapat
menyebabkan penyakit seperti omphalitis, air sacculitis, peritonitis dan salphingitis.
Colisepticemia dapat menyerang ayam pada berbagai tingkatan umur, tetapi biasanya
menyerang ayam petelur berumur 3-5 minggu.

Gejala Klinis : Gejala klinis tidak spesifik dan sangat tergantung dari umur ayam yang
terserang, lamanya infeksi berlangsung, dan organ yang terserang. Pada ayam petelur muda
(4-8 minggu) biasanya ayam-ayam ini mati secara akut setelah timbul gejala yang singkat
yaitu anoreksia dan lesu.

Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan dapat dimulai dari seleksi secara ketat ayam
yang berkualitas pada awal pemeliharaan dan mencegah pencemaran bakteri pada air
minum ataupun pakan. Pengobatan Colibacillosis dengan pemberian antibiotik. Beberapa
serotipe E.coli seringkali resisten terhadap satu atau lebih antibiotika. Untuk pengobatan
yang efektif perlu dilakukan uji sensitivitas bakteri, karena antibiotik yang efektif pada satu
kasus belum tentu dapat efektif pada kasus yang lainnya.

4. Penyakit Coryza

Penyebab : Penyakit Coryza disebabkan oleh bakteri, berbentuk batang yang pleomorfik
tidak bergerak, bersifat gram negatif dan disebut Hemophilus gallinarum. Coryza adalah
penyakit menular pada unggas yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit biasanya
bersifat akut sampai subakut dan dalam progresnya biasanya menjadi kronis.
Gejala Klinis : Dari hidung keluar eksudat yang mula-mula berwarna jernih dan encer tetapi
lambat laun berubah menjadi kuning kental dan bernanah dengan bau khas. Sekitar lubang
hidung terdapat kerak eksudat yang berwarna kuning. Sinus inftraorbital membengkak
sangat besar, unilateral maupun birateral.

Pencegahan dan Pengobatan : Cara yang paling baik untuk mencegah terjadinya penyakit
ini dengan melaksanakan sanitasi dan manajemen peternakan yang baik. Pengobatan pada
suatu flok dengan sulfonamide atau antibiotik direkomendasikan. Berbagai
macam sulfonamide seperti sulfadimethoxine, sulfaquinoxaline, sulfamethazine semuanya
efektif, tapi sulfadimethoxine merupakan obat yang paling aman.

5. Penyakit Fowl Typhoid

Penyebab : Fowl typhoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
enterica subspecies enterica serovars Gallinarum biovars Gallinarum yang terdistribusi di
seluruh dunia. Agen penyebab fowl typhoid adalah Salmonella gallinarum, bersifat egg
transmitted dan menimbulkan lesi yang sama dengan Salmonella pullorum, lebih banyak
menyerang unggas yang sedang tumbuh dan dewasa.

Gejala Klinis : Gejala klinis dan lesi pada unggas muda sama dengan infeksi S.pullorum.
Kondisi septisemia dapat terlihat, peningkatan angka mortalitas dan penurunan kualitas
unggas yang dihasilkan dari telur terinfeksi. Unggas yang lebih tua menunjukkan gejala
anemia, depresi, kesulitan bernapas, dan diare.

Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan dapat dilakukan dengan meningkatkan


biosekuriti. Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan Amoxycillin, sulponamide,
tetracylines, atau fluoroquinolones.

6. Penyakit Kolera Unggas

Penyebab : Kolera unggas adalah penyakit menular yang menyerang unggas peliharaan dan
unggas liar dengan angka morbiditas dan mortalitas tinggi, disebabkan oleh
bakteri Pasteurella multocida (P.multocida) dan tersebar diseluruh dunia. Di Indonesia
kejadian klinis kolera unggas diperkirakan sudah lama terjadi, namun bakteri penyebab
penyakit baru berhasil diisolasi oleh Sri Poernomo pada tahun 1972.

Gejala Klinis : Pada permulaan wabah terjadi angka mortalitas tinggi, terutama pada kalkun.
Bentuk akut ditandai dengan konjungtivitis dan keluar kotoran dari mata. Daerah facial,
balung dan pial membesar, serta terdapat gangguan pernapasan. Feses encer berwarna
hijau kekuningan. Unggas mengalami kelumpuhan akibat peradangan pada sendi tarsus.

