Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi semakin berkembang sangat pesat pada


kehidupan manusia di era modern ini, khususnya pada bidang elektronika.
Hal ini ditandai dengan adanya berbagai peralatan yang diciptakan dan dapat
dioperasikan serta digunakan secara otomatis dan dalam kehidupan saat ini
kita hidup di era semua serba cepat dan tepat dalam melakukan sesuatu
sehinggga kita membutuhkan alat yang digunakan untuk memberikan tanda
ke pada kita untuk agar tidak melupakan sesuatu yaitu alarm dalam hal ini
adalah alarm lemari es ,alarm ini digunakan untuk memberitahu kepada kita
ketika kita mengambil suatu barang di dalam kulkas atau lemari es kita lupa
untuk memastikan lemari es tersebut tertutup dengan baik maka di ciptakan
lah alat ini yang gunanya untuk memeberitahu kita bahwa kita lupa menutup
dengan baik lemari es yang telah kita buka. agar kita dapat dengan cepat
menutup kembali lemari es tersebut. dengan adanya alarm lemari es ini kita
dapat beraktifitas dengan tenang tanpa harus memikirkan hal-hal yang
sekecil ini dan barang yang berada di dalam lemari es tetap dingin dan baik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara kerja mesin pendingin ?

2. Apa saja komponen utama mesin pendingin ?

3. Bagaimana sistem kerja pendingin ?

4. Bagaimana perpindahan kalor di dalam evaporator ?

5. Bagaimana cara pemilihan siklus refrigerasi ?

6. Bagaimana cara kerja siklus pendingin / siklus refigerasi ?

7. Apa saja analisa termodinamika tentang mesin pendingin ?


1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui cara kerja mesin pendingin.

2. Mengetahui komponen utama mesin pendingin.

3. Mengetahui sistem kerja pendingin.

4. Mengetahui perpindahan kalor di dalam evaporator.

5. Mengetahui cara pemilihan siklus refigerasi.

6. Mengetahui siklus kerja mesin pendingin.

7. Memahami analisa termodinamika tentang mesin pendingin.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat


mengetahui dan memahami cara kerja lemari pendingin (kulkas) dan
mengetahui apa saja komponen – komponen penyusun pada lemari
pendingin serta kaitanya dengan termodinamika.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin

Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu

bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin

bisanya berupa kulkas, freezer atau AC. Namun AC fungsinya adalah

sebagai penyejuk atau pendingin suhu udara dalam ruangan. Adapun proses

kerjanya adalah “ Penguapan”. Untuk mendapatkan penguapan diperlukan

gas (udara) yang mencapai temperature tertentu (panas). Setelah udara

tersebut panas diubah agar kehilangan panas, sehingga terjadi penguapan.

Disaat adanya penguapan, maka timbullah suhu di dalam temperature rendah

(dingin). Mesin pendingin bisa bekerja dengan baik jika memiliki komponen

berikut.

Gambar 2.1 Skema cara kerja mesin pendingin.


1. Kompresor (pipa hisap‐tekan)

Kompresor adalah suatu alat dalam mesin pendingin yang cara

kerjanya dinamis atau bergerak, yakni menghisap sekaligus memompa udara

sehingga terjadilah sirkulasi (perputaran) udara yang mengalir dari pipa‐pipa

mesin pendingin.

2. Kondensor (pipa pengembun)

Kondensor merupakan suatu jaringan pipa yang berfungsi sebagai

pengembun. Udara yang dipompakan dari kompresor akan mengalami

penekanan sehingga mengalir ke pipa kondensor. Udara yang berada dalam

pipa kondensor akan mengalami pengembunan. Dari sini, udara yang sudah

mengembun dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa evaporator.

3. Evaporator (pipa penguap)

Evaporator adalah pipa yang berfungsi sebagai penguapan. Zat cair

yang berasal dari pipa kondensor masuk ke evaporator lalu berubah wujud

menjadi gas dingin karena mengalami penguapan. Selanjutnya udara

tersebut mampu menyerap kondisi panas yang ada dalam ruangan mesin

pendingin. Selanjutnya gas yang ada dalam evaporator akan mengalir

menujukompresor karena terkena tenaga hisapan. Demikian terus menerus

sirkulasi udara dan perubahannya dalam rangkaian mesin pendingin.

