Anda di halaman 1dari 6

Nama : Firvi Zahra Salsabila

NIM : 1208010073

No Absen : 26

Kelas : Administrasi publik / 4B

UTS Filsafat Politik

1. Demokrasi muncul pertama kali di sebuah kota di Yunani Kuno, yaitu Athena. Pada abad 5
SM, seorang penyair sekaligus negarawan yang terpilih sebagai ketua hakim di kota Athena
pada saat itu. Ia bernama Solon, ia mencetuskan sistem demokrasi karena ia melihat kondisi
masyarakat pada saat itu yang di mana buruh dipaksa dijadikan budak atas dasar hutang,
kelas menengah tidak diperbolehkan memasuki pemerintah. Lalu Solon memberikan jaminan
yang bernama Seisachtheia di mana kebebasan manusia telah diberikan sebagai jaminan,
membebaskan semua debitur dari perbudakan, membuatnya ilegal untuk memperbudak
debitur, dan meletakkan batas pada jumlah tanah individu bisa dimiliki. Tetapi ia tidak dapat
mewujudkan jaminan seisachtheia tersebut. Lalu pada masa pemerintahan Raja Cleisthenes,
sang raja menetapkan sistem demokrasi yang dipengaruhi ide dari solon tersebut.

Raja cleisthenes membangun majelis rakyat di puncak pnyx. Pada majelis rakyat tersebut,
pria yang sudah berusia 21 tahun ke atas dapat berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
Majelis rakyat sebagai wadah aspirasi rakyat yang digunakan untuk bermusyawarah tentang
persoalan di masyarakat. Pertemuan tersebut dilakukan setiap 8-9 hari sekali di puncak pnyx.
Pertemuan tersebut dibuka dengan perwakilan rakyat yang memberikan pidato yang
menjelaskan permasalahan sosial yang di alaminya. Lalu rakyat berhak memberikan
pendapatnya pada pertemuan tersebut sampai diputuskannya sebuah kesimpulan. Raja
cleisthenes pula memberikan hak pada rakyatnya untuk dapat menurunkan penguasa yang
sewenang-wenang dan menggantinya dengan penguasa baru yang dinamakan Hak
ostracisme. Setelah masa pemerintahan raja cleisthenes, pericles hak ostracisme tersebut
dihapuskan yang dinilai akan membawa kehancuran bagi athena. Hak ostracisme akan
membuat dengan cepat pergantian pemimpin jika rakyat resah dengan penguasa yang
sewenang-wenang.
Sebagaimana diketahui jaman logos yang muncul pada abad ke lima sebelum Masehi
menggeser jaman mitos. Ide demokrasi dalam tataran epistemologis muncul pada abad ke
lima sebelum Masehi di Athena Yunani. Pemikiran Perikles sebagai pemikiran awal
demokrasi terkesan aneh jika dilihat dari kaca mata demokrasi sekarang ini, namun
pemikirannya mengilhami teori-teori politik selanjutnya. Dalam demokrasi ini terdapat hal
yang unik. Pemimpin Majelis tidak dipilih, tetapi melalui pengundian. Orang Athena percaya
bahwa setiap warga mampu menduduki jabatan. Sistem ini tentu menimbulkan hal-hal yang
negatif seperti manipulasi dan perpecahan. Pada akhirnya pangung politik dikuasai oleh
orangorang yang ahli pidato yang lihai dan cekatan.

Orang Yunani kuno memiliki banyak bentuk pemerintahan, karena ada banyak negara kota di
Yunani kuno, dan masing-masing memiliki sistem pemerintahan tersendiri. Selain itu,
gagasan tentang pemerintahan yang baik juga terus berubah seiring waktu. Yunani kuno tidak
diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah umat
manusia. Dari daerah yang terletak di ujung semenanjung Balkan ini, tercipta dan
berkembang berbagai hal penting, misalnya demokrasi, alfabet, filsafat, teater, dan ilmu
pasti.

2. Pada masa itu demokrasi yang dipraktikkan berbentuk demokrasi langsung (direct
democracy), yaitu suatu bentuk pemerintahan dimana hak rakyat dalam membuat keputusan
politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara. Di zaman Yunani kuno, yang
dianggap “warga” yang bisa ikut memberi suara dan berperan aktif dalam pemerintahan
Yunani kuno hanyalah pria yang statusnya bebas alias merdeka. Jadi, para wanita, anak-anak,
serta budak nggak bisa ikut bersuara. Selain itu, seluruh warga Yunani yang masuk
kualifikasi, yakni pria dewasa yang bukan budak, wajib banget ikut berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pemerintahan. Kalau nggak mau aktif, mereka bisa didenda dan ditandai dengan cat
merah.

