Anda di halaman 1dari 9

BLOK 19 REHABILITASI DAN ESTETIK 3

JOURNAL READING 2

KELOMPOK 16

Dosen pengampu : Drg. Audiawati Surachmin, Sp. PM

Ketua : Muhammad Ghalib 111201605


Sekretaris : Nadia Arsita Usman Amin 3
Anggota : Aulia 111201603
RNTMN 4
Sylvi 111201600
Fauziyah 9
Anysa 111201605
Rohman 0
Aulia 111201700
Rizky Noer 5
Hikma

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


2019 – 2020
Pengantar
Lesi mukosa oral yang terkait dengan gigi tiruan berhubungan dengan reaksi biofilm
di dalam mulut,bahan yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan , cedera atau
trauma gigi tiruan. Stomatitis yang ditandai dengan eritema kronis dan edema
dibawah gigi tiruan rangah atas.

Etiologi
Denture stomatitis memiliki etiologi multifaktorial, namun faktor predisposisi juga
signifikan: Trauma terhadap gigi tiruan, kebersihan  gigi tiruan, faktor makanan
(seperti banyaknya konsumsi karbohidrat, seperti gula), infeksi kandida, dan kondisi
sistemik. Jamur yang menyebabkan terjadi denture stomatitis adalah Candida
albicans. Jenis kandida lain yang terdapat di rongga mulut yaitu Candida tropicalis,
Candida krusei, Candida parapsilosis,Candida guilliermondi. Meskipun faktor
predisposisi dan bakteri plak juga dapat terlibat. Diagnosis biasanya ditegakkan
setelah observasi adanya inflamasi pada mukosa palatal dan adanya C. albicans pada
gigi tiruan atau mukosa..

Penanganan
Menggunakan obat anti jamut, pemakaian gigi tiruan lepasan pada malam hari harus
dihentikan. Dianjurkan untuk merendam semalaman gigi tiruan dengan larutan
antiseptik disarankan juga untuk mengonsumsi amforerisin B topikal.

Klasifikasi
Newton pada tahun 1962 merupakan yang pertama kali memperkenalkan klasifikasi
dari denture stomatitis. Newton membagi klasifikasi menjadi 3 jenis yaitu
 Punctiform hyperemia
Pada jenis ini, terdapat hiperemia di kelenjar ludah palatina minor, terdapat
punctiform yang eritema yang kecil dan berbentuk difus di palatum.
Gambar 1. Bagian yang terdapat hiperemia dan inflamasi

 Diffuse hyperemia
Terdapat mukosa yang halus dan atrofi disertai eritema yang terletak dibawah
GT. Infeksi yang disebabkan oleh Candida biasanya menunjukkan lesi tipe ini.

Gambar 2. Terdapat area inflamasi difus yang mengenai bagian dari bantalan
GT

 Granular hyperemia
Pada tipe ini biasanya menyerang bagian tengah dari palatum dengan
menunjukkan tekstur yang kasar serta terdapat nodul di mukosanya.
Gambar 3. Pertumbuhan papila yang berlebih menyerang bagian tengah dari
palatum keras

Selain Newton, Budzt-Jorgensen dan Bertam mengklasifikasikan denture stomatitis


menjadi 3 tipe berdasarkan tipe inflamasi yang diobservasi di membran mukosa pada
palatum.
 Simple localized inflammation
Terdapat ‘red spot’ di kelenjar ludah palatina minor. Lesi tipe ini berkaitan
dengan trauma yang terjadi pada GT.

 Simple diffuse inflammation


Terdapat hiperemia yang difus, menunjukkan permukaan yang halus dan
mukosa atrofi yang tersebar di semua bagian dari GT. Lesi ini bisa dikaitkan
dengan peningkatan pertumbuhan dari jamur.

 Granular inflammation
Terdapat mukosa yang hiperemia disertai dengan adanya nodul di bagian
tengah palatum. Trauma dan infeksi Candida dapat menyebabkan lesi tipe ini.

Etiologi
Suatu studi telah menemukan bahwa faktor yang menyebabkan denture stomatitis
adalah trauma, kebersihan mulut yang buruk, mikroba, usia gigi tiruan, alergi
terhadap bahan dasar gigi tiruan, merokok, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
imunodefisiensi, defisiensi nutrisi, dan obat-obatan.
Trauma:
Stomatitis denture bersifat multifaktorial, dengan penyebab utama adalah trauma.
Trauma yang dimaksud seperti tidak memiliki hubungan lengkung vertikal dan
horizontal yang benar. Menurut Nyquist, trauma yang disebabkan oleh gigi palsu
merupakan penyebab terbesar dari denture stomatitis. Cawson menyimpulkan bahwa
trauma dan infeksi kandida merupakan penyebab dari denture stomatitis. Selain dari
trauma dengan adanya jamur Candida albicans yang tidak terkontrol maka dapat
menyebabkan denture stomatitis.

