Anda di halaman 1dari 18

STUNTING AND

DENTAL CARIES
drg. Stephanie Cecillia, M.I.kom
Berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2018,
sebanyak 57,6 persen orang
Indonesia memiliki masalah
gigi dan mulut.
Angka anak-anak yang
mengalami masalah gigi
menurut Riskesdas 2018
mencapai 93 persen
Berdasarkan data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan WHO,
Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi
di regional Asia Tenggara. Rerata prevalensi balita stunting di Indonesia
tahun 2005-2017 berdasarkan WHO sebesar 36,4%

Sedangkan hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan penurunan proporsi status


gizi sangat pendek dan pendek menjadi 30,8% (Depkes, 2018).
Stunting merupakan permasalahan gizi kronis pada
balita yang ditandai ukuran panjang atau tinggi badan
yang yang kurang dibandingkan dengan umur. Balita
dikategorikan mengalami stunting apabila panjang atau
tinggi badan lebih dari minus dua standar deviasi median
standar pertumbuhan anak dari World Health
Organization (WHO). Kondisi stunting tersebut dapat
mempengaruhi kecerdasan anak karena pertumbuhan
otak ikut terhambat (Sidqi, 2019).

Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan


(growth faltering) akibat akumulasi ketidakcukupan
nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan
sampai usia 24 bulan (Hoffman et al, 2000; Bloem et al,
2013)
KARIES - STUNTING
Semakin rendah indeks karies gigi pada anak, maka status
gizinya akan semakin baik.

Karies gigi menyebabkan terganggunya fungsi pengunyahan


(mastikasi) yang dapat mempengaruhi asupan makan dan
status gizi. Konsumsi makanan tersebut dengan frekuensi
sering dan berulang-ulang akan menyebabkan pH plak
dibawah normal dan menyebabkan demineralisasi enamel dan
terjadilah pembentukan karies gigi
Makanan manis akan dinetralisir oleh air ludah setelah 20 menit, maka apabila
setiap 20 menit sekali mengkonsumsi makanan manis akan mengakibatkan gigi
lebih cepat rusak.
Makanan manis lebih baik dimakan pada saat jam makan utama, seperti sarapan,
makan siang, dan makan malam, karena pada waktu jam makan utama biasanya
air ludah yang dihasilkan cukup banyak, sehingga dapat membantu
membersihkan gula dan bakteri yang menempel pada gigi.
Lamanya waktu yang dibutuhkan karies menjadi suatu lubang pada gigi sangat
bervariasi, diperkirakan antara 6- 48 bulan.
Periode anak-anak sering terjadi serangan karies dalam kurun waktu 2-4 tahun
sesudah erupsi gigi, yaitu biasanya pada anak usia 4-8 tahun.

Gigi susu lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap


WHY?
Perbandingan Pulpa Gigi Sulung
dan Gigi Permanen

1. Lebih Besar
2. Tanduk pulpa lebih dekat ke
permukaan luar
3. Tanduk pulpa mesial lebih
tinggi dibanding distal
4. Bentuk ruang pulpa mengikuti
bentuk mahkota
5. Biasanya terdapat tanduk pulpa
di setiap cusp
Perbandingan Mahkota Gigi
Sulung dan Gigi Permanen

1. Lebih Pendek
2. Permukaan oklusal lebih sempit
3. Lingkar cervical lebih kecil
4. Lapisan enamel dan dentin
lebih tipis
5. Enamel rods pada 1/3 gingival
lebih ke arah oklusal
UNDERSTANDING PATIENT
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai