Anda di halaman 1dari 5

Nama : Firvi Zahra Salsabila

NIM : 1208010073

No Absen : 26

Kelas : Administrasi Publik / 4B

UTS Manajemen Publik

1. Era revolusi Industri 4.0 atau abad ke-21 ini membuka kesempatan bagi sumber daya
manusia untuk memiliki kompetensi yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.
Untuk itu diperlukan pelaksanaan program peningkatan keterampilan atau pembaruan
keterampilan atau skill bagi sumber daya manusia. Manajemen pengetahuan merupakan salah
satu faktor pernting pada abad 21 ini mencapai keefektif manajemen karir manajerial dalam
mengidentifikasikan dan mentransfer pengetahuan Sumber Daya Manusia dalam
menjalankan kegiatan perusahaan dengan menyesaikannya tepat waktu serta memiliki
karyawan yang kreatif dan inovatif membawa perusahaan berkinerja unggul.

Keseimbangan antara teknologi dan Sumber Daya Manusia yang berkompetensi untuk
menjalankannya, sehingga dapat dibayangkan jika suatu perusahaan atau organisasi yang
memiliki peralatan dan teknologi serba canggih, namun kompetensi Sumber Daya Manusia
tidak memadai dan tidak mampu maka dapat dipastikan akan berkibat fatal. harus segera
merubah mindset dan culturset kearah hal yang lebih adaptif sehingga dapat memaksimalkan
kinerja organisasi. Bagi yang tidak mempunyai skill untuk memecahkan masalah yang
kompleks pada abad ke-21 ini akan berimbas terhadap diri kita sendiri. Bagaimanapun kita
sebagai manusia yang hidup pada abad 21 ini dituntut harus dapat memecahkan masalah yang
lebih konflex dari sebelumnya dan juga dituntut kreatif serta inovatif dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.

Menurut Donovan dan Jackson (2013:11-12) menejemen publik diartikan sebagai aktivitas
yang dilakukan dengan serangkaian keterampilan (skill). Maka dari itu relevansi antara skill
yang dibutuhkan pada abad 21 dengan manajemen publik adalah bahwa dengan
perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 atau abad 21 ini kita harus menyeimbagi
nya dengan skill yang dapat merespon “Complex Problem Solving”, karena manajemen
publik itu sendiri adalah mencakup subyek yang sangat kompleks, fokus studinya tidak
sesederhana bagaimana seorang manajer mengelola organisasi public atau bagaimana orang
orang dimanage dalam organisasi publik, maka dibutuhkan Complex Problem Solving yang
dimana kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui solusinya
di dalam dunia nyata agar manajemen publik menjadi lebih terarah dan menjadi efesien.

2. Ide pokok New Public Service adalah Serve Citizen, Not Custumers, Seek The Public
Interest, Value Citizenship over Entrepreneurship, Think strategically, Act Democratically,
Recognized that Accountability Is Not Simple, Serve rather than Steer, Value People, not just
Productivity. Maksud dari gagasan ini yaitu bahwa gagasan tersebut erat kaitannya dengan
pelayanan yakni administrasi publik hendaknya melayani warga bukan mengendalikan
warga. Menurut gagasan tersbut bahwa new public service pelayanan publik harus sangat
respondif terhadap kepentingan publik. Tugas pemerintah adalah melakuakan negosiasi dan
mengelaborasi berbagai kepentingan warga negara dan beberapa kelompok komunitas.
Perkembangan masyarakat akan selalu dinamis untuk itu pemerintah harus senantiasa
mengikuti perkembangan masyarakat. Selain itu pelayanan publik model baru ini harus
bersifat non-diskriminatif sebagaimana dimaksud oleh dasar teoritis yang digunakan yaitu
teori demokratis yang menjamin adanya persamaan warga negara tanpa membeda-bedakan
asal-usul, kesukuan, ras, etnik, agama, dan latar belakang.

Lalu, selain itu yang dimaksud dari gagasan tersebut yaitu adanya pengakuan atas warga
negara dan posisinya yang sangat penting bagi pemerintahan yang demokratis, menghendaki
peran administrator publik untuk melibatkan masyarakat dalam pemerintahan dan bertugas
untuk melayani masyarakat. Administrator yang bertanggung jawab harus melibatkan
masyarakat tidak hanya dalam perencanaan tetapi juga pelaksanaan program guna mencapai
tujuan-tujuan masyarakat. Perspektif ini membawa upaya demokratisasi administrasi publik.
Pelayanan kepada masyarakat merupakan tugas utama bagi administrator publik sekaligus
sebagai fasilitator bagi perumusan kepentingan publik dan partisipasi masyarakat dalam
pemerintahan.

