PENDAHULUAN
bumi dalam lintasan yang menyerupai lingkaran pula ? kenapa benda-benda tersebut
tetap berada pada lintasannya ? Kenapa benda-benda tersebut tidak terlempar ke luar ?
berarti ada gaya yang menahan benda-benda tersebut ke arah pusat lintasannya. Lalu
gaya apakah itu ? bukankah antara bumi dan bulan haya ada ruang kosong ? Dalam
pembahasan mengenai Hukum Gravitasi Universal kita akan mencoba untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
2. Bagaimana konsep Sir Isaac Newton terhadap benda yang memiliki massa ?
muka bumi ?
massa m.
ISI
didasari oleh data yang diamati oleh Tycho Brahe (1546-1601), seorang astronom dari
Denmark.
geosentris, yaitu sebuah paham yang membenarkan bahwa bumi merupakan pusat alam
semesta. Anggapan ini didasari pada pengalaman indrawi manusia yang terbatas, yang
setiap hari mengamati matahari, bulan dan bintang bergerak, sedangkan bumi dirasakan
diam. Anggapan ini dikembangkan oleh astronom Yunani Claudius Ptolemeus (100-170
M ) dan bertahan hingga 1400 tahun. Menurutnya, bumi berada di pusat tata surya.
Tentu saja pendapat ini lebih baik dibanding pendapat sebelumnya. Namun, ada yang
masih kurang dari pendapat Copernicus yaitu dia masih menggunakan lingkaran sebagai
dengan judul The Mysteri of the Universel. Di dalam buku itu ia memaparakan
kekerangan dari kedua model diatas yang tiada keselarasan antara lintasan-lintasan orbit
planet dengan data pengamatan Tycho Brahe. Oleh karenanya Kepler meninggalkan
model Copernicus juga Ptolemeus lalu mencari model baru. Pada tahun 1609, barulah
ditemukan bentuk orbit yang cocok dengan data penngamatan Brahe, yaitu bentuk elips.
Astronomia Nova yang juga disertai hukum keduanya. Sedangkan hukum ketiga Kepler
Pada Hukum Kepler I menerangkan mengenai bentuk bentuk jalur orbit planet.
"Lintasan seluruh planet yang mengelilingi matahari memiliki bentuk elips dengan
berbentuk lintasan elips. Dari gambar diatas matahari berada di titik F1 maupun F2.
Planet ditandai dengan r1 oleh F1 serta r2 oleh F2. Apabila planet berubah posisi maka
merupakan minor. Garis c merupakan titik fokus yng menimbulkan rumus c2= a2+b2.
Untuk menentukan bentuk elips menggunakan rumus eksentrisitas (e) elips. Dengan
eksentrisitas elips yang semakin kecil akan membuat bentuk elips menyerupai bentuk
lingkaran. Apabila eksentrisitas elips yang semakin besar maka bentuk elips akan
semakin tipis serta memanjang. Perbandingan garis c dengan garis a dapat ditulis
menjadi e=c/a. Untuk nilai dari eksentrisitas besarnya antara lebih dari 0 dan kurang
dari 1.
Saat planet berada jauh dari matahari maka planet tersebut terdapat pada titik aphelion.
Letak planet tersebut dapat dilihat pada gambar diatas yaitu berada disebelah ujung kiri
elips atau sebelah kiri dari F1. Untuk menghitung jarak aphelion dapat menjumlahkan
antara jarak a dengan jarak c. Apabila planet terletak pada bagian ujung kanan elips atau
berada disamping F2 maka planet tersebut berada dititik perihelion. Saat tersebut adalah
saat dimana planet berada dekat dengan matahari. Untuk menghitung jarak perihelion.
Hukum Kepler II
Pada Hukum Kepler II menerangkan mengenai kecepatan pada saat planet melakukan
" Planet yang bergerak menuju orbit membuat garis khayal yang telah ditarik oleh
matahari menuju planet mencakup daerah yang luasnya sama dengan waktunya"
Hukum Kepler II
Pada gambar diatas dapat saya jelaskan mengenai hukum kepler II. Pada gambar diatas
memiliki luas yang sama. Dengan kurun waktu yang sama maka garis khayal pada
planet akan tetap memiliki luas yang sama pula. Apabila planet bergerak sesuai pada
gambar b ke c atau titik aphelion maka orbit planet tersebut memiliki kecepatan yang
kecil atau lambat. Namun apabila planet bergerak sesuai pada gambar d ke e atau titik
perihelion maka orbit planet tersebut memiliki kecepatan yang besar atau cepat. Dapat
disimpulkan bahwa kecepatan maksimun pada orbit planet apabila planet berada pada
titik perihelion namun kecepatan minimun pada orbit planet apabila planet berada pada
aphelion.
