Penyakit Penyerta
Obat-obatan
Kondisi lainnya
Faktor Resiko
Karies Gigi
Nutrisi Karbohidrat
pH saliva rendah
etc.
Faktor Resiko
Periodontitis
Penyakit sistemik
Overweight/Obesitas
Perokok pasif
Faktor Resiko
Gingivitis
Faktor primer
Plak
Faktor lokal
a. Restorasi gagal
b. Kavitas karies
c. Gigi tiruan tidak sesuai
d. Tumpukan sisa makanan
e. Merokok tembakau
f. Susunan gigi geligi tidak beraturan
g. Mikroorganisme
Faktor sistemik
a. Faktor genetik
b. Faktor nutrisional
c. Faktor hormonal
d. Faktor hematologi
Patofisiologi
Kandidiasis Oral
Mekanisme patogenesis infeksi ini dimulai dengan perlengketan kandida pada
sel epitel akibat glikoprotein pada permukaan kandida dan sel epitel. Kemudian
kandida akan memproduksi enzim proteinase, hialuronidase, kondroitin
sulfatasedan fosfolipase. Fosfolipase berfungsi menghidrolisis fosfolipid membran
sel epitel sedangkan protease dan enzim lain bersifat keratolik sehingga
memudahkan penetrasi kandida ke dalam epidermis.
Pada dinding sel kandida yang mengandung mannan (komponen protein)
berfungsi untuk mengaktivasi komplemen dan merangsang pembentukan antibodi.
Kompleks antigen-antibodi di permukaan sel kandida akan melindungi kandida dari
imunitas inang.
Mikroorganisme secara umum tidak berbahaya, namun dapat menjadi virulen
dikarenakan oleh perubahan resistensi host atau perubahan komposisi dari flora
normal host, yang biasanya disebabkan oleh terapi antibiotik. Jadi secara garis besar
pathogenesis dari dapat disebabkan oleh faktor host dan faktor virulensi dari
kandida. Banyak faktor host yang terlibat pada proses terjadinya . Salah satunya
ialah perubahan fisiologis tubuh misalnya umur yang terlalu muda, terlalu tua,
sedang hamil atau menstruasi.
Patofisiologi
Karies Gigi
Patofisiologi karies gigi pada awalnya asam (H+) terbentuk karena adanya gula
(sukrosa) dan bakteri dalam plak (kokus). Gula (sukrosa) akan mengalami fermentasi
oleh bakteri dalam plak hingga akan terbentuk asam dan dextran. Dextran akan
melekatkan asam (H+) yang terbentuk pada permukaan email gigi. Apabila hanya
satu kali makan gula (sukrosa), maka asam (H+) yang terbentuk hanya sedikit. Tapi
bila konsumsi gula (sukrosa) dilakukan berkali_x0002_kali atau sering maka akan
terbentuk asam hingga pH mulut menjadi ±5.
Asam dengan pH ±5 ini dapat masuk ke dalam email melalui enamel port (port
d’entre). Permukaan email lebih banyak mengandung kristal fluorapatit yang tahan
terhadap serangan asam sehingga asam hanya dapat melewati permukaan email
dan akan masuk ke bagian bawah permukaan email. Asam yang masuk ke bagian
bawah permukaan email akan melarutkan kristal hidroksiapatit yang ada.
Apabila asam yang masuk ke permukaan email sudah banyak, maka reaksi akan
terjadi berulang kali. Jumlah Ca2+ yang lepas bertambah banyak yang lama
kelamaan Ca2+ akan keluar dari email. Proses ini disebut dekalsifikasi yang terjadi
pada bagian bawah email maka biasa disebut dekalsifikasi bagian bawah email
Gingivitis
4. Denture stomatitis
Manifestasi Klinis
Gingivitis
2. Resesi gingiva
3. Mobilitas gigi
4. Migrasi gigi
5. Ketidaknyamanan
Diagnosis
Karies Gigi
Riwayat Pasien
Pemeriksaan Klinis
Analisa Saliva
Radiologi
Diagnosis
Kandidiasis Oral
Sitologi
Eksoliatif Kultur Biopsi Jaringan
Diagnosis
Gingivitis
1. Perubahan warna gingiva
3. Perubahan kontur
4. Perubahan konsistensi
Diagnosis
Periodontitis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis Penunjang
Klinis
Tatalaksana
Pulpitis
a.Pulpitis reversibel, perawatan dengan membuang jaringan karies atau restorasi
permanen dengan bahan pelindung pulpa yang sesuai.
b. Pulpitis ireversibel, perawatan dengan eksterpasi pulpa dan perawatan saluran
akar.
c. Nekrosis pulpa, dilakukan pencabutan.
Tatalaksana
Gingivitis
a.Lakukan pembersihan dan irigasi jaringan, sebanyak mungkin selama masih
ditolerir oleh pasien. Berikan metronidazole 200 mg tiga kali sehari selama lima
hari dan obat kumur hydrogen peroksida.
b. Berikan penyuluhan cara menjaga kesehatan mulut dengan baik dan lakukan
skeling serta pemolesan setelah fase akut mereda.
c. Kurangi atau hindari kebiasaan merokok.
d. Perawatan gingivitis adalah membersihkan plak gigi dan kalkulus secara teratur.
Gingivitis yang tidak diobati dapat berlanjut menjadi periodontitis.
Tatalaksana
Pulpitis
Perawatan Perawatan
periodontitis apikalis periodontitis apikalis
akut yang berasal dari kronis
pulpa
Perawatan
Perawatan periodontitis akut
periodontitis akibat yang berasal dari
trauma gingiva
Tatalaksana
Kandidiasis Oral
Lini Pertama :
1. Nistatin
2. Ampoterisin B
3. Klotrimazol
Lini Kedua :
1. Ketokonazol
2. Flukonazol
3. Itrakonazol
Komplikasi
1. Candidiasis : pada kandiasis oral sering dijumpai komplikasi berupa
erosi/kerusakan setiap bagian atau jaringan di mukosa mulut. dan ulkus
2. Gingivitis : Gingivitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi
seperti abses pada gingival dan tulang rahang, infeksi pada tulang
rahang maupun gusi, periodontitis, berulangnya gingivitis dan
terjadinya palung pada mulut
3. Pulpitis : periodontitis apical, periapikal abses, selulitis dan
osteomielitis tulang rahang. Penyebaran dari gigi maksila dapat
menyebabkan sinusitis purulen, meningitis, abses otak, selulitis orbital,
dan trombosis sinus cavernosus.
4. Periodentits :
a. Abses adalah infeksi kronis yang terlokalisir pada rongga yang
berdinding tebal
b. lesi tulang alveolar dan mukosa oral lainnya.
Thanks!