4. Pipa pengisap
2.2 Mengenal Komponen Utama Mesin Pendingin

Modal utama untuk bias mereparasi atau memperbaiki mesin

pendingin secara tepat dan benar ialah anda diwajibkan mengenal

bagian‐bagian alat mesin pendingin dan cara kerjanya, salah satu diantaranya

adalah kompresor. Kompresor yang bias menekan gas atau udara dan

menghisapnya harus dilengkapi dengan dinamo (motor). Dinamo ini

berfungsi sebagai pengeerak kompresor.

Gambar 2.2 Dinamo dan kompresor

Dinamo yang mendapatkan tenaga arus bolak balik (ac) akan

berputar. Karena poronya yang dilengkapi dengan ban (belt) yang

menghubungkan poros engkol kompresor, maka secara otomatis pula

kompresor bekerja melakukan pengisapan udara dan pemompaan.


Gambar 2.3 Konstruksi kompresor pendingin

1. Katub hisap adalah katub yang cara kerjanya berlawanan dengan katub

tekan. Katub ini akan menutup manakala katub tekan tertutub. Hal tersebut

akan bergerak secar aberirama dan bergantian seiring gerakan maju

mundur piston dalam silinder. Jika piston turun maka katub hisap akan

terbuka dan terjadilah hisapan udara dari filter, yang berasal dari pipa

penghisap.

2. Filter udara terpasang sebelum katub hisap. Dipasangnya filter udara

dibagian depan katub hisap ini tujuannya adalah agar udara yang dihisap

oleh kompresor tetap bersih, tidak tercemar oleh debu atau yang lainnya.

Silinder, adalah bagian dari kompresor yang berfungsi sebagai rumah

piston atau torak. Silinder tidak boleh bocor atupun tergores. Jika bocor

ataupun tergores maka daya tekanan kompresi akan berkurang, sehingga

kurang mampu menekan atau menghisap udara.


3. Piston disebut juga torak. Fungsinya untuk memompa dan menghisap

udara sehingga dalam saluran dalam pipa‐pipa mesin pendingin terjadi

adanya sirkulasi gas. Piston bergerak maju mundur atau naik turun sejalan

dengan gerakan engkol. Dimana engkol ini dipengaruhi oleh putaran

poros, sedangkan poros dipengaruhi oleh putaran rotor pada dinamo.

Gambar 2.4 Piston atau torak dan ring‐ringnya

Jika ring pada piston tidak tepat pemasangannya dan bocor, maka udara

dalam ruang silinder akan bocor, akibatnya daya tekan kompreasi dan daya hisap

akan berkurang. Ini akan sangat mempengaruhi proses pendinginan pada saluran

pipa. Tujuan ring ini dipasang adalah untuk mendapatkan kerapatan pada ruang

silinder.

1. Batang torak atau batang piston adalah suatu alat yang berfungsi

menghubungkan piston dengan engkol. Batang ini berupa logam besi yang

ujungnya diberi spie (pen) untuk mengkaitkan piston pada engkol. Jika

engkol bergerak sejalan dengan putaran porosnya maka engkol akan


bergerak maju mundur, dan gerakan ini menekan serta menarik piston

secara beirama.

2. Engkol juga terbuat dari logam yang dikaitkan pada poros. Dengan

demikian engkol akan mengikuti putaran poros sehingga mempengaruhi

gerak maju mundur batang piston.

3. Poros engkol terangkai dengan engkolnya. Dan engkol dirangkai dengan

batang piston. Poros engkol jika bergerak akan mengubahposisi batang

piston sehingga terjadilah gerakan maju mundur atau naik turunya piston.

Gambar 2.5 Batang piston dan engkol

 Evaporator

Evaporator adalah jaringan atau bentuk pipa yang dikonstruksi sedemikian

rupa. Fungsinya sebagai alat pendingin. Pipa evaporator ada yang terbuat dari

bahan tembaga, besi, alumanium atau dari kuningan. Namun kebanyakan terbuat

dari alumanium dan besi. Kerusakan yang sering dijumpai pada evaporator adalah

kebocoran pipa. Hamper semua kerusakan terjadi karena kebocoran sehingga

mesin pendingin tidak mampu mendinginkan ruangan (pada kulkas adalah ruang

pendingin). Adapun cara kerja evaporator adalah menguapkan gas yang masuk
dari pipa condenser. Gas refrigerant dari kompresor masih dalam temperatur yang

sangat tinggi. Artinya kalorinya (panasnya) dinaikkan. Setelah itu karena

dorongan dari kompresor, ia mengalir masuk ke pipa‐pipa kondensor. Di dalam

pipa condenser ini, gas mengalami perubahan menjadi dingin. Selanjutnya

mengalir terus menuju pipa kapiler. Dari pipa kapiler merambat menuju pipa

evaporator.

Gambar 2.6

Pipa evaporator berada dalam ruang mesin pendingin/kulkas.

 Pipa Kapiler

Pipa kapiler adalah suatu pipa pada mesin pendingin yang mempunyai

diameter yang paling kecil jika dibandingkan dengan pipa‐pipa lainnya. Jika pada

evaporator pipanya mempunyai diameter 5/16 inci, maka untuk pipa kapiler

berdiameter 0,026 atau 0,031. Kerusakan mesin pendingin biasanya banyak

dijumpai pada pipa kapiler ini, kalau tidak bocor mungkin tersumbat. Pipa kapiler

berfungsi untuk menurunkan tekanan dan mengatur cairan refrigerant (udara

refrigerant) yang merayap dari pipa‐pipa condenser. Namun sebelum gas


refrigerant merayap kepipa kepiler ia harus melalui alat yang disebut dengan dried

staint. Yakni saringan gas yang sudah terpasang oleh pabrik mesin pendingin.

Fungsi dari alat ini adalah menyaring dan menyerap debu yang akan masuk ke

ruang pipa berikutnya (kapiler dan evaporator). Bentuk dari alat ini ialah berupa

tabung kecil dengan diameter antara 12‐15 mm, sedangkan panjangnya tak kurang

dari 14 – 15 cm. Ada dua macam pipa kapiler yang mempunyai fungsi yang

berbeda dalam mesin pendingin. Yaitu pipa kapiler sebagai pengubah panas (heat

exchanger) dan pipa yang satunya lagi berfungsi untuk penghisap gas dari pipa

evaporator. Ketika gas Freon pada pipa pengubah panas masih dalam keadaan

bertekanan tinggi, namun pada saat masuk ke pipa penghisap berubah suhunya

menjadi rendah. Dari pipa penghisap akan mengalir ke motor listrik atau dinamo.

Demikianlah putaran gas Freon yang terus menerus disaat mesin hidup dan

sebelum otomatis memutus kontak.

Gambar 2.7 Pipa kapiler pada mesin pendingin


 Kran Ekspansi

Kran ini banyak dijumpai pada mesin pendingin, fungsinya sebagai

pengontrol refrigerant yang masuk ke pipa pertama pada jenus pipa lainnya.

Fungsinya sama dengan pipa kapiler yaitu menurunkan cairan refrigerant.

 Discharge Line and Suction Line

Pipa‐pipa ini merupakan pipa tambahan. Pipa discharge line berfungsi

sebagai pipa tambahan penyaluran udara (gas refrigerant) keluar dari dlam mesin.

Prosesnya ialah udara yang dipompakan atau ditekan oleh kompresor akan

mengalir masuk ke pipa tambahan discharge line kemudian diteruskan ke pipa

condenser. Sedangkan pipasuction line adalah pipa tambahan yang fungsinya

sebagai penyalur gas refrigerant ke dalam mesin. Prosesnya ialah gas refrigerant

tersebut masuk dari pipa evaporator yang temperaturnya rendah (terjadi kondisi

penguapan), kemudian ke pipa kapiler (pipa kapiler penghisap) kemudian menuju

pipa suction line yang selanjutnya masuk ke katub di kompresor.

Gambar 2.8 Pipa discharge line dan suction line.