3. Review dari artikel ”Digital-Era Government (DEG): Policy Analysis in Government West
Bandung Regency, Indonesia”
Judul Pemerintah Era Digital (DEG): Analisis Kebijakan di
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Indonesia (Digital-Era
Government (DEG): Policy Analysis in Government West Bandung
Regency, Indonesia)
Nama Artikel Arikel Advances in Social Science, Education and Humanities Research
Nama Penulis Engkus, SE, M.SI
Volume Volume 560
Tahun 2021
Link Download http://digilib.uinsgd.ac.id/49478/1/11.%20ARTIKEL%20Prosiding%20-
%20DEG%20Bandung%20Barat.pdf
Latar Belakang Salah satu pemerintah daerah yang sudah mulai menerapkan konsep E-
Masalah Government adalah Pemerintah Kabupaten Bandung Barat yang salah
satu upayanya membuat website resmi Kabupaten Bandung Barat yang
dikelola dan berada di bawah tanggung jawab Dinas Perhubungan. ,
Informatika dan Statistik Kabupaten Bandung Barat.
Masalah utama penerapan e-government di Kabupaten Bandung Barat:
dari implementasi website resmi Kabupaten Bandung Barat termasuk
web yang tidak dapat diakses. sempurna dimana ada beberapa fitur yang
tidak bisa diakses, berita atau informasi dari Perangkat Daerah masih
belum up to date, belum ada penambahan fitur yang lebih interaktif,
banyak SDM yang dikerahkan masih belum sesuai dengan standar
kompetensi yang dibutuhkan.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
Penelitian menjelaskan implementasi, hambatan dan solusi dari e-government.
Penelitian ini mendeskripsikan sejauh mana keberhasilan implementasi
E-Government di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
Hipotesis Peneliti awalnya menyimpulan bahwa standar kompetensi pegawai
dalam mengelola website pemerintah Kabupaten Bandung Barat masih
belum cepat dan tanggap, kemungkinan karena masih kurangnya jumlah
pegawai yang dibutuhkan.
Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
Penelitian pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan:
observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Analisis data melalui
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pencocokan
gambar/verifikasi. Penelitian ini juga menggunakan teori indikator
keberhasilan implementasi kebijakan dari Van Meter dan Van Horn
(1975).
Subjek, Objek, Objek yang diteliti dari penelitian ini yaitu website resmi Kabupaten
dan Waktu Bandung Barat. Menggali informasi secara mendalam melalui 7
Penelitian informan penelitian, terdiri dari 1 informan kunci, 2 informan utama,
dan 4 informan pendukung.
Hasil Penelitian Dalam proses implementasi e-government di Pemerintah Kabupaten
Bandung Barat, dimensi Van Meter dan Van Horn ditinjau sebagai
berikut:
(a) Standar dan sasaran kebijakan Implementasi penerapan website
resmi Kabupaten Bandung Barat tidak dapat menjamin tercapainya
sesuai dengan yang diharapkan. Dengan standar dan target yang telah
ditetapkan, target yang telah dicapai hanya pada ranah pemerintahan dan
perangkat daerah, sedangkan target yang ditujukan kepada masyarakat
belum sepenuhnya tercapai karena wilayah Kabupaten Bandung Barat
yang sangat luas yang memiliki banyak desa.
(b) Sumberdaya, di Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik belum
mencukupi kebutuhan, termasuk kebutuhan pengelolaan website resmi
Kabupaten Bandung Barat. Sementara itu, dari segi sumber daya
keuangan, masih belum dapat memenuhi kebutuhan implementasi
website yang dapat menjadi kendala dalam pengembangan website
pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Namun dalam hal ini peneliti
tidak dapat menyajikan data kebutuhan keuangan secara rinci karena
faktor-faktor tertentu.
(c) Komunikasi antar organisasi dan kegiatan penguatan dapat dikatakan
terjalin dengan baik dan diupayakan untuk terus ditingkatkan. Namun
untuk komunikasi dengan masyarakat sebagai salah satu sasaran
implementasi website resmi Kabupaten Bandung Barat dapat dikatakan
