JOURNAL READING 2
KELOMPOK 16
Etiologi
Denture stomatitis memiliki etiologi multifaktorial, namun faktor predisposisi juga
signifikan: Trauma terhadap gigi tiruan, kebersihan gigi tiruan, faktor makanan
(seperti banyaknya konsumsi karbohidrat, seperti gula), infeksi kandida, dan kondisi
sistemik. Jamur yang menyebabkan terjadi denture stomatitis adalah Candida
albicans. Jenis kandida lain yang terdapat di rongga mulut yaitu Candida tropicalis,
Candida krusei, Candida parapsilosis,Candida guilliermondi. Meskipun faktor
predisposisi dan bakteri plak juga dapat terlibat. Diagnosis biasanya ditegakkan
setelah observasi adanya inflamasi pada mukosa palatal dan adanya C. albicans pada
gigi tiruan atau mukosa..
Penanganan
Menggunakan obat anti jamut, pemakaian gigi tiruan lepasan pada malam hari harus
dihentikan. Dianjurkan untuk merendam semalaman gigi tiruan dengan larutan
antiseptik disarankan juga untuk mengonsumsi amforerisin B topikal.
Klasifikasi
Newton pada tahun 1962 merupakan yang pertama kali memperkenalkan klasifikasi
dari denture stomatitis. Newton membagi klasifikasi menjadi 3 jenis yaitu
Punctiform hyperemia
Pada jenis ini, terdapat hiperemia di kelenjar ludah palatina minor, terdapat
punctiform yang eritema yang kecil dan berbentuk difus di palatum.
Gambar 1. Bagian yang terdapat hiperemia dan inflamasi
Diffuse hyperemia
Terdapat mukosa yang halus dan atrofi disertai eritema yang terletak dibawah
GT. Infeksi yang disebabkan oleh Candida biasanya menunjukkan lesi tipe ini.
Gambar 2. Terdapat area inflamasi difus yang mengenai bagian dari bantalan
GT
Granular hyperemia
Pada tipe ini biasanya menyerang bagian tengah dari palatum dengan
menunjukkan tekstur yang kasar serta terdapat nodul di mukosanya.
Gambar 3. Pertumbuhan papila yang berlebih menyerang bagian tengah dari
palatum keras
Granular inflammation
Terdapat mukosa yang hiperemia disertai dengan adanya nodul di bagian
tengah palatum. Trauma dan infeksi Candida dapat menyebabkan lesi tipe ini.
Etiologi
Suatu studi telah menemukan bahwa faktor yang menyebabkan denture stomatitis
adalah trauma, kebersihan mulut yang buruk, mikroba, usia gigi tiruan, alergi
terhadap bahan dasar gigi tiruan, merokok, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
imunodefisiensi, defisiensi nutrisi, dan obat-obatan.
Trauma:
Stomatitis denture bersifat multifaktorial, dengan penyebab utama adalah trauma.
Trauma yang dimaksud seperti tidak memiliki hubungan lengkung vertikal dan
horizontal yang benar. Menurut Nyquist, trauma yang disebabkan oleh gigi palsu
merupakan penyebab terbesar dari denture stomatitis. Cawson menyimpulkan bahwa
trauma dan infeksi kandida merupakan penyebab dari denture stomatitis. Selain dari
trauma dengan adanya jamur Candida albicans yang tidak terkontrol maka dapat
menyebabkan denture stomatitis.
Mikroorganisme:
Menurut Cawson, dan Budtz-Jorgensen adanya mikroorganisme seperti candida
albicans pada gigi tiruan dapat memicu terjadinya denture stomatitis. Jamur ini
berperan sebagai induksi dari respon inflamasi pada denture stomatitis dan dapat
bersifat toksin. Ditemukan bahwa bentuk yang paling parah dari stomatitis pada gigi
tiruan ditemukan pada pasien yang merokok berat. Adanya efek tembakau pada rokok
dan jamur candida menyebabkan terjadinya penekanan pada aktivitas dari leukosit,
sehingga menyebabkan perubahan pada permukaan mukosa mulut.
Saliva
Beberapa peneliti mengabarkan bahwa air liur dapat mengurangi adhesi C. albicans,
namun hal ini masih kontroversial. Saliva memiliki molekul pertahanan seperti
lisozim, kalprotektin, IgA yang menurunkan adhesi C. albicans ke permukaan mulut.