Hukum Kepler III menerangkan mengenai periode revolusi saat planet mengelilingi
"Kuadrat periode setiap planet sebanding dengan pangkat tiga jarak rata rata dari
Matahari"
T21 𝑇22
3 =
𝑟1 𝑟22
= Konstan
Penjelasan
T1=periode planet pertama
T2= Periode planet kedua
r1= jarak planet pertama dengan matahari
r2= jarak planet kedua dengan matahari
Rumus diatas dapat digunakan untuk menghitung hukum kepler III.
2.2 Hukum Gravitasi Newton
saling tarik menarik dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil dari massa dan
berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak antara mereka. (Secara terpisah
yang berasal dari pengamatan empiris yang Isaac Newton sebut induksi.[1] ini adalah
bagian dari mekanika klasik dan dirumuskan dalam karya Newton berjudul Philosophiæ
Naturalis Principia Mathematica ("the Principia"), terbit perdana pada 5 Juli 1687.
(Ketika buku Newton disajikan pada 1686 ke Royal Society, Robert Hooke mengklaim
bahwa Newton memperoleh inverse hukum kuadrat darinya.) Dalam bahasa modern,
Setiap titik massa menarik setiap massa titik lain dengan gaya sepanjang potong
dari kedua titik. Gayanya berbanding lurus dengan hasil dari dua massa dan berbanding
dimana :
kilogram (kg), r dalam meter (m), dan konstanta G kira-kira sama dengan
6,674×10−11 N m2 kg−2. Nilai dari konstanta G pertama kali secara akurat ditentukan
dari hasil percobaan Cavendish experiment Oleh ilmuwan inggris Henry Cavendish
pada tahun 1798, meskipun Cavendish tidak menghitung nilai numerik untuk G.[2]
penelitian ini juga merupakan tes pertama teori gravitasi Newton antara massa di
laboratorium. Itu terjadi 111 tahun setelah penerbitan buku Newton "Principia" dan 71
tahun setelah kematian Newton, sehingga tidak ada rumus Newton yang menggunakan
nilai G; sebaliknya ia hanya bisa menghitung kekuatan relatif terhadap kekuatan lain.
digunakan untuk menghitung besarnya gaya listrik antara dua benda bermuatan.
jarak antara benda. Hukum Coulomb memiliki produk dari dua muatan pada produk
Hukum Newton telah digantikan oleh teori relativitas Einstein umum, tetapi terus
digunakan sebagai pendekatan yang sangat baik dari efek gravitasi. Relativitas
diperlukan hanya ketika ada kebutuhan untuk presisi ekstrem, atau ketika berhadapan
dengan medan gravitasi yang sangat kuat, seperti yang ditemukan pada benda yang
sangat besar dan padat, atau pada jarak sangat dekat (seperti orbit Merkurius
mengelilingi matahari).
Tafsiran newton terhadap hukum kapler
Hukum Kepler 1
“Setiap planet bergerak dalam lintasan elips dan matahari berada disalah
satufokusnya”
Pada waktu itu pernyataan ini dianggap radikal, karena kepercayaan yang berlaku
pada saat itu memandang bahwa orbit harus didasari dengan lingkaran sempurna.
Pengamatan ini sangat penting pada saat itu karena mendukung pandangan alam
semesta menurut Kopernikus. Ini tidak berarti ia kehilangan relevansi dalam konteks
Pada saat itu Kepler sendiri tidak mengetahui alasan mengapa planet bergerak
dengan cara demikian. Ketika mulai tertarik dengan gerak planet-planet, Newton
menemukan bahwa ternyata hukum-hukum Kepler ini bisa diturunkan secara matematis
dari hukum gravitasi universal dan hukum gerak Newton. Newton juga menunjukkan
bahwa di antara kemungkinan yang masuk akal mengenai hukum gravitasi, hanya satu
yang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang konsisten dengan Hukum Kepler.
Dimensi paling panjang pada orbit elips diatas disebut sumbu mayor alias sumbu
utama, dengan setengah panjang a. Setengah panjang ini disebut sumbu semiutama alias
semimayor. F1 dan F2 adalah titik Fokus. Matahari berada pada F1 dan planet berada
pada P. Tidak ada benda langit lainnya pada F2. Total jarak dari F1 ke P dan F2 ke P
sama untuk semua titik dalam kurva elips. Jarak pusat elips (O) dan titik fokus (F1 dan
F2) adalah ea, di mana e merupakan angka tak berdimensi yang besarnya berkisar antara
0 sampai 1, disebut juga eksentrisitas. Jika e = 0 maka elips berubah menjadi lingkaran.
Kenyataanya, orbit planet berbentuk elips alias mendekati lingkaran. Dengan demikian
besar eksentrisitas tidak pernah bernilai nol. Nilai e untuk orbit planet bumi adalah
0,017. Perihelion merupakan titik yang terdekat dengan matahari, sedangkan titik
Hukum Kepler 2
Hukum Kepler kedua ini berbunyi : “Luas daerah yang disapu oleh garis antara
matahari dengan planet adalah sama untuk setiap periode waktu yang sama”.
Pada selang waktu yang sangat kecil, garis yang menghubungkan antara matahari
dengan planet melewati sudut (misal : dθ ). Garis tersebut melewati daerah sapuan yang
berjarak r, dan luas daerah sapuan dA=1/2 r2 dθ . Sementara laju planet ketika melewati
r dθ /dt
dA/dt = 1/2 2
Hal yang paling utama dalam Hukum II Kepler adalah kecepatan sektor
mempunyai harga yang sama pada semua titik sepanjang orbit yang berbentuk elips.
Ketika planet berada di perihelion, nilai r kecil, sedangkan dθ/dt besar. Ketika planet
Hukum Kepler 3
Planet yang terletak jauh dari matahari memiliki perioda orbit yang lebih panjang
dari planet yang dekat letaknya. Hukum Kepler ketiga menjabarkan hal tersebut secara
kuantitatif.
“Kuadrat waktu yang diperlukan oleh planet untuk menyelesaikan satu kali orbit
sebanding dengan pangkat tiga jarak rata‐rata planet‐planet tersebut dari matahari”.
Jika T1 dan T2 mewakili periode dua buah planet berbeda, dan r1 dan r2 mewakili
jari-jari semimayor antara dua planet tersebut, maka dapat ditulis sebagai persamaan :
𝑇 𝑟
( 1) = ( 1)
𝑇2 𝑟2
Dengan kata lain persamaan diatas dapat ditulis kembali sebagai persamaan
𝑟13 𝑟23
𝑇12 = 𝑇22
ini berarti untuk setiap planet harus memiliki nilai r3 / T2 yang sama.
Berikut adalah data mengenai jari-jari semimayor dan waktu periode planet-
matematis dan da[at dihubungkan dengan Hukum Newton mengenai Gaya Gravitasi
apabila ditinjau dengan hukum Newton kedua dan hukum gerak melingkar, maka
apabila ditinjau dengan hukum Newton kedua dan hukum gerak melingkar, maka
𝑚1 𝑚 2
𝐹𝑔 = G ……persamaan Gaya GravitasiBumi
𝑟2
∑ 𝐹 = m.a
𝑚1 𝑚 𝑀 𝑣12
G =m
𝑟12 𝑟1
adalah massa matahari. r 1 adalah jari-jari rata-rata planet terhadap matahari, sedangkan
v1 adalah kelajuan orbit rata-rata planet pertama. Waktu yang diperlukan sebuah planet
untuk menyelesaikan satu orbit adalah T1, di mana jarak tempuhnya sama dengan
2𝜋𝑟1
𝑣1=
𝑟1
2𝜋𝑟1
𝑚1𝑚𝑀 𝑇1
G = 𝑚1 ( )
𝑟12 𝑟1
𝑚1𝑚𝑀 4𝑟𝜋2
G = 𝑚1
𝑟12 𝑇12
𝑇12 4𝜋2
= …….. Persamaan 1
𝑟13 𝐺𝑚𝑀
Apabila metode yang sama dilakukan untuk planet kedua dengan jari-jari dan
massa yang berbeda maka akan didapat persamaan umum yang sama. Dengan r2 , m2,
T2 berturut-turut adalah jari-jari rata-rata planet dengan matahari, massa planet dan
𝑇12 4𝜋2
= …….. Persamaan 2
𝑟13 𝐺𝑚𝑀
Perhatikan ruas kanan pada persamaan 1 dan persamaan 2, nilai antara ruas kanan
persamaan 1 dan 2 adalah sama. oleh karena itu, maka apabila persamaan 1 dan 2
𝑇12 𝑇22
=
𝑟13 𝑟23
𝑇 𝑟
( 1) = ( 1)
𝑇2 𝑟2
Hukum Kepler 3 relevan dengan konsep gerak melingkar dan gaya gravitasi
universal hasil temuan Isaac Newton dan dapat dibuktikan secara matematis.
Gerak planet mengitari Matahari. Satelit yang mengelilingi Bumi dan bintang-bintang
yang mengitari pusat Galaksi, diatur oleh gaya sentral yang bekerja sepanjang garis
lurus yang
menghubungkan benda langit terhadap sumber gaya tersebut. Aturan untuk
menerangkan gaya
sentral ini lazim disebut hukum gravitasi Newton, “ Gaya tarik menarik antara dua titik
massa adalah berbanding langsung dengan hasil kali massa mereka serta berbanding
terbalik dengan
mi massa ke – i
r jarak m1 ke m2
1. Jika m dalam gram dan r dalam sentimeter maka G=6,67 10-8 cgs
2. Jika m dalam massa matahari dan r dalam satuan astronomi maka nilai G adalah
0,017202
Semua benda di lama semesta ini memiliki massa, sehingga juga memiliki
gravitasi. Selain memiliki gravitasi, juga memiliki medan gravitasi yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Contohnya pengaruh gravitasi matahari dan gravitasi
bumi mengakibatkan revolusi bumi agar bumi tidak tertarik ke dalam matahari, begitu
juga pengaruh gravitasi bumi dan bulan, mengakibatkan bulan mengelilingi bumi.
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
oleh gaya gravitasi bumi yang menarik apel tersebut ke pusat gravitasi bumi. Gaya
Nilai gravitasi matahari adalah 27.94 G (nilai G yang diakui sekarang = 6,67 x
10-11 Nm2/kg2 (kekuatan gravitasi bumi)), yaitu sekitar 28 kali kekuatan gravitasi bumi.
Dengan percepatan gravitasi permukaan yaitu = 274.0 m/s2, dibanding kan bumi = 9.8
m/s2.
Pengaruh gaya gravitasi matahari dan gravitasi bumi mengakibatkan bumi berputar pada
menarik bumi ke pusat matahari, sedang gaya gravitasi bumi tetap mempertahankan
posisi bumi, sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat bumi berputar pada
porosnya dan mengelilingi matahari agar tidak tertarik ke pusat gravitasi matahari atau
sekitar 0,17 kali kekuatan gravitasi bumi. Dengan percepatan gravitasi permukaan yaitu
= 1,6 m/s2, dibanding kan bumi = 9.8 m/s2.Gravitasi bumi menarik bulan ke pusat
bumi, sedang gaya gravitasi bulan tetap mempertahankan posisi bulan, sehingga
menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat bulan berputar pada porosnya dan
mengelilingi bumi agar tidak tertarik ke pusat gravitasi bumi atau tetap berada pada
orbitnya.
Pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah pasang-surut air laut. Gaya
gravitasi bulan menarik air laut ke arah bulan sehingga memengaruhi ketinggian ombak
dan permukaan laut. Karena bulan mengitari bumi, maka akan ada saat di mana satu sisi
dari bumi lebih dekat dengan bulan. Bagian yang dekat dengan bulan inilah yang akan
mengalami air laut pasang, sedangkan bagian lainnya yang tidak dekat dengan bulan
mengalami air laut surut. Pasang-surut air laut juga berkaitan dengan fase bulan.
Biasanya, air laut akan mengalami pasang tinggi pada saat bulan purnama.
Selain itu juga, pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah menjauhnya
Orbit planet
Orbit planet-planet di Tata Surya memang semuanya berada dalam satu bidang.