Pencegahan dan Pengobatan : Tindakan pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan


dengan jalan vaksinasi, sanitasi peternakan, dan adanya hewan sakit harus segera
dipisahkan dan diobati. Pengobatan kolera unggas dapat menggunakan
antimikroba ; Sulfaquinoxalin 0,05%, Sulfametasin dan sodium sulfametasin 0,5-
1,0%, Streptomycin 150.000 mg, Terramisin.
7. Penyakit Paratifoid

Penyebab : Infeksi paratifoid (paratifoid) merupakan suatu penyakit pada unggas yang
disebabkan oleh kelompok bakteri Salmonella sp., yang tidak termasuk Salmonella
pullorum dan Salmonella gallinarum. Penyakit ini dikenal juga dengan nama salmonelosis.
Salmonellosis atau paratifoid disebabkan oleh Salmonella sp. Selain Salmonella pullorum
dan Salmonella gallinarum yang merupakan suatu kelompok bakteri yang tidak mempunyai
host yang spesifik.

Gejala Klinis : Infeksi pada ayam dewasa umumnya tidak menunjukkan gejala klinis
tertentu. Infeksi akut pada ayam dara atau ayam dewasa jarang terjadi pada kondisi alami.
gejala klinis yang terlihat pada ayam yang terinfeksi dengan Salmonella typhimurium,
meliputi diare yang disertai oleh depresi dan kelemahan umum, sayap menggantung dan
bulu berdiri.

Pencegahan dan Pengobatan : Cara terbaik untuk menanggulangi Salmonelosis adalah


mencegah masuknya kuman Salmonella sp. ke dalam suatu kelompok ayam dengan praktek
manajemen pemeliharaan yang optimal. Obat-obatan yang dapat dipergunakan untuk ayam
yang terserang salmonelosis adalah antibiotik ataupun antibakteri.

D. Jenis Penyakit Mikal (Penyakit Jamur) pada Unggas, Penyebab, Gejala, Pencegahan
dan Cara Pengobatannya

1. Penyakit Aspergillosis

Penyebab : Aspergillosis atau Brooder Pneumonia adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh jamur atau cendawan dari genus Aspergillus, yang paling patogen adalah Aspergillus
fumigatus, Aspergillus flavus dan Aspergillus niger. Penyakit ini menyerang manusia dan
hewan. Pada unggas terutama menyerang alat pernapasan.

Gejala Klinis : Dalam bentuk akut, aspergillosis menyebabkan hewan tidak mau makan,
kelihatan mengantuk, kadang membuka mulut karena kesulitan bernapas, bahkan
mengalami kejang. Apabila cendawan menginfeksi otak, akan menimbulkan gejala
kelumpuhan dan gangguan syaraf lainnya. Jika terjadi infeksi pada mata umumnya hanya
menyerang salah satu matanya, hingga matanya tertutup oleh cairan kental berwarna
kuning dan ayam tumbuh lambat.

Pencegahan dan Pengobatan : Belum ada vaksin yang efektif untuk pencegahan. Hewan
penderita sebaiknya diisolasi. Pakan ternak dijaga jangan sampai terkontaminasi cendawan.
Belum ada obat yang efektif dan ekonomis untuk aspergillosis pada unggas.

2. Penyakit Candidiasis

Penyebab : Candidiasis merupakan penyakit mikal yang disebabkan oleh Candida. Candida
telah dikenal dan dipelajari sejak abad ke-18. Penyakit ini terutama disebabkan oleh hygiene
yang tidak baik. Candida dapat hidup sebagai saprobe tanpa menyebabkan kelainan pada
berbagai permukaan tubuh manusia dan hewan. Spesies Candida yang dikenal banyak
menimbulkan penyakit baik pada manusia maupun hewan adalah Candida albicans.

Gejala Klinis : Gejala pada ayam terserang candidiasis tidak terlalu spesifik, namun akibat
penyakit ini pertumbuhan ayam menjadi terhambat, bulu berdiri, atau ayam mengalami
diare.

Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan candidiasis hanya bisa dilakukan dengan


meningkat kan standar sanitasi, menghindari pemberian obat, antibiotik, dan coccidiostat,
serta menghindari stimulan pertumbuhan berlebihan yang dapat mempengaruhi flora
normal pada saluran pencernaan. Pengobatan dapat dilakukan menggunakan cooper
sulfat dengan takaran 1 : 2000 (1 bagian cooper sulfat dan 2000 bagian air minum).

