Anda di halaman 1dari 6

HUKUM KEPLER

Pendahuluan
Pernahkah Sahabat-Sahabat menduga atau beranggapan bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi, sedangkan bumi diam? Sebab Sahabat melihat seakan-
akan matahari berpindah dari timur ke barat. Jika pernah, maka dugaan Sahabat itu sebenarnya salah. Yang sebenarnya terjadi adalah matahari selalu diam
ditempat dan bumi yang mengelilinginya. Mengapa demikian? Peristiwa ini dapat dijelaskan dan dibuktikan dengan jelas oleh hukum Kepler. Ya, Hukum
Kepler.

Di dalam astronomi, tiga Hukum Gerakan Planet Kepler adalah:

 Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu fokusnya.
 Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.
 Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari.

Itulah yang akan kita bahas pada kesempatan ini. Kita akan membahasnya mulai dari pengertiaan Hukum Kepler, Hukum Kepler I,II,III serta rumus-rumus
dari hukum-hukum Kepler tersebut.
A. PENGERTIAN HUKUM KEPLER
Pada dasarnya Hukum Kepler merupakan uraian dari gerak antara dua benda, relatif satu sama lain, dan dapat diterapkan kepada sistem gerak dua benda
apa saja. Khususnya dalam astronomi, hukum ini sangat penting untuk mempelajari gerak benda-benda langit. Misalnya di tata surya, gerak suatu planet
dengan induknya yakni matahari. Atau dapat juga diterapkan untuk gerak antara planet dengan satelitnya, misalnya bulan ganymede dengan induknya
Jupiter, dan sebagainya.
B. SEJARAH HUKUM KEPLER
Hukum Kepler ditemukan oleh seorang matematikawan yang juga merupakan seorang astronom Jerman yang bernama Johannes Kepler (1571-1630).
Penemuannya didasari oleh data yang diamati oleh Tycho Brahe(1546-1601), seorang astronom terkenal dari Denmark.
Sebelum ditemukannya hukum ini, manusia zaman dulu menganut paham geosentris, yaitu sebuah paham yang membenarkan bahwa bumi merupakan pusat
alam semesta. Anggapan ini didasari pada pengalaman indrawi manusia yang terbatas, yang setiap hari mengamati matahari, bulan dan bintang bergerak,
sedangkan bumi dirasakan diam. Anggapan ini dikembangkan oleh astronom Yunani Claudius Ptolemeus (100-170 M) dan bertahan hingga 1400 tahun.
Menurutnya, bumi berada di pusat tata surya. Matahari dan planet-planet mengelilingi bumi dalam lintasan melingkar.
Kemudian pada tahun 1543, seorang astronom Polandia bernama Nicolaus Copernicus (1473-1543) mencetuskan model heliosentris. Heliosentris artinya
bumi beserta planet-planet lainnya mengelilingi matahari dalam lintasan yang melingkar. Tentu saja pendapat ini lebih baik dibanding pendapat sebelumnya.
Namun, ada yang masih kurang dari pendapat Copernicus yaitu dia masih menggunakan lingkaran sebagai bentuk lintasan gerak planet.

MODEL GEOSENTRIS DAN HELIOSENTRIS

Pada tahun 1596 Kepler menerbitkan buku pertamanya di bidang astronomi dengan judul The Mysteri of the Universe. Di dalam buku itu ia memaparkan
kekurangan dari kedua model diatas yaitu tiada keselarasan antara lintasan- lintasan orbit planet dengan data pengamatan Tycho Brahe. Oleh karenanya
Kepler meninggalkan model Copernicus juga Ptolemeus lalu mencari model baru. Pada tahun 1609, barulah ditemukan bentuk orbit yang cocok dengan data
pengamatan Brahe, yaitu bentuk elips. Kemudian penemuannya tersebut dipublikasikan dalam bukunya yang berjudul Astronomia Nova yang juga disertai
hukum keduanya. Sedangkan hukum ketiga Kepler tertulis dalam Harmonices Mundi yang dipublikasikan sepuluh tahun kemudian.
C. HUKUM I, II, dan III KEPLER
1. Hukum I Kepler
Hukum I Kepler menjelaskan tentang bagaimana bentuk lintasan orbit planet-planet. Bunyi dari hukum ini yaitu :
Lintasan setiap planet ketika mengelilingi matahari, berbentuk elips, di mana matahari terletak pada salah satu fokusnya.

Pada zaman Kepler, klaim di atas adalah radikal. Kepercayaan yang berlaku (terutama yang berbasis teori epicycle) adalah bahwa orbit harus didasari
lingkaran sempurna. Pengamatan ini sangat penting pada saat itu karena mendukung pandangan alam semesta menurut Kopernikus. Ini tidak berarti ia
kehilangan relevansi dalam konteks yang lebih modern.

Meski secara teknis elips yang tidak sama dengan lingkaran, tetapi sebagian besar planet planet mengikuti orbit yang bereksentrisitas rendah, jadi secara
kasar bisa dibilang mengaproksimasi lingkaran. Jadi, kalau ditilik dari pengamatan jalan edaran planet, tidak jelas kalau orbit sebuah planet adalah elips.
Namun, dari bukti perhitungan Kepler, orbit-orbit itu adalah elips, yang juga memeperbolehkan benda-benda angkasa yang jauh dari Matahari untuk
memiliki orbit elips. Benda-benda angkasa ini tentunya sudah banyak dicatat oleh ahli astronomi, seperti komet dan asteroid. Sebagai contoh, Pluto, yang
diamati pada akhir tahun 1930, terutama terlambat diketemukan karena bentuk orbitnya yang sangat elips dan kecil ukurannya.

GEOMETRI ORBIT PLANET ELIPS


Dari model diatas diperlihatkan bentuk elips dari lintasan orbit planet yang mengelilingi matahari. Dimana matahari berada di salah satu titik fokusnya yang
ditandai dengan F1 dan F2. Sedangkan planet berada pada jarak r2 dari F2 atau r1 dari F1. Jika posisi planet berubah maka jarak r1 dan r2 ikut berubah.
Jarak a disebut sumbu semimayor(1/2 sumbu panjang) dan 2a disebut mayor (sumbu panjang ) Jarak b disebut sumbu semiminor(1/2 sumbu pendek) dan 2b
disebut minor (sumbu pendek). Jarak c dari titik pusat merupakan titik fokus, dimana c2 = a2+b2.
Bentuk elips orbit ditentukan oleh eksentrisitas (e) elips tersebut. (Eksentrisitas orbit suatu benda astronomi adalah jumlah ketika orbitnya melenceng dari
lingkaran sempurna, 0 berarti lingkaran sempurna, dan 1,0 adalah parabola, dan tidak lagi berupa orbit tertutup.) Semakin kecil eksentrisitasnya, maka
bentuk elipsnya akan semakin mendekati bentuk lingkaran. Dan sebaliknya, bila eksentrisitasnya semakin besar, bentuk elips akan memanjang dan tipis.
Jarak merupakan perbandingan dari jarak c dengan jarak a (e = c/a). Nilai eksentrisitas elips lebih besar dari 0 dan lebih kecil dari 1. Jika e = 0 maka elips
berubah menjadi lingkaran. Kenyataanya, orbit planet berbentuk elips alias mendekati lingkaran. Dengan demikian besar eksentrisitas tidak pernah bernilai
nol. Nilai e untuk orbit planet bumi adalah 0,017.
Ketika planet berada pada jarak terjauh dari matahari, maka pada saat itu planet berada pada titik aphelion. Letaknya pada gambar yaitu pada ujung kiri elips
(sebelah kiri F1). Jarak dari aphelion ke matahari dapat dihitung dengan menjumlahkan jarak a dengan c. Jika planet berada pada ujung kanan elips (sebelah
kanan F2) maka planet sedang berada pada titik perihelion. Pada saat itu planet berada pada jarak terdekat dengan matahari. Jarak perihelion dengan
matahari merupakan selisih antara jarak a dengan c.
Jarak antara Bumi dengan Matahari sepanjang tahun tidaklah selalu sama. Hal mengakibatkan musim panas di belahan Bumi utara lebih panjang sekitar 8
hari daripada musim dingin. Pada tahun 2012 posisi Bumi terdekat dengan Matahari terjadi pada tanggal 5 Januari 2012, sedangkan titik terjauh antara Bumi
dengan Matahari pada tanggal 5 Juli 2012.

