Anda di halaman 1dari 8

Nama : Firvi Zahra Salsabila

NIM : 1208010073

Kelas : Administrasi Publik / 4B

UTS Hukum Administrasi Negara

1. Ada beberapa model konsep negara hukum, coba saudara jelaskan salah satu
dari lima model!

Konsep Negara Hukum

• Al-qur’an dan Sunnah (Nomokrasi Islam)

• Eropa Kontinental (rechtsstaat)

• Anglo Saxon (rule of law)

• Socialist Legality

• Hukum Pancasila

Konsepsi negara hukum Pancasila artinya suatu sistem hukum yang dibangun
berdasarkan asas-asas dan kaidah atau norma-norma yang terkandung dan atau tercermin dari
nilai-nilai yang ada dalam Pancasila sebagai dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang menghendaki adanya keseimbangan antara kepentingan duniawi dan akhirat,
keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan umum atau masyarakat banyak,
serta keseimbangan dalam kehidupan dan hubungan antara lembaga-lembaga negara dengan
masyarakatnya.

Padmo Wahyono menelaah negara hukum Pancasila dengan bertitik pangkal dari asas
kekeluargaan yang tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945. Dalam asas kekeluargaan,
yang diutamakan adalah “rakyat banyak, namun harkat dan martabat manusia tetap dihargai”.
Pasal 33 UUD 1945 yang mencerminkan secara khas asas kekeluargaan ini Asas
kekeluargaan yang dimuat dalam konstitusi Indonesia ini sangat erat kaitannya dengan asal-
usul negara Indonesia itu sendiri.

Pandangan Padmo Wahyono tentang asal-usul negara Indonesia lebih menekankan pada
sudut pandang bahwa dalam negara hukum Pancasila ada suatu anggapan bahwa manusia
dilahirkan dalam hubungannya atau keberadaannya dengan tuhan. Karena itu, negara
Indonesia tidak terbentuk atas suatu perjanjian, melainkan “atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas”. Karenanya, konstuksi yang didasarkan atas asas kekeluargaan bukanlah suatu
perjanjian, melainkan suatu kesepakatan satu tujuan

2. Apa yang saudara pahami dengan konsep hukum administrasi negara dan
perbedaanya dengan hukum tata negara?

Pada dasarnya hukum administrasi negara dan hukum tata negara merupakan suatu bidang
ilmu yang sama-sama mengatur tentang negara. Namun, terdapat perbedaan antara Hukum
Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara yaitu sebagai berikut:

1. HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


- Menggambarkan negara dalam keadaan bergerak yakni aturan yang harus
diperhatikan oleh kelengkapan negara dan pemerintahan dalam menjalankan
kekuasaan
- Menitikberatkan perhatian secara khas kepada administrasi saja daripada negara
- Lebih banyak berurusan dalam pelaksanaan pembentukan aspirasi politik itu, jadi
relatif lebih banyak dengan proses pemerintahan dan organisasinya
- sekumpulan peraturan-peraturan hukum yang mengikat alat-alat perlengkapan
yang tinggi maupun yang rendah dalam menggunakan wewenangnya yang telah
diberikan atau ditetapkan dalam HTN
- Suatu pelajaran tentang perhubungan- perhubungan hukum istimewa
- Hukum mengenai hubungan-hubungan jabatan-jabatan tersebut satu dengan
lainnya serta hubungan hukum antara jabatan-jabatan negara itu dan para warga
masyarakat
- Fokusnya merupakan bagian khusus dari HTN
- Melaksanakan tugas yang telah ditentukan
- Mengenai pelaksanaan tekniknya
- Berisi UU dan peraturan-peraturan khusus misalnya : hukum kepegawaian
2. HUKUM TATA NEGARA
- Menggambarkan negara dalam keadaan tidak bergerak, mengatur tentang
berdirinya negara, fungsi lembaga negara, dan hubungan antar lembaga negara
- Fokus terhadap konstitusi daripada negara sebagai keseluruhan
- Banyak berkaitan dengan proses politik dalam suatu masyarakat hukum tertentu
dan organisasinya
- Kumpulan peraturan-peraturan hukum yang membentuk alat-alat perlengkapan
negara dan memberikan kepadanya wewenang yang membagi-bagikan tugas
pekerjaan dari pemerintah modern antara beberapa alat perlengkapan negara di
tingkat tinggi dan tingkat rendah
- Suatu pelajaran tentang kompetensi
- Hukum mengenai organisasi jabatan-jabatan negara di dalam rangka pandangan
mereka terhadap “negara sebagai organisasi”
- fokusnya adalah hukum rangka dasar dari negara sebagai keseluruhan
- Menetapkan tugas yakni memberikan wewenang kepada badan kenegaraan
- Menyinggung dasar-dasar daripada negara
- Peraturan-peraturan yang mengatur struktur umum dari suatu pemerintahan
negara, misalnya UUD dan UU organic (UU yang mengatur daerah-daerah
otonom)