Pemakaian gigi tiruan nokturnal:


Pemakaian gigi tiruan yang sudah aus berperan dalam etiologi dari stomatitis.
Penggunaan prostesa di malam hari dan terus menerus dapat mengurangi saliva dan
dapat mengurangi efek pembersihan lidah, karena adanya efek ini sehingga pemakai
gigi tiruan lebih rentan terhadap cedera mekanis sehingga meningkatkan risiko
terjadinya stomatitis denture.

Usia gigi tiruan:


Lamanya gigi tiruan bisa sebagai faktor predisposisi denture stomatitis, hal ini terjadi
karna adanya pemasangan yang buruk, permukaan kasar, pembersihan yang tidak
memadai dan adanya akumulasi plak pathogen.

Mikroorganisme:
Menurut Cawson, dan Budtz-Jorgensen adanya mikroorganisme seperti candida
albicans pada gigi tiruan dapat memicu terjadinya denture stomatitis. Jamur ini
berperan sebagai induksi dari respon inflamasi pada denture stomatitis dan dapat
bersifat toksin. Ditemukan bahwa bentuk yang paling parah dari stomatitis pada gigi
tiruan ditemukan pada pasien yang merokok berat. Adanya efek tembakau pada rokok
dan jamur candida menyebabkan terjadinya penekanan pada aktivitas dari leukosit,
sehingga menyebabkan perubahan pada permukaan mukosa mulut.

Bahan gigi tiruan


Bahan gigi tiruan, yang meliputi kondisioner jaringan dan lapisan gigi tiruan lunak,
banyak digunakan sebagai tambahan dalam perawatan prostodontik dan penanganan
mukosa mulut yang mengalami trauma dan paling sering digunakan dalam kaitannya
dengan gigi tiruan mandibula. Bahan yang baru-baru ini tersedia adalah elastomer
silikon, polimer metakrilat yang lebih tinggi dari plastik, polimetakrilat hidrofilik atau
fluoropolimer. Meskipun bahan ini menunjukkan toleransi jaringan yang sangat baik,
salah satu masalahnya adalah kolonisasi spesies Candida di dalam dan di dalam
materi. Pertumbuhan jamur diketahui dapat merusak sifat permukaan liner dan ini
dapat menyebabkan iritasi pada jaringan mulut. Hal ini disebabkan kombinasi
peningkatan kekasaran permukaan dan konsentrasi tinggi eksotoksin dan produk
metabolisme yang dihasilkan oleh koloni jamur.

Kebersihan gigi tiruan yang buruk


Kurangnya kebersihan gigi tiruan dianggap sebagai salah satu faktor penyebab
terjadinya denture stomatitis. Berbagai faktor yang merangsang proliferasi jamur,
seperti kebersihan mulut yang buruk, asupan karbohidrat yang tinggi, aliran saliva
berkurang, komposisi saliva, desain protesa dan pemakaian gigi tiruan secara terus
menerus juga dapat meningkatkan patogenisitas plak gigi tiruan.

Tekstur permukaan dan permeabilitas bahan dasar gigi tiruan


Permukaan jaringan gigi palsu biasanya menunjukkan mikropit dan mikroporositas.
Mikro-organisme yang bersembunyi di area ini sulit dihilangkan secara mekanis atau
dengan pembersihan kimiawi. Menurut beberapa in vitro studi, kontaminasi mikroba
resin akrilik gigi tiruan terjadi sangat cepat, dan ragi tampaknya melekat dengan baik
pada bahan dasar gigi tiruan. Kekasaran permukaan dapat memfasilitasi retensi
mikroba dan infeksi. Gigi palsu dengan tekstur halus dan tidak adanya porositas tidak
memungkinkan menempelnya plak dengan penetrasi cacat permukaan atau dengan
fiksasi mekanis pada permukaan yang tidak rata. Van Reenen menunjukkan in vitro
bahwa yang dikonfirmasi dengan penggunaan pewarna fluoresen dan C. albicans.
Penetrasi permukaan yang tidak dipoles, yang bersentuhan dengan mukosa, lebih
besar dari pada permukaan yang dipoles.

