UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN KASUS
(Epulis Gravidarum)
Oleh:
NIM : J014172063
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ibu Ratih
Umur Pasien : 30 Tahun
Alamat : Makassar
mulut dengan keluhan terdapat benjolan pada gusi. Pasien merasakan benjolan tersebut mulai
tumbuh saat kehamilan memasuki bulan ketiga. Benjolan terkadang berdarah saat disentuh dan
terkadang sakit. Pasien sedang hamil 7 bulan. Dari anamnesis, diketahui bahwa benjolan yang
dialami mengalami pertambahan ukuran namun tidak signifikan sejak usia kandungan 3 bulan
hingga sekarang. Pasien juga diketahui tidak menjaga oral hygiene dengan baik dan tidak
2) Intraoral : Terdapat benjolan berukuran kurang dari 2 cm pada interdental gigi 13,
bertangkai, mudah berdarah, berwarna merah, lunak, halus, dan tidak sakit. Terdapat
D. Planning
1. Pro KIE
a) Diagnosis dan etiologi kasus
b) Tanda dan gejala klinis
c) Perawatan
d) Hal-hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan pasca perawatan
e) Penggunaan obat yang diresepkan
f) Menghentikan kebiasaan sering menusuk daerah benjolan
g) Memperbaiki oral hygiene
h) Mengkonsumsi buah dan sayur, serta memperbaiki pola makan
i) Menginstruksikan pasien tetap tenang dan menjaga kesehatannya hingga selesai
melahirkan
2. Pro medikasi
a) Obat kumur antiseptik Klorheksidin 0,2%
R/ Klorheksidin 0,2% Garg. 150 ml No. I
S 3 dd 5 ml coll oris
selama kehamilan. Tumor ini merupakan lesi proliferatif jinak pada jaringan lunak mulut
dengan angka kejadian berkisar dari 0.2 hingga 5 % dari ibu hamil. Epulis tipe ini
berkembang dengan cepat, dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya.
Tumor kehamilan ini biasanya muncul pada trimester pertama kehamilan namun ada
pasien yang melaporkan kejadian ini pada trimester kedua kehamilannya. Perkembangannya
cepat seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan progestin pada saat kehamilan.
Penyebab dari tumor kehamilan hingga saat ini masih belum dipastikan, namun diduga kuat
berhubungan erat dengan perubahan hormonal yang terjadi pada saat wanita hamil. Faktor
lain yang memberatkan keadaan ini adalah kebersihan mulut ibu hamil yang buruk.1
Epulis gravidarum merupakan salah satu penyakit khas yang ditemui pada ibu hamil.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Kondisi kebersihan rongga mulut yang
selama masa kehamilan menjadi faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya epulis
gravidarum ini.2
Interaksi antara bakteri dan hormon dapat menimbulkan perubahan pada komposisi plak
dan berperan penting pada proses peradangan gingiva. Konsentrasi bakteri subgingiva
berubah menjadi bakteri anaerob dan jumlahnya meningkat selama masa kehamilan. Bakteri
yang meningkat drastis selama masa kehamilan adalah P.intermedia. Peningkatan ini erat
kaitannya dengan tingginya kadar estrogen dan progesteron di dalam tubuh. Selain itu
terdapat penurunan sel limfosit-T yang matang yang merupakan salah satu faktor yang
Selain peningkatan jumlah P. intermedia, kadar progesteron yang meningkat selama masa
kehamilan juga dapat memicu terjadinya peradangan gingiva dengan menghambat produksi
dan mengaktifkan sel makrofag dan sel NK, dimana sel-sel tersebut berperan menyerang dan
merangsang produksi prostaglandin (PGE2) dimana PGE2 merupakan mediator yang poten
C. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis epulis gravidarum dapat berupa pertumbuhan jaringan lunak, berwarna
merah, permukaan halus, mudah berdarah, dan tidak sakit. Pertumbuhannya relatif lambat
hingga cepat, berbatas tegas, ukuran diameter bervariasi, timbul pada trimester pertama
kehamilan dan terus menerus bertumbuh seiring dengan peningkatan sirkulasi hormone
progesterone dalam tubuh. Lesi ini dapat melekat erat pada mukosa yang dikenal dengan
pertumbuhan sessile atau bisa melekat pada muka dengan tangkainya yang dikenal sebagai
pertumbuhan pedunculated. Lokasi lesi ini biasanya berasal dari papilla interdental atau tepi
gingiva. Lesi ini lebih sering terdapat pada maksila dibanding mandibula.4
D. DIAGNOSIS BANDING
E. PERAWATAN
ukuran epulis gravidarum ini kecil, tidak sakit, dan tidak berdarah, maka perawatan yang
dilakukan dapat berupa observasi klinis dan kontrol rutin. Pemberian edukasi terhadap pasien
untuk selalu menjaga kebersihan rongga mulut sangatlah penting untuk mengurangi dan
mencegah keparahan dari epulis gravidarum akibat penumpukan plak disekitar daerah lesi.
Lesi ini juga dapat dilakukan pembedahan apabila setelah penderita melahirkan, kondisi
epulisnya tidak mengalami pengecilan. Apabila hal ini terjadi, pembedahan dapat dilakukan
dengan mengeksisi lesi yang ada. Tetapi, perlu diperhatikan saat akan melakukan
pembedahan untuk selalu melihat kondisi pasien terutama kondisi sistemik dan juga
1. Esmaeil N, Sharmila B, Sangeeta M, Rahul K. A case report of pregnancy tumor and its
management using the diode laser. J Dent Laser 2012; 12(6): 68-71
2. Cristi MC, Gambacorta V, Giovani AD, Pindozzi S, et al. Increased epulis gravidarum
prevalence in women with both nasal and oral symptoms. J Otolaryngology 2019; 5(1):
18-21
3. Soulissa AG. Hubungan penyakit periodontal dengan kehamilan. Jurnal PDGI 2014;
63(3): 71-7
4. Hasan CY, Rahmat MM. Penatalaksanaan epulis gravidarum maksila sinistra. Maj Ked
5. Glick M. Burket’s Oral Medicine 12th ed. USA: PMPH 2015. P. 152-3