Ilustrasi orbit planet sesuai hukum I Kepler :


2. Hukum II Kepler
Dalam model tata surya mereka, orang yunani berkeyakinan pada keyakinan Aristoteles bahwa benda-benda di langit bergerak dengan kecepatan konstan
dalam lingkaran karena itu semua adalah “gerakan alami.” Akan tetapi, hukum kepler kedua (terkadang disebut sebagai hukum luas sama) dapat digunakan
untuk menunjukkan bahwa kecepatan planet berubah ketika ia bergerak sepanjang orbitnya.
Hukum kedua Kepler menjelaskan tentang kecepatan orbit suatu planet. Bunyi dari hukum keduanya yaitu :
Setiap planet bergerak sedemikian sehingga suatu garis khayal yang ditarik dari matahari ke planet tersebut mencakup daerah dengan luas yang
sama dalam waktu yang sama.

Pada selang waktu yang sangat kecil, garis yang menghubungkan antara matahari dengan planet melewati sudut (misal : dθ ). Garis tersebut melewati daerah
sapuan yang berjarak r, dan luas daerah sapuan dA=1/2 r2 dθ . Sementara laju planet ketika melewati daerah itu adalah dA/dt. disebut kecepatan sektor.
r dθ /dt
dA/dt = 1/2 2

Secara matematis:

dimana adalah "areal velocity".

Ilustrasi (1)

Waktu yang dibutuhkan planet untuk berevolusi dari A – B, sama dengan waktu yang dibutuhkan planet untuk berevolusi dari C – D, dan E – F.Luasan yang
dibentuk AMB, sama dengan luasan yang dibentuk CMD, dan EMF.

Hal ini dapat terjadi karena pergerakan peredaran planet lebih cepat saat berada dekat dengan Matahari, dan semakin lambat pergerakan peredarannya saat
planet berada jauh dari Matahari. Kecepatan edar Bumi pada bulan Januari sekitar 30,2 km/detik, dan pada bulan Juli sekitar 29,2 km/detik.
ILUSTRASI (2)

LUASAN APHELION (ABC) DAN LUASAN PERIHELION (ADE)


Pada gambar diatas dperlihatkan dua contoh luasan untuk menjelaskan hukum II Kepler. Kedua luasan ini mempunyai luas yang sama. Pada selang waktu
yang sama, garis khayal yang menghubungkan planet dan matahari menyapu luasan yang memiliki besar yang sama. Oleh karena itu, ketika planet bergerak
dari b ke c (titik aphelion), kecepatan orbit planet lebih kecil atau lambat. Sedangkan ketika planet bergerak dari d ke e (titik perihelion) kecepatan orbit
planet lebih besar atau cepat. Maka kesimpulannya keceptan orbit maksimum planet yaitu ketika planet berada di titik perihelion dan kecepatan minimumnya
ketika berada di titik aphelion.
3. Hukum III Kepler
Kepler memiliki semua data-data milik Tycho tentang planet-planet, sehingga ia mampu untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap
planet untuk menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi matahari. Hal ini biasanya disebut sebagai periode orbit. Kepler mencatat bahwa semakin dekat
planet itu ke Matahari maka semakin cepat pula planet itu mengorbit Matahari. Dia adalah ilmuwan pertama yang mempelajari planet dari perspektif bahwa
Matahari dipengaruhi oleh orbitnya. Artinya, tidak seperti Ptolemy dan Copernicus, yang keduanya mengasumsikan bahwa “gerak alami” planet abergerak
dengan kecepatan konstan di sepanjang lingkaran, Kepler meyakini bahwa Matahari memberikan gaya pada planet untuk mendorong mereka di sepanjang
orbitnya dan karena hal ini, semakin dekat mereka dengan Matahari maka semakin cepat mereka menelusuri orbitnya.
Pada hukum ini Kepler menjelaskan tentang periode revolusi setiap planet yang melilingi matahari. Hukum Kepler III berbunyi :
Kuadrat perioda suatu planet sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari.