3. Coba saudara jelaskan sumber-sumber hukum administrasi negara!

a. Perundangan tertulis

Pada umumnya, pengertian undang-undang dibagi ke dalam dua, pertama adalah dalam arti
materil dan kedua dalam arti formil. Undang-undang dalam arti materil adalah sesuatu
keputusan Pemerintah, yang mengingat isinya disebut undang-undang, yaitu tiap-tiap
keputusan Pemerintah, yang menetapkan peraturan-peraturan yang mengikat secara umum
(dengan perkataan lain, peraturan-peraturan hukum obyektif).

Sedangkan yang dimaksud dengan undang-undang dalam arti formil ialah keputusan
Pemerintah yang memperoleh nama undang-undang karena bentuk, dalam mana ia timbul. Di
Negeri Belanda undang-undang dalam arti formil adalat tiap-tiap keputusan, yang ditetapkan
oleh Raja dan Staten-Generaal bersama-sama. Tidak jauh berbeda dengan Negara Republik
Indonesia, undang-undang adalah produk hukum yang diproduksi oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dengan persetujuan Presiden.

b. Yurisprudensi

Keputusan seseorang hakim, yang memuat suatu peraturan sendiri, menjadi dasar keputusan
seorang hakim lain, maka keputusan yang disebut pertama itu menjadi sumber hukum.
Keputusan tersebut adalahsumber hukum bagi terutama peradilan dan administrasi negara
(tatausaha negara), yaitu bersifat kaidah bagi peradilan dan administrasi negara itu. Apabila
kemudian ternyata bahwa keputusan yang disebut pertama itu juga mendapat perhatian dari
pergaulan umum, maka lama-kelamaan keputusan tersebut menjadi sumber hukum bagi
pergaulan umum, yaitu sumber yang memuat suatu kaidah yang oleh umum diterim sebagai
hukum

c. Kebiasaan (konvensi)

Kebiasaan merupakan tindakan menurut pola tingkalaku yang tetap, ajeg, lazim, normal atau
adat dalam masyarakat atau pergaulan hidup tertentu (sudikno 1986: 82). Selain itu
Kebiasaan adalah perbuatan yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam masyarakat
mengenai suatu hal tertentu. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat, dan
kebiasaan itu selalu dilakukan berulang-ulang karena dirasakan sebagai sesuatu yang
memang seharusnya, dan penyimpangan dari kebiasaan tersebut dianggap sebagai
pelanggaran perasaan hukum yang hidup dalam masyarakat, maka timbulah suatu kebiasaan
hukum yang oleh pergaulan hidup dalam masyarakat dipandang sebagai hukum.

