PUFA
“ Dikembangkan oleh Henry Klein, Carrole E Palmer dan Knutson JW pada tahun 1938”
“ Priyono (2000) : suatu keadaan gigi geligi seseorang yang pernah mengalami kerusakan, hilang,
perbaikan, yang disebabkan oleh karies gigi “
DMFT menggambarkan jumlah (prevalensi) karies gigi pada individu. DMFT mengungkapkan secara
numerik prevalensi karies dan diperoleh dengan menghitung jumlah gigi yaitu:
• Decay (D)
• Missing (M)
• Filling (F)
D = Decay
– Gigi tetap yang mengalami karies gigi.
– Gigi tetap yang di tambal dengan karies sekunder.
– Gigi dengan tumpatan sementara.
M = Missing
– Gigi tetap dicabut karena karies
F=Filling
– Gigi tetap dengan tumpatan permanen
Pemilihan gigi
Semua 28 gigi diperiksa (berdasarkan 28 gigi).
Gigi tidak termasuk:
• molar tiga
• Gigi belum erupsi (gigi dianggap sebagai erupsi ketika permukaan oklusal atau tepi incisal benar-
benar keliatan)
• Gigi supernumerary dan kehilangan gigi dari lahir
• kehilangan gigi karena alasan selain karies gigi seperti untuk alasan ortodontik atau impaksi
• Gigi ditambal karena alasan selain karies gigi ( trauma, penggunaan bridge abutment )
• Mempertahankan gigi susu saat gigi pengganti sudah muncul. Walaupun gigi permanen tetep jadi
pertimbangan.
Gimana Caranya ?
!!!
• Setiap gigi dihitung sebagai satu gigi.
Kriteria
I. rusak (D):
• Ketika karies gigi dan pemulihan ada pada gigi yang sama, gigi dicatat sebagai
D
• Ketika mahkota rusak karena karies, itu dicatat sebagai D.
• Gigi dengan restorasi sementara dicatat sebagai rusak.
II. hilang (M):
• saat gigi telah dicabut karena karies gigi
• Ketika gigi karies, tidak dapat ditambal dan ada indikasi untuk ekstraksi.
III. penambalan (F):
• gigi permanen yang ditambal dicatat sebagai F
Skor DMFT
Skor yg dilihat : pulp terlihat, ulserasi mukosa mulut karena fragmen akar, fistula atau abses.
Penilaian dibuat secara visual tanpa menggunakan instrumen. Hanya satu nilai yang
diberikan per gigi.
Jika gigi desidui & gigi pengganti permanen hadir dan terjadi tahap ke-2 infeksi odontogenik,
kedua gigi akan mendapatkan skor.
P/p: keterlibatan pulpa dicatat ketika kamar ruang pulpa terlihat atau bila struktur
gigi koronal telah hancur o/ karies, hanya akar atau fragmen akar yang tersisa.
U/u: ulserasi karena trauma dari potongan gigi yang tajam & menyebabkan ulserasi
traumatis jaringan lunak sekitarnya, misalnya pada bagian lidah / buccal mukosa
F/f: Fistula dimasukan dalam skor ketika ada nanah masuk ke saluran sinus yang
berhubungan dengan gigi dan pulpa.
A/a: abses diberi Skor ketika nanah karena terjadi pembengkakan yang disebabkan
o/ gigi dan pulpa
U
P
F
A
Terima Kasih...