 Pengontrol Listrik Otomatis

Pada mesin pendingin, baik kulkas maupun AC dilengkapi dengan

pengontrol listrik otomatis. Tujuannnya adalah untuk menghindari adanya

kerusakan akibat gerakan dinamo dan kompresor yang terus menerus melakukan

penekanan. Jika tidak dilengkapi dengan alat ini, maka mesin pendingin akan

terus menerus bekerja walaupun tekanan atau suhu di dalam pipa mengalami

temperatur suhu yang maksimal. Alat otomatis yang biasa dugunakan adalah

bimetal, dan thermostat.

 Alat Pengaman bimetal

Bimetal adalah suatu alat kontrol listtrik sebagai pengaman mesin

pendingin. Tujuannya untuk melindungi dan menganamankan dinamo dari

tegangan listrik. Prinsipnya adalah apabila tegangan PLN naik terlalu tinggi maka

bimetal segera memutuskan hubungan sehingga motor listrik (dinamo) tidak

terkena aliran yang tinggi. Adapun cara kerja alat ini adalah: (1). Jika aliran

tegangan yang tinggi dari PLN masuk ke kumparan maka kumparan akan

terbakar. Alat pemanas ini dipasang dekat soket atau jeck yang menuju ke stop

kontak PLN. Cara kerjanya adalah jika tegangan dari PLN mendadak naik, maka

elemen pemanas akan beraksi yang selanjutnya akan mengalir ke plat bimetal

melalui kawat nikelin sebagai penghubung. Akibatnya plat bimetal yang tak

tahan panas memuai dan menjadi melengkung. Dengan melengkungnya bimetal

kontak dengan katub lain akan terbuka. Yang artinya tegangan menjadi putus (tak

ada tegangan).
Dinamo tidak bekerja. (2) jika tegangan dari PLN wajar‐tidak tinggi‐ maka

elemen panas bekerja dengan tidak bereaksi. Begitu juga dengan plat bimetal

tidak akan dapat aliran panas. Plat menjadi lurus dan terjadi hubungan (kontak)

antara kutub yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian motor

mendapatkan tenaga dari arus listrik.

Gambar 2.9 Bimetal terkena teganagn tinggi, kontak terputus

Gambar 2.10 Bimetal tidak terkena tegangan tinggi, kontak terhubung.


 Alat Pengaman Thermostat

Fungsi Thermostat pada mesin pendingin adalah sebagai berikut;

 Mengatur batas suhu dalam ruang evaporator

 Mengatur lamanya kompresor dan dinamo berhenti

 Mengatur untuk menjalankan kembali dinamo dan kompresor bekerja

Pada thermostat dilengkapi dengan tabung yang berisi cairan yang mudah

sekali menguap. Tabung tersebut ditempatkan pada ruang mesin pendingin (ruang

evaporator) kemudian disalurkan oleh pipa kapiler ke ruang gas. Prinsip kerjanya

adalah jika ruang dalam mesin pendingin mencapai titik beku (dalam evaporator

mencapai temperature yang sangat (rendah), maka cairan dalam tabung thermostat

akan membeku. Cairan yang membeku akan menyusut. Dengan terjadinya

penyusutan berarti gas dari ruang gas akan mengalir ke pipa kapiler yang kosong.

Ruang gas menjadi kendur. Pegas akan menekannya sehingga kontak saklar akan

membuka. Dengan demikian terputuslah hubungan listrik dari PLN. Berarti

dynamo berhenti dan kompresorpun berhenti tetapi dalam waktu yang relative

agak lama. Apabila ruangan mesin mendingin (pada evaporator) suhunya naik lagi

dan tidak pada titik beku, dalam tabung akan berubah menjadi cair yang berarti

ruang gas member tekanan. Saklar kontak akan terhubung. Motor (dynamo) dan

kompresor bekerja lagi, demikianlah berturut‐turut.


Gambar 2.11Thermostat dalam keadaan putus

Gambar 2.12 Thermostat dalam keadaan tersambung.

