Anda di halaman 1dari 9

RESUME

CBD VARIASI NORMAL

BIFID TONGUE DAN HAIRY TONGUE

Oleh :

Nama : MUHAMMAD SHAAD ISRA

NIM : J014172063

Pembimbing : Prof. Dr. drg. Harlina, M.Kes

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
1. Bifid tongue

a. Definisi

Bifid tongue atau cleft tongue (glossoschissis) adalah kondisi lidah dengan

alur atau terbelah memanjang di sepanjang ujung lidah. Ini terjadi akibat fusi

yang tidak lengkap dari tongue bud distal.

b. Etiologi dan patologi

Cleft kadang dapat terbentuk akibat sindrom orofacial digital I, II, IV and VI.

Gangguang pertumbuhan dan perkembangan terkadang dapat menyebabkan

terjadinya cleft parsial atau menyeluruh pada lidah. Meskipun kondisi cleft

komplit merupakan kelainan kongenital yang jarang ditemukan, namun cleft

tongue parsial lebih sering ditemui. Cleft tongue terjadi aikibat kegagalan

parsial atau komplit menyatunya lidah pada embriogenesis. Cleft inkomplit

terjadi akibat gagalnya proliferasi jaringan mesenkim yang mengobliterasi

groove. Cleft tongue parsial menunjukkan adanya groove pada midline,

sedangkan bifid tongue menunjukkan cleft komplit pada long axis lidah.

c. Gambaran Klinis

Cleft tongue parsial menunjukkan adanya groove pada midline, sedangkan

bifid tongue menunjukkan cleft komplit pada long axis lidah. Cleft maupun

bifid tongue hampir selalu diasosiasikan dengan adanya sindrom orofacial

digital (OFDS), cleft yang terjadi tanpa sindrom ini sangat jarang terjadi.

OFDS menunjukkan dismorfisme yang melibatkan rongga mulut, wajah dan

jari. Temuan oral dan wajah yang lebih umum termasuk perlekatan frenal

multipel, cleft tongue, cleft palatum durum, cleft palatum molle, cleft

alveolus, pseudocleft pada bibir atas dan hamartoma oral keras. Cleft tongue
dapat memengaruhi estetika dan juga kemampuan bicara dari individu yang

memiliki kondisi ini.


d. Terapi

Cleft tongue umumnya asimtomatis tapi dapat menimbulkan keluhan jika ada

akumulasi debris makanan atau mikroorganisme di bawah cleft. Jika terjadi

akumulasi mikroorganisme maka dapat menyebabkan glossitis maka dari itu

OH pasien harus ditingkatkan dan pasien diberi edukasi untuk

membersihkan/menyikat lidah dengan teratur untuk menjaga kebersihan lidah

dan mencegah inflamasi, bila pasien merasa sangat terganggu dengan kondisi

ini maka dapat dilakukan operasi.

2. Hairy tongue

a. Definisi

Hairy tongue merupakan suatu gangguan umum yang disebabkan akumulasi

keratin pada papila filiformis lidah yang menghasilkan pola seperti rambut.

Kondisi ini disebabkan oleh terhambatnya proses deskuamasi epitel atau

peningkatan pembentukan epitel keratin. Papila filiform masing-masing

individu kira-kira sekitar 15-20 mm panjang dan 2 mm lebar.

b. Etiologi

Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan keadaan klinis berupa hairy

tongue antara lain:

- Penggunaan obat-obatan lokal dan sistemik (antibiotik) dapat menyebabkan

perubahan sekunder flora mikroba rongga mulut, obat kumur oxidizing yang

mengandung peroksida dan perborat juga penggunaan chlorhexidine sebagai


obat kumur, obat-obatan imunosupresif dan antasida (terutama yang

mengandung bismuth).

- Kondisi oral hygiene yang buruk (jarang menyikat gigi, diet lunak tanpa

dikombinasi dengan diet berserat yang secara mekanis dapat membersihkan

bagian dorsal lidah). Keadaan tidak bergigi, diet makanan lunak (non-abrasive

diet), oral hygiene yang buruk, berpuasa, febril, dan xerostomia.

Stress emosional, merokok, minuman beralkohol, gangguan lambung dan

saluran pencernaan, gangguan saluran pernapasan, serta demam seperti

demam tifoid juga dapat menyebabkan lidah menjadi berselaput. Gejala klinis

dari demam tifoid antara lain demam, sering berkeringat, dan diare, sehingga

cairan tubuh banyak yang terbuang serta menyebabkan hiposalivasi pada

kelenjar saliva. Hiposalivasi ini mengakibatkan xerostomia pada rongga

mulut, sehingga mengakibatkan pergerakan lidah menjadi berkurang dan

mempermudah terjadinya hairy tongue.