Saliva
Beberapa peneliti mengabarkan bahwa air liur dapat mengurangi adhesi C. albicans,
namun hal ini masih kontroversial. Saliva memiliki molekul pertahanan seperti
lisozim, kalprotektin, IgA yang menurunkan adhesi C. albicans ke permukaan mulut.
Xerostomia dapat mengubah keseimbangan mikroorganisme rongga mulut hingga
terjadi perkembanganbiakan bakteri. Staphylococcus aureus dapat menghambat
adaptasi normal. Banyak spesies mikroba yang menimbulkan substansi infeksi oral
dan penyakit sistemik lainnya salah satunya Klebsiella spp yang berperan dalam bau
tidak sedap pada gigi tiruan. Salles AE dkk, mengatakan gigi tiruan mandibula
memiliki presentase biofilm yang lebih tinggi dibanding maksilla. Bakteri gram-
positif lebih dominan walaupun perbandingan kokus pada kelompok kontrol dan
penggunaan gigi tiruan dengan stomatitis denture berbeda. Beberapa penelitian
mengatakan kekasaran permukaan berefek pada retensi mikroorganisme yang rata-
rata kekasaran tersebut berefek pada adhesi microbial. Permukaan yang kasar
mempengaruhi perkembangan plak gigi tiruan dan kolonisasi C. albicans atau
mikroorganisme lainnya.

Kondisi sistemik
Kondisi sistemik juga berpengaruh untuk candida terkait stomatitis denture.
Malnutrisi, kekurangan zat besi, folat atau vitamin B12, keadaan hipoendokrin,
penyakit Addison, diabetes mellitus, kelainan darah, infeksi HIV, aplasia timus,
xerostomia, terapi obat, terapi obat sitotoksik, dan sindrom Sjorgen.

Pencegahan dan Treatment Denture Stomatitis

Pasien dengan penggunaan gigi tiruan disertai erytematous candidiasis, harus


dievaluasi secara menyeluruh termasuk bagaimana cara pembersihan gigi tiruannya.
Pembersihan gigi tiruan dilakukan pada 2x seminggu dengan direndam air dengan
cuka putih (asam asetat) (rasio 1:20) selama 15-30 menit, 0,1 larutan hipoklorit atau
bisa dengan larutan chlorhexydine.

Denture stomatitis dapat dikelola dengan agen antijamur, dengan pemberian 2% salep
miconazole 2-3x sehari selama 1 atau 2 minggu aplikasikan secara langsung pada
permukaan (base) gigi tiruan, bisa juga aplikasikan nystatin dengan sediaan cair, atau
krim. Terdapat pilihan obat lain yang lebih ekonomis, toksisitas rendah dan
bioavailable tinggi yaitu fluconazol, Ketokonazol bisa digunakan secara sistemik
dosis tunggal 200mg selama 14 hari.
Obat tersebut merupakan obat hepatoksik dan menimbulkan efek aritmia jantung jika
dikombinasikan dengan antihistamin atau antibiotik makrolide. Amphotericin B
sebelumnya digunakan dalam pengobatan denture stomatitis, namun sudah tidak
digunakan karena sangat nephrotoxic. Infeksi tipe 2 dan 3 bisa dilakukan laser beam,
cryosurgery, elektrosurgery dan bedah konvensional telah terbukti dalam mengobati
infeksi. Pemakaian implan overdenture dapat mengendalikan denture stomatitis untuk
mencegah trauma rongga mulut untuk kasus edentulus di usia lanjut.

Kesimpulan

Denture Stomatitis ialah kondisi mukosa yang berhubungan dengan gigi tiruan
disertai peradangan dan eritema bisa sebagian atau seluruh mukosa baik rahang atas
maupun rahang bawah. Etiologinya multifaktorial (trauma saat gigi tiruan tidak stabil,
frekuensi penggunaan gigi tiruan, pembersihan yang tidak baik, faktor diet, infeksi
candida dan kondisi sistemik) diikuti oleh faktor predisposisi yang signifikan
(traumatik oklusi, kebersihan rongga mulut dan gigi tiruan yang buruk, faktor
mikroba, usia gigi tiruan, alergi bahan material, suhu atau kelembaban pada base gigi
tiruan, merokok, mulut kering, kondisi sistemik, diabetes melitus dan
immunodeficiency, kekurangan nutrisi, dan obat-obatan). Pencegahan dilakukan
dengan cara merendam gigi tiruan dengan air dan asam asetat selama 15-30menit.
Treatment denture stomatitis salah satunya bisa memakai implan overdenture untuk
mengurangi trauma rongga mulut pada kondisi endentulus di usia lanjut. Gambaran
klinis pada umumnya berupa makula eritema, granular atau berbentuk beberapa
nodula (Herawati and Novani, 2017)

Makula Erytema
nodular

Daftar Pustaka
Herawati, E. and Novani, D. (2017) ‘Laporan kasus Penatalaksanaan kasus denture
stomatitis’, J Ked gi Unpad, 29(3), pp. 179–183. doi: 10.24198/jkg.v29i3.15945.

Anda mungkin juga menyukai