PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
KAJIAN TEORI
sebagai penyejuk atau pendingin suhu udara dalam ruangan. Adapun proses
(dingin). Mesin pendingin bisa bekerja dengan baik jika memiliki komponen
berikut.
mesin pendingin.
pipa kondensor akan mengalami pengembunan. Dari sini, udara yang sudah
mengembun dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa evaporator.
yang berasal dari pipa kondensor masuk ke evaporator lalu berubah wujud
tersebut mampu menyerap kondisi panas yang ada dalam ruangan mesin
4. Pipa pengisap
2.2 Mengenal Komponen Utama Mesin Pendingin
bagian‐bagian alat mesin pendingin dan cara kerjanya, salah satu diantaranya
adalah kompresor. Kompresor yang bias menekan gas atau udara dan
1. Katub hisap adalah katub yang cara kerjanya berlawanan dengan katub
tekan. Katub ini akan menutup manakala katub tekan tertutub. Hal tersebut
mundur piston dalam silinder. Jika piston turun maka katub hisap akan
terbuka dan terjadilah hisapan udara dari filter, yang berasal dari pipa
penghisap.
dibagian depan katub hisap ini tujuannya adalah agar udara yang dihisap
oleh kompresor tetap bersih, tidak tercemar oleh debu atau yang lainnya.
piston atau torak. Silinder tidak boleh bocor atupun tergores. Jika bocor
adanya sirkulasi gas. Piston bergerak maju mundur atau naik turun sejalan
Jika ring pada piston tidak tepat pemasangannya dan bocor, maka udara
dalam ruang silinder akan bocor, akibatnya daya tekan kompreasi dan daya hisap
akan berkurang. Ini akan sangat mempengaruhi proses pendinginan pada saluran
pipa. Tujuan ring ini dipasang adalah untuk mendapatkan kerapatan pada ruang
silinder.
1. Batang torak atau batang piston adalah suatu alat yang berfungsi
menghubungkan piston dengan engkol. Batang ini berupa logam besi yang
ujungnya diberi spie (pen) untuk mengkaitkan piston pada engkol. Jika
secara beirama.
2. Engkol juga terbuat dari logam yang dikaitkan pada poros. Dengan
piston sehingga terjadilah gerakan maju mundur atau naik turunya piston.
Evaporator
rupa. Fungsinya sebagai alat pendingin. Pipa evaporator ada yang terbuat dari
bahan tembaga, besi, alumanium atau dari kuningan. Namun kebanyakan terbuat
dari alumanium dan besi. Kerusakan yang sering dijumpai pada evaporator adalah
mesin pendingin tidak mampu mendinginkan ruangan (pada kulkas adalah ruang
pendingin). Adapun cara kerja evaporator adalah menguapkan gas yang masuk
dari pipa condenser. Gas refrigerant dari kompresor masih dalam temperatur yang
mengalir terus menuju pipa kapiler. Dari pipa kapiler merambat menuju pipa
evaporator.
Gambar 2.6
Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah suatu pipa pada mesin pendingin yang mempunyai
diameter yang paling kecil jika dibandingkan dengan pipa‐pipa lainnya. Jika pada
evaporator pipanya mempunyai diameter 5/16 inci, maka untuk pipa kapiler
dijumpai pada pipa kapiler ini, kalau tidak bocor mungkin tersumbat. Pipa kapiler
staint. Yakni saringan gas yang sudah terpasang oleh pabrik mesin pendingin.
Fungsi dari alat ini adalah menyaring dan menyerap debu yang akan masuk ke
ruang pipa berikutnya (kapiler dan evaporator). Bentuk dari alat ini ialah berupa
tabung kecil dengan diameter antara 12‐15 mm, sedangkan panjangnya tak kurang
dari 14 – 15 cm. Ada dua macam pipa kapiler yang mempunyai fungsi yang
berbeda dalam mesin pendingin. Yaitu pipa kapiler sebagai pengubah panas (heat
exchanger) dan pipa yang satunya lagi berfungsi untuk penghisap gas dari pipa
evaporator. Ketika gas Freon pada pipa pengubah panas masih dalam keadaan
bertekanan tinggi, namun pada saat masuk ke pipa penghisap berubah suhunya
menjadi rendah. Dari pipa penghisap akan mengalir ke motor listrik atau dinamo.