2.3 Sistem Pendingin (Refrigerasi)

Teknik pendingin (refrigerasi) adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu

sistem pendingin dengan jalan perpindahan panas dari suatu tempat yang

bertemperatur rendah ke suatu tempat yang bertemperatur lebih tinggi. Secara

garis besar teknik pendingin (refrigerasi) bertujuan antara lain:

a) Untuk mengurangi atau menurunkan temperature dari suatu zat.


b) Mengubah phasa suatu zat dari suatu keadaan menjadi keadaan lain,

misalnya: Uap → Air → Es

c) Memelihara suatu zat atau ruangan di dalam suatu kondisi tertentu.

Teknik pendingin (refrigerasi) dapat di manfaatkan pada berbagai bidang,

antara lain:

1) Industri: gudang pendingin, industri pembuatan balok Es

2) Rumah tangga (domestic): Pengkondisisan udara unit (AC), lemari/ruang

pendingin (kulkas)

3) Sistem pengkondisian udara: Swalayan, Transpotasi laut, Hotel

2.4 Perpindahan Kalor di dalam Evaporator

Jumlah kalor yang diserap oleh refrigerant dari benda atau fluida yang

hendak didinginkan, dapat dituliskan sebagai:

2.5 Pemilihan Siklus Refrigerasi

Dalam siklus refrigerasi, refrigerant dalam menjalankan fungsinya sebagai

fluida kerja mengalami perubahan phasa dari cair menjadi uap, kemudian dari

phasa uap kembali menjadi phasa cair, sehingga merupakan suatu siklus aliran

yang tertutup, kecuali siklus refrigerasi yang menggunakan udara sebagai

refrigerannya, dimana phasa refrigerant tetap dalam phasa gas. Berdasarkan

proses yang dialami refrigerant, siklus dapat di bedakan atas:


1) Siklus refrigerasi kompresi uap (Vapor compression refrigeration cycle)

2) Siklus refrigerasi pancaran uap (steam jetrefrigeration cycle)

3) Siklus refrigerasi udara (air refrigeration cycle)

4) Siklus refrigerasi penyerapan (absorbtion refrigeration cycle)

Pada sistem siklus refrigerasi kompresi uap (Vapor compression

refrigeration cycle) kompressor mengkompresikan dalam phasa uap sehingga

tekanan dan temperaturnya naik, sehingga refrigerant mudah mengembun

(kondensasi) di dalam kondensor. Lalu tekanan dan temperatur di turunkan oleh

katup ekspansi agar cairan tersebut dapat menguap kembali (evaporasi), sambil

menyerap panas dari objek yang di inginkan, siklus dari aliran refrigerant tersebut

dapat kita lihat pada Gambar 2.3 dalam menjalankan fungsinya refrigerant

mengalami proses:

a) Evaporasi (penguapan) di evaporator.

b) Kompressi (pemompaan) di kompressor

c) Kondensasi (pengembunan) di kondensor.

d) d) Ekspansi (penurunan tekanan) di katup ekspansi.

Gambar 2.13 siklus kompresi uap


2.6 Siklus Pendingin / Siklus Refigerasi

Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer kalor dari media

bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi dengan menggunakan kerja

dari luar sistem. Secara prinsip merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor (heat

engine). Dilihat dari tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi dibagi menjadi

dua yaitu refrigerator yang berfungsi untuk mendinginkan media dan heat pump

yang berfungsi untuk memanaskan media Ilustrasi tentang siklus pendingin /

siklus refrigerasi.

Gambar 2.14 Refrigerasi/ siklus pendingin

Siklus refrigerasi kompresi mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa

fluida yang bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung menjadi lebih dingin

jika dibiarkan mengembang. Jika perubahan tekanan cukup tinggi, maka gas yang

ditekan akan menjadi lebih panas daripada sumber dingin diluar (contoh udara

diluar) dan gas yang mengembang akan menjadi lebih dingin daripada suhu

dingin yang dikehendaki. Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk mendinginkan
lingkungan bersuhu rendah dan membuang panas ke lingkungan yang bersuhu

tinggi. Ilustrasi siklus refrigerasi kompresi uap dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 2.15 Siklus kompresi uap

 1 – 2. Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya,

biasanya udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini cairan

merubah bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran evaporator

gas ini diberi pemanasan berlebih/superheated gas.

