Anda di halaman 1dari 2

1

Hidayat Ongky et al., Indeks DMF-T dan def-t...

Indeks DMF-T dan def-t pada anak (usia antara 5-11th) di daerah Ambulu
dan Ledokombo
DMF-T and def-t Index Kids (between 5-11th) in Ambulu and Ledokombo
Ongky Hidayat Pratama Putra, Gattadah Huseini, Alchi Radita Simatupang
Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121

Abstrak
Upaya dalam pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Penyakit

yang sering terjadi pada anak usia sekolah salah satunya penyakit gigi dan mulut yaitu karies. Karies gigi
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin. Untuk menilai status kesehatan
gigi permanen digunakan nilai DMF-T (Decay Missing Filling Teeth) sedangkan untuk menilai status kesehatan
gigi sulung digunakan nilai def-t (decay exfoliated filling teeth).
Kata Kunci: Karies, DMF-T, def-t

Abstract
Organized health development by providing priority to health improvement, prophylaxis, eith no neglect healing and
recovery effort. One of disease that often occuurs in elementary school kids is tooth and mouth desease, dental caries.
Denta caries is an infections desease resulting email and dentin demineralization. For assess oral health status in terms of
permanent teeth caries we use DMT-T (Decay Missing Filling Teeth) while for assess oral health status in terms of

deciduous teeth we use def-t (decay exfoliated filling teeth).


Keywords: Dental caries, DMF-T, def-t

Pendahuluan
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan
memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan upaya
penyembuhan dan pemulihan kesehatan, termasuk pada
anak usia sekolah dasar agar tercapai derajat kesehatan
secara optimal (depkes RI). Penyakit yang sering terjadi
pada anak usia sekolah salah satunya penyakit gigi dan
mulut yaitu karies (Harlina 2011). Karies gigi merupakan
penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email
dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi
makanan yang kariogenik. Terjadinya karies gigi akibat
peran dari bakteri yang disebut Streptococcus mutans (Ami
A)
Untuk menilai status kesehatan gigi permanen
digunakan nilai DMF-T (Decay Missing Filling Teeth).
Nilai DMF-T adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi
permanen dengan karies pada seseorang. Huruf D adalah
gigi yang berlubang atau hilang karena karies, M adalah
gigi yang hilang karena pencabutan atau trauma,
sedangkan F adalah gigi yang ditumpat karena karies. Nilai
DMF-T adalah penjumlahan dari D+M+F (pedoman survey
dasar, hobdell, sundoro)
Untuk menilai status kesehatan gigi sulung digunakan
nilai def-t (decay exfoliated filling teeth). Nilai def-t adalah
angka yang menunjukkan jumlah gigi sulung dengan karies
pada seseorang. Huruf d adalah gigi sulung yang berlubang
karena karies, e adalah gigi sulung yang hilang karena
tanggal prematur dan pencabutan, f adalah gigi sulung
UNEJ JURNAL XXXXXXXXX 201, I (1): 1-3

yang telah ditumpat karena karies. Nilai def-t adalah


penjumlahan dari d+e+f ( Mitchell L, Mitchell D. A.
Oxford Handbook of Clinical Dendistry. United Kingdom.
2014)

Tinjauan Pustaka
Puskesmas adalah suatu organisasi fungsional yang bersifat
menyeluruh, terpadu dan merata dapat diterima dan
terjangkau oleh pemerintah dan menggunakan hasil
pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna
dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan
masyarakat. Pelayanan kesehatan menyeluruh adalah
pelayanan kesehatan yang meliputi peningkatan kesehatan
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang ditujukan kepada
semua golongan umur maupun jenis kelamin (Departemen
Kesehatan dalam Prasetyo, 2007). Menurut Kepmenkes RI
No.128/Menkes/SK/II/2004
puskesmas
adalah
unit
pelaksana teknis (UPT) dari dinas kesehatan kabupaten/
kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. (Depkes
RI. 2000. Pedoman Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas. Jakarta :Departemen Kesehatan Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi:3.

Hidayat Ongky et al., Indeks DMF-T dan def-t...


