Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Pengelolaan usahatani pada hakikatnya akan dipengaruhi oleh prilaku

petani yang mengusahakan. Perilaku tersebut tergantung dari banyak faktor,

diantaranya: watak, suku, dan kebangsaan dari petani itu sendiri, tingkat

kebudayaan bangsa dan masyarakatnya, dan juga dari kebijaksanaan pemerintah

(Tohir, 1991).

Posisi ternak dalam budidaya terdiri atas tiga manfaat utama, yakni

sebagai sumberdaya, ternak sebagai komoditas dan ternak penghasil produk.

Ternak sebagai sumberdaya dapat diibaratkan setara dengan sumberdaya alam

seperti seperti lahan dan air merupakan sumber turunan produksi

(Yusdja dan Ilham, 2006).

Ternak sebagai komoditas, adalah sekelompok ternak yang dihasilkan dari

turunan ternak sumberdaya melalui suatu perkawinan tertentu atau kelompok

ternak yang telah terpilih melalui satu jalur perkawinan tertentu atau seleksi

genetis tertentu berdasarkan ciri-ciri karakteristik yang diunggulkan. Ternak

komoditas berfungsi menghasilkan bakalan unggul. Contoh kelompok ini adalah

ayam ras GPS ( Grant Parents Stock) (Yusdja dan Ilham, 2006).

Ternak sebagai penghasil produk adalah kelompok ternak yang berfungsi

menghasilkan daging, susu, telur secara efisien. Contoh kelompok ini adalah sapi

bakalan impor, ayam ras pedaging, ayam petelur dan lain-lain

(Yusdja dan Ilham, 2006).

Universitas Sumatera Utara


Tujuan utama dari usaha ternak ialah untuk mendapatkan keuntungan yang

sebesar-besarnya, baik berupa uang maupun berwujud hasil. Pada pokoknya usaha

ternak bisa digolongkan menjadi dua:

1) Hasil pokok.

a. Berupa bahan makanan seperti : daging, susu, telur

b. Berupa tenaga, seperti tenaga kerbau dalam membajak

2) Hasil ikutan (by product)

Pada umumnya, dari usaha ternak, kecuali memberikan hasil utama,

juga msih banyak hasil sampingan yang bisa dimanfaatkan, antara lain;

a. Pupuk, dari hewan ternak menyusui dan unggas dapat diperoleh

kotorannya yang sangat besar manfaatnya bagi usaha pertanian

b. Kulit untuk sepatu, tas, alat musik dan wayang

c. Tanduk, dipergunakan untuk tangkai kipas, tangkai wayang, sisir,

kancing baju, dll

d. Tulang, dipergunakan sebagai tepung tulang yang dapat digunakan

sebagai pakan ayam dan babi

e. Darah, sebagai tepung darah yang berguna sebagai pakan ayam dan

babi (AAK, 1986).

Peternakan mempunyai peranan yang cukup penting bagi kehidupan

manusia karena agar dapat hidup sehat, manusia memerlukan protein. Pemenuhan

kebutuhan protein dalam tubuh sangat tergantung dari susunan komposisi bahan

makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Fungsi protein dalam tubuh manusia

adalah sebagai zat pembangunan bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan

tubuh, sebagai pengatur kelangsungan proses di dalam tubuh dan sebagai pemberi

Universitas Sumatera Utara


tenaga (energi). Protein yang dibutuhkan dapat berasal dari hewan yang disebut

protein hewani. Kebutuhan protein hewani dapat berupa daging, telur, dan ikan.

(Http:bainfokomsumut.com, 2002).

Ternak babi merupakan kelompok ternak pemakan butir-butiran dan

hijauan, termasuk hewan profolik karena cepat sekali berkembang. Ternak ini

secara komersil banyak diusahakan di Sumatera utara, Jawa Tengah, dan beberapa

provinsi lain. Sangat disayangkan data statistik babi tidak membedakan jenis babi

lokal dan babi hybrid (Yusdja dan Ilham, 2006).

Babi merupakan ternak yang mempunyai daya pertumbuhan dan

perkembangan yang relatif pesat, selain itu babi merupakan sumber daging yang

sangat efisien sehingga arti ekonominya sebagai ternak potong sangat tinggi.

Potensi ternak babi di Sumatera Utara pada tahun 2001 sebanyak 847.375 ekor,

sementara populasi yang terdapat di provinsi tersebut hanya 807.375 ekor, dilihat

dari data tersebut maka masih terbuka peluang investasi untuk budidaya ternak

babi di provinsi itu sebanyak 40.000 ekor. Oleh karena itu banyak penduduk

Sumatera Utara yang berternak babi baik secara intensif maupun semi intensif

sebagai usaha dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari (:///Http:/Jurnal Veteriner

(VeterinaryJournal).html, 2005).