Xerostomia dapat mengubah keseimbangan mikroorganisme rongga mulut hingga
terjadi perkembanganbiakan bakteri. Staphylococcus aureus dapat menghambat
adaptasi normal. Banyak spesies mikroba yang menimbulkan substansi infeksi oral
dan penyakit sistemik lainnya salah satunya Klebsiella spp yang berperan dalam bau
tidak sedap pada gigi tiruan. Salles AE dkk, mengatakan gigi tiruan mandibula
memiliki presentase biofilm yang lebih tinggi dibanding maksilla. Bakteri gram-
positif lebih dominan walaupun perbandingan kokus pada kelompok kontrol dan
penggunaan gigi tiruan dengan stomatitis denture berbeda. Beberapa penelitian
mengatakan kekasaran permukaan berefek pada retensi mikroorganisme yang rata-
rata kekasaran tersebut berefek pada adhesi microbial. Permukaan yang kasar
mempengaruhi perkembangan plak gigi tiruan dan kolonisasi C. albicans atau
mikroorganisme lainnya.
Kondisi sistemik
Kondisi sistemik juga berpengaruh untuk candida terkait stomatitis denture.
Malnutrisi, kekurangan zat besi, folat atau vitamin B12, keadaan hipoendokrin,
penyakit Addison, diabetes mellitus, kelainan darah, infeksi HIV, aplasia timus,
xerostomia, terapi obat, terapi obat sitotoksik, dan sindrom Sjorgen.
Denture stomatitis dapat dikelola dengan agen antijamur, dengan pemberian 2% salep
miconazole 2-3x sehari selama 1 atau 2 minggu aplikasikan secara langsung pada
permukaan (base) gigi tiruan, bisa juga aplikasikan nystatin dengan sediaan cair, atau
krim. Terdapat pilihan obat lain yang lebih ekonomis, toksisitas rendah dan
bioavailable tinggi yaitu fluconazol, Ketokonazol bisa digunakan secara sistemik
dosis tunggal 200mg selama 14 hari.
Obat tersebut merupakan obat hepatoksik dan menimbulkan efek aritmia jantung jika
dikombinasikan dengan antihistamin atau antibiotik makrolide. Amphotericin B
sebelumnya digunakan dalam pengobatan denture stomatitis, namun sudah tidak
digunakan karena sangat nephrotoxic. Infeksi tipe 2 dan 3 bisa dilakukan laser beam,
cryosurgery, elektrosurgery dan bedah konvensional telah terbukti dalam mengobati
infeksi. Pemakaian implan overdenture dapat mengendalikan denture stomatitis untuk
mencegah trauma rongga mulut untuk kasus edentulus di usia lanjut.
Kesimpulan
Denture Stomatitis ialah kondisi mukosa yang berhubungan dengan gigi tiruan
disertai peradangan dan eritema bisa sebagian atau seluruh mukosa baik rahang atas
maupun rahang bawah. Etiologinya multifaktorial (trauma saat gigi tiruan tidak stabil,
frekuensi penggunaan gigi tiruan, pembersihan yang tidak baik, faktor diet, infeksi
candida dan kondisi sistemik) diikuti oleh faktor predisposisi yang signifikan
(traumatik oklusi, kebersihan rongga mulut dan gigi tiruan yang buruk, faktor
mikroba, usia gigi tiruan, alergi bahan material, suhu atau kelembaban pada base gigi
tiruan, merokok, mulut kering, kondisi sistemik, diabetes melitus dan
immunodeficiency, kekurangan nutrisi, dan obat-obatan). Pencegahan dilakukan
dengan cara merendam gigi tiruan dengan air dan asam asetat selama 15-30menit.
Treatment denture stomatitis salah satunya bisa memakai implan overdenture untuk
mengurangi trauma rongga mulut pada kondisi endentulus di usia lanjut. Gambaran
klinis pada umumnya berupa makula eritema, granular atau berbentuk beberapa
nodula (Herawati and Novani, 2017)
Makula Erytema
nodular
Daftar Pustaka
Herawati, E. and Novani, D. (2017) ‘Laporan kasus Penatalaksanaan kasus denture
stomatitis’, J Ked gi Unpad, 29(3), pp. 179–183. doi: 10.24198/jkg.v29i3.15945.