c. Gambaran klinis

Papila filiform normal memiliki panjang sekitar 1 mm tetapi pada hairy

tongue panjang papila ini lebih dari 15 mm. Hairy tongue jarang yang bersifat

simtomatis, walaupun pertumbuhan candida albicans dapat terlihat pada

glossopyrosis (burning tongue). Keluhan subjektif yang dirasakan pasien

adalah rasa tergelitik pada palatum lunak dan orofaring selama proses
menelan makanan. Pada kasus yang lebih berat, pasien dapat mengeluhkan

sensasi gagging. Retensi debris oral diantara papilla-papila yang memanjang

dapat menyebabkan halitosis. Tidak ada predileksi ras yang berhubungan

dengan hairy tongue. Riwayat lesi ini sering tidak relevan dikarenakan

perjalanan penyakit yang asimptomatis. Perubahan rasa adalah komplikasi

yang jarang terjadi pada lesi ini.

d. Diagnosis banding

Beberapa keadaan klinis yang dapat dijadikan diagnosis banding dari

keadaan klinis hairy tongue.

 Coated tongue

Coated tongue atau lidah berselaput merupakan suatu penampilan

klinis pada dorsum lidah seperti tertutup oleh suatu lapisan mukus, sel-sel

epitel yang terdeskuamasi, organisme dan debris. Kurangnya mobilitas lidah

yang dapat disebabkan oleh sebagian besar nyeri pada lesi minor, gangguan

aliran saliva, konsumsi alkohol atau penggunaan tembakau yang berlebihan,

gangguan pada lambung atau saluran pernapasan, kondisi febris cukup dapat

menimbulkan lapisan yang menutupi lidah dengan adanya plak putih atau

berwarna. Warna yang ditimbulkan bergantung pada beberapa faktor seperti

penggunaan tembakau dan makanan atau minuman yang dikonsumsi.


 Oral candidiasis

Oral candidiasis merupakan infeksi oportunistik yang paling sering

mempengaruhi mukosa, lesi ini disebabkan oleh jamur Candida albicans.

Patogenesis terjadinya lesi ini tidak diketahui seluruhnya tetapi terdapat faktor

predisposisi yang berpotensi mengubah Candida dari flora komensal normal

(tahap sakrofitik) menjadi organisme patogen (tahap parasit). Oral candidiasis

terbagi menjadi infeksi primer dan sekunder. Infeksi primer hanya terbatas

pada area oral dan perioral, sedangkan infeksi sekunder diikuti dengan

manifestasi mukokutan sistemik.

Ada pula yang dibagi menurut onset terjadinya dan durasinya (akut atau

kronik), gambaran klinis meliputi warna (eritematous / atropik), lokasi

(median rhomboid glossitis, denture stomatitis, multifocal candidiasis, dan

angular cheilitis), keberadaan lesi kulit maupun lesi oral (mukokutan) dan

yang berkaitan dengan penyakit immunocompromise (berkaitan dengan HIV).

 Oral hairy leukoplakia

Hairy leukoplakia merupakan lesi mukosa mulut yang berhubungan

dengan HIV. Lesi hairy leukoplakia sangat erat dihubungkan dengan Epstein

Barr Virus (EBV) dan rendahnya jumlah sel limfosit T CD4+. Hairy

leukoplakia dapat terjadi pada batas lateral lidah, bagian dorsum lidah dan
mukosa bukal. Gambaran klinis khas yaitu lipatan vertikal putih yang

berorientasi seperti palisade di sepanjang perbatasan lidah. Lesi ini juga dapat

tampak sebagai plak putih yang menonjol dan tidak dapat hilang jika dikerok

(scrap). Hairy leukoplakia bersifat asimtomatik, meskipun gejala dapat

muncul saat lesi ini mengalami superinfeksi dengan Candida albicans.

e. Terapi

Beberapa terapi yang dapat dilakukan dalam perawatan hairy tongue. Terapi

hairy tongue dapat bervariasi. Pada beberapa kasus, menyikat lidah dengan sikat gigi

atau dengan menggunakan tongue scraper yang dijual di pertokoan cukup memadai

untuk membersihkan papila filiformis serta menghambat pertumbuhan papilla lain

dengan jenis yang sama.

Pembersihan papilla dengan tindakan bedah dapat dilakukan dengan

electrodesiccation atau laser karbon dioksida. Prognosis hairy tongue sangat baik, jika

faktor presipitasi tidak dapat dikontrol dengan baik maka pasien diinstruksikan untuk

menyikat lidah atau scraping lidah sebagai upaya menjaga oral hygiene harian.

Nistatin dapat membantu pada kasus tertentu yaitu jika terdapat peningkatan

pertumbuhan Candida albicans. Pada kasus yang ekstrem, elongasi papilla dapat
menggunakan agen keratolitik (asam salisilat dalam alkohol, podophyllin dalam

alkohol, asam trikloroasetat).

Terapi hairy tongue difokuskan pada reduksi atau eliminasi faktor predisposisi

dan pembersihan papilla filiformis yang memanjang. Pasien diberi tahu cara

menggunakan alat tongue scraper. Diet makanan yang memiliki efek abrasif dapat

dilakukan untuk mencegah rekurensi.

Anda mungkin juga menyukai