Demikianlah putaran gas Freon yang terus menerus disaat mesin hidup dan
pengontrol refrigerant yang masuk ke pipa pertama pada jenus pipa lainnya.
sebagai pipa tambahan penyaluran udara (gas refrigerant) keluar dari dlam mesin.
Prosesnya ialah udara yang dipompakan atau ditekan oleh kompresor akan
sebagai penyalur gas refrigerant ke dalam mesin. Prosesnya ialah gas refrigerant
tersebut masuk dari pipa evaporator yang temperaturnya rendah (terjadi kondisi
kerusakan akibat gerakan dinamo dan kompresor yang terus menerus melakukan
penekanan. Jika tidak dilengkapi dengan alat ini, maka mesin pendingin akan
terus menerus bekerja walaupun tekanan atau suhu di dalam pipa mengalami
temperatur suhu yang maksimal. Alat otomatis yang biasa dugunakan adalah
tegangan listrik. Prinsipnya adalah apabila tegangan PLN naik terlalu tinggi maka
terkena aliran yang tinggi. Adapun cara kerja alat ini adalah: (1). Jika aliran
tegangan yang tinggi dari PLN masuk ke kumparan maka kumparan akan
terbakar. Alat pemanas ini dipasang dekat soket atau jeck yang menuju ke stop
kontak PLN. Cara kerjanya adalah jika tegangan dari PLN mendadak naik, maka
elemen pemanas akan beraksi yang selanjutnya akan mengalir ke plat bimetal
melalui kawat nikelin sebagai penghubung. Akibatnya plat bimetal yang tak
kontak dengan katub lain akan terbuka. Yang artinya tegangan menjadi putus (tak
ada tegangan).
Dinamo tidak bekerja. (2) jika tegangan dari PLN wajar‐tidak tinggi‐ maka
elemen panas bekerja dengan tidak bereaksi. Begitu juga dengan plat bimetal
tidak akan dapat aliran panas. Plat menjadi lurus dan terjadi hubungan (kontak)
antara kutub yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian motor
Pada thermostat dilengkapi dengan tabung yang berisi cairan yang mudah
sekali menguap. Tabung tersebut ditempatkan pada ruang mesin pendingin (ruang
evaporator) kemudian disalurkan oleh pipa kapiler ke ruang gas. Prinsip kerjanya
adalah jika ruang dalam mesin pendingin mencapai titik beku (dalam evaporator
mencapai temperature yang sangat (rendah), maka cairan dalam tabung thermostat
penyusutan berarti gas dari ruang gas akan mengalir ke pipa kapiler yang kosong.
Ruang gas menjadi kendur. Pegas akan menekannya sehingga kontak saklar akan
dynamo berhenti dan kompresorpun berhenti tetapi dalam waktu yang relative
agak lama. Apabila ruangan mesin mendingin (pada evaporator) suhunya naik lagi
dan tidak pada titik beku, dalam tabung akan berubah menjadi cair yang berarti
ruang gas member tekanan. Saklar kontak akan terhubung. Motor (dynamo) dan
sistem pendingin dengan jalan perpindahan panas dari suatu tempat yang
antara lain:
pendingin (kulkas)
Jumlah kalor yang diserap oleh refrigerant dari benda atau fluida yang
fluida kerja mengalami perubahan phasa dari cair menjadi uap, kemudian dari
phasa uap kembali menjadi phasa cair, sehingga merupakan suatu siklus aliran
katup ekspansi agar cairan tersebut dapat menguap kembali (evaporasi), sambil
menyerap panas dari objek yang di inginkan, siklus dari aliran refrigerant tersebut
dapat kita lihat pada Gambar 2.3 dalam menjalankan fungsinya refrigerant
mengalami proses:
Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer kalor dari media
dari luar sistem. Secara prinsip merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor (heat
engine). Dilihat dari tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi dibagi menjadi
dua yaitu refrigerator yang berfungsi untuk mendinginkan media dan heat pump
siklus refrigerasi.