Demikian juga dengan orbit satelit dari planet-planet tersebut. Semuanya berada dalam
satu bidang yang sama. Semua planet bisa memiliki orbit pada bidang yang sama ini
Tata Surya terbentuk dari awan gas dan debu raksasa yang kita kenal sebagai nebula.Di
dalam nebula inilah bintang dilahirkan.Atau kalau di dalam Tata Surya, Matahari lahir
sferis.Awan gas dan debu ini berputar dan kemudian menarik lebih banyak
Saat terjadi keruntuhan, rotasi awan semakin cepat.Tapi tidak semua bagian dari awan
ini ditarik ke pusat. Partikel di sekitar bidang yang tegak lurus sumbu rotasi mengalami
gaya sentrifugal yang membuat mereka tidak mendekati pusat melainkan melawan
Semakin banyak massa yang dikumpulkan di pusat piringan, maka temperatur juga
meningkat tajam sehingga memberi kemampuan yang cukup untuk terjadinya reaksi
kelahiran Bintang.Sementara itu gas dan debu di piringan pipih yang berputar
menyebabkan planet-planet memiliki orbit pada bidang yang sama dengan Bintang.
Periode orbit
Periode orbit adalah waktu yang diperlukan bagi suatu benda untuk melakukan satu
orbit penuh mengitari benda lain.Jika disebutkan tanpa mendalami astronomi, maka
rujukannya adalah periode sidereal suatu benda astronomis, yang dihitung terhadap
bintangnya.
Ada beberapa jenis periode orbit untuk benda-benda yang mengitari Matahari
untuk muncul kembali di titik yang sama relatif terhadap dua benda lain (node
linier), contohnya ketika Bulan relatif terhadap Matahari dilihat dari Bumi
kembali ke fase iluminasi yang sama. Periode sinodis adalah waktu yang
dalam urutan linier yang sama. Periode sinodis berbeda dari periode sidereal
antara dua perlintasan benda melalui node menaiknya, titik orbitnya tempat
benda tersebut melintasi ekliptika dari belahan selatan ke utara. Periode ini
berbeda dari periode sidereal karena kedua bidang orbit benda dan bidang
yaitu garis node, juga berpresesi terhadap bintang tetap. Meski bidang
ekliptika sering bersifat tetap di posisi yang ia tempati pada epos tertentu,
lambat.
Periode tropis Bumi (atau disebut juga "tahun") adalah waktu yang
dilihat sebagai dua perlintasan benda di asensio rekta nol. Satu tahun Bumi
memiliki interval yang sedikit lebih pendek daripada orbit Matahari (periode
selesai dengan interval yang sama dengan kembalinya siklus presesi (sekitar
25.770 tahun).
BAB III
Penutup
3.1 kesimpulan
Ketiga Hukum Kepler yang ada, di mana telah dijelaskan dalam Bab II yaitu
Hukum 1 Kepler yang menjelaskan tentang orbit benda langit, Hukum II Kepler
benda yang memiliki masa m, memiliki gaya gravitasinya sendiri yang besarnya
ditentukan oleh besar massa dan kuadrat jarak antara kedua benda.
Gatya Gravitasi memberi pengaruh terhadap bentuk muka bumi, pada tempat-
tempat yang bukan pada khatulistiwa, gaya berat tidak menuju pusat bumi, dan tidak
tegak lurus permukaan bumi, sehingga permukaan bumi ini akan mendapat gaya dan
bergeser kearah khatulistiwa, sampai gaya berat ini tegak lurus permukaan bumi.
Karena itu bentuk bumi akan elipsioda. Memampat dikedua kutubnya dan
menggelembung di khatulistiwa.
Perbedaan percepatan gravitasi dipermukaan bumi ini bervariasi dikarenakan
topografi yang juga bervariasi dimana percepatan gravitasi berbanding terbalik dengan
jarak antara benda yang terkena gaya gravitasi dengan pusat masa benda yang menarik
benda tersebut, contoh praktisnya ialah percepatan gravitasi di pegunungan sedikit lebih
3.2 Saran
melihat begitu luasnya tinjauan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa serta
konsep-konsep fisika yang ada dialam semesta ini adalah sangat mungkin menemukan
atau setidaknya mengembangkan konsep baru untuk mempeluas obyek penelitian dan
riset yang ada dan yang aka ada. Seperti halnya tokoh-tokoh yang beberapa kali telah
kita sebutkan diatas, diantaranya Tycho Brahe yang mengamati gerak planet dari bumi,
John Kepler yang menemukan keteraturan dari hasil pengamatan pendahulunya Tycho
Keple, serta Isaac Newton yang melakukan sintesa terhadap temuan-temuan dan ide-ide
Bahasa matematis.