Secara matematis Hukum Kepler dapat ditulis sebagai berikut :

Keterangan :
T1= Periode planet pertama
T2= Periode planet kedua
r1 = jarak planet pertama dengan matahari
r2 = jarak planet kedua dengan matahari

Contoh Soal Hukum Kepler 3 :


Planet jupiter memiliki jarak orbit ke matahari yang diperkirakan sama dengan empat kali jarak orbit bumi ke matahari. Periode revolusi bumi mengelilingi
matahari 1 tahun. Berapakah periode jupiter tersebut mengelilingi matahari?
D. HUBUNGAN HUKUM GRAVITASI NEWTON DAN HUKUM KEPLER
Setelah newton menyimpulkan bahwa bukan tetap berada di orbit lingkarannya karena adanya gaya gravitasi yang bekerja pada bulan, newton mencoba untuk
membuktikan bahwa gaya gravirasi berperan sebagai gaya sentripetal yang dibutuhkan planet untuk bergerak dalam orbit elipsnya.
Berdasarkan Hukum ketiga kepler yang menyatakan bahwa perbandingan kuadrat periode terhadap pangkat tiga jarak rata-rata dari Matahari adalah sama
(tetap) untuk semua planet yang mengorbit matahari, Newton menggabungkan hukum gravitasi umum dengan prinsip gerak melingkar untuk menunjukkan
bahwa gaya gravitasi memberikan gaya sentripetal untuk planet yang orbitnya mendekati untuk lingkaran dan nilai k = 2,97 * 10 -19 s2/m2 dapat diprediksi
berdasarkan perbandingan T2/ r3
Tinjau sebuah planet dengan massa Mp mengelilingi matahati dengan orbit mendekati bentuk lingkaran. Selama mengelilingi matahari, planet ini mengalami
percepatan sentripetal (as) menuju ke pusat Matahari massanya Mm, Maka gaya sentripetalnya yang bekerja pada planet ini diberikan oleh persamaan berikut :
TULIS RUMUS DAN PENJABARAN YANG DIHALAMAN 53 SAMPAI 54 YANG PALING ATAS SEBELUM GERAKAN BUMI
MENGELILINGI MATAHARI ( TULIS AJA SEMUANYA)

1.GERAKAN BUMI MENGELILINGI MATAHARI


CATAT YANG ADA DIBUKU AJA YA INI ( GAMBARNYA JUGA YA)
2. GERAKAN SATELIT BUMI
INI JUGA YA YANG DIBUKU AJA( GAMBARNYA JUGA OK)
E. FUNGSI HUKUM KEPLER
Fungsi hukum Kepler di kehidupan modern yaitu digunakan untuk memperkirakan lintasan planet-planet atau benda luar angkasa lainnya yang mengorbit
Matahari seperti asteroid atau planet luar yang belum ditemukan semasa Kepler hidup. Hukum ini juga digunakan pada pengorbitan lainnya selain matahari.
Seperti bulan yang mengorbit bumi. Bahkan saat ini dengan menggunakan dasar dari hukum Kepler ditemukan sebuah benda baru yang mengorbit bumi
selain bulan. Benda ini merupakan sebuah asteroid yang berukuran 490 kaki (150 meter) yang dijuluki dengan Asteroid 2014 OL339. Asteroid berada cukup
dekat dengan bumi sehingga terlihat seperti satelitnya. Asteroid tersebut memiliki orbit elips. Ia membutuhkan waktu 364,92 hari untuk mengelilingi
Matahari. Hampir sama dengan bumi yang memiliki periode 365,25 hari.

Anda mungkin juga menyukai