Anda di halaman 1dari 8

DEPATREMEN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KASUS

(Epulis Gravidarum)

Oleh:

Nama : Muhammad Shaad Isra

NIM : J014172063

Dokter : drg. Nur Asmi Usman , Sp. PM

Tempat : RSGM Kandea

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ibu Ratih
Umur Pasien : 30 Tahun
Alamat : Makassar

Kunjungan Pertama : 12 Mei 2020 / 15.00 WITA

Gambar 1. Tampakan klinis pasien


(Sumber: Journal of Dental Lasers, 2012)
A. Subjektif
Seorang pasien perempuan usia 30 tahun datang ke RSGM UNHAS klinik penyakit

mulut dengan keluhan terdapat benjolan pada gusi. Pasien merasakan benjolan tersebut mulai

tumbuh saat kehamilan memasuki bulan ketiga. Benjolan terkadang berdarah saat disentuh dan

terkadang sakit. Pasien sedang hamil 7 bulan. Dari anamnesis, diketahui bahwa benjolan yang

dialami mengalami pertambahan ukuran namun tidak signifikan sejak usia kandungan 3 bulan

hingga sekarang. Pasien juga diketahui tidak menjaga oral hygiene dengan baik dan tidak

menjaga pola makannya dengan baik.


B. Objektif

1) Ekstraoral : Tidak ada kelainan.

2) Intraoral : Terdapat benjolan berukuran kurang dari 2 cm pada interdental gigi 13,

bertangkai, mudah berdarah, berwarna merah, lunak, halus, dan tidak sakit. Terdapat

kalkulus pada gigi-geligi posterior kanan dan kiri atas.

C. Assesment :Suspect Epulis Gravidarum

D. Planning

1. Pro KIE
a) Diagnosis dan etiologi kasus
b) Tanda dan gejala klinis
c) Perawatan
d) Hal-hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan pasca perawatan
e) Penggunaan obat yang diresepkan
f) Menghentikan kebiasaan sering menusuk daerah benjolan
g) Memperbaiki oral hygiene
h) Mengkonsumsi buah dan sayur, serta memperbaiki pola makan
i) Menginstruksikan pasien tetap tenang dan menjaga kesehatannya hingga selesai
melahirkan

2. Pro medikasi
a) Obat kumur antiseptik Klorheksidin 0,2%
R/ Klorheksidin 0,2% Garg. 150 ml No. I
S 3 dd 5 ml coll oris

b) Obat analgesik Paracetamol


R/ Paracetamol 500 mg Tab No. X
S 3 dd 1 p.r.n sakit

3. Pro Konsul Bedah Mulut


PEMBAHASAN
A. DEFINISI

Epulis gravidarum adalah granuloma pyogenik yang berkembang pada gingiva

selama kehamilan. Tumor ini merupakan lesi proliferatif jinak pada jaringan lunak mulut

dengan angka kejadian berkisar dari 0.2 hingga 5 % dari ibu hamil. Epulis tipe ini

berkembang dengan cepat, dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya.

Tumor kehamilan ini biasanya muncul pada trimester pertama kehamilan namun ada

pasien yang melaporkan kejadian ini pada trimester kedua kehamilannya. Perkembangannya

cepat seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan progestin pada saat kehamilan.

Penyebab dari tumor kehamilan hingga saat ini masih belum dipastikan, namun diduga kuat

berhubungan erat dengan perubahan hormonal yang terjadi pada saat wanita hamil. Faktor

lain yang memberatkan keadaan ini adalah kebersihan mulut ibu hamil yang buruk.1

B. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Epulis gravidarum merupakan salah satu penyakit khas yang ditemui pada ibu hamil.

Penyakit ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Kondisi kebersihan rongga mulut yang

buruk, adanya gingivitis, penggunaan terapi hormonal, penggunaan obat-obatan antiepileptik,

antihipertensi, dan imunosupresif, serta peningkatan jumlah/level hormon progesterone

selama masa kehamilan menjadi faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya epulis

gravidarum ini.2

Interaksi antara bakteri dan hormon dapat menimbulkan perubahan pada komposisi plak

dan berperan penting pada proses peradangan gingiva. Konsentrasi bakteri subgingiva

berubah menjadi bakteri anaerob dan jumlahnya meningkat selama masa kehamilan. Bakteri

yang meningkat drastis selama masa kehamilan adalah P.intermedia. Peningkatan ini erat
kaitannya dengan tingginya kadar estrogen dan progesteron di dalam tubuh. Selain itu

terdapat penurunan sel limfosit-T yang matang yang merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan perubahan respon jaringan terhadap plak.