3. Penyakit Ringworm

Penyebab : Ringworm adalah penyakit menular pada permukaan kulit yang disebabkah oleh
cendawan. Cendawan penyebab penyakit ini termasuk dalam kelompok Dermatophyta.
Terdapat 4 (empat) genus yaitu Trichophyton, Microsporum, Epidermophyton,
dan Keratinomyces, yang menyebabkan penyakit badan hewan
adalah Trichophyton dan Microsporum.

Gejala Klinis : Pada unggas gejala klinis berupa bercak kecil berwarna putih kotor pada
jengger, dapat meluas ke bagian lain dari kepala terutama yang tidak berbulu. Selanjutnya
pada bagian yang terluar dari bercak tersebut akan tertutup oleh lapisan cendawan
berbentuk seperti kerak berbutir.

Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan ringworm dilakukan dengan menjaga


kebersihan kulit dan kesehatan tubuh hewan. Ringworm jenis tertentu dapat sembuh
dengan sendirinya. Pengobatan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan olesan
atau pengobatan per oral melalui mulut. Obat yang digunakan mengandung lemak, jodium
sulfa atau asam salisilat.

E. Jenis Penyakit Parasit pada Unggas, Penyebab, Gejala, Pencegahan dan Cara
Pengobatannya

1. Penyakit Cacing Mata Pada Unggas

Penyebab : Penyebab penyakit cacing mata pada unggas adalah O.mansoni. Cacing yang
dewasa bisa mencapai panjang 12-18 mm. Cacing ini senang tinggal di balik kelopak mata
(membrane nyctitans) bangsa unggas. Cacing mata pada unggas adalah penyakit yang
disebabkan oleh infestasi parasit cacing yang suka tinggal di mata inang khususnya di saccus
conjunctiva.

Gejala Klinis : Unggas yang terinfeksi menunjukkan gejala conjunctivitis (radang pada
conjunctiva), opthalmitis (radang pada mata), kerusakan kornea dan mengganggu daya
pandang mata. Mata kotor karena banyak eksudat dan basah.
Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan ringworm dilakukan dengan menjaga
kebersihan kulit dan kesehatan tubuh hewan. Ringworm jenis tertentu dapat sembuh
dengan sendirinya. Pengobatan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan olesan
atau pengobatan per oral melalui mulut. Obat yang digunakan mengandung lemak, jodium
sulfa atau asam salisilat.

2. Penyakit Coccidiosis

Penyebab : Coccidiosis merupakan penyakit parasiter pada sistem pencernaan unggas akibat
infeksi protozoa genus Emeria. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan menyebabkan
kerugian ekonomi yang besar. Coccidiosis menyebabkan pertumbuhan unggas yang tidak
optimal akibat menurunnya efisiensi penyerapan nutrisi pakan. Pada kejadian yang kronis,
penyakit ini dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi pada unggas.

Gejala Klinis : Unggas yang terinfeksi penyakit Coccidiosis menunjukkan gejala klinis berupa
anoreksia, depresi, bulu berdiri, kepucatan pada pial dan jengger, kekurusan, dan kematian.

Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan Coccidiosis pada unggas dapat dilakukan


dengan penerapan tindakan biosecurity dan pemberian vaksin secara teratur. Pengobatan
Coccidiosis dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan yang
bersifat coccidiostat atau coccidiocidal. Pemberian coccidiostat tidak mengeliminasi seluruh
parasit dari dalam tubuh tetapi hanya menekan jumlah parasit yang ada di dalam tubuh.

3. Penyakit Gurem

Penyebab : Gurem (Ornithonyssus bursa) termasuk sub ordo Mesostigmata, sub


kelas Ascari dan kelas Arachnida. Hama ini sangat kecil dan sulit diberantas. Gurem
menghisap darah, hidup bergerombol, dan keluar pada malam hari. Gurem betina
menghisap darah ayam sebanyak 0.077 mg atau jumlah yang dihisap adalah 1.8 kali berat
tubuh gurem.

Gejala Klinis : Akibat dari serangan parasit ini antara lain ayam kurang tidur, gelisah, stres,
lesu, kurang darah, dan terganggu saat mengeram, sehingga banyak telur tidak menetas.
Gangguan gurem jika tidak mendapat penanganan dapat menyebabkan penurunan produksi
telur, bahkan bisa berhenti sama sekali.

Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan


manajemen pemeliharaan yang baik dan menjaga kebersihan kandang dan sekitarnya. Ayam
yang terserang gurem dapat diobati dengan cara memandikannya dengan campuran air
sabun dan belerang.