 2 – 3. Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor dimana

tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan meningkat, sebab bagian energi

yang menuju proses kompresi dipindahkan ke refrigeran.

 3 – 4. Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor menuju

kondenser. Bagian awal proses refrigerasi (3-3a) menurunkan panas

superheated gas sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk cairan (3a-

3b). Refrigerasi untuk proses ini biasanya dicapai dengan menggunakan

udara atau air. Penurunan suhu lebih lanjut terjadi pada pekerjaan pipa dan
penerima cairan (3b - 4), sehingga cairan refrigeran didinginkan ke tingkat

lebih rendah ketika cairan ini menuju alat ekspansi.

 4 - 1 Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas

melalui peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi tekanan dan

mengendalikan aliran menuju.

Mesin pendingin adalah besarnya energi yang berguna, yang ditunjukkan

oleh perbandingan antara efek refrigerasi (ER) sistem dengan kerja (Wk) yang

dibutuhkan untuk mengkompresi refrigeran di kompresor Efek refrigerasi (ER)

merupakan selisih dari enthalpi sisi buang (h1) dengan enthalpi sisi isap (h4) pada

evaporator. Sedangkan kerja kompresi (Wk) adalah selisih dari enthalpi sisi buang

(h2) dengan enthalpi sisi isap (h1) pada kompresor. Secara matematis dirumuskan

sebagai berikut: Untuk kerja = Efer Refrigerasi / kerja Kompresor COP = ER /

WK = h1 – h4 / h2 – h1

Gambar 2.16 Konstruksi Freezer dan Cooler


2.7 Perhitungan Perpindahan Panas Freezer

Total panas keseluruhan yang diperoleh:

 Panas dari kabin freezer = 165,682W

 Panas dari proses pembekuan air menjadi Es = 9,3037 W

 Panas Panas akibat buka tutup pintu = 12,046 W

 Panas dari lampu = 15,55 W

 Panas dari rak dan cetakan = 0,878 W

 Panas dari beban infiltrasi = 25,60 W

 Total panas = 229,0597 W

Untuk keamanan sistem refrigerasi, diambil faktor koreksi 10%. Hal ini

untuk mencegah terjadinya overload bila terjadi kebocoran yang memungkinkan

panas masuk ke dalam sistem. Maka total panas yang harus diserap evaporator

sebagai beban pendingin:

Qtotal = total panas (W) + ( 10% x total panas )

= 229,0597 W + ( 10% x 229,0597)

= 251,9656 W

= 0,2519656 kW

Apabila 1TR = 3,5167 kW, maka kapasitas refrigerasi:

2.8 Hasil Perhitungan Perpindahan Panas untuk Cooler

Total panas keseluruhan yang diperoleh:

 Panas dari kabin cooler = 159,339 W


 Panas dari produk = 0,057 W

 Panas Panas akibat buka tutup pintu = 12,046W

 Panas dari lampu = 15,55 W

 Panas dari rak = 0,603 W

 Panas dari beban infiltrasi = 31,236 W

 Total panas = 218,831 W

Untuk keamanan sistem refrigerasi, diambil factor koreksi 10%. Hal ini

untuk mencegah terjadinya overload bila terjadi kebocoran yang memungkinkan

panas masuk kedalam sistem. Maka total panas yang harus diserap evaporator

sebagai beban pendingin

Qtot = 218,831 W + ( 10% x 218,831 W )

= 240,7141 W

= 0,2407141 kW

Apabila 1TR = 3,5 kW,maka kapasitas refrigerasi:

2.9 Analisa Termodinamika

Proses perpindahan panas pada system ini selalu diiringi dengan

perubahan fasa cair menjadi uap, berarti terjadi proses penyerapan panas dari

lingkungan dan perubahan fasa uap menjadi cair maka terjadi proses

pengembunan panas. Proses ini berlangsung secara terus menerus.