belum cukup efektif sehingga masih ada masyarakat yang belum
mengetahui website tersebut dan bahkan tidak mengetahuinya.
(d) Karakteristik agen pelaksana, sudah berjalan. Namun menurut
pengamatan peneliti sebagai pengguna website, meskipun struktur
organisasi dan kompetensi pegawai dikatakan baik, namun dari segi
kinerja, implementasi website pemerintah Kabupaten Bandung Barat
masih belum sempurna, informasi yang disajikan adalah tidak cepat
diperbarui seperti ketika mengubah struktur kepegawaian Kantor
tertentu, informasi struktur kepegawaian yang sebelumnya disajikan di
web tidak berubah dengan cepat.
Kendala dalam Implementasi E-Government di Pemerintah Kabupaten
Bandung Barat, yang terjadi dalam implementasi e-government
pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam mengimplementasikan
website resmi Kabupaten Bandung Barat, termasuk sulitnya menjangkau
semua kalangan. agar memiliki aksesibilitas dalam penggunaan
teknologi informasi, dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
penggunaan website Kabupaten Bandung Barat. Kendala lain dalam
mengimplementasikan website pemerintah Kabupaten Bandung Barat
adalah berasal dari sumber daya manusia dan finansial yang tidak
mencukupi untuk penerapan website. Selain kendala tersebut, menurut
peneliti kendala lain dalam keberhasilan implementasi website
Kabupaten Bandung Barat adalah kurangnya sosialisasi dari pemerintah
kepada masyarakat tentang keberadaan website Kabupaten Bandung
Barat, sehingga masih kurangnya pengetahuan tentang Kabupaten
Bandung Barat. situs web pemerintah.
Masukan masyarakat dari hasil wawancara, antara lain :
- Melakukan sosialisasi yang lebih luas khususnya kepada masyarakat
pedesaan tentang Website Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
- Menambah personel yang lebih berkompeten di bidang Teknologi
Informasi khususnya dalam mengelola Website.
- Mengusulkan anggaran yang cukup besar kepada Pemerintah Pusat
untuk memenuhi kebutuhan pelaksana e-government pelaksana website
pemerintah Kabupaten Bandung Barat. laan website pemerintah
Kabupaten Bandung Barat.
Kesimpulan Implementasi E-Government di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
sudah berjalan, namun belum optimal. Dianalisis dari dimensi standar
dan tujuan kebijakan implementasi website resmi Kabupaten Bandung
Barat belum tercapai sesuai standar dan target yang telah dirumuskan,
terbukti dengan masih adanya masyarakat yang belum mengetahui
website resmi Kabupaten Bandung Barat.
Kendala yang dihadapi dalam penerapan e-government di pemerintah
Kabupaten Bandung Barat adalah akses jaringan internet belum
menjangkau seluruh masyarakat khususnya masyarakat pedesaan,
pengetahuan masyarakat terhadap website resmi Kabupaten Bandung
Barat masih kurang, dan masih kurangnya sumber daya manusia.
sumber daya dan sumber daya. sumber dana untuk memenuhi kebutuhan
pengelolaan website resmi Kabupaten Bandung Barat.

Kelebihan - Menurut saya mengenai jurnal yang saya review sangat bermanfaat
Penelitian untuk mengatasi kendala yang terjadi dalam penerapan egovernment di
Kabupaten Bandung Barat diantaranya melakukan sosialisasi yang lebih
luas, menambah jumlah pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Bandung Barat, dan mengusulkan anggaran yang lebih besar
untuk pengelolaannya website resmi Kabupaten Bandung Barat.
- Pada bagian abstrak sangat lengkap mulai dari latar belakang, tujuan,
metode, hasil penelitian dan kesimpulan penelitian.
- Menjelaskan masalah masalah yang diteliti dengan baik
- Literatur yang digunakan dalam penelitian ini banyak, sehingga
penguatan secara teori untuk penelitian ini sangat baik.
Kekurangan - Tidak ada hipotesis jelas yang diberikan peneliti
Penelitian - Tidak dijelaskan waktu kapannya dilakukan penelitian
- Tidak ada pemaparan dalam bentuk tabel, grafik maupun gambar
dokumentasi pada artikel

Anda mungkin juga menyukai