4. Penyakit Leucocytozoonosis

Penyebab : Leucocytozoonosis merupakan penyakit parasitik pada unggas yang disebabkan


oleh protozoa dari genus Leucocytozoon. Leucocytozoon sp. diklasifikasikan
sebagai protozoa dari phylum apicomplexa, kelas sporozoa, ordo eucoccidiidae,
famili plasmodiidae. Protozoa ini hidup sebagai parasit di dalam sel darah putih.
Gejala Klinis : Leucocytozoonosis akut menyebabkan unggas mengalami anemia,
leukocytosis, tachypnea, anorexia, lesu, diare berwarna hijau, dan gangguan syaraf. Pada
ayam layer, Leucocytozoonosis menyebabkan produksi telur menurun. Gejala klinis muncul
setelah satu minggu infeksi.

Pencegahan dan Pengobatan : Untuk menghindari


terjangkitnya Leucocytozoonosis, sebaiknya peternak memperhatikan adanya genangan
atau sumber air di sekitar peternakan. Sumber air merupakan tempat bagi vektor untuk
menetaskan telurnya. Pengobatan Leucocytozoonosis dilakukan dengan
memberikan pyrimethamine ( dosis 1 ppm), sulfadimethoxine (dosis 10 ppm),
Pemberian clopidol (dosis 125 ppm) diketahui efektif untuk pencegahan.

5. Penyakit Malaria (Plasmodiosis) Unggas

Penyebab : Plasmodiosis atau Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
protozoa dari spesies Plasmodium sp. Penyakit tersebut dapat menyerang berbagai jenis
hewan baik mamalia maupun unggas. Plasmodiosis merupakan arthropod born disease atau
penyakit yang ditularkan oleh arthropoda. Plasmodium merupakan protozoa yang
diklasifikasikan sebagai protozoa dari sub kelas Telosporidia, ordo Coccidiomorphida, sub
ordo Haemosporidinae, dan genus Plasmodium.

Gejala Klinis : Gejala klinis yang muncul pada unggas yang terinfeksi berupa kelemahan,
lesu, dyspnae, anemia, abdominal distension, occular hemorrhagi, dan kematian.
Infeksi Plasmodium dalam sel darah merah menyebabkan pH darah turun sehingga
pengikatan oksigen oleh hemoglobin menjadi turun.

Pencegahan dan Pengobatan : Salah satu cara pencegahan dan pengendalian Plasmodiosis
pada peternakan adalah dengan mengendalikan nyamuk sebagai vektor pembawanya.
Pengobatan terhadap plasmodiosis dapat dilakukan dengan pemberian chloroquine (dosis 5-
10 mg/Kg BB), dan primaquine (dosis 0,3 mg/KgBB). Chloroquine dapat diberikan melalui air
minum dengan dosis 250mg/120 mL.

C. Cara Budidaya Itik Serati

Itik ini merupakan hasil perkawinan silang antara Entog Jantan dengan Itik Betina untuk
menghasilkan itik pedaging yang berkualitas tinggi. Itik Serati untuk pedaging sudah
diproduksi secara komersial di beberapa Negara asia, akan tetapi di Indonesia itik tersebut
belum berkembang secara komersial.
Akhir akhir ini perkembangan itik pedaging di Indonesia semakin meningkat semenjak
peternak menggemukkan itik jantan sebagai itik pedaging dan kemudian menjualnya
dengan harga yang bagus. Saat ini banyak restoran di beberapa kota menyediakan daging
itik yang sudah dimasak dengan memakai berbagai macam bumbu.

Penampilan Ciri Itik Serati Dari Umur 1-8 Minggu

Konsumsi Pakan Pertambahan Bobot Badan


Umur FCR
Komulatif Komulatif
(Minggu) (gram/ekor) (Gram/ekor) Komulatif
2 616 263 2.34
4 1981 745 2.66
6 3878 1384 2.88
8 5871 1783 3.29
Itik Jantan Umur 9
5327 1259 4.29
Minggu
(sebagai pembanding)

Di Kalimantan, itik afkir dimasak dan dijual sebagai itik panggang, di Jawa orang makan itik
goreng dan di Bali dikenal dengan nama masakan “betutu” yaitu masakan itik dengan
bumbu ditaburi dengan jeruk limau dan dipanggang.