fluida yang bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung menjadi lebih dingin
jika dibiarkan mengembang. Jika perubahan tekanan cukup tinggi, maka gas yang
ditekan akan menjadi lebih panas daripada sumber dingin diluar (contoh udara
diluar) dan gas yang mengembang akan menjadi lebih dingin daripada suhu
dingin yang dikehendaki. Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk mendinginkan
lingkungan bersuhu rendah dan membuang panas ke lingkungan yang bersuhu
tinggi. Ilustrasi siklus refrigerasi kompresi uap dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
biasanya udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini cairan
merubah bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran evaporator
superheated gas sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk cairan (3a-
udara atau air. Penurunan suhu lebih lanjut terjadi pada pekerjaan pipa dan
penerima cairan (3b - 4), sehingga cairan refrigeran didinginkan ke tingkat
oleh perbandingan antara efek refrigerasi (ER) sistem dengan kerja (Wk) yang
merupakan selisih dari enthalpi sisi buang (h1) dengan enthalpi sisi isap (h4) pada
evaporator. Sedangkan kerja kompresi (Wk) adalah selisih dari enthalpi sisi buang
(h2) dengan enthalpi sisi isap (h1) pada kompresor. Secara matematis dirumuskan
WK = h1 – h4 / h2 – h1
Untuk keamanan sistem refrigerasi, diambil faktor koreksi 10%. Hal ini
panas masuk ke dalam sistem. Maka total panas yang harus diserap evaporator
= 251,9656 W
= 0,2519656 kW
Untuk keamanan sistem refrigerasi, diambil factor koreksi 10%. Hal ini
panas masuk kedalam sistem. Maka total panas yang harus diserap evaporator
= 240,7141 W
= 0,2407141 kW
perubahan fasa cair menjadi uap, berarti terjadi proses penyerapan panas dari
lingkungan dan perubahan fasa uap menjadi cair maka terjadi proses
masih berhubungan erat dengan hukum perpindahan kalor. Sebuah lemari es harus
melakukan tugas untuk membalikkan arah normal aliran energi panas. Tugas itu
Kunci proses kulkas dan sistem pendingin lain agar dapat bekerja terdapat
pada refrigeran. Refrigeran ialah zat semacam Freon yang bertitik didih rendah
sehingga dapat memfasilitasi perubahan bentuk antara cair dan gas. Sebagai
cairan, refrigeran berperan dalam penyerapan energi panas dari udara dingin di
menjadi cairan dingin yang melewati sebuah mesin evaporator. Lalu referigeran,
yang sudah dibahas sebelumnya, menyerap energi panas agar menjadi lebih
hangat lalu akhirnya berubah bentuk menjadi gas. Gas yang terbentuk
cairan.
tempat yang memiliki ruangan untuk menyebarkan cairan keluar dalam rangka
menurunkan suhu menjadi lebih rendah. Cairan dingin hasil refrigeran tersebut
berulang.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
untuk menggerakkan semua komponen yang ada pada lemari pendingin (kulkas).
Kami juga menyimpulkan ada 2 energi yang berpengaruh dalam sistem kerja
lemari es yaitu energi listrik dan energi kinetik. tetapi energi yang paling utama
adalah energi lstri, karena tanpa adanya energi listri, tidak akan ada energi gerak.
Didalam sistem kerja lemari pendingin (kulkas) tidak lepas dari ilmu fisika
yaitu termodinamika atau perpindahan panas. Selain itu, dalam sistem kerja lemari
hal ini sesuai dengan hukum kekekalan energi “energi tidak dapat diciptakan dan
3.2 SARAN
penerapan ilmu fisika tidak hanya sebatas teori tetapi juga dengan praktek
larasania-termodinamika.blogspot.com/.../prinsip-kerja-kulkas.html
tiaradrtermodinamika.blogspot.com/.../prinsip-kerja-lemari-es-kulkas
dalam.html
https://edoc.site/.../makalah-aplikasi-termodinamika-pdf-free.html
Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 ISSN 2089 – 7235