Selain itu, para pemberi suara di zaman Yunani kuno, bisa menyampaikan suaranya dengan
berteriak. Suara yang lebih keras bisa menandakan lebih banyak orang atau suara mayoritas.
Tidak hanya dengan suara, pemungutan suara dengan cara mengangkat tangan juga terjadi
pada zaman Yunani kuno. Di abad ke-5, rakyat Athena menggunakan tangan yang bisa juga
dengan mengangkat token perunggu kecil untuk menyampaikan pilihan mereka.

Kelebihan Sistem demokrasi pada masa Yunano kuno :


- Demokrasi langsung berjalan secara efektif karena negara kota Yunani Kuno
merupakan sebuah kawasan politik yang tergolong kecil, yaitu sebuah wilayah dengan
jumlah penduduk tidak lebih dari 300.000 penduduk dalam satu negara Kota.
- Yunani Kuno atau Athena menjadi polis yang paling makmur pada segi kekayaan
aktual dan prestise budaya. Selain itu, Athena juga menjadi rumah bagi penyair,
penulis drama, dan filsuf hebat. Athena juga mendapatkan kebanggan kehebatan
teknik arsitektur mereka yang terdapat pada kuil Zeus dan Acropolis.

Kelemahan dari system demokrasi Yunani Kuno adalah

- Sistem Demokrasi Athena tidak mengenal lembaga perwakilan atau DPR, sehingga
keputusan penting dikeluarkan oleh majelis rakyat.
- Negara Athena tidak mengenal birokrasi dalam pengertian modern. Seluruh jabatan
dipegang oleh rakyat dan system pengangkatan dilakukan dengan menggunakan
proses pengundian. Peradilan juga tidak dipegang oleh Hakim Khusus, namun oleh
panel rakyat yang dipilih juga berdasarkan hasil undian.
- Semua pemegang jabatan Pemerintahan hanya dibatasi satu tahun kecuali Jenderal.
- Para pemegang jabatan, khususnya pejabat keuangan, dan Peradilan harus
mempertanggungjawabkan masa pelaksanaan tugasnya setelah habis masa jabatannya
kecuali jenderal.
- Perempuan tidak diperbolehkan ikut dalam majelis rakyat.
- Selain murni masyarakat Athena dilarang untuk menjadi majelis rakyat.

3. Cyclus Theory yang sebenarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari ajaran
Aristoteles dengan sedikit perubahan, yaitu mengganti bentuk pemerintahan Politik dengan
demokrasi. Sejalan dengan pendapat Aristoteles, Polybius berpendapat bahwa pemerintahan
suatu negara umumnya diawali dengan bentuk kerajaan atau monarki, dimana seorang
raja/ratu yang memerintah sebagai penguasa tunggal demi kesejahteraan rakyatnya. Namun
demikian bentuk pemerintahan semacam ini lama-kelamaan merosot menjadi tirani ketika
raja yang bersangkutan atau raja-raja keturunannya tidak lagi memikirkan kepentingan umum
melainkan, hanya mengajar kepentingannya sendiri dengan cara yang sewenang- wenang.

Menurut Polybius, dalam situasi semacam ini umumnya akan muncul sekelompok
bangsawan yang kemudian menggerakkan perjuangan itu berhasil, negara akan diperintah
oleh sekelompok bangsawan yang berupaya menyejahterakan semua rakyat. Inilah yang
disebut pemerintahan Aristokrasi. Namun karena kekuasaan itu cenderung untuk disalah
gunakan, pemerintah kaum bangsawan yang baik itu (kaum Aristokrat) pun lama-kelamaan
akan merosot menjadi pemerintahan yang hanya memperjuangkan kepetingan pribadi kaum
bangsawan itu sendiri. Dengan demikian, pemerintahan aristokrasi berubah menjadi
pemerintahan oligarki yang menindas rakyat. Dari situasi semacam itu, rakyat akan
memberontak dan menjalankan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Itulah
demokrasi. Namun demikian, lama-kelamaan negara ini akan jatuh ke keadaan di mana
terjadi kekacauan, kebrobokan, dan korupsi akibat masing-masing rakyat juga mementingkan
dirinya sendiri (oklokrasi). Di tengah kekacauan seperti itu, Polybius meramalkan bahwa
akan muncul seorang yang berani dan kuat untuk mengembalikan kehidupan negara ke
keadaan yang tertib dan damai. Pemerintahan kembali dikendalikan oleh seorang yang
berkuasa penuh, yaitu seorang raja atau monark (monarki).