Meskipun memiliki cara kerja yang berlawanan, prinsip kerja lemari es

masih berhubungan erat dengan hukum perpindahan kalor. Sebuah lemari es harus
melakukan tugas untuk membalikkan arah normal aliran energi panas. Tugas itu

melibatkan penggunaan energi yang bertujuan untuk memindahkan sesuatu, dan

untuk melakukannya sebuah lemari es membutuhkan energi. Dalam kasus ini,

energi itu disediakan oleh listrik.

Gambar 2.17 prinsip kerja lemari es

Kunci proses kulkas dan sistem pendingin lain agar dapat bekerja terdapat

pada refrigeran. Refrigeran ialah zat semacam Freon yang bertitik didih rendah

sehingga dapat memfasilitasi perubahan bentuk antara cair dan gas. Sebagai

cairan, refrigeran berperan dalam penyerapan energi panas dari udara dingin di

dalam lemari es untuk diubah menjadi gas.

Jadi pertama-tama, energi panas ditransfer ke dalam lemari es untuk

menjadi cairan dingin yang melewati sebuah mesin evaporator. Lalu referigeran,

yang sudah dibahas sebelumnya, menyerap energi panas agar menjadi lebih

hangat lalu akhirnya berubah bentuk menjadi gas. Gas yang terbentuk

sebelumnya, dialirkan melalui compressor agar cairan pendingin memiliki

temperatur yang lebih tinggi.


Refrigeran dengan suhu yang lebih tinggi tersebut selanjutnya mengalir

melalui kondensor, dimana terjadi transfer #energi panas ke kumparan pendingin

kondensor. Akhirnya, refrigeran tersebut kehilangan energi panasnya dan berubah

menjadi energi dingin kembali, serta mengalami peristiwa kondensasi menjadi

cairan.

Selanjutnya refrigeran masuk ke tabung Ekspansi, dimana merupakan

tempat yang memiliki ruangan untuk menyebarkan cairan keluar dalam rangka

menurunkan suhu menjadi lebih rendah. Cairan dingin hasil refrigeran tersebut

kemudian mengalir kembali ke evaporator. Selanjutnya siklus itu kembali

berulang.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembahasan tentang lemari

pendingin (kulkas) diatas adalah terdapatnya penerapan ilmu fisika dalam

teknologi modern yang digunakan sehari hari.

Dalam peralatan dan sistem kerja lemari pendingin (kulkas) hampir

semuanya mengggunakan energi yaitu energi listrik. Energi listrik dimanfaatkan

untuk menggerakkan semua komponen yang ada pada lemari pendingin (kulkas).

Kami juga menyimpulkan ada 2 energi yang berpengaruh dalam sistem kerja

lemari es yaitu energi listrik dan energi kinetik. tetapi energi yang paling utama

adalah energi lstri, karena tanpa adanya energi listri, tidak akan ada energi gerak.

Didalam sistem kerja lemari pendingin (kulkas) tidak lepas dari ilmu fisika

yaitu termodinamika atau perpindahan panas. Selain itu, dalam sistem kerja lemari

pendingin (kulkas) hanya mengubah bentuk energi secara berulang-ulang (rotari),

hal ini sesuai dengan hukum kekekalan energi “energi tidak dapat diciptakan dan

tidak dapat dimusnahkan, tetapi bisa dirubah bentuknya”.

3.2 SARAN

1. Ilmu fisika sangat bermanfaat dalam peralatan modern, sebaiknya

penerapan ilmu fisika tidak hanya sebatas teori tetapi juga dengan praktek

dengan dukungan peralatan yang memadai.


DAFTAR PUSTAKA

larasania-termodinamika.blogspot.com/.../prinsip-kerja-kulkas.html

tiaradrtermodinamika.blogspot.com/.../prinsip-kerja-lemari-es-kulkas

dalam.html

https://edoc.site/.../makalah-aplikasi-termodinamika-pdf-free.html

Mengenal kompressor dan komponen jaringan freon pada kulkas

Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 ISSN 2089 – 7235

ANALISIS PERBANDINGAN EVAPORATOR KULKAS (LEMARI ES) DENGAN

MENGUNAKAN REFRIGERANT R-22 DAN R-134A

Anda mungkin juga menyukai