PENDAHULUAN
penduduk Indonesia yang memiliki masalah gigi dan mulut sebesar 25,9% dan hanya
sekitar 31,1 % yang menerima perawatan dan pengobatan gigi mulut dari tenaga medis
(perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis), sedangkan 68,9% lainnya tidak
Perawatan gigi dan mulut yang dapat diterima oleh masyarakat terdiri dari beberapa
jenis salah satu di antaranya adalah ekstraksi gigi. Ekstraksi gigi atau lebih dikenal
sebagai pencabutan gigi merupakan proses pengeluaran gigi dari alveolus, di mana gigi
tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi dan tidak dapat dipertahankan.
Meskipun prosedur pencabutan gigi sering dilakukan, masih banyak pasien yang merasa
cemas saat akan melakukan pencabutan gigi di klinik maupun di rumah sakit.
Kecemasan ini dapat dipicu oleh ketakutan pasien terhadap dokter gigi dan juga benda-
benda yang digunakan saat melakukan pencabutan gigi. Kecemasan yang ditimbulkan
1
dianggap bukanlah masalah kesehatan yang serius, tetapi dapat menjadi hambatan
Kecemasan dental menduduki posisi ke lima sebagai situasi yang paling sering
manusia dari waktu ke waktu. Manusia merasa cemas ketika sedang gugup, menghadapi
persoalan baik yang berhubungan dengan pekerjaan, ujian, maupun ketika sedang
kecemasan adalah respon seseorang terhadap bukan pada keadaan yang berbahaya dan
merupakan respons subyektif atau masalah emosional penyebabnya adalah diri sendiri.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Australia Research Centre for Population
Oral Health menyatakan bahwa orang yang menghindari kunjungan ke dokter gigi
memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dapat disebabkan karena rasa sakit, malu,
tidak tahu apa yang akan dilakukan dokter gigi terhadap dirinya, suntikan dan biaya
perawatan gigi.3
pencabutan gigi.
2
1.3 Tujuan Penulisan
pencabutan gigi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi atau pencabutan gigi adalah suatu tindakan pengeluaran gigi dari tulang
alveolus. Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar gigi yang
utuh tanpa menimbulkan rasa sakit dengan trauma yang sekecil mungkin pada jaringan
penyangganya, sehingga luka bekas pencabutan gigi akan sembuh secara normal dan
gigi dapat dilakukan juga pada gigi sehat dengan tujuan memperbaiki maloklusi, untuk
Pencabutan gigi juga merupakan tindakan bedah minor pada bidang kedokteran gigi
yang melibatkan jaringan keras dan jaringan lunak pada rongga mulut. Pencabutan gigi
ini merupakan pengeluaran suatu gigi yang utuh atau sisa akar tanpa menyebabkan rasa
sakit atau trauma. Pada tindakan pencabutan gigi harus memerhatikan keadaan lokal
maupun keadaan sumum penderita dan memastikan penderita dalam keadaan sehat.
Dalam melakukan tindakan pencabutan gigi akan dijumpai beberapa masalah kesehatan
yang sama dan terdapat masing-masing pasien pencabutan gigi. Beberapa faktor resiko
4
Pencabutan gigi terkadang tidak bisa dilakukan karena berbagai faktor, seperti
pilihan terakhir bilamana gigi pasien sudah rusak dan tidak dapat dirawat lagi. Banyak
gigi didalam rongga mulut, namun tidak sedikit juga yang masih belum mengerti dan
2.2 Kecemasan
Kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan dan sering kali
merupakan suatu emosi yang normal. Istilah kecemasan dalam psikiatri muncul untuk
merujuk suatu respons mental dan fisik terhadap situasi yang menakutkan dan
patologis terhadap ancaman. Orang cemas tidaklah harus abnormal dalam berperilaku,
a. Kecemasan ringan
5
Kecemasan ringan dapat memotifasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan
kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, lapang
persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan
b. Kecemasan sedang
yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian
yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi
pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan
meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dan volume tinggi, lahan persepsi
menurun.
c. Kecemasan berat
kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik,
serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang
muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, tidak dapat tidur
(insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar
secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan
6
d. Panik
kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu
walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala pada keadaan ini adalah susah bernapas,
manarik nafas panjang, tidak dapat berespon terhadap perintah sederhana, berteriak,
Semakin tua usia seseorang atau semakin tinggi tingkat perkembangan seseorang maka
semakin banyak pengalaman hidup yang dimilikinya. Pengalaman hidup yang banyak
b. Jenis kelamin
Kecemasan dapat dipengaruhi oleh asam lemak bebas dalam tubuh. Pria mempunyai
produksi asam lemak bebas lebih banyak dibanding wanita sehingga pria beresiko
c. Pendidikan
Seseorang yang berpendidikan tinggi akan menggunakan koping lebih baik sehingga
berpendidikan rendah.
7
d. Sistem pendukung
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengetahui dan menilai tingkat
kecemasan yang dialami oleh pasien yang akan melakukan tindakan pencabutan gigi.
Metode yang digunakan berupa penggunaan kuesioner yang berisi deretan pertanyaan
yang berkaitan dengan tingkat kecemasan pasien dan diukur dengan menggunakan skala
tertentu.10
Ada banyak jenis skala yang dapat mengukur tingkat kecemasan pasien,tetapi yang
paling sering digunakan adalah Spielberg’s State-Trait Anxiety Inventory (STAI) dan
Modified Corah Dental Anxiety Scale (MDAS). Kedua skala pengukuran ini seringkali
Skala pengukuran kecemasan ini berisi 20 item yang digunakan untuk menilai sifat
cemas pasien dan 20 item untuk menilai keadaan cemas pasien. Penilaian keadaan cemas
berisi pernyataan seperti “Saya merasa tegang”, “Saya merasa khawatir”, “Saya merasa
nyaman”. Sedangkan, penilaian sifat cemas pasien berisi beberapa pernyataan seperti
“Saya terlalu khawatir pada sesuatu yang tidak terlalu penting”, “Saya merasa senang,
8
saya adalah orang yang cukup kuat”. Kemudian, dari semua pernyataan tersebut
dilakukan skoring dengan penilaian “Hampir tidak” hingga “Hampir selalu”. Semakin
1. Psikoterapi.
Istilah ini digunakan untuk banyak sekali metode pengobatan gangguan kejiwaan dan
emosi, lebih banyak dengan teknik-teknik psikologi daripada melalui obat-obatan atau
oengobatan fisik.
2. Terapi relaksasi.
Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk menciptakan
mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang baik,
menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidak berdayaan seseorang
9
dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang mengontrol diri,
3. Meditasi
Meditasi adalah suatu cara untuk melatih diri seseorang untuk memiliki keadaan cita
atau sikap yang lebih bermanfaat. Ini dilakukan dengan berulang kali membangkitkan
suatu keadaan batin tertentu untuk membuat diri kita terbiasa dengan dan menjadikannya
kebiasaan. Tentu, terdapat banyak keadaan cita dan sikap yang bermanfaat. Salah satu
contohnya ialah keadaan cita yang lebih santai, tidak tegang dan tidak risau; contoh lain
ialah keadaan cita yang lebih terpusat, atau keadaan cita yang lebih tenang, tanpa
4. Obat-obatan
mengurangi gejala kecemasan. Obat penenang ialah obat yang menenangkan orang yang
sedang tegang sarafnya atau merasa cemas tanpa berpengaruh pada kesadaran.
a) Terapi spiritual, yaitu metode terapi dengan menggunakan do’a keagamaan sesuai
dengan keyakinan, misalnya untuk yang beragama Islam dengan berdzikir, berdoa dan
sholat hajat.
b) Terapi informasi, yaitu suatu metode terapi yang diberikan sebelum terapi obat
10
c) Terapi alam, yaitu suatu metode terapi melalui tubuh dan panca inderanya dengan
suara/musik untuk indera pendengaran. Musik dapat menenangkan detak jantung yang
keras, juga pikiran. Jika tekanan sudah memuncak, cobalah untuk menyisihkan waktu
mendengarkan musik dengan tempo yang ringan, atau dengarkan lagu yang bisa
membuat rileks.
f) Terapi relaksasi adalah terapi perilaku yang dapat digunakan untuk menurunkan
11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Ekstraksi atau pencabutan gigi adalah suatu tindakan pengeluaran gigi dari tulang
alveolus. Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar gigi yang
utuh tanpa menimbulkan rasa sakit dengan trauma yang sekecil mungkin pada jaringan
penyangganya, sehingga luka bekas pencabutan gigi akan sembuh secara normal dan
gigi dapat dilakukan juga pada gigi sehat dengan tujuan memperbaiki maloklusi, untuk
Pencabutan gigi terkadang menimbulkan rasa cemas pada pasien yang akan
melakukannya. Terkadang, dengan rasa cemas yang alami oleh pasien dapat
yang wajar dialami semua orang yang dapat memberi pengaruh besar dalam perubahan
perilaku. Rasa cemas sebagai respon normal terhadap peristiwa yang dianggap
mengancam atau terhadap tekanan yang dapat menyebabkan seorang menjadi gelisah.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Yahya NB, Leman MA, Hutagulung B. Gambaran kecemasan pasien ekstraksi gigi
di rumah sakit gigi dan mulut (RSGM) UNSRAT. Pharmacon 2016; 5(1): 40-2
sebelum dan sesudah menghirup aromaterapi lavender. Jurnal e-Gigi; 3(2): 391-2
usia, jenis kelamin,da nasal daerah dengan survei online. Dentika Dent. J 2015;
18(3): 205-10
rumah sakit gigi dan mulut universitas sam ratulangi. Pharmacon 2012.
dengan mengunakan anastesi topical dan injeksi. Stomatognatic 2011; 8(1): 51-5
gigi pada anak usia sekolah yang berobat ke Puskesmas IV Denpasar Barat.
7. Eka AR. Hubungan tingkat kecemasan dengan tingkat keberhasilan memberikan obat
13
8. Boky Harfika, Mariati N.W Maryono Jimmy. Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien
10. Jornet PL, Alonsi FC, Siles MS. Assessment of general pre and post operative
11. Gilabert ER, Romero LG, Avila GB, Palma AG, Mayordomo AR, Cossio PI.
surgery in primary care. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2017; 1(22): 716-22
14