Apakah teori tersebut dapat terbukti terjadi dalam suatu negara ?

Karena teori Polybius adalah sifatnya yang deterministik artinya, perubahan bentuk
pemerintahan akan mengikuti siklus yang berurutan dari pemerintahan seorang yang baik,
kemudian digantikan oleh pemerintahan seorang yang buruk, kemudian diganti pemerintahan
sekelompok orang yang baik, dan seterusnya. Padahal, dalam praktik bisa saja pemerintahan
tirani ditumbangkan oleh rakyat, yang kemudian membangun pemerintahan demokrasi. Jadi,
Teori ini dapat terbukti di suatu negara contohnya seperti kasus yang sudah terjadi di
Indonesia pada system pemerintahan Demokrasi yaitu demokrasi yang sudah melewati batas,
dimana rakyat cenderung tidak memiliki etika dalam menyuarakan pendapatnya, seperti
demonstrasi masal mahasiswa untuk menurunkan pemerintah SBY-Boediono. Pada awalnya
pemerintahan yang dilaksanakan oleh rakyat memang baik, karena sangat memperhatikan
kepentingan rakyat, dan sangat menghargai persamaan serta kebebasan. Tetapi kemudian
lama-kelamaan, kebebasan itu tidak dihargai karena menganggap bahwa kebebasan itu
merupakan suatu hal yang biasa, malahan mereka ingin bebas sama sekali dari peraturan-
peraturan yang ada. Akibatnya lalu timbul kekacauan, kebobrokan, korupsi marajela dimana-
mana, sehingga peraturan hukum tidak menjadi kekuatan yang mengikat, bahkan mereka
bebas berbuat sesuka hatinya, masing-masing orang ingin mengatur dan memerintah. Maka
bentuklah Negara yang demokrasi tadi menjadi okhlokrasi.

4. Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan
upaya mengiringi manusia ke dalam kehidupan sistem kepercayaan yang picik dan fanatik,
dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena iru paerkembangan ilmu
pengetahuan terhambat. Masa ini penuh dengan dominasi gereja, yang tujuannya untuk
membimbing umat ke arah hidup yang saleh. Namun, di sisi lain, dominisi gereja ini tanpa
memikirkan martabat dan kebebasan manusia yang mempunyai perasaan, pikiran, keinginan,
dan cita-cita untuk menentukan masa depannya sendiri.

Zaman Abad Pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyang yang berlaku bagi ilmu pada
masa ini adalah ancilla theologia atau abdi agama. Namun demikian harus diakui bahwa
banyak juga temuan bidang ilmu yang terjadi pada masa ini. Periode Abad Pertengahan
mempunyai perbadaan yang mencolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama
terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen yang dijarkan oleh Nabi Isa as.
pada permulaan Abad Masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan.

Agama Kristen menjadi problem kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah
yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan Yunani Kuno
yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum
mengenal adanya wahyu.

Mengenai sikap terhadap pemikiran Yunani ada dua:

- Golongan yang menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran Yunani
merupakan pemikiran orang kafir karena tidak mengakui wahyu.
- Menerima filsafat yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu ciptaan Tuhan
maka kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan.
Mungkin akal tidak dapat mencapai kebanaran yang sejati. Oleh karena itu, akal dapat
dibantu oleh wahyu.

Referensi :

Furcony, D., Syakura, F. P., & SH, M. (2020). Disertasi-PENGATURAN PROGRAM


LEGISLASI NASIONAL DI INDONESIA (STUDI PEMBENTUKAN UNDANG-
UNDANG TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH) (Doctoral dissertation, Universitas Jayabaya).

Indra, M. (2014). Konsepsi Kedaulatan Rakyat dalam Cita Hukum Pancasila. Jurnal Selat,
1(2), 120-126.
http://eprints.uny.ac.id/21203/8/BAB%20III.pdf

MACHMUDI, A., & JINAYAH, J. S. ANALISIS TERHADAP PEMIKIRAN M. QURAISH


SHIHAB TENTANGKONSEP SYURA’DALAM TAFSIR AL-MISBAH KAITANNYA
DENGAN DEMOKRASI.

Marzuki, M. (2022). Moderasi Islam Sebagai Pintu Demokrasi Keberagamaan di Indonesia.


Al-Ittisholi: Jurnal Komunikasi Islam, 1(1).

rouli Pasaribu, D. tugasdevipasaribu.

Syafei, A. F. R., & Zainul, R. (2018). Sejarah Pemikiran Modern.

Waruwu, Y. E. P. (2021). BENTUK NEGARA PADA ZAMAN YUNANI KUNO.

www.zenius.net

Anda mungkin juga menyukai