Anda di halaman 1dari 2

DENTURE STOMATITIS

Denture stomatitis merupakan radang yang terjadi pada mukosa oral dikarenakan gigi
tiruan yang longgar. Biasanya terjadi pada gigi tiruan lengkap maupun sebagian. Denture
stomatitis dapat terjadi kaarena adanya trauma pada gigi tiruan atau adanya jamur candida spp
terutama C. albicans dan dapat juga terjadi karena gabungan antara keduanya. Ada tiga tipe
denture stomatitis berdasarkan (Newton, 1962) yaitu:

Tipe I: inflamasi ringan yang terlokalisasi

Tipe II: di permukaan mukosa oral terdapat eritrema yang menyebar dan menutupi gigi tiruan
sebagian atau lengkap.

Tipe III: merupakan tipe granular. Tipe III ini memiliki ciri adanya tonjolan pada bagian tengah
palatum durum. Infeksi akibat trauma maupun candida dapat menyebabkan lesi.

Dari hasil studi menunjukkan ada banyak penyebab dari denture stomatitis diantaranya:
trauma oklusi, kesehatan mulut dan gigi tiruan yang buruk, adanya mikroba, lama pemasangan
gigi tiruan, alergi pada bahan gigi tiruan, merokok, kekeringan mulut, diabetes mellitus, dan
defisiensi nutrisi. Trauma dapat menyebabkan inflamasi di bagian mukosa oral. Faktor yang
menyebabkan trauma bisa berasal dari bahan kimia, mekanis, maupun suhu. Menurut Nyquist,
trauma merupakan factor utama penyebab denture stomatitis. Namun penelitian terbaru
menunjukan bahwa, trauma tidak menyebabkan stomatitis secara general, tetapi menyebabkan
stomatitis secara terlokalisasi. Penyebab patogenetik utama adalah Candida albicans, dalam hal
ini trauma bertindak sebagai co – factor adesi dan penetrasi ragi, sehingga meningkatkan
permeabilitas epitelium pada racun dan benda terlarut yang diproduksi oleh ragi Candida.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa Candida albicans merupakan salah satu factor
terbesar penyebab denture stomatitis. Candida albicans dapat dengan mudah berproliferasi dan
merusak epitel dikarenakan jamur ini menghasilkan enzim proteinase dan fosfolipase akibat dari
perlekatan candida albicans di mukosa mulut yang mengandung adhesin. Kemudian candida
albicans dapat berubah menjadi lebih pathogen apabila telah berubah menjadi hifa.

Lamanya pemasangan gigi palsu juga berpengaruh akibat pemasangan gigi palsu yang
kurang pas, permukaan gigi tiruan yang kasar, serta cara membersihkan gigi tiruan yang tidak
benar dan adanya akumulasi dari mikroba patogen. Selain itu bahan pelapis gigi tiruan juga
berpengaruh dalam denture stomatitis. Bahan yang digunakan sebagai pelapis gigi tiruan yaitu
silicone elastomers, plasticizedhigher methacrylate polymers, hydrophilic polymethacrylates atau
fluoropolymers. Sifat permukaan linier dapat hancur akibata adanya pertumbuhan jamur dan
dapat menyebabkan iritasi pada jaringan mulut. Hal ini dikarenakan kombinasi peningkatan
kekasaran permukaan dan konsentrasi tinggi eksotoksin dan produk metabolik yang diproduksi
oleh koloni jamur.

Saliva masih menjadi kontroversi di antara para ilmuan. Beberapa penelitian menunjukan
bahwa saliva dapat menurunkan adhesi Candida albicans di permukaan mulut karena memiliki
molekul pertahanan sebagai lisozim, laktoferin, calprotektin, dan IgA. Pada penderita xerostomia
terjadi perubahan mikroba normal yang mengakibatkan proliferasi bakteri seperti Staphylococcus
aureus yang dapat menghambat adaptasi normal dari commensals.

Terdapat bebrapa penyakit sistemik yang juga dapat berperan dalam denture stomatitis
diantaranya kekurangan zat besi, folate, vitamin 12, kelainan imun seperti HIV, zerostomia dan
juga Sjogren’s syndrome.

Perawatan denture stomatitis pada tahap awal adalah menghilangkan penyebab iritasi
dengan pemberian obat anti inflamasi dn juga melakukan penggantian terhadap gigi tiruan
ataupun apabila gigi tiruan tersebut longgar maka segera untuk memperbaiki gigi tiruan tersebut
agar tidak terjadi banyak lesi. Obat yang biasa digunakan untuk mengobati inflamasi yaitu
triamcinolon 0,1% yang diberikan sebanyak 3 kali sehari hingga luka tersebut sembuh. Obat ini
dapat menghambat sel mast dan neutrophil dalam melepaskan histamine. Penderita dapat
diberikan vitamin B12 dan asam folat untuk mempercepat proses penyembuhan. Lesi yang
ditimbulkan akan menghilang dengan sendirinya dan tidak memerlukan pembedahan untuk
menghilangkannya, tergantung ukuran dari lesi tersebut. Denture stomatitis akibat dari
candidiasis harus memperhatikan kebersihan gigi tiruan tersebut dengan melakukan perendaman
gigi tiruan sebanyak dua kali seminggu selama 15–30 menit dalam cuka putih (diencerkan 1:20),
0,1% larutan hipoklorit (larutan Milton yang diencerkan), atau larutan klorheksidin. Laser beam,
cryosurgery, electrosurgery and operasi scalpel dapat digunakan pada infeksi tipe II dan III.
Implant overdentures juga dapat mengontrol denture stomatitis dengan mencegah trauma pada
mukosa oral.

Bibliography
Hasan, S. (2015). Denture Stomatitis: A Literature Review. Journal of Orofacial and Health Sciences 6(2),
65-69.

Herawati, E. (2017). Denture Stomatitis Terkait Trauma: Gambaran Klinis dan Tatalaksananya. Jurnal
Kedokteran Gigi, Volume 29, No 4, 22-26.

Anda mungkin juga menyukai