Selain peningkatan jumlah P. intermedia, kadar progesteron yang meningkat selama masa

kehamilan juga dapat memicu terjadinya peradangan gingiva dengan menghambat produksi

interleukin-6 (IL-6). Interleukin-6 berfungsi menstimulasi diferensiasi limfosit B, limfosit T

dan mengaktifkan sel makrofag dan sel NK, dimana sel-sel tersebut berperan menyerang dan

memfagositosis bakteri yang masuk ke sirkulasi darah, sehingga dengan dihambatnya

produksi IL-6 mengakibatkan gingiva rentan terhadap peradangan. Progesteron juga

merangsang produksi prostaglandin (PGE2) dimana PGE2 merupakan mediator yang poten

dalam respon inflamasi. Prostaglandin sendiri berperan sebagai imunosupresan, sehingga

mengakibatkan peradangan gingiva semakin meningkat.3

C. GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis epulis gravidarum dapat berupa pertumbuhan jaringan lunak, berwarna

merah, permukaan halus, mudah berdarah, dan tidak sakit. Pertumbuhannya relatif lambat

hingga cepat, berbatas tegas, ukuran diameter bervariasi, timbul pada trimester pertama

kehamilan dan terus menerus bertumbuh seiring dengan peningkatan sirkulasi hormone

progesterone dalam tubuh. Lesi ini dapat melekat erat pada mukosa yang dikenal dengan

pertumbuhan sessile atau bisa melekat pada muka dengan tangkainya yang dikenal sebagai

pertumbuhan pedunculated. Lokasi lesi ini biasanya berasal dari papilla interdental atau tepi

gingiva. Lesi ini lebih sering terdapat pada maksila dibanding mandibula.4
D. DIAGNOSIS BANDING

KONDISI Epulis Gravidarum Peripheral Giant Cell


Lesi jinak vaskuler pada mukosa Lesi proliferatif yang jinak
Definisi yang muncul selama masa dan jarang ditemukan dan
kehamilan berlokasi pada rahang.
Etiologi Iritasi oleh trauma atau oleh Kemungkinan oleh iritasi atau
hormone dan obat trauma. Tidak berhubungan
dengan obat/hormon

Lokasi Predominan gingiva Eksklusif di gingiva, biasanya


di anterior M1
Histopatologi Hiperplasia jaringan granulasi, Hiperplasia fibroblast dengan
tidak ada pus multinucleated giant cell.
Bukan inflamasi
granulomatosa
Rekurensi Beberapa rekurensi, tidak ada Beberapa rekurensi, tidak ada
potensi keganasan keganasan

E. PERAWATAN

Perawatan terhadap epulis gravidarum ini tergantung tingkat keparahannya. Apabila

ukuran epulis gravidarum ini kecil, tidak sakit, dan tidak berdarah, maka perawatan yang

dilakukan dapat berupa observasi klinis dan kontrol rutin. Pemberian edukasi terhadap pasien

untuk selalu menjaga kebersihan rongga mulut sangatlah penting untuk mengurangi dan

mencegah keparahan dari epulis gravidarum akibat penumpukan plak disekitar daerah lesi.

Lesi ini juga dapat dilakukan pembedahan apabila setelah penderita melahirkan, kondisi

epulisnya tidak mengalami pengecilan. Apabila hal ini terjadi, pembedahan dapat dilakukan

dengan mengeksisi lesi yang ada. Tetapi, perlu diperhatikan saat akan melakukan
pembedahan untuk selalu melihat kondisi pasien terutama kondisi sistemik dan juga

mengeliminasi faktor-faktor lokal lain yang memperparah terjadinya epulis ini.


DAFTAR PUSTAKA

1. Esmaeil N, Sharmila B, Sangeeta M, Rahul K. A case report of pregnancy tumor and its

management using the diode laser. J Dent Laser 2012; 12(6): 68-71

2. Cristi MC, Gambacorta V, Giovani AD, Pindozzi S, et al. Increased epulis gravidarum

prevalence in women with both nasal and oral symptoms. J Otolaryngology 2019; 5(1):

18-21

3. Soulissa AG. Hubungan penyakit periodontal dengan kehamilan. Jurnal PDGI 2014;

63(3): 71-7

4. Hasan CY, Rahmat MM. Penatalaksanaan epulis gravidarum maksila sinistra. Maj Ked

Gi 2006; 13(2): 161-4

5. Glick M. Burket’s Oral Medicine 12th ed. USA: PMPH 2015. P. 152-3

Anda mungkin juga menyukai