d. Traktat/perjanjian

Traktat ialah perjanjian (persetujuan) yang diadakan antara dua atau lebih dari dua negara.
Bilamana traktat itu diadakan antara hanya dua negara, maka perjanjian adalah suatu
perjanjian bilateral; bilamana traktat itu diadakan antara lebih dari dua negara, maka
perjanjian adalah suatu perjanjian multilateral. Bilamana suatu perjanjian multilateral
memberi kesempatan kepada negara-negara yang pada permulaan tidak turut
mengadakannya, kemudian juga menjadi pihaknya, maka perjanjian adalah suatu perjanjian
kolektif atau terbuka. Sebuah contoh tentang suatu perjanjian kolektif adalah Piagam
Perserikatan Bangsa-bangsa yang diadakan di San Francisco pada tahun 1945. Traktat
memuat hukum yang berlaku di wilayah pihaknya

e. Doktrin atau pendapat ahli.

Anggapan seorang ahli hukum (yang paling cakap) mempunyai kekuasaan. Mereka yang
telah membaca yurisprudensi, maka mengetahui bahwa hakim itu sering berpegang pada
anggapan seorang sarjana hukum atau beberapa sarjana hukum yang terkenal namanya.
Dalam penetapan apa yang akan menjadi dasar keputusan-keputusannya, maka hakim itu
sering menyebut anggapan seorang ahli tentang soal yang harus diselesaikannya. Apalagi
kalau ahli hukum itu menentukan bagaimana seharusnya. Anggapan itu menjadi dasar
keputusan tersebut.

4. Coba saudara jelaskan bahwa hukum administrasi negara disebut dengan


“hukum antara”, karena terletak diantara hukum pidana dan hukum privat!

Hukum administrasi materil terletak diantara hukum privat dan hukum pidana. Hukum
administrasi dapat dikatakan sebagai “hukum antara” Sebagai contoh Izin Bangunan. Dalam
memberikan izin penguasa memperhatikan segi-segi keamanan dari bangunan yang
direncanakan. Dalam hal demikian, pemerintah menentukan syarat-syarat keamanan.
Disamping itu bagi yang tidak mematuhi ketentuan-ketentuan tentang izin bangunan dapat
ditegakkan sanksi pidana. W.F. Prins mengemukakan bahwa “hampir setiap peraturan
berdasarkan hukum administrasi diakhiriin cauda venenum dengan sejumlah ketentuan
pidana

Menurut isinya hukum dapat dibagi dalam Hukum Privat dan Hukum Publik. Hukum
Privat (hukum sipil), yaitu hukum yang mengatur hubunganhubungan antara orang yang satu
dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan.
Sedangkan Hukum Publik (Hukum Negara), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara
negara dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan antara negara dengan perseorangan
(warga negara), yang termasuk dalam hukum publik ini salah satunya adalah Hukum
Administrasi Negara.

5. Lakukan perbandingan hukum administrasi negara Indonesia dan negara lain!

Perbandingan Hukuman atau Sanksi Tindak Pidana Pencurian dalam Hukum Pidana Arab
Saudi dan Hukum Pidana Indonesia

1. Unsur Perbandingan Hukum

 Comparatium : Kultur Hukum di Indonesia


 Comparandum : Kultur Hukum di Arab Saudi
 Tertium Comparations : Hukum Pidana Pencurian antara Kultur Hukum di Indonesia
dan Kultur Hukum di Arab Saudi.

2. Pendekatan Perbandingan Hukum


Pendekatan perbandingan hukum yang saya pilih yaitu pendekatan perbandingan
infrastruktur hukum yang membandingkan kultur hukum pidana pencurian di Indonesia dan
Arab Saudi.

Hukum Pidana Pencurian di Indonesia

Dalam hukum pidana Indonesia terdapat beberapa macam sanksi yang terdiri dari pidana
pokok dan pidana tambahan, sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 10 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP), sebagaimana diterangkan sebagai berikut :

Pidana terdiri atas :

a. Pidana Pokok : Pidana mati, Pidana penjara, Pidana kurungan, Pidana denda, Pidana
tutupan.

b. Pidana Tambahan : Pencabutan hak-hak tertentu, Perampasan barang-barang tertentu dan


Pengumuman putusan hakim.