Keuntungan Memelihara Itik Serati

 Mempunyai produkttifitas lebih tinggi.


 Mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat
 Mempunyai kadar lemak rendah.
 Mempunyai kadar protein tinggi.

Sistem Reproduksi

Itik serati yang ada di masyarakat pedesaan merupakan kawin silang antara itik jantan
dengan entog betina yang kawin secara alami. Entog betina menghasilkan telur lebih sedikit
daripada itik biasa. Oleh karena itu, kawin silang antara Entog jantan dengan itik biasa
dengan menggunakan program Inseminasi Buatan (IB) akan menghasilkan produksi itik
serati lebih banyak disbanding kawin alami yang terjadi di pedesaan.
Akan tetapi, persilangan antara entok dan itik mempunyai kendala yaitu rendhnya fertilisasi
telur. IB merupakan salah satu teknologi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan
fertilitas dan daya tetes telur. Kawin silang antara entog dan itik tersebut akan menghasilkan
keturunan yang mandul

Penampilan Ciri Itik Serati

Itik ini tumbuh lebih cepat dibanding dengan itik jantan yang digemukkan. Itik serati pada
usia delapan (8) minggu mencapai bobot badan 1.8 kg sedangkan itik jantan yang
digemukkan hannya 1,3 kg atau dengan kata lain itik serati tumbuh ½ kg lebih cepat
dibanding itik jantan yang digemukkan.

Begitupula pemakaian pakan itik serati jauh lebih baik dibanding dengan itik jantan yang
digemukkan. Itik serati hanya memerlukan 3,29kg pakan untuk menghasilkan 1 kg bobot
badan dibandingkan dengan itik jantan yang digemukkan memerlukan pakan sebanyak 4,24
kg. Hasil penelitian mengenai itik serati menunjukkan bahwa daging dan dadanya lebih
banyak dibandingkan dengandaging itik biasa. Begitu pula itik daging itik serati dilaporkan
tidak amis.

PEDOMAN TEKNIS DAN CARA BUDIDAYA ITIK

Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal
pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu (1). Perkandangan; (2). Bibit Unggul; (3).
Pakan Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil Ternak.

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

a) Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C.


b) Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
c) Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata
kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
d) Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
1. kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box,
dengan ukuran 1 m 2 mampu menampung 50 ekor DOD
2. kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang
kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
3. kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei
( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok)
dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk
30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
e) Kondisi kandang dan perlengkapannya
Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal
tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum
dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam
managemen

2.Pembibitan
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji
keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.

a) Pemilihan bibit dan calon induk


Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah
sebagai berikut :
1. membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
2. memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur
tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
3. membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya
maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD
yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
b) Perawatan bibit dan calon induk
1. Perawatan Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis
agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan
ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder
diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box)
untuk 1 m² mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum
sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan
minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
2. Perawatan calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk
untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya
pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1
jantan untuk 5 – 6 ekor betina.

3.Reproduksi dan Perkawinan

Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang


fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua
macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating
(perkawinan itik secara alami).

4. Pemeliharaan

a) Sanitasi dan Tindakan Preventif


Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan
preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk
mewaspadai timbulnya penyakit.
b) Pengontrol Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan
tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
c) Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8
minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27
minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara
praktisnya) dengan kode masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut
terbagi dalam empat kelompok yaitu:
1. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
2. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
3. umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
4. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara
pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai
produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum
(terus menerus).

Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik
tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung,
bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen.
Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu :
1. umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan
mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
2. umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan
secara ad libitum (terus menerus)
3. umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan
ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari
dibersihkan.

PANEN

1. Hasil Utama

Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik.

2. Hasil Tambahan

Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak
sebagai pupuk tanam yang berharga

PASCAPANEN

Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka
nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur
yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan
pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan
terdiri dari 5 macam, yaitu:

1. Pengawetan dengan air hangat

Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana.
Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
2. Pengawetan telur dengan daun jambu biji

Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama
kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan
seperti telur pindang.

3. Pengawetan telur dengan minyak kelapa

Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan
rasanya tidak berubah.

4. Pengawetan telur dengan natrium silikat

Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak
berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama
hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium
silikat10% selama satu bulan.

5. Pengawetan telur dengan garam dapur

Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25-40% selama 3
minggu.

berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam beternak entok atau itik serati.

1. Pembuatan Kandang

Untuk kandang bisa berbentuk panggung atau beralas tanah. Jika kandang entok beralaskan
tanah, usahakan tanahnya lebih tinggi dari tanah sekitar agar air hujan tidak masuk kedalam
kandang dan menggenang.

2. Kolam Entok

Jika lokasi anda jauh dari perairan seperti sungai dan danau, disarankan untuk membuat
kolom agar entok bisa mandi dan berenang.

Kolam dapat berupa lubang berukuran 1 m kali 2 m dengan kedalaman 30 cm hingga 50 cm.
Untuk dasaran kolam bisa beralaskan terpal atau plastik, bisa juga dicor.

3. Pagar

Pagar dibuat dengan tujuan agar lebih mudah mengawasi entok agar tidak mudah hilang.
Untuk bahan pagar bisa menggunakan bahan bambu atau jaring.

Anakan entok bisa didapat dari penjual bibit entok atau dengan cara menetaskan sendiri.
Jika ingin menetaskan sendiri, anda harus menyiapkan telur entok dan alat penetas telur
sebagai alat bantu.
5. Pakan Entok

Supaya entok cepat tumbuh besar, pakan harus mengandung protein tinggi yakni dengan
memakai pelet.

Selain pelet anda juga dapat membuat pakan sendiri berupa dedak atau bekatul, nasi kering,
ampas kelapa, ampas tahu, jagung giling, sisa buah dan sayur, dan masih banyak lagi.

6. Vitamin

Untuk mendukung pertumbuhan dan daya tahan entok, pemberian vitamin


merupakan hal penting.

Vitamin dapat dibeli di toko pertanian dan unggas atau dengan cara membuatnya sendiri
berupa jus pepaya, labu, atau wortel, bisa juga menggunakan air rebusan kunyit, jahe, atau
temulawak dengan cara mencampurkannya pada makanan atau minuman entok.

7. Kebersihan Kandang

Meskipun entok tidak mudah terserang penyakit, namun kebersihan kadang tetaplah
penting. Kadang harus dibersihkan secara berkala dan dilakukan penyemprotan agar bebas
dari hama penyakit

Kandang untuk itik yang dipelihara dengan sistem intensif sangat penting, agar usaha
peternakan memberi nilai yang ekonomis.

Dalam pembuatan kandang sebaiknya memperhatikan adanya sinar matahari yang masuk
dalam kandang untuk menghindari lantai basah atau lembab demi menjaga kesehatan itik.
Adapun manajemen perkandangan itik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Terkurung basah: Lahan yang dibutuhkan lebih luas, di dalam kandang harus
disediakan kolam.
b. Terkurung kering: Cukup disediakan tempat umbaran dengan air minum harus
adlibitum (cukup sepanjang waktu).
c. Model baterai: Modal lebih tinggi, terutama untuk pembuatan kandang, produksi
dan kualitas telur terkontrol. Ukuran kandang setiap unit 45 x 35 x 55 cm.

Berdasarkan lantainya, kandang itik dapat dibedakan menjadi tiga tipe:

a) Kandang litter: Lantai kandang terbuat dari tanah, kandang ini sesuai diterapkan
pada tanah pasir atau tanah yang mampu menyerap air, misalnya daerah sekitar
pantai. Dinding kandang dibuat rapat setinggi 0,5-1 m dari tanah, bagian atas dapat
dibuat dinding berjeruji baik dari bambu ataupun kayu. Kandang diusahakan
menghadap ke Timur, agar pada pagi hari mendapat sinar matahari yang cukup.
Kapasitas ideal kandang itik adalah 16 m2 untuk 100 ekor itik (4 x 4m). Tinggi
kandang minimal 2,5 m dan luas umbaran semakin luas semakin baik. Kandang lantai
litter sesuai untuk itik petelur.
b) Kandang lantai slat (panggung): Alas kandang (lantai) dibuat minimal 0,5 m dari
tanah, slat dapat menggunakan kayu atau bambu, bagian depan dipasang papan
berposisi miring untuk menghubungkan tanah dan lantai kandang. Kandang ini lebih
efisien dan sehat, karena kotoran itik lansung jatung ke tanah, akan tetapi
memerlukan biaya lebih besar. Kandang lantai slat sesuai untuk itik pedaging
c) Kombinasi antara litter dan slat, yang sesuai untuk itik pedaging.

Nutrisi Pakan

Pakan itik diberikan dalam bentuk crumble pada periode awal (starter), biasanya digunakan
pakan pabrikan atau complete feed. Pakan yang diberikan pada periode pertumbuhan dan
produksi akan lebih efisien dalam bentuk pasta, yaitu pakan kering ditambah dengan air
perbandingan 1:1.

Bentuk bill/paruh itik yang lebar menyebabkan banyak pakan tercecer apabila pakan
diberikan dalam bentuk kering (tepung). Selain itu, tingkah laku makan itik adalah selalu
minum setelah makan.

Dalam melakukan ternak Itik selain bibit, pakan dan penanganan kesehatan, salah satu hal
yang perlu kalian perhatikan agar menghasilkan itik yang berkualitas yaitu dengan memiliki
kandang yang baik dan benar.

Itik merupakan salah satu komoditas ternak unggas yang menghasilkan telur maupun daging
yang berperan cukup penting untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah
dan mudah didapat. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kandang juga dapat
mempengaruhi dalam keberhasilan dalam melakukan ternak itik, namun kalian juga harus
melihat persyaratan kandang yang harus dipenuhi dalam melakukan ternak itik yaitu pada
saat mudah dibersihkan, sirkulasi udara lancar dan cukup mendapatkan sinar matahari.

Nah, Untuk kandang ternak itik yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemeliharaan
yang baik dan benar kalian bisa memilih beberapa tipe kandang seperti, kandang terkurung
atau postal, kandang koloni dan kandang sistem batere. Berikut penjelasannya.

Kandang Terkurung Atau Postal

Untuk kandang jenis ini kalian bisa membuat dari lantai kandang yang terbuat dari tanah
dan selanjutnya dipadatkan dan dialasi oleh sekam atau serbuk gergaji yang dicampur
dengan serbuk kapur, kemudian seluruh ruangan kandang dinaungi atap.

Kandang Koloni

Untuk kandang jenis koloni kalian bisa melakukan kombinasi antara kandang terkurung
dengan cara dilepas, untuk lantai kandang dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan
ataupun disemen dan dialasi dengan litter (dapat berasal dari sekam, kulit padi atau bekas
serutan kayu/serbuk gergaji).

Kalian juga membuat atap kandang dengan menggunakan sistem atap berlubang, umbaran
atau pekarangannya dibuatkan pagar setinggi 75 cm, yang dilengkapi dengan peralatan
kandang (tempat makan dan minum), dinding dari bambu atau kayu.

Kandang Sistem Batere

Untuk pembuatan kandang jenis ini kalian bisa membuat kotak dengan ukuran 45 x 35 x 60,
untuk satu kotak disimpan untuk satu ekor itik, kalian bisa membuat kotak tersebut dari
bahan yang dibuat dari bambu atau kawat dengan lantai kandang sedikit miring agar telur
mudah menggelinding keluar.

Usahakan juga dalam pemberian makan dan minumnya kalian buat kotak tersendiri di luar
kotak kandang dibagian depan, semua kotak/kandang betere dikumpulkan pada satu
tempat dan diberi atap serta dindingnya dipagar dengan anyaman bambu atau kawat.

Dalam pemeliharaan anak itik juga pada umur 5-8 minggu kalian bisa membuat kandang
panggung yang terbuat dari kawat dengan alas bahan yang lunak berkisar 20-25 ekor per m2
, tanpa lampu pemanas dan bobot badan ideal mencapai sekitar 1 kg.

Sedangkan pemeliharaan itik pada masa pertumbuhan pada umur 8-20 minggu keatas,
kalian bisa melakukan kandang kelompok yang terbuat dari bahan lantai dari semen atau
tanah yang dipadatkan dengan diberi campuran pasir dan kapur; saluran air dangkal untuk
minum dan membersihkan badan; kepadatan 6-9 ekor per m2

Untuk pemeliharaan itik petelur pada masa produksi dengan umur 20 minggu keatas kalian
bisa membuat kandang jenis litter dan kandang lantai, untuk kandang jenis litter lantainya
bisa dialasi dengan campuran pasir dan kapur kemudian tutup dengan kulit jerami,
usahakan tersedia saluran air yang dangkal yang bertujuan untuk membersihkan bulu dan
mempertahankan suhu tubuhnya.

Pemasaran

Seiring perkembangan zaman, bisnis secara online di Indonesia berkembang sangat pesat.
Situs belanja online merupakan toko untuk menawarkan barang dan jasa lewat internet
sehingga konsumen dapat melihat barang-barang berupa gambar atau foto-foto dan video
di toko online. Toko online atau online shop bisa dikatakan sebagai tempat berjualan yang
sebagian besar aktivitasnya berlangsung secara online di internet. Toko online/online
shop/situs belanja online bisa disebut juga e-commerce.

E-commerce (electronic commerce) adalah proses transaksi jual beli dengan menggunakan
alat elektronik, seperti telepon dan internet. Dalam dunia bisnis, website dalam bentuk e-
commerce sudah merupakan kebutuhan dari suatu bisnis yang telah maju saat ini untuk
pengembangan usaha. Banyak sektor-sektor usaha yang mengunakan e-commerce sebagai
media pemasaran. Dalam menghadapi persaingan di dunia bisnis, para pelaku ekonomi
harus lebih kreatif inovatif dalam menawarkan atau mempromosikan produk atau
barangnya. Hal ini memaksa para pelaku ekonomi untuk mengetahui strategi bisnis seperti
apa dan bagaimana yang harus diterapkan dalam penjualan.

Strategi pemasaran adalah upaya untuk memasarkan serta mengenalkan suatu produk
maupun jasa pada masyarakat. Strategi pemasaran juga dapat dimaknai dengan rentetan
usaha yang dilakukan pelaku ekonomi untuk meningkatkan jumlah penjualan. Di dalam
suatu bisnis, ada tiga faktor yang merupakan penentu harga jual barang dan jasa yang
meliputi produksi, pemasaran, serta konsumsi. Sehingga, pemasaran dapat dikatakan
sebagai penghubung produsen dan konsumen. Oleh karena itu strategi pemasaran sangat
diperlukan bagi para pelaku ekonomi.

Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan dan mengikuti perkembangan teknologi yang ada
contohnya akses internet, walaupun pandemi sedang melanda di seluruh dunai namum
akses internet tetap bisa dimanfaatkan. Dunia e-commerce terbuka lebar untuk para pelaku
ekonomi karena saat ini bisa dikatakan tidak ada orang yang tidak memiliki smartphone.
Situasi pandemi saat ini secara langsung memaksa para pelaku ekonomi untuk mengubah
cara transaksi mereka, yang awalnya dilakukan secara offline beralih menjadi online. E-
commerce dipercaya dapat meningkatkan penjualan para pelaku ekonomi.

Penutup

a. Kesimpulan

Itik memiliki daya tarik tersendiri bagi yang memelihara. Memelihara itik memiliki banyak
keuntungan yang sangat baik. Selain memelihara kita juga harus mengerti cara
membudidayakannya. Dengan budidaya kita bisa menjual ataupun memasarkan itik tersebut

b. Saran

Menurut pendapat kami, di era pandemi ini masyarakat Indonesia perlu melakukan perbaikan
dalam berbagai bidang misalnya dalam hal perekonomian. Kita bisa menaikkan
perekonomian dengan cara bididaya itik serati. Hal ini juga selain sebagai hobi bisa menjadi
keuntungan bagi pemilik budidaya tersebut.

Demikian makalah yang bisa saya buat mengenai budidaya itik serati. Semoga bermanfaat
bagi saya dan orang lain. Makalah ini mungkin masih ada beberapa yang kurang maka dari
itu saya mohon maaf. Sekian, terima kasih.

Daftar pustaka
https://1001caragua.blogspot.com/2020/03/cara-memelihara-itik-serati-dan-macam.html?m=1

https://portaljember.pikiran-rakyat.com/ekonomi-bisnis/pr-163263569/perhatikan-7-hal-ini-jika-
ingin-ternak-entok-atau-itik-serati-bisnis-menguntungkan-untung-ratusan-juta

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Itik_serati

https://mitalom.com/hama-penyakit-ternak/2869/32-jenis-penyakit-unggas-ayam-cara-pencegahan-
dan-pengobatannya-page-1/

https://www.kompasiana.com/anisa53669/62036b88b4616e0fed3dd833/strategi-pemasaran-
melalui-instagram-guna-meningkatkan-daya-jual-telur-itik-di-desa-pangkalan

https://agribiznetwork.com/sistem-perkandangan-dan-pakan-itik/

https://www.kompasiana.com/agrikompleks/5ff18f148ede483df5339cc4/syarat-kandang-untuk-
ternak-itik-yang-baik-dan-benar

https://www.infoagribisnis.com/2017/01/budidaya-entok/

Anda mungkin juga menyukai