Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Glossitis merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada lidah yang ditandai
dengan terjadinya deskuamasi papila filiformis sehingga menghasilkan daerah kemerahan
dengan terjadinya deskuamasi papila filiformis sehingga menghasilkan daerah kemerahan
yang mengkilat. Glossitis bisa akut atau kronis. Penyakit ini juga merupakan kondisi murni
dari lidah itu sendiri atau merupakan cerminan dari penyakit tubuh yang murni dari lidah itu
sendiri atau merupakan cerminan dari penyakit tubuh yang penampakannya ada pada lidah.
Biasanya kondisi ini bisa menyerang pada semua tingkatan usia. Tetapi nampaknya kelainan
ini sering menyerang pada laki-laki dibandingkan pada wanita. (Rifansyah Much, 2014)

2.2 Etiologi

Penyebab glossitis bermacam-macam bisa lokal dan sistemik. Penyebab glossitis


dapat diuraikan sebagai berikut (Langlais RP, 2013) :

1. Penyebab lokal

- Bakteri dan infeksi virus

- truma dan iritasi mekanis dari sesuatu yang terbakar, gigi atau peralatan gigi

- iritasi local seperti dari tembakau, alcohol dan makanan yang oedas atapun makanan yang
berbumbu

- Alergi dari pasta gigi atau obat kumur

2. Penyebab Sistemik

- Kelainan nutrisi, penyakit kulit dan infeksi sistemik

- keadaan kekurangan gizi (malnutrisis) yaitu kekurangan asupan vitamin B12, dan defesiensi
Fe

- Penyakit kulit seperti oral lichen,erytema multiform, aphtous ulcers dan pemphigus vulgaris

- Infeksi seperti HIV


2.3 Prognosis

Dalam beberapa kasus, glossitis bisa menyebabkan lidah bengkak yang dapat
menghambat jalan nafas. (Rifansyah Much, 2014)

2.4 Menifestasi Klinis

- Bengkak pada lidah

- Kesulitan pada saat menelan, mengigit, mengunyah aau berbicara karena ukuran lidah
menjadi lebih besar dari sebelumnya

- Rasa sakit pada area lidah

- Permukaan lidah menjadi licin

- Warna lidah berubah menjadi pucat ataupun merah terang.

2.5 Klasifikasi

a. Idiopathick Glossitis
Inflamasi pada membran mukosa dan otot lidah secara keseluruhan
b. Atrophic Glossitis
Ditandai dengan kondisi lidah yang kehilangan rasa karena degenerasi ujung papil
(bagian menonjol pada selaput yang berlendir dibagian atas lidah). Perasaan lidah
terbakar yang menyebar kebagian mulut lain yang biasanya dipicu oleh adanya
ulserasi. Lidah terlihat licin dan mengkilat baaik seluruh bagian lidah maupun hanya
sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi.
Jadi banyak didpatkan pada penderita anemia.
c. Herpetic Geometric Glossitis
Terdapat retakan pada dorsum lidah yang bercabang-cabang.
d. Benign Migratory Glossitis
Ditandai dengan eritema yang dikelilingi garis putih serpiginosa dan hiperkeratotik .
e. Median Rhomboid Glossitis

Ditandai dengan kemerahan dan hilangnya papillae dibagian dorsum lidah digaris
tengah didepan papilae sirkumvalata. (Lilian Yuwono. Jakarta: EGC, 2009)
2.6 Patofisiologi

2.7 Komplikasi

a. Ketidaknyamanan

karena pasien kesulitan menelan, mengunyah dan berbicara yang disebabkan karena lidah
mengalami pembengkakan.

b. Airway obstruksi

Udara yang masuk melalui mulut tersumbat karena lidah mengalami pembengkakan sehingga
udara tidak masuk.

c. Disfagia

Kondisi medis dimana pasien mengalami kesulitan dalam menelan makanan. Kondisi ini
biasanya menjadi tanda adanya masalah pada tenggorokan atau kerongkongan.

d. Disfonia

Istilah medis untuk gangguan produksi suara. Orang yang menderita disfonia dapat
mengeluarkan suara serak atau tidak sama sekali. (Pindbrog Jens,2009)

2.8 Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi peradangan, pengobatan glossitis


tergantung pada penyebabnya. Antibiotik digunakan untuk pengobatan infeksi bakteri. Bila
penyebabnya adalah defisiensi besi, maka diperlukan suplement yang memadai yaitu harus
diberikan zat besi yang merupakan ciri defisiensi utama dari glossitis ini. Penatalaksanaan
pembengkakkan dan rasa tidak nyaman dimulut dilakukan dengan pemberian obat-obatan
secara oral. Bila pembengkakan dirasakan parah, bisa diberikan kortikosteroid. Topikal
kostikosteroid juga mungkin berguna untuk panggunaan sesekali misalnya, triamcinolone
dalam pasta gigi yang diterapkan beberapa kali sehari ketika diperlukan. Kebersihan mulut
yang baik sangat penting. Hindari iritasi seperti tembakau, panas, pedas makanan dan
alkohol. (Rifansyah Much. 2009)
DAFTAR PUSTAKA

Pindborg Jens j. Kanker dan paranker rongga mulut. Alih bahasa : Lilian Yuwono. Jakarta:
EGC, 2009

Rifansyah Much. 2009. Indra pengecapan. Malang; Universitas Negeri Malang Press.

Anda mungkin juga menyukai