Indeks karies gigi merupakan angka yang menunjukkan
gambaran klinis penyakit gigi dalam hal ini adalah karies
gigi. Indeks karies gigi yang dapat digunakan adalah :
1) Indeks DMF-t : Untuk gigi permanen
2) Indeks def-t

: Untuk gigi sulung

( Klein dan Palmer dalam Suwelo,1992)


a. Indeks DMF-t
Pemeriksaan DMF-t dipergunakan untuk memeriksa gigi
permanen dengan ketentuan sebagai berikut :
D = decay : jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal
M = missing : jumlah gigi tetap yang telah atau harus
dicabut karena karies
F = filling : jumlah gigi yang telah ditambal
b.Indeks def-t
Pemeriksaan def-t dipergunakan untuk memeriksa gigi
sulung dengan ketentuan sebagai berikut :
d = decay : jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal
e =exfoliasi : jumlah gigi susu yang telah atau harus
dicabut karena karies
f = filling : jumlah gigi yang telah ditambal.
c. Kriteria skor DMF-t dan def-t
DMF T
KATEGORI
(28 gigi permanen)
Sangat rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi

def-t
(20 gigi sulung)

07
8 14
15 21
22 28

05
6 10
11 15
16 20

Sumber: WHO Oral Health Country, 2006


METODOLOGI PENILITIAN
Penilitian ini merupakan penilitian observasional deskriptif
dengan menggunakan metode sekat silang (cross sectional
study), yaitu penulusuran sesaat artinya sampel diamati
sesaat atau satu kali. Penilitian ini dilakukan di dua
wilayah kerja puskesma Ambulu dan puskesmas
Ledokombo pada tanggal 6 April 15 Mei 2015.
Variabel dalam penilitan ini adalah data def-t dan DMF-T
pada pemeriksaan gigi dan mulut di sekolah yang
digunakan dalam kegiatan UKGS.
Populasi penelitian ini adalah data def-t dan DMF-T siswa
TK dan SD di wilayah kerja puskesmas Ambulu dan
Ledokombo pada tanggal 6 April 15 Mei 2015.
Pengambilan sampel menggunakan metode accidental
sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan
dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau
tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa
yang berada saat kegiatan UKGS berlangsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada 7 sekolah dengan total


siswa sebanyak 458 anak yang terdiri dari jumlah anak
laki-laki sebanyak 216 anak dan anak perempuan sebanyak
242 anak. Didapatkan skor DMF-t dan def-t sebagai
berikut:
JK

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

UNEJ JURNAL XXXXXXXXX 201, I (1): 1-3

def-t
Sangat rendah
203
221
Sedang
13
21
Tinggi
0
0
Sangat tinggi
0
0
Hasil perhitungan def-t pada 7 sekolah yang
digunakan untuk kegiatan UKGS dengan jumlah siswa
sebanyak 458 anak. Hasil pemeriksaan menunjukkan
bahwa skor def-t anak laki-laki dengan kriteria sangat
rendah sebanyak 203 anak dan untuk anak perempuan
sebanyak 221 anak. Sedangkan skor sedang pada anak lakilaki mempunyai jumlah lebih tinggi sebanyak 13 anak dan
pada anak perempuan sebanyak 21 anak. Skor untuk
kriteria tinggi dan sangat tinggi tidak ditemukan.
JK

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

Sangat rendah

216

242

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

DMF-t

Hasil perhitungan DMF-t pada 7 sekolah dengan


jumlah siswa sebanyak 340 anak didapatkan hasil bahwa
skor def-t anak laki-laki dengan kriteria sangat rendah
sebanyak 216 anak dan untuk anak perempuan sebanyak
242 anak. Sedangkan tidak ada siwa yang skor DMF-t nya
termasuk kriteria sedang, tinggi dan sangat tinggi.
KESIMPULAN
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut penting untuk
diberikan kepada anak usia sekolah yang bertujuan untuk
menumbuhkan keingintahuan serta motivasi dalam
menjaga kesehatan gigi dan mulutnya sejak dini.

Daftar Pustaka
[1]

Soemartono. Infeksi Odontogen dan Penyebabnya. Surabaya: Pelatihan


Spesialis Kedokteran, 2000

[2]

Sjamsuhidajat. R, Jong W.D Kepala dan Leher dalam Buku Ajar Ilmu
Bedah. Ed Revisi. Jakarta: EGC, 1998.
Fragiskos, Fragiskos D. Oral Surgery. Germany: Springer, 2007.
Aryati, Rina. Uji Kepekaan Mikroorganisme yang Diisolasi dari Abses
di Rongga Mulut Terhadap Antimikroba. USU e-Repository, 2006

[3]
[4]
[5]

Pedersen, Gordon W. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut, alih bahasa: drg.
Purwanto, drg. Basoeseno, MS. Jakarta: EGC, 1996.

Anda mungkin juga menyukai