Dalam hal tindak pidana pencurian, sanksi pidana yang dapat dikenakan bagi pelaku
pencurian di dalam KUHP ialah pidana pokok yaitu pidana mati, pidana penjara, pidana
denda dan sebagai pidana tambahan berupa pencabutan hak-hak tertentu (Pasal 366 KUHP).

Hukum Pidana Pencurian di Arab Saudi

Di dalam hukum pidana Arab Saudi sanksi terhadap tindak pidana pencurian merupakan
hukuman had potong tangan. Hukuman had merupakan salah satu hukuman yang terdapat
dalam hukum pidana Islam berdasarkan tindak pidana (jarimah) yang dilakukan, Hukuman
dalam hukum pidana Islam dapat dibagi menjadi 3 jenis hukuman, antara lain:

1. Jarimah hudud yaitu perbuatan melanggar hukum yang jenis dan ancaman hukumannya
ditentukan oleh nas, yaitu hukuman had (hak Allah). Hukuman had yang dimaksud tidak
mempunyai batas terendah dan tertinggi dan tidak bisa dihapuskan oleh perorangan (si
korban atau walinya) atau masyarakat yang mewakili (ulil amri).

2. Jarimah qisas maupun diyat merupakan hukuman yang telah ditentukan batasnya, tidak ada
batas terendah dan tertinggi, tetapi menjadi hak perorangan (si korban dan walinya), ini
berbeda dengan hukuman had yang menjadi hak Allah semata. Hukum qisas diyat
penerapannya ada beberapa kemungkinan, seperti hukum qisas bisa berubah menjadi diyat,
hukuman diyat menjadi dimaafkan dan apabila dimaafkan maka hukuman menjadi hapus.
3. Jarimah ta’zir yaitu memberi pelajaran, artinya suatu jarimah yang diancam dengan
hukuman selain had dan qisas diyat. Pelaksanaan hukuman ta’zir, baikperbuatan itu
menyangkut hak Allah atau hak perorangan, hukumannya diserahkan sepenuhnya kepada
penguasa

Perbandingan Hukuman atau Sanksi Tindak Pidana Pencurian dalam Hukum Pidana Arab
Saudi dan Hukum Pidana Indonesia
1) Hukum Pidana Arab Saudi

a. Pencurian kecil
- Hukuman Hudud (Hukuman Pokok)
- Hukuman ta’zir (Hukuman Pengganti)
b. Pencurian Besar
- Hukuman Hudud (Hukuman Pokok)
- Hukuman ta’zir (Hukuman Pengganti)

2) Hukum Pidana Indonesia

a) Pencurian kecil (Pasal 362 KUHP)


- Pidana Penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak 60 rupiah (Pidana
pokok)
- Pencabutan Hak-Hak Tertentu (Pidana Tambahan)
b) Pencurian Besar (Pasal 365 KUHP)
- Pidana penjara 9 tahun dan maksimal pidana mati (Pidana Pokok)
- Pencabutan hak-hak tertentu (Pidana Tambahan)

Referensi :

Anggara, S. (2018). Hukum administrasi negara.

ANGGRIAWAN, M. A. (2018). Studi Komparatif Tindak Pidana Pencurian Dalam Hukum


Islam dan Hukum Pidana Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas Mataram).

https://www.hukumindo.com

Ngutra, T. (2016). Hukum dan sumber-sumber hukum. SUPREMASI: Jurnal Pemikiran,


Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Hukum Dan Pengajarannya, 11(2).
Rochaeti, N. REKONSTRUKSI SISTEM HUKUM INDONESIA YANG
BERLANDASKAN PANCASILA. KERJASAMA ANTARA.

Wahid, A. A. (2017). Kedudukan Hukum Administrasi Negara Dalam Tata Hukum


Indonesia. Jurnal Sosial dan Humanis Sains (JSHS), 2(1).

Anda mungkin juga menyukai