Varietas babi yang diketahui sebanyak 312 tetapi hanya 87 yang resmi

diakui sebagai bangsa babi (recognized breeds) dan yang 255 lagi belum

dianggap sebagai yang resmi. Tiap varietas maupun bangsa babi ini memiliki

ciri-ciri khas dan beberapa diantaranya masih menempati geografis tertentu

(Sihombing, 1997).

Universitas Sumatera Utara


Babi merupakan ternak omnifora yang dalam beberapa hal berkompetisi

dengan manusia terhadap makananya tetapi juga merupakan terrnak yang sangat

baik memanfaatkan hasil sampingan dan sisa dapur

(Williamson dan Payne, 1993).

Pemeliharaan babi memerlukan biaya yang cukup besar terutama dalam

hal pemberian makanan. Biaya ongkos makan menduduki tempat tertinggi dari

ongkos produksi total yang kadang- kadang mencapai 80%. Hal ini disebabkan

oleh babi tumbuh begitu cepat sehingga keperluan akan makanan sangat tinggi.

Misalnya saja untuk kategori anak lahir sampai dipasarkan, pada waktu babi lahir

beratnya 1,4 kg (berat lahir 1,0 – 1,5 kg) dan mencapai 163 kg setelah 18 bulan

(Williamson dan Payne, 1993).

Pada dasarnya ada tiga kategori usaha ternak babi, 1) dari anak lahir

sampai dipasarkan; 2) menggemukkan; 3) dari anak sampai disapih, tetapi ada

juga yagn mengkombinasikan dari ketiga kegiatan tersebut ( Sihombing, 1997)

Masyarakat yang menjadikan ternak babi sebagai usaha sambilan,

sebagian besar masih menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Sumber

perolehan pakan ternak babi sebagian besar masih diperoleh dengan mencari atau

hasil budidaya sendiri. Pada usaha ternak babi skala menengah ke atas sudah

menggunakan pakan komersil

(Http/: www. Peternakan Babi Hasil Html, Jakarta.2005)

Ternak babi merupakan salah satu sumber daging dan untuk pemenuhan

gizi yang sangat efisien di antara tenak-ternak yagn lain, sehingga arti ekonomi

sebagai ternak potong cukup tinggi:

1. Babi memiliki konversi terhadap makanan yang cukup tinggi

Universitas Sumatera Utara


2. Ternak babi sangat peridi (Prolific), satu kali beranak dapat melahirkan 6-12

ekor, dan satu ekor babi dapat beranak dua kali dalam setahun

3. Persentasi karkas babi cukup tinggi, dapat mencapai 65-80 %, sementara

domba dan kambing 45-50 %, dan kerbau 38 %

4. Kandungan lemak daging babi cukup tinggi, dengan demikian kadar

energinya juga lebih tinggi

5. Ternak babi sangat efisien dalam mengubah sisa makanan, serta hasil ikutan

pertanian, pabrik dan lain sebagainya

6. Ternak babi mudah beradaptasi terhadap sistem pemakaian alat-alat

perlengkapan kandang.

(AAK, 1981).

Laju perkembangan dan sukses atau gagalnya usaha peternakan babi

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bersifat dinamis. Dari hasil pengamatan

ditentukan aspek penentu yaitu:

- Tipe dan pola usaha

- Skala usaha

- Kondisi dan kemampuan sumber daya produksi

- Tipe, ukuran, dan kondisi perkembangan serta fasilitasnya

- Keadaan pasar dan transportasi

- Besar modal, kecepatan perputaran modal, dan tingkat pembeliannya

- Stabibilisasi permintaan, selera dan preferensi masyarakat akan tipe

produk yang dihasilkan dan kondisi ekonomi

- Macam dan jumlah makanan yang tersedia

- Kualitas penanganan

Universitas Sumatera Utara


- Efisiensi ternak dalam mengubah makanan menjadi produk daging

(Aritonang, 1997).

Indonesia memiliki wilayah-wilayah luas dan sesuai bagi perkembangan

ternak dalam bentuk usaha komersil skala menengah dan besar terutama untuk

ekspor. Indonesia mempunyai peluang besar untuk memenuhi ekspor daging babi,

apalagi hubungan-hubungan perdagangan internasional telah dibina. Salah satu

strategi merebut pasar adalah membangun peternakan babi pada kawasan khusus

bekerjasama dengan para pedagang babi di Singapura. Kerjasama ini dalam

bentuk kemitraan telah dilakukan di Sumatera Utara dan Kepulauan Riau

(Yusdja dan Ilham, 2006).

Landasan Teori

Keputusan akhir akan beternak babi harus diambil berdasar kriteria

kelayakan ekonomis, kecuali kalau sumber pembiayaan bukan dasar keputusan si

perencana, dikehendaki atau tidak. Bila seseorang mengingini usaha ternak

babinya berjalan sebagai suatu bisnis sejak awal harus ditangani secermat

mungkin (Sihombing ,1997).

Dasar umum dalam pengambilan keputusan yaitu (1) pengambilan

keputusan berdasarkan intuisi, (2) pengambilan keputusan rasional, (3)

pengambilan keputusan berdasarkan fakta, (4) pengambilan keputusan

berdasarkan pengalaman, dan (5) pengambilan keputusan berdasarkan wewenang

( Syamsi, 1989)

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menajdi dua yakni: Biaya tetap

(fixed cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost). Biaya tetap adalah biaya yang

relatif tetap jumlahnya dan akan terus dikeluarkan walaupun produksi yang

Universitas Sumatera Utara


diperoleh sedikit atau banyak. Besarnya biaya tetap tidak tergantung oleh

besarnya jumlah produksi yang diperoleh. Biaya tidak tetap adalah biaya yang

besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh dan tergantung besar

kecilnya produksi yang diinginkan (Soekartawi, 1995).

Analisis pendapatan berfungsi unttuk mengukur apakah kegiatan usaha

pada saat itu berhasil atau tidak, komponen pendapatan mana yang merupakan

penentu dan apakah masih dapat ditingkatkan dan sebagainya. Suatu usaha

dikatakan berhasil kalau situasi pendapatannya memenuhi syarat cukup untuk

memenuhi semua sarana produksi. Analisis usaha tersebut merupakan keterangan

rinci mengenai keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu

tertentu (Aritonang, 1993).

Pendapatan rumah tangga merupakan hasil usaha bersama dari semua

anggota rumah tangga yang mampu bekerja dan digunakan untuk semua anggota

rumah tangga sesuai dengan pos-pos pengeluaran yang ada, dengan pengeluaran

tertinggi ada pada pola makanan (Soekartawi, dkk 1984).

Kerangka Pemikiran

Pendapatan gaji para pegawai setiap bulannya hampir dapat dikatakan

sama untuk setiap bulannya. Sementara pengeluaran keluarga semakin hari

semakin bertambah. Untuk itu banyak dari para pegawai mencari alternatif usaha

sampingan sebagai sumber penambah pendapatan keluarga.

Salah satu alternatif usaha sampingan tersebut adalah mengusahakan

ternak babi. Usaha ternak babi yang diusahakan bermula hanya sebagai usaha

sampingan yang akan menambah kontribusi pendapatan total keluarga. Akan

tetapi pada kenyataanya, cenderung usaha ternak babi ini menjadi usaha utama,

Universitas Sumatera Utara


dimana para pengusahanya yang merupakan pegawai memberikan perhatian

penuh, dan ternyata juga mampu memberikan kontribusi pendapatan yang lebih

besar dari pendapatan dari gaji bulanan.

Disamping usaha ternak babi, para pegawai juga banyak yang

mengusahakan usaha sampingan lainnya, yang juga menambah kontribusi

pendapatan total keluarga.

Selain pegawai yang mengusahakan ternak babi sebagai usaha sampingan,

perlu juga dilihat pendapatan usaha ternak babi yang diusahkan oleh peternak

murni, yang bukan pegawai. Hal ini diperlukan untuk membandingakn tingakt

pendapatan kedua usaha ternak.

Ada beberapa hal yang menjadi faktor keputusan para pegawai untuk

membuka usaha ternak babi sebagai usaha sampingan.

Secara skematis kerangka pemikiran penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut:

Universitas Sumatera Utara


PEGAWAI PNS Peternak Non PNS

FAKTOR –
FAKTOR

USAHA TERNAK
BABI

USAHA NON
TERNAK BABI JUMLAH
GAJI PRODUKSI
BULANAN DAN NON GAJI

PENERIMAAN

PENDAPATA
N

PENDAPATAN
TOTAL KELUARGA

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Menyatakan hubungan

Universitas Sumatera Utara


Hipotesis Penelitian

1. Pendapatan usaha ternak babi di daerah penelitian besar.

2. Terdapat perbedaan antara pendapatan usaha ternak babi yang diusahakan

oleh pegawai dan bukan pegawai.

3. Besar persentase (%) kontribusi pendapatan usaha ternak babi lebih besar

daripada pendapatan gaji dan usaha non ternak babi dalam total

pendapatan keluarga didaerah penelitan.

4. Ada hubungan yang signifikan antara besarnya gaji dengan besarnya